Bab VI Perkembangan Pembajaran dan Perdagangan dengan Luar Negeri

BAB VI
PERKEMBANGAN PEMBAJARAN DAN
PERDAGANGAN DENGAN LUAR NEGERI.
A. Neratja Pembajaran.
1. Dalam tahun 1955 neratja perdagangan (tabel
54, djumlah A) menundjukkan saldo sebesar Rp.
3.792
djuta,
jang
disebabkan
oleh
karena
pendapatan dari ekspor karet telah naik sedang
impor hingga September (didirikannja Biro Devisen
Perdagangan) sangat dibatasi.
Saldo tersebut
melebihi kekurangan saldo neratja djasa-djasa
(djumlah B), sehingga kekajaan emas dan devisen
telah bertambah dengan Rp. 1.015 djuta.
Sebaliknja dalam tahun 1956 dan 1957 saldo
neratja perdagangan tidak tjukup besar untuk

menutup kekurangan strukturil dalam neratja djasadjasa. Kekurangan ini dalam tahun-tahun 1956 dan
1957
untuk
sebagian
ditutup
dengan
tjara
melepaskan emas dan devisen sebesar Rp. 1.112
djuta dan Rp. 336. djuta. Disamping ini kekurangan
ini ditutup dengan hutang berdasar persetudjuan
Sur-plus
Agricultural
Commodities,
hutang
Eximbank,
kredit
B
dan
C,
„drawing ”

dari
International Monetary Fund (sebesar $ 55 djuta
dalam bulan Agustus 1956) dan lain-lain. Dalam
tahun 1958 pun, dengan ekspor dan impor jang
rendah, saldo neratja perdagangan tidak dapat
menutup kekurangan neratja djasa-djasa. Dalam
1958 telah dilaksanakan pembatalan hutang-hutang
Indonesia kepada Djepang (berhubung dengan
pelaksanaan pampasan) sedjumlah Rp. 2.017 djuta
(dimasukkan dalam pos C). Pembatalan hutang ini
mengakibatkan keringanan dalam passiva Dana
Devisen sehingga kekajaan emas dan devisen naik
dengan Rp. 1.295 djuta dalam tahun 1958, meskipun
apa jang dinamakan tjadangan moneter telah turun
dengan Rp. 59 djuta.
2. Meskipun penanaman modal oleh perusahaanperusahaan minjak asing dalam tahun-tahun 1956,
1957 dan 1958 agak tinggi, penjusutan jang
ditransfer keluar negeri tinggi djuga, sehingga
saldonja dalam tahun-tahun 1956, 1957 dan 1958
berturut-turut adalah Rp. 26 djuta, Rp. 34 djuta dun


Rp. 60 djuta.
75

N E R AT J A P E M B A J A R A N.
(termasuk perusahaan-perusahaan minjak tanah)

(Djutaan rupiah).

Tabel 54.
1955
A. Barang

+ 10.052 +
— 6.261

+ 3.791

Emas jang
tidak

bersifat
Djumlah A

B. Djasa-djasa
(netto)
Perdjalanan luar
negeri
Pengangkutan
Asuransi
Pendapatan
Pemerintah,
tidak
termasuk dalam
Pegawai
Lainnja
Djumlah B

1956

+

1
+ 3.792



81

— 152
— 142
— 1.231




1957

1958

9.607
+ 9.662

9.342
— 8.258
+ 265
+ 1.404

+

+
1.212

+
+


+
1.212

1
266


+
1
+ 1.405



100



119



76






133
144
727





107
104
968




45
783

97


125
— 201
658

520
— 477
262
— 298

398
— 2.374
— 2.623 — 2.057






1.956


C. Sokongan+
135
+
+
15 +
17
soko2.152
ngan
Djumlah

834
+
+ 1.184 — 1.774
transaksi
1.401
jang
berdjalan
(A
+B
+ C)

D. Mutasi dari
modal, devisen
dan
+
631
+
460

— 169
emas moneter
Devisendan

1.112
+
336
— 1.015 +
emas
+
796 — 1.319
— 1.184 + 1.743
Djumlah D
E. Pos-pos jang
ti+
38

+
31
dak
89
Sumber: Bank Indonesia/LAAPLN/Biro Neratja
Pembajaran.

76

3. Dalam neratja djasa-djasa nampak dengan
djelas ketjende-rungan menurun dari pengeluaran
untuk asuransi dan tenaga asing sesuai dengan
kebidjaksanaan
Pemerintah
untuk
menghemat
devisen
untuk
keperluan
ini.
Sebaliknja
pengeluaran untuk Pemerintah telah menaik dengan
banjak.
4. Pembatalan perdjandjian R.M.B, mempengaruhi
pula pengeluaran-pengeluaran devisen, terutama
mengenai pembajaran bunga dan laba serta
pembajaran kembali hutang-hutang Belanda.
5. Dalam neratja pembajaran ini tidak termasuk
penghasilan barter konsinjasi jang diperbolehkan
untuk daerah-daerah tertentu di Sumatera dengan
Singapura dan Malaya (30% dari hasil ekspor tidak
diserahkan kepada Dana Devisen), barter gelap dan
penjelun-dupan.
6. Perkembangan kekajaan emas dan devisen
(termasuk saldo bank-bank diluar negeri) ialah
sebagai berikut :
31 Desember Rp. 2.037
1953
„ djuta
31 Desember „ 2.678 „
1955Desember „ 1.566 „
31
1956Desember „ 1.230 „
31
1957Desember „ 2.525
31
1958

B. Ekspor dan Impor
1. Perkembangan dalam perdagangan ekspor dan
impor disa- djikan dengan mempergunakan angkaangka Biro Pusat Statistik, jang didasarkan atas
tjatatan pengangkutan barang-barang melalui duane
(sehingga berlainan dengan angka-angka ekspor dan
impor dalam Neratja Pembajaran).
2. Nilai ekspor selain minjak tanah telah merosot
sedjak 1956, jang disebabkan oleh berbagai hal,
diantaranja penurunan djumlah (berat) jang diekspor
dan turunnja harga-harga dipasar dunia.
3. Nilai impor mentjapai angka tertinggi dalam
tahun 1956, baik termasuk maupun tidak termasuk
perusahaan-perusahaan minjak tanah. Berhubung
dengan penghematan devisen impor telah dikurangi,
terutama mengenai impor barang-barang konsumsi.
Nilai dan djumlah impor bahan-bahan baku dam
penolong
serta
barang-barang
modal
(tidak

termasuk minjak tanah dan hasil-hasilnja) telah
turun banjak dalam tahun 1958, jang dapat dilihat
dalam tabel 37.

77

NERATJA PERDAGANGAN

(Djutaan rupiah).

Tabel 55.
Djumlah

Tahun
Ekspor
1953
1954
1955
1956
1957
1958

9.579
9.879
10.779
10.209
11.052
8.612

Impor
8.718
7.175
7.195
9.807
9.160
5.854

Saldo
+
+
+
+
+
+

Ketjuali minjak tanah dan
hasil-hasilnja
Ekspor Impor
Saldo

861
2.70
3.58
402
1.89
2.75
8

7.246
7.290
8.319
7.629
7.375
5.421

8.120
6.652
6.510
9.117
8.211
5.378


873
+
+


+
43

Sumber : Biro Pusat Statistik.

NILAI EKSPOR DIBAGI MENURUT SUSUNAN
EKONOMI

(Djutaan rupiah).

Tabel 56.
Djumlah
Umum

Dian tara mana
 Hasil² tamHasil-hasil penanaman
bang
Tidak
Diantara
mana
hasil²
Terma
Tidak
Termater-seuk terTahun
suk
masuk
masuk
Djuml.
Minjak-tanah
Perko
Minjak-tanah
Rakja Kaju Huta dan hasil 2nja
dan hasilt
n
Hasilnja
buna
n
1953
1954
1955
1956
1957
1958

9.579
9.879
10.779
10.055
11.052
8.612

7.246
7.290
8.319
7.494
7.375
5.393

6.036 2.879 3.009
6.441 2.832 3.392
7.468 3.311 4.015
6.591 2.988 3.483
6.583 2.954 3.524
4.853 2.202 2.549

Sumber: Biro Pusat Statistik.
78

27
21
27
17
17
13

117
190
108
95
86
85

3.371 1.038
3.329 740
3.194 733
3.369 809
4.378 701
3.701 482

IMPOR DIBAGI MENURUT SUSUNAN EKONOMI.

(Djutaan rupiah).

Tabel 57.

2.673
2.525
3.075
3.133
3.399
2.165

Djumlah

3.724
2.688
2.136
4.068
2.916
1.956

Barang² modal

8.718
7.175
7.195
9.807
9.160
5.854

dan

1.718
1.428
1.284
1.908
1.895
1.259

penolongBahan² baku

Barang² konsumsi

dan
penolongBahan² baku
3.268
3.048
3.760
3.822
4.347
2.637

Djumlah

3.727
2.688
2.137
4.070
2.917
1.956

Tidak termasuk minjak
tanah
dan hasil-hasilnja

Barang² modal

1953
1954
1955
1956
1957
1958

Barang² konsumsi

Tahu
n

Termasuk minjak
tanah
dan hasil-hasilnja

1.718
1.428
1.284
1.908
1.895
1.258

8.115
6.642
6.496
9.109
8.210
5.417

Sumber : Biro Pusat Statistik.
T j a t a t a n : Tidak
termasuk
barang-barang
jang
dikembalikan, barang-ba-rang jang diizinkan
masuk untuk sementara dan tjontoh-tjontoh.
4. Disini tidak akan diuraikan rangkaian tindakantindakan dilapangan ekspor, impor dan devisen, jang
semuanja bertudjuan memberi dorongan untuk
memperbesar ekspor, mengurangi impor (terutama
barang-barang konsumsi) dan menghemat devisen.
Dalam hal ini sebanjak mungkin diperhatikan pula
incentive untuk memadjukan industri dalam negeri
dengan tjara alokasi-alokasi bahan-bahan ataupun
dengan tjara membatasi impor barang-barang jang
bersaingan dengan barang-barang buatan dalam
negeri, atau dengan tjara memasukkan barangbarang djadi dalam golongan T.P.I. jang lebih tinggi.
5. Dalam tahun 1958 telah diambil tindakantindakan dalam rangka aksi Pembebasan Irian
Barat. Perusahaan-perusahaan dagang Belanda
telah diambil alih dan ditempatkan dibawah Badan
Urusan Dagang. Selain dari ini perdagangan dengan

dan melalui negeri Belanda dihentikan dan
disalurkan ke-negara-negara lain.
6. Harga-harga hasil pertanian dipasar dunia pada
umumnja mengalami kemerosotan terutama dalam
tahun 1958. Perkembangan ini dapat dilihat dalam
tabel jang berikut.

79

HARGA-HARGA HASIL PERTANIAN
DIPASAR DUNIA.
Ta b e l 58.

Sumber : Biro Pusat
Statistik.
Tjatatan:n=
nominal.
C. DASAR
PENUKARAN. (Terms
of Trade)
Angka-angka Terms of Trade dari Bank Indonesia,
jang meng- gunakan tjara methode Paasche, ialah
sebagai berikut :
DASAR PENUKARAN (TERMS OF TRADE).
(1950 = 100)

Tabel 59.
Tahun
1953
1954
1955
1956
1957

80

Angka-angka indeks harga
Ekspor (f.o.b.) Impor (c.i.f.)
269
258
295
277
265

356
323
323
316
312

Dasar Penukaran
76
80
91
87
85

Angka-angka indeks
Dasar
Ekspor (f.o.b.) Impor penukaran
343
79
195 Djanuari
272
Pebruari
277
292
95
Maret
218
355
61
April
223
277
81
Mei
239
277
86
Djuni
224
351
64
Djuli
246
330
75
Agustus
230
350
66
Septembe
239
391
61
Oktober
235
319
74
Nopembe
260
369
70
r : Bank Indonesia.
Sumber
1. Tendens buruk semasa empat bulan berachir
tahun 1953 masih berlangsung terus dalam bulanbulan pertama 1954. Pada bulan Pebruari 1954
terms of trade turun sekali mendjadi 63 diban dingkan rata-rata 76 pada tahun 1953. Sedjak bulan
itu timbullah perbaikan jang berangsur-angsur
sampai mendjadi 90 dalam bulan Oktober dan
Desember.
Angka indeks harga untuk ekspor ternjata
keseluruhannja masih ada dibawah tingkat tahun
1953, sungguhpun sepandjang semester terachir
1954 mulai kelihatan perbaikan. Djadi perbaikan
terms of trade dalam tahun 1954 itu adalah akibat
kemunduran jang relatif lebih besar dari angka
indeks harga untuk impor. Dari hasil-hasil ekspor
jang panting pada tahun 1954 hanjalah harga minjak
tanah dan hasil-hasil minjak tanah menundjukkan
kenaikan.
Harga
kopra
agak
turun
sedikit,
sedangkan harga timah sangat turunnja.
Sebab-sebab turunnja harga timah karena masa
perdjandjian kontrak timah dengan Amerika Serikat
untuk tahun 1953 telah berachir.
Barang-barang impor jang berupa barang-barang
konsumsilah memperlihatkan kemunduran harga
jang terbanjak sedangkan harga untuk bahan
mentah dan barang-barang modal tak seberapa
turunnja.
2. Dalam tahun 1955 terlihat suatu perkembangan
indeks harga untuk ekspor jang lebih baik dari pada
tahun 1954, sedangkan indeks harga untuk impor
boleh dikatakan tetap. Kenaikan indeks harga ekspor
disebabkan karena naiknja pendapatan minjak tanah
dan hasil-hasilnja dan djuga demikian mengenai
timah.
Tahun

81
528 B (6)

3. Dilain tahun 1956 terlihat suatu kemunduran
mengenai terms of trade jang disebabkan karena
angka indeks harga ekspor mengalami kemunduran
jang setjara relatif lebih bestir dari pada kemunduran
angka indeks harga impor.
Kemunduran
hasil
ekspor
adalah,
terutama
disebabkan oleh turun-nja ekspor karet, baik
mengenai berat maupun harganja tiap ton. Selain itu
djuga mengalami kemunduran bahan ekspor berupa
kopi, kopra, teh, lada dan hasil-hasil minjak tanah.
Indeks harga bidjih timah naik, tetapi karena hanja
merupakan 7% dari nilai seluruh ekspor, bidjih timah
tak dapat mempengaruhi terms of trade de ngan
banjak.
Turunnja
angka
indeks
harga
impor
disebabkan oleh turunnja angka-angka indeks harga
bahan-bahan mentah dan penolong dan beberapa
barang konsumsi seperti beras dan bahan tjita.
4. Bila tahun 1957 dibandingkan dengan tahun
1956 maka terms of trade telah turun dari 87
mendjadi 85. Hal ini disebabkan. oleh karena angka
indeks harga ekspor mengalami kemunduran angka
indeks harga impor.
Dalam tahun 1957 angka indeks harga dari bahanbahan ekspor jang terpenting seperti karet, kopra,
hasil-hasil minjak tanah dan bidjih timah adalah lebih
rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnja.
Dilain fihak angka-angka indeks harga dari beberapa
barang impor, jaitu bahan mentah dan penolong
serta barang-barang konsumsi seperti tepung terigu
dan bahan-bahan tjita, telah naik.
5. Dalam tahun 1958 terms of trade telah
mengalami kemunduran dalam triwulan pertama
ketjuali dalam bulan Pebruari. Sebab-sebab dari hal
ini ialah turunnja angka indeks harga untuk barangbarang impor dan bersamaan dengan itu ikut
turunnja angka indeks harga untuk hasil-hasil ekspor.
Sebab-sebab kenaikan angka indeks untuk barangbarang impor terutama terletak pada naiknja harga
barang-barang konsumsi dan barang-barang modal,
sedangkan sebab utama turunnja angka indeks
harga untuk hasil-hasil ekspor terletak pada turunnja
harga-harga tembakau, karet dan kopra.
Dalam triwulan kedua sampai bulan Mei terlihat
suatu perbaikan dari terms of trade jang disebabkan
karena turunnja angka- angka indeks harga barangbarang impor dan naiknja angka-angka indeks harga
hasil-hasil ekspor.
Dalam bulan Djuni terms of trade menurun hingga
64, akan tetapi dalam bulan Djuli angka ini telah
naik lagi hingga 75 oleh karena naiknja barangbarang ekspor dari pada minjak tanah dan hasil -

82

hasilnja, kopra dan karet, sedangkan turunnja angka
indeks harga untuk barang-barang impor disebabkan
oleh turunnja harga-harga bahan-bahan baku dan
penolong.
Kemudian
dalam
bulan-bulan
Agustus
dan
September terms of trade menurun dengan tidak
sedikit, hal mana terutama disebab kan oleh
kenaikan-kenaikan harga bahan-bahan baku dan
penolong king diimpor.
Dalam bulan Oktober terdapat perbaikan dalam
terms of trade oleh karena harga-harga barang
impor setjara relatip turun dengan lebih banjak
daripada harga-harga hash ekspor. Akan tetapi
dalam bulan Nopember terdjadi kemunduran jang
disebabkan
oleh
perkembangan
harga
jang
sebaliknja.
D.
Kerdja-sama
Internasional
dilapangan
perdagangan.
1. Karet.
Indonesia
adalah
anggota
dari
Internasional Rubber Study Group (I.R.S.G.). Dalam
sidang-sidang internasional jang diselenggarakan
tiap tahun, Indonesia berdjoang untuk mentjapai
pasar dan harga karet jang stabil pada tingkat jang
menguntungkan bagi pihak penghasil dan pemakai.
Kerdjasama internasional dilakukan pula dilapangan
penjelidikan dan propaganda karet alam.
2. Teh. Perdjandjian teh internasional 1950 —
1955 telah berachir bulan Maret 1955. Sekarang
sedang dibitjarakan perpandjang-annja oleh negaranegara anggotanja jakni India, Sailan, Indonesia dan
Pakistan.
3. Gula. Pada bulan Oktober 1956 dilangsungkan
Konperensi Perdjandjian Gula Internasional di
Djenewa, untuk membitjarakan masa perdjandjian
1957/1958, sesudah masa 3 tahun selesai.
Dalam pembitjaraan perdjandjian ini perihal
mechanisme harga mendjadi atjara terpenting untuk
mentjapai harga jang stabil. Perdjandjian jang telah
diamendemen/disetudjui dalam sidang, diadjukan
kepada masing-masing negeri anggota dan observer
antara lain Indonesia.
Pada bulan Djuli 1957 Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk mendjadi anggota lagi dari
Perdjandjian Gula Internasional.

83