Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam
Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April 2016.
III.2. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan
subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling non random secara
konsekutif.
III.2.1. Populasi Sasaran
Semua penderita stroke hemoragik yang ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan Head CT Scan.
III.2.2. Populasi Terjangkau
Semua penderita stroke hemoragik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu
(Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan.
III.2.3. Besar Sampel
Besar sampel dihitung menurut rumus : (Dahlan, 2009)
N

=


Zα 2 sen (1-sen)
d2P

Dimana :
N = Besar sampel
Sen = Sensitivitas alat yang diinginkan, ditetapkan sebesar 72,9 % =
0,729 (Hwang dkk, 2011)

Universitas Sumatera Utara

d = Presisi penelitian, ditetapkan oleh peneliti = 20% = 0,2
Zα = Deviat baku alpha ditetapkan sebesar 5% →Zα = 1,96
P = Prevalensi penyakit stroke hemoragik (ICH spontan) dengan IVH
= 51% = 0,51 (Hwang dkk, 2011)
Sehingga :

N = 1,962 x 0,729 x (1- 0,729)
0,22 x 0,51


Dibutuhkan sampel minimal 37 pasien.
III.2.4. Kriteria Inklusi
1. Semua penderita stroke hemoragik dengan perdarahan intraventrikular
baik perdarahan intraventrikular primer maupun sekunder yang telah
ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan
Head CT scan.
2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini.
III.2.5. Kriteria Eksklusi
1. Semua penderita stroke hemoragik yang tidak ditemukan

pendarahan

intraventrikular.
2. Semua penderita perdarahan intraventrikular yang disebabkan oleh
traumatik, tumor, dan infark yang transformasi ke hemoragik.

III.3. BATASAN OPERASIONAL
3.1. Stroke perdarahan adalah disfungsi neurologis yang berkembang cepat, yang
disebabkan oleh kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem
ventrikular yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk, 2013).

3.2.

Perdarahan intraventrikular hanya ditujukan adanya darah didalam sistem
ventrikular, dan bertanggungjawab secara signifikan terhadap morbiditas yang

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan terbentuknya

hidrosefalus obstruksi

pada banyak pasien.

Perdarahan intraventrikular dapat dibagi menjadi primer atau sekunder.
Perdarahan intraventrikular primer ditujukan untuk dominan ditemukannya
darah pada ventrikel, dengan sedikit darah pada beberapa parenkim.
Perdarahan intraventrikular sekunder ditujukan untuk adanya perdarahan besar
pada komponen ekstraventrikular (misalnya parenkim, atau subaraknoid)
dengan perluasan sekunder menuju ventrikel (Gaillard dkk, 2005 ).
3.3. Intraventricular Hemorrhage Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score

merupakan sistem skoring yang digunakan untuk menilai keparahan IVH
(Hwang dkk, 2011) (Morgan dkk, 2013).
3.4. Outcome adalah keadaan penderita pada akhir pengobatan atau akhir dari
proses penyakit, termasuk derajat perbaikan maupun kebutuhan akan terapi
berkelanjutan, pengobatan, dukungan, dan edukasi. Outcome pada studi ini
dinilai dengan Modified Rankin Scale (mRS) pada saat pulang atau keluar dari
Rumah Sakit (meninggal). Bila nilai mRS 1-3, dikelompokkan sebagai outcome
baik sedangkan nilai mRS 4-6, dikelompokkan sebagai outcome jelek
(Painthakar & Dabhi, 2003). Pada penelitian ini menggunakan penilaian
Modified Rankin Scale (mRS) yang dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu :
nilai mRS ≤ 3 (outcome baik) dan nilai mRS > 3 (outcome buruk).
3.5. Computed Tomography scan yang digunakan adalah X-ray CT system, merk
Hitachi seri W 450. Pengukuran mean volume ditentukan dengan metode
estimator

volume

dari

analisa


software

komputer,

dengan

ketebalan

pemotongan / slice 5-10 mm (Misbach, 2011).

Universitas Sumatera Utara

3.6. Akurasi adalah proporsi dari hasil yang pasti, baik yang pasti positif (true
positive) atau pasti negatif (true negative), dalam suatu populasi (Zhu dkk,
2010).
3.7. Kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) adalah kurva yang dihasilkan
dari tarik ulur antara sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong.
Dari prosedur ROC ini, kita akan mendapatkan nilai Area Under Curve (AUC).
Secara statistik, interprestasi


nilai AUC adalah dengan mengklasifikasikan

kekuatan nilai diagnostik menjadi sangat lemah, lemah, sedang, baik, dan
sangat baik (Dahlan, 2009).
Tabel 5. Hubungan antara AUC (Area Under Curve) pada ROC dan akurasi
diagnostik
AUC
0,9 – 1,0
0,8 – 0,9
0,7 – 0,8
0,6 – 0,7
0,5 – 0,6
< 0,5

Diagnostic Accuracy
Excellent
Very good
Good
Sufficient

Bad
Test not useful

Dikutip dari : Simundic, A.M. Measures of diagnostic accuracy: basic definitions.
Avalaible at : http//www.ifcc.org/

Measures of diagnostic accuracy: basic

definitions/190404200805.pdf (Cited at : 29 Maret 2016)

III.4. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data
secara potong lintang dengan sumber data primer diperoleh dari semua penderita
stroke hemoragik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen
Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

III.5. PELAKSANAAN PENELITIAN
III. 5.1. Instrumen Penelitian

5.1.1.Intraventricular Hemorrhage Score dengan skala 0 – 23.
5.1.2. Modified Graeb Score dengan skala 0 - 32.
5.1.3. LeRoux Score dengan skala 0 - 16.
5.1.4. Computed Tomography (CT) Scan yang digunakan
adalah X - Ray CT System, merek Hitachi seri W 450.
5.1.5. Modified Rankin Scale dengan skala 0 – 6.
III. 5.2. Pengambilan Sampel
Semua penderita stroke hemoragik yang telah ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan Head
CT Scan yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen
Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan yang diambil secara
konsekutif dan yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada kriteria eksklusi.
Kemudian dilakukan penilaian IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux
Score berdasarkan hasil Head CT Scan yang dilakukan pada saat pasien
masuk dan dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan. Kemudian dinilai
outcome dengan menggunakan Modified Rankin Scale (mRS) yang dinilai pada
saat pulang / keluar dari Rumah Sakit (meninggal), selanjutnya dikumpulkan
data yang diperoleh dan dilakukan analisa data. Semua pengambilan sampel
dari pasien masuk sampai keluar dari RSUP Haji Adam Malik Medan dilakukan
oleh peneliti sendiri. Pada penelitian ini, perhitungan volume perdarahan

menggunakan perhitungan secara manual. Volume ICH dihitung dengan
menggunakan metode ABC/2 dan volume perdarahan pada lokasi lain akan
dinilai oleh spesialis radiologi. Volume IVH dihitung dengan menggunakan

Universitas Sumatera Utara

sistem skoring IVH Score yang dapat memperkirakan volume IVH secara
mudah dan cepat yang akan dinilai oleh peneliti.
III. 5.3. Kerangka Operasional

PENDERITA STROKE HEMORAGIK

ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS, DAN HEAD CT - SCAN

KRITERIA INKLUSI

KRITERIA EKSKLUSI

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN


MODIFIED

IVH SCORE

LeRoux Score

GRAEB SCORE

Modified Rankin Scale (mRS)

ANALISA DATA

HASIL

Universitas Sumatera Utara

III.5.4. Variabel yang diamati
 Variabel bebas = Intraventricular Hemorrhage Score (IVH Score / IVHS),
Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score

 Variabel terikat

= Outcome Stroke Hemoragik

III.5.5. Analisa Statistik
Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan program
komputer Windows SPSS (Statistical Product and Science Service). Analisis dan
penyajian data dilakukan sebagai berikut :
5.5.1.

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik
demografi pasien stroke hemoragik.

5.5.2.

Untuk mengetahui perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score,
Modified Graeb Score dan LeRoux Score untuk menilai outcome
stroke hemoragik digunakan uji diagnostik.

5.5.3.

Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN,
RKP, dan RKN pada IVH Score dalam menilai outcome stroke
hemoragik digunakan uji diagnostik.

5.5.4. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN,
RKP, dan RKN pada Modified Graeb Score dalam menilai outcome
stroke hemoragik digunakan uji diagnostik.
5.5.5. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN,
RKP, dan RKN pada LeRoux Score dalam menilai outcome stroke
hemoragik digunakan uji diagnostik.
5.5.6. Untuk nilai titik potong (cut - off point) dan AUC dari IVH Score,
Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan memakai Kurva
ROC (Receiver Operating Characteristic).

Universitas Sumatera Utara

III.5.6. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April
2016.
 Persiapan

: 18 Oktober 2014 s/d 11 Februari 2015

 Pengumpulan data

: 13 Februari 2015 s/d 01 April 2016

 Analisis data

: 01 April 2016 s/d 06 April 2016

 Penyusunan laporan : 01 April 2016 s/d 11 April 2016
 Penyajian laporan

: 12 April 2016

III.5.7. Biaya Penelitian
Biaya pencetakan lembaran pengumpulan data = Rp 1.000.000
Biaya Head CT Scan (1x Head CT Scan = Rp.600.000 )
= 49 x Rp. 600.000
Biaya penulisan laporan penelitian
Jumlah

= Rp. 29.400.000
= Rp 900.000

+

= Rp 31.300.000

III.5.8.Personalia penelitian
Peneliti

: dr.Luwinda Avitha Sari Harahap

Pembimbing I : dr.Rusli Dhanu,Sp.S (K)
Pembimbing II: dr. Puji Pinta O.Sinurat,Sp.S

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENELITIAN
IV.1.1 Karakteristik demografi subjek penelitian
Dari keseluruhan pasien yang menderita stroke hemoragik yang dirawat di
ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji
Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 s/d 01 April 2016, terdapat 49
orang subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria
eksklusi sehingga diikutsertakan dalam penelitian.
Dari 49 orang subjek penelitian yang dianalisa terdiri dari 23 orang laki-laki
(46,9%) dan 26 orang perempuan (53,1%). Usia subjek terbanyak `pada kelompok
kategori usia 61 - 70 tahun yang berjumlah 17 orang (34,7%). Subjek berasal dari
suku yang berbeda dengan suku terbanyak adalah suku batak sebanyak 21 orang
(42,9%).
Pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 23
orang (46,9%). Pendidikan terbanyak pada kelompok SMA sebanyak 23 orang
(46,9%). Status pernikahan yang dijumpai terbanyak adalah kelompok yang menikah
sebanyak 43 orang (87,8%). Faktor risiko stroke terbanyak adalah hipertensi
sebanyak 40 orang (81,6%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Karakteristik demografi subjek penelitian
Karakteristik Sampel
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
21 – 30 tahun
31 - 40 tahun
41 - 50 tahun
51 - 60 tahun
61 - 70 tahun
71 - 80 tahun
Suku
Batak
Karo
Aceh
Nias
Minang
Jawa
Sunda
Melayu
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga (IRT)
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Wiraswasta
Pekerja Lepas
Petani
Pensiunan
Pendidikan
SD
SMP
SMA
S1
Status Pernikahan
Menikah
Janda
Duda
Faktor Risiko Stroke
Diabetes Mellitus (DM)
Hipertensi
Dislipidemia
Hiperurisemia
Merokok
Penyakit Jantung

N (49)

%

23
26

46,9
53,1

1
2
11
9
17
9

2
4,1
22,4
18,4
34,7
18,4

21
7
6
4
1
7
2
1

42,9
14,3
12,2
8,2
2,0
14,3
4,1
2

23
4
9
2
6
5

46,9
8,2
18,4
4,1
12,2
10,2

14
9
23
3

28,6
18,4
46,9
6,1

43
5
1

87,8
10,2
2

7
40
2
1
20
0

14,3
81,6
4,1
2
40,8
0

Lokasi perdarahan terbanyak pada penelitian ini adalah ICH yang disertai
dengan IVH yang diderita sebanyak 29 orang (59,2%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 7. Data subjek penelitian saat dirawat inap di RSUP HAM
Karakteristik Sampel
Vital Sign Saat Masuk RSUP HAM :
Glascow
Coma
Scale
(GCS),
mean±SD
Tekanan
Darah
Sistolik
(TDS),
mean±SD
Tekanan Darah Diastolik (TDD),
mean±SD
Lokasi Perdarahan :
ICH + IVH
PSA + IVH
IVH
ICH + IVH+ PSA
ICH+IVH+ Brainstem (Pons)
ICH + IVH + PSA + Brainstem (Pons)
ICH+IVH+Brainstem(Mesencephalon)
IVH + Cerebellum
Lokasi Perdarahan IVH:
Ventrikel Lateralis Kanan
Ventrikel lateralis kiri
Ventrikel III
Ventrikel IV
Hidrosefalus :
Dijumpai Hidrosefalus
Tidak ada Hidrosefalus
Volume Perdarahan :
Volume ICH, mean(ml)±SD
Volume IVH, mean(ml)±SD
Volume perdarahan di Brainstem
(Pons), mean(ml) ±SD
Volume perdarahan di Brainstem
(Mesencephalon), mean(ml) ±SD
Volume perdarahan di Cerebellum,
mean(ml)±SD
Outcome Stroke :
Outcome baik (mRS≤3)
Outcome buruk (mRS>3)
Meninggal
External Ventricular Drainage (EVD) :
Dilakukan EVD
Tidak dilakukan EVD

N (49)

%

10,12±3,27
170,61± 29,18
98,97±17,10
29
2
4
8
2
2
1
1

59,2
4,1
8,2
16,3
4,1
4,1
2
2

42
44
26
26

85,7
89,8
53,1
53,1

27
22

55,1
44,9

30,66±30,81
19,64±23,38
0,36±1,60
0,20±0,14
1,62±11,35
6
43
31

12,2
87,8
63,3

6
43

12,2
87,8

Perdarahan pada ventrikel otak paling banyak dijumpai pada ventrikel
lateralis kanan dan kiri dibandingkan dengan ventrikel III dan IV. Angka kematian
dijumpai lebih tinggi pada penelitian ini sebanyak 31 orang (63,3%) yang meninggal.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 11. Diagram jenis kelamin subjek penelitian

Gambar 12. Diagram lokasi perdarahan yang dijumpai pada subjek penelitian

Gambar 13. Diagram outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian

Universitas Sumatera Utara

IV.1.2 Distribusi outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian
Subjek penelitian ini dibagi atas dua kelompok berdasarkan outcome stroke
hemoragik yang dinilai dengan Modified Rankin Scale (mRS). Dua kelompok subjek
penelitian ini terdiri dari kelompok pertama dengan outcome baik (nilai mRS ≤ 3) dan
kelompok kedua dengan outcome buruk (nilai mRS >3). Kelompok outcome buruk
pada penelitian ini memiliki jumlah subjek penelitian yang paling banyak
dibandingkan dengan kelompok outcome baik.
Pada penelitian ini, kelompok outcome baik memiliki jumlah subjek
terbanyak adalah perempuan sebanyak 5 orang (10,2%). Dan kelompok outcome
buruk memiliki jumlah subjek terbanyak adalah laki – laki yang berjumlah 22 orang
(44,9%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan outcome
stroke hemoragik (p=0,194).
Berdasarkan hasil penelitian ini, dijumpai pada kelompok outcome baik
memiliki jumlah subjek yang terbanyak pada kelompok usia 51- 60 tahun sebanyak 3
orang (6,1%). Kelompok outcome buruk memiliki subjek terbanyak pada kelompok
usia 61 - 70 tahun sebanyak 16 orang (32,7%). Hasil analisa statistik dengan
menggunakan

uji

Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan

bahwa

tidak

terdapat

hubungan antara usia dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,325).
Suku terbanyak pada kelompok outcome baik dan buruk adalah Batak
dengan jumlah masing – masing sebanyak 3 orang (6,1%) dan 18 orang (36,7%).
Analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara suku dengan outcome stroke hemoragik (p=0,999).
Pekerjaan terbanyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk
adalah ibu rumah tangga (IRT). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,632).
Pendidikan pada subjek kelompok outcome baik yang terbanyak adalah SMP
dengan jumlah 3 orang (6,1%). Sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki
pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 22 orang (44,9%). Berdasarkan hasil
analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan outcome stroke hemoragik (p =
0,325).
Status pernikahan paling banyak pada kelompok outcome baik dan outcome
buruk adalah menikah dengan jumlah masing – masing sebanyak 5 orang (10,2%)
dan 38 orang (77,6%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status
pernikahan dengan outcome stroke hemoragik (p=1,000). Faktor risiko stroke yang
paling banyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah hipertensi
dengan jumlah masing – masing sebanyak 5 orang (10,2%) dan 35 orang (71,4%).
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor risiko stroke dengan outcome stroke
hemoragik (p>0,05).
Rerata Glascow Coma Scale (GCS) pada kelompok outcome baik lebih tinggi
daripada kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan rerata GCS yang bermakna antara kelompok outcome
baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,000).
Rerata tekanan darah sistolik (TDS) pada kelompok outcome baik lebih
rendah daripada kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik

Universitas Sumatera Utara

dengan menggunakan Uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test)
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik yang
bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke
hemoragik (p = 0,620).
Rerata tekanan darah diastolik (TDD) pada kelompok outcome baik lebih
tinggi

daripada

kelompok

outcome

buruk.

Hasil

analisa

statistik

dengan

menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan rerata tekanan darah diastolik yang bermakna
antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik
(p = 0,363). Lokasi perdarahan yang terbanyak pada kelompok outcome baik dan
outcome buruk adalah ICH yang disertai dengan IVH. Berdasarkan hasil analisa
statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara lokasi perdarahan dengan outcome stroke hemoragik (p
= 0,632).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Distribusi outcome stroke hemoragik berdasarkan karakteristik
demografik subjek penelitian
Karakteristik Sampel

mRS≤3

mRS (%)
mRS>3

p value

Jumlah
6(12,2)
43(87,8)
Jenis Kelamin
Laki-laki
1(2)
22(44,9)
*0,194
Perempuan
5(10,2)
21(42,9)
Usia
21 – 30 tahun
0(0)
1(2)
**0,325
31 - 40 tahun
0(0)
2(4,1)
41 - 50 tahun
2(4,1)
9(18,4)
6(12,2)
51 - 60 tahun
3(6,1)
16(32,7)
61 - 70 tahun
1(2)
9(18,4)
71 - 80 tahun
0(0)
Suku
18(36,7)
Batak
**0,999
3(6,1)
6(12,2)
Karo
1(2)
5(10,2)
Aceh
1(2)
4(8,2)
Nias
0(0)
1(2)
Minang
0(0)
6(12,2)
Jawa
1(2)
2(4,1)
Sunda
0(0)
1(2)
Melayu
0(0)
Pekerjaan
18(36,7)
Ibu Rumah Tangga (IRT)
5(10,2)
**0,632
4(8,2)
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
0(0)
9(18,4)
Wiraswasta
0(0)
2(4,1)
Pekerja Lepas
0(0)
5(10,2)
Petani
1(2)
5(10,2)
Pensiunan
0(0)
Pendidikan
12(24,5)
SD
2(4,1)
**0,325
6(12,2)
SMP
3(6,1)
22(44,9)
SMA
1(2)
3(6,1)
S1
0(0)
Status Pernikahan
38(77,6)
Menikah
5(10,2)
**1,000
4(8,2)
Janda
1(2)
1(2)
Duda
0(0)
Faktor Risiko Stroke
6(12,2)
Diabetes Mellitus (DM)
1(2)
*1,000
35(71,4)
Hipertensi
5(10,2)
*1,000
1(2)
Dislipidemia
1(2)
*0,232
1(2)
Hiperurisemia
0(0)
*1,000
19(38,8)
Merokok
1(2)
*0,379
0(0)
Penyakit Jantung
0(0)
*Uji Fisher
*** Uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test)
** Uji Kolmogorov-Smirnov

****Uji Mann Whitney

Universitas Sumatera Utara

Tabel 9. Distribusi outcome stroke hemoragik berdasarkan data subjek
penelitian saat dirawat inap di RSUP HAM
mRS≤3

Karakteristik Sampel
Vital Sign Saat Masuk :
Glascow Coma Scale (GCS),
mean±SD
Tekanan Darah Sistolik (TDS),
mean±SD
Tekanan
Darah
Diastolik
(TDD), mean±SD
Lokasi Perdarahan :
ICH + IVH
PSA + IVH
IVH
ICH + IVH + PSA
ICH + IVH + Brainstem(Pons)
ICH + IVH + PSA +
Brainstem (Pons)
ICH + IVH + Brainstem
(Mesencephalon)
IVH + Cerebellum
Lokasi Perdarahan IVH:
Ventrikel Lateralis Kanan
Ventrikel Lateralis Kiri
Ventrikel III
Ventrikel IV
Hidrosefalus :
Dijumpai Hidrosefalus
Tidak ada Hidrosefalus
Volume Perdarahan :
Volume ICH, mean(ml)±SD
Volume IVH, mean(ml)±SD
Volume
perdarahan
di
Brainstem
(Pons),
mean(ml)±SD
Volume
perdarahan
di
Brainstem (Mesencephalon),
mean(ml)±SD
Volume
perdarahan
di
Cerebellum, mean(ml)±SD
External Ventricular Drainage(EVD):
Dilakukan EVD
Tidak dilakukan EVD

mRS (%)
mRS>3

p value

15,00±0,00

9,44±2,89

***0,000

165,00±12,24

171,39±30,82

***0,620

105,00±10,48

98,13±17,76

***0,363

5(10,2)
0(0)
1(2)
0(0)
0(0)
0(0)

24(49)
2(4,1)
3(6,1)
8(16,3)
2(4,1)
2(4,1)

**0,632

0(0)

1(2)

0(0)

1(2)

5(10,2)
3(6,1)
1(2)
0(0)

37(75,5)
41(83,7)
25(51)
26(53,1)

*1,000
*0,091
*0,086
*0,219

3(6,1)
3(6,1)

24(49)
19(38,8)

*0,049

11,00±7,66
7,48±3,00
0,00±0,00

33,41±31,86
21,34±24,48
0,41±1,70

****0,111
****0,277
****0,441

0,00±0,00

0,02±0,15

****0,709

0,00±0,00

1,84±12,12

****0,709

0(0)
6(12,2)

6(12,2)
37(75,5)

*1,000

*Uji Fisher

*** Uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test)

** Uji Kolmogorov-Smirnov

****Uji Mann Whitney

Perdarahan pada ventrikel otak paling banyak dijumpai pada pada kelompok
outcome baik dan outcome buruk adalah ventrikel lateralis kanan dan kiri

Universitas Sumatera Utara

dibandingkan dengan ventrikel III dan IV. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lokasi
perdarahan IVH di ventrikel lateralis kanan / kiri dan ventrikel III / IV dengan outcome
stroke hemoragik (p>0,05). Hidrosefalus paling banyak dijumpai pada kelompok
outcome buruk daripada kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
hidrosefalus dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,049)
Rerata volume ICH lebih rendah pada kelompok outcome baik dibandingkan
dengan kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji Mann - Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
rerata volume ICH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok
outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,111). Rerata volume IVH lebih tinggi
pada kelompok outcome buruk dibandingkan dengan kelompok outcome baik.
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann -Whitney
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume IVH yang bermakna
antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik
(p = 0,277)
Rerata volume perdarahan di lokasi lain (Brainstem dan Cerebellum) lebih
tinggi pada kelompok outcome buruk dibandingkan dengan kelompok outcome baik.
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann - Whitney
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume perdarahan di lokasi
lain (Brainstem dan Cerebellum) yang bermakna antara kelompok outcome baik dan
kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p > 0,05).
Jumlah subjek penelitian yang dilakukan EVD lebih sedikit dibandingkan yang
tidak dilakukan EVD. Jumlah subjek penelitian pada kelompok outcome buruk lebih

Universitas Sumatera Utara

banyak dilakukan EVD daripada kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa
statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara External Ventricular Drainage (EVD) dengan outcome stroke
hemoragik (p = 1,000)
IV.1.3. Intraventricular Hemorrhage Score
IV.1.3.1. Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas IVH Score
Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini, didapatkan
nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai macam titik potong nilai skor pada
IVH Score yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang diperoleh dengan
menggunakan Microsoft Excel.

Gambar 14. Kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score untuk menilai

atau

memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

IV.1.3.2. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal
(Optimal Cut Off Point) pada IVH Score untuk Menilai

atau Memprediksi

Outcome Buruk pada Stroke Hemoragik
Yang dimaksud titik potong optimal (optimal cut off point) adalah nilai
dimana kurva sensitivitas dan kurva spesifisitas saling berpotongan. Untuk
mengetahui titik potong tersebut, kita menarik garis vertikal dari titik perpotongan
tersebut (Dahlan, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Titik potong optimal yang terlihat pada kurva sensitivitas dan spesifisitas
IVH Score pada stroke hemoragik berada diantara daerah titik nomor 8 dan 9
(yang terlihat pada gambar no.15).

Gambar 15. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score
sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik

Titik nomor 8 memiliki titik potong nilai skor pada IVH Score adalah ≥ 9,5
dengan nilai sensitivitas 72,1% dan spesifisitas 66,7%. Titik nomor 9 memiliki titik
potong nilai skor pada IVH Score adalah ≥10,5 dengan nilai sensitivitas 67,4%
dan spesifisitas 83,3%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik
potong nilai skor untuk IVH Score dapat dilihat pada lampiran 13.
Karena pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai akurasi
diagnostik maka yang dipakai adalah yang memiliki nilai sensitivitas yang paling
tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa titik potong optimal untuk IVH Score
sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik adalah titik nomor 8
yang memiliki titik potong ≥9,5 dengan nilai sensitivitas 72,1% dan spesifisitas
66,7%. Hal ini berarti pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai skor pada
IVH Score ≥ 9,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome buruk. Sedangkan
pada pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai skor pada IVH Score < 9,5
dapat diprediksikan akan mengalami outcome baik.

Universitas Sumatera Utara

Nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score untuk memprediksi outcome
buruk pada stroke hemoragik adalah 72,1% dan 66,7% dengan titik potong
optimal berada pada nilai skor ≥ 9,5.
IV.1.3.3. Nilai AUC untuk IVH Score
Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC
didapati nilai AUC untuk IVH Score adalah 0,797 (95% CI : 0,655 – 0,938).
IV.1.3.4. Tingkat Akurasi Diagnostik untuk IVH Score dalam Menilai atau
Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik
Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk IVH Score sebesar 0,797
dengan nilai sensitivitas IVH Score sebesar 72,1% dan nilai spesifisitas IVH Score
sebesar 66,7%. Berdasarkan nilai AUC untuk IVH Score didapati sebesar 0,797
yang berarti bahwa secara statistik ditemukan kekuatan nilai diagnostiknya
tergolong baik (P value = 0,020).
Tabel 10. Hasil Penelitian Diagnostik untuk IVH Score dalam Menilai atau
Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

IVH Score
Total

Skor < 9,5
Skor ≥ 9,5

Outcome Stroke Hemoragik
Outcome
Outcome
Baik
Buruk
4
12
2
31
6
43

Total
16
33
49

Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai :
 Akurasi = (a + d ) : N = (4 + 31) : 49 = 0,71
 NDP = a : (a+b) = 4 : (4+12) = 4 : 16 = 0,25
 NDN = d : (c+d) = 31: (2+31) = 31: 33 = 0,94
 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,721: (1- 0,667) = 2,1
 RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1- 0,721): 0,667 = 0,42

Universitas Sumatera Utara

IV.1.3.5. Kurva ROC untuk IVH Score

Gambar 16. Kurva ROC untuk IVH Score dalam menilai atau memprediksi outcome
buruk pada stroke hemoragik

IV.1.4. Modified Graeb Score
IV.1.4.1. Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas Modified Graeb Score
Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini,
didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai macam titik potong
nilai skor pada Modified Graeb Score yang dapat digambarkan dalam bentuk
kurva yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel.

Gambar 17. Kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score

dalam

menilai atau memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

Universitas Sumatera Utara

IV.1.4.3. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal
(Optimal Cut Off Point) pada Modified Graeb Score untuk menilai atau
memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb
Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik berada pada titik
nomor 7 dan 8 (gambar no 18).

Gambar 18. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified
Graeb Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik

Titik nomor 7 memiliki nilai titik potong bernilai ≥ 8,5 dengan nilai
sensitivitas 69,8% dan spesifisitas 50%. Titik nomor 8 memiliki nilai titik potong
bernilai ≥ 9,5 dengan nilai sensitivitas 62,8% dan spesifisitas 66,7%. Nilai
sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong nilai skor untuk Modified
Graeb Score dapat dilihat pada lampiran 13. Karena pada penelitian ini bertujuan
untuk menentukan nilai akurasi diagnostik maka yang dipakai adalah yang
memiliki nilai sensitivitas yang paling tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa titik potong optimal untuk Modified Graeb Score sebagai prediktor outcome
buruk pada stroke hemoragik adalah ≥ 8,5. Hal ini berarti pasien stroke hemoragik
yang mempunyai nilai Modified Graeb Score ≥ 8,5 dapat diprediksikan akan

Universitas Sumatera Utara

mengalami

outcome

buruk.

Sedangkan

pasien

stroke

hemoragik

yang

mempunyai nilai Modified Graeb Score < 8,5 dapat diprediksikan akan mengalami
outcome baik.
Nilai sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score untuk memprediksi
outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 69,8% dan 50% dengan titik potong
optimal berada pada nilai skor ≥ 8,5.
IV.1.3.3. Nilai AUC untuk Modified Graeb Score
Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC
didapati nilai AUC untuk Modified Graeb Score adalah 0,703 (95% CI : 0,550 –
0,857).
IV.1.3.4. Tingkat Akurasi Diagnostik untuk Modified Graeb Score dalam
Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik
Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk Modified Graeb Score sebesar
0,703 dengan nilai sensitivitas Modified Graeb Score sebesar 69,8% dan nilai
spesifisitas Modified Graeb Score sebesar 50%. Berdasarkan nilai AUC untuk
Modified Graeb Score didapati sebesar 0,703 yang berarti bahwa secara statistik
ditemukan kekuatan nilai diagnostiknya tergolong sedang (P value = 0,039).
Tabel 11. Hasil Penelitian Diagnostik untuk Modified Graeb Score dalam
Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

Mgs

Skor < 8,5
Skor ≥ 8,5
Total

Outcome Stroke Hemoragik
Outcome
Outcome
Baik
Buruk
4
13
2
30
6
43

Total
17
32
49

Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai :
 Akurasi = (a + d ) : N = (4 + 30) : 49 = 0,694

Universitas Sumatera Utara

 NDP = a : (a+b) = 4 : (4+13) = 4 : 17 = 0,23
 NDN = d : (c+d) = 30: (2+30) = 30 : 32 = 0,93
 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,698 : (1- 0,5) = 1,39
 RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1- 0,698): 0,5 = 0,60
IV.1.4.5. Kurva ROC untuk Modified Graeb Score

Gambar 19. Kurva ROC untuk Modified Graeb Score dalam menilai atau
memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

IV.1.5. LeRoux Score
IV.1.5.1. Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas LeRoux Score
Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini,
didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score pada berbagai macam
titik potong nilai skor pada LeRoux Score yang dapat digambarkan dalam bentuk
kurva yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 20. Kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score dalam menilai atau
memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

IV.1.5.2. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal
(Optimal Cut Off Point) pada LeRoux Score untuk Menilai atau Memprediksi
Outcome Buruk pada Stroke Hemoragik
Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score
sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik berada pada titik nomor
5 dan 6 (gambar no 21).

Gambar 21. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux

Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik
Titik nomor 5 memiliki nilai titik potong bernilai ≥ 5,5 dengan nilai
sensitivitas 65,1% dan spesifisitas 50%. Titik nomor 6 memiliki nilai titik potong
bernilai ≥ 6,5 dengan nilai sensitivitas 51,2% dan spesifisitas 83,3%. Nilai
sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong nilai skor untuk LeRoux

Universitas Sumatera Utara

Score dapat dilihat pada lampiran 13. Karena pada penelitian ini bertujuan untuk
menentukan nilai akurasi diagnostik maka yang dipakai adalah yang memiliki nilai
sensitivitas yang paling tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa titik potong
optimal untuk LeRoux Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke
hemoragik adalah ≥ 5,5. Hal ini berarti pasien stroke hemoragik yang mempunyai
nilai LeRoux Score ≥ 5,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome buruk.
Sedangkan pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai LeRoux Score < 5,5
dapat diprediksikan akan mengalami outcome baik.
Nilai sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score untuk memprediksi
outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 65,1% dan 50% dengan titik potong
optimal berada pada nilai skor ≥ 5,5.
IV.1.5.3. Nilai AUC untuk LeRoux Score
Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC
didapati nilai AUC untuk LeRoux Score adalah 0,696 (95 % CI : 0.511 – 0.880).
IV.1.5.4.

Tingkat

Akurasi

Diagnostik

untuk

LeRoux

Score

dalam

Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik
Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk LeRoux Score sebesar 0,696
dengan nilai sensitivitas LeRoux Score sebesar 65,1% dan nilai spesifisitas
LeRoux Score sebesar 50%. Berdasarkan nilai AUC untuk LeRoux Score didapati
sebesar 0,696 yang berarti bahwa secara statistik ditemukan kekuatan nilai
diagnostiknya tergolong sedang (P value = 0,024).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 12. Hasil Penelitian Diagnostik untuk LeRoux Score dalam Menilai
atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

LeRoux Skor < 5,5
Score
Skor ≥ 5,5
Total

Outcome Stroke Hemoragik
Outcome
Outcome
Baik
Buruk
3
17
3
26
6
43

Total
20
29
49

Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai :
 Akurasi = (a + d ) : N = (3 + 26) : 49 = 0,592
 NDP = a : (a+b) = 3 : (3+17) = 3 : 20 = 0,15
 NDN = d : (c+d) = 26: (3+26) = 26 : 29 = 0,89
 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,651 : (1- 0,5) = 1,302
 RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1- 0,651): 0,5 = 0,69
IV.1.5.5. Kurva ROC untuk LeRoux Score

Gambar 22. Kurva ROC untuk LeRoux Score dalam menilai atau memprediksi
outcome buruk pada stroke hemoragik

Universitas Sumatera Utara

IV.1.6. Perbandingan Akurasi Diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb
Score, dan LeRoux Score untuk Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke
Hemoragik
Dari hasil analisa uji diagnostik pada penelitian ini, didapatkan nilai akurasi
diagnostik untuk memprediksi outcome stroke hemoragik pada IVH Score sebesar
0,71, Modified Graeb Score sebesar 0,694 ; dan LeRoux Score sebesar 0,592. Dari
hasil nilai akurasi diagnostik ketiga skor tersebut, ditemukan bahwa akurasi
diagnostik untuk IVH Score lebih tinggi dan lebih baik daripada Modified Graeb
Score dan LeRoux Score.
Hasil penelitian ini mendapati nilai AUC untuk IVH Score sebesar 0,797,
Modified Graeb Score sebesar 0,703, dan LeRoux Score sebesar 0,592. Dari hasil
nilai AUC pada ketiga skor tersebut didapati bahwa nilai AUC pada IVH Score lebih
tinggi daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score, yang berarti kekuatan nilai
diagnostik untuk IVH Score tergolong paling baik dibandingkan dengan Modified
Graeb Score dan LeRoux Score.
Nilai sensitivitas IVH Score didapati sebesar 72,1% dengan nilai spesifisitas
sebesar 66,7%. Nilai sensitivitas Modified Graeb Score didapati sebesar 69,8%
dengan nilai spesifisitas sebesar 50%. Sedangkan nilai sensitivitas LeRoux Score
diperoleh sebesar 65,1% dengan nilai spesifisitas sebesar 50%. Berdasarkan nilai
sensitivitas dan spesifisitas dari ketiga skor tersebut, ditemukan bahwa nilai
sensitivitas dan spesifisitas IVH Score paling tinggi dibandingkan Modified Graeb
Score dan LeRoux Score, yang berarti nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score
paling terbaik dibandingkan kedua skor yang lainnya untuk memprediksi outcome
stroke hemoragik.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 13. Akurasi Diagnostik untuk IVH Score, Modified Graeb Score dan
LeRoux Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik
IVH Score
Sensitivitas
Spesifisitas
AUC
Akurasi
NDP
NDN
RKP
RKN

72,1
66,7
0,797
0,71
0,25
0,94
2,1
0,42

Modified Graeb
Score
69,8
50
0,703
0,694
0,23
0,93
1,39
0,604

LeRoux
Score
65,1
50
0,696
0,592
0,15
0,89
1,302
0,698

IV.1.7. Hubungan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score
dengan outcome stroke hemoragik
Rerata IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score pada kelompok
outcome buruk lebih tinggi nilainya dibandingkan pada kelompok outcome baik.
Semakin tinggi nilai dari IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score yang
ditemukan

pada

subjek

penelitian,

maka

semakin

buruk

outcome

stroke

hemoragiknya.
Tabel 14. Distribusi sistem skoring berdasarkan outcome stroke hemoragik

Jenis Skor

Rerata ± SD
mRS≤3

mRS>3

a) Intraventricular Hemorrhage Score

7,50 ± 3,78

13 ± 5,43

b) Modified Graeb Score

8,17 ± 2,63

13,33 ±17,61

c) LeRoux Score

5,17 ±1,94

7,67± 3,81

Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan Uji Korelasi
Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IVH Score,
Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik (P
value < 0,05) dan terdapat korelasi yang positif antara IVH Score, Modified Graeb
Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik (Modified Rankin

Universitas Sumatera Utara

Scale), dengan kekuatan korelasi yang lemah (nilai r berada pada kisaran 0,2 - <
0,4) (tabel 15).
Tabel 15. Hubungan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux
Score dengan outcome stroke hemoragik yang dinilai menggunakan Modified
Rankin Scale

Modified Rankin Scale
IVH Score

Modified Graeb Score

LeRoux Score

r

0,350

P

0,014

n

49

r

0,297

P

0,038

n

49

r

0,308

P

0,031

n

49

* Uji Korelasi Pearson (signifikan jika P value < 0,05)

IV.2. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan
metode pengumpulan data secara potong lintang dengan tujuan untuk mengetahui
perbandingan tingkat akurasi diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb Score,
dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke hemoragik.
IV.2.1. Karakteristik demografi subjek penelitian
Pada penelitian ini, jenis kelamin subjek penelitian yang terbanyak adalah
perempuan sebanyak 26 orang (53,1%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011),
pada 142 subjek penelitian didapatkan jumlah perempuan sebanyak 31 orang
(42,5%). Studi dari Morgan dkk tahun 2014 didapati jumlah subjek penelitian yang

Universitas Sumatera Utara

berjenis kelamin laki – laki adalah 25 orang (69,4%) pada studi pertama dan 247
orang (61,9%) pada studi kedua.
Kategori usia subjek pada penelitian ini yang terbanyak adalah 61 -70 tahun
(34,7%). Rerata usia pada studi Hwang dkk (2011) adalah 62,6±16,6 tahun. Rerata
usia subjek pada studi dari Morgan dkk (2014) adalah 57,0±10,2 tahun pada studi
pertama dan 69,2±10,9 tahun pada studi kedua. Studi dari Hallevi dkk tahun 2009
dengan rerata usia subjek adalah 59±15 tahun. Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan Stein dkk 2011, rerata usia subjek berada pada 62,8±11,2 tahun.
Pada penelitian ini diperoleh faktor risiko stroke yang terbanyak adalah
hipertensi sebanyak 40 orang (81,6 %). Pada studi Hwang dkk tahun 2011 didapati
jumlah subjek penelitian yang menderita hipertensi adalah 58 orang (79,5%).
Sedangkan studi yang dilakukan oleh Morgan dkk (2014) didapati jumlah subjek
yang menderita hipertensi adalah 29 orang (80,6%) pada studi pertama dan 293
orang (73,4%) pada studi kedua.
Pada penelitian ini dijumpai nilai rerata GCS adalah 10,12±3,27. Studi dari
Hwang dkk (2011) dijumpai median skor GCS adalah 7 dengan nilai interquartile
range 4 - 13. Penelitian yang dilakukan oleh Stein dkk tahun 2011 mendapatkan nilai
rerata GCS adalah 8,7 ± 3,3 dengan nilai minimum - maksimum adalah 3 - 15.
Lokasi perdarahan terbanyak pada penelitian ini adalah ICH + IVH sebanyak
29 orang (59,2%). Berbeda dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011)
mendapati lokasi perdarahan yang dijumpai pada subjek penelitiannya adalah ICH +
IVH sebanyak 142 orang. Sedangkan penelitian dari Hallevi dkk (2009) mendapati
lokasi perdarahan yang dijumpai pada subjek penelitiannya adalah ICH + IVH
sebanyak 175 orang. Pada studi Morgan dkk (2014), jumlah subjek yang ditemukan
dengan lokasi perdarahan ICH + IVH sebanyak 36 orang. Studi dari Stein dkk (2011)

Universitas Sumatera Utara

dijumpai subjek penelitian sebanyak 171 orang yang lokasi perdarahannya adalah
ICH + IVH.
Pada penelitian ini dijumpai lokasi perdarahan pada ventrikel lateralis kanan
sebanyak 42 orang (85,7%),ventrikel lateralis kiri sebanyak 44 orang (89,8%),
ventrikel III sebanyak 26 orang (53,1%),dan ventrikel IV sebanyak 26 orang (53,1%).
Sedangkan pada studi Hwang dkk tahun 2011 diperoleh perdarahan pada ventrikel
lateralis kanan sebanyak 59 orang (80,8%), ventrikel lateralis kiri sebanyak 61 orang
(83,6%), ventrikel III sebanyak 53 orang (72,6%), dan ventrikel IV sebanyak 44
orang (60,3%).
Penelitian ini didapati nilai rerata volume ICH yaitu 30,66±30,81 ml.
Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011) diperoleh nilai rerata volume ICH adalah
27,35± 32,96 ml. Berbeda dengan studi dari Morgan dkk (2014), dimana nilai rerata
volume ICH sekitar 3,7 cm3. Rerata volume IVH pada penelitian ini adalah
19,64±23,38 ml. Berdasarkan studi dari Hwang dkk (2011) dijumpai rerata volume
IVH yaitu 16,92 ± 21,84 ml.
Hidrosefalus yang ditemukan pada penelitian ini sebanyak 27 orang (55,1%).
Berdasarkan studi Hwang dkk tahun 2011 ditemukan hidrosefalus pada subjek
penelitian sebanyak 49 orang (67,1%). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Stein dkk (2011) didapati hidrosefalus sebanyak 93 orang (89,4%).
Subjek penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok outcome baik
berjumlah 6 orang (12,2%) dan kelompok outcome buruk berjumlah 43 orang
(87,8%). Sedangkan pada studi yang dilakukan oleh Hwang dkk tahun 2011,
dijumpai kelompok outcome baik berjumlah 18 orang subjek dan kelompok outcome
buruk berjumlah 55 orang. Subjek penelitian ini yang meninggal sebanyak 31 orang
(63,3%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011) diperoleh subjek penelitian yang

Universitas Sumatera Utara

meninggal sebanyak 25 orang (40%). Subjek penelitian dari studi Hallevi dkk (2009)
yang meninggal sebanyak 29 orang (31,5%).
Pada penelitian ini, subjek penelitian yang dilakukan EVD sebanyak 6 orang
(12,2%) dan yang tidak dilakukan EVD sebanyak 43 orang (87,8%). Studi dari
Hwang dkk tahun 2011 dijumpai subjek yang dilakukan EVD berjumlah 39 orang
(53,4%) dan yang tidak dilakukan EVD sebanyak 34 orang (46,6%). Studi dari
Hallevi dkk (2009), jumlah subjek yang dilakukan EVD sebanyak 30 orang (33%).
IV.2.2. Distribusi outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian
Pada penelitian ini, kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk
memiliki jumlah subjek yang berjenis kelamin perempuan masing - masing sebanyak
5 orang (10,2%) dan 21 orang (42,9%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011),
kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang (33,3%) dan 28 orang (50,9%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan studi yang dilakukan Hwang dkk (tahun 2011) yang juga
mendapati hubungan yang tidak bermakna antara jenis kelamin dengan outcome
stroke hemoragik (p= 0,756).
Pada penelitian ini, kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk
memiliki jumlah subjek yang menderita hipertensi sebanyak 5 orang (10,2%) dan 35
orang (71,4%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), kelompok outcome baik
dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang menderita hipertensi
sebanyak 10 orang (55,6%) dan 48 orang (87,3%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Hwang dkk (2011), dimana pada studi Hwang dkk (2011) juga
mendapatkan hubungan yang tidak signifikan antara hipertensi dengan outcome
stroke hemoragik (p= 0,467)

Universitas Sumatera Utara

Pada penelitian ini, diperoleh kategori usia subjek yang terbanyak pada
kelompok outcome baik adalah 51 – 60 tahun dengan jumlah 3 orang (6,1%),
sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki kategori usia subjek terbanyak
adalah 61 – 70 tahun dengan jumlah 16 orang (32,7%). Berbeda dengan kelompok
outcome baik pada studi Hwang dkk (2011) yang memiliki rerata usia subjek adalah
50,6±16,4 tahun. Dan kelompok outcome buruk pada studi Hwang dkk (2011)
memiliki rerata usia subjek adalah 65,4±15,4 tahun.
Pada penelitian ini, dijumpai hasil analisa statistik dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia
dengan outcome stroke hemoragik (p=0,325). Berbeda dengan hasil penelitian
Hwang dkk (2011), yang didapati adanya perbedaan rerata usia yang signifikan
antara kelompok

outcome baik dan outcome buruk pada stroke hemoragik

(p=0,002)
Pada penelitian ini, dijumpai kelompok outcome baik didapati nilai rerata GCS
adalah 15,00 ± 0,00 dan kelompok outcome buruk didapati nilai rerata GCS adalah
9,44 ± 2,89. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), nilai median GCS pada
kelompok outcome baik adalah 15 dengan nilai interquartile range adalah 14-15 dan
pada kelompok outcome buruk memiliki nilai median GCS adalah 6 dengan nilai
interquartile range adalah 4-11. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk
(2011) juga memperoleh hubungan yang signifikan antara nilai GCS dengan
outcome stroke hemoragik (p=0,001).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hwang dkk (2011)

yang

mendapati jumlah subjek yang mengalami perdarahan di ventrikel lateralis lebih
banyak dibandingkan dengan ventrikel III dan IV. Studi Hwang dkk tahun 2011 juga

Universitas Sumatera Utara

memperoleh hubungan yang tidak signifikan antara semua lokasi perdarahan IVH
dengan outcome stroke hemoragik (p>0,05).
Pada penelitian ini, didapati hidrosefalus paling banyak diderita pada
kelompok outcome buruk. Studi Hwang dkk (2011) juga mendapati jumlah subjek
penelitian yang menderita hidrosefalus paling banyak pada kelompok outcome
buruk. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) juga menemukan
adanya hubungan yang signifikan antara hidrosefalus dengan outcome stroke
hemoragik (p=0,005)
Rerata volume ICH pada penelitian ini adalah 11,00±7,66 ml pada kelompok
outcome baik dan 33,41±31,86 ml pada kelompok outcome buruk. Sedangkan pada
studi Hwang dkk (2011), rerata volume ICH adalah 13,37±23,79 ml pada kelompok
outcome baik dan 30,67±34,10ml pada kelompok outcome buruk. Sesuai dengan
hasil penelitian ini, studi yang dilakukan Hwang dkk (2011) juga mendapati adanya
perbedaan rerata volume ICH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan
outcome buruk pada stroke hemoragik (p=0,077)
Rerata volume IVH pada penelitian ini adalah 7,48±3,00 ml pada kelompok
outcome baik dan 21,34±24,48 ml pada kelompok outcome buruk. Sedangkan pada
studi Hwang dkk (2011), rerata volume IVH adalah 4,41 ± 5,15 ml pada kelompok
outcome baik dan 19,94 ± 23,25 ml pada kelompok outcome buruk. Berbeda dengan
hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) memperoleh perbedaan rerata volume
IVH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan outcome buruk pada stroke
hemoragik (p=0,001).
Subjek penelitian ini yang dilakukan EVD sebanyak 0 orang (0%) pada
kelompok outcome baik dan 6 orang (12,2%) pada kelompok outcome buruk.
Penelitian dari Hwang dkk (2011) didapati jumlah subjek penelitian yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

EVD sebanyak 4 orang (22,2%) pada kelompok outcome baik dan 35 orang (63,6%)
pada kelompok outcome buruk. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi Hwang dkk
(2011), dimana studi Hwang dkk (2011) yang juga mendapatkan hubungan yang
tidak signifikan antara EVD dengan outcome stroke hemoragik (p=0,071).
Tabel 16. Insidensi stroke berdasarkan jenis kelamin
Penelitian ini

2016

Hwang dkk

2011

Morgan dkk

2014

Jenis kelamin subjek penelitian yang terbanyak adalah
perempuan sebanyak 26 orang (53,1%).
Pada 142 subjek didapatkan jumlah perempuan
sebanyak 31 orang (42,5%).
Didapati jumlah subjek penelitian yang berjenis kelamin
laki – laki adalah 25 orang (69,4%) pada studi pertama
dan 247 orang (61,9%) pada studi kedua.

IV.2.3. Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas IVH Score, Modified Graeb
Score, dan LeRoux Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke
Hemoragik
Pada penelitian ini, diperoleh nilai sensitivitas IVH Score (72,1%) lebih tinggi
dibandingkan dengan Modified Graeb Score (69,8%) dan LeRoux Score (65,1%).
Didapati juga nilai spesifisitas IVH Score (66,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan
Modified Graeb Score (50%) dan LeRoux Score (50%). Hal ini berarti IVH Score
terlihat lebih baik dalam memprediksi outcome stroke hemoragik daripada Modified
Graeb Score dan LeRoux Score meskipun nilai sensitivitas IVH Score < 80%.
Sedangkan pada penelitian Hwang dkk tahun 2011 dalam memprediksi
outcome buruk (mRS ≥ 3) pada kelompok subjek penelitian yang mengalami ICH
yang disertai IVH diperoleh nilai sensitivitas IVH Score pada saat datang (admission)
sebesar 72,9% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 72,9%. Nilai spesifisitas IVH
Score pada saat datang (admission) sebesar 78,6% dan 6 hari setelah perdarahan
sebesar 78,6%.

Universitas Sumatera Utara

Didapati juga nilai sensitivitas Original Graeb Score (oGS) pada saat datang
(admission) sebesar 76,3% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 33,9%. Nilai
spesifisitas Original Graeb Score pada saat datang (admission) sebesar 64,3% dan
6 hari setelah perdarahan sebesar 100%. Nilai sensitivitas LeRoux Score pada saat
datang (admission) sebesar 79,7% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 50,8%.
Nilai spesifisitas LeRoux Score pada saat datang (admission) sebesar 71,4% dan 6
hari setelah perdarahan sebesar 85,7%. Berdasarkan nilai sensitivitas dan
spesifisitas pada ketiga skor tersebut, disimpulkan bahwa nilai sensitivitas dan
spesifisitas IVH Score pada saat datang (adm

Dokumen yang terkait

Perbandingan Tingkat Akurasi Siriraj Stroke Score, Allen Stroke Score, Besson Stroke Score Dan Algoritma Stroke Gadjah Mada Dalam Menentukan Jenis Stroke Pada Fase Akut

6 8 25

Perbandingan Tingkat Akurasi Siriraj Stroke Score, Allen Stroke Score, Besson Stroke Score Dan Algoritma Stroke Gadjah Mada Dalam Menentukan Jenis Stroke Pada Fase Akut

0 0 2

Perbandingan Tingkat Akurasi Siriraj Stroke Score, Allen Stroke Score, Besson Stroke Score Dan Algoritma Stroke Gadjah Mada Dalam Menentukan Jenis Stroke Pada Fase Akut

0 0 16

Perbandingan Tingkat Akurasi Siriraj Stroke Score, Allen Stroke Score, Besson Stroke Score Dan Algoritma Stroke Gadjah Mada Dalam Menentukan Jenis Stroke Pada Fase Akut

0 2 24

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik

0 0 24

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik

0 0 2

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik

0 2 10

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik

0 0 30

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik

0 0 5

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik

0 0 21