Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan sangat vital dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bahkan bank disebut juga sebagai jantung jasa keuangan. Disebut sebagai jantung, karena bank sebagai motor penggerak roda perekonomian suatu negara, sehingga kemajuan perbankan dapat menjadi indikator kemajuan suatu negara.

Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 berdampak sangat buruk bagi perekonomian Indonesia, ini tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun drastis pada tahun 1998 mencapai angka -13,16%. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara. Puluhan, bahkan ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil hingga konglomerat, bertumbangan. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal juga insolvent atau nota bene bangkrut.

Industri perbankan adalah industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution). Kepercayaan masyarakat adalah segala-galanya bagi bank. Begitu masyarakat tidak percaya pada bank, bank akan menghadapi “rush” dan akhirnya kolaps. krisis moneter juga mengakibatkan krisis kepercayaan pada saat itu, sehingga banyak bank dilanda penyakit yang sama. Hal ini menyebabkan banyak bank yang lumpuh karena


(2)

dihantam kredit macet. Pada Seminar Restrukturisasi Perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain

1.semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan,

2. dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran, 3. semakin turunnya permodalan bank-bank,

4. banyak bank-bank tidak mampu memenuhi kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah,

5.manajemen tidak profesional.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan kepercayaan investor menurun terhadap kinerja perbankan. Hasilnya harga saham pada industri perbankan menurun drastis dan investor menarik dana investasinya dari bank tersebut sehingga kinerja operasi perbankan juga menurun.

Kebijakan moneter yang ditetapkan akibat krisis moneter dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas, secara langsung mempengaruhi perilakupemodal dengan kinerja emiten. Setiap harinya harga saham di pasar sekunder selalu bergerak, terkecuali saham-saham yang telah dikategorikan tidur ataupun tidak ada yang menginginkan saham tersebut. Perubahan ini disebabkan banyaknya perputaran saham atau frekuensi yang match pada pasar sekunder.

Melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana baik berupa modalsendiri maupun modal pinjaman. Apabila ingin memperoleh modal


(3)

sendiri makaperusahaan yang bersangkutan dapat menerbitkan saham kemudian dijual sehingga memperoleh modal sendiri. Untuk mendapatkan modal melalui penjualan saham, maka perusahaan tersebut harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui proses go public.

Pada periode-periode terakhir ini, pasar modal mengalami perkembangan yang sangat pesat di banyak negara. Ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik pasar. Pertama, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain lembaga perbankan. Dengan adanya pasar modal, perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan ekspansi usahanya dengan mencari alternatif dana dari pasar modal dan dapat terhindar dari terkenanya dampak apabila perusahaan mendapatkan dana dari lembaga perbankan dalam bentuk kredit, yaitu berupa tingginya debt to equity ratio (perbandingan hutang dengan modal sendiri). Kedua, pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko yang sesuai dengan kemampuannya (Husnan : 2001:4) .

Dengan adanya pasar modal memungkinkan para investor melakukan diversifikasi investasi membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan tingkat resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Ketiga, dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah dari pada sistem perbankan.

Motivasi atau tujuan para investor untuk melakukan investasi di pasar modal tidak selalu sama antara investor yang satu dengan investor yang lain. Bagi


(4)

investor yang mempunyai tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek, pada umumnya mereka menginginkan bagian dari keuntungan yang berupa capital gain dengan cara salah satunya adalah membeli saham atau sekuritas lain pada saat harganya murah dan menjualnya pada saat harga saham meningkat. Sedangkan bagi investor yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang (diantaranya berupa keinginan untuk memperoleh proporsi kepemilikan di perusahaan), pada umumnya mereka kurang respon terhadap fluktuasi harga saham.

Mengingat perusahaan yang telah go public adalah milik masyarakat umum yang telah menanamkan modalnya, maka perusahaan wajib menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon investorkarena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan.Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Berbagai teknik pengukurankinerja telah dikembangkan untuk memberikan gambaran yang tepat dari setiapbisnis. Kinerja manajemen dan kegiatan operasional yang baik dapat meningkatkanlaba bersih sehingga membuat harga per saham menjadi tinggi. Dalam menanamkanmodalnya, investor akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaanmana modal akan ditanamkan. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik. Informasi mengenai perkembangan harga saham perusahaan perbankan go public tahun 2011-2013 disajikan pada tabel 1.1 berikut:


(5)

Tabel 1.1

Perkembangan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

No. Nama Bank Harga Saham per – Desember 2011 2012 2013 1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 3.400 5.250 4.300

2 Bank of India Indonesia Tbk. 600 1.560 650

3 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 6.750 6.950 7.250 4 Bank Mandiri (persero) Tbk. 6.750 8.100 7.850 5 Bank Central Asia Tbk. 8.000 9.100 9.600 6 Bank CIMB Niaga Tbk. 1.220 1.100 920

7 Bank Pan Indonesia Tbk. 780 630 660

8 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 220 670 890

9 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3.800 3.700 3.950 10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 1.300 1.300 1.480 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. 4.100 5.650 3.775 12 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 1.210 1.450 870

13 Bank Permata Tbk. 1.360 1.320 1.260 14 Bank Bukopin Tbk. 580 620 620

15 Bank Mayapada Internasional Tbk. 1.430 3.400 2.750 16 Bank OCBC NISP Tbk. 1.080 1.530 1.230 17 Bank Bumi Arta Tbk. 139 165 157

18 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 910 1.060 890

19 Bank Internasional Indonesia Tbk. 420 405 310

20 Bank Mega Tbk. 3.500 3.350 2.050 21 Bank Sinarmas Tbk. 270 225 240

22 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 188 178 127

23 Bank Victoria Internasional Tbk. 129 117 125

24 Bank Mutiara Tbk. 50 50 50

25 Bank Ekonomi Raharja Tbk. 2.050 1.000 1.700 26 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 118 147 118

27 Bank QNB Kesawan Tbk. 710 690 450

28 Bank Artha Graha Internasional Tbk. 96 111 91

29 Bank Capital Indonesia Tbk. 160 120 88

30 Bank Pundi Indonesia Tbk. 116 120 84

31 Bank ICB Bumiputra Tbk. 106 168 133 Rata – Rata 1.654 1.943 1.763 Sumber : IDX Fact Book 2011 – 2013


(6)

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan rata – rata harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 1.943 dari sebelumnya Rp. 1.654 pada tahun 2011, Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan rata – rata harga saham menjadi Rp. 1.763. Grafik perkembangan rata - rata harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.1.

Perkembangan Rata-rata Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

Sumber : IDX Fact Book 2011 - 2013

Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu informasi yang penting dan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan pada umumnya dinilai dari perbandingan rasio unsur-unsur fundamental dalam perusahaan tersebut.

1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750 1,800 1,850 1,900 1,950

2011

2012

2013 1,654

1,943

1,763


(7)

Informasi lain yang mendukung kepercayaan investor adalah persepsi mereka terhadap kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan investor dalam melakukan aktivitas investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan merugikan mereka. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon investor dan dicerminkan dalam harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien.

Umar (2012:4) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “faktor-faktor yang digunakan untuk menilai kinerja operasi perbankan umumnya meliputi lima aspek, yaitu: 1) capital; 2) assets; 3) management; 4) earnings; 5) liqiudity yang biasa disebut CAMEL”. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti berfokus pada penilaian kinerja operasi perusahaan perbankan dari aspek permodalan (capital), kualitas aset (assets), efesiensi (effeciency/ earnings) dengan menggunakan rasio CAR, NIM, NPL, dan PER.

Dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang telah dikaji, terdapat beberapa perbedaan/kesenjangan hasil penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Rouli (2012), dan Umar (2012) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Namun peneliti lainnya yaitu Purnomo (2012) berpendapat dalam penelitiannya bahwa capital adequacy ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan


(8)

harga saham perusahaan perbankan. Aspek permodalan dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas, sehingga dapat mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

Aspek Efesiensi dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Jadi semakin tinggi NIM maka semakin besar pendapatan bunga bersih yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, ini tentu saja mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan yang mempunyai nilai NIM yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Setyawan (2012), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Domiyanti (2012) yang menyatakan bahwa rasio NIM tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Penilaian kualitas aset dalam dunia perbankan dapat diukur dengan menggunakan rasioNon performing loan (NPL). Non performing loan atau biasadisebutNPL ini merupakan kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank.meningkatnya NPL ini jika dibiarkan


(9)

secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank. Hal ini tentu saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Roswita (2008), dan Haryatti (2012) yang menyatakan bahwa rasio NPL tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Price earning ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan dari harga di pasar sekunder. PER yang semakin tinggi artinyasemakin bagus yang berarti harga saham tersebut diapresiasi pasar sehingga harganya semakin tinggi. Hal ini tentu saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Faddila (2010) yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan yangmenjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untukmenunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa laludan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada datadan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masayang akan datang.


(10)

Berdasarkan fenomena serta perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakuan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankango public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013”. Penelitian ini didukung dengan data – data kinerja keuangan pada tahun 2011-2013. Dengan data kinerja keuangan terbaru diharapkan data yang digunakan dalam penelitian sebagai objek yang diteliti dapat mewakili kondisi faktual perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah, yaitu :

1. Apakah capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

2. Apakah net interest margin (NIM) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

3. Apakah non performing loan (NPL) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

4. Apakah price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

5. Apakah capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.


(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruhcapital adequacy ratio (CAR) terhadap

perubahan harga saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh net interest margin (NIM) terhadap perubahan harga saham.

3. Untuk mengetahui pengaruh non performing loan (NPL) terhadap perubahan harga saham.

4. Untuk Mengetahui pengaruh price earning ratio (PER) terhadap perubahan harga saham.

5. Untuk mengetahui pengaruh apakah capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi investor, bagi manajemen bank , dan bagi penelitian selanjutnya.

1) Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

2) Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau investor dalam kebijakan pendanaan perusahaan


(12)

khususnya hubungan capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

3) Bagi manajemen bank, sebagai saran dalam faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham khususnya mengenai capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER).

4) Sebagai bahan referensi penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang berkaitan dengan masalah capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.


(1)

Informasi lain yang mendukung kepercayaan investor adalah persepsi mereka terhadap kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan investor dalam melakukan aktivitas investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan merugikan mereka. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon investor dan dicerminkan dalam harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien.

Umar (2012:4) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “faktor-faktor yang digunakan untuk menilai kinerja operasi perbankan umumnya meliputi lima aspek, yaitu: 1) capital; 2) assets; 3) management; 4) earnings; 5) liqiudity yang biasa disebut CAMEL”. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti berfokus pada penilaian kinerja operasi perusahaan perbankan dari aspek permodalan (capital), kualitas aset (assets), efesiensi (effeciency/ earnings) dengan menggunakan rasio CAR, NIM, NPL, dan PER.

Dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang telah dikaji, terdapat beberapa perbedaan/kesenjangan hasil penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Rouli (2012), dan Umar (2012) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Namun peneliti lainnya yaitu Purnomo (2012) berpendapat dalam penelitiannya bahwa capital adequacy ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan


(2)

harga saham perusahaan perbankan. Aspek permodalan dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas, sehingga dapat mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

Aspek Efesiensi dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Jadi semakin tinggi NIM maka semakin besar pendapatan bunga bersih yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, ini tentu saja mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan yang mempunyai nilai NIM yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Setyawan (2012), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Domiyanti (2012) yang menyatakan bahwa rasio NIM tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Penilaian kualitas aset dalam dunia perbankan dapat diukur dengan menggunakan rasioNon performing loan (NPL). Non performing loan atau biasadisebutNPL ini merupakan kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank.meningkatnya NPL ini jika dibiarkan


(3)

secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank. Hal ini tentu saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Roswita (2008), dan Haryatti (2012) yang menyatakan bahwa rasio NPL tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Price earning ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan dari harga di pasar sekunder. PER yang semakin tinggi artinyasemakin bagus yang berarti harga saham tersebut diapresiasi pasar sehingga harganya semakin tinggi. Hal ini tentu saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Faddila (2010) yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan yangmenjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untukmenunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa laludan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada datadan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masayang akan datang.


(4)

Berdasarkan fenomena serta perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakuan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankango public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013”. Penelitian ini didukung dengan data – data kinerja keuangan pada tahun 2011-2013. Dengan data kinerja keuangan terbaru diharapkan data yang digunakan dalam penelitian sebagai objek yang diteliti dapat mewakili kondisi faktual perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah, yaitu :

1. Apakah capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

2. Apakah net interest margin (NIM) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

3. Apakah non performing loan (NPL) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

4. Apakah price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

5. Apakah capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.


(5)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruhcapital adequacy ratio (CAR) terhadap

perubahan harga saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh net interest margin (NIM) terhadap perubahan harga saham.

3. Untuk mengetahui pengaruh non performing loan (NPL) terhadap perubahan harga saham.

4. Untuk Mengetahui pengaruh price earning ratio (PER) terhadap perubahan harga saham.

5. Untuk mengetahui pengaruh apakah capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi investor, bagi manajemen bank , dan bagi penelitian selanjutnya.

1) Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

2) Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau investor dalam kebijakan pendanaan perusahaan


(6)

khususnya hubungan capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

3) Bagi manajemen bank, sebagai saran dalam faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham khususnya mengenai capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER).

4) Sebagai bahan referensi penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang berkaitan dengan masalah capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

6 107 83

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

4 11 16

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 21

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 94

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 10

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 2

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 29

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 2

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 11