Penggunaan Teido no Fukushi dalam Bahasa Jepang pada Majalah The Nihongo Journal

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Bahasa dapat dikatakan sebagai alat yang paling ampuh dalam menjembatani
komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain. Untuk fungsi bahasa, Sutedi
berpendapat bahwa bahasa sebagai media atau sarana untuk menyampaikan sesuatu
ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Melalui bahasa, (baik itu bahasa
lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak
sosial. Pada hakikatnya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide,
pikiran dan keinginan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.
Kokugo adalah (1) Bahasa yang dijadikan bahasa yang umum di suatu negara,
bahasa resmi negara tersebut, (2) Istilah lain untuk nihongo, (3) bahasa Jepang asli,
Wago, Yamato Kotoba, (4) Singkatan kata kokugoka (Shinmura, 1998:936).
Sedangkan nihongo adalah bahasa Jepang, bahasa nasional negara Jepang.Dalam
aspek kosakata dan huruf mendapat pengaruh dari bahasa Cina. Ciri-cirinya antara
lain memiliki silabel terbuka, mempunyai struktur yang menempatkan verba di akhir
kalimat, memiliki ragam bahasa hormat dan sebagainya (Shinmura, 1998:2039).
Bahasa Jepang memiliki berbagai macam kelas kata. Kosakata dalam Bahasa
Jepang diklasifikasikan ke dalam 10 kelompok kelas kata yaitu doushi (動詞), ikeiyoushi (い形容詞) ,na-keiyoushi (な形容詞), meishi (名詞), rentaishi (連体詞) ,
1
Universitas Sumatera Utara


fukushi (副詞), kandoushi (感動詞) , setsuzokushi (接続詞) , joudoushi (助動詞),
joushi (助詞) (Sudjianto, 2004:15).
Fukushi dalam Bahasa Indonesia disebut kata keterangan.Fukushi adalah kata-kata
yang digunakan untuk menerangkan yougen (verba, adjektiva-i dan adjektiva-na)
tidak dapat menjadi subjek dan tidak mengenal konjugasi atau deklanasi (Bunkacho
dalam Sudjianto, 2004:72).Fukushi terdiri dari Jōtai no Fukushi, Chinjutsu no
Fukushi, dan Teido no Fukushi.
Teido no Fukushi sangat berperan penting dalam pembentukan kalimat,
misalnya jika ingin membuat kalimat Bahasa Jepang yang terdapat teido no fukushi
yang menyatakan kata keterangan mengenai standar (batas, tingkat, derajat) dengan
benar, untuk itu perlunya mengetahui beberapa hal mengenai Teido no Fukushi dan
penggunaannya dalam kalimat Bahasa Jepang. Dalam kebanyakan hal yang terjadi,
beberapa orang dalam hal ini, contohnya Mahasiswa, banyak yang tidak mengetahui
bahwa kalimat Teido no Fukushi tidak hanya terdapat dalam Buku Bahasa Jepang,
melainkan juga terdapat dalam Majalah Bahasa Jepang, contoh nya Majalah The
Nihongo Journal, untuk itu agar dapat mengerti dan memahami kalimat-kalimat teido
no fukushi yag terdapat pada Majalah The Nihongo Journal, Akhirnya pada penulisan
kertas karya ini, penulis akan memilih judul “ Penggunaan Teido no Fukushi dalam
Bahasa Jepang pada Majalah The Nihongo Journal”.


2
Universitas Sumatera Utara

1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
a. Untuk mengetahui penggunaan Fukushi dalam kalimat Bahasa Jepang,
khususnya teido no fukushi dalam Bahasa Jepang.
b. Untuk mendeskripsikan penggunaan Teido no Fukushipada kalimat Bahasa
Jepang yang terdapat pada Majalah The nihongo Journal Vol 12
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis hanya akan membahas tentang
Teido no fukushi dalam kalimat Bahasa Jepang yang terdapat pada Majalah The
Nihongo Journal Vol 12. Kata yang termasuk kedalam Teido no fukushi adalah
amari, chotto, daibu, goku, hanahada, haruka, hitasura, hotondo, ikubun,
isasaka, issō, kanari, kiwamete, mattaku, mō, motto, mottomo, nakanaka, nao,
sukoburu, sukoshi, tada, taihen, taisō, totemo, wazuka, yaya, yohodo, zuibun,
dan zutto. Akan tetapi penulis membatasi Teido no Fukushi yang akan dibahas hanya
amari, mattaku, motto, totemo, zuibun, dan zutto yang hanya terdapat dalam
contoh kalimat yang ada didalam Majalah the Nihongo Jornal Vol 12. Kemudian

penulis akan menjelaskan juga pada Bab II mengenai Pengertian Fukushi, Jenis-Jenis
Fukushi, dan Penggunaan Fukushi secara umum.

3
Universitas Sumatera Utara

1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode deskriptif dan
metode kepustakaan (Library Research).Menurut Koentjaraningrat dalam Desminita
Surbakti (2011:2), penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran
yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok
tertentu.Oleh

karena

itu

data-data

yang


diperoleh

dikumpulkan,

disusun,

diklasifikasikan, sekaligus dikaji dan kemudian diintrepentasikan dengan tetap
mengacu pada sumber data dan informasi yang ada. Sedangkan metode kepustakaan
menurut Nasution dalam Desminia Surbakti (2011:2) beberapa aspek perlu dicari dan
diteliti meliputi : masalah, teori, konsep, dan penarik kesimpulan. Dengan kata lain
metode kepustakaan adalah pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku
yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dari referensi tersebut
kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan.

4
Universitas Sumatera Utara