Upacara Adat Sulang-Sulang Pahompu Etnik Simalungun: Kajian Semiotik Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematis
dalam beberapa waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta
aturan yang berlaku. Cara sistematis yang di tempuh untuk melakukan sebuah
penelitian adalah metode penelitian. Metode untuk merumuskan ide dan pikiran
yang didasarkan pada pendekatan ilmiah ini berarti bahwa metode penelitian
diperlukan dalam mencapai sasaran penelitian, seperti Sudaryanto (193:25) yang
mengatakan bahwa metode penelitian sangat dibutuhkan untuk menuntun seorang
peneliti menuju kebenaran dan juga menuntun pada kajian penelitian.

3.1

Metode Dasar
Metode penelitian dasar yang sering disebut basic recearch atau pure

research dilakukan untuk memperivikasi teori yang telah ada atau mengetahui
lebih jauh tentang konsep Noor (2011:21). Berdasarkan jenis penelitian yang akan
dilakukan maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yakni berusaha menggambarkan secara objektif dan tepat setiap simbol

yang terdapat dalam upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun. Karena
metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah
penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki (seseorang,
lembaga, masyarakat,budaya dll).Menurut Denzin dan Lincoln (Dalam Noor,
2011:33) kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak
dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas atau

18
Universitas Sumatera Utara

frekuensinya.pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dan
memusatkan penelitian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung.

3.2

Lokasi Data Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Saribudolok Kec.Silimakuta, Kab.

Simalungun. Adapun alasan memilihlokasi penelitian tersebut, yaitu karena
Saribudolok adalah salah satu desa di Simalungun yang masih berpegang teguh
pada adat dan budaya Simalungun termasuk upacara adatnya.

3.3

Jenis dan Sumber Data Penelitian
Arikunto dalam (Naharoh,2008:52) mengemukakan bahwasumber data

dalam suatu penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Secara umum
sumber data dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yang disingkat dengan 3P,
yaitu:
a.

Person (orang) adalah tempat peneliti bertanya mengenai variabel
yangsedang diteliti.

b.


Paper (kertas) adalah berupa dokumen, warkat, keterangan, arsip,pedoman,
surat keputusan (SK), dan sebagainya.

c.

Place (tempat) adalah sumber data keadaan di tempat berlangsungnya
suatukegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

19
Universitas Sumatera Utara

Sehingga dapat dinyatakan bahwa sumber data ini adalah tempat, orang,atau
benda yang dapat memberikan data sebagai bahan penyusunan informasi
bagipeneliti.Dalam penelitian ini informan akan menjadi sumber data utama atau
sumber informasi untuk mendeskripsikan simbol yang terdapat pada upacara adat
sulang-sulang pahompu dan dilengkapi dengan data-data pendukung berupa bukubuku, artikel sebagai acuan.

3.4


Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu

sendiri. Peneliti sebagai human istrument berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagi sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya (Sugiono,
2009 : 306)
Instrumen pembantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.

Alat tulis dan kertas yang digunakan untuk mencatat segala hal penting dari
informan yang berhubungan dengan objek penelitian

b.

Alat rekamyang digunakan sebagai media pendukung untuk menyempurnakan catatan yang telah didapatkan dari informan.

c.

Kamera yang digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan simbol

yang terdapat pada objek penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Noor,2011:138).

20
Universitas Sumatera Utara

Umumnya cara mengumpulkan data dapat menggunakan teknik : Wawancara
(Interview),

Angket

(Questionnaire),

Pengamatan

(Observation),


Studi

Dokumentasi ,dan Focus Group Discussion (FGD).
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.

Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis

dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diselidiki .
Bugin (dalam Noor ,2011:140) Ada bermacam-macam observasi yaitu :
a) Observasi Partisipatif adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Ini juga dibagi empat yaitu partisipasi pasif, moderat, aktif
lengkap.
b) Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi . pada observasi ini peneliti atau pengamat
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
suatu obyek.
c) Observasi kelompok tak berstuktur adalah observasi yang dilakukan secara

berkelompok terhadap suatu atau beberapa obyek sekaligus.
Dalam hal ini peneliti melakukan observasi tidak berstruktur dimana
peneliti akanmelakukan penelitian dan pengumpulan data secara terus
terang kepada sumber data tanpa menggunakan guide observasi.

2.

Wawancara
Wawancara atau interview adalah “suatu bentuk komunikasi verbal jadi

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi” atau dapat diartikan

21
Universitas Sumatera Utara

suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antara
peneliti dengan obyek yang diteliti. Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam. (Noor, 2011:139) wawancara
mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tatap muka dengan informan dengan atau tanpa

pedoman (guide) wawancara, pewawancara dan informan akan terlibat dalam
kehidupan sosial.
3.

Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan

yang tersedia yaitu berbentuk surat , berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat
kabar, majalah, prasasti, agenda, foto dan sebagainya. Sifat utama data ini tak
terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang terjadi di waktu silam (Noor,2011:141). Dokumentasi ini
digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi. Sumber ini terdiri dari buku, videodan rekaman yang dijadikan sebagai
acuan yang berhubungan dengan penelitian.

3.6

Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih.


(Sudaryanto, 1993) Metode agih adalah metode analisis. Alat penentu dalam
rangka kerja metode agih dalam penelitian ini adalah simbol yang digunakan
dalam upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun. Teknik analisis data
yang digunakan dalam metode agih ini adalah mendeskripsikan segala sesuatu
yang ditemukan dalam objek penelitian. Maksudnya peneliti memaparkan data

22
Universitas Sumatera Utara

simbol yang digunakan pada upacara adat sulang-sulang pahompu yang
ditemukan

di lapangan dan menganalisinya sesuai dengan rumusan masalah

penelitian.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data dalam penelitian
ini adalah:
a.

Mendeskripsikan struktur upacara adat

Data dikumpulkan dari konteks upacara adat sulang-sulang pahompu etnik
Simalungun, sehingga untuk menghimpun data hal pertama yang dilakukan
adalah mendeskripsikan struktur/tata upacara adat upacara adat sulangsulang pahompu.

b.

Mendeskripsikan bentuk simbol
Bentuk simbol yang di gunakan pada upacara adat sulang-sulang pahompu
Simalungun di deskripsikan dalam bentuk gambar untuk mendukung
kejelasan data.

c.

Mengidentifikasi fungsi simbol
Untuk melengkapi hasil analisis simbol yang telah terkumpul, hal
selanjutnya yang dilakukan untuk menganalisis data adalah mengidentifikasi
fungsi dari setiap simbol yang digunakan dalam upacara adat sulang-sulang
pahompu Simalungun.

d.


Mendeskripsikan makna simbol
Makna setiap simbol di bandingkan dengan arti harafiah simbol. Analisis ini
dipedomani teori konotasi Bartes yang mengatakan adanya makna tambahan
yang dihasilkan oleh konvensiantara makna ke benda yang dirujuk yang
telah disepakati oleh masyarakat pendukungnya.

23
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Tata Pelaksanaan Upacara Adat Sulang-Sulang Pahompu Etnik
Simalungun
Dalam pelaksanaan upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun ada
beberapa hal yang harus dilakukan agar upacara adat tersebut dapat dilaksanaakan
degan baik.

4.1.1

Musyawarah
Sebelum pelaksanaan upacara adat sulang-sulang pahompu terlebih dahulu

dilaksanakan musyawarah keluarga inti untuk membicarakan segala sesuatu yang
dibutuhkan seperti:
a) Kesepakatan
Dalam setiap upacara adat kesepakatan antara setiap anggota keluarga
adalah hal yang paling penting. Sebuah kegiatan tidak akan terlaksana tanpa
adanya sebuah kesepakatan, terjadinya sebuah upacara adat tidak akan indah
walaupun pihak keluarga adalah pihak yang berkecukupan, namun demikian
dengan adanya sebuah kesepakatan semua kekurangan tidak akan terlihat karena
setiap anggota keluarga saling menutupi kekurangan masing-masing dengan saling
membantu.

24
Universitas Sumatera Utara

b) Waktu
Waktu akan disesuaikan dengan kalender baik (ari-ari namadear) untuk
disesuaikan kapan waktu yang cocok untuk pelaksanaan kerja adat (horja adat).
Menurut kepercayaan orang simalungun ada waktu-waktu tertentu yang cocok
untuk melaksanakan sebuah pesta, upacara adat, menanam dan ada pula hari yang
tidak baik untuk sebuah perayaan.

c) Biaya
Biaya yang dibutuhkan berkaitan erat dengan persiapan bahan yang
dibutuhkan(nasihol sipasirsiron). Bahan yang dibutuhkan dalam upacara adat
sulang-sulang pahompu etnik Simalungun diantaranya adalah:
- Tongkat (tungkot)
- Seperangkat pakaian untuk kakek (ompung dalahi) yaitu jas, kemeja, dasi, surisuri warna hitam, gotong.
- Tempat sirih dan penumbuk sirih (bajut hundul pakon duda-duda)
- Seperangkat pakaian untuk nenek (ompung perempuan) yaitu kebaya,
hatirongga, suri suri,bulang.
- Tilam dan tikar putih (amak bontar)
-Tebu yang utuh (tobu sigerger layur) dan beberapa tebu merah sebagai tambahan
- Rendang padi (rondang ni omei)/ mange-mange bunga pining.
- Namalum (disesuaikan dengan kebutuhan)
- Dayok nabinatur
-Dengke sayur
- Demban (disesuaikan dengan kebutuhan)

25
Universitas Sumatera Utara

- Duit logam
-Nitak
- Mumbang
- Unte
- Makanan dan lauk pauk secukupnya
- Undangan
Semua bahan yang dibutuhkan akan dimasukkan ke anggaran dana untuk
kemudian disepakati dan dilakukan pembagian berdasarkan musyawarah.

d. Undangan
Banyaknya undangan akan disesuaikan dengan besarnya pelaksanaan
upacara adat yang akan dilaksanakan. Namun ketiga unsur adat yaitu sanina,
tondong dan boru tidak boleh luput dari undangan.
Pembagian undangan umum diserahkan kepada boru, undangan kepada
tondong pamupusni bapa dan tondong lainnya akan dilakukan secara langsung
dilakukan oleh suhut dengan mendatangi kediaman tondong dengan membawa
demban tugah-tugah marbatu (sirih pemberitahuan yang berisi ) dan makanan adat
(dayok nabinatur).

4.1.2 Pelaksanaan Adat
Pelaksanaan dimulai dari pagi hari (tangkok mataniari) Semua anak dan
cucu berkumpul di rumah orangtua yang diberikan tungkot/duda-duda.
Keluarga/undangan disambut dan dituntun ke tempat duduk sesuai ketentuan adat.
Iatur ma parhundul

26
Universitas Sumatera Utara

Talaga

= Tondong

Luluan

= Ompung dan jajaran saudara/saudari ompung

Si raja parhata:
“Domma tumpu haganup hita bani panorang on nasihol patunggunghon
orangtuanta hun rumah on, domma tongon sayur matua orangtua
hinaholonganta on ase patutni do bahenon sada adat nasongon tandani
malasni uhur nasiam haganup niombah. Marhiteihon ni ai, nasongon
pamungkahni horja adat on patutni ma hita halak simalungun
marsisurdukan demban tangan-tangan humbani haganup sibiak tutur sonai
ge orangtua ase dear pardalanni acara on das bani salosei”
(kita semua sudah berkumpul pada saat ini untuk menghormati orangtua kita
dari rumah ini, sudah panjang umur orangtua yang kita kasihi ini sudah
sepatutnya kita mengadakan sebuah adat sebagai tanda suka cita kalian
sekalian segenap anak. Oleh karena itu sebagai pembuka upacara adat ini
sudah sepantasnya kita orang simalungun memulai acara dengan saling
memberikan sirih kepada orang tua dan semua kerabat yang hadir)
Sesama keluarga saling memberi dan menerima sirih (marsisurdukan
demban). Anak/borumemberi sirih ke orangtua dan jajarannya. Urutan pemberian
sirih dimulai dari ibu serta saudara-saudarinya kemudian ayah dan saudarasaudarinya.
Kata pengantar :
“On ma bapa.. inang napuran tiar sai songon partiarni napuran on ma
tongon paruhuranta haganup, Sehat nasiam sehat homa hanami haganup
niombah”
(inilah ayah.. ibu sirih tiar semoga seperti tiar sirih inilah pemikiran kita
semua, Sehat kalian sehat pula kami semua anak).
Cucu memberi sirih kepada ompung urutan memberi sirih dimulai cucu dari
anak paling besar sampai cucu dari anak paling kecil dilanjutkan ke cicit (apabila
sudah ada).
Kata pengantar :
“On ma pung napuran sayur. Sai sayur matua ma tongon nasiam, sehat
nasiam, sehat homa hanami haganup pahompumu”
(ini sirih pung semoga kalian panjang umur, sehat, sehat pula kami semua
cucu )

27
Universitas Sumatera Utara

Dilanjutkan saling memberi demban oleh pihak tondong ,sanina, boru. Acara
keagamaan yang disuaikan dengan agama yang dianut. Memohon berkat dan
perlindungan kepada Tuhan sang pencipta agar orangtua diberikan kesehatan,
kebahagiaan dan kekuatan di masa tuanya.
Segenap anak/cucu/cicit akan memberikan setelan pakaian dan air mandi
(hangat) yang telah dicampur dengan jeruk purut dan hosaya sitolu-tolu (bawang
batak campur garam dan lada), ompung tutua akan dibawa maranggir ke
sungai/pancuran (jika tidak ada sungai/pancuran bisa juga maranggir di kamar
mandi). Ompung dimandikan oleh cucu laki-laki dan tutua dimandikan oleh cucu
perempuan. Setelah maranggir Ompung/tutua akan oleh diusei (diganti
pakaiannya) dengan pakaian adat yang sebelumya sudah diberikan. Ompung akan
diusei oleh anak dan tutua akan diusei oleh parumaen (menantu perempuan).
Setelah selesai diusei ompung tutua dituntun kembali ke rumah menggunakan
tongkat dari tebu, di sambut dengan taburan boras sihoras-horas lalu dituntun ke
tempat duduk diatas tilam yang dilapisi amak bontaryang sudah ditata rapi,
letaknya adalah sebelah luluan.
Kata pengantar :
“On ma bapa..inang ianan nasiam hundul, podoman nasiam , sehat-sehat
nasiam , daoh bani naborit sehat homa hanami haganup niombah nasiam”
(inilah ayah..ibu tempat kalian duduk, tempat kalian tidur, sehat-sehat kalian
, jauh dari penyakit, sehat pula kami anakmu )
Pihak tondong memakaikan ompung gotong, dan memakaikan tutua bulang.
Parumaen menyematkan rudang manggei-manggei (bunga pinang) ke bulang/
gotong dilanjutkan dengan mamboraspihiri (meletakkan beras ke atas kepala) lalu
ihorashon (menabur beras dengan cara menabur ke arah langit-langit) sebanyak
tiga kali.

28
Universitas Sumatera Utara

Tebu yang tadinya dipakai oleh ompung menjadi tongkat diminta oleh
segenap cucu/cicit sambil mengerubutinya, meminta tebu tersebut secara
bersamaan.
Kata pengantar:
“Iau ma tobumu in da pung, na gabei gantihni tungkot on humbamu”
(Untukku lah tebumu pung! Sebagai gantinya tongkat ini lah untukmu)

Setelah tebu yang diminta dari ompung sudah diberikan, sebagai pengganti
diserahkan

sebuah tongkat tempahan yang memiliki hiasan melingkar yang

terbuat dari emas/perak (sesuai dengan kesepakatan) jumlah hiasan disesuaikan
dengan jumlah anak.
Kata pengantar: (Disampaikan oleh anak panggoaran)
“On ma bapa tungkotni ham, tandani malasniuhur nami halani sehat opei
ham ronsi sadari on, sai sehat-sehat ma ham han jo hun janan sangap
martuah marhompu marnono nabisuk janah toruh maruhur ase boi hita
martumppu haganup. Tunggkot on ma pakei ham manapaki haganup
pardalanan ni ham hu ja pe ham manlangkah ase adong namanatang
naheimu bani hatuaon mu. Sai malas ma uhurni ham bapa”
(inilah ayah tongkatmu, sebagai tanda sukacita kami karena hingga saat ini
engkau masih sehat, semoga dari hari ini hingga seterusnya engkau tetap
sehat hingga memiliki cucu dan cicit yang bijak dan rendah hati agar kita
semua dapat berkumpulkembali. Tongkat inilah pakai untuk membantu
langkahmu di setiap perjalananmu kemana pun engkau melangkah agar ada
sesuatu yang menopang kakimu dalam ketuaanmu. Terimalah suka cita
kami ayah)

Apabila ompung adalah seorang yang memiliki kebiasaan merokok maka cucu
memberikan ompung rokok.
Menyerakan bajut kepada tutua.
Kata pengantar:
On ma bajut ni ham inang, domma sirsir haganup isini sai songon
parsirsirni bajut on ma tongon pardomuanta holi hulobeanni ari,

29
Universitas Sumatera Utara

mardingat domma lang margogoh be ipon ni ham ijon dong do ibahen
hanami duda-duda palumathon napuran ni ham ase urah haratan ni ham
(inila bajutmu ibu, semua isinya sudah lengkap semoga kita kelak dapat
bertemu lengkap seperti kelengkapan bajut ini, mengingat gigimu sudah
tidak kuat lagi, disini kami menyediakan duda-duda pelumas sirir agar
mudah dimakan).
Iangkuti (diramu) sirih oleh cucu lalu itutak (ditumbuk) dalam duda-duda,
setelah halus sang cucu menyuapkan sirih tersebut kepada tutua.Ungkapan
terimakasih serta ungkapan berkat dari kedua orangtua.

4.1.3 Acara Makan
Semua anak , parumaen, cucu/cicit, serta kerabat dekat duduk di sebelah
kanan berjejer menghadap ompung tutua. Sebelum acara makan Acara akan
dibuka dengan dengan

kata pengantar dari seorang anak lalu kemudian

dilanjutkan dengan seorang boru
Kata pengantar:
“Bapa.. inang tumppu do gananup hanami haganup niombah nasiam ronsi
pahompu nasiam ijon, sihol pamalashon uhur nasiam orangtua nami.
Domma loja nasiam pabanggal-banggalhon hanami, itaron nasiam
marudan marmilasniari pasingkolahkon hanami, marhaes hu kehen hu
huluan. Anggo lang halani holong mu lang sonon haganup hompu mu on.
Sai marbanggal ma namaetek, marganjangma na pondok ,manggargar
napinahan, marlimbuah nasinuan ase dong bereon nami hu jon huatas bani
nasiam, manumpak ma tonduy-tonduy nasiam marpasu-pasu ma tuhan
naibata, roh ganjangni ma umur nasiam horas-horas hita ganupan” (PPMS
2008:80).
(Ayah.. ibu kami semua anak-anak serta semua cucumu berkumpul disini,
ingin memberikan suka cita kepada kalan orangtua kami . kalian sudah
bersusah-susah membesarkan kami, menahan hujan dan panas terik
matahari, mengais ke hilir ke hulu. Kalaulah bukan karena kasihmu kepada
kami anak-anakmu semua cucumu tidak akan bisa seperti ini. Semoga yang
kecil semakin membesar, yang pendek semakin memanjang, yang ditanam
berbuah lebat agar kelak ada yang bisa kami berikan kepada kalian orangtua
kami, semoga umurkalian semakin panjang dan kita semua).

30
Universitas Sumatera Utara

Setelah menyampaikan semua keinginan, harapan, permintaan maaf, doa
meminta doa restu kepada orangtua, segenap cucu memberikan sirih (demban
tangan-tangan) kepada ompung/tutua sembari memegang namalum dalam
mangkuk putih lalu di surdukkan kepada ompung tutua yang akan diwakilkan
oleh cucu tertua dari anak tertua (pahompu panggoranan),cucu-cucu yang lain
mengikuti cucu pertama dari belakang saat manurduk namalum.
Kata pengantar:
“On ma namalum ipadas hanami hun pahompu/nono/nini nasiam pung, sai
malum ma tongon pangahap ulang borit-boritan, sai roh ganjangni umur
nasiam. Buei do hahurangan nami bani nasiam , elek-elek nami ase
imaafhon janah hapus ma ai humbagas uhurmu. Janah ase ipasu-pasu
goluh nami haganup ginomparmu”
(Ini namalum kami sampaikan dari semua cucu/cicitmu pung, semoga
sembuhlah semua perasaan jangan sakit-sakit, semoga kalian berumur
panjang. Banyak kekurangan yang kami lakukan kepada kalian, kami
memohon agar kalian dapat memaafkan kami dan menghapus semua
kesalahan kami dari hatimu. Agar kehidupan kami semua keturunan
senantiasa diberkati).
Setelah selesai kata pengantar ompung tutua di suapi (dengan sendok) air
namalum sebanyak tiga kali, lalu dilanjutkan dengan menyuapi ompung tutua
daging halus (gat-gat lumat).
Segenap anak dan boru beserta cucu menyerahkan (manurdukhon) dayok
nabinatur sepasang, yaitu dayok bontar (ayam betina berwarna putih) dan dayok
mirah (ayam jantan berwarna merah) hal ini apabila kedua ompung dengan tutua
masih lengkap. Dilanjutkan menyerahkan nitak gabur-gabur dan nitak siang-siang
yang dimasukkan ke dalam bahul-bahul, pisang diatas piring, telor ayam yang
sudah direbus dan dibuang cangkangnya, kelapa muda, air jeruk purut dalam
mangkuk putih, tebu yang sudah dipotong kecil beserta bagian daging kelapa yang

31
Universitas Sumatera Utara

diserut dan bagian lemak daging babi yang sudah di potong tipis, lomok-lomok.
Semua makanan ditata rapi diatas hiou.
Pihak tondong beserta jajarannya menyerahkan dengke sayur kepada
ompung tutua yang telah diberikan tungkot dan duda-duda.
Kata pengantar:
“On ma dengke sayur sai sayur matua ma tongon hanima sonai age
haganup niombah pakon hita haganup”
(inilah dengkke sayur semoga kalianbeserta semua anak dan kita semua
panjang umur)
Setelah selesai makan ompung dan tutua menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah ikut andil dalam upacara adat disertai dengan
menyampaikan ungkapan berkat
Kata pengantar:
“Domma ijalo hanami tungkot pakon duda-duda hun pahompuku, tapi
parlobei ma hu hatahon sonon; marulak-ulak mangkatahon diatetupa ma
hanami bani nasiam haganup tondong nami sonai ge haganup boru ampa
sanina nami hun ganup sibiak tutur, sai songon andor hadungka ma
nasiam, naitogu-togunilombu. Sai sayur matua ma homa nasiam ronsi
patogu-togu pahompu. Ase adong ianan nami mararih haduanni ari”
Jawaban : Ai ma tongon!
(sudah kami terima tongkat dan penumbuk sirih dari cucu kami, tapi terlebih
dahululah kami mengatakan demikian; tak hentinya kami mengucapkan
terimakasih kepada semua tondong kami begitupula dengan boru serta
semua saudara kami dari setiap keluarga , semoga kalian seperti tanaman
umbi menjalar, yang di tuntun lembu semoga kalian panjang umur sampai
menggendong cucu, agar kelak ada tempat kami bermusyawarah)

“Domu hujai songon umpasa Simalungun, ganjang nina uratni singgolom,
ganjangan uratni tobu-tobu, domma ganjang umur ni ompung pakon tutua
sadokahni on, sangap martuah maranak marboru janah marhompu
marnono. Sai gantangan ma umurni anak ampa hompu nami on haganup”
Jawaban : Ai ma tongon!
(sehubungan dengan hal tersebut seperti pantun simalungun , panjang urat
singgolom, lebih panjang urat tobu-tobu, sudah panjang umur kakek dan
nenek selama ini,bahagia memiliki putra dan putri begitu juga emiliki cucu
dan cicit, semoga kalian semua memiliki umur yang lebih panjang dari
kami)

32
Universitas Sumatera Utara

Sebagai tanda suka cita ompung tutua memberikan uang kepada setiap cucu
atau memberikan emas namun hal ini tidak diharuskan, hanya apabila
ompung/tutua memang mampu atau berkeinginan memberikan barang tersebut
kepada cucu. Kemudian menaburkan beras yang berisi duit logam dan potonganpotongan tebu kepada seluruh cucu/cicit dan anak serta kerabat yang hadir. Semua
cucu berebut mengumpulkan taburan-taburan yang dihoraskan.
Dilanjutkan acara pesta. Ompung/Tutua di giring oleh seluruh kerabat ke
lokasi pesta (di depan rumah atau di los/wisma) disertai pula oleh tarian pengiring
untuk mangalo-alo suhut. Sesampainya di loksi pesta akan dilakukan tarian
mangalo-alo semua tondong yang telah hadir yaitu: tondong pamupus, tondong
bona, tondongni tondong, tondong bona, tondong mataniari. Tarian yang
ditarikanyaitu berupa tari sombah, untuk menghormati tondong (etnik batak
menganggap bahwa tondong/hula-hula/kalimbubu adalah naibata nataridah
artinya Tuhan yang terlihat, sehingga sangat dihormati) untuk membalas tarian
sombah dari suhut jajaran tondong akan menarikan tarian dengan gerakan
mamasu-masu (memberkati).
Dalam hal ini setiap pihak keluarga yang datang diberikan kesempatan
menyampaikan sepatah dua patah kata untuk disampaikan kepada ompung/tutua,
demikian juga menyampaikan hiou dan manampeihon (meletakkan ke atas kepala)
boras tenger lalu dilanjutkan dengan menari.

33
Universitas Sumatera Utara

4.2

Deskripsi bentuk, fungsi dan makna simbol pada Upacara Adat

Sulang-Sulang Pahompu Etnik Simalungun.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 5 (lima) kategori pembagian simbol
yang terdapat dalam upacara adat sulang-sulang pahompu etnik Simalungun.
Diantaranya adalah:
(1) simbol makanan adat, yang terdiri dari 10 simbol makanan yaitu tobu
sigerger,manuk nabinatur,nitak gabur-gabur, nitak siang-siang, namalum,kalapa
mumbang, galuh namabei,tolor.
(2) simbol perlengkapan adat, yang terdiri dari 12 (dua belas) simbol yaitutungkot,
bajut, duda-duda,duit logam dan boras tenger, demban,hiou ragi hotang, hiou
suri-suri ,gotong, bulang, pakean adat tutua, pakean adat ompung,untei,mangeimangei,tilam,
(3) simbol waktu,yang terdiri dari 2 (dua) simbol yaitu waktu dimulainya acara
dan tanggal baik pelaksanaan adat (ari-ari namadear),
(4) simbol penanda status, yang terdiri dari 5 (lima) simbol yaitu tondong, sanina,
anak/boru, pahompu,raja parhata,
(5) tempat/posisi yang terdiri dari 4 simbol yaitu talaga, lulua, tataring, jabu
simada horja.
Berikut pemaparan bentuk dan simbolupacara adat sulang-sulang pahompu
etnik Simalungun:

34
Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Deskripsi Bentuk, Fungsi Dan Makna
na Simbol Makanan Adat

NO

BENTUK SIMBOL

FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL
SIM

1

1) FUNGSI
Dalam upacara adat sulang-sulang pahompu tobu memiliki dua fungsi:
(1) Tobu sangkalayur adalah simbol adat yang
ng berfungsi sebagai tongkat
sebelum ompung belum menerima tungkot
kot yang sesungguhnya. Tobu
dijadikan sebagai media pertukaran yang di dramatisir
dram
agar pertukaran tobu
dengan tongkat dapat dapat berjalan sesuai dengan
de
adat, (2) tobu adalah
simbol adat yang berfungsi sebagai penganan adat
ad yang dipotong kecil-kecil
Gambar 4.1

dan digabung dengan pisang yang dipotong dan daging kelapa.Tobu yang

Tobu sigerger sangkalayur

telah dibelah dan dicampur dengan kelapa dan
an pisang digunakan sebagai
penganan pendukung (pemanis) dalam upacara adat
ad sulang-sulang pahompu

h), sangkalayur
Tobu (tebu), sigerger (warna merah),
(ungkapan

satuan

untuk

tumbuhan)
buhan).

Sejenis
35
Universitas Sumatera Utara

tumbuhan batang yang rasanya manis berwarna 2) MAKNA
merah tua. Sangkalayur berati tebu tersebut

Makna tobu secara adat berisi harapan agar kehidupan selalu manis

lengkap/utuh (memiliki akar batang dan daunserta semanis tebu, dan harapan agar orang yang di berikan tebu utuh tersebut
bunga)

beroleh umur yang panjang(seperti panjang tebuyang menjulang tinggi) dan
semakin tua semakin bisa menjadi teladan (seperti tebu yang semakin tua
semakin manis) serta keutuhan keluarga senantiasa bahagia seperti bunga
yang tumbuh di pucuk tebu, serta kokoh seperti akar yang diaplikasikan pada
simbol

tebu

tersebut.

Pada

konteks

upacara

adat

sulang-sulang

pahompusimbol tebu memiliki makna agar keturunannya memperoleh umur
yang panjang seperti orangtua mereka, agar penghormatan tidak dilakukan
pada satu generasi saja, tetapi berkelanjutan hingga ke generasi selanjutnya

.

36
Universitas Sumatera Utara

2

a) FUNGSI
Dayok naniatur adalah makanan adat khas
kh simalungun yang akan
dijadikan makanan adat dalam pelaksanaan
n upacara
u
adat sulang-sulang
pahompu etnikSimalungun. Makanan ini akan
kan dipersembahkan

kepada

kedua orangtua yang akan diberikan tungkot dan duda-duda lalu disuapkan
dengan menggunakan tangan oleh cucu. Makanan
nan manuk naniatur yang telah
dipotong sesuai aturan akan dibagikan kepada
da semua
s
anak sesuai adat dan
Gambar 4.2

kemudian potongan yang sudah dibagi oleh
h ompung/tutua
om
kepada anak

Dayok nabinatur

dibagi lagi kepada cucu secara simbolis.
b) MAKNA

Ayam

(dayok)

yang

disusun

sec
ecara

teratur

Simbol adat yang berisi ucapan syukur dan harapan tentang keteraturan

(nabinatur). Potongan daging ayam
am dipotong hidup seperti keteraturan susunan daging ayam
am (yang disusun sedemikian
sesuai dengan aturan dan disusun da
dalam tempat miripnya seperti saat hidup) bagi siapapun yang
ng memakannya. Pada konteks
penghidangan

dengan

susunan

ya
yang

teratur upacara adat sulang-sulang pahompu etnik simal
alunggun dayok nabinatur ini

37
Universitas Sumatera Utara

layaknya seperti susunan ayam tersebur ketika memiliki makna wujud terimakasih dan suka cita untuk sebuah pencapaian
masih hidup

yang telah berhasil diwujudkan serta harapan agar orangtua dan anak dapat
meneladani sifat ayam betina yang selalu setia manghopkopanak-anaknya
(melindungi anak dalam sayapmulai dari telur (mengerami telurnya) hingga
mampu mencari makan sendiri, mengais mencari makan untuk anaknya dan
meneladani ayam jantan yang selalu taat waktu berkokok di pagi hari
menandakan hari sudah mulai terang dan menegor anak yang lupa diri dan
berkelahi dengan saudaranya (mematuk).
Manuk nabinatur adalah makanan adat yang dianggap istimewa oleh
masyarakat simalungun, jarang dimasak sebagai lauk kecuali pada
pelaksanaan adat dan syukuran.

38
Universitas Sumatera Utara

3

a) FUNGSI
Nitak gabur adalah

makanan adat

khas Simalungun yang akan

dijadikan sebagai makanan pengiring pada upacara adat sulang-sulang
pahompu. Salah satu kebiasaan etnik Simalungun ketika akan memberikan
dayok nabinatur adalah harus dilengkapi dengan makanan pengiring berupa
nitak dan pisang.
Bahul- bahul tempat nitak berfungsi agar nitak yang dimasukkan
kedalam

tidak cepat basi dan berjamur karena bahul-bahul merupakan

kearifan lokal yang terbuat dari daun yang dapat menyimpan makanan
Gambar 4.3
Nitak gabur-gabur

dengan baik dan dapat memperlambat masa kadaluarsa nitak.
b) MAKNA
Simbol adat yang berisi harapan agar perjalanan kehidupan segembur

Nitak gabur-gabur adalah penganan khas
Simalungun yang ter-buat dari Campuran tepung

nitak gabur-gabur, yang memang sangat gembur, artinya agar segala
sesuatunya dapat diselesaikan dengan mudah.Pada konteks upacara adat

beras, kelapa gongseng/kelapa bakar gula pasir,

39
Universitas Sumatera Utara

lada, dan bawang yang dihalus-kan dan ditumbuk sulang-sulang pahompu makna simbol nitak gabur-gabur ini agar kehidupan
di andalu (penumbuk)
merupakan

salah

satu

yang terbuat dari batu, yang akan dijalani senantiasa dimudahkan
kearifan

lokal

dan rezeki juga dimudahkan

etnik (gaburma pansarian).

Simalungun).

4

a) FUNGSI
Nitak siang-siang adalah makanan adat khas Simalungun yang akan
dijadikan sebagai makanan pengiring pada upacara adat sulang-sulang
pahompu etnikSimalungun. Salah satu kebiasaan etnik Simalungun ketika
akan memberikan dayok nabinatur adalah harus dilengkapi dengan makanan
pengiring berupa nitak dan pisang.
b) MAKNA
Simbol adat yang memiliki harapan agar siapapun yang menerima dan
Gambar 4.4

memakannya beroleh kehidupan yang terang, rezeki yang tampak jelas

Nitak siang-siang

(siangma pansarian artinya semoga rezeki dimudahkan) dan setiap orang
40
Universitas Sumatera Utara

Nitak siang-siang adalah penganan khas yang memakannya memiliki pikiran yang positif (siangma paruhuran artinya
Simalungun yang ter-buat dari campuran tepung teranglah pemikiran) pada konteks upacara adat sulang-sulang pahompu
beras, kelapa gongseng,gula batak, lada, yang etnik Simalunggun simbol adat nitak siang-siang memiliki makna agar semua
ditumbuk di andalu (penumbuk yang terbuat dari keluarga tetap berfikiran yang jernih dalam menghadapi semua permasalahan
batu,merupakan salah satu kearifan lokal etnik agar segala sesuatu dapat di selesaikan secara kekeluargaan dan keutuhan

5

Simalungun).

jalinan persaudaraan tetap terjaga.

Gambar 4.5

a) FUNGSI

Namalum

Namalum adalah simbol makanan utama yang di manfaatkan pada
upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun, namalum adalah makanan

Irisan daging babi

bagian lemak leher yang difungsikan sebagai makanan adat yang akan disuapkan kepada

(aliang-aliang) yang dicincang. Dicampur dengan ompung/ tutua . Namalum juga merupakan makanan adat yang baik untuk
rebusan tepung beras (beras yang di gongseng), air kesehatan karena dicampur dengan rebusan kuah sup yang diracik dari
perasan sihala bolon (batang kincung muda yang berbagai tumbuh-tumbuhan dan rempah yang memiliki khasiat baik untuk
telah dibakar, lada, merica, jahe, lengkuas, sangge- kesehatan tubuh.

41
Universitas Sumatera Utara

sange kemiri bakar yang telah di-haluskan.

b) MAKNA
Makna Simbol namalum secara adat berisi harapan agar malum ma

Nb: Pangiringni (pelengkap) adalah daging babi
panggang yang di cincang .

haganup sahit, malum ma paruhuran semua penyakit dalam tubuh
disembuhkan dan semua urusan hati dan perasaan yang bersifat buruk seperti
dendam dan sakit hati ditenangkan, dan dipulihkan. Agar tidak ada hal
mengganjal yang mengganggu jiwa.
Makna simbol namalung pada upacara adat sulang-sulang pahompu
adalah simbol memohon maaf untuk segala kekurangan, terutama kesalahan
terhadap orangtua.

42
Universitas Sumatera Utara

6

a) FUNGSI
Kalapa mumbang, pisang ,dan tolor nairobus adalah makanan adat yang
merupakan kebijakan etnik simalungun untuk memberikan makanan yang
bisa dimakan oleh orangtua yang lanjut usia. Fungsinya agar semua makanan
yang diserahkan kepada ompung/tutua bisa dikonsumsi dengan mudah.
b) MAKNA
Makna simbol kalapa mumbang secara adat berisi harapan agar murah
rezeki (ase mumbang ma tongon pansarian). Dalam konteks upacara adat
Gambar 4.6
Mumbang

sulang sulang-sulang pahompu selain agar dimudahkan rezeki, juga karena
airnya yang manis dan buahnya yang lunak mudah dimakan oleh
ompung/tutua yang sudah tua.Kalapa mumbang yang dipakai adalah kelapa

Mumbang (kelapa muda) adalah tumbuhan
palem berbatang tinggi buanya tertutup sabut dan
tempurung yang keras didalamnya ter-dapat daging

yang benar-benar masih hijau dan muda serta dipetik langsung dari pohonnya
hal ini dilakukan untuk menunjukkan ketulusan dan tanggung jawab untuk
memberikan yang terbaik kepada orangtua.

yang mengandung santan dan air, mumbang (putik

43
Universitas Sumatera Utara

kelapa yang sudah agak besar) mumbang adalah
Buah kelapa muda yang memiliki putik yang sudah
agak besar (kira-kira sebesar jambu)

7

a) FUNGSI
Galuh namabei adalah makanan adat yang merupakan kebijakan etnik
simalungun untuk memberikan makanan yang bisa dimakan oleh orangtua
yang lanjut usia. Fungsinya selain rasa manis yang dapat dirasakan juga agar
semua makanan yang diserahkan kepada ompung/tutua bisa dikonsumsi
dengan mudah.
b) MAKNA
Makna simbol galuh namabeisecara adat berisi harapan agar setiap
Gambar 4.7
orang yang menerima/memakannya senantiasa memikirkan segala sesuatunya
Galuh namabei
secara matang-matang terlebih dahulu dan tidak gegabah, agar memiliki
44
Universitas Sumatera Utara

Galuh (pisang) adalah tanaman jenis musa, hidup yang manis semanis pisang tersebut.Dalam konteks upacara adat
buahnya ber-daging dan dapat di-makan,namabei sulang-sulang pahompu galuh namabei ini memiliki makna agar kehidupan
adalah sudah tua dan sudah waktunya dipetik,di- semua keluarga senantiasa dilingkupi oleh segala sesuatu yang bersifat
makan dan sebagainya. Ungkapan untuk buah- manis, harmonis dan bahagia dan perasaan yang tenang dan lembut (lambok
buahan. Galuh namabei adalah Buah pisang yang pangahapon). Pisang yang dipilih biasanya adalah pisang terbaik dan sudah
sudah tua/matang dan sudah waktunya untuk matang dan tidak ada cacat, jenis pisang bisa pisang sibarangan, pisang
dimakan yang memiliki rasa yang manis
9

siomas dan pisang raja.
a) FUNGSI
Dengke sayur berfungsi sebagai lauk pelengkap atau makanan
pengiring yang di gunakan pada upacara adat sulang-sulang pahompu.
b) MAKNA
Makna Simbol dengke secara adat berisi ungkapan terimakasih untuk
semua dukungan dan kerja keras, biasanya dengke sayur ini diberikan kepada

Gambar 4.8
boru yang senantiasa bekerja keras untuk membantu keperluan dalam sebuah
Dengke sayur

45
Universitas Sumatera Utara

Dengke (Ikan) adalah binatang ber-tulang upacara adat (na domma marloja-loja marhobas). Dalam konteks upacara
belakang yang hidup dalam air, ber-nafas dengan adat sulang-sulang pahompu Simalungun simbol adat ini memiliki makna
insang, menjaga keseimbangan berenang dengan agar pihak yang menerima dengke ini senantiasa sayur matua (panjang umur)
sirip. Sayur daun-daunan (seperti sawi),tumbuh- dan keutuhan keluarga yang senantiasa tetap terjaga.
tumbuhan (taoge) dan sebagainya yang dapat

Jenis Dengke yang menjadi bahan dengke sayur adalah ikan emas dan

dimasak.Dengke sayur adalah ikan yang dimasak merupakan ikan emas pilihan yang memiliki warna mengkilap tanpa ada
dengan sayur dan dimasak utuh bersama dengan cacat pada sisik maupun siripnya.Karena sudah sepantasnya yang terbai
bagian dalamnya.
10

diterima oleh orang-orang yang telah melakukan yang terbaik.
a) FUNGSI
Tolor dayok nairobus digunakan sebagai penganan khusus untuk
ompung/tutua yang telah memiliki gigi yang sudah tidak kuat. Sehingga
makanan yang diberikan juga adalah makanan pilihan yang benar-benar
mudah untuk dikonsumsi oleh orang yang sudah berumur. Selain itu juga

Gambar 4.9
memiliki protein yang yang bagus untuk tubuh.
Tolor dayok nairobus

46
Universitas Sumatera Utara

Tolor dayok (Telur ayam), nairobus (yang b) MAKNA
direbus). Tolor dayok nairobus adalah telur ayam
(biasanya ayam kampung) yang sudah di rebus.

Makna simbol tolor dayok nairobussecara adat adalah berisi harapan
agar hidup senantiasa tenang tidak ada duri penghalang yang mengganggu
hal ini di lihat dari telur ayam yang tidak memiliki duri seperti ungkapan
simalungun “suga ni tolor” artinya hal yang tidak mungkin. Pada upacara
adat sulang-sulang pahompu telur ini biasanya akan disuguhkan sejalan
dengan nitak yang telah di masukkan diatas piring putih (pinggan bontar)

47
Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Deskripsi Bentuk, Fungsi Dan Makna Simbol Perlengkapan Adat

NO

BENTUK SIMBOL

1

FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL
a) FUNGSI
Tungkot berfungsi untuk membantu ompung berjalan , dan menopang
tubuh yang sudah renta. Tungkot ini diberikan dengan maksut agar walaupun
semua anak sudah memiliki rumah tangga masing-masing dan sudah jauh
dari orangtua tungkot yang diberikan bisa menjadi pengganti anak untuk

Gambar 4.10 Tungkot

menuntun kemanapun orangtua melangkah.
b) MAKNA

Tungkot (tongkat). Sepotong bambu (rotan kayu dan

Makna simbol tungkot secara adat berisi harapan agar orang yang di

sebagainya) yang agak panjang (untuk menopang

berikan tungkot diberikan kekuatan dan umur yang panjang karena biasanya

atau pegangan ketika berjalan,menyokong dan

orang yang diberikan tungkot adalah seseorang yang secara fisik sudah

sebagainya). (Kbbi.web.id)

dianggap lemah dan tua.

48
Universitas Sumatera Utara

Dalam konteks upacara adata sulang-sulang pahompu tongkat
memiliki makna sangat dalam yaitu berupa simbolis ungkapan terimakasih
dan syukur anak kepada orangtua yang telah membesarkan,melindungi dan
mendidik mereka di masa mudanya hingga memiliki keturunan. Tungkot
diberikan dengan harapan agar orangtua memaafkan segala kesalahan yang
pernah dilakukan dan tetap membimbing dan menasehati anak dalam segala
kelalaian. Tungkot yang dipakai adalah tongkat yang terbuat dari kayu yang
dilapisi lapisan berupa cincin yang terbuat dari perak/emas.

49
Universitas Sumatera Utara

2

a) FUNGSI
Bajut

diberikan kepada tutua dengan maksut agar tempat sirih

seadanya yang selama ini digunakan oleh tutua diganti dengan bajut hundul
yang lebih baik dan tidak mudah menumpahkan isi dari dalam bajut tersebut.
Hal ini diberikan karena orangtua yang sudah pikun dan suka rerean (tidak
sengaja menjatuhkan dan meletakkan suatu barang) sehingga diberikan
tempat sirih yang mudah dibawa dan memiliki warna batak yaitu hitam,
Gambar 4.11

putih dan merah. bajut hundul sebenarnya baru muncul dewasa ini pada

Bajut dan isi bajut

upacra adat sulang-sulang pahompu pada jaman dahulu jenis bajut yang
digunakan adakah bajut biasa seperti bajut yang terletak di dalam bajut

Bajut adalah benda yang terbuat dari anyaman hundul pada contoh gambar 4.11 dan tidak memiliki bola pompom.
yang

dibentuk

didalamnya

seperti

berisi

sebuah

seperangkat

wadah
bahan

yang b) MAKNA
untuk

Makna simbol bajut secara adat ini berisi harapan agar orang yang

marnapuran (bersirih) seperti hapur (kapur sirih), menerima bajut memiliki

kelengkapan hidup dan kebahagiaan seperti

50
Universitas Sumatera Utara

demban (sirih), pining buah pinang), gambir, lengkapnya bahan yang terdapat dalam bajut, dan memiliki hidup yang serasa
timbahou (tembakau)

dengan cita rasa yang sama dengan ketika dimakan dimana pertama kali
dikunyah akan menghasilkan rasa pedas dan pahit tetapi setelah lama
dikunyah akan terasa manis. Dalam konteks upacara adat sulang-sulang
pahompubajut yang akan diberikan kepada tutua tidak hanya diisi dengan
sirih, gambir, kapur dan tembakau, tetapi di isi juga dengan kaca kecil untuk
bercermin ,sisir kutu ,saputangan untuk menghapus air liur karena
mengunyah sirih, kulit pinang yang kering yang bisa dimanfaatkan untuk
menggosok gigi (manggusgus ipon), Bajut yang diberikan serta dilengkapi
sedemikian rupa ini sebagai bentuk suka cita anak kepada orang tua yang
sudah sayur matua dan membalas budi orang tua yang selama ini telah
membingbing dan membesarkan hingga bisa mencari nafkah sendiri. Dan
bisa mandiri membina keluarga.

51
Universitas Sumatera Utara

3

a) FUNGSI
Duda-duda digunakan untuk melumat/ menghaluskan sirih sebelum
dimasukkan kedalam mulut agar lebih mudah untuk dikunyah oleh tutua.
Selain itu juga dapat menghindari luka pada gusi yang tidak lagi memiliki
gigi akibat mengunyah sesuatu yang terlalu keras.
b) MAKNA
Makna simbol duda-duda secara adat berisi harapan agar orang yang
Gambar 4.12
Duda-duda

menerima duda-duda marmalas uhur (bersuka cita) dan dengan bantuan
duda-duda yang diberikan diharapkan sipenerima bisa tetap merasakan rasa
napuran walaupun gigi sudah tidak kuat lagi. Dalam konteks sulang-sulang

Duda-duda adalah Sebuah wadah kecil berbentuk
menye-rupai pipa, sebelah sisinya tertutup dan
sebelah terbuka, dan memiliki penumbuk yang
menyerupai obeng terbuat dari perak/emas (namun

pahompu simbol ini diberikan sebagai wujud kasih anak kepada orangtua
agar tutua tetap bisa merasakan demban yang selama ini selalu menjadi
lalapan tutua di sela-sela pekerjaannya. (orang yang sudah terbiasa memakan
sirih akan merasapahit saat tidak memakannya dalam sehari)

sekarang hanya dilapisi replika emas)

52
Universitas Sumatera Utara

4

a) FUNGSI
Duit logam yang ditaburkan kepada cucu, anak dan kerabat yang hadir
digunakan sebagai media pembagian rezeki yang dilakukan dengan cara
ditaburkan ke semua pejuru agar semua memiliki kesempatan untuk
mendapatkan rezeki tersebut.
Boras tenger adalah simbol adat yang di letakkan diatas kepala
memiliki fungsi yang lebih mengarah kepada spiritual yang bermaksut agar
roh yang melekat pada jiwa dapat senantiasa tenang, tidak mudah goyah dan
tidak mudah dipengaruhi oleh kekuatan roh luar yang tak ber-raga. Boras
yang dihoraskan bermaksut untuk mengaminkan (meharapkan yang baik)
Gambar 4.13

memiliki fungsi yang sama dengan boras yang diletakkan ke kepala namun

Duit logam dan

sebagai mediasi, boras tersebut di tebarkan agar mengenai seluruh anggota

Boras tenger

adat yang ada.

53
Universitas Sumatera Utara

Duit

logam

adalah

alat

tukar/

standar b) MAKNA

pengukur nilai yang sah (kesatuan hitungan), yang

Makna simbol duit perak secara adat berisi harapan agar memiliki

dikeluarkan oleh pemerintah yang terbuat dari bahan keteguhan hati serta selalu awas terhadap hal yang buruk yang ada di sekitar.
logam.

Dalam konteks upacara adat sulang-sulang pahompu etnik simalungun
simbol duit perak ini ditaburkan sebagai bentuk suka cita ompung/tutua untuk
pelaksanaan adat yang telah dilakukan. Membagi rezeki kepada cucu/cicit.
Masyarakat Simalungun percaya bahwa duit logam yang ditaburkan
bukan sembarang duit karena barangsiapa yang berhasil memperoleh banyak
duit yang ditabur, maka rezeki yang akan didapat akan semakin berlimpah
juga.

54
Universitas Sumatera Utara

5

a) FUNGSI
Untei memiliki dua fungsi dalam upacara adat sulang-sulang pahompu
(1) simbol adat yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari penyakit dan
kotoran, untei yang dimandikan (untei pangir) yang dicampur dengan lada,
garam ,daun bawang (hosayasitolu-tolu) sangat bermanfaat untuk kesehatan.
(2) Air jeruk yang diminum diyakini memiliki khasiat untuk kesehatan dan
Menjaga kekebalan tubuh dan mengembalikan kesegaran tubuh (pajorgit
angkula). Demikian pula dengan
b)MAKNA
Gambar 4.14
Untei mungkur

Makna simbol untei mungkursecara adat adalah berisi harapan agar
orang yang memandikan atau meminum sari buahnya diberikan kesehatan,
kebugaran dan jauh dari segala makhluk jahat yang mengganggu jiwa dan

Untei mungkur (jeruk purut) adalah tumbuhan tubuh. Dalam konteks upacara adat sulang-sulang pahompu untei mungkur
yang termasuk keluarga citrus, pada ketiak daun yang sering digunakan untuk marpangir ini memiliki makna agar tubuh

55
Universitas Sumatera Utara

terdapat duri bentuknya lonjong, berbau harum, kulit orangtua yang dimandikan dengan jeruk purut kembali tegap, kembali bugar
buah untuk mem-bumbui ikan dan mengandung dan segala penyakit dan roh-roh jahat yang menempel di tubuh terbawa oleh
banyak minyak asiri citrus.

basuhan air jeruk dan air jeruk yang diminum menghalau segala penyakit
yang ada dalam tubuh.

6

a) FUNGSI
Fungsi demban sesuai dengan konteksnya :
a. Demban yang dimakan berfungsi sebagai obat dari berbagai macam
penyakit, seperti sakit gigi, luka, dan penyakit lainnya.
b. Demban yang di surduk (diserahkan dengan cara memuhun) adalah
untuk meminta ijin dan meminta maaf
c. Demban yang dijadikan sebagai media untuk mengundang
b) MAKNA
Gambar 4.15
Demban

Makna simbol dembansecara adat adalah sebagai lambang damai
sejahtra. Makna demban pada etnik simalungun sangat luas cakupannya

56
Universitas Sumatera Utara

Demban (sirih) adalah tumbuhan merambat di yaitu untuk menyampaikan maaf, memohon restu, perdamaian, mengundang,
pohon lain daunnya berasa agak pedas biasa dan lainnya.
dikunyah bersama dengan pinang kapur gambir dan
sebagainya.

Dalam konteks upacara adat sulang-sulang pahompu simbol sirih
adalah berisi harapan agar suasana acara dapat berjalan dengan lancar dan
hikmat, demban tangan-tangan yang diberikan memiliki makna untuk saling
menerima, saling memaafkan dan penghormatan (parsantabian)

7

a) FUNGSI
Tilam berfungsi agar ompung/ tutua dapat duduk dengan nyaman
sepanjang

berlangsungnya

upacara

adat.

Tilam

diserahkan

kepada

ompung/tutua agar kelak ketika sudah waktunya tiba kembali kepada sang
khalik tilam tersebut akan dijadikan alas tempat berbaring (NB: dalam arti
positif budaya, bukan berarti mengharapkan ompung/tutua cepat meninggal).
Gambar 4.16
Tilam

Amak bontar (tikar putih) yang dijadikan alas duduk ompung/tutua
adalah berfungsi sebagai penghangat tambahan. Karena bahan alami dari

57
Universitas Sumatera Utara

amak yang memang dapat memberika kehangatan dan kenyamanan
Tilam adalah alas tidur yang terbuat dari kain atau dibanding dengan tikar lainnya yang terbuat dari karet.
plastik berisi kapuk , karet, busa,kapas.

b) MAKNA
Makna simbol tilam adalah berisi umum agar orang yang duduk, tidur
di atas tilam dapat istirahat dengan nyaman dan aman. Pada konteks upacara
adat sulang-sulang pahompu etnik simalungun tilam ini memiliki makna
agarorang yang duduk diatas tilam tersebut merasa tenang, bahagia nyaaman
(tenang pangahapan).

58
Universitas Sumatera Utara

8

a) FUNGSI
Gotong adalah simbol adat yang digunakan sebagai penutup kepala
oleh laki-laki yang sudah menikah. Fungsinya adalah untuk menghalau
segala sesuatu yang bisa menggangu kepala dari penyakit, juga menghalau
dari panas terik, hujan dan sebagainya. Gotong yang dipakai seseorang
menandakan bahwa orang tersebut sudah memiliki sebuah tanggung jawab
atas keluarga dan adat. Tanggung jawab tersebut harus diemban oleh lakiGambar 4.17

laki untuk senantiasa menyayangi keluarga , mendidik anak, menafkahi dan

Gotong

melindungi keluarga.
b) MAKNA

Sejenis

penutup kepala Simalungun (yang

Makna simbol gotong secara adat memiliki makna kebersahajaan bagi

diperuntuk-kan bagi laki-laki yang menikah) yang etnik Simalungun, seseorang yang menerima atau memakai gotong adalah
terbuat dari kain berwarna coklat tua bercorak

orang yang sudah pantas menjadi seorang pemimpin, baik dalam masyarakat
atau keluarga.

59
Universitas Sumatera Utara

9

a) FUNGSI
Bulang berfungsi sebagai penutup kepala perempuan. Fungsinya adalah
untuk menghalau segala sesuatu yang bisa menggangu kepala dari penyakit,
juga menghalau dari panas terik, hujan dan sebagainya. Selain itu juga
sebagai penanda identitas wanita Simalungun.
b) MAKNA
Makna simbol bulang secara adat memiliki makna tanggung jawab bagi
Gambar 4.18

etnik simalungun, seseorang yang menerima atau memakai bulang adalah

Bulang

orang yang sudah mampu mengurus sebuah keluarga.Bulang yang dipakai
seseorang menandakan bahwa orang tersebut sudah memiliki sebuah

Penutup kepala Simalungun (yang diperuntuk- tanggung jawap atas keluarga dan adat. Tanggung jawab tersebut harus
kan bagi wanita yang telah menikah) terbuat dari diemban oleh perempuan untuk senantiasa menyayangi keluarga, mendidik
hiousuri-suri yang di dilipat sedemikian rupa seperti anak, dan siap siaga melengkapi kebutuhan keluarga.
tanduk dan setiap sisinya terdapat rambu

60
Universitas Sumatera Utara

10

a) FUNGSI
Hiou berfungsi sebagai simbol adat untuk menghangatkan tubuh,
mengahalau dari rasa dingin dan merupakan salah satu identitas etnik
simalungun. Sehingga setiap kegiatan adat selalu di iringi dengan adanya
hiou.
Pada upacara adat sulang-sulang pahompu hiou ragi hotang akan di lilit
Gambar 4.19

di pinggang (iabithon) sebagai