Perbandingan pemberian diet oral dini dan diet oral tunda terhadap munculnya bising usus pasca bedah sesar dengan anestesi spinal



฀A฀ 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar ฀elakang
Bedah sesar atau ฀ectio Caesarea merupakan prosedur operasi melahirkan

bayi yang paling sering dilakukan oleh ahli obstetri diseluruh dunia serta telah
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama dan kontroversial (WHO,
20฀5). Menurut data dari World Health Organization (WHO) yang dikumpulkan
dari tahun ฀990 sampai 20฀4, beberapa negara dengan persentase bedah sesar
yang terbesar dari seluruh kelahiran antara lain Amerika Latin dan wilayah
Karibia (40,5%), diikuti oleh Amerika Utara (32,3%), Oceania (3฀.฀%), Eropa
(25%), Asia (฀9.2%) dan Afrika (7.3%) (Huang, 20฀5; Betran, 20฀6). Di
Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 20฀3 menunjukkan kelahiran bedah sesar
sebesar 9,8% dari total persalinan dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta
sebesar ฀9,9% (Riskesdas, 20฀3).
Pada perawatan pasca bedah sesar terdapat permasalahan kontroversial
mengenai waktu pemberian diet pasca operasi. Masih dijumpai pendapat lama

dari ahli obstetri ataupun tenaga kesehatan, yaitu menunda diet pasien pasca
bedah sesar. Pasien dipuasakan selama ฀2-24 jam pasca operasi, kemudian secara
bertahap diberikan diet cair (clear liquid) ฀ hari pasca operasi, lalu dilanjutkan
dengan diet yang lebih padat jika toleransi pasien baik yang ditandai dengan
adanya flatus dan buang air besar (Lubin, 2006; Ernest, 2006). Sebuah literatur di
Indonesia sendiri justru menyebutkan tentang pemberian diet pasca bedah sesar
dimulai ฀2 jam pasca operasi (Kasdu, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Barat
et al pada tahun 20฀5 juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna
dalam hal lama rawatan dan kepuasan pasien antara kelompok yang diberikan diet
oral 2 jam dibandingkan 8 jam pasca bedah sesar (Barat, 20฀5).
Sementara itu, berdasarkan Maternity Guideline tahun 20฀฀ disebutkan
bahwa pasien pasca bedah sesar tanpa komplikasi dapat diberikan minum sesegera
mungkin bila pasien mampu. Disebutkan juga bahwa bila pasien telah lebih dari 2
jam berada di ruangan pemulihan karena alasan non medis, pasien boleh minum
dengan bebas dan memulai diet makanan ringan seperti roti (Maternity Guideline,

Universitas Sumatera Utara

2


20฀฀). Rekomendasi dari NICE Clinical Guideline tahun 20฀฀ juga menyebutkan
bahwa pasien yang menjalani operasi bedah sesar yang telah pulih setelah operasi
dan tidak mengalami komplikasi dapat makan dan minum kapan pun ia merasa
lapar ataupun haus (NICE Clinical Guideline, 2011). Namun, dari kedua panduan
tersebut tidak disebutkan batas waktu yang jelas kapan diet bisa dimulai.
Metode tradisional atau konvensional pemberian nutrisi pasca operasi
adalah cara pemberian diet setelah operasi tanpa komplikasi satu hari pasca
operasi setelah munculnya pergerakan usus yang ditandai dengan suara peristaltik
usus dan munculnya flatus ataupun buang air besar. Alasan dari dilakukannya hal
ini adalah untuk mencegah mual, muntah, distensi, infeksi luka operasi dan
komplikasi lain pasca operasi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa, menunda
pemberian diet pasca operasi dapat menimbulkan intestinal ileus yang dapat
memperpanjang masa rawatan rumah sakit dan meningkatkan pengeluaran biaya
perawatan (Livingstone, ฀990; Luckey, 2003; Nelson, 2007; Waters, 20฀0;
Osland, 20฀฀).
Dalam beberapa tahun terakhir, dengan adanya perkembangan dari
protokol percepatan pemulihan setelah pembedahan (Enhanced Recovery After
฀urgery), praktik metode yang efektif dan aman terhadap kembalinya fungsi
gastrointestinal setelah operasi dan pencegahan komplikasi pasca operasi telah
menjadi perhatian yang luas di kalangan medis. Keuntungan dari pemberian diet

yang lebih awal dibandingkan pemberian diet yang ditunda pasca operasi juga
telah dievaluasi dalam beberapa studi (Wallstrom, 20฀3; Huang, 20฀5).
Penelitian yang dilakukan oleh Fanning pada tahun 20฀฀ menunjukkan
bahwa pemberian diet dan stimulasi saluran cerna segera aman dilakukan dan
efektif dalam mencegah terjadinya ileus paralitik setelah operasi ginekologi
(Fanning, 20฀฀).
Penelitian

lainnya

yang

dilakukan

oleh

Pragatheeswarane

(Pragatheeswarane M, 20฀4) pada pasien yang menjalani operasi usus elektif telah
menunjukkan bahwa pemberian diet dini post operasi aman bagi pasien dan dapat

ditoleransi dengan baik serta mengurangi lama rawatan di rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

3

Pada prosedur bedah sesar dibandingkan dengan prosedur laparatomi
lainnya, manipulasi saluran cerna dan iritasi peritoneum selama bedah sesar
sangat jarang terjadi. Bedah sesar juga umumnya dilakukan dengan tindakan
anestesi spinal, sehingga beberapa peneliti berpendapat bahwa pasien yang
menjalani bedah sesar dapat menerima diet padat dengan aman pada 4 – 8 jam
setelah operasi (Gocmen, 2002; Aydin, 20฀4). Pada operasi ekstrimitas bawah
dengan tindakan anestesi spinal, pemberian diet segera setelah operasi juga dapat
ditoleransi dengan baik (Rimmele T et al, 2005).
Beberapa penelitian lainnya juga telah dilakukan pada operasi bedah sesar
yang membuktikan bahwa pemberian asupan oral dini berhubungan dengan
pemulihan fungsi saluran cerna dan mengurangi resiko distensi abdomen pasca
operasi.
Studi yang dilakukan Mulayim di Turki yang membandingkan pemberian
diet cair 2 jam dan 8 jam pasca bedah sesar dengan regional anestesi menunjukkan

bahwa kembalinya pergerakan saluran cerna lebih cepat (4.4 ± ฀.9 jam vs 6.3 ±
2.4 jam) dan lama rawatan lebih singkat (29.6 ± 5.5 jam vs 44.6 ± 6.8 jam) pada
kelompok yang menerima diet oral dini berupa cairan jernih pasca bedah sesar.
Sehingga dapat disimpulkan pemberian diet oral cair 2 jam pasca bedah sesar
aman dan ditoleransi dengan baik serta memfasilitasi pemulihan yang lebih cepat
setelah pembedahan (Mulayim, 2008).
Adeli et al melakukan penelitian mengenai komplikasi gastrointestinal
pada pasien pasca bedah sesar yang menerima diet dini dimana disimpulkan
bahwa pasien yang menerima diet oral cair 4 jam pasca bedah sesar menunjukkan
waktu kembalinya bising usus yang lebih cepat dibandingkan pasien yang
menerima diet oral cair ฀2 jam pasca bedah sesar (4.4 ± 0.7 vs 6.7 ± 4.9).
Komplikasi gastrointestinal berupa mual dan muntah tidak berbeda bermakna
pada kedua kelompok (Adeli, 20฀3)
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Jalilian pada tahun 20฀3 di Iran
menunjukkan bahwa pasien pasca bedah sesar yang diberikan diet oral 250 ml jus
buah 2 jam pasca operasi mengalami waktu munculnya pergerakan usus yang
lebih cepat dibandingkan kelompok yang diberikan diet oral 8 jam pasca operasi
(7.8 ± 2.9 jam vs ฀฀.7 ± 5 jam) (Jalilian, 20฀4).

Universitas Sumatera Utara


4

Disamping itu, pasien yang menjalani bedah sesar sebaiknya dapat keluar
dari rumah sakit sesegera mungkin karena beberapa alasan seperti, menghindari
infeksi nosokomial, membuat ikatan emosional yang lebih cepat untuk bayi
dengan anggota keluarganya dan keuntungan dari segi ekonomi karena biaya
rawatan rumah sakit yang lebih rendah. Sehingga pemberian diet oral 2 jam pasca
bedah sesar dengan anestesi spinal sebaiknya direkomendasikan untuk
mempersingkat lama rawatan pasien di rumah sakit (Aydin, 20฀4).
Penelitian di Argentina yang meneliti tentang kepuasan pasien wanita
yang menjalani operasi bedah sesar menunjukkan pada kelompok yang menerima
diet reguler 8 jam pasca operasi merasakan pengurangan persepsi nyeri yang
berbeda signifikan dibandingkan pada kelompok yang menerima diet reguler 24
jam pasca operasi (Izbizky, 2007)
Beberapa studi meta analisis juga telah dilakukan untuk melihat efek
pemberian diet oral dini pada pasca bedah sesar. Studi meta analisis di Taiwan
tahun 20฀3 menyimpulkan bahwa pemberian diet oral dini pasca bedah sesar
meningkatkan kembalinya fungsi gastrointestinal dan tidak meningkatkan
terjadinya komplikasi gastrointestinal (Hsu, 20฀3).

Studi meta analisis di China yang melibatkan ฀800 subjek juga
menunjukkan hasil bahwa pemberian diet oral dini berkaitan dengan kembalinya
fungsi saluran cerna yang lebih cepat dan tidak meningkatkan resiko komplikasi
pasca operasi seperti mual, muntah dan distensi abdomen. Pada penelitian ini,
pemberian diet oral dalam 8 jam pada pasien yang menjalani bedah sesar
direkomendasikan sebagai bagian dari standar pelayanan (Huang, 20฀5).
Walaupun telah banyak penelitian yang dilakukan di berbagai negara
tentang manfaat pemberian diet oral secara dini setelah operasi sesar, namun
masih banyak kontroversi mengenai pemberian diet dini dan ditunda pasca
pembedahan dan studi tentang manfaat pemberian diet oral secara dini pada bedah
sesar belum pernah dilakukan di Indonesia. Terlebih lagi, belum ada kesepakatan
maupun panduan diantara tenaga kesehatan yang terkait dalam hal pemberian diet
pasca bedah sesar di Indonesia maupun di RSUP H. Adam Malik khususnya.

Universitas Sumatera Utara

5

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan efek
pemberian diet oral dini dan diet oral yang ditunda pasca bedah sesar dengan

anestesia spinal terhadap bising usus dan keluhan gastrointestinal.
1.2.

Perumusan Masalah

Apakah waktu munculnya bising usus lebih cepat pada pemberian diet oral dini
dibandingkan dengan diet oral yang ditunda pada pasca bedah sesar dengan
anestesia spinal?
1.3.

Hipotesis

Waktu munculnya bising usus akan lebih cepat pada pemberian diet oral dini
dibandingkan dengan diet oral yang ditunda pada pasca bedah sesar dengan
anestesia spinal.
1.4.

Tujuan penelitian

฀.4.฀. Tujuan Umum :

Untuk membandingkan waktu munculnya bising usus setelah pemberian diet oral
dini dengan diet oral yang ditunda pasca bedah sesar dengan anestesi spinal.
฀.4.2. Tujuan Khusus :


Untuk mengetahui waktu munculnya bising usus pada kelompok yang
menerima diet oral 2 jam pasca bedah sesar dengan anestesi spinal.



Untuk mengetahui waktu munculnya bising usus pada kelompok yang
menerima diet oral 8 jam pasca bedah sesar dengan anestesi spinal.



Untuk membandingkan keluhan gastrointestinal yang terjadi setelah
pemberian diet oral dini dengan diet oral yang ditunda pasca bedah sesar
dengan anestesi spinal.

1.5.


Manfaat penelitian

฀.5.฀. Manfaat dalam bidang akademik


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumber
rujukan tambahan dalam penelitian tentang manajemen diet pasca operasi

Universitas Sumatera Utara

6



Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
terutama ilmu anestesi.




Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya.

฀.5.2. Manfaat dalam bidang pelayanan


Dengan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan waktu munculnya bising
usus dan munculnya keluhan gastrointestinal pasca bedah sesar setelah
pemberian diet oral dini dan ditunda, maka diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam memulai diet pasca operasi.



Dengan mengetahui ada atau tidaknya hubungan keluhan gastrointestinal
dengan pemberian diet dini ataupun ditunda, dapat menjadi saran untuk
sejawat bagian obstetri dan ginekologi dalam hal pemberian diet pasca
bedah sesar.



Informasi tentang hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
bagi pihak Rumah Sakit untuk menentukan panduan diet pasca bedah sesar
tanpa komplikasi.

Universitas Sumatera Utara