Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Sumatera Utara

(1)

PEMANFAATAN LAYANAN INTERNET DALAM UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA PADA PERPUSTAKAAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH

ISNEINIZAR HARAHAP

060709032

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S-1 FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Harahap, Isneinizar. 2010. Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara pada bulan April dan Mei 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Layanan Internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota aktif di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang berjumlah 5249 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sample, maka jumlah sampel yang terjaring dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket atau kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara masih belum optimal dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hampir setengah dari responden (47%) ternyata memanfaatkan internet bukan untuk memenuhi kebutuhan informasi ilmiah mereka, tapi lebih sering memanfaatkan internet untuk menelusur informasi lainnya facebook, download lagu, berita online dan lain-lain. Ditambah lagi dengan fasilitas komputer yang yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pengunjung Layanan Internet menyebabkan pemanfaatan Layanan Internet menjadi tidak merata. Jadi, kondisi Layanan Internet masih kurang memadai untuk dimanfaatkan sebagai salah satu layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah ” Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara”

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Strata I (S-1) Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara , serta menambah wawasan penulis mengenai perpustakaan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Amin Ridwan Harahap dan Ibunda tercinta Zainab Siagian yang memberikan kasih sayang yang tiada akhir serta dukungan doa, sehingga penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph D selaku Dekan Fakultas Sastra USU 2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan Fakultas Sastra.

3. Bapak Ishak, SS, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang senantiasa sabar membimbing dan memberikan semangat kepada penulis.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku pembimbing II yang telah berbaik hati membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis. 5. Seluruh staf pengajar Program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra

USU.

6. Ibu Dra. Retno Sayekti, MLIS selaku Kepala Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan


(4)

7. penelitian, serta kepada seluruh staf Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang telah membantu penulis ketika melakukan penelitian.

8. Buat kakak-kakak Q K’Wani, K’Icha serta buat keempat abang Q B’Ampri, B’Azin, B’Oonk, B’Camin dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan untuk Q selama ini.

9. Khusus buat Panda Q yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi buat Q untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada sahabat terbaik Q, Nita Caem, Mumut, dan d’Chaony Q yang setia menjadi sahabat terbaik Q dari awal kuliah dan insya Allah hingga ke depannya, I Love U all.

11. Buat teman-teman kuliah anak DSPI ’06, Inggit dkk, Lina and d’gank, Siska Cs dan teman-teman satu stambuk lainnya yang tidak dapat aQ sebutkan satu persatu. Buat B’ Danil dan K’ Mieke yang bersedia memberikan masukan kepada Q selama mengerjakan skripsi ini.

12. Buat anak-anak IAIN Sumatera Utara yaitu Ruli, Rizal, Laila, Ekna, dan Hasnul, terima kasih atas partisipasi kalian.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.4 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi... 8

2.2 Internet ... 9

2.2.1 Pengertian Internet ... 9

2.2.2 Sejarah Ringkas dan Perkembangan Internet ... 10

2.2.3 Manfaat Internet Internet ... 11

2.2.4 Fasilitas-Fasilitas di Internet ... 12

2.2.5 Cara Akses ke Internet ... 14

2.2.6 Internet Sebagai Media Pembelajaran ... 15

2.2.7 Keuntungan Menggunakan Internet ... 16

2.2.8 Kelemahan Penggunaan Internet ... 16

2.3 Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan ... 17

2.3.1 Penelusuran Informasi Melalui Internet ... 18

2.3.2 Sumber Daya Informasi Elektronik ... 19

2.3.2.1 E-Journal ... 20

2.3.2.2 E-Book... 22

2.3.2.3 E-Article ... 23

2.3.2.4 Software ... 23

2.4 Kebutuhan Informasi... 24

2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ... 25

2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi ... 26

2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29


(6)

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi ... 29

3.3.2 Sampel ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6 Instrumen Penelitian ... 31

3.7 Kisi-kisi Angket atau Kuesioner ... 31

3.8 Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Identitas Responden ... 34

4.2 Layanan Internet di Perpustakaan ... 35

4.2.1 Kondisi Layanan Internet... 36

4.2.2 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia ... 37

4.2.3 Jam Buka Layanan Internet ... 38

4.2.4 Kecepatan Akses Layanan Internet/Wifi Perpustakaan ... 39

4.3 Pemanfaatan Layanan Internet ... 39

4.3.1 Lama Waktu dalam Menggunakan Internet ... 40

4.3.2 Bantuan Orang Lain dalam Melakukan Akses ke Internet ... 41

4.3.3 Kesulitan dalam Memanfaatkan Internet/Wifi ... 42

4.4 Internet sebagai Media Pembelajaran ... 43

4.4.1 Tuntutan Perkuliahan untuk Memanfaatkan Internet ... 43

4.4.2 Peranan Internet dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan ... 44

4.5 Sumber Informasi Ilmiah ... 45

4.5.1 Kelebihan Sumber Informasi Berupa Internet ... 45

4.5.2 Pemanfaatan E-Journal/E-Book ... 46

4.5.3 Menemukan dan Men-download Jurnal/Buku Elektronik Gratis dari Internet ... 47

4.6 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 48

4.7 Penelusuran Informasi ... 50

4.7.1 Informasi yang Biasa Dicari dari Internet ... 50

4.7.2 Search Engine yang Biasa Digunakan... 51

4.7.3 Internet Selalu Menyajikan Informasi yang Dibutuhkan ... 52

4.7.4 Tindakan Setelah Memperoleh Informasi yang Dibutuhkan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 1 Perbandingan Jurnal Elektronik (online) dengan Jurnal Tercetak ... 21

Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 32

Table 3 Identitas Responden ... 34

Table 4 Kondisi Layanan Internet ... 36

Tabel 5 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia ... 37

Table 6 Jam Buka Layanan Internet ... 38

Tabel 7 Kecepatan Akses Layanan Internet/Wifi Perpustakaan ... 39

Table 8 Lama Waktu dalam Menggunakan Internet . ... 40

Tabel 9 Bantuan Orang Lain dalam Melakukan Akses ke Internet... 41

Table 10 Kesulitan dalam Memanfaatkan Internet/Wifi ... 42

Tabel 11 Tuntutan Perkuliahan untuk Memanfaatkan Internet ... 43

Table 12 Peranan Internet dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan ... 44

Tabel 13 Kelebihan Sumber Informasi berupa Internet... 46

Table 14 Pemanfaatan e-journal / e-book ... 47

Tabel 15 Menemukan dan Men-download Jurnal/Buku Elektronik Gratis dari Internet ... 48

Table 16 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 49

Tabel 17 Informasi yang Biasa Dicari dari Internet ... 50

Tabel 18 Search Engine yang Biasa Digunakan ... 51

Tabel 19 Internet Selalu Menyajikan Informasi yang Dibutuhkan ... 53

Tabel 20 Tindakan Setelah Memperoleh Informasi yang Dibutuhkan ... 54


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan IAIN Sumatera Utara ... 69


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner ... 59 Lampiran 2 Rekapitulasi Data Primer ... 63 Lampiran 3 Gambaran Umum Perpustakaan IAIN Sumatera Utara ... 65


(10)

ABSTRAK

Harahap, Isneinizar. 2010. Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara pada bulan April dan Mei 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Layanan Internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota aktif di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang berjumlah 5249 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sample, maka jumlah sampel yang terjaring dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket atau kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara masih belum optimal dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hampir setengah dari responden (47%) ternyata memanfaatkan internet bukan untuk memenuhi kebutuhan informasi ilmiah mereka, tapi lebih sering memanfaatkan internet untuk menelusur informasi lainnya facebook, download lagu, berita online dan lain-lain. Ditambah lagi dengan fasilitas komputer yang yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pengunjung Layanan Internet menyebabkan pemanfaatan Layanan Internet menjadi tidak merata. Jadi, kondisi Layanan Internet masih kurang memadai untuk dimanfaatkan sebagai salah satu layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perubahan sistem pembelajaran, keberhasilan pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi tidak hanya ditentukan oleh para pengajar saja karena keaktifan mahasiswa juga memiliki pengaruh yang besar dalam hal ini. Selain sumber belajar berupa koleksi-koleksi yang tersedia di perpustakaan, Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara juga berupaya untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terjadi saat ini. Keberadaan internet di Perpustakaan Perguruan Tinggi banyak memberikan keuntungan dan kemudahan baik untuk pengunjung perpustakaan maupun pihak perpustakaan itu sendiri, sekalipun tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Teknologi internet memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya. Informasi yang tadinya hanya terdapat di dalam buku, berkembang menjadi informasi yang berbasis elektronik sehingga bisa diakses secara online.

Pengertian informasi menurut Sankarto (2008: 1) adalah “Data yang diolah menjadi berguna, lebih berarti dan bermanfaat bagi penggunanya”. Ketersediaan informasi harus tetap dijaga, karena dengan adanya informasi akan membentuk suatu pandangan dan pola pikir seseorang mengenai suatu hal. Kebutuhan informasi setiap pengguna berbeda-beda dan terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa informasi telah menjadi kebutuhan hidup saat ini. Banyaknya informasi menyebabkan pengguna mengalami kesulitan untuk memilih dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga menuntut adanya perubahan dan peningkatan dalam fasilitas penelusuran informasi.


(12)

Internet digunakan sebagai sarana media komunikasi melalui fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya. Dengan mengakses informasi lewat internet, pengguna dapat mengikuti perkembangan teknologi sekaligus bisa memperoleh banyak pengetahuan terbaru dengan cepat, mudah dan murah. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, informasi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date. Dengan internet pengguna perpustakaan dapat belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang-bidang tertentu.

Perpustakaan IAIN Sumatera Utara merupakan salah satu jenis Perpustakaan Perguruan Tinggi. IAIN Sumatera Utara telah memperkenalkan dan menghadirkan layanan internet berupa jaringan dan Wifi sebagai salah satu layanan pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa. Selain dari koleksi perpustakaan, pengunjung perpustakaan juga dapat memperoleh dan melengkapi informasinya dari internet.

Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara ini dibuka mulai pukul 08.00-16.00 sesuai dengan jam buka perpustakaan. IAIN Sumatera Utara menyediakan 5 unit komputer pada Layanan Internet yang berada di lantai 2 dan wifi dengan kecepatan akses ± 128 Kb/second yang dapat diakses di dalam Perpustakaan maupun di lingkungan kampus IAIN (di luar Perpustakaan). Selain di Layanan Internet, mahasiswa juga dapat melakukan akses ke internet pada Layanan American Corner yang terletak di lantai 3 perpustakaan. Untuk Wifi di lantai 1 dan 2 perpustakaan, dapat memanfaatkan Wifi dengan hotspot “Wifi Perpustakaan”, di lantai 3 dengan hotspot “Wifi Amcor”, sedangkan untuk di luar perpustakaan dapat memanfaatkan Wifi dengan hotspot “Wifi IAIN Sumatera Utara”.

Sampai saat ini Perpustakaan IAIN Sumatera Utara belum memiliki website perpustakaan, namun pustakawan sudah mulai merancang konsep untuk membuat website ini dan direncanakan akan direalisasikan secepatnya. Perpustakaan IAIN Sumatera Utara hanya memiliki 1 e-journal yang dapat


(13)

digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dalam mendukung kegiatan perkuliahannya yaitu “EBSCO”.

Layanan Internet Perpustakaan IAIN Sumatera Utara ini tidak menyediakan buku daftar pengunjung pada layanannya, sehingga tidak diketahui secara tepat berapa jumlah pengunjung per harinya. Namun, dari penelitian awal terlihat bahwa mahasiswa antusias dalam memanfaatkan internet yang disediakan oleh Perpustakaan IAIN Sumatera Utara. Layanan Internet selalu dipenuhi pengguna yang ingin melakukan akses ke internet, sehingga timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang bagaimana mahasiswa memanfaatkan layanan internet di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara. Apakah mahasiswa benar-benar telah memanfaatkan layanan internet ini secara optimal untuk mencari informasi yang dapat mendukung kegiatan akademiknya atau hanya untuk mencari jenis informasi lainnya?. Untuk itu saya mengangkat topik dengan judul “Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatea Utara”.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pemanfaatan layanan internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara?.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan layanan internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.


(14)

1.4Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Perpustakaan yang diteliti, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

2. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk melakukanpenelitian lanjutan dengan topic yang sama atau berhubungan.

3. Pengembangan Ilmu yang dikaji untuk ke depannya.

4. Penulis, dalam rangka menambah pengetahuan penulis mengenai pemanfaatan layanan internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi: Layanan Internet Perpustakaan, pemanfaatan Layanan Internet, internet sebagai media pembelajaran, sumber informasi ilmiah, faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi mahasiswa dan penelusuran informasi.


(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Keberadaan Perpustakaan di dalam sebuah Perguruan Tinggi menduduki peranan penting dalam mendukung seluruh kegiatan sivitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut. Mutu dari Perpustakaan dapat membentuk citra bagi Perguruan Tinggi, jika perpustakaannya bagus maka akan memberikan citra positif bagi Perguruan Tinggi di mana perpustakaan itu berdiri.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi diarahkan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan informasi sivitas akademik, khususnya mahasiswa. Di perpustakaan, mahasiswa dapat menggali informasi sesuai dengan kebutuhan dan bidang ilmu mereka masing-masing.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4),

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa Perpustakaan Universitas, Perpustakaan Fakultas, Perpustakaan Akademik, dan Perpustakaan Sekolah Tinggi.

Menurut Fahmi (2009: 1) “Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebuah sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan civitas akademik, di mana Perguruan Tinggi itu berada”.

Senada dengan kedua pendapat di atas, Yuven (2010: 1) menyatakan bahwa :

Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma PT (Perguruan Tinggi) melalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Ketiga pendapat di atas pada dasarnya mengandung pengertian yang sama, bahwasanya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang berada di


(16)

bawah naungan sebuah Perguruan Tinggi. Perpustakaan ini didirikan dengan tujuan untuk membantu dan mendukung Perguruan Tinggi tersebut dalam memenuhi kebutuhan informasi ilmiah sivitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut. Karena tidak dipungkiri lagi bahwa Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi yang selalu berupaya untuk menjawab semua kebutuhan dan permintaan informasi pengguna perpustakaan.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi tentu memiliki alasan dan tujuan yang mendasar untuk mendirikan sebuah perpustakaan di bawah naungannya. Tujuan itulah yang menjadi target yang harus dicapai oleh Perguruan Tinggi tersebut.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4) “Tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah membantu Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam menjalankan program pengajaran”.

Menurut Ditjen Dikti Depdiknas yang dikutip oleh Pranoto (2009: 1) Pada dasarnya tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk menunjang kegiatan program institusi induknya yaitu mensukseskan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Dari kedua pendapat di atas dapat diuraikan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi ikut serta dalam mendukung kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di dalam sebuah Perguruan Tinggi. Perpustakaan bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah, mengembangkan serta merawat informasi yang berupa koleksi perpustakaan (tercetak) maupun informasi dalam format elektronik. Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai pusat sumber informasi sebisa mungkin menghadirkan informasi-informasi terbaru demi memenuhi kebutuhan informasi penggunanya dan kelangsungan kegiatan akademis di Perguruan Tinggi tersebut.


(17)

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi selalu berupaya menghimpun semua informasi yang ada, sehingga informasi akan tetap ada dalam kondisi yang bagus dan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan.

Adapun fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Yuven (2010: 1) adalah:

1. Lembaga pengelola sumber-sumber informasi 2. Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi 3. Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan

4. Lembaga pendukung pendidikan (pencerdas bangsa) 5. Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa.

Fahmi (2009: 1) mengelompokkan fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi menjadi empat fungsi yaitu:

a. Fungsi Edukasi. Dalam hal ini jelas, bahwa tugas pokok Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah menunjang program Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi.

b. Fungsi Informasi. Peranan perpustakaan, di samping sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai pusat informasi. Diharapkan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi sang pemakai (user). Untuk itu dibutuhkan peran pustakawan yang bisa memberikan arahan kemana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media Internet. c. Fungsi Riset (penelitian). Salah satu fungsi dari Perpustakaan

Perguruan Tinggi adalah mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika melalui penyediaan informasi dan sumber-sumber informasi untuk keperluan penelitian pengguna. Informasi yang di peroleh melalui perpustakaan dapat mencegah terjadinya duplikasi penelitian. Kecuali penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang berkelanjutan.

d. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pendidikan, juga berfungsi sebagai tempat rekreasi. Tentunya rekreasi yang dimaksud disini bukan berarti jalan-jalan untuk liburan, tetapi lebih berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seperti dengan cara menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, cerita perjalanan hidup seseorang, novel, dan membuat kreasi keterampilan.

Kedua uraian di atas menyatakan bahwa fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebagai pusat sumber informasi yang mengelola informasi dan


(18)

melayangkannya kepada pengguna. Informasi ini dikemas dalam bentuk tercetak maupun elektronik yang disediakan untuk mendukung kegiatan pendidikan, peningkatan pengetahuan, serta sebagai referensi untuk keperluan penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi pengetahuan, dengan menyediakan koleksi-koleksi yang bersifat hiburan.

2.1.4 Jenis-Jenis Jasa/Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebuah lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk melayani mahasiswa dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi. Untuk mewujudkan visi perpustakaan tersebut, disediakanlah beberapa jasa/layanan di dalam perpustakaan.

Menurut Pranoto (2009: 4) jenis jasa perpustakaan yang ditawarkan antara lain:

a. Jasa Peminjaman (sirkulasi). Fungsi utamanya adalah untuk meminjamkan koleksi perpustakaan dengan jangka waktu tertentu.

b.Jasa Referens (Jasa Rujukan). Jasa referens adalah jasa perpustakaan yang ditawarkan untuk menyediakan informasi kepada pemustaka dengan memanfaatkan koleksi acuan yang dimiliki.

c. Jasa Buku Tandon (Reserve Book Service). Jasa buku tandon yang disediakan baik dengan sistem terbuka maupun tertutup bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka yang mempunyai tugas khusus.

d.Jasa Pinjam Antar Perpustakaan (Jasa Silang Layan), dalam hal ini perpustakaan harus bekerjasama dan menjalin hubungan dengan jenis perpustakaan lainnya.

e. Jasa Kesiagaan Informasi (Current Awareness Service) adalah jasa yang ditujukan untuk pemberitahuan kilat tentang informasi atau dokumen baru yang dibutuhkan, memilih pustaka, memilah dokumen yang sesuai dengan minat pemustaka dan memencarkan informasi. f. Jasa Pembuatan Indeks dan Abstrak

Meliputi proses penentuan deskriptor (pemeri) untuk mengidentifikasi sebuah data atau informasi dan kemudian dicerna dan dimengerti. g. Jasa Reprografi

Keuntungan reprografi adalah: (a) mendapatkan kopi dari dokumen yang tidak dicetak lagi atau karya literatur yang tidak diterbitkan, seperti catatan laboraturium, (b) memelihara isi dari dokumen barharga, (c) terbitan–terbitan dengan edisi terbatas, (d) menghemat ruang penyimpanan dan (e) pengadaan kopi seluruh atau bagian buku, jurnal dsb, tanpa mengadakan seluruh aslinya.


(19)

h.Jasa Terjemahan

Jasa ini bertujuan membantu pemustaka dengan menerjemahkan halaman–halaman buku tertentu, artikel-artikel sehingga informasi yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan secarta optimal.

i. Jasa Internet

Internet salah satu produk teknologi informasi sangat bermanfaat untuk akses informasi yang letaknya tak dibatasi oleh apapun dan dapat diakses kapanpun.

Pendapat di atas menyatakan bahwa ada beberapa layanan yang terdapat di Perpustakaan Perguruan Tinggi, semua jasa atau layanan tersebut terhimpun dalam satu tujuan yaitu memudahkan pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Semua jasa/layanan ini dirancang untuk selalu berupaya manjawab semua kebutuhan dan permintaan informasi pengguna perpustakaan. Salah satunya adalah Jasa/Layanan Internet yang disediakan oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi. Seiring dengan meningkatnya permintaan pengguna akan informasi yang terbaru, Perpustakaan Perguruan Tinggi menghadirkan layanan internet sebagai salah satu jasa/layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Kemudahan dalam pengaksesan dan kelengkapan informasi yang terkandung di dalam internet menjadi daya tarik pengguna untuk mamanfaatkan layanan ini.

2.2 Internet

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer yang menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, sehingga terjalin komunikasi yang dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) maupun secara masal.

2.2.1 Pengertian Internet

Internet telah membawa perubahan besar dalam dunia komunikasi dan komputer. Internet dengan aneka ragam fasilitas dan segala kemudahan yang disajikan di dalamnya dapat menjangkau seluruh pelosok dunia dalam waktu yang singkat.


(20)

Brace yang dikutip oleh Hardjito (2005: 3) menyatakan bahwa,

Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer dan komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain.

Senada dengan pendapat di atas, Bustami (2000: 1) menyatakan,

Internet adalah jaringan global yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan komputer termasuk jaringan-jaringan lokal. Dari segi pengetahuan, internet didefinisikan sebagai sebuah perpustakaan besar dengan segudang informasi lengkap di dalamnya.

Dari definisi-definisi di atas dapat diuraikan bahwa internet tidak hanya berupa jaringan yang menghubungkan jutaan komputer, namun juga memungkinkan terjadinya komunikasi antar jutaan pengguna internet yang berada di tempat yang berbeda. Keberadaan internet dengan segala fasilitas di dalamnya memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya. Misalnya saja, layanan internet dapat digunakan untuk komunikasi langsung (melalui email, chat), mencari informasi (melalui World Wide Web), serta berbagai layanan lainnya. 2.2.2 Sejarah Ringkas dan Perkembangan Internet

Internet bukanlah merupakan suatu hal yang baru, hal ini terlihat dari sejarah kemunculannya yang diawali pada tahun 1969.

Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa sejarah internet adalah sebagai berikut:

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu tahun seluruh daerah, dan semua sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama disederhanakan menjadi


(21)

Pendapat di atas menunjukkan bahwa Internet terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan pada perkembangannya saat ini internet ini bisa digunakan baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat umum. Perkembangan Internet turut mempengaruhi dunia pendidikan. Sistem pendidikan yang tadinya hanya bersifat manual dan memiliki titik kelemahan dan keterbatasan dalam hal akses informasi, berangsur-angsur mengalami kemajuan dengan kemudahan yang disajikan internet.

Teknologi internet pun terus berkembang mengikuti taraf kebutuhan informasi pengguna yang terus meningkat. Berbagai perangkat lunak telah dikembangkan, program-program dirancang sedemikian rupa agar dapat memungkinkan pengguna melakukan penelusuran informasi dan berkomunikasi secara elektronik

2.2.3 Manfaat Internet

Menurut Soekartawi yang dikutip oleh Prasetyo (2008: 1), manfaat internet dalam dunia pendidikan adalah:

a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

b. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; c. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana

saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

e. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;

g. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.


(22)

Dari uraian di atas, jelas terlihat begitu besarnya manfaat dan peranan internet dalam dunia pendidikan. Media Pembelajaran dengan menggunakan internet ini memberikan banyak kemudahan baik bagi tim pengajar maupun mahasiswanya dalam mencari, mengevaluasi, memanfaatkan dan mengelola informasi tersebut menjadi ilmu baru yang bemanfaat bagi si pengguna internet tersebut maupun untuk orang lain ke depannya.

Sejauh ini, sebagian besar mahasiswa telah mengenal dan akrab dengan dunia internet. Internet digunakan dalam berbagai hal dan tujuan, namun sebagian besar tujuan penggunaannya adalah untuk penelusuran informasi dan berkomunikasi. Manfaat internet yang paling diharapkan adalah menjadi media dalam suatu proses belajar mengajar sehingga terciptanya komunikasi interaktif antara tim pengajar dengan mahasiswanya, misalnya saja mahasiswa dan dosen dapat mendiskusikan mengenai suatu topik atau materi kuliah dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di internet.

Internet menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi via chat, percakapan ineteraktif secara langsung via teleconference ataupun komunikasi melalui pengiriman pesan via email, dan banyak lagi fasilitas lainnya. Selain itu, dari internet kita dapat memperoleh segudang informasi apapun yang kita butuhkan, hanya saja kita harus lebih selektif dalam mencari, mengevaluasi dan memilih informasi mana yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi kita. Dengan internet, penelusuran informasi jadi lebih mudah dilakukan, efektif dan lebih efisien soal waktu dan biaya. Internet telah menjadi media komunikasi dan informasi yang modern sekarang ini dan ke depannya.

2.2.4 Fasilitas-Fasilitas di Internet

Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan penggunanya, internet pun dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas terbaiknya agar dapat memberikan kemudahan dalam penelusuran informasi dan melakukan komunikasi. Fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam melakukan penelusuran sumber informasi sehingga dapat memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhan pengguna itu sendiri.


(23)

Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia di internet menurut Hardjito (2005: 1) meliputi:

a. E-mail

Email disebut juga surat elektronik, merupakan fasilitas yang memungkinkan dua orang atau lebih melakukan komunikasi yang bersifat tidak sinkron (asynchronous communication mode) atau tidak bersifat real time.

b.Mailing List (mills)

Mailing list merupakan perluasan penggunaan e-mail, dengan fasilitas ini pengguna yang telah memiliki alamat e-mail bisa bergabung dalam suatu kelompok diskusi, dan melalui milis ini bisa dilakukan diskusi untuk memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama, dengan saling memberikan saran pemecahan (brain storming).

c. File Transfer Protocol (FTP)

FTP adalah fasilitas Internet yang memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil arsip file (down load) di suatu server yang terhubung ke Internet pada alamat tertentu yang menyediakan berbagai arsip (file), yang memang diizinkan untuk diambil oleh pengguna lain yang membutuhkannya.

d.News group

Newsgroup dalam Internet adalah fasilitas untuk melakukan komunikasi antara dua orang atau lebih secara serempak dalam pengertian waktu yang sama (real time), dan dengan demikian berarti komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi yang sinkron (synchronous communication mode).

e. World Wide Web

WWW merupakan kumpulan koleksi besar tentang berbagai macam dokumentasi yang tersimpan dalam berbagai server di seluruh dunia, dan dokumentasi tersebut dikembangkan dalam format hypertext dan hypermedia, dengan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML) yang memungkinkan terjadinya koneksi (link) dokumen yang satu dengan yang lain atau bagian dari dokumen yang satu dengan bagian yang lainnya, baik dalam bentuk teks, visual dan lain-lainnya. Kelima fasilitas internet di atas merupakan fasilitas (aplikasi) standard yang sering digunakan untuk keperluan pendidikan. Untuk bisa memanfaatkan kelima fasilitas standard internet di atas, pengguna internet harus memiliki kemampuan dalam menggunakan program browser seperti Microsoft Internet Explorer atau program-program lainnya. Selain itu pengguna juga dituntut untuk mampu menggunakan search engine (mesin pencari), karena dengan menggunakan search engine (mesin pencari) proses pencarian informasi akan lebih mudah dilakukan.


(24)

2.2.5 Cara Akses ke Internet

Untuk melakukan akses ke internet serta melihat atau menampilkan informasi yang kita cari dari internet, diperlukan suatu program yang dapat digunakan untuk melihat informasi tersebut. Program ini disebut dengan browser. “Browser adalah sebuah program aplikasi yang dipergunakan untuk menjelajahi dunia maya internet” (Bustami, 2000: 11).

Dengan adanya browser, penelusuran informasi akan lebih cepat dan mudah dilakukan, karena browser akan menjelajah internet untuk mencari informasi sesuai dengan alamat yang kita cari.

Menurut Fahrul (2008: 1), ada beberapa cara akses ke internet, yaitu: 1. Sambungan langsung ke Network.

Anda dapat menggunakan sebuah komputer yang secara langsung mempunyai hubungan ke internet. Dalam kasus ini, sistem Anda menjadi host internet penuh, yaitu mempunyai alamat elektronik tersendiri.

2. Sambungan dengan menggunakan SLIP/PPP.

Untuk menggunakan hubungan dial-up telepon, Anda memerlukan sebuah alat untuk mengkonversi sinyal komputer (digital) menjadi sinyal telepon (analog), dan sebaliknya. Alat untuk mengkonversi sinyal digital ke sinyal analog disebut modulator. Sedang, alat untuk mengkonversikan sinyal analog ke sinyal digital disebut demodulator. Untuk mengakses ke internet melalui hubungan telepon, Anda memerlukan sebuah modem (modulator-demodulator). Selain itu diperlukan juga TCP/IP dan software SLIP atau PPP seperti Linux, Warp, dll.

3. Sambungan langsung ke On-line Service seperti BBS, Compuserve. Untuk menjadi sebuah host internet tanpa harus memiliki hubungan full-time ke internet (yang umumnya sangat mahal), ada sebuah cara men-setup sebuah host internet melalui hubungan telepon. Untuk melakukan hal tersebut, Anda perlu mengadakan perjanjian dengan sebuah host internet yang lain yang bertindak sebagai titik hubungan. Selanjutnya, diperlukan sejumlah program yang disebut sebagai PPP (Point to Point Protocol) dan SLIP (Serial Line Internet Protocol) dalam workstation. Setelah workstation menghubungi host internet melalui jalur telepon, PPP menyediakan kemampuan TCP/IP untuk workstation tersebut.

Dari pernyataan di atas, kita dapat mengetahui ada beberapa cara yang dapat digunakan agar dapat melakukan akses ke internet. Ketiga cara di atas dibuat dengan tujuan ingin memudahkan pengguna dalam mengakses informasi


(25)

dari internet. Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi biasanya mahasiswa melakukan akses ke internet dengan menggunakan komputer yang telah terhubung ke jaringan, atau menggunakan laptop dan memanfaatkan Wifi yang disediakan perpustakaan.

2.2.6 Internet sebagai Media Pembelajaran

Semakin lama jumlah pengguna internet terutama di lingkungan dunia pendidikan semakin meningkat. Sifat, karakteristik, kemudahan, serta konten-konten menarik yang tersedia di dalam internet menjadi nilai plus dan daya tarik bagi mahasiswa untuk menggunakan internet dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Menurut Hardjito (2005: 1),

Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif.

Sedangkan Prasetyo (2008: 1) menyatakan bahwa,

Kehadiran internet dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Dimana para peserta didik tidak lagi diperhadapkan dengan situasi yang lebih konvensional, namun mereka akan sangat terbantu dengan adanya metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemakaian lingkungan sebagai sarana belajar.

Kehadiran internet dalam dunia pendidikan terutama di Perguruan Tinggi diharapkan mampu menjadi salah satu media yang berperan dalam mendukung kegiatan perkuliahan sehingga terciptanya komunikasi interaktif antara dosen dengan mahasiswanya. Komunikasi yang dimaksud di sini, misalnya saja komunikasi yang dilakukan oleh dosen dalam menghimbau mahasiswa untuk melengkapi informasi dan pengetahuan yang tidak mereka peroleh dari materi yang diajarkan pada saat jam kuliah. Mahasiswa juga diarahkan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah serta mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut dari internet. Dengan memanfaatkan


(26)

internet sebagai media pembelajaran, banyak kemudahan yang dialami dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran dari yang awalnya serba manual berkembang menjadi sebuah sistem pengajaran yang lebih interaktif. 2.2.7 Keuntungan Menggunakan Internet

Ada banyak keuntungan yang di peroleh dengan menggunakan internet dalam dunia pendidikan. Menurut Prasetyo (2008: 1), keuntungan dalam menggunakan internet adalah:

1. Frekuensi tatap muka bukan lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, namun hal ini bisa diakali dengan penyediaan bahan-bahan pengajaran yang dapat langsung diakses melalui internet

2. Para peserta didik dapat langsung mendapatkan bahan-bahan yang selalu up- to date.

3. Para peserta didik dapat memperkaya bahan-bahan yang ada dengan melakukan pencaharian di internet.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan internet, banyak kemudahan yang dialami dalam pengembangan dunia pendidikan. Sistem pembelajaran pun turut beralih dari sistem lama ke sistem yang lebih canggih. Dengan internet, kita dapat memperoleh informasi apapun yang kita butuhkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kita masing-masing.

2.2.8 Kelemahan Penggunaan Internet

Selain memiliki keuntungan, penggunaan internet juga memiliki kerugian. Adapun kerugian-kerugian menggunakan internet menurut Prasetyo (2008: 6) adalah:

a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai-nilai dalam proses belajar dan mengajar;

b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;

c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;

d. Berubahnya peran tim pengagar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;


(27)

e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal;

f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer);

g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet; dan kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Penggunaan internet dalam dunia pendidikan memang banyak membawa keuntungan, namun tetap tidak terlepas dari kekurangan/kelemahan. Sistem pembelajaran dengan menggunakan internet menyebabkan nilai sosial dalam bentuk interaksi antara tim pengajar dengan mahasiswa menjadi menurun karena berkurangnya frekwensi tatap muka itu sendiri. Keterbatasan lain dalam penggunaan internet adalah, tidak semua orang mampu menggunakan internet, baik karena lokasi tempat tinggalnya yang belum tersedia fasilitas internet sehingga orang-orang belum mengenal apa itu internet ataupun karena keterbatasan kemampuan dalam memanfaatkan fasilitas internet itu sendiri.

2.3 Pemanfaatan Internet di Perpustakaan

Perpustakaan adalah pusat informasi yang di dalamnya terdapat sumber-sumber informasi yang dapat dipergunakan oleh pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka masing-masing, baik dalam format tercetak maupun elektronik. Informasi yang terkandung di dalam buku, dirasakan masih belum cukup memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Desakan dari kebutuhan dan permintaan pengguna akan tersedianya informasi yang selalu up to date ini, menjadi pertimbangan pihak perpustakaan untuk menyediakan internet serta Wifi sebagai salah satu layanan dalam perpustakaannya. Kehadiran internet dalam dunia pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, kehadiran internet sangat berperan penting dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Di mana mahasiswa tidak lagi dihadapkan dengan situasi yang serba manual, namun telah beralih kepada metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana belajar.


(28)

Preside (2007: 1) menyatakan bahwa,

Fasilitas internet yang diberikan oleh perpustakaan tentunya bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam eksplorasi serta memberikan akses tanpa batas untuk meningkatkan keilmuannya. Lalu apakah teknologi ini benar-benar dimaksimalkan oleh mahasiswa atau hanya sebatas fasilitas?. Pada dasarnya, tujuan dari perpustakaan adalah menyediakan informasi serta akses ke sumber-sumber informasi tersebut. Semua fasilitas, layanan dan pihak-pihak yang ada di dalam perpustakaan selalu berusaha dan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut, termasuklah layanan internet di perpustakaan. Seperti layanan perpustakaan lainnya, layanan ini juga dapat dimanfaatkan secara gratis oleh setiap pengguna, tentu saja dengan ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan. Layanan internet merupakan layanan pendukung bagi mahasiswa, staf, dan dosen agar dapat terus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Penyediaan internet di perpustakaan diharapkan dapat membentuk pribadi pengguna untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi serta peningkatan metode pembelajaran yang berkembang saat ini.

Pemenuhan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan, khususnya mahasiswa merupakan tujuan utama disediakannya internet di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Namun ada saja kendala yang muncul dalam mewujudkan tujuan dari pelayanan internet ini, misalnya jika banyak pengguna yang sedang memanfaatkan internet pada waktu yang sama, akses internet menjadi lambat dan hal ini dapat berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan pada saat melakukan penelusuran informasi serta sedikitnya jumlah komputer yang tersedia di layanan internet perpustakaan tesebut.

2.3.1 Penelusuran Informasi Melalui Internet

Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer telah membawa kemudahan tersendiri dalam proses penelusuran informasi. Kita dapat mengakses internet melalui komputer dan alat bantu yang tentu saja dihubungkan dengan komputer tersebut sehingga memungkinkan kita untuk mengakses informasi. Pengguna dan staf perpustakaan mempunyai kesempatan lebih untuk


(29)

mendapatkan informasi yang lebih besar lagi baik berupa informasi tercetak maupun digital/elektronik.

Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah membawa perubahan besar dalam teknik penelusuran informasi itu sendiri, yang semula hanya menggunakan teknik penelusuran informasi secara manual menjadi teknik penelusuran informasi secara online. Melalui OPAC, Search Engine dan fasilitas lainnya, pengguna akan memperoleh informasi dengan cakupan yang lebih luas lagi. Dalam penggunaan fasilitas tersebut kita harus mengikuti langkah-langkah yang disediakan.

Menurut Surachman (2008: 1),

Penelusuran informasi merupakan bagian dari sebuah proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai akan informasi yang dibutuhkan, dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan/unit informasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses penelusuran informasi terasa penting dalam rangka menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat yang akan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Proses penelusuran informasi akan berhasil jika didukung dengan penggunaan alat yang tepat.

2.3.2 Sumber Daya Informasi Elektronik

Informasi dapat bersumber dari mana saja, misalnya saja tempat di mana suatu benda atau terjadinya suatu peristiwa dapat menjadi sumber informasi, karena dari peristiwa yang terjadi tersebut bisa tercipta suatu informasi

Yusuf (2009: 1) menyatakan bahwa “Informasi itu ada di mana-mana, di pasar, sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar, perpustakaan dan tempat-tempat lainnya”.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa Perpustakaan merupakan salah satu pusat sumber informasi, karena di dalam perpustakaanlah banyak ditemukan benda-benda yang menyimpan informasi, baik tercetak maupun dalam bentuk elektronik.


(30)

Ada banyak alat/sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang kita butuhkan, salah satunya adalah sumber informasi elektronik (yang bersumber dari internet/online database). Dari alat/sumber informasi ini kita dapat memperoleh informasi berupa karya-karya digital, misalnya e-journal, e-books, e-articles, dan lain-lain.

2.3.2.1 E-Journal

E-journal atau jurnal elektronik adalah jurnal yang dikemas dalam format elektronik yang dapat diakses melalui internet. Jurnal elektronik saat ini mulai diminati oleh pengguna perpustakaan, sehingga perpustakaan berinisiatif untuk menyediakan jurnal elektronik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya.

Menurut Surjono (2009: 1) “E-Journal adalah publikasi dalam format elektronik dan mempunyai ISSN (International Standard Serial Number)”.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan di atas, Tresnawan (2010: 2) menyatakan “Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk elektronik. Biasanya terdiri dari tiga format , yaitu text, text dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf)”.

Dari kedua definisi tersebut, kita dapat mengetahui bahwa informasi yang terdapat di dalam e-journal (jurnal elektronik) adalah sekumpulan serial yang dapat berupa artikel-artikel ilmiah, karya ilmiah yang mempunyai nomor standard. Sehingga informasi yang terkandung di dalam jurnal elektronik tersebut dapat dipercaya karena telah diakui dengan adanya ISSN pada jurnal elektronik tersebut. Pada umumnya Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan e-journal untuk mendukung kegiatan akademik mahasiswanya, misalnya saja ProQuest, EBSCO, FindLaw, dan lain-lain

Alasan perpustakaan berlangganan e-journal adalah: 1. Paradigma Baru perpustakaan

Pada kenyataannya konsep perpustakaan seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (selanjutnya disebut TIK) memang telah mengalami pergeseran. Dari “penjaga pengetahuan” menjadi penyedia jasa informasi, dulu hanya satu jenis media saja sekarang menjadi multi media. Besarnya koleksi sempat menjadi tolak ukur kelengkapan suatu perpustakaan, kini akses ke berbagai sumber


(31)

informasilah yang menjadi tolak ukur kelengkapan serta keberhasilan pelayanan perpustakaan.

2. Tuntutan Pengguna

Bagi staf pengajar yang melanjutkan sekolah di perguruan tinggi yang tersedia fasilitas jurnal online, tentu tidak menjadi masalah, bahkan oleh kita dapat diminta pengalamannya untuk pengembangan di perpustakaan kita sendiri. Berbeda dengan staf pengajar yang kebetulan di perguruan tingginya tidak tersedia fasilitas ini, tentu akan menghambat proses belajarnya. Dengan berlangganan jurnal online tidak peduli sekolah di mana pun, kebutuhan informasi akan selalu terpenuhi yang pada akhirnya akan mempercepat penyelesaiain studinya.

3. Keterbatasan Ruangan perpustakaan

Tidak selamanya perpustakaan kita bisa menampung koleksi tercetak, semakin hari semakin sempit ruangan digunakan untuk menyimpan koleksi tercetak (jurnal).

4. Keuntungan File Elektronik

File elektronik lebih menguntungkan daripada arsip tercetak. (Tresnawan, 2010: 1)

Uraian di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan jurnal elektronik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pengguna perpustakaan akan informasi-informasi mutakhir yang berguna untuk kegiatan akademiknya.

Tabel-1 Perbandingan Jurnal Elektronik (online) dengan Jurnal Tercetak di perpustakaan

(Tresnawan, Arif Dj. 2010. Jurnal Elektronik: berbagi pengalaman proses berlang- jurnal online di UPT Perpustakaan UNISBA).

No Kriteria Elektronik Tercetak

1 Kemutakhiran Mutahir Mutahir

2 Kecepatan diterima Cepat Lambat

3 Penyimpanan Sangat mengirit tempat Memakan tempat

4 Pemanfaatan 24 jam Terbatas jam buka

5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri

6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat

7 Waktu penelusuran Cepat Lama

8 Keamanan Lebih aman Kurang aman

9 Manipulasi dokumen Sangat mudah (spt. Kutipan, dsb)

Tidak bisa 10 Bila langganan dengan dana yang

sama

Judul bisa lebih banyak

Judul lebih sedikit 11 Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal


(32)

Format e-journal kini mulai banyak diminati pengguna perpustakaan karena perubahan paradigma dan kebiasaan membaca dokumen elektronik yang lebih efisien dalam hal tenaga, ruang, waktu dan biaya. Ada banyak keuntungan dan kemudahan dalam memanfaatkan file elektronik dibandingkan dengan file tercetak.

2.3.2.2 E-Book

Seperti halnya jurnal elektronik (e-journals), buku elektronik (e-books) juga lebih diminati dari pada buku dalam format tercetak karena lebih efisien, mudah diakses, mudah dibawa, mudah dalam penyimpanan, dan lebih praktis.

Menurut Ahmad (2009: 1),

book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe.

Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa,

memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan b ditayangkan oleh komputer.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa e-book (buku elektronik) adalah buku yang dikemas dalam fomat elektronik yang dapat kita peroleh dan kita buka dengan memanfaatkan komputer. Kita dapat menyimpan berapa banyak pun buku elektronik dalam sebuah flashdisc dan bisa kita bawa kemana-mana, sedangkan buku dalam format tercetak kita akan mengalami kesulitan untuk membawanya kemana-mana dalam jumlah yang banyak. Pembuatan buku dalam format elektronik juga merupakan satu usaha untuk


(33)

melestarikan informasi-informasi yang tadinya terdapat dalam buku tercetak. Buku dalam format tercetak lebih mudah mengalami kerusakan dan biaya perawatannya pun lebih mahal, maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan transfer data/informasi dari buku ke buku elektronik (e-book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada.

2.3.2.3 E-Article

E-Article atau artikel elektronik adalah artikel yang dikemas dalam format elektronik. Artikel elektronik dapat kita temukan dalam jurnal elektronik atau dalam bentuk artikel lepas.

Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa,

Electronic articles are articles be accessed via electronic transmission. The are a specialized form of they have the purpose of providing material for academic study…

Dengan kata lain pendapat di atas menunjukkan bahwa artikel elektronik adalah artikel yang terdapat dalam jurnal atau majalah ilmiah yang dapat diakses melalui transmisi elektronik. Artikel elektronik merupakan bentuk khusus dari dokumen elektronik, dengan konten khusus, tujuan, format dan metadata. Artikel elektronik ini ditujukan untuk penyediaan informasi, baik untuk kegiatan pendidikan maupun sebagai bahan rujukan untuk penelitian akademik. Artikel elektronik dapat ditemukan dalam jurnal online (elektronik), sebagai versi online dari artikel yang terbit dalam jurnal tercetak.

2.3.2.4 Software

Software disebut juga dengan perangkat lunak, yaitu perangkat yang tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi kita bisa mengoperasikannya.


(34)

Menurut Juliansyah (2010: 1) pengertian software adalah:

Data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri, data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya.

Senada dengan pendapat di atas Hanggara (2007: 1) menyatakan bahwa: software (perangkat lunak) merupakan kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh Perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan

Kedua pendapat di atas menunjukkan bahwa meskipun software (perangkat lunak) tidak tampak dan tidak dapat disentuh secara fisik, namun keberadaan software (berbagai jenis program) sangat dibutuhkan untuk dapat mengoperasikan komputer.

2.4 Kebutuhan Informasi

Perkembangan teknologi sekarang ini telah membawa perubahan besar dalam dunia informasi. Hal ini terjadi karena meningkatnya kebutuhan serta permintaan akan informasi. Informasi dirasakan telah menjadi sesuatu yang sangat penting sekarang ini.

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006: 91) menyatakan “… when the current state of the possessed knowledge is less than needed. Dengan kata lain, kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi”.

Pendapat Krikelas di atas didukung oleh Belkin dalam Fourie (2008: 4) yang menyatakan bahwa “An information need can refer to the gap between what we know and what we need to know, or to an anomalous state of knowledge”. Dalam hal ini kebutuhan informasi mengacu pada perbedaan antara apa yang kita tahu dengan apa yang perlu kita ketahui, sehingga kita dapat mendefenisikan apa yang menjadi kebutuhan informasi kita.


(35)

2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan informasi, dengan informasi seseorang dapat mengetahui sesuatu yang tadinya tidak ia ketahui, memastikan sesuatu yang tadinya meragukan, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan sesuatu hal.

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Purnowati (2008: 1), “Kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi”.

or process started when one perceives that there is a gap between the information and knowledge available to solve a problem and the actual solution of the problem”. Miranda dan Tarapanoff mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang dimilikinya masih belum cukup (kurang), informasi juga dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kedua defenisi di atas memperkuat pernyataan bahwa setiap orang memang membutuhkan informasi sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya. Informasi kian dirasakan perlu untuk menjawab ketidakpastian dan ketidaktahuan seseorang akan suatu hal. Rasa ingin tahu seseorang ini timbul karena ia ingin selalu berusaha memperkaya diri dengan informasi-informasi terbaru dengan tujuan untuk menambah wawasan dan meningkatkan cakupan pengetahuannya yang pada akhirnya dapat membentuk dan merubah sikap dan perilakunya sendiri.

Kebutuhan informasi pengguna dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi terhadap kebutuhan pengguna. Miranda and Tarapanoff (2008: 1) menyatakan “To identify information needs, one must discover how the users choose, formulate and express their basic questions (problems or subjects) regarding their activity”. Dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi pengguna, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi pilihan pengguna (users), salah satunya dengan cara membuat formulasi pertanyaan (kuesioner) mengenai aktifitas mereka.


(36)

Apapun jenis kebutuhan informasi dari masing-masing pengguna tersebut, pada dasarnya setiap pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis cepat, tepat, serta mudah akses ke sumber informasinya. Namun semua itu tidak terlepas dari kendala-kendala yang selalu dihadapi, misalnya saja terjadinya ledakan informasi sekarang ini. Meningkatnya jumlah informasi yang beredar membuat pengguna kewalahan dalam mencari dan memilih informasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi mereka, bahkan ada banyak informasi yang tersedia namun tidak sesuai dengan yang kita butuhkan. Dalam hal ini, pengguna harus bisa lebih selektif lagi dalam mencari dan memilih informasi.

2.4.2 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi

Setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, begitu juga halnya dengan kebutuhan informasi. Ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi menurut Guha dalam Saepudin (2009: 1), yaitu:

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna

informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna

akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sulit untuk mendefenisikan dan mengukur kebutuhan informasi pengguna. Keanekaragaman kebutuhan dan permintaan informasi menuntut dilakukannya pendekatan terhadap kebutuhan pengguna, agar dapat memenuhi dan menyediakan informasi yang mereka cari. Keempat pendekatan di atas, merupakan metode untuk


(37)

mendefenisikan jenis-jenis kebutuhan informasi dari setiap pengguna agar mempermudah proses pemenuhannya.

Menurut Taylor yang dikutip oleh Putubuku (2008: 1), ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti:

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika “need for information not existing in the remembered experience of the inquirer” – atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan

“mental-description of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.

4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan

kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Keempat tingkatan di atas saling berhubungan sebagai sebuah proses yang dilalui oleh pikiran manusia. Mulai dari tingkatan di mana seseorang belum menyadari dan mengenali kebutuhan informasinya, kemudian beralih dan mulai memikirkan informasi apa dan bagaimana yang sebenarnya ia butuhkan. Kemudian pada tahap selanjutnya setelah seseorang tersebut menyadari apa yang menjadi kebutuhan informasinya, ia mulai mencari informasi pada pusat sumber-sumber informasi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, setelah itu di tahap terakhir seseorang tersebut mulai mencari informasi dari orang lain yang dianggapnya berkompeten di bidang tersebut, untuk saling bertukar pikiran dan pendapat.


(38)

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, keanekaragaman ini muncul karena dipengaruhi beberapa factor. Menurut Sulistyo Basuki yang dikutip oleh Saepudin (2009: 1), kebutuhan informasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kisaran informasi yang tersedia;

2. Penggunaan informasi yang akan digunakan;

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing-masing pemakai;

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi.

Menurut Pannen yang dikutip oleh Ishak (2006: 93) “Faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan lingkungan pekerjaan.”

Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak (2006: 93) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:

1. jenis pekerjaan

2. personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, yang meliputi ketepatan, ketekunan dalam mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan

3. waktu

4. akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) dan eksternal (di luar organisasi) dan

5. sumber daya tekhnologi yang digunakan untuk mencari informasi. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pengguna. Karena pengaruh dari beberapa faktor inilah muncul keanekaragaman (variasi) kebutuhan informasi, sesuai dengan permintaan dari masing-masing pengguna.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data obyektif, valid dan reliable. Menurut Sugiyono (1999: 1), “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Sedangkan menurut Arikunto (2006: 17) “Metodologi penelitian merupakan salah satu hal penting dalam penelitian, karena berhasil tidaknya, dan tinggi rendahnya kualitas hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya”.

Dari kedua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (1999: 11) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Wiliem Iskandar Pasar V Medan Estate.

3.3Populasi dan Sample 3.3.1Populasi

Populasi menurut Sudjana (2005: 6) adalah “ Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.


(40)

Dari pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Institut Agama Islam IAIN Sumatera Utara. Adapun jumlah anggota perpustakaan yang aktif sebagai anggota di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara sampai dengan tahun 2009 yaitu berjumlah 5.249 orang.

3.3.2Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sudjana (2005: 6) “Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi “. Untuk menentukan sampel, penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel karena jumlah populasi penelitian yang besar, populasi didistribusikan secara normal. Tujuan ditetapkan sampel sebagai sumber data adalah untuk mempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitian dengan menghemat dana, tenaga dan waktu.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Purposive Sample. Menurut Sugiyono (1999: 78) “Sampling Purposive adalah tekhnik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini yang dijadikan sampel adalah mahasiswa yang sedang memanfaatkan layanan internet di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara selama 1 minggu pada hari Senin-Sabtu tanggal 17-22 Mei 2010 pukul 10.00-12.00 WIB. Berdasarkan tekhnik pengambilan sampel yang digunakan, maka jumlah mahasiswa yang terjaring sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian digunakan teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Pengamatan, yaitu melakukan pengamatan dengan cara melihat secara langsung kondisi Perpustakaan IAIN Sumatera Utara, khususnya layanan internet yang ada di perpustakaan tersebut.

2. Angket, yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang sedang menggunakan layanan internet perpustakaan.


(41)

3. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari literatur dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.5Jenis dan Sumber data

Jenis dan sumber data penelitian ni adalah sebagai berikut :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui angket 2. Data Sekunder, yaitu data yang didukung data primer yang bersumber

dari buku, jurnal, buku profil universitas, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2008 : 97), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai instrumen penelitian.

“Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna”. (Arikunto, 2006: 102-103).

3.7Kisi-Kisi Angket dan Kuesioner

Berdasarkan pada kajian teoritis pada bab II, maka dapat dibentuk kisi-kisi angket. Untuk mengetahui pemanfaatan layanan internet dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara, maka ditentukan indikator dari variabel.

Berdasarkan indikator dari variabel Fasilitas Layanan Internet dan Kebutuhan Informasi Mahasiswa, maka disusun kisi-kisi angket pada Tabel-2 berikut ini :


(42)

Tabel-2: Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator No. Item

Kuesioner

Jumlah Item Pemanfaatan

Layanan

Internet dalam Upaya

Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa

1. Layanan Internet Perpustakaan 2. Pemanfaatan Layanan Internet

3. Internet sebagai Media Pembelajaran

4. Sumber Informasi Elektronik

5. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

6. Penelusuran Informasi

1,2,3,4 5,6,7

8,9 10,11,12

13 14,15,16,17

4 3 2 3 1 4

3.8 Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara penyajian data bersifat tabulasi dengan frekwensi serta perhitungan presentase yang diperoleh dari jawaban pernyataan responden.

Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden digunakan rumus:

P = F∕n x 100% Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah jawaban yang diperoleh n : Jumlah Responden (Hadi, 1981: 428)


(43)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapat dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukakan oleh Supardi (1979: 20) yaitu:

1 - 25% sebagian kecil 26 - 49% hampir setengah

50% setengah

51 – 75 % sebagian besar 76 – 99% pada umumnya


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengguna Layanan Internet di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara. Berdasarkan tekhnik pengambilan sampel yang digunakan (Purposive Sampling) dalam penelitian ini, maka diperoleh jumlah responden sebanyak 100 orang. Jumlah responden tersebut diambil dari jumlah pengguna Layanan Internet yang terjaring pada waktu penelitian yang telah ditetapkan, yaitu mulai hari senin-sabtu tanggal 17-22 Mei 2010 pada pukul 10.00-12.00 wib. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel-3 berikut:

Tabel-3 Identitas Responden

NO Fakultas Program Studi

Jumlah Responden 1 Dakwah • Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

• Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

• Manajemen Dakwah (MD)

• Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

2 2 3 1 2 Syari’ah • Ahwal Syakhsiyah (Hukum Perdata

Keluarga) disingkat AS

• Perbandingan Hukum dan Mazhab (PHM)

• Jinayah Siyasah (Hukum Publik dan

Ketatanegaraan) disingkat JS

• Mu’amalat (Hukum Ekonomi Islam)

disingkat M

• Ekonomi Islam (EKI)

• Manajemen Perbankan dan Lembaga dan

Keuangan Syari’ah disingkat MPKS (D -III)

2 2 - 3 22


(45)

NO Fakultas Program Studi

Jumlah Responden 3 Tarbiyah • Pendidikan Agama Islam (PAI)

• Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

• Kependidikan Islam (KI)

• Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

• Pendidikan Matematika (PMM)

16 3 6 21

6 4 Ushuluddin • Aqidah Filsafat (AF)

• Perbandingan Agama (PA)

• Tafsir Hadist (TH)

• Pemikiran Politik Islam (PPI)

2 1 2 2 (Sumber: Data Primer)

Dari Tabel-3 di atas dapat dilihat, responden dalam penelitian ini berasal dari empat fakultas yaitu dari Fakultas Dakwah sebanyak 8 orang (8%), dari Fakultas Syari’ah sebanyak 33 orang (33%), dari Fakultas Tarbiyah sebanyak 52 orang (52%) dan dari Fakultas Ushuluddin sebanyak 7 orang (7%). Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara berasal dari Fakultas Tarbiyah.

4.2 Layanan Internet di Perpustakaan

Salah satu cara perpustakaan perguruan tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna (khususnya mahasiswa) adalah dengan menyediakan Layanan Internet/Wifi sebagai salah satu layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Untuk mengetahui dan menilai mutu dari Layanan Internet/Wifi di perpustakaan dapat dilihat dari kondisi Layanan Internet, jumlah unit komputer yang tersedia, jam buka layanan dan kecepatan akses pada Layanan Internet/Wifi tersebut.


(46)

4.2.1 Kondisi Layanan Internet

Layanan Internet yang baik seharusnya dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya, karena kondisi Layanan Internet/Wifi berpengaruh pada pemanfaatan Layanan Internet itu sendiri. Data tentang pendapat mahasiswa mengenai kondisi Layanan Internet dapat dilihat pada Tabel-4 berikut

Tabel-4 Kondisi Layanan Internet

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan kondisi Layanan Internet kurang bagus sebanyak 57 orang (57%), yang menyatakan bagus sebanyak 24 orang (24%), yang menyatakan tidak bagus sebanyak 17 orang (17 %) dan yang menyatakan sangat bagus sebanyak 2 orang (2%).

Berdasarkan perhitungan persentase data di atas dapat diinterpretasikan sebagian besar responden berpendapat bahwa kondisi Layanan Internet/Wifi di perpustakaan masih “kurang bagus”. Responden menilai fasilitas yang terdapat pada Layanan Internet masih kurang memadai. Hal ini sesuai dengan kondisi Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang memiliki jumlah unit komputer yang terbatas dengan kecepatan akses dan jam buka Layanan Internet yang kurang memadai untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa, khususnya informasi yang dapat mendukung kegiatan akademik mereka.

No.Item Kategori Jawaban Frekwensi Persentase 1 a. Sangat Bagus

b. Bagus

a. c. Kurang Bagus d. Tidak Bagus

2 24 57 17

2% 24% 57% 17%


(47)

4.2.2 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia

Pada Layanan Internet ketersediaan komputer (PC) dengan jumlah yang memadai dan mampu membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Data tentang pendapat responden mengenai jumlah unit komputer yang tersedia pada Layanan Internet di perpustakaan dapat dilihat dari Tabel-5 berikut:

Tabel-5 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan bahwa jumlah unit komputer yang tersedia masih kurang memadai sebanyak 49 orang (49%), yang menyatakan tidak memadai sebanyak 35 orang (35%), yang menyatakan memadai sebanyak 15 orang (15%) dan yang menyatakan sangat memadai hanya 1 orang.

Dari perhitungan persentase data di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden menyatakan jumlah unit komputer yang tersedia di Layanan Internet masih “kurang memadai”. Hal ini terlihat dari jumlah komputer yang tersedia hanya berjumlah 15 unit dirasa tidak sebanding dan tidak mampu mengimbangi dengan jumlah pengunjung yang ingin memanfaatkan Layanan Internet di perpustakaan perharinya.

No.Item Kategori Jawaban Frekwensi Persentase 2 a. Sangat Memadai

b. Memadai

c. Kurang Memadai d. Tidak Memadai

1 15 49 35

1% 15% 49% 35%


(48)

4.2.3Jam Buka Layanan Internet

Jam buka Layanan Internet disini maksudnya adalah waktu yang disediakan bagi pengguna untuk dapat memanfaatkan layanan ini. Data tentang pendapat pengguna mengenai jam buka layanan intenet dapat dilihat dari Tabel-6 berikut:

Tabel-6 Jam Buka Layanan Internet

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa respoden yang menyatakan jam buka Layanan Internet/Wifi kurang memadai sebanyak 49 orang (49%), yang menyatakan memadai sebanyak 35 orang (35%), yang menyatakan kurang memadai sebanyak 13 orang (13%), dan yang menyatakan sangat memadai sebanyak 3 orang (3%).

Berdasarkan perhitungan persentase data di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden menyatakan bahwa jam buka layanan internet/Wifi masih kurang memadai. Hal ini berkaitan dengan jumlah unit komputer yang juga kurang memadai. Keterbatasan jumlah komputer yang tersedia menyebabkan pengguna harus menunggu giliran lebih lama apabila seluruh komputer yang ada telah terisi penuh oleh pengguna lain, ditambah lagi dengan berlakunya waktu istirahat di perpustakaan selama 2 jam yaitu pukul 12.00-14.00 wib yang mewajibkan seluruh kegiatan di dalam perpustakaan untuk berhenti, dan ketika perpustakaan tutup maka layanan internet juga tutup. Sehingga mahasiswa merasa bahwa jam buka layanan internet masih belum cukup (kurang memadai) untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung kegiatan perkuliahan.

No.Item Kategori Jawaban Frekwensi Persentase 3 a. Sangat Memadai

b. Memadai

c. Kurang Memadai d. Tidak Memadai

3 35 49 13

3% 35% 49% 13%


(1)

Lampiran 3

Gambaran Umum Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara

Lokasi dan Gedung Perpustakaan

Perpustakaan IAIN Sumatera Utara terletak berdekatan dengan Fakultas Syari’ah dan Fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara, Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate 20371. Akses ke Perpustakaan IAIN Sumatera Utara tidaklah sulit, sebab selain posisi kampusnya yang berada dekat dengan Perguruan Tinggi lain, seperti UNIMED, Universitas Medan Area (UMA), Universitas Amir Hamzah, banyak kenderaan umum dari berbagai arah yang melintasi dan menuju ke IAIN Sumatera Utara.

Gedung perpustakaan terdiri dari tiga lantai yang masing-masing luasnya 1000 m2. Gedung ini selesai dibangun dan mulai ditempati sebagai gedung perpustakaan pada tahun 2003. Lantai 1 gedung perpustakaa digunakan untuk penempatan koleksi sirkulasi umum, meja peminjaman dan pengembalian, ruang administrasi tata usaha, ruang kepala perpustakaan, gudang dan ruang pengolahan bersama dengan pengadaan dan pemeliharaan.

Di lantai dua terdapat koleksi referensi, tendon, terbitan berkala dan skripsi. Sedangkan di bagian belakang (sisi barat) terdapat ruang deposit, ruang pojok kitab kuning, ruang rapat, musholla dan ruang server.

Lantai 3 gedung perpustakaan digunakan untuk koleksi khusus American Corner (Amcor) yang merupakan grant dari Kedutaan Besar Amerika Serikat pada tahun 2004. Di bagian depan (sisi timur) ruang ini adalah ruang layanan umum dimana koleksi buku, majalah, jurnal ilmiah, dan akses internet tersedia untuk layanan pengguna American Corner. Sedangkan di bagian belakang (sisi barat) terdapat ruang Direktur American Corner dan Public Program untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran dan pelatihan untuk mahasiswa. Bersebelahan dengan American Corner adalah ruang pusat pelatihan pengajaran bahasa inggris (English Language Teacher Training Resources Center) yang juga merupakan grant dari RELO (kedutaan Amerika) pada tahun 2007.


(2)

Sejarah Berdirinya Perpustakaan IAIN Sumatera Utara

Perpustakaan IAIN Sumatera Utara adalah perpustakaan akademik yang dibangun pada tanggal 19 November 1973 dengan nama “Perpustakaan Marah Halim”. Nama ini diambil dari nama pendirinya yaitu Brigjen H. Marah Halim Harahap, Gubernur KDH Tk.1 Propinsi Sumatera Utara pada waktu itu. Perpustakaan IAIN Sumatera Utara diresmikan oleh Menteri Agama RI Prof. DR. H.A. Mukt i Ali di Jl. Sutomo No.1 Medan.

Dengan semakin pesatnya perkembangan koleksi perpustakaan dan terbatasnya gedung yang ditempati pada waktu itu, maka pada tanggal 8 Februari 1990, perpustakaan dipindahkan ke Lantai II Mesjid Ulul Albab IAIN Sumatera Utara dan diberi nama “Perpustakaan IAIN Sumatera Utara Medan”.

Pada mulanya IAIN Sumatera Utara mengelola lima unit perpustakaan, yaitu: Perpustakaan Marah Halim sebagai perpustakaan induk, Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, Perpustakaan Fakultas Syari’ah, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin.

Pada perkembangan selanjutnya, perpustakaan-perpustakaan Fakultas tersebut dileburkan dan koleksinya disatukan di perpustakaan pusat. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 Juli 1995 berdasarkan kebijakan Rektor IAIN-SU tertanggal 8 Mei 1995. Sejak saat itu IAIN Sumatera Utara hanya mamiliki satu perpustakaan utama.

Ketika Kampus IAIN Sumatera Utara pindah dari Jalan Sutomo ke Jalan Willel Iskandar Pasar V Medan Estate (lokasi yang sekarang) pada tahun 1995, perpustakaan juga dipindahkan dari Lantai II Mesjid Ulul Albab di Sutomo ke Lantai III gedung perkuliahan Fakultas Tarbiyah di lokasi yang baru tersebut, kemudian dipindahkan lagi ke Lantai I gedung yang sama pada tahun 1998.

Baru pada tahun 2003 Perpustakaan IAIN Sumatera Utara memiliki gedung sendiri berlantai 3 dengan luas keseluruhan 300 m2. Gedung ini diresmikan oleh Menteri Agama RI, DR. H.Said Agil Munawwar. Dengan pembangunan gedung Pasca Sarjana di Jalan Karya Helvetia untuk pelaksanaan pembelajaran bagi mahasiswa program Master (S2) dan Doktor (S3), maka


(3)

dibangun pula perpustakaan cabang yang menempati satu ruang perkantoran di Lantai 1.

Adapun nama-nama Kepala Perpustakaan sejak pertama sekali didirikan hingga sekarang adalah:

1. Dra. Hj. Chalidjah Hasan Tahun 1973 2. Dra. Hj. Rukiyah Siregar Tahun 1974 3. Drs. H. Bahasan Siregar Tahun 1976 4. Drs. H. Mhd. Saleh Harahap Tahun 1977 5. Drs. Mhd. Nashuha Tahun 1979

6. Dra. Hj. Thoyibah M. Tahun 1981 sampai 2000 7. Drs. Ahmad Munir Hasibuan Tahun 2000 sampai 2004 8. DR. Siti Zubaidah, MA. Tahun 2004 sampai Maret 2010 9. Dra.Retno Sayekti, MLIS April 2010 sampai sekarang


(4)

Struktur Organisasi

Perpustakaan IAIN Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Perpustakaan yang dipilih oleh Senat Kepala Perpustakaan IAIN Sumatera Utara dibantu oleh seorang wakil Kepala Perpustakaan yang bertanggungjawab membantu tugas-tugas Kepala Perpustakaan sehari-hari. Sedangkan untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi Kepala Perpustakaan dibantu oleh seorang Kasubbag Tata Usaha yang membawahi dua orang staff administrasi. Pelaksanaan tugas keperpustakaan dibagi ke dalam beberapa divisi yang dikepalai oleh seorang Kordinator Urusan yang membawahi beberapa orang staff. Divisi tersebut meliputi : bidang pengadaan, pengolahan, pemeliharaan, sirkulasi, dan referensi. Gambaran struktur organisasi ini lebih jelas terlihat dalam skema berikut ini:


(5)

Gambar-1 STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN IAIN SUMATERA UTARA

Dra.Retno Sayekti, MLIS. Kepala

Din Supahwan, S.Pdi. Staff Administrasi Triana Santi, S.Ag., SS

Wakil Direktur Amcor Dra.Retno Sayekti, MLIS. Direktur American Corner

Drs. Imran Saleh Panggabean Kasubbag TU

Yuni Salma, S.Ag. Staff Administrasi

Safaruddin, SE. Kour Pemeliharaan Imran Benawi, BA.

Kour Referensi/ Komputerisasi

Drs. M. Dahlan Kour. Sirkulasi Pasca Sarjana Fatimah Zuhrah, MA

Kour Pengolahan Drs. Ahmad Munir Hasibuan.

Kour. Pengadaan/Ketua Pustakawan

Mizanuddin, MA Kour sirkulasi

Dra. Hj. Nurliana Nidaul Hasanah, MA

Hildayati Raudah, Amd M. Solly Pulungan ,BA. Drs. Sapril

Yusri Zulbaidah, S.Ag.

Sudaryan, SPdi Misdar Piliang

Paisah Supendi


(6)

Pelayanan Pengguna

Pelayanan perpustakaan untuk pengguna dibuka pada hari Senin sampai dengan jumat dari jam 08.00 – 16.00 WIB dan hari sabtu dari jam 08.30- 13.00 WIB.

Pelayanan Pengguna meliputi: 1. Layanan Baca

2. Layanan Peminjaman dan Pengembalian Koleksi 3. Layanan Referensi

4. Layanan Internet

Layanan Internet Perpustakaan IAIN Sumatera Utara

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pustakawan diketahui bahwa layanan Internet dibuka mulai pukul 08.00-16.00 sesuai jam buka perpustakaan. Adapun Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN terdapat pada:

1. Layanan American Corner (Lantai III)

• Memiliki 10 unit komputer yang terhubung ke internet 2. Layanan Internet (Lantai II)

• Memiliki 5 unit komputer yang terhubung ke jaringan komputer • Kecepatan Akses ± 128 Kbps

3. Jaringan Wifi

Perpustakaan IAIN Sumatera Utara menyediakan jaringan Wifi yang dapat diakses di dalam perpustakaan maupun di luar perpustakaan (di lingkungan kampus IAIN Sumatera Utara). Jaringan Wifi terdiri dari beberapa hotspot, yaitu:

Lantai I dan Lantai II dengan hotspot “Wifi perpustakaan” Lantai III dengan hotspot”Wifi Amcor”

• Di luar perpustakaan (di lingkungan kampus IAIN Sumatera Utara) dengan hotspot “Wifi IAIN Sumatera Utara”