Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) yang Diberikan Pakan Legume Indigofera sp

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting bagi
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Susu berperan sebagai asupan penting
untuk kesehatan, kecerdasan, dan pertumbuhan, khususnya anak-anak. Kesadaran
masyarakat terhadap konsumsi susu, menjadikan susu sebagai komoditas ekonomi
yang mempunyai nilai sangat strategis. Permintaan susu tumbuh sangat
cepat, yang meningkat 14,01% selama periode antara tahun 2002 dan tahun
2007, Namun, di sisi lain produksi susu Indonesia hanya tumbuh 2%
(Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2010).
Secara umum, pasar susu di dalam negeri menghadapi dua permasalahan
mendasar yaitu, dari sisi hulu dan sisi hilir. Permasalahan dari sisi hulu terkait
dengan rendahnya populasi sapi perah dengan tingkat produktivitas rendah
(11 liter/hari), skala usaha peternak rendah (rata-rata 2-3 ekor/orang), lahan
hijauan semakin terbatas, biaya impor sapi perah dan bibitnya mahal, good
farming practices belum dilakukan dengan baik, permodalan kurang, dan
pendampingan belum optimal (Boediyana, 2008).
Permasalahan dari sisi hilir antara lain terkait dengan rendahnya posisi
tawar peternak dalam penjualan susu, tarif bea masuk produk susu rendah, harga
susu internasional lebih murah, ekonomi biaya tinggi terutama dalam distribusi

sapi impor dan koordinasi antar instansi pemerintah yang menangani persusuan
masih kurang (Boediyana, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan kambing perah merupakan salah satu alternatif diversifikasi
ternak penghasil susu disamping sapi perah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
susu di Indonesia. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa susu kambing
digemari seperti layaknya susu sapi (Sunarlim et al., 1990). Susu kambing
mempunyai keunggulan, yaitu lebih mudah dicerna dibanding susu sapi karena
ukuran butir lemak susunya lebih kecil dan dalam keadaan homogen
(Jennes, 1980).
Kambing PE merupakan ternak lokal Indonesia, adalah kemampuan
adaptasinya yang tinggi terhadap berbagai kondisi agro-ekosistem di Indonesia,
sehingga mempermudah penyebarannya. Ternak ini juga tidak mengalami
hambatan sosial dalam perkembangannya, dalam artian ternak ini dapat diterima
oleh semua golongan. Oleh karenanya mengembangkan ternak ini secara luas
akan dapat membantu meningkatkan kualitas konsumsi gizi masyarakat
khususnya mereka yang tinggal di pedesaan melalui konsumsi susu kambing
produksi petani sendiri (Sutama, 2011).

Jensen (1994) dalam bukunya Goat Milk Magic bahwa susu kambing
adalah sebaik susu ibu dan lebih baik dari susu sapi untuk pemenuhan gizi
manusia. Salah satu keunggulan susu kambing dari susu sapi adalah tingginya
proporsi butir-butir lemak ukuran kecil (rantai pendek dan sedang) sehingga susu
kambing lebih homogen, mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan
pencernaan bagi mereka yang alergi bila mengkonsumsi susu sapi. Studi telaah
yang mendalam oleh Haenlein (2004) tentang manfaat susu kambing bagi
kesehatan manusia menunjukkan bahwa susu kambing dapat membantu
penyembuhan penyakit (asma, bronchitis, pneumonia, TBC), maag, dan penyakit

Universitas Sumatera Utara

tulang, bahkan juga baik untuk penderita diabetes dan epilepsi. Kandungan zat
besi (Fe) yang rendah dan dapat diserap 100%, serta adanya asam folat (6 mcg/l)
sangat baik untuk pencegahan dan pengobatan anemia atau thalasemia. Susu
kambing mengandung mineral natrium (Na) dan khlorida (Cl) yang tinggi yang
menjaga keseimbangan volume cairan dan elektrolit tubuh sehingga komposisi
normal darah tetap terjaga.
Berbagai pendekatan telah dilakukan dalam meningkatkan produksi susu
kambing PE di Indonesia, termasuk diantaranya perbaikan pakan dan manajemen

reproduksi (Artiningsih et al., 1996; Subhagiana, 1998; Yulistiani et al., 1999;
Adriani et al., 2004a, b).
Pakan kambing terdiri dari hijauan baik berupa rumput maupun dedaunan,
hijauan secara umum merupakan pakan berkualitas rendah, dengan kandungan
protein berkisar antara 7-12% (Sutardi, 1981), dan tinggi kandungan serat kasar.
Sehingga perlu upaya peningkatan kualitas pakan yang diberikan berupa
konsentrat agar kecukupan nutrien yang dibutuhkan kambing bisa dipenuhi
terutama pada saat laktasi. Hijauan adalah bagian tanaman yang mengandung
serat kasar lebih dari 18%, sementara konsentrat memiliki kandungan serat kasar
kurang dari 18% dan mudah dicerna (Hartadi et al., 1997; Murtidjo, 1993).
Secara umum produksi susu kambing sangat dipengaruhi oleh kualitas
pakan yang diberikan, dimana sebagian besar prokursor untuk sintesis air susu
dalam kelenjar ambing berasal dari darah yang sangat tergantung pada kualitas
pakan dan proses penyerapan di dalam tubuh (Schimdt, 1971). Sudah dibuktikan
bahwa pakan yang berkualitas memberikan nutrien darah yang lebih tinggi dan
berkorelasi terhadap proses sintetsis susu di dalam sel sekretoris kelenjar ambing

Universitas Sumatera Utara

yang akhirnya meningkatan produksi dan kualitas air susu yang dihasilkan

(Adriani et al., 2004).
Pertumbuhan ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh tatalaksana
pemberian pakan dengan terutama jumlah protein, energi dan mineral yang cukup
dan seimbang. Kesediaan protein dalam ransum sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan protein tubuh ternak yang akan digunakan untuk hidup pokok dan
produksi.

Pemberian

rumput

sebagai

pakan

tunggal

belum

mampu


mengoptimalkan produktivitas ternak. Salah satu solusi guna memperbaiki
kualitas ransum terutama pada ternak kambing adalah dengan tanaman
leguminosa. Selain sebagai serbaguna juga kandungan proteinnya cukup tinggi
dan palatabilitasnya lebih baik karena ternak kambing lebih menyukai jenis
dedaunan/kacangan dari pada rerumputan (Sirait et al., 2012)
Indigofera sp. merupakan Tanaman Pakan Ternak (TPT) dari kelompok
leguminosa pohon. Saat ini Indigofera sp. telah dimanfaatkan sebagai bahan
pakan ternak ruminansia termasuk kambing. Pohon ini memiliki prodiktivitas
yang tinggi dan kandungan nutrien yang cukup baik, terutama kandungan
proteinnya yang tinggi. Indigofera sp. merupakan tanaman dari kelompok kacangkacangan (family Fabaceae) dengan genus Indigofera sp. Tanaman ini dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya akan nitrogen, fosfor, kalium dan
kalsium (Sirait et al., 2012)

Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pemberian hijauan
leguminosa Indigofera sp. terhadap peningkatan produksi susu pada kambing
perah peranakan etawa (PE).

Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan informasi bagi peternak, peneliti dan masyarakat mengenai
peningkatan produksi susu pada kambing perah peranakan etawa (PE) yang
memanfaatkan hijauan leguminosa Indigofera sp. Kegunaan dari penelitian ini
juga sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
menempuh ujian sarjana di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis

penelitian

adalah

pemanfaatan

hijauan

leguminosa


Indigofera sp. sebagai pakan dapat memberikan pengaruh positif terhadap
produksi susu kambing peranakan etawa (PE).

Universitas Sumatera Utara