Gambaran pemberian antibiotik oral oleh dokter gigi di praktek Kota Medan Tahun 2015

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi
Infeksi mikroba terjadi apabila mikroba mampu melewati barrier mukosa atau
kulit lalu menembus jaringan tubuh. Pada dasarnya, tubuh akan melawan mikroba
dengan respon imun yang dimiliki, tetapi bila mikroba berkembang biak lebih cepat
daripada aktivitas respon imun maka akan terjadi penyakit infeksi yang disertai
dengan tanda-tanda inflamasi. Infeksi yang salah satunya terjadi adalah infeksi
dibidang kedokteran gigi yaitu infeksi gigi. Salah satu terapi yang dilakukan adalah
dengan pemberian antibiotik.8

2.2 Antibiotik
Era modern antimikroba dimulai pada tahun 1935 dengan ditemukannya
sulfonamida. Pada tahun 1940, didapatkan bahwa penisilin yang ditemukan pada
tahun 1929, dapat menjadi substansi terapeutik yang efektif. Setelah 25 tahun
kemudian, ditemukan hasil penelitian mengenai agen kemoterapi terutama yang
berpusat pada zat-zat yang berasal dari mikroba yang disebut antibiotik. Isolasi,
konsentrasi, pemurnian, dan produksi massal penisilin diikuti oleh penemuan

streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol dan banyak agen lainnya.9

2.2.1 Definisi Antibiotik
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi yang
dapat menghambat mikroba jenis lain.2 Antibiotik dapat didefinisikan sebagai agen
farmakologis yang selektif membunuh atau menghambat pertumbuhan sel mikroba.
Antibiotik ada yang bersifat bakteriostatik atau bakterisida. Bakteriostatik adalah zat
antibiotik yang bersifat mencegah replikasi lebih lanjut dari mikroba yang bergantung
pada sistem imunitas tubuh untuk membersihkan infeksi, sedangkan bakterisida
merupakan zat antibiotik yang bersifat membunuh mikroba.10

5

2.2.2 Mekanisme Kerja dan Aktivitas
2.2.2.1 Prinsip Kerja
Antibiotik

diklasifikasikan

berdasarkan


mekanisme

kerjanya

yaitu,

menghambat sintesis atau merusak dinding sel mikroba, memodifikasi atau
menghambat sintesis protein, mengganggu keutuhan membran sel mikroba dan
mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat. Berdasarkan sasaran tindakan
antibiotik terhadap mikroba maka antibiotik dapat dikelompokkan menjadi beberapa
golongan yaitu: 9
1. Antibiotik yang merusak dinding sel mikroba
Mikroba memiliki lapisan luar yang kaku, yaitu dinding sel yang
mempertahankan bentuk dan ukuran mikroorganisme. Dinding sel mempertahankan
bentuk dan ukuran mikroorganisme yang memiliki tekanan osmotik internal tinggi.
Kerusakan pada dinding sel dapat menyebabkan lisis sel. Dalam suatu lingkungan
hipertonik, kerusakan pada dinding sel akan menyebabkan terbentuknya bakteri
berbentuk sferis, protoplas atau sferoplas tersebut dibatasi oleh membran sitoplasma
yang rapuh. Contoh agen-agen yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel

adalah penisilin, sefalosporin, vankomisin dan sikloserin.9
2. Antibiotik yang memodifikasi atau menghambat sintesis protein
Bakteri dan sel mamalia memiliki ribosom yang berbeda dari segi subunit tipe
ribosom, susunan kimia dan spesifikasi fungsional. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa obat antimikroba dapat menghambat sintesis protein pada ribosom bakteri
tanpa menyebabkan efek yang signifikan pada ribosom mamalia. Pada sintesis
protein mikroba yang normal, pesan mRNA “dibaca” secara simultan oleh beberapa
ribosom yang membentang di sepanjang rantai mRNA. Susunan ribosom tersebut
dinamakan polisom.Contoh obat yang bekerja dengan menghambat sintesis protein
adalah

eritromisin,

linkomisin,

tetrasiklin,

glisilsiklin,

aminoglikosida


dan

kloramfenikol.9
3. Antibiotik mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat
Contoh obat-obatan yang bekerja menghambat sintesis asam nukleat adalah
golongan

kuinolon,

pirimetamin,

rifampin,

sulfonamida,

trimetoprim

dan


6

trimetreksat. Rifampin menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat kuat
polimerase RNA bergantung-DNA (DNA-dependent RNA polymerase) milik bakteri.
Dengan demikian, rifampin menghambat sintesis RNA bakterial. Semua kuinolon
dan fluorokuinolon menghambat sintesis DNA mikroba dengan cara menyekat DNA
girase. P-aminobenzoic acid (PABA) merupakan metabolit esensial bagi banyak
mikroorganisme.
PABA berperan dalam sintesis asam folat, suatu prekursor penting bagi
sintesis asam nukleat. Sulfonamida merupakan analog struktural PABA yang
menghambat dihidroptereroat sintetase. Sulfonamida dapat masuk ke reaksi tersebut
menggantikan PABA dan bersaing memperebutkan sisi aktif enzim. Akibatnya
terbentuk analog asam folat yang nonfungsional sehingga pertumbuhan bakteri
terhambat.9
4. Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel
Sitoplasma pada semua sel hidup dibungkus oleh membran sitoplasma yang
berperan melakukan fungsi transportasi aktif dan mengatur komposisi internal sel.
Jika integritas fungsional membran sitoplasma terganggu, makromolekul dan ion-ion
akan keluar dari sel, dan kemudian terjadi kerusakan atau kematian sel. Sejumlah
antibiotik secara spesifik menggangu fungsi biosintesis membran sitoplasma

misalnya asam nalidiksat, polimiksin.9

2.2.2.2 Aktivitas dan Spektrum
1. Agen Antimikrobial
Beberapa obat bakteriostatik dapat berubah menjadi bakterisida pada
konsentrasi tinggi. Hal ini tergantung kepada konsentrasi tempat yang terinfeksi dan
juga organisme penyebab tertentu.11 Bakterisida ialah antibiotik yang mempengaruhi
pembentukan dinding sel atau permeabilitas yang membunuh mikroorganisme
sedangkan bakteriostatik hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau
menganggu proses multiplikasi mikroba.1
Antibiotik yang termasuk golongan bakterisida antara lain penisilin,
sefalosporin, aminoglikosida, kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain

7

sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik antara lain: sulfonamida,
tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, dan lainlain.1
2. Berdasarkan Spektrum kerja
Spektrum kerja bermaksud nilai aktivitas sesuatu obat. Berdasarkan
perbedaan sifat spektrum kerjanya, antibiotik dibagi dua yaitu antibiotik spektrum

sempit dan spektrum luas.1 Antibiotik berspektrum sempit efektif melawan satu jenis
organisme. Contohnya penisilin dan eritomisin dipakai untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram positif. 12
Antibiotik berspektrum luas seperti tetrasiklin dan sefalosporin efektif
terhadap organism baik gram positif maupun gram negatif. Karena antibiotik
berspektrum sempit bersifat selektif, maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan
organism tunggal tersebut daripada antibiotik berspektrum luas. Antibiotik spektrum
luas seringkali dipakai

untuk mengobati infeksi dimana mikroorganisme yang

menyerang belum diidentifikasi pembiakan dan sensifitas.12

2.2.3 Klasifikasi Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman
atau sebagai prevensi infeksi misalnya pembedahan besar. Secara profilaksis juga
diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum dilakukan
pencabutan gigi. Antibiotik terbagi kepada beberapa golongan yaitu; B-laktam,
tetrasiklin, sulfonamid, kuinolon, nitroimidazol, kloramfenikol, aminoglikosida,
makrolida dan linkosamid, 13,14

2.2.3.1 Antibiotik β-laktam
Antibiotik ini dibagi kepada kelompok penisilin dan sefalosporin. Antibiotik
β-laktam mempunyai struktur yang mengandung cincin beta-laktam yang dapat
menghambat sintesis sel dinding suatu mikroorganisme.15,16 Mereka bertindak dengan
menghalang sintesis dinding sel dengan langkah-langkah berikut:

8

(1) mengikat obat pada enzim tertentu yang terletak dalam sistoplasmik membran
mikroba
(2) penghambatan reaksi transpeptida pada rantai linear peptidoglikan dari dinding sel
(3) pengaktifan enzim autolitik yang menyebabkan lesi di dinding sel mikroba.15

Gambar 1. Obat antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel:
penisilin, sefalosporin dan vankomisin14
1. Penisilin
Benzilpenisilin adalah antibiotik yang mempunyai spektrum sempit melawan
organisme gram positif. Benzilpensilin labil dalam asam sehingga absorpsinya
oralnya buruk. Benzilpenisilin diberikan melalui suntikan intramuskular, tetapi dosis
besar menyebabkan nyeri dan diberikan secara intravena. Fenoksimetilpenisilin

mempunyai spektrum yang sama dengan benzilpenisilin, tetapi kurang aktif.
Fenoksimetilpenisilin stabil dalam asam dan diberikan secara oral tetapi absorpsinya
bervariasi dan hanya berguna untuk organisme yang sensitif, dimana kerja cepat tidak
diperlukan. 14
a) Penisilin spektrum luas
Penisilin ini dipakai baik untuk mengobati gram positif maupun gram negatif.
Contoh-contoh dari kelompok ini adalah amoksisilin, ampisilin. Amoksisilin adalah
derivat pensilin yang paling sering diresepkan untuk orang dewasa dan anak-anak.12

9

Ampisilin dan amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak
menghasilkan B-laktamase, dan karena obat tersebut berdifusi ke dalam bakteri gram
negatif lebih mudah daripada benzilpenisilin.
Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat pilihan karena di absorpsi
lebih baik daripada ampisilin, yang seharusnya diberikan paraentral.14 Amoksisilin
sering dipakai karena frekuensi pemakaian obat lebih rendah yaitu 3 kali sehari
berbanding ampisilin 4 kali sehari. Amoksisilin dan ampisilin menghasilkan reaksi
hipersensitivitas yang mana ampisilin lebih sering menimbulkan alergi.1
Dalam menangani endokarditis bakteri sebagai antibiotik profilaksis,

amoksisilin merupakan antibiotik pilihan.1 Amoksisilin dan ampisilin diinaktivasi
oleh bakteri penghasil penisilinase. Banyak B-laktamase bakteri dihambat oleh asam
klavulanat,

dan

campuran

inhibitor

ini

dengan

amoksisilin(ko-amoksiklav)

menyebabkan antibiotik menjadi efektif melawan organisme penghasil penisilinase.
14

b) Penisilin resisten penisillinase

Flukloksasilin diindikasikan pada infeksi yang disebabkan oleh stafilokokus
penghasil penisilinase yang resisten terhadap penisilin. Kelompok ini tidak efektif
dalam melawan organisme gram negatif.12 Flukloksasilin diabsorpsi dengan baik
secara oral, tetapi pada infeksi berat harus diberikan melalui suntikan dan tidak
digunakan sebagai obat tunggal. 14
c)

Penisilin Antipseudomonas

Merupakan kelompok obat baru dari penisilin berspektrum luas. Obat-obat ini
juga berguna dalam melawan banyak organisme gram negatif. Kerja farmakologiknya
mirip aminoglikosida tetapi kurang toksik dibandingkan dengan aminoglikosida.12
Contoh kelompok obat ini adalah piperasilin dan tikarsilin yang diberikan melalui
suntikan.14
Penisilin merupakan antara golongan obat antimikroba yang paling toksisitas
dan menimbulkan reaksi alergi.1 Jika pasien mempunyai riwayat alergi dengan
penisilin maka alergi juga dapat terjadi dengan amipisilin dan amoksisilin karena

10

kedua-duanya mempunyai cincin B-laktam.17 Antibiotik yang dianjurkan sebagai
pilihan alternatif penisilin adalah :

Pasien alergi
penisilin

Infeksi kronis

Infeksi awal

Eritromisin

Klindamisin

Metronidazol

Klindamisin

Gambar 2. Antibiotik alternatif jika pasien alergi pada penisilin1

2. Sefalosporin
Sefalosporin
15,18

farmakologis.

hampir

menyerupai

penisilin

secara

struktural

dan

Sefalosporin bersifat bakterisid terhadap sebagian besar jenis

Stereptococcus dan Staphylococcus tetapi kurang efektif terhadap sebagian kokkus
gram negatif.18 Namun, sefalosporin memiliki kepekaan yang lebih rendah terhadap
beta laktamase berbanding penisilin13. Diperkirakan pasien yang alergi terhadap
penisilin bisa juga bereaksi terhadap sefalosporin karena mempunyai mekanisme
kerja serta farmakologi yang sama.2
Terdiri dari empat generasi. Tiap generasi memiliki desain dan mekanisme
antibiotik yang berbeda kegunaanya secara klinis.15

Generasi pertama sefalosporin

memiliki aktivitas spektrum yang mencakup penisilin V untuk mikroba odontogenic.
Sefalosporin juga aktif terhadap sebagian besar strain S aureus berbanding penisilin
karena tidak rentan terhadap laktamase beta diproduksi oleh spesis ini. Generasi
kedua dan ketiga sefalosporin mempunyai spektrum yang lebih luas dan resistensi
yang kuat pada beta laktamase.16 Terakhir generasi keempat yaitu sangat resisten
terhadap beta laktamase dan juga aktif sekali pada pseudomonas.13

11

Semua sefalosporin mempunyai spektrum aktivitas antimikroba yang sama
luas, meskipun obat-obat individual mempunyai aktivitas berbeda melawan mikroba
tertentu.22 Sefadroksil diberikan secara oral dan digunakan pada infeksi saluran
kemih. Absorpsinya kurang cepat berbanding yang lain tetapi sefadroksil terabsorsi
dengan baik walaupun dengan asupan makanan.11
3. Antibiotik B-laktam yang lainnya
Meropenem adalah karbapenem, suatu struktur yang sama dengan penisilin,
tetapi sangat resisten terhadap B-laktamase. Meropenem mempunyai spektrum
aktivitas yang lebar, tetapi tidak aktif melawan beberapa strain Psedomonas dan
MRSA. Meropenem diberikan melalui suntikan intravena. 14
4. Vankomisin
Vankomisin adalah antibiotik bakterisidal yang tidak diabsorpsi secara oral.
Vankomisin bekerja dengan menghambat pembentukan peptidoglikan dan aktif
melawan sebagian besar organisme gram positif. Vankomisin intravena penting untuk
terapi pasien dengan septikemia dan endokarditis akibat strain Stafilokokus aureus
yang resisten metisilin.14

Gambar 2 Obat antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat:
sulfonamida. Trimetoprim, kuinolon dan nitrimidazol.14

12

2.2.3.2 Kuinolon
Kuinolon

adalah

antibiotik

yang

efektif

melawan
11`

staphylococcus aureus, P.aeruginosa dan S.pneumoniae.

mikroorganisme

Fluorokuinolon adalah

sintetik dan agen antibakterial yang mempunyai spektrum yang luas dengan
menghambat DNA girase, suatu enzim yang terlibat dalam replikasi, transkripsi DNA
mikroba.16 Kuinolon generasi awal (asam nalidiksat, asam oksolinat dan sinoksasin)
tidak mencapai kadar antibakterial sistemik pada asupan per oral sehingga hanya
bermanfaat sebagai antiseptik saluran kemih. 9
Turunan terfluorisasi mereka (misalnya siproflksasin, norfloksasin dan lainlain) memiliki antibakteril yang lebih besar serta toksisitas yang lebih rendah serta
mencapai kadar yang bermanfaat secara klinis di dalam jaringan.9 Siprofloksasin
mempunyai substituent 6-fluoro yang sangat memperkuat potensi antimikroba
melawan organisme gram negatif dan gram positif. Siprofloksasin diabsorpsi dengan
baik secara oral dan dapat diberikan secara intravena. Norfloksasin tidak mempunyai
aktivitas sistemik dan obat ini terkonsentrasi dalam urin.14

2.2.3.3 5-Nitroimidazol
Metronidazol merupakan suatu obat yang mempunyai efek pada toksin radikal
dalam mikroba anaerob. Toksin radikal ini menghancurkan DNA dan senyawa
penting lainnya yang ada, sehingga efek bakterisida lebih efektif melawan sebagian
organisme anaerob. Alasan ini, menjadikan metronidazol sangat berguna untuk
mengobati infeksi odontogenik dan periodontal yang parah di mana anaerob mampu
berkembang.19
Hal ini tidak dianjurkan sebagai monoterapi untuk infeksi oral, karena tidak
aktif melawan aerobik dan streptokokus fakultatif.19 Metronidazol diabsoprsi dengan
baik secara oral dan dapat diberikan secara intravena. Efek samping meliputi
gangguan gastrointestinal. Tinidiazol mempunyai kerja yang sama dengan
metronidazol, tetapi mempunyai durasi kerja lebih panjang. Tiniazol berguna pada
giardiasis dimana metronidazol dosis tinggi mungkin tidak ditoleransi dengan baik.14

13

2.2.3.4 Sulfonamida
Sulfonamida dahulu digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih tetapi
banyak strain E.coli yang resisten. Sulfadiazin misalnya diabsorpsi dengan baik
setelah pemberian secara oral. Efek samping paling sering adalah reaksi alergi dan
meliputi ruam kulit. Trimetoprim diabsorpsi dengan baik secara oral dan efektif pada
sebagian besar pasien dengan infeksi saluran kemih.14

Gambar 3. Obat antimikroba yang menghambat sintesis protein:
amninoglikosida,tetrasiklin, makrolida dan kloramfenikol. 14
2.2.3.5 Makrolida
Makrolida digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh mikroba grampositif yang resisten terhadap penisilin atau tetrasiklin. Pada pasien yang alergi
terhadap penisilin dapat digunakan eritromisin sebagai obat alternatif. Antibiotik
makrolida meliputi eritromisin, klaritromisin dan azitromisin.

16

Makrolida memiliki

spektrum antimikroba yang sama dengan benzilpenisilin yaitu spektrum sempit dan
biasanya diberikan secara oral. Namun, makrolida efektif melawan beberapa
organisme yang tidak umum dan diindikasikan spesifik pada Mycoplasma
pneumonia.14

14

1. Eritromisin
Eritromisin aktif terhadap sebagian mikroba aerob gram-positif dan aerob
gram negatif tetapi tidak efektif pada mikroba anaerob yang terdapat pada infeksi
gigi seperti bacteroides. Eritromisin biasanya bakteriostatik dan menyebabkan
gangguan sintesis protein. Eritromisin tidak efektif terhadap infeksi yang disebabkan
oleh mikroba anaerob obligat yang terlibat dalam beberapa infeksi gigi sehingga
eritromisin merupakan pilihan kedua obat antibiotik pada infeksi gigi anaerob setelah
penisilin. 1
2. Klaritromisin dan Azitromisin
Klaritromisin dan azitromisin merupakan azalida yang struktur kimianya
mirip eritromisin.Seperti eritromisin, kedua-keduanya aktif terhadap stafilokok dan
streptokok. Bakteri yang resisten terhadap eritromisin juga resisten terhadap
klaritromisin dan azitromisin.9

2.2.3.6 Linkosamida
Klindamisin dan linkomisin merupakan antibiotik linkosamida. Kedua
antibiotik ini menyerupai mekanisme kerja eritromisin yaitu spektrum antimikroba
dan lokasi reseptor ribosom tetapi memiliki struktur kimia yang berbeda. Klindamisin
aktif terhadap bacterocides dan bakteri anaerob lainnya. Obat-obat tersebut stabil
terhadap asam dan dapat diberikan secara per oral dan intravena. 9 Namun,
klindamisin diabsorpsi lebih baik daripada linkomisin melalui saluran gastrointestinal
dan kadar obat dalam serum dipertahankan lebih tinggi. 12

2.2.3.7 Aminoglikosida
Aminoglikosida tidak diabsorpsi secara oral dan harus diberikan melalui
suntikan. Aminoglikosida mempunyai indeks terapeutik yang sempit dan semuanya
berpotensi toksik.

14

Yang termasuk antibiotik golongan ini adalah streptomisin,

neomisin, kanamisin, amikasin, gentamisin, tobramisin, sisomisin, netilmisin dan
lain-lain. Aminoglikosida paling banyak digunakan untuk mengatasi bakteri gram
negatif atau jika ada kecurigaan sepsis. Manfaat klinis aminoglikosida telah

15

berkurang dengan ditemukannya sefalosporin dan kuinolon tetapi mereka tetap
digunakan dalam kombinasi.9
Gentamisin adalah aminoglikosida paling penting, penggunaan utamanya
pada terapi infeksi Gram negatif akut yang mengancam jiwa. Gentamisin bisa
mempunyai aksi antimikroba yang sinergis dengan penisilin dan vankomisin, dan
kombinasi dengan salah satu obat-obat ini digunakan pada terapi endorkaditis
streptokokus. Netilmisin dilaporkan kurang toksik dibandingkan gentamisin. Akan
tetapi neomisin pula terlalu toksik untuk penggunaan paraentral. 14

2.2.3.8 Tetrasiklin
Tetrasiklin biasanya diberikan secara oral, tetapi bisa diberikan melalui
suntikan. Tetrasiklin merupakan antibiotik spektrum luas, tetapi terdapat obat-obat
yang lebih cocok untuk sebagian besar infeksi Akan tetapi, tetrasiklin merupakan
obat pilihan untuk mengobati beberapa infeksi yang disebabkan oleh organisme
intraselular karena tetrasiklin menembus makrofag dengan baik misalnya
Chlamydia.14

2.2.3.9 Antibiotik lain
Kloramfenikol diberikan secara oral atau melalui suntikan intravena.
Kloramfenikol efektif melawan spektrum organisme yang luas. Namun antibiotik ini
mempunyai efek samping yang serius termasuk aplasia sumsum tulang.
Streptogramin yaitu quinupristin dan dalfopristin merupakan peptida siklik dan
bekerja mirip dengan makrolida. Obat ini diberikan secara kombinasi karena kurang
efektif bila diberikan secara individual. Obat ini diberikan melalui intravena dan
efektif melawan organisme gram positif. 14

2.2.4 Penggunaan antibiotik di bidang kedokteran gigi
Dokter gigi meresepkan obat untuk infeksi terutama yang melibatkan
orofasial. Karena sebagian besar infeksi orofasial manusia berasal dari infeksi
odontogenik maka pemberian antibiotik oleh dokter gigi menjadi aspek penting di

16

praktek dokter gigi.11,20 Dalam kedokteran gigi, hanya beberapa jenis antibiotik yang
biasa digunakan diantaranya amoksisilin, klindamisin, eritromisin, siprofloksasin,
metronidazol, sefalosporin dan lain-lain.1
Infeksi orofasial seringkali didominasi oleh bakteri anerob dan terdapat juga
berbagai mikroorganisme yang lain.11 Pengobatan yang melibatkan oral, antibiotik
diresepkan dengan tujuan tertentu. Antaranya adalah sebagai pengobatan untuk
infeksi odontogenik dan juga antibiotik profilaksis melawan infeksi fokal
(endorkaditis) maupun lokal serta penyakit sistemik dalam pembedahan melibatkan
oral.3
Tabel 1. Antibiotik yang digunakan di kedokteran gigi.1
Infeksi

Jenis antibiotik

Penyakit periodontal
• GUNA (gingivitis
ulseratif nekrose akut)






Amoksisilin
Metronidazol
Penisilin V
Tetrasiklin

• Abses periodontal





Amoksisilin
Penisilin V
Tetrasiklin

• Localized juvenile
periodontitis







Amoksisiklin+ metronidazol
Amoksisiklin+klavulanat
Azitromisin
Doksisiklin,
Tetrasiklin

• Periodontitis pada
dewasa
• Generalised aggressive
atau Periodontitis agresif

• Tidak indikasi antibiotik, klindamisin jika perlu



Amoksisiklin+ metronidazol
Siproflosaksin+metronidazol

17





Doksisiklin
Tetrasiklin
klindamisin

• Infeksi jaringan lunak
(abses, selulitis fasial,
pasca-bedah,
perikoronitis)








Penisilin V
Amoksisilin
Dosisiklin
Klindamisin
Sefalosporin
tetrasiklin

• Osteomyelitis






Penisilin V
Amoksisilin
Klindamisin
sefalosporin

Infeksi oral

Infeksi campuran yang tidak sensitif terhadap penisilin
• Infeksi akibat mikroba
aerob






Amoksisilin
Sefalosporin
Sulfonamida
tetrasiklin

• Infeksi akibat mikroba
anaerob dan infeksi
kronis







Metronidazol
Klindamisisn
Sefalosporin
Amoksisilin+klavulanat
Metronidazol+penisilin

2.2.4.1 Infeksi Odontogenik
Infeksi odontogenik biasanya dimulai dengan terjadinya kematian pulpa,
invasi bakteri dan perluasan proses infeksi kearah periapikal. Terjadinya peradangan
yang terlokalisir (osteitis periapikal kronis) atau abses periapikal akut, tergantung dari
virulensi bakteri dan efektivitas pertahanan hospes. Kerusakan pada ligamentum
periodontium memberikan kemungkinan masuknya bakteri dan akhirnya terjadi abses
periodontal akut. Selain itu, apabila gigi tidak dapat erupsi dengan sempurna, maka

18

mukosa yang menutupi sebagian gigi mengakibatkan terkumpulnya bakteri sehingga
menyebabkan abses perikoronal.18

2.2.4.2 Antibiotik profilaksis
Profilaksis adalah suatu bentuk pencegahan. Antibiotik profilaksis digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri dan bukannya merawat infeksi yang sudah
terjadi. Terdapat dua kategori pasien yang memerlukan antibiotik profilaksis yaitu:
(1) untuk mencegah bakteri lokal minor yang menyebabkan infeksi serius misalnya
immunokompromis, (2) untuk mencegah komplikasi septik lokal misalnya prosedur
ekstraksi gigi molar tiga.21 Antibiotik diberikan untuk mencegah proliferasi bakteri
dan penyebaran dari luka pembedahan. 3
Pada kasus rongga mulut, antibiotik di indikasikan untuk pasien sehat hanya
pada ekstraksi

gigi

impaksi, pembedahan periapikal, pembedahan tulang,

pembedahan implan, bone graft dan pembedahan berkaitan tumor. Untuk kasus yang
melibatkan pasien dengan penyakit sistemik, antibiotik harus diberi sebelum
melakukan sebarang perawatan. Namun, kegunaan antibiotik pada perawatan
endodontik hanya pada pasien yang menunjukkan tanda infeksi lokal, malaise dan
demam.3
Tabel 2. Antibiotik profilaksis sebelum prosedur perawatan gigi berisiko.11

Oral

Antibiotik

dewasa

Anak-anak

Amoksisilin

2g

50mg

Sefalezin

2g

50 mg

Klindamisin

600 mg

20 mg

azitromisin

500 mg

15 mg

19

2.2.5 Dosis antibiotik
Jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien dalam satuan berat,
isi(volume) atau unit. Kecuali bila dinyatakan lain yang dimaksud dengan dosis ialah
jumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada pasien.22 Faktor yang
mempengaruhi pemberian obat antaranya adalah berat badan pasien yaitu gemuk atau
kurus dan usia pasien terdiri anak-anak, dewasa dan geriatrik. Meningkatnya
kerentanan terhadap aktivitas farmakologik atau toksik obat pada pasien yang berusia
sangat muda atau sangat tua dibandingkan dengan dewasa muda Hal ini karena
dengan patofisiologis tubuh yaitu fungsi atau keadaan tubuh pasien menurun.15,22
Beberapa hal yang penting diperhatikan ialah :


Dosis yang diberikan harus cukup tinggi untuk menghindarkan
terjadinya seleksi mutan yang resisten



Bila tidak ada indikasi untuk memberi antibiotik kombinasi, selalu
harus diupayakan untuk memberi kombinasi tunggal



Upayakan memberi antibiotik sesingkat mungkin (tidak lebih 7hari)
kecuali beberapa infeksi yang membutuhkan waktu lama misalnya
endokarditis. 2

Tabel 3. Rekomendasi dosis sebagian antibiotik.11
Antibiotik

Dosis

B-laktam
Penisilin V

Dewasa:

250-500mg/6jam

(