Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Chapter III V

BAB III
GAMBARAN DATA
A. Pengertian Wajib Pajak
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, pengertian Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai
hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak terdiri dari dua jenis
yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Wajib Pajak mempunyai
nomor identitas berupa NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) yang merupakan suatu
sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Setiap
Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP. NPWP juga bisa dipergunakan untuk
menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi
perpajakan.
NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan Kode Wajib
Pajak dan 6 digit berikutnya kode Administrasi Perpajakan. Wajib Pajak orang
pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas serta Wajib Pajak badan wajib
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling lambat 1

Universitas Sumatera Utara


bulan setelah usaha dijalankan. Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas, apabila sampai dengan satu memperoleh penghasilan
yang jumlahnya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun, wajib
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling lambat pada
akhir bulan berikutnya.
Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP ke Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan wajib pajak. Setelah memperoleh NPWP, setiap wajib pajak memenuhi
kewajiban perpajakannya dengan menyampaikan dan mengisi Surat Pemberitahuan
(SPT) dengan benar, lengkap, dan jelas.
B. Pengertian Badan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupuun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
social politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya, termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.


Universitas Sumatera Utara

C. Hak Wajib Pajak dalam Perpajakan
Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam Undang-Undang Perpajakan (Suandy,
2013) adalah sebagai berikut :
1. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus
Hak ini merupakan konsekuensi logis dari sistem self assessment yang
mewajibkan Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, dan
membayar pajaknya sendiri. Untuk dapat melaksanakan sistem tersebut tentu
hak dimaksud merupakan prioritas dari seluruh hak Wajib Pajak yang ada.
2. Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT)
Wajib Pajak dapat melakukan pembetulan SPT apabila terdapat kesalahan
atau kekeliruan, dengan syarat belum melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun
sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak dan
fiskus belum melakukan tindakan pemeriksaan.
3. Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT ke
Dirjen Pajak dengan menyampaikan alasan-alasan secara tertulis sebelum
tanggal jatuh tempo.

4. Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran
pembayaran pajak kepada Dirjen Pajak secara tertulis disertai alasanalasannya. Penundaan ini tidak menghilangkan sanksi bunga.

Universitas Sumatera Utara

5. Hak memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak
Wajib Pajak yang mempunyai kelebihan pembayaran pajak dapat mengajukan
permohonan pengembalian atau restitusi. Setelah melalui proses pemeriksaan
akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB).
6. Hak mengajukan keberatan dan banding
Wajib Pajak yang merasa tidak puas atas ketetapan pajak yang telah
diterbitkan, dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) di mana WP terdaftar. Jika wajib pajak tidak puas dengan
keputusan keberatan Wajib Pajak dapat mengajukan banding ke Pengadilan
Pajak.
D. Kewajiban Wajib Pajak dalam Perpajakan
Kewajiban Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan
(Suandy; 2013) adalah sebagai berikut :
1. Kewajiban untuk mendaftarkan diri

Pasal 2 Undang-Undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib
mendaftarkan diri pada Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meeliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Khusus terhadap pengusaha
yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN, wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Universitas Sumatera Utara

2. Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib Pajak
wajib mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dalam Bahasa Indonesia serta
menyampaikan ke kantor pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
3. Kewajiban membayar dan menyetor pajak
Kewajiban membayar dan menyetor pajak dilakukan di kas negara melalui
kantor pos atau bank BUMN/BUMD atau tempat pembayaran lainnya yang
ditetapkan Menteri Keuangan.
4. Kewajiban membuat pembukuan dan/atau pencatatan
Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia diwajibkan membuat

pembukuan (Pasal 28 ayat (1). Sedangkan pencatatan dilakukan oleh Wajib
Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usahanya atau pekerjaan bebas
yang diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang
tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
5. Kewajiban menaati pemeriksaan pajak
Terhadap wajib pajak yang diperiksa, harus menaati ketentuan dalam rangka
pemeriksaan pajak,

misalnya Wajib Pajak memperlihatkan dan/atau

meminjamkan buku atau catatan dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh; memberi kesempatan untuk memasuki tempat
ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran

Universitas Sumatera Utara

pemeriksaan; serta memberikan keterangan yang diperlukan oleh pemeriksa
pajak.
6. Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak

Wajib Pajak yang bertindak sebagai pemberi kerja atau penyelenggara
kegiatan wajib memungut pajak atas pembayaran yang dilakukan dan
menyetorkan ke kas negara. Hal ini sesuai dengan prinsip withholding system.
7. Kewajiban membuat faktur pajak
Setiap Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib membuat faktur pajak untuk setiap
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). Faktur
pajak yang dibuat merupakan bukti adanya pemungutan pajak yang dilakukan
oleh Pengusaha Kena Pajak.
E. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja
sama antara Wajib Pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data yang
diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang. Pengertian
SPT dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat
Pemberitahuan, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan. SPT Tahunan adalah SPT untuk satu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak.

Universitas Sumatera Utara


Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dibedakan sebagai berikut :
1. SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas
pembayaran pajak bulanan, SPT Masa terdiri atas :
a. SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26
b. SPT Masa PPh Pasal 22
c. SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26
d. SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2)
e. SPT Masa PPh Pasal 15
f. SPT Masa PPn dan PPnBM
g. SPT Masa PPN dan PPnBM bagi pemungut
2. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk
pelaporan tahunan SPT Tahunan.
Sebagaimana Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Per-19/PJ/2014
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Per34/PJ/2014 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan beserta Petunjuk
Pengisiannya.
a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771-Rupiah).
b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan yang diizinkan menyelenggarakan
pembukuan dalam Bahasa Inggris dan mata uang dollar Amerika Serikat

(1771-US).

Universitas Sumatera Utara

c. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari usaha / pekerjaan bebas, dari satu atau lebih pemberi
kerja, yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final, dan/atau dalam
negeri lainnya / luar negeri (1770).
d. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari satu pemberi kerja dalam negeri lainnya dan/atau yang
dikenakan PPh final dan/atau bersifat final (1770 S).
e. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah
penghasilan bruto tidak lebih dari Rp. 60.000.000,- setahun (1770 SS).
F. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) dalam (Resmi; 2008) bagi Wajib Pajak
Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :
1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau
melalui potongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun pajak atau

Bagian Tahun Pajak.
2. Penghasilan merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak.
3. Harta dan kewajiban dan/atau

Universitas Sumatera Utara

4. Pembayaran

dari

pemotongan

atau

pemungut

tentang

pemotongan


pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Masa Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP), fungsi Surat pemberitahuan adalah
sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah
pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah yang sebenarnya
terutang dan untuk melaporkan tentang :
1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran dan
2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
Pengusaha Kena Pajak melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah
sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.
Setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar,
lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat
lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Secara formal Surat Pemberitahuan
minimal harus berisi :


Universitas Sumatera Utara

1. Nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan Alamat Wajib Pajak;
2. Masa Pajak atau Tahun Pajak yang bersangkutan;
3. Tanda Tangan Wajib Pajak atau Kuasa;
4. Lampiran dan keterangan lain yang diwajibkan sesuai peraturan yang berlaku.
Sedangkan secara material setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dengan
benar, jelas, lengkap, dalam arti bahwa seluruh SPT baik Induk maupun Lampiranlampirannya

harus

sesuai

dengan

keadaan

yang

sebenarnya.

Kemudian

menandatangani dan menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain
yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Untuk e-SPT seluruh data elemen
Induk beserta lampirannya harus lengkap dan dapat diproses dalam Sistem Informasi
DJP, dan SPT Induk hasil cetakan dari media komputer tersebut telah ditandatangani
oleh Wajib Pajak atau kuasanya, serta telah dilengkapi dengan lempiran khusus atau
lampiran yang disyaratkan.
G. Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
Untuk prosedur cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib
Pajak Badan dalam (Suandy; 2013) dapat dilakukan dengan cara :
1. Menyampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak;
2. Melalui kantor pos;
3. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pajak dan E-filing.

Universitas Sumatera Utara

H. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dalam
(Suandy; 2013) yaitu Wajib pajak orang pribadi wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun
pajak. Sedangkan wajib pajak badan wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan paling lama 4 (empat) bulan setelah berakhirnya tahun pajak.
Dalam hal tanggal jatuh tempo penyampaian laporan bertepatan dengan hari
libur, maka penyampaian laporan pajak wajib dilakukan paling lambat pada hari kerja
sebelum tanggal jatuh tempo.
I. Sanksi Terlambat Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu penyampaian atau batas
waktu perpanjangan penyampaian SPT, wajib pajak dikenai sanksi administrasi
berupa denda sesuai dengan ketentuan dalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang KUP.
Bagi wajib pajak yang tidak atau belum menyampaikan SPT sampai dengan batas
penyampaian SPT dikenakan sanksi sebesar Rp. 100.000,- untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi, dan Rp. 1.000.000,- untuk Wajib Pajak Badan.
Wajib pajak tertentu dikecualikan dari pengenaan sanksi administrasi berupa
denda karena tidak menyampaikan SPT berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 243/PMK.03/2014 tidak dilakukan terhadap :

Universitas Sumatera Utara

1.

Wajib pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia

2.

Wajib pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas

3.

Wajib pajak orang pribadi yang berstatus sebagai Warga Negara Asing yang
tidak tinggal lagi di Indonesia

4.

Bentuk usaha tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia

5.

Wajib pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6.

Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi

7.

Wajib pajak yang terkena bencana

8.

Wajib pajak lain.
Maksud dari wajib pajak lain sebagaimana dimaksud diatas adalah wajib

pajak yang tidak dapat menyampaikan SPT dalam jangka waktu yang telah
ditentukan karena kerusuhan massal, kebakaran, ledakan bom atau aksi terorisme,
perang antarsuku, kegagalan sistem informasi administrasi penerimaan negara atau
keadaan lain.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Lubuk Pakam
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan sebuah elemen penting dalam Self
Assessment System, karena kesadaran Wajib Pajak merupakan kunci keberhasilan dari
berjalannya sistem ini, dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri
kewajiban perpajakannya.
Pada Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengambil contoh tentang kepatuhan
Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam. Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, jumlah Wajib Pajak Badan yang
terdaftar lebih banyak dibandingkan jumlah Wajib Pajak Badan yang menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Pada tahun 2013, Wajib Pajak Badan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Lubuk Pakam sebanyak 8.478 tetapi Wajib Pajak Badan wajib SPT Tahunan
adalah sebanyak 3.942 namun jumlah Wajib Pajak Badan wajib SPT yang
menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan lebih sedikit dari jumlah Wajib Pajak
Badan wajib SPT. Jumlah Wajib Pajak Badan wajib SPT yang menyampaikan SPT
Tahunan hanya sebanyak 1.556.

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 2014, Wajib Pajak Badan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Lubuk Pakam sebanyak 9.427 tetapi Wajib Pajak Badan wajib SPT Tahunan
adalah sebanyak 3.775 namun jumlah Wajib Pajak Badan wajib SPT yang
menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan lebih sedikit dari jumlah Wajib Pajak
Badan wajib SPT. Jumlah Wajib Pajak Badan wajib SPT yang menyampaikan SPT
Tahunan hanya sebanyak 1.851.
Sedangkan pada tahun 2015, Wajib Pajak Badan terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam sebanyak 10.427 tetapi untuk jumlah Wajib
Pajak Badan wajib SPT adalah sebanyak 3.849 namun jumlah Wajib Pajak Badan
wajib SPT yang menyampaikan SPT Tahunan hanya sebanyak 1.049.
Dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, Wajib Pajak Badan yang
terdaftar mengalami kenaikan, dan Wajib Pajak Badan wajib SPT Tahunan
mengalami pasang surut tetapi masih saja jumlah yang menyampaikan SPT Tahunan
tidak sebanyak dengan data Wajib Pajak Badan wajib SPT. Hanya sebagian Wajib
Pajak Badan saja yang menyampaikan SPT Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Lubuk Pakam.

Universitas Sumatera Utara

Tabel IV.1. Jumlah Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Lubuk Pakam
Tahun

Jumlah Wajib

Jumlah Wajib

Jumlah SPT Tahunan

Penyampaian

Pajak Badan

SPT Tahunan

Terdaftar

SPT Tahunan

Yang Disampaikan

2013

8.478

3.942

1.556

2014

9.427

3.775

1.851

2015

10.427

3.849

1.049

Pajak Badan Wajib WP Badan Wajib SPT

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Lubuk Pakam, 2016
Persentase kepatuhan Wajib Pajak Badan wajib SPT Tahunan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam pada tahun pajak 2013 sebesar 39%, pada
tahun pajak 2014 sebesar 49%, dan pada tahun pajak 2015 persentase kepatuhan
Wajib Pajak Badan wajib SPT adalah sebesar 27%. Berdasarkan data tersebut diatas,
dapat dikatakan persentase kepatuhan Wajib Pajak Badan mengalami pasang surut.
Ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran wajib Pajak Badan dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya.
Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan jika mencapai angka 100% baru dapat dikatakan bahwa Wajib Pajak
itu patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya tapi persentase kepatuhan Wajib
Pajak bahkan tidak mencapai setengahnya. Sehingga perlu peningkatan lagi agar
Wajib Pajak mau menyampaikan SPT Tahunan sebelum tanggal jatuh tempo, agar
persentasenya dapat meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu tindakan yang dapat dilakukan oleh petugas pajak adalah dengan
menegaskann sanksi bagi Wajib Pajak yang terlambat atau tidak menyampaikan SPT
Tahunan. Yaitu jika Wajib Pajak dengan sengaja atau tidak sengaja lupa
menyampaikan SPT Tahunan atau terlambat dengan batas waktu yang telah
ditentukan oleh petugas pajak, maka Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi
berupa denda melalui penerbitan STP.
B. Kendala yang Mempengaruhi Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan di KPP Pratama Lubuk Pakam
Menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan penerimaan pajak. Namun ada kendala-kendala yang
menyebabkan

Wajib

Pajak

tidak

menyampaikan

SPT

Tahunan,

sehingga

mempengaruhi persentase Kepatuhan Wajib Pajak tersebut. Adapun kendalakendalanya adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya

kesadaran

Wajib

Pajak

dalam

memenuhi

kewajiban

perpajakannya.
2. Kurangnya sosialisasi yang didapatkan Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak itu
sendiri tidak mengerti atau tidak terlalu paham dengan kewajibabn
perpajakannya.
3. Jumlah Wajib Pajak yag terlalu banyak karena wilayah kerja KPP Pratama
Lubuk Pakam yang terlau luas namun kurangnya Sumber Daya Manusia

Universitas Sumatera Utara

(petugas pajaknya) sehingga mengalami keterbatasan dalam melakukan
pengawasan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dan melakukan
sosialisai kepada Wajib Pajak.
C. Upaya yang Dilakukan Oleh Petugas Pajak untuk Meningkatkan Kepatuhan
Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT Tahunan
Setelah mengetahui kendala yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Badan dalam menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan, petugas pajak mencari
upaya yang dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Upaya yang dilakukan oleh petugas pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Lubuk Pakam antara lain adalah :
1. Meningkatkan Pelayanan Bagi Wajib Pajak
Pelayanan yang baik sangat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak karena pelayanan yang baik menimbulkan motivasi bagi Wajib Pajak
untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Yang menjadi inti pelayanan
yang mampu mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dan berkembang
dalam masyarakat umumnya dan wajib pajak khususnya. Sehubungan dengan
itu, aparat perpajakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam terus
berupaya untuk peka dan cepat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul, tidak berbelit, dan bekerja sesuai dengan perosedur yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

2. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Pajak
Sebagian Wajib Pajak ada yang memanfaatkan celah-celah kelemahan
Undan-Undang Perpajakan yang ada atau dengan cara memanfaatkan
kelengahan fiskus. Hal ini perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan
dan kejelian fiskus, untuk mengantisipasi hal tersebut.
3. Melakukan Penagihan Aktif
Melakukan penagihan aktif seperti mengirimkan Surat Teguran dan
menerbitkan Surat Tagihan Pajak yaitu surat untuk melakukan tagihan pajak
dan atau sanksi administrasi berupa denda, dan/atau bunga. STP diterbitkan
apabila pajak kurang atau tidak dibayar dari hasil kekurangan pembayaran
pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung.
4. Mengembangkan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak
a. Intensifikasi Pajak
Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian
penerimaan pajak terhadap subjek pajak yang telah tercatat atau
terdaftar dalam administrasi Direktur Jenderal Pajak dan hasi
pelaksanaan ekstensifikasi.
Mengembangkan kegiatan intensifikasi pajak dengan cara :
1. Pengawasan intensif terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan
yang dilaksanakan Wajib Pajak yang meliputi pengawasan

Universitas Sumatera Utara

terhadap pembayaran dan pelaporan pajak masa dan tahunan,
pengawasan terhadap Wajib Pajak yang melakukan kegiatan atau
transaksi namun tidak melaporkan kegiatan tersebut ke dalam SPT
Tahunan,.
2. Melakukan pemeriksaan pajak yang dilaksanakan secara selektif
dan cepat untuk mendapatkan tambahan penerimaan pajak dan
dapat segera dicairkan ketetapannya untuk memberikan kontribusi
penerimaan pajak.
3. Melakukan penagihan pajak yang dilaksanakan untuk mendukung
penerimaan pajak yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
hukum yang berlaku.
b. Ekstensifikasi Pajak
Ekstensifikasi pajak adalah usaha kegiatan yang berkaitan dengan
pertambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak
sehingga didapat sumber pajak baru. Mengembangkan kegiatan
optimalisasi ekstensifikasi untuk meningkatka jumlah wajib pajak
terdaftar, yang dilaksanakan adalah :
1. Optimalisasi pemanfaatan data internal, data eksternal, dan data
hasil pencairan di media massa cetak maupun elektronik.
2. Optimalisasi daerah potensial dengan pemberian NPWP kepada
calon WP yang dilaksanakan oleh petugas pajak dengan cara
pendaftaran langsung.

Universitas Sumatera Utara

5. Penyuluhan Perpajakan
Fakta yang masih belum dapat dibantah yaitu masih banyak masyarakat
Wajib Pajak di wilayah KPP Pratama Lubuk Pakam yang kurang memahami dan
mengerti akan ketentuan perpajakan, solusi yang tepat yang dilakukan KPP
Pratama Lubuk Pakam untuk mengantisipasinya adalah dengan mengadakan
penyuluhan perpajakan.
6. Sosialisasi Perpajakan
Dalam hal ini KPP Pratama Lubuk Pakam mensosialisasikan pajak kepada
masyarakat luas agar lebih paham tentang pajak dan mengetahui fungsi pajak bagi
pembangunan nasional dengan cara membuat slogan-slogan ditempat umum,
buku-buku, brosur, iklan dn media lainnya tentang perpajakan.
7. Kelas Pajak
Kelas pajak merupakan penyuluhan langsung berupa kelas pajak yang
tersebar di KPP seluruh Indonesia dan diharapkan bisa memberikan akses
informasi perpajakan kepada masyarakat secara lebih mudah dan lebih intensif
sehingga hal ini dapat meningkatkan persentase kepatuhan Wajib Pajak.

Universitas Sumatera Utara

8. Law Enforcement (Penegakan Hukum)
Jika semua upaya yang harusnya dilakukan untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak telah dilaksanakan namun masyarakat masih tidak patuh
terhadap kewajiban perpajakannya maka langkah terakhir yang dilakukan adalah
dengan melakukan penegakan hukum dengan cara pemeriksaan langsung ke
tempat kedudukan Wajib Pajak.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian analisis dan evaluasi pada bab sebelumnya, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam
melaporkan SPT Tahunan, antara lain sebagai berikut :
1. Dilihat dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa jumlah Wajib Pajak
Badan terdaftar dari tahun pajak 2013 sampai dengan tahun pajak 2015 lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak Badan wajib SPT Tahunan
yang menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunannya. Pada tahun pajak
2013 sebanyak 3.942 , pada tahun pajak 2014 sebanyak 3.775 , dan pada
tahun pajak 2015 sebanyak 3.849 Wajib Pajak Badan wajib SPT Tahunan
yang terdaftar. Sementara yang menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan
untuk tahun pajak 2013 hanya 1.556 , untuk tahun pajak 2014 hanya 1.851 ,
dan untuk tahun pajak 2015 hanya 1.049.
2. Penyebab tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan itu rendah dikarenakan
kurangnya kesadaran Wajib Pajak Badan dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
3. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
Badan dalam melaporkan SPT Tahunan adalah dengan meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

pelayanan bagi Wajib Pajak, meningkatkan profesionalisme aparatur pajak,
melakukan penagihan aktif, mengembangkan kegiatan intensifikasi dan
ekstensifikasi, penyuluhan perpajakan, sosialisasi perpajakan, kelas pajak, dan
penegakan hukum.
B. Saran
Pada dasarnya pelaksanaan Administrasi Perpajakan yang dilakukan di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam sudah berjalan dengan baik, namun
dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis ingin memberikan saran-saran
yang sifatnya membangun, antar lain adalah sebagai berikut :
1. Petugas pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam harus lebih
giat dalam meningkatkan pelayanan bagi Wajib Pajak Badan dan
profeionalisme aparatur pajak.
2. Meningkatkan sarana yang digunakan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat agar mengerti tentang pentingnya pajak, mengembangkan
kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, melakukan penyuluhan dan
sosialisasi perpajakan ataupun kelas pajak.
3. Menambah jumlah penerimaan pegawai pajak, serta menjalin kerja sama yang
baik antara petugas pajak dengan Wajib Pajak, agar tingkat kepatuhan dalam
penyampaian SPT Badan di KPP Pratama Lubuk Pakam dapat terealisasi

Universitas Sumatera Utara

dengan baik. Dimana Wajib Pajak harus banyak dibimbing serta diawasi oleh
Account Representative (AR).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Pengawasan Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

1 79 71

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

0 0 10

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

0 1 1

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

0 1 17

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

0 0 15

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

0 2 1