Pemanfaatan Internet Studi Kasus tentang Pola, Manfaat dan Tujuan Penggunaan Internet oleh Mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN INTERNET
Studi Kasus tentang Pola, Manfaat dan Tujuan
Penggunaan Internet oleh Mahasiswa pada
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Oleh Jonner Hasugian
Absract: The objective of this research is (a) to know the pattern of internet utilization
practiced by students in The University Library of USU, (b) to know the extent to which the
internet is useful to meet the study need students, (c) to know the purpose of Internet
utilization by students, (d) to know the evaluation of students on the internet service in The
University Library of USU. Based on survey conducted against 200 people as sample,
descriptively the general description has been gained that majority of respondent (50.50%)
just start to use the internet in The University Library of USU, while 49.50% have ever used
the internet before being a college student in USU. Majority of respondent 60.50% said, that
they most often use the internet in Internet shop, and then in Library (37.00%). The most
common used facility is WWW (Web) (93.50%). About 77.00% of respondent said that they
most often utilized the facility of e-mail. The main purposes the respondents assume to use
the internet is to search for scientific information (63.00%). In addition, they also use the
Internet as communication device (e-mail and chatting) and also as a device for gaining the
news from a wide range of newspaper, magazines, and so on in online of nature. Majority of
respondent (59.00%) said that the internet is useful to use in supporting the study
requirements. The evaluation of respondent against internet is good and excellent (96.50%).

By 54.50% of respondent said that the cost of internet use in The University Library of USU
is very cheap.
Keyword: Internet, Teknologi Informasi, Perpustakaan

1. PENDAHULUAN
Latarbelakang
Sumberdaya informasi yang disediakan perpustakaan pada umumnya masih berbentuk
tercetak, seperti buku ajar, majalah ilmiah, dan dokumen tercetak lainnya. Akan tetapi
setelah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada sistem pengelolaan
perpustakaan, sehingga media elektronik telah menjadi sumberdaya informasi baru
bagi sejumlah perpusatakaan tertentu, terutama pada perpustakaan perguruan tinggi.
Pada permualaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti
Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk
melaksanakan sejulah kegiatan perpustakaan. Penggunaannya semakin meningkat
sejalan dengan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat juga berdampak
terhadap pertumbuhan informasi, termasuk informasi ilmiah. Perkembangan ini terasa
semakin cepat karena dipacu oleh adanya kemudahan pada penyebarluasan informasi
baik melalui media cetak maupun melalui internet. Berbagai jenis informasi ilmiah

semakin tersedia di berbagai situs di internet, dan akses terhadap informasi tersebut
semakin mudah. Semua hal itu merupakan suasana yang kondusif bagi
1

berkembangnya kegiatan pengajaran dan penelitian di suatu perguruan tinggi,
termasuk pada perpustakaannya.
Teknologi informasi membawa perubahan penting dan mendasar bagi perpustakaan
dalam mengelola, memberikan layanan-layanan baru, menjalin hubungan antar
perpustakaan atau dengan berbagai pangkalan data di luar perpustakaan. Konsep
pelayanan perpustakaan yang secara konvensional menekankan penyediaan akses ke
informasi yang dimiliki, kini dengan kehadiran internet telah berubah ke arah konsep
tanpa harus memilikinya. Peran perpustakaan yang secara tradisional hanya memberi
layanan peminjaman koleksi kepada pengguna, akan berubah menjadi penyedia
hubungan antara pengguna dengan berbagai jenis dan bentuk informasi di tempat
manapun (agent of information). Melalui internet, perpustakaan dapat
menghubungkan pengguna ke berbagai situs atau pangkalan data di mancanegara.
Dewasa ini, internet dianggap sebagai sumberdaya informasi yang sangat besar.
Uraian di atas memberi gambaran bahwa internet berdampak positif terhadap
perpustakaan. Internet memunculkan suatu paradigma baru dalam pelayanan
perpustakaan. Internet memberikan banyak kemudahan bagi pepustakaan dalam

melaksanakan tugas dan misinya. Sekalipun internet memberi perubahan kepada
konsep dasar pengelolaan dan pelayanan perpustakaan, namun internet tidak akan
menghilangkan keberadaan perpustakaan, bahkan tidak akan dapat menghilangkan
atau menggantikan media cetak, akan tetapi justru sebaliknya, dengan kehadiran
internet keberadaan perpustakaan sebagai penyedia, pengolah dan penyebar informasi
semakin eksis dan kuat.
Perpustakaan USU mulai menyediakan layanan internet sejak awal masuknya internet
di kota Medan, yaitu pada akhir tahun 1992. Internet Service Provider (ISP) yang
dilanggan Perpustakaan USU dengan sistem dial-up pada saat itu adalah IdolaNet
dengan kecepatan (bandwitch) masih 14, 4 Kbps (kilobit per detik). Dengan peralatan
teknologi yang masih sederhana, Perpustakaan USU telah aktif mensosialisasikan
pemanfaatan internet kepada penggunanya.
Berdasarkan data ISP IdolaNet pada saat itu, Perpustakaan USU tercatat sebagai
pelanggan internet yang ke empat di kota Medan. Data ini mengindikasikan bahwa
tingginya tingkat kepekaan Perpustakaan USU terhadap perkembangan teknologi
informasi. Kemudian, pada tahun 1996 sampai sekarang Perpustakaan USU beralih
menjadi pelanggan internet dengan sistem leased line bersamaan dengan terbentuknya
jaringan USUnet. USUNet merupakan jaringan kampus USU yang menghubungkan
fakultas dan unit-unit kerja termasuk perpustakaan dengan menggunakan kabel serat
optik (fiber optic) sepanjang sekitar 8.000 meter dengan kecepatan (bandwicth) 10 –

100 Mbps (megabit per detik). Sedangkan akses internetnya ke ISP Telkom dengan
kecepatan 2 Mbps. Dengan cara ini penggunaan internet di Perpustakaan USU
semakin meningkat, dan fasilitas yang disediakan untuk pengguna juga dirasa
semakin memadai.
Saat ini, Perpustakaan USU menyediakaan dua ruangan untuk layanan akses internet
yaitu khusus untuk mahasiswa program Diploma dan S-1, tersedia sekitar 50 terminal
computer, dan khusus untuk dosen dan mahasiswa program pascasarjana tersedia 20
komputer. Pelayanan internet di kedua ruangan ini dilengkapi dengan sejumlah
2

fasilitas yang dimaksudkan untuk memberi kenyamanan bagi pengguna dalam
melakukan penelusuran informasi.
Fasilitas layanan internet yang disediakan diupayakan semakin baik dan lengkap
dibanding dengan masa sebelumnya. Akan tetapi bila seluruh fasilitas layanan internet
yang disediakan tersebut tidak atau belum dimanfaatkan secara maksimal, maka
fasilitas itu menjadi sesuatu yang mubajir. Oleh karena itu, masalah pemanfaatan
internet di Perpustakaan USU menjadi sesuatu yang penting dan menarik untuk
diteliti.
Pengguna internet di Perpustakaan USU selama tahun 2004 mencapai jumlah
68.548 orang (Laporan Akuntabilitas Perpustakaan USU 2004:24). Data ini

menunjukkan bahwa tingkat penggunaan internet oleh mahasiswa di Perpustakaan
USU adalah tinggi. Bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang menjadi
anggota Perpustakaan USU pada tahun yang sama adalah 24.089 orang, maka dapat
interpretasikan bahwa rata-rata setiap mahasiswa USU sudah pernah memanfaatkan
internet di Perpustakaan USU selama tahun 2004.
Permasalahan
Sekalipun tingkat penggunaan internet oleh mahasiswa di Perpustakaan USU tinggi,
namum belum diketahui secara pasti apa tujuan mereka menggunakan internet. Untuk
keperluan apa internet digunakan oleh mahasiswa ?. Apakah untuk mendapatkan
informasi ilmiah dalam rangka memenuhi kebutuhan studi atau tidak ?.
Bagaimanakah pola mereka menggunakannya ?. Jawaban terhadap perntanyaan itu
masih belum diperoleh. Oleh karena itu, pola pemanfaatan internet dijadikan sebagai
masalah utama yang akan diteliti melalui penelitian ini. Selain itu, aspek lain yang
juga perlu diketahui adalah tujuan mahasiswa menggunakan internet, dan manfaat
internet bagi kebutuhan studinya.
Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah pola pemanfaatan internet yang dilakukan oleh mahasiswa di
Perpustakaan USU
b. Sejauhmanakah internet bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan studi mahasiswa?

c. Apakah tujuan mahasiswa menggunakan internet ?
d. Bagaimanakah penilaian mahasiswa terhadap pelayanan internet di Perpustakaan
USU ?

2. TINJAUAN TEORI
Internet dan Fasilitasnya
Internet adalah merupakan jaringan dari ribuan jaringan komputer yang menjangkau
jutaan orang di seluruh dunia (LaQuery, 1997). Pendapat ini menunjukkan bahwa
internet merupakan suatu jaringan internasional atau manca-negara yang
menghubungkan jutaan komputer di dunia. Pendapat lain menyatakan bahwa internet
3

adalah sistem komputer yang saling berhubungan, sehingga memungkinkan komputer
desktop yang kita miliki dapat bertukar data, pesan, dan file-file dengan berjuta-juta
komputer lain yang berhubungan ke internet (Allen, 1997). Kedua definisi di atas
memberikan pemahaman yang sangat mendasar, bahwa berbicara tentang internet
objeknya adalah komputer, jaringan dan perangkat lainya (hardware dan software).
Jaringan komputer tersedia dalam berbagai format, namun ada dua jenis yang utama
yaitu Lokal Area Network (LAN) dan Wide Area Network (WEA). Lokal Area
Network biasanya terbentuk dengan menghubungkan beberapa komputer yang

berdekatan, yang berada pada suatu ruangan atau gedung dengan menggunakan kabel
sebagai penghubungnya. Sedangkan Wide Area Network adalah format jaringan
dimana suatu komputer dihubungkan dengan yang lainnya melalui sambungan
telepon. Data dikirim atau diterima oleh atau dari suatu komputer ke komputer lainnya
lewat sambungan telepon. Konektor suatu komputer dengan telepon adalah
menggunakan modem.
Internet menyediakan sejumlah fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna, antara
lain : Electronic Mail (E-mail), World Wide Web (WWW), File Transfer Protocol
(FTP), Newsgroup atau Mailing List, Gopher, Chat Group, Telnet, dan sebagainya
(Sitompul, 1997).
(1) Electronic Mail (E-mail)
Fasilitas ini adalah fasilitas pengiriman dan penerimaan surat elektronik yang dapat
dilakukan oleh semua orang yang mempunyai akses ke internet kepada semua orang
yang mempunyai akses ke internet. Berbeda dengan pengiriman melalui pos biasa,
pengiriman surat elektronik ini berlangsung dengan kecepatan yang relatif sangat
tinggi, dalam hitungan detik, namun prinsipnya tetap sama yaitu harus ada alamat email yang jelas dari sipenerima surat. Pengiriman e-mail berupa tembusan surat dan
lampirannya juga dapat dilakukan dengan fasilitas ini.
(2) World Wide Web (WWW)
Sebagaimana dikemukakan di atas, dengan fasilitas www ini host internet dapat
dikunjungi dan menyajikan informasi dalam berbagai bentuk seperti teks, gambar,

bunyi, musik, animasi dan video. Penyajian informasi pada www dapat dirancang
dengan menggunakan bahasa HTML maupun PDF. Situs atau lokasi yang
menggunakan fasilitas www dapat diakses dengan menggunakan http (hypertext
transmission perotocol atau hypertext transfer protocol). Mencari informasi pada
lokasi www sering disebut dengan istilah surfing the net. Tentu saja informasi yang
disediakan oleh masing-masing situs www tersebut berbeda satu sama lain.
(3) File Transfer Protocol (FTP)
Dengan fasilitas ini kita dapat melakukan pengambilan (download) file yang kita
inginkan dari sebuah situs internet, atau dapat mengirimkan (upload) file ke sebuah
situs internet.
(4) Newsgroup atau Mailing List
Fasilitas newsgroup atau Mailing List adalah fasilitas yang dapat digunakan untuk
mengirimkan sebuah pesan (message) secara serentak kepada beberapa alamat
sekaligus, sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah forum diskusi. Bahkan
penggunanya dapat melakukan diskusi, seminar, ceramah, konferensi secara
4

elektronik tanpa terikat dimensi ruang dan waktu, dan dapat berlangsung setiap hari
tanpa henti.
(5) Gopher

Internet menyediakan banyak informasi yang dapat diakses penggunanya lewat sistem
menu. Seorang pengguna internet dihadapkan pada sebuah menu yang bercabangcabang. Untuk menuju ke informasi atau data yang dituju, seorang pengguna
menyeleksi pilihan-pilihan yang disediakan hingga masuk ke topik yang diinginkan.
Fasilitas demikian disebut Gopher
(6) Chat Group (Chatting)
Chat Group adalah suatu forum dimana pengguna dengan minat yang sama dapat
mengadakan diskusi real time secara online, atau sering disebut dengan istilah
percakapan interaktif. Internet Relay Chat (IRC) merupakan fasilitas untuk
komunikasi langsung dengan menggunakan keyboard. Kita dapat ambil bagian dalam
komunikasi publik dengan sekelompok orang dengan menggunakan IRC untuk
mengatur komunikasi pribadi dengan orang-orang tertentu, yaitu sejenis
teleconference.
(7) Telnet
Telnet (Tele Networking) adalah software yang berfungsi untuk mengakses komputer
(server) dari jauh (remote login). Telnet adalah program yang memungkinkan
komputer kita menjadi terminal dari komputer lain di internet. Telnet memungkinkan
kita untuk masuk (login) sebagai pemakai komputer jarak jauh dan menjalankan
program komputer layanan yang ada dikomputer tersebut.
Dampak Internet Terhadap Perpustakaan
Kehadiran teknologi informasi seperti internet dan multi-media telah merubah konsep

dasar maupun peran perpustakaan (Rahardjo, 1995). Konsep pelayanan perpustakaan
yang secara konvensional menekankan penyediaan akses ke informasi yang dimiliki,
kini dengan internet harus berubah ke arah konsep tanpa harus memilikinya. Konsep
perpustakaan yang selama berabad-abad menjadi pengelola informasi berbasis cetak
(paper-based), kini dengan internet dapat menjadi pengelola informasi elektronik.
Selain itu, fungsi dan peran perpustakaan yang secara tradisional hanya memberi
layanan peminjaman koleksi kepada pengguna, akan berubah menjadi penyedia
hubungan antara pengguna dengan berbagai jenis dan bentuk informasi di tempat
manapun (agent of information). Dengan internet perpustakaan dapat menghubungkan
pengguna ke berbagai situs atau lokasi database atau pangkalan data di mancanegara.
Internet, terutama dengan memanfaatkan fasilitas www-nya, akan memungkinkan
banyak perpustakaan menjadi online. Perpustakaan yang online, berarti bahwa
database koleksinya tersambung ke internet, dengan demikian dapat diakses dari luar
perpustakaan atau dari berbagai tempat. Internet telah membuka dunia baru bagi
perpustakaan. Perpustakaan yang secara konvensional berinteraksi secara pasif kepada
pengguna melalui layanan buku, maupun jurnal semata, akan menjadi lebih agresif
dengan internet.

5


Perpustakaan-perpustakaan yang telah terhubung ke internet menyediakan fasilitas
search yang dapat digunakan untuk mencari atau menelusuri koleksi yang
dimilikinya. Dengan demikian koleksi suatu perpustakan akan dapat diakses oleh
perpustakaan lainnya, sekalipun jaraknya berjauhan. Seorang pengguna yang tidak
menemukan informasi yang diinginkannya di suatu perpustakaan, maka pengguna
tersebut dapat dihubungkan ke perpustakaan lain yang memiliki informasi itu dengan
bantuan internet.
Ada beberapa konsekuensi menarik dengan banyaknya perpustakaan yang tersambung
ke internet yaitu:
(1) Sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas hanya tersedia pada jenis
perpustakaan tertentu, kini menjadi tidak terbatas dengan adanya akses internet.
(2) Buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian dan dokumen lainnya yang umumnya
tersedia hanya di perpustakaan lokal, menjadi tidak terbatas karena dapat dicari di
berbagai perpustakaan yang ada di internet.
(3) Perpustakaan tidak lagi terbatas pada koleksi berbasis tecak (paper based), akan
tetapi menjadi pusat disseminasi informasi maupun pangkalan data penelitian serta
aktivitas lainnya (Purbo, 1996)
Melakukan pengambilan file (download) suatu informasi tertentu dari internet ada
kalanya bersifat gratis dan ada juga yang harus membayar. Downloading file artikel
dari jurnal ilmiah tertentu, biasanya selalu meminta pembayaran, atau untuk dapat
mengakses jurnal itu harus membayar biaya langganan pertahun. Sekalipun demikian,
jika dihitung biaya melanggan suatu jurnal ilmiah tercetak jauh lebih mahal, jika
dibandingkan dengan biaya melanggan jurnal itu secara online. Hal ini dapat
dimengerti, karena penerbit jurnal tersebut tidak lagi memperkirakan biaya
pencetakan, distribusi dan sebagainya. Bagi perpustakaan yang sudah tersambung
dengan internet keadaan ini sangat menguntungkan karena menghemat biaya
pengadaan, menghemat penyimpanan, dan dapat memperoleh informasi dari jurnal itu
dalam waktu yang relatif sangat cepat, dan sebagainya.
Uraian di atas memberi gambaran bahwa internet berdampak positif terhadap
perpustakaan. Internet memunculkan suatu paradigma baru dalam pelayanan
perpustakaan. Internet memberikan banyak kemudahan bagi pepustakaan dalam
melaksanakan tugas dan misinya.
Internet Sebagai Sumber Informasi Ilmiah
Sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, beraneka
ragam sumberdaya informasi yang telah terdigitalisasi atau terkomputerisasi.
Perkiraan di masa mendatang, koleksi perpustakaan dalam format elektronik akan
dapat menyamai koleksi dalam format cetak. Mengamati fenomena dari perubahan
yang sedang terjadi dewasa ini, mungkin beberapa perpustakaan tertentu akan lebih
mengandalkan informasi-informasi dalam format elektronik di masa mendatang.
Dengan internet, mungkin puluhan ribu perpustakaan atau pusat informasi yang
memiliki sumber informasi yang tak terhingga banyaknya dapat saling terhubung, dan
dapat dimanfaatkan oleh ratusan juta pemakai yang terdiri dari individu atau oranisasi
(Garret, 1995). Ketersambungan antara berbagai perpustakaan melalui internet ini,
6

membentuk suatu sistem informasi yang maha besar, yang sering disebut
perpustakaan virtual (Simanjuntak, 1995).
Konsep perpustakaan virtual pada dasarnya adalah akses jarak jauh ke isi dan layanan
perpustakaan dan sumber-sumber informasi lain, baik bahan-bahan cetak maupun
elektronik. Berbagai jenis perpustakaan tersambung ke internet, yang memungkinkan
akses dapat dilakukan dan mengambil informasi dari perpustakaan lain yang tersebar
di seluruh dunia. Dengan demikian, masalah akses menjadi isu penting untuk
menyatakan kekuatan layanan perpustakaan.
Selama ini persepsi tentang besar kecilnya perpustakaan selalu diukur berdasarkan
dimensi fisik gedung dan koleksi. Makin banyak bahan pustaka buku dan majalah
yang dimiliki suatu perpustakaan, cenderung menunjukkan kehebatan perpustakaan
itu, karena makin besar dan kemungkinan koleksinya lebih lengkap. Perpustakaan
besar selalu diasumsikan sebagai suatu perpustakaan yang mempunyai jumlah buku
dan majalah yang banyak, kursi baca yang banyak, gedung yang besar dan jumlah
pustakawan yang banyak pula. Sebaliknya, perpustakaan yang hanya memiliki 10 atau
15 ribu eksemplar koleksi, sering dianggap sebagai perpustakaan kecil.
Persepsi pustakawan tentang besar kecilnya perpustakaan berdasarkan dimensi fisik
seperti disebut di atas tidak selamanya benar. Sebagai contoh, satu set General
Periodical Ondisk Proquest dari UMI yang teridiri atas kurang lebih 800 CD-ROM,
yang jika ditumpukkan akan membentuk slinder 12 cm, maka tingginya mungkin
hanya 1 sampai 2 meter saja, yang bila disimpan cukup menggunakan satu atau dua
laci file kabinet saja. Padahal, CD-ROM ini memuat citra penuh (fulltext) dari kurang
lebih 1.500 judul majalah ilmiah yang terus menerus di-update setiap bulannya sejak
tahun 1994 sampai sekarang. Jika kita menyimpan seluruh versi cetak yang dikandung
oleh 800 CD-ROM itu, mungkin akan menghabiskan ruangan antara 150 sampai 200
meter persegi. Jika dibandingkan dari sudut penyimpananya, maka bahan digital
seperti CD-ROM itu, jauh lebih menguntungkan.
Pola Pemanfaatan Internet
Pola pemanfaatan yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah mencakup:
proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan seluruh fasilitas yang tersedia di internet.
Perbuatan memanfaatkan seluruh fasilitas mencakup penggunaan fasilitas search
engine, relevansi, dan juga cara menelusur/mencari informasi di internet. Proses
mencakup: pengalaman, tempat, dan frekuensi penggunaan internet.
3. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Sumber data utama yang digunakan
adalah responden. Responden penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera
Utara Tahun akademik 2004/2005 yang pernah menggunakan internet di Perpustakaan
USU. Selain itu, digunakan juga sejumlah dokumen tertentu untuk memperoleh data
yang menyangkut jumlah mahasiswa baru, kondisi perpustakaan dan sebagainya.
Dengan teknik sampling aksidental ditetapkan sampel penelitian sejumlah 200
responden.

7

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner atau angket.
Angket didesain dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang mengandung aspek-aspek
yang akan diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriftif.
Berdasarkan besaran persentase, ditarik kesimpulan-kesimpulan berkenan dengan
aspek-aspek yang diteliti.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pola Pemanfaatan Internet
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa pola pemanfaatan internet yang
dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah mencakup: proses, cara, dan perbuatan
memanfaatkan seluruh fasilitas yang tersedia di internet. Namun sebelum membahas
pola tersebut, perlu dikatahui gambaran umum tentang pengenalan mahasiswa akan
internet.
a. Pengenalan Internet
Masa awal pengenalan internet bagi mahasiswa, dapat berbeda bagi seseorang dengan
yang lainnya. Ada mahasiswa yang sudah mengenal internet sejak dini di sekolah
asalnya dan ada pula baru mengenalnya setelah menjadi mahasiswa. Sebahagian besar
responden (50,50 %) mulai mengenal dan menggunakan internet adalah sesudah
menjadi mahasiswa USU. Data ini mengindikasikan bahwa kebanyakan responden
belum pernah menggunakan internet ketika mereka masih duduk di sekolah lanjutan,
dengan demikian bagi sebahagian besar responden pengalaman menggunakan internet
erat kaitannya dengan statusnya sebagai mahasiswa USU. Mengingat Perpustakaan
USU merupakan unit kerja yang pertama sekali menyediakan layanan internet kepada
sivitas akademika, maka secara langsung atau tidak langsung penyediaan layanan
internet di Perpustakaan USU sangat berperan dalam memperkenalkan dan
memotivasi mahasiswa untuk menggunakan internet.
Sekitar 49,50 % responden telah mengenal internet sebelum menjadi mahasiswa USU.
Mereka telah memiliki pengalaman menggunakan internet sebelum diterima menjadi
mahasiswa. Dengan demkian, internet bukanlah sesuatu yang baru ketika mereka
diterima sebagai mahasiswa USU. Pengalaman itu tentunya akan memudahkankan
mereka untuk menggunakan internet di Perpustakaan USU, dan diharapkan mereka
dapat mendorong mahasiswa lain untuk belajar menggunakan internet.
b. Cara Mengenal Internet
Seseorang mengenal internet dapat melalui berbagai cara, diantaranya melalui
pendidikan atau kursus, melalui bantuan teman, belajar sendiri dan sebagainya.
Mayoritas responden (72,00%) menggunakan internet melalui bantuan temannya.
Data ini mengindikasikan bahwa pada umumnya responden belajar internet adalah
atas inisyatif sendiri melalui pergaulannya dengan teman-temannya.
c. Tempat Menggunakan Internet

8

Fasilitas yang tersedia untuk menggunakan internet di perpustakaan/kampus tentu
jumlahnya tidak akan sebading dengan jumlah mahasiswa. Kemampuan universitas
untuk menyediakan fasilitas menggunakan internet diduga sangat terbatas. Oleh
karena itu, tempat menggunakan internet bagi responden tidak terbatas hanya di
perpustakaan atau di kampus.
Mayoritas responden (60,50%) menyatakan bahwa mereka paling sering
menggunakan internet di Warnet, kemudian di Perpustakaan USU (37,00%). Data ini
menggambarkan kondisi yang realistis, mengingat jumlah mahasiswa USU yang
sangat besar, sementara ketersediaan jumlah komputer yang dapat digunakan untuk
melakukan akses internet di Perpustakaan USU masih sangat terbatas. Sekalipun
persentasenya kecil (2,50%), namun ada diantara responden yang telah dapat
menggunakan internet dari rumahnya.
d. Frekuensi Penggunaan Internet
Frekuensi penggunaan internet yang diukur melalui penelitian ini adalah rata-rata
penggunaan internet per-bulan. Frekuensi penggunaan internet bagi pemakai
dipengaruhi banyak faktor misalnya, waktu, kebutuhan informasi, biaya dan
sebagainya. Data menunjukkan bahwa sekitar 46,50 % responden menggunakan
internet selama 1 s.d 5 hari perbulan, 37,50 % menyatakan menggunakan internet
selama 6 s.d 10 hari perbulan, 8 % menggunakan selama 11 s.d 15 hari perbulan dan 4
% masing-masing menggunakan internet selama 16 s.d 20 hari dan lebih dari 20 hari
perbulan. Berdasarkan data ini dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas responden
(53,50 %) telah menggunakan internet selama 6 hari atau lebih (6 s.d > 20 hari)
perbulan. Data ini menggambarkan bahwa responden telah meluangkan sebahagian
waktu belajarnya dan sebahagian dari uang belanjanya untuk melakukan akses
informasi dengan menggunakan internet.
e. Lama Akses
Lama akses yang dilakukan oleh setiap pengakses informasi pada saat menggunakan
internet dapat dipengaruhi oleh banyak hal misalnya waktu, ketersediaan dana,
kecepatan jaringan, jenis informasi yang ingin dicari, perolehan informasi yang
relevan dan sebagainya. Data menunjukkan bahwa mayoritas responden (82,00%)
melakukan akses selama 1 s.d 2 jam pada setiap kali menggunakan internet, dan
sekitar 16,00 % melakukan akses selama 3 s.d 5 jam. Hanya sekitar 1,00 % yang
melakukan akses selama 6 s.d 8 jam dan di atas 8 jam pada setiap kali menggunakan
internet.
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan akses pada setiap kali menggunakan
internet sifatnya relatif, artinya sangat bergantung kepada berbagai faktor atau
keadaan seperti kecepatan jaringan, kejelasan alamat atau situs yang diakses, jenis
informasi yang dicari, dan juga ketersediaan dana untuk membayar jasa layanan.
Biasanya bila tingkat kecepatan jaringan baik, maka lama askes sekitar 2 (dua) jam
telah memadai untuk mengakses informasi melalui internet. Bagi pada umumnya
mahasiswa lama akses ini juga sangat dipengaruhi oleh kemapuan dananya. Patut
diduga bahwa banyak diantara responden yang ingin melakukan akses internet dengan
waktu berjam-jam, akan tetapi karena keterbatasan dana yang dimilikinya, maka
mahasiswa tersebut cenderung akan membatasi diri.
9

f. Penggunaan Fasilitas Internet
Di internet tersedia sejumlah fasilitas yang dapat digunakan pada setiap kali
menggunakan internet. Penggunaan fasilitas tersebut sangat tergantung kepada
keperluan pengguna internet. Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa fasilitas
yang paling sering digunakan responden pada setiap kali menggunakan internet ialah
WWW (Web) (93,50 %). Data ini sangat realitis mengingat fasilitas ini merupakan
fasilitas yang paling ampuh digunakan untuk melakukan penlusuran atau pencarian
informasi.
Fasilitas e-mail juga merupakan fasilitas yang sangat dominan digunakan oleh
responden. Sekitar 77,00% responden menyatakan bahwa mereka paling sering
memanfaatkan fasilitas e-mail dibanding dengan fasilitas chatting, telnet dsb.
Berdasarkan data ini dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas responden telah terbiasa
berkomunikasi menggunakan surat elektronik. Berkomunikasi dengan surat elektronik
(e-mail) selain prosesnya sangat cepat, biayanya juga sangat murah.
Selain menggunakan fasilitas tersebut di atas, pengguna internet juga harus
menggunakan search engine untuk melakukan pencarian informasi. Terdapat
sejumlah search engine yang dapat digunakan untuk melakukan pencarian informasi
di internet. Kemampuan masing-masing search engine dalam menemukan situs-situs
informasi yang relevan dengan query pengguna ada kalanya berbeda. Desain dan
interface dari masing-masing search engine juga selalu berbeda. Keberadaan desain
dan interface dari masing search engine sangat berpengaruh untuk menarik minat dan
perhatian pengguna dalam melakukan penelusuran di internet.
Data memperlihatkan bahwa search engine yang paling sering digunakan responden
ketika melakukan penelusuran di internet ialah Google (84,50 %) dan Yahoo (72,00
%), sedangkan penggunaan search engine yang lain tidak begitu menonjol jika
dibanding dengan kedua search engine di atas. Gambaran data ini berhubungan erat
dengan kemampuan kedua search engine tersebut yang dinilai memiliki berbagai
keunggulan dibanding dengan yang lainnya. Dalam penilaian umum pengguna
internet, kedua search engine tersebut dikategorikan sebagai search engine yang
paling baik dan familier kepada pengguna saat ini.
g. Titik Akses
Umumnya responden dapat melakukan penelusuran informasi dari sejumlah titik
akses. Data menunjukkan bahwa mayoritas responden selalu melakukan penelusuran
melalui titik akses judul, subyek, kata kunci dam teks bebas. Penelusuran melalui titik
akses judul, subyek dan kata kunci biasanya akan menghasilkan tingkat ketepatan
(precision) yang tinggi dalam memanggil dokumen yang relevan dengan permintaan.
Dilatarbelakangi tingkat ketepatan yang tinggi tersebut, sehingga pada umumnya
pengguna selalu melakukan penelusuran melalui titik akses tersebut.
h. Penggunaan Operator dalam Melakukan Penelusuran
Untuk merumuskan query ke dalam format yang spesifik dan terbaca oleh mesin
penelusuran, diperlukan sejumlah operator yang sudah standar dan lazim digunakan
10

dalam penelusuran di internet. Data menunjukkan bahwa hanya sebahagian kecil
(22,00 %) responden yang sering menggunakan operator Boolean dalam melakukan
pencarian informasi di internet. Pada hal, operator Boolean merupakan operator yang
paling umum tersedia pada hampir seluruh sistem temubalik (information retrieval)
dari berbagai pangkalan data (database). Patut diduga, data ini mengindikasikan
bahwa sebahagian besar responden kurang atau belum mengenal dan memahami
fungsi dari operator Boolean dalam pencarian informasi di internet.
Sebagian besar (61,00 %) responden menyatakan sering menggunakan operator
proximity dalam melakukan pencarian informasi di internet. Pengenalan dan
pemahaman terhadap fungsi operator ini akan membantu pengguna internet untuk bisa
mendapatkan informasi dengan tingkat ketepatan (precision) yang tinggi. Sebab
dengan operator ini responden dapat memperoleh dokumen yang sangat relevan
dengan query-nya, karena dengan operator ini akan terpanggil dokumen yang berisi
kata/isitilah yang tingkat kedekatannya sangat dekat dengan kata/istilah penelusur.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa masih banyak sistem temubalik informasi yang
masih belum menerapkan fungsi dari operator ini.
Persentase responden yang sering menggunakan operator truncation jumlahnya sangat
kecil (13,00 %), dan mayoritas responden (68,00 %) menyatakan tidak penah
menggunakannya. Data ini mengindikasikan bahwa responden kurang atau belum
mengenal fungsi dari operator tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena operator ini
masih belum umum digunakan pada sistem temu balik dari berbagai pangkalan data
(database) pada sejumlah situs di internet.
i. Relevansi Perolehan Dengan Kebutuhan Informasi
Keinginan pencari informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan
dengan kebutuhan. Akan tetapi, pencarian informasi di internet tidak selalu berhasil
untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan. Hal itu sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dari sipenelusur untuk menentukan strategi
penelusuran, dan juga dipengaruhi oleh faktor ketersediaan informasi pada sejumlah
situs yang dituju.
Mayoritas responden (67,50 %) menyatakan informasi yang didapatkannya dari hasil
penelusuran menggunakan internet kadang-kadang relevan, sedangkan sekitar 26,00
% menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar 6,50 % yang menyatakan jarang. Data
ini menggambarkan hal yang nyata, karena seperti apa yang dikemukakan di atas,
bahwa pada setiap pencarian informasi di internet tidak selalu pasti berhasil
mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan, sebab banyak faktor yang
sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan tersebut.
j. Jenis Informasi yang Paling Sering Dicari di Internet
Jenis informasi yang dicari oleh pengguna di internet dapat berupa informasi ilmiah
dan atau informasi umum atau non-ilmiah. Jenis informasi yang diinginkan sangat
tergantung dengan kebutuhan dan kondisi pengguna internet.
Data menunjukkan bahwa mayoritas responden (77,50 %) menyatakan bahwa jenis
informasi yang paling sering dicari di internet adalah informasi ilmiah. Data ini
11

menggambarkan keadaan yang sangat realistas, sebab idealnya bahwa seorang
mahasiswa harus lebih memprioritaskan pencarian informasi ilmiah dari pada jenis
informasi yang lainnya. Data ini juga sangat sinkron dengan data lain yang
menyatakan bahwa tujuan utama dari mayoritas responden menggunakan internet
adalah untuk mendapatkan informasi ilmiah. Selain itu, data ini juga dapat merupakan
jawaban untuk menepis anggapan atau wacana yang menyatakan bahwa umumnya
mahasiswa menggunakan internet hanya untuk mencari informasi umum atau
informasi non-ilmiah termasuk informasi yang bersifat porno. Melalui data tersebut di
atas dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas responden telah memanfaatkan internet
sebagai sarana penting guna mendapatkan informasi ilmiah.
k. Perlakuan Terhadap Informasi
Informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran menggunakan internet dapat
download, dicetak dan atau hanya dibaca dimonitor. Pada dasarnya pengguna dapat
secara bebas memperlakuan informasi yang didapatnya melalui penelusuran dari
internet.
Data menunjukkan bahwa perlakuan yang paling sering dilakukan responden terhadap
informasi yang didapatkan dari internet adalah men-download (56, 50 %) dan
mencetak (44,00 %), sedangkan yang hanya membaca di internet jarang dilakukan.
Biasanya bila seseorang men-download atau mencetak informasi yang diperoleh dari
internet, cenderung informasi tersebut adalah informasi yang penting atau yang
berguna baginya atau sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan bila informasi hanya
dibaca di monitor, biasanya informasi tersebut adalah informasi yang kurang atau
tidak penting untuk dimilikinya. Oleh karena itu, data di atas mengindikasikan bahwa
rasio perolehan (recall) informasi dengan tingkat ketepatan (precision) yang sering
dialami oleh responden cenderung tinggi. Diduga, kecenderungan ini yang
menyebabkan responden selalu men-download dan atau mencetak hasil penelusuran
yang diperolehnya dari internet.
4.2. Manfaat Internet
Sebagai salah sumberdaya informasi yang sanga besar, internet dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan pribadi maupun organisasi. Untuk
keperluan pribadi misalnya, internet dapat bermanfaat untuk berbagai hal diantaranya
untuk keperluan studi, pekerjaan, komunikasi dan sebagainya. Mayoritas responden
(59,00 %) menyatakan bahwa internet bermanfaat digunakan untuk membantu
keperluan studi. Hal itu berarti bahwa internet telah dijadikan sebagai salah satu
sumber daya informasi guna memenuhi kebutuhan studinya. Sebahagian besar
responden telah memanfaatkan internet untuk melakukan pencarian informasi guna
mendukung keperluan studinya. Data ini sinkron dengan data lain yang
menggambarkan tujuan utama responden menggunakan internet adalah untuk mencari
informasi ilmiah guna memenuhi kebutuhan studinya.
Selain untuk memenuhi kebutuhan studi, responden juga menggunakan internet
sebagai media komunikasi (31,00%), hiburan (8,5%) dan untuk berbelanja (1,5%).
Sebahagian responden telah memanfaatkan fasilitas yang tersedia di internet sebagai
media untuk berkomunikasi misalnya untuk mengirim dan menerima surat yang
sifatnya elektronik (e-mail) dan chatting. Sekalipun persentasenya kecil, responden
12

telah menggunakan internet sebagai sarana hiburan. Berdasarkan data ini dapat
ditafsirkan bahwa sumberdaya informasi yang tersedia di internet telah dapat
dimanfaatkan oleh sebahagian responden sebagai sarana rekreasi. Hal ini sesuai
dengan salah satu fungsi perpustakaan yaitu sebagai sarana untuk mendapatkan
rekreasi melalui bacaan. Artinya, melalui bahan bacaan yang tersedia di internet,
seseorang yang membacanya dapat terhibur.
Bagi sebahagian pencari informasi, ada yang telah menjadikan internet menjadi
sumberdaya informasi yang utama, pelengkap dan sebagainya. Keadaan ini sangat
tergantung kepada status dan profesi dari pencari informasi. Status dan profesi sangat
berpengaruh terhadap kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi akan menentukan
untuk dijadikan sebagai dasar utama dalam rangka memilih sumberdaya informasi
yang akan digunakan. Bagi sebahagian besar responden (58, 00 %), internet dijadikan
sebagai sumber informasi pelengkap dalam rangka memenuhi kebutuhan studinya,
sedangkan bagi sekitar 23,50 % responden telah menjadikan internet sebagai sumber
informasi utama guna memenuhi kebutuhan studinya. Data ini menggambarkan
bahwa berbagai situs yang tersedia di internet telah dapat diandalkan sebagai
sumberdaya informasi utama guna memenuhi kebutuhan studi mahasiswa untuk jenis
dan jenjang program studi tertentu.
4.3. Tujuan Menggunakan Internet
Tujuan seseorang menggunakan internet dapat berbeda. Perbedaan tujuan itu sangat
dipengaruhi banyak faktor, diantaranya kebutuhan informasi, dan komunikasi.
Mayoritas responden menyatakan bahwa tujuan utama menggunakan internet adalah
untuk mencari informasi ilmiah (63,00 %). Data ini mengindikasikan bahwa
umumnya responden telah memanfaatkan internet sebagai salah satu sumberdaya
informasi ilmiah guna memenuhi kebutuhan studinya. Keadaan ini sangat positip
mengingat tugas pokok mahasiswa adalah untuk belajar. Salah satu proses yang harus
dilakukan dalam belajar ialah bagaimana cara untuk mendapatkan berbagai sumber
informasi ilmiah yang secara mutlak diperlukan untuk mendukung keberhasilan studi.
Selain itu, responden juga telah menggunakan internet sebagai sarana komunikasi
yaitu e-mail dan chatting (28,50%) dan juga sebagai sarana untuk mendapatkan berita
dari berbagai surat kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya online (7,00%),
bahkan sekitar 1,50% menggunakannya untuk berbelanja. Data ini menggabarkan
bahwa sebahagian responden telah memanfaatkan berbagai fasilitas dan kemudahankemudahan untuk mendapatkan informasi yang tersedia di internet untuk menambah
pengetahuan dan kemampuannya.
4.4. Penilayan terhadap Pelayanan Internet di Perpustakaan USU
a. Fasilitas Pelayanan
Fasilitas layanan yang akan dievaluasi responden melalui penelitian ini mencakup
keadaan ruangan, komputer, printer dan jam layanan. Penilaian responden terhadap
fasilitas layanan internet di Perpustakaan USU tergambar melalui data yang diperoleh.
Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 3,50 % yang menyatakan tidak baik, dengan
demikian sekitar 96,50 % responden menyatakan bahwa fasilitas layanan internet
sudah memadai, baik dan atau sangat baik. Data ini mengindikasikan bahwa fasilitas
layanan internet yang disediakan oleh Perpustakaan USU telah memadai bagi
13

kebutuhan pengguna. Dapat diinterpretasikan bahwa dari segi ketersediaan fasilitas,
mahasiswa USU yang menjadi pengguna internet di Perpustakaan USU tidak
mendapat hambatan yang berarti dalam melakukan penelusuran informasi, dengan
demikian pernyataan responden terhadap fasilitas layanan internet di Perpustakaan
USU dapat dinyatakan baik
b. Biaya Penggunaan Internet di Perpustakaan USU
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa salah faktor yang berpengaruh terhadap
frekuensi pemakaian internet adalah biaya. Biasanya para pengguna internet selalu
mencari tempat menggunakan internet yang tarif atau biaya penggunaannya murah.
Sebaliknya, bila tempat penyedia akses internet menetapkan tarif atau biaya
penggunaan yang mahal, maka cenderung pengunanya akan sedikit. Biasanya tarif
biaya penggunaan internet ditetapkan berdasarkan jam penggunaan, misalnya Rp.
3.000 per jam,-. Dewasa ini tarif biaya penggunaan internet pada sejumlah rental
(warnet) selalu bersaing.
Data menunjukkan bahwa biaya penggunaan internet di Perpustakaan USU adalah
murah. Hal itu dinyatakan melalui jawaban responden dimana sekitar 54,50 %
responden menyatakan bahwa biaya penggunaan internet di Perpustakaan USU adalah
murah dan sangat murah. Data ini mengindikasikan bahwa dilihat dari sisi biaya,
maka layanan internet yang disediakan oleh Perpustakaan USU telah sanggup
berokompetisi dengan sejumlah rental atau Warnet yang ada di sekitar kampus. Dapat
diinterpretasikan bahwa dari segi tarif atau biaya, mahasiswa USU yang menjadi
pengguna layanan internet tidak atau kurang mengalami kendala yang berarti pada
setiap kali menggunakan internet di Perpustakaan USU.
c. Bantuan Pengguna
Tidak semua pengguna dapat belajar secara mandiri untuk menggunakan internet.
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa seseorang bisa menggunakan internet dapat
melalui berbagai cara, seperti melalui kursus, bantuan teman, melalui buku, mencoba
sendiri dan sebagainya. Salah satu nilai tambah bagi pengguna internet di
Perpustakaan ialah tersedianya bantuan pengguna. Bantuan pengguna disediakan
kepada umumnya pengguna khususnya para pengguna pemula. Bantuan tesebut
berupa penyediaan pustakawan yang telah terampil dalam melakukan pencarian
informasi di internet. Bantuan ini sifatnya cuma-cuma.
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (55,50 %) menyatakan bahwa
mereka jarang menerima bantuan tentang cara menggunakan internet dari
pustakawan. Data ini menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sebab bila
dihubungkan dengan data sebelumnya (tabel-2) dimana mayoritas responden telah
menggunakan internet sekitar 3 s.d 4 tahun lamanya. Dengan demikian, pada
umumnya responden bukan lagi pemakai pemula dalam menggunakan internet.
Dispastikan mereka telah dapat menggunakan internet secara mandiri, tanpa harus
mendapat bantuan dari pustakawann.
Bagi sebagian kecil responden (25,50 %) bantuan tentang cara menggunakan internet
masih diperlukan. Dapat dipastikan kelompok responden ini adalah pengguna internet
pemula yang mungkin baru mulai menggunakan internet. Data ini mengindikasikan
14

bahwa penyediaan bantuan penggunaan internet di perpustakaan senantiasa
diperlukan, sebab belum seluruh mahasiswa USU bisa menggunakan internet secara
mandiri.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik sejumlah kesimpulan antara lain:
a. Sebahagian besar responden (50,50%) mulai menggunakan internet adalah
sesudah diterima menjadi mahasiswa USU.
b. Mayoritas responden (72,00 %) menggunakan internet melalui bantuan temannya.
Data ini mengindikasikan bahwa pada umumnya responden belajar internet adalah
atas inisyatif sendiri melalui pergaulannya dengan teman-temannya.
c. Tujuan utama responden menggunakan internet adalah untuk mencari informasi
ilmiah (63,00 %). Selain itu, responden juga telah menggunakan internet sebagai
sarana komunikasi (e-mail) dan juga sebagai sarana untuk mendapatkan berita dari
berbagai surat kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya online.
d. Mayoritas responden (59,00 %) menyatakan bahwa internet bermanfaat digunakan
untuk membantu keperluan studi. Selain untuk memenuhi kebutuhan studi,
responden juga menggunakan internet sebagai media komunikasi, hiburan dan
untuk berbelanja.
e. Mayoritas responden (60,50 %) menyatakan paling sering menggunakan internet
di Warnet, kemudian di perpustakaan (37,00 %).
f. Mayoritas responden (53,50 %) telah menggunakan internet selama 6 hari atau
lebih (6 s.d > 20 hari) perbulan, dan mayoritas (82,00 %) dari mereka melakukan
akses selama 1 s.d 2 jam pada setiap kali menggunakan internet.
g. Fasilitas yang paling sering digunakan responden pada setiap kali menggunakan
internet ialah WWW (Web) (93,50 %). dan e-mail (77,00 %).
h. Mayoritas responden (78,00 %) selalu melakukan penelusuran melalui titik akses
judul, subyek, kata kunci dan teks bebas, dan hanya sebahagian kecil (22,00 %)
responden yang sering menggunakan operator Boolean untuk memformulasikan
querynya dalam melakukan pencarian informasi di internet.
i. Mayoritas responden (67,50 %) menyatakan informasi yang didapatkannya dari
hasil penelusuran menggunakan internet kadang-kadang relevan, sedangkan
sekitar 26,00 % menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar 6,50 % yang
menyatakan jarang.
j. Mayoritas responden (77,50 %) menyatakan bahwa jenis informasi yang paling
sering dicari di internet adalah informasi ilmiah.
k. Perlakuan yang paling sering dilakukan responden terhadap informasi yang
didapatkan dari internet adalah men-download (56, 50 %) dan mencetak (44,00
%), sedangkan yang hanya membaca di monitor jarang dilakukan.. Data ini
mengindikasikan bahwa rasio perolehan (recall) informasi dengan tingkat
ketepatan (precision) yang sering dialami oleh responden cenderung tinggi.
l. Pernyataan responden terhadap fasilitas layanan internet di Perpustakaan USU
adalah baik. Sekitar 96,50 % responden menyatakan bahwa fasilitas layanan
internet sudah memadai dan atau sangat baik. Kemudian, 54,50 % responden
menyatakan biaya penggunaan internet di Perpustakaan USU adalah sangat
murah.
5.2. Saran
15

Data menunjukkan bahwa hanya sebahagian kecil responden yang menggunakan
internet di perpustakaan/kampus sedangkan mayoritas responden menggunakan
internet adalah pada warnet di luar kampus. Disarankan agar pimpinan universitas
memanfaatkan kondisi ini sebagai peluang untuk berinvestasi atau mengundang pihak
swasta melakukan investasi dalam bidang layanan jasa internet, mengingat seluruh
mahasiswa USU adalah pengguna potensial (potensial users) dalam layanan jasa
internet.
Masih banyak responden yang belum dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia di
internet secara maksimal, untuk mengatasi hal ini pendidikan atau bimbingan pemakai
untuk penggunaan internet dirasa sangat perlu diberikan oleh unit-unit yang
menyediakan layanan jasa internet seperti perpustakaan, pusat komputer dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Douglas W.; Johnson, Steve ; Suharsono [alih bahasa] 1997. Pedoman belajar
internet = The Learning guide to the internet. Jakarta: Elex Media Komputindo
Creth, Sheila. 1996. The Electronic Library: slouching toward the future or creating
a new information environment. Follet Lecture Series.
.
Duval, Beverly K.; Main, Linda. 1992. Automated Library Systems: a librarian’s
guide and teaching manual. Meckler, London
Garret, John R. 1995. “What is a digital library”. Digital Libraries Conference:
Moving forward into the information era.
Kaniki, Andrew M. 1992. “Information seeking and information providers among
Jambian Farmers”. Libri: International Library Rivew, 41 (3), 147-168
Keen, Peter G. W. 1995. Every managers guide to information technology. Boston:
Harvard Business School.
LaQuey, Tracy ; Wospakrik, Hans J. [Penerjemah] 1997. Sahabat internet: pedoman
bagi pemula untuk memasuki jaringan-jaringan global = Internet companion: a
beginer’s guide to global networking. Bandung: Penerbit ITB
Purbo, Onno W. 1996. Perpustakaan dan teknologi informasi/internet. Bandung:
Institut Teknologi Bandung
Rahardjo, Arlinah Imam. 1996. “Teknologi informasi: ancaman ataukah peluang bagi
profesi pustakawan di Indonesia”. Prosiding Kongres VII Ikatan Pustakawan
Indonesia dan Seminar Ilmiah. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia
Rimbarawa, Kosam (ed). 1995. Kerjasama jaringan perpustakaan dan akses
informasi: kumpulan karya tulis. Luwarsih Pringgoadisurjo. Jakarta: PDII-LIPI.
Simanjuntak, Melling. 1995. “Kepustakawanan alternatif”. Prosiding Kongres VII
Ikatan Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah. Jakarta: Ikatan Pustakawan
Indonesia.
Sitompul, Darwin. 1997. Perkembangan internet. Medan : Puskom USU
Sugiyono. 1998. Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta
Tedd, Lucy A. 1993. An Introduction to Computer-Based Library Systems, Third
Edition. John Wiley & Sons: Chichester
Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan. 2002. Laporan Akuntabilitas Tahun 2002.
Medan : Perpustakaan USU.
16

Wahyudi, JB. 1992. Teknologi informasi dan produksi citra bergerak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

17