Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian dalam penulisan ini dapat dikategorikan sebagai metode
Deskriptif. Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode dalam
penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kesas peristiawa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidik (Nazir, Mohammad. 2003).
Menurut Suharsimi Arikunto (1993) yang dikutip oleh Erna Widodo & Muktar
(2000) menyebutkan bahwa penelitian deskriptip merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk pengumpulan informasi mengenai status suatu variabel atau
tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada
saat penelitian dilakukan.
Erna Widodo & Muktar, (2000) menekankan bahwa penelitian deskriptip selain
mendeskripsikan berbagai kasus yang sifatnya umum tentang berbagai fenomena
sosial yang ditemukan, juga harus mendeskripsikan hal-hal yang bersifat spesifik
yang disoroti dari sudut ”mengapa” dan ”bagaimana” tentang sesuatu terjadi. Selain
itu Nazir menambahkan bahwa dengan metode deskriptif ini juga diselidiki


Universitas Sumatera Utara

kedudukan fenomena atau faktor dan melihat hubungan antar suatu faktor lainya.
Oleh karena itu penelitian deskriptif ini juga dinamakan studi kasus.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, penelitian ini dapat diklasifikasikan kedalam
dalam penelitian dengan data kualitatif, Data kualitatif adalah data yang berbentuk
kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai
macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi
terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau
rekaman video.
Berkaitan dengan pendapat para pakar diatas, maka dalam penelitian ini akan
mendeskripsikan atau menggambarkan tingkat kunjungan ruang terbuka pada
kompleks perumahan ditinjau dari tingkat sosial ekonomi masyarakat yang berbeda,
Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan
Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perumahan yang ada di kota Medan yaitu:

a. Perumnas Simalingkar
b. Perumahan Debang Flamboyan Asri dan
c. Perumahan Taman Setia Budi Indah
Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut dianggap ketiga penghuni perumahan
tersebut sudah mewakili tingkat sosial masyarakat yang berbeda di kota medan.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Populasi/Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
ingin diteliti. Sedangkan populasi sample (sampling population) adalah keseluruahan
individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai
untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel penelitian sesuai dengan kerangka
sampelnya (Sugiharto, dkk, 2003). Populasi sampel dalam penelitian ini adalah 3
(tiga) kompleks perumahan di kota Medan dengan type kawasan yang berbeda
berdasarkan tingkat sosial ekonomi masyarakat penghuninya, yaitu:
a. Perumnas Simalingkar
b. Perumahan Debang Flamboyan asri, dan
c. Perumahan Taman Setia Budi Indah

Ini dipilih secara sengaja karena akan mewakili status sosial masyarakat
kompleks perumahan yang berbeda pada kota Medan.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih secara langsung. Roscoe
(1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel
sebagai berikut:
a. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
b. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan,
SD/SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30

Universitas Sumatera Utara

c. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran
sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang
akan dianalisis.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang
ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.
Penentuan jumlah sampel menurut Hasan Mustafa (2003), dapat ditentukan
dengan pertimbangan:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b. Sempit dan luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data yang hendak diperoleh.
c. Besar kecilnya resiko yang akan ditanggung oleh peneliti.
Berdasarkan gambaran diatas, maka sampel yang di ambil untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Sampel untuk Perumnas Simalingkar 50 orang
b. Sampel untuk Debang Flamboyan Asri

30 orang

c. Sampel untuk Taman Setia Budi Indah

50 orang

3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Secara umum ada dua teknik, yaitu sampling probabilistik dan nonprobabilistik,
atau acak dan non-acak. Dalam sampel acak antara lain terdapat simple random
sampling, stratified randam sampling, area sampling, cluster sampling, systematic
sampling. Dalam nonprobabilistic sampling antara lain terdapat accidental sampling,


Universitas Sumatera Utara

convienience sampling, snow-ball sampling, purposive sampling. Dalam penelitian
ini digunakan digunakan teknik pengambilan sampling probalistik (acak).

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Kita mengenal beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, kuesioner,
observasi, dan studi dokumentasi. Sebuah penelitian bisa hanya menggantungkan
pada satu cara pengumpulan data, tetapi bisa juga mengkombinasikannya.

3.5.1 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data
baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung.
Data primer yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah tingkat
penghasilan, pekerjaan, status kepemilikan rumah, apresiasi masyarakat terhadap
ruang terbuka, dan lain-lain data yang relevan.Teknik yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus

(focus grup discussion - FGD) dan penyebaran kuesioner.

3.5.2 Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat

Universitas Sumatera Utara

diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan,
jurnal, dan lain-lain. Data sekunder yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah
gambar/site plan kompleks Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan
Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah berbagai informasi, laporan serta
kepustakaan yang relevan.

3.6

Pengukuran Variabel Penelitian
Jenis skala pengukuran untuk setiap variabel penelitian perlu diketahui dengan

benar. Hal ini berguna untuk menetapkan rumus atau perhitungan-perhitungan

statistik. Misalnya, untuk variabel yang berskala nominal tidak mungkin dihitung
rata-ratanya. Skala pengukuran yang ada adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio.

3.7 Teknik Analisis Data
Sebelum data dianalisis, diolah terlebih dahulu. Maka dikenal proses editing,
coding, master table, dan lain-lainnya. Analisis data mencakup kegiatan mengukur
reliabilitas dan validitas, mean, deviasi standar, korelasi, distribusi frekuensi, uji
hipotesis, dan lain sebagainya.

3.8

Instrumen Pencarian Data
Ada beberapa alat yang dikenal sebagai alat pengambil data dalam penelitian

sosial/bisnis. Alat-alat tersebut mencakup wawancara, kuesioner atau angket,
observasi, dan studi dokumentasi.

Universitas Sumatera Utara

3.9 Metode Analisa Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan cara deskriptif, yaitu menjelaskan
arti data yang diperoleh baik melalui wawancara maupun data sekunder. Hasil
pengupulan data dianalisis juga dengan kajian pustaka untuk mencapai hasil yang
optimal, mengacu pada tujuan penelitian dan dapat diukur dengan mempergunakan
beberapa variabel seperti alasan pemanfaatan ruang terbuka pada kompleks
perumahan, mengapa tidak diminati masyarakat.

3.10 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama + 5 (Lima) bulan, untuk perincian
waktu dan tahapan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
a.

Persiapan survey
Persiapan suvey dilakukan 2 (dua) minggu dengan kegiatan seperti
penyelesaian surat-surat dan pengurusan perijinan, merancang daftar
data yang dibutuhkan, pembuatan kuesioner, serta persiapan lain yang
berhubungan dengan kelancaran survey.

b. Survey dan kompilasi data
Survey dilaksanakan selama 2 (dua) minggu dengan pembagian sebagai

berikut:
1. Survey primer dengan menyebarkan kuesioner, wawancara dan
observasi lapangan.

Universitas Sumatera Utara

2. Survey sekunder dengan menghubungi instansi terkait untuk
memperoleh data yang mendukung penelitian.
3. Kompilasi data dilaksanakan selama seminggu dengan menyeleksi,
mengelompokkan dan mentabulasi data yang dibutuhkan dalam
penelitian.
c. Analisis data
Analisis data dilakukan dalam waktu 4 (empat) minggu dengan kegiatan
mengolah data untuk menghasilkan interpretasi data sesuai dengan
tujuan penelitian.
d. Penulisan dan bimbingan tesis
Dilakukan dalam waktu 7 (tujuh) minggu. Penulisan tesis harus selalu
dikonsultasikan dengan pembimbing tesis dalam proses bimbingan tesis.
e. Seminar hasil dan penulisan perbaikan tesis
Dengan persetujuan pembimbing, maka diadakan seminar hasil.

Kegiatan

ini

untuk

mendapatakan

masukan

dalam

perbaikan

tesis.Setelah mengadakan konsultasi dan perbaikan tesis selesai maka
tesis siap diajukan pada sidang Tesis.
f. Sidang ujian tesis, perbaikan dan finalisasi tesis penelitian
Dengan persetujuan dosen pembimbing dapat diajukan sidang ujian
tesis. Setelah adanya masukan maka diadakan perbaikan tesis untuk
finalisasi penelitian (Tabel 3.1).


Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
JADWAL KEGIATAN
No

TAHAPAN KEGIATAN
1

1.

Persiapan Survey

2.

Survey dan Kompilasi
Data

3.

Analisa Data

4.

Penulisan Hasil
Penelitian serta
Bimbingan Tesis

5.
6.

Seminar Hasil

7.

Sidang Ujian

8.

Perbaikan dan Finalisasi
Tesis

Bulan-1
2 3 4

B u l a n - 2
1 2 3 4

B u l a n - 3
1 2 3 4

B u l a n - 4
1 2 3 4

B u l a n - 5
1 2 3 4

Perbaikan Seminar Hasil

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1

Deskripsi Kawasan Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada 3 (tiga) kompleks perumahan dengan tipe

kawasan yang berbeda pada kota Medan (Gambar 4.1).
I.

Perumnas Simalingkar

II. Perumahan Debang Flamboyan Asri
III. Perumahan Taman Setia Budi Indah

Lokasi III
Lokasi II
Lokasi I

Gambar 4.1 Lokasi penelitian pada kota Medan
Sumber: Pemko Medan

Universitas Sumatera Utara

4.1.1 Perum nas Sim alingkar
Perusahaan Um um Pem bangunan Perum ahan Nasional ( PERUM
PERUMNAS) adalah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) yang berbent uk
Perusahaan Um um ( Perum ) dim ana m ayorit as saham nya dim iliki oleh
pem erint ah. Perusahaan didirikan berdasarkan Perat uran Pem erint ah
Nom or 29 Tahun 1974, diubah dengan Perat uran Pem erint ah Nom or 12
t ahun 1988, dan disem purnakan m elalui Perat uran Pem erint ah No.15
Tahun 2004 t anggal 10 Mei 2004 ( Gam bar 4.2) .

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2 Letak Perumnas Simalingkar pada Kota Medan
Sumber: Pemko Medan
Perum Perumnas Unit Medan Simalingkar merupakan salah satu perumahan
yang dikembangkan oleh PERUM PERUMNAS dikota Medan, pembangunannya
dimulai pada tahun 1983 dengan luas seluruh lahan 151,5 hektar. Lokasi Perum
Perumnas Unit Medan Simalingkar berada di lahan berkontur cukup tajam antara 1-3
m terutama pada pinggiran sungai Babura yang membelah Perum Perumnas Unit
Medan

Simalingkar

ini.

Nama

“Simalingkar”

sendiri

merupakan

nama

kampong/dukuh yang menjadi bagian dari lokasi perumnas (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Peta Perumnas Simalingkar
Sumber: Pemko Medan

Universitas Sumatera Utara

Perum Perumnas Unit Medan Simalingkar terletak di kelurahan Mangga
Kecamatan Medan Tuntungan sekitar 16 km sebelah barat daya pusat kota Medan.
Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
1.

Sebelah timur berbatasan dengan

: Desa Simalingkar A

2.

Sebelah barat berbatasan dengan

: Kebun Kwala Bekala

3.

Sebelah utara berbatasan dengan

: Jalan Jamin Ginting

4.

Sebelah selatan berbatasan dengan

: Kebun Kwala Bekala

a. Fasilitas Perumnas Simalingkar
Kompleks perumahan ini memiliki banyak fasilitas, hal ini dimungkinkan karena
wilayah yang cukup luas dan jumlah penduduk yang cukup banyak. Jalan utama
pada perumnas ini memiliki lebar 12 m dan 8 m, sedangkan lebar jalan
lingkungan adalah 4 m. Fasilitas yang disediakan perumnas ini adalah sebagai
berikut:
1. Sekolah Dasar (SD) Inpres
2. Puskesmas
3. Tempat Ibadah (mushollah, mesjid, gereja, madrasah)
4. Pos Polisi
5. Kantor kelurahan
6. Taman terbuka/tempat bermain
7. Lapangan olah raga
8. Pasar tradisional
9. Jalur hijau sepanjang DAS

Universitas Sumatera Utara

Selain fasilitas yang disediakan pihak Perumnas, sejumlah kalangan swasta juga
membangun fasilitas seperti: Sekolah (Tk, SD, SLTP, SMU), Pertokoan, Praktek
dokter, Wartel/Warnet, dll.
b. Populasi penduduk
Data dari kantor kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan dimana Perum
Perumnas unit Simalingkar berada menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang
menempati perumnas adalah 27.024 jiwa. Diagram populasi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Perumnas Simalingkar Tahun 2001 Disusun
Berdasarkan Kelompok Umur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Golongan Umur
0 – 12 bulan
13 bulan – 4 tahun
5 – 6 tahun
7 – 12 tahun
13 – 15 tahun
16 – 18 tahun
19 – 25 tahun
26 – 35 tahun
36 – 45 tahun
46 – 50 tahun
51 – 60 tahun
61 – 75 tahun
Lebih dari 76 tahun
Jumlah

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
541
543
518
547
996
1163
1130
1263
1158
1174
1112
1167
1341
1369
1639
1744
1322
1364
1527
1523
757
764
714
716
463
466
13.218
13.706

Jumlah
1084
1065
2159
2393
2332
2279
2710
3383
2686
3050
1341
1430
929
27.024

Sumber: Monografi Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan

c. Unit hunian
Kebutuhan akan perumahan

pada setiap manusia bergantung kepada tingkat

sosial kehidupannya, Abraham Maslow (1954). Masyarakat pembeli unit hunian

Universitas Sumatera Utara

perumahan ini pada dasarnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah sesuai
dengan tipe unit hunian yang relatif kecil dan oleh pemerintah program
peruntukan perumahan ini memang untuk masyarakat ekonomi rendah.
Jumlah unit hunian Perum Perumnas Unit Medan Simalingkar sekitar 9.012 unit
yang dibagi atas beberapa tipe, yaitu: Tipe 18, Tipe 21, Tipe 36, Tipe 45, Tipe 54,
Tipe 70 dan Ruko (Gambar 4.4).

Gambar 4.4 Beberapa tipe rumah di Perumnas Simalingkar
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)

Universitas Sumatera Utara

d. Kondisi ruang terbuka perumnas Simalingkar
Konsep awal dari sebuah ruang terbuka di sebuah perumahan adalah ruang yang
dapat digunakan untuk berbagai aktivitas oleh warganya, termasuk didalamnya
adalah ruang bermain anak-anak.

Gambar 4.5 Kondisi beberapa ruang terbuka pada Perumnas Simalingkar

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
Namun kenyataannya adalah ruang tersebut kurang diminati oleh anak–anak, dari
penelitian yang dilakukan pada perumnas ini dengan menggunakan metode
kuantitatif yang menjaring 30 responden, penelitian tersebut mengungkapkan
bahwa 80% responden merasa kurang puas terhadap fasilitas ruang terbuka untuk
dijadikan tempat bermain.Tetapi karena keterbatasan arena bermain dan
sempitnya pekarangan setiap unit pada kompleks perumahan ini dan keadaan
ekonomi masyarakat, anak masih cenderung menggunakan ruang terbuka dengan
fasilitas yang sangat terbatas sebagai tempat bermain mereka, hal ini disebabkan
tidak adanya pilihan bagi mereka (Gambar 4.5).

4.1.2 Perum ahan Debang Flam boyan Asri

Perumahan Debang Flamboyan Asri merupakan salah satu perumahan swasta
yang dikembangkan oleh Developer PT. ARTHA DEBANG terletak di Kecamatan
Medan Selayang sekitar 15 km sebelah barat daya pusat kota Medan. Dari lokasi
perumahan ini sangat strategis karena berada pada jalan utama yaitu jalan flamboyan
raya, dekat jalan setia setia budi, lokasi perumahan dekat dengan Universitas
Sumatera Utara dan Unversitas Katolik St. Thomas Medan, Rumah sakit Adam
Malik, selain itu sisi perumahan ini juga dilintasi sungai (Gambar 4.6).
Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
1. Sebelah timur berbatasan dengan :

Tanah

Milik

PT.ARTHA

DEBANG (Rencana Tahap Kedua)

Universitas Sumatera Utara

2.

Sebelah barat berbatasan dengan : Sungai &
Rencana Water Park

3.

Sebelah utara berbatasan dengan :

Jalan

Flamboyan Raya
4.

Sebelah selatan berbatasan dengan

:

Tanah Penduduk

Gambar 4.6 Pintu Masuk Perumahan Debang Plamboyan Asri
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)

Perumahan Debang Flamboyan Asri dibangun sejak tahun 2007 dengan luas
lahan untuk pembangunan tahap pertaman 47.000 M2. Lokasi ini berada di lahan
berkontur cukup datar (Gambar 4.7).
a.

Fasilitas Perumahan Debang Flamboyan Asri
Perumahan ini dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
1. Jalan akses utama lebar 18 m
2. Jalan lingkungan lebar 6 – 8 m

Universitas Sumatera Utara

3. Tepi Sungai
4. Ruang terbuka
5. Taman pada sisi barat
6. Tempat bermain anak
7. Lintasan atletik
8. Pagar Keliling komplek
9. Kolam air mancur
10. Pos keamanan pada pintu masuk dengan penjagaan 24 jam

SIMPANG MELATI
850.00M

11. Pertokoan.

J L. FLA MB OY AN RAYA

Tan ah u nt uk p arkir
2 3 4 5 6 7 8 9 10111213 1415161718

J ala
n

1

1

Ruang
Terbuka

2

3

5

6

7

8

16

17

18

19

4

9

10

J alan
34
12

02

01

13

3

14

4

15

5

6

7

8

9

20

33

21

32

10
22

15

16

17

18

19

23

24

25

26

27

28

29

J ala
n

20

22

21

23
24

Jalan

14

Jalan

1 2a 1 2b

BLOK A

J alan
11

BLOK A'

11

31
30
29

25

28

26

27

J alan

31

51
RENCA NA P ENGE MB ANGAN
TAMAN WIS ATA ( WA TE R PA RK )

50

35

43

33

55

BLOK C

53
52

Jalan

2

19

15
01

17

16

18

7
6

19

42

18

41

17

40

5

16

39

4

15

38

3

14

37

2
12 B
1

J alan

36

Jalan

43

BLOK C

24
23
22
21
20

8

67
66
65
64
63
62

44

20

Jalan

26
25

BLOK C

Jalan

BLOK D

BLOK D

27

68

47

45

21

9

48

46

22

10

29
28

RENCA NA P ENGE MB ANGAN
TAHAP K E II

61
60
59
58

RENCA NA P ENGE MB ANGAN
TAHAP K E II

BLOK D

11

30

lan
Ja

39

J alan

24
23

12 a

40

38

71
70
69

49

25

12 B
14

36
37

75

74
73
72

50

26

41

7 7-76

51
27

42

78

54

2 8-29

11
12 A

47

8 0-79

56

32

30

6

35

48

83
82
81

57

Jalan

Jalan

44

58

34

31

5
4
3

34

Jalan

45

BLOK D

Ruang
Terbuka

7
8
9
10

49

33

J alan
46

Ruang
Terbuka

32

BLOK B

J ala
n

30

57
56
55
54
53

U
L EGE NDA
R U KO

52

T YPE TULI P

J alan

T YP E AN GGREK
T YPE AK ASI A

B LOK D TE RA TA I/ D IB AN GU N TA HU N 2009

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

T YPE T ERATAI

S k al a 1 : 1500

Gambar 4.7 Peta Lokasi Perumahan Debang Flamboyan Asri
Sumber: PT. Artha Debang

Universitas Sumatera Utara

b.

Populasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengelola perumahan ini jumlah penduduk
perumahan ini berkisar 700 orang.

c.

Unit hunian

Gambar 4.8 Beberapa tipe rumah perumahan Debang Flamboyan Asri
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
Masyarakat pembeli unit hunian perumahan Debang Flamboyan Asri ini pada
dasarnya adalah masyarakat berpenghasilan menengah sesuai dengan tipe unit

Universitas Sumatera Utara

hunian yang relatif besar dan dari data yang diperoleh dari marketing/pemasaran
harga perumahan ini dibagi dengan 5 tipe dengan total jumlah unit hunian 244
unit (Gambar 4.8).
1. Tipe Tulip

(LT.162/LB.216)

: 34 Unit

2. Tipe Angrek (LT.120/LB.151)

: 51 Unit

3. Tipe Akasia

(LT.112/LB.75)

: 58 Unit

4. Tipe Teratai

(LT.84/LB.52)

: 83 Unit

5. Ruko (LT.64/LB.192)

: 18 Unit

d. Kondisi ruang terbuka perumahan Debang Flamboyan Asri

Gambar 4.9 Kondisi beberapa ruang terbuka perumahan Debang Flamboyan Asri
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
Perumahan ini menyediakan ruang terbuka yang cukup luas yang diperuntukkan
untuk ruang terbuka hijau (RTH), jalan akses utama yang cukup lebar, jalan akses

Universitas Sumatera Utara

lingkungan,

taman

bermain,

jogging

track

(Gambar

4.9)

Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Perum ahan Tam an Set ia Budi I ndah
Perum ahan Tam an Set ia Budi I ndah adalah m erupakan salah sat u
perum ahan
( Real Est at e) yang dikem bangkan oleh PT. I ra Widya Ut am a sej ak t ahun
1985 dan t erlet ak di Jalan Set ia Budi. PT. I ra Widya Ut am a it u sendiri
didirikan oleh Yopie Sangkot Bat ubara pada t anggal 17 April 1972
dengan alam at Jalan Pahlawan No. 52 Medan, pada m ulanya CV. I ra
Corporat ion hanya bergerak di bidang usaha
dengan

m engut am akan

pekerj aan

pem bangunan

“ general cont ract or”
dan

pem eliharaan

bangunan, j alan dan saluran irigasi. Seiring wakt u kegiat an usahanya
diperluas sehingga pada t anggal 17 Juni 1983

CV. I ra Corporat ion

diubah m enj adi PT. I ra Widya Ut am a yang beralam at di j alan Mult at uli
No. 9- 12 Medan. Modal aw al PT. I ra Widya Ut am a adalah sebesar Rp.
100.000/ lem bar dan t erdiri dari 100 ( serat us) lem b) ar saham . Sam pai
saat ini j um lah saham yang dim iliki perusahaan adalah 14.903 lem bar,
dengan

pem ilik

saham

m ayorit as adalah

Yopie

Sangkot

Bat ubara

( Gam bar 4.10) .

Universitas Sumatera Utara





฀฀ ฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀


฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀


฀฀


฀฀



฀฀

฀฀

฀฀


฀฀

฀฀


฀฀

฀฀


฀ ฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀


฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀฀฀ ฀
฀฀฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀




฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀


฀฀


฀฀

฀฀

฀฀




฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀ ฀
฀฀฀฀฀



฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀ ฀
฀฀฀฀฀฀
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
฀฀฀฀
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀

฀฀

฀฀฀฀฀

฀฀฀฀฀



฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀



฀฀
฀฀

฀฀

฀฀



฀฀


฀฀


฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀






฀฀

฀฀

฀฀
฀฀



฀฀



฀฀

฀฀

฀฀



฀฀








฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀








฀฀ ฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀



฀฀




฀฀฀ ฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀ ฀฀

฀฀

฀฀





฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀



฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀



฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀




฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀


฀฀

฀฀

฀฀

฀฀




฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀



฀฀


฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀



฀฀
฀฀
฀฀



฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀
฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀





฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
฀฀฀








฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀




฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀ ฀฀


฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀




฀฀

฀฀
฀฀
฀฀





฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀฀



฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀฀
฀฀




฀฀฀฀

฀฀

฀฀





฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀








฀฀

฀฀



฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀





฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀


฀฀

฀฀

฀฀





฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀


฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀




฀฀
฀฀
฀฀
฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀


฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀ ฀฀฀




฀฀

฀฀

฀฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀ ฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀



฀฀
฀฀
฀฀
฀฀ ฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀


฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀


฀฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀


฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀ ฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀















฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀ ฀฀
฀฀
฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀


฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀


฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀



฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀




฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀





฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀


฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀





฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀





฀฀

฀฀







฀฀











฀฀
฀฀



฀฀



฀฀



฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀







฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀




฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀฀ ฀
฀฀฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀


฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀









฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀


฀฀ ฀















฀฀

฀฀



฀฀


฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀


฀฀ ฀

฀฀

฀฀











฀฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀



฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀





฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀




฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀



฀฀









฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀




฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀
฀฀








฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀






฀฀

฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀฀฀
฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀



฀฀

฀฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀
฀฀

฀฀฀




฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀ ฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀฀
฀฀ ฀฀฀ ฀฀ ฀฀
฀ ฀฀ ฀฀฀

฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀



฀฀

฀฀






฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀







฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀

฀฀ ฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀


฀฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀

฀฀ ฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀
฀ ฀฀ ฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀ ฀฀ ฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀

฀฀



฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀



฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀



฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀



฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀
฀ ฀฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀





฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀



฀฀ ฀฀

฀฀฀฀฀
฀฀
฀฀฀฀ ฀฀฀
฀฀฀฀
฀฀฀฀฀฀฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀
฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀



฀฀ ฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀



฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀



฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀
฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀
฀ ฀฀฀ ฀฀฀
฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀ ฀฀฀
฀฀
฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀

฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀
฀ ฀฀฀ ฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀ ฀
฀ ฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀
฀฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀
฀ ฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀฀
฀฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀

฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀
฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀

฀฀฀
฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀ ฀฀

฀฀

฀฀

฀฀

฀฀฀

฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀

฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀
฀฀

฀฀








฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
฀฀฀฀

฀฀฀฀฀

฀฀฀฀฀฀
฀฀฀฀
฀฀





฀฀฀ ฀฀฀
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
฀฀฀฀฀฀

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀


฀฀฀
฀฀฀฀
฀ ฀฀฀฀฀
฀฀฀฀ ฀

Gambar 4.10 Peta Lokasi Perumahan Taman Setia Budi IndahSumber: PT. Ira
Widya Utama
Perum ahan Tam an Set ia Budi I ndah ini m enj adi sat u ikon kot a
Medan karena
inilah perum ahan pert am a t erbesar di luar pulau Jawa dengan luas lahan
keseluruhan

210

hekt ar,

perum ahan

ini

direncanakan

dapat

m enyediakan sekit ar 3500 unit kavling dengan berbagai t ype perunt ukan
rum ah dan dilengkapi dengan berbagai m acam

sarana pendukung

sebagai kawasan m andiri yang t ahapannya t erbagi dalam :
1. Tam an Set ia Budi I ndah t ahap I

: 2.410 unit

2. Tam an Set ia Budi I ndah t ahap I I

:

3. Bukit Hij au Regency

:

965 unit

125 unit

Perumahan Taman Setia Budi Indah terletak pada 2 (dua) kecamatan dalam
wilayah kota Medan yaitu kecamatan Medan Selayang dan kecamatan Medan Baru
sekitar 10 km sebelah barat daya pusat kota Medan. Batas-batas wilayah adalah
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Sebelah timur berbatasan dengan

: Jalan Setia Budi

2. Sebelah barat berbatasan dengan

: Ring Road Kota Medan dan Tasbi

Tahap- II
3. Sebelah utara berbatasan dengan

: Jalan Perjuangan

4. Sebelah selatan berbatasan dengan

: Jalan Pasar VI

a. Fasilitas Taman Setia Budi Indah
Diantara perumahan yang ada di kota Medan perumahan ini tergolong salah satu
yang memiliki fasilitas lingkungan yang cukup lengkap, hal ini dimungkinkan
karena tuntutan status sosial yang dapat memiliki rumah ini adalah mereka yang
tergolong kaya dari segi materi.
Depelover/pengembang PT. Ira Widya Utama yang sejak awal mendirikan
perumahan ini memberikan kepuasan terhadap para penghuni dengan terus
melengkapi dan meningkatkan fasilitas. Dan hingga saat ini fasilitas yang ada di
kompleks perumahan ini adalah sebagai berikut:
1. Jalan utama yang cukup lebar
2. Jalan lingkungan
3. Ruang terbuka
4. Pos keamanan pada pintu masuk dengan penjagaan 24 jam
5. Sekolah Dasar (SD) & Taman Kanak-kanak (TK)
6. Lapangan bola
7. Driving range
8. Lapangan tenis

Universitas Sumatera Utara

9. Kolam renang
10. Mesjid
11. Setiabudi square
12. Polimas
13. Kantin
14. Super market
15. Pertokoan
16. Kawasan perkantoran Bank
17. TPU, dll

Universitas Sumatera Utara

b. Unit hunian
Masyarakat pembeli unit hunian perumahan Taman Setia Budi Indah ini pada
dasarnya adalah masyarakat berpenghasilan tinggi sesuai dengan tipe unit hunian
yang relatif besar dan nilai jual beli pada perumahan inipun sangat tinggi.
Jumlah unit hunian perumahan 2500 unit. Tipe dan besar unit setiap rumah pada
perumahan ini sangat bervariasi, hal ini terjadi karena adanya kebebasan disain
bangunan yang diberikan oleh pengembang kepada para pembeli perumahan ini,
sehingga hampir tidak ditemukan tipe/jenis bangunan yang sama pada komplek
perumahan ini (Gambar 4.11).

Gambar 4.11 Beberapa betuk tipe rumah perumahan Taman Setiabudi Indah
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)

Universitas Sumatera Utara

c. Kondisi ruang terbuka Taman Setia Budi Indah
Perumahan ini menyediakan ruang terbuka yang cukup luas yang diperuntukkan
untuk ruang terbuka hijau (RTH), jalan akses utama yang cukup lebar, jalan
akses lingkungan, lapangan bola, kolam renang, lapangan golf, taman bermain,
lintasan atletik, dll (Gambar 4.12).

Gambar 4.12 Kondisi ruang terbuka pada perumahan Taman Setiabudi Indah

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
4 .1 Ek splor a si Rua n g Te r buk a Ka w a sa n Ka j ia n
Dari dat a prim er kawasan kaj ian yang diperoleh m elalui waw ancara,
kuesioner, kunj ungan lapangan, dan dat a sekunder yang diperoleh dari
int ansi t erkait , berikut pada Tabel 4.2 dilakukan t abulasi eksplorasi ruang
t erbuka pada ket iga kawasan kaj ian.

Tabel 4.2 Eksplorasi Ruang Terbuka pada Kawasan Kajian
NO.
1.
2.

3.

KETERANGAN
Luas Ruang Terbuka
Fasilitas Ruang Terbuka:
a. Pohon peneduh
b. Kolam taman
c. Pagar
d. Bangku
e. Jogging track
f. Permainan anak
g. Lapangan bola
h. Tempat makanan/ jajanan
i. Kolam renang
Penggunaan oleh:
a. Anak-anak

b. Orang dewasa

4.

Frekuensi kunjungan

SIMALINGKAR

DFA

TASBI

± 154.652 m2

± 4.895 m2

± 168.551 m2

ada
Ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
Ada
tidak ada

Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada

ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada

- bermain
- jajan

- bermain

- jalan santai
- ngobrol
- jajan
- olah raga
- hiburan
- pesta keluarga
- pesta demokrasi
- tujubelasan

- jalan santai
- jogging
- ngobrol
- olah raga
- senam

Sering

Jarang

- bermain
- berenang
- jajan
- jalan santai
- jogging
- lari
- ngobrol
- olah raga
- senam
- berenang
- jajan
- bisnis
jarang

Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1

Pemafaatan Ruang Terbuka
Keberadaan ruang terbuka merupakan bagian integral kegiatan pembangunan

dan keberadaan suatu kawasan. Dalam konteks penyediaan ruang terbuka maka
hampir semua kota-kota besar dan kompleks perumahan di Indonesia mengalami
defisit karena jumlah besaran/luas ruang terbuka yang disediakan oleh pemerintah
dan pengembang perumahan tidak mampu menampung kebutuhan beberapa aktivitas
sosial yang semestinya merupakan hak dari warganya, misalnya:
1. Tempat bermain anak
2. Kegiatan olah raga
3. Bersantai, berjalan-jalan
4. Acara-acara tertentu, dll
Khususnya tempat bermain anak di beberapa kawasan permukiman padat
fasilitasnya sangat minim jumlahnya. Gejala ini dapat diamati dari aktivitas sosial di
beberapa kota besar utama di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan
Medan. Anak-anak yang tinggal di permukiman padat memanfaatkan jalan raya
sebagai tempat bermain. Hal ini terjadi di banyak tempat, keinginan mereka untuk
bermain telah melupakan mereka akan ancaman yang mungkin terjadi. Ancaman bagi
anak-anak tidak hanya yang bersifat fisik tetapi yang jauh lebih parah adalah efek

Universitas Sumatera Utara

psikologis bagi anak. Kesempatan mereka untuk membangun kontak sosial dengan
lingkungan juga akan berkurang. Ketersediaan ruang terbuka yang dapat
dipergunakan anak-anak untuk bermain dan beraktivitas merupakan hak dasar anak
yang harus dipenuhi. Tersedianya sarana bermain khususnya di sekitar lingkungan
rumah mereka tentunya sangat membantu anak-anak untuk mengembangkan
imajinasi dan kreativitas di masa awal pertumbuhan mereka. Dari tempat bermain,
anak itu belajar spontanitas, belajar interaksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya
serta belajar disiplin dan mengembangkan kepribadiannya secara utuh.
Sedemikian pentingnya bermain untuk anak, pemerintah mengakomodasi
kebutuhan tersebut di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Pasal 11 pada Undang-Undang itu mengatur bahwa setiap anak
berhak beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya,
bermain, berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi
pengembangan diri. Adanya tempat bermain untuk anak di kawasan permukiman
sangatlah penting. Anak-anak memiliki energi untuk beraktivitas lebih besar dan
lebih lama dibanding orang dewasa dalam hal bermain, maka wajar jika anak-anak
membutuhkan ruang yang lebih luas.
Minimnya ruang terbuka dan berbagai fasilitasnya mengakibatkan kurangnya
minat masyarakat untuk melakukan kegiatan pada ruang terbuka, misalnya
masyarakat malas berolah raga, kurangnya ruang untuk melakukan interaksi sosial,
kurangnya volume udara segar pada lingkungan dan lain sebagainya. Hal ini akan

Universitas Sumatera Utara

berdampak terhadap tingginya tingkat stres pada masyarakat, menurunnya tingkat
kesehatan masyarakat.
Untuk mewujudkan semua itu, tentu saja diperlukan ruang terbuka yang cukup
luas, aman, terpelihara, terjangkau, asri. Hal ini akan meningkatkan minat masyarakat
untuk mengunjungi dan memanfaatkanya untuk berbagai kegiatan baik untuk olah
raga, jalan santai, jogging, duduk santai, cari udara segar dan kegiatan sosial lainnya.

5.2

Pemanfaatan Ruang Terbuka pada Kawasan Kajian
Dalam struktur masyarakat modern, status sosial haruslah diperjuangkan dan

bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan. Selayaknya status sosial
merupakan penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika
seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan
tertentu dalam masyarakatnya.
Rumah adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Perbedaan lapisan sosial
pada masyarakat secara tidak langsung juga akan memunculkan perbedaan tempat
tinggal. Rumah yang terletak di kawasan elit biasanya dilengkapi berbagai fasilitas
yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya. Akan tetapi tidak setiap
fasilitas yang disediakan itu dimanfaatkan oleh penghuninya secara maksimal, ada
banyak faktor yang membuat pemanfaatannya tidak maksimal sesuai dengan
kebutuhannya. Sehubungan dengan judul tesis ini penulis menyajikan bagaimana pola
pemanfaatan ruang terbuka pada tiga perumahan dengan kelas sosial yang berbeda,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Perumnas Simalingkar (Simalingkar)
2. Perumahan Debang Flamboyan Asri (DFA)
3. Perumahan Taman Setia Budi Indah (Tasbi)

5.2.1 Perumnas Simalingkar
Perumahan Simalingkar dihuni oleh berbagai etnis, tetapi masyarakat yang
pada umumnya menghuni perumahan ini adalah masyarakat kelas sosial ekonomi
rendah. Dibandingkan dengan masyarakat Taman Setia Budi Indah dan Debang
Flamboyan Asri, pola hidup masyarakat di Simalingkar lebih bervariasi. Kultur
masyarakat berpenghasilan relatif rendah, membuat pemanfaatan ruang terbuka lebih
bersifat alami (Gambar 5.1)

Gambar 5.1 Pemanfaatan ruang terbuka pada Perumnas Simalingkar
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)

Universitas Sumatera Utara

Pada umumnya ruang terbuka pada perumahan ini sangatlah minim dari
segala fasilitas dan jauh dari standard/persyaratan ruang terbuka yang diharapkan,
kurang terawat, kotor dan tidak dikelola dengan baik, sehingga masyarakat dalam
memanfaatkannya tidaklah optimal walaupun ruang terbuka yang ada sangatlah
penting untuk berbagai kegiatan masyarakat, misalnya: olah raga, acara pesta, arena
bermain anak, hal ini disebabkan tidak adanya instansi yang mengelola/melihara
ruang terbuka pada perumahan ini. Selain untuk arena bermain anak dan olah raga,
ruang terbuka juga dimanfaatkan untuk acara perayaan hari kemerdekaan, pilkada,
bersantai dan arena hiburan masyarakat. Untuk acara pesta pada umunya masyarakat
mengadakannya di halaman rumah dan di gedung.
Dengan segala kekurangan fasilitas, sarana dan prasarana pada setiap ruang
terbuka pada perumahan ini, masyarakat jusru sangat memanfaatkan ruang terbuka
ini, baik untuk kegiatan bermain anak, olah raga, jalan santai, duduk-duduk untuk
orang dewasa. Hal ini disebabkan tingkat eko

Dokumen yang terkait

Pengaruh Infiltrasi dan Permeabilitas Terhadap Sumur Resapan di Kawasan Perumahan (Studi Kasus: Taman Setia Budi Indah II, Medan)

6 103 148

Tinjauan Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Taman Rekreasi Mora Indah Faria Kota Medan Tahun 2001

0 21 59

Kajian Pembentuk Citra Kawasan Perumahan Studi Kasus: Perumahan Taman Setiabudi Indah, Medan

0 23 8

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 21

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 2

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 8

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 1 17

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 1 2

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 8

PENGARUH INFILTRASI DAN PERMEABILITAS TERHADAP SUMUR RESAPAN DI KAWASAN PERUMAHAN (STUDI KASUS: TAMAN SETIA BUDI INDAH II, MEDAN)

2 4 16