Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA (2009-2013).

OLEH

MUHAMMAD HASAN MIRAZA 090503133

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyertakan bahwa skripsi yang berjudul : “PENGARUH ANALISI KINERJA

KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2009 – 2013) “ adalah benar hasil

karya saya sendiri, dan judul tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh

mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber informasi yang

diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan

ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Desember 2014

Yang Membuat Pernyataan,

Muhammad Hasan Miraza NIM : 090503133


(3)

ABSTRAK

Perbankan merupakan bagian yang sangat penting dalam perekonomian, salah satunya

sebagai lembaga intermediasi yang tugasnya menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Pada penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan yang diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Net Interest Margin (NIM). Periode penelitian ini dimulai pada tahun 2009 – 2013. Metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan adalah

deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi

individual (uji t) dan uji signifikansi simultan (uji F) dengan α = 5%. Penganalisaan data

menggunakan software pengelolahan data statistik yaitu SPSS 19.00 for Windows.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan

Retrun On Assets (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Sementara Loan Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Capital Adequacy Ratio (CAR), Retrun On Assets (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Harga Saham.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta senantiasa

memberikan nikmat kesehatan, kesempatan,kemampuan dan kekuatan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriring salam tidak lupa saya curahkan kepada

Nabiullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju Zaman

yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun (2009 – 2013)” di

susun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S-I Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadarai bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik

dari segi isi maupun penyajian. Untuk dapat menyelesaikan skripsi ini , tentunya tidak dapat

terlepas dari segala hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat hidayah dari

Allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan yang teristimewa bagi

kedua orang tua penulis Sukarman dan Hj. Wardyani yang telah memberikan wejanga, semangat,

doa dan dana yang tiada pernah penulis rasakan, sehingga ini menjadi hadiah bagi mereka.

Terima kasih pula penulis ucapkan kepada abang dan kakak Rahmat Sutanto.SE.AK, Hesti

Sutanti.SE, Satrio Sugeng Ramadhan.SH, dan Suradi hadi Wibowo.SE yang selalu menanyakan

kapan selesai skripsi penulis dan juga atas semangat yang diberikan kepada penulis. Terimakasih

pula penulis ucapkan kepada kekasih penulis Sri Ayu Anggraini.SE yang telah membantu dan


(5)

tersebut. Selanjutnya terimakasih pula penulis ucapkan kepada sahabat – sahabat penulis Hanif

Dzaki Hanifal Hakim, Muhammad Abimanyu Hartantio dan Vicki Dano Ilham dan juga kepada

teman – teman Akuntansi 2009 yang tidak bisa sebutkan satu persatu dalam hal menyusun

skripsi dan juga mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.H. Syafrudin Ginting Sugihen, MAFIS,AK selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs.Hotmal Ja’far MM,Ak selaku Sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.Firman Syarif,M.Si ,Ak selaku Ketua Program Studi S-I Akuntansi dan juga sebagai dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan

dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan ibu Dra.Mutia Ismail MM.Ak selaku

Sekretaris Program Studi S-I Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M.Utama Nasution.MM,Ak selaku Dosen Pembanding yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi


(6)

5. Bapak Drs. Hotmal jafar MM.Ak selaku Dosen Penguji yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demin kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Desember 2014

Penulis,

Muhammad Hasan Miraza NIM : 090503133


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………. i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Uraian Teoritis ... 6

2.1.1 Saham ... 6

2.1.1.1 Pengertian Saham ... 6

2.1.1.2 Jenis Saham ... 7

2.1.1.3 Harga Saham ... 9

2.1.1.4 Analisi Saham ... 9

2.1.2 Kinerja Keuangan ... 11

2.1.3 Rasio Keuangan ... 15

2.1.3.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 15

2.1.3.2 Jenis Rasio Keuangan ... 15

2.1.3.3 Rasio yang Mempengaruhi Harga Saham ... 18

2.1.4 Pengertian Bank ... 21

2.2.Tinjaun Penelitian Terdahulu ... 22

2.3.Kerangka Konseptual ... 24

2.4.Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1.Jenis Penelitian ... 28

3.2.Batasan Operasional ... 28

3.3.Defenisi Operasiondan Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.3.1 Variabel Dependen (Y) ... 29

3.3.2 Variabel Independen (X) ... 29

3.4.Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.5.Jenis dan Sumber Data ... 35


(8)

3.7.Metode Analisis Data ... 36

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 37

3.7.1.1 Uji Normalitas Data ... 37

3.7.1.2 Uji Multikolinearitas ... 37

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 38

3.7.1.4 Uji Autokorelasi ... 39

3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 40

3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi ... 41

3.7.2.2 Uji Signifikan Simultan (F) ... 41

3.7.2.3 Uji Signifikan Parsial (t) ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Data Penelitian ... 43

4.2. Hasil Analisis ... 46

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.2.1.1 Uji Multikolinearitas ... 47

4.2.1.2 Uji Normalitas ... 48

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 52

4.2.1.4 Uji Atokorelasi ... 53

4.2.2 Analisis Regresi ... 55

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 57

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 57

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (F) ... 58

4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (t) ... 60

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V Kesimplan dan Saran ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Keterbatasan ... 69

5.3 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24 Gambar 4.1 Uji Normalitas ... 48


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Ukuran Variabel ... 30

Tabel 3.2 Populasi Perusahaan Perbankan Listing ... 33

Tabel 3.3 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan ... 35

Tabel 4.1 Deskriptif Data Penelitian ... 44

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas ... 47

Tabel 4.3 Uji Normalitas ... 51

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 52

Tabel 4.5 Kriteria Pengujian Metode Durbin-Watson ... 53

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 54

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi ... 55

Tabel 4.8 Kriteria Uji Determinasi ... 57

Tabel 4.9 Adjusted R2 ... 58

Tabel 4.10 Uji Signifikan Simultan (F) ... 60


(11)

ABSTRAK

Perbankan merupakan bagian yang sangat penting dalam perekonomian, salah satunya

sebagai lembaga intermediasi yang tugasnya menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Pada penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan yang diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Net Interest Margin (NIM). Periode penelitian ini dimulai pada tahun 2009 – 2013. Metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan adalah

deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi

individual (uji t) dan uji signifikansi simultan (uji F) dengan α = 5%. Penganalisaan data

menggunakan software pengelolahan data statistik yaitu SPSS 19.00 for Windows.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan

Retrun On Assets (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Sementara Loan Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Capital Adequacy Ratio (CAR), Retrun On Assets (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Harga Saham.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Industri perbankan merupakan salah satu industri yang ikut berperan serta dalam

pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertambangan,

property, pertanian, dan lain-lain. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan

lembaga perantara keuangan (financial intemerdiary) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang perekonomian.

Pasar modal di Indonesia yang dilaksanakan oleh Bursa Efek Indonesia

belakangan ini tumbuh dengan cepat. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi

karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua

kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang

memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat

memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan Efek saham melalui prosedur IPO

atau efek utang (obligasi).

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan

kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai

dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal


(13)

alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih

luas.

Harga saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia sewaktu-waktu dapat berubah.

Berdasarkan hasil pengamatan oleh Husnan dan Mamduh pada tahun 1990, menyatakan

bahwa harga saham adalah acak dan efesiensi pasar Bursa Efek Indonesia berada pada

bentuk efesiensi lemah (Husnan dan Mamduh, 1990). Naik dan turunnya harga saham

pada dasarnya menjadi perhatian para investor melakukan investasi daripada

mengharapkan pembagian dividen yang dilakukan secara berkala dan tidak ada jaminan

pembayaran dividen meskipun perusahaan memperoleh laba.

Penilaian keputusan berinvestasi dalam pasar modal dan menilai sehat atau

tidaknya suatu perusahaan, biasanya yang dinilai adalah kinerja keuangan perusahaan

yang bersangkutan. Sektor industri perbankan juga merupakan sektor yang rentan

terhadap risiko karena sektor ini berhubungan dengan tingkat kepercayaan atas

pengembalian dana di masa yang akan datang. Baik atau buruknya kinerja keuangan

dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio yang biasa digunakan dalam

mengukur kinerja keuangan bank adalah rasio solvabilitas (kecukupan modal), rasio

likuiditas dan rasio profitabilitas.

Rasio yang menggambarkan solvabilitas bank adalah Capital Adequacy Ratio

(CAR). MenurutDendawijaya (2001:122), CAR merupakan indikator terhadap

kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari


(14)

Gambaran likuiditas suatu bank dapat diukur dengan rasio Loan to Deposit Ratio

(LDR). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

lampiran 1e , Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat diukur dari perbandingan antara seluruh

jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang

disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan

kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut

rugi (Kasmir, 2003).

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan rasio ini paling sering di sorot, karena mampu menunjukkan keberhasilan

perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa

yang akan datang, sedangkan Net Interest Margin (NIM) merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya. Net Interest Margin

(NIM) penting untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam mengelola risiko terhadap

suku bunga. Saat suku bunga berubah, pendapatan bunga dan biaya bunga bank akan

berubah.

Kinerja keuangan perbankan yang diwakili oleh rasio CAR, ROA, LDR dan

NIM serta harga saham perbankan menunjukkan perkembangan yang berbeda-beda

setiap tahunnya. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis dalam hal


(15)

kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia ?”.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan yang diwakili oleh rasio – rasio

keuangan yaitu : Capital Adequacy Ratio (CAR), Retrun On Assets (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadapharga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia (2009-2013).

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh rasio – rasio keuangan terhadap harga saham dan juga sebagai media yang

dapat menunjang pembelajaran peneliti kearah yang lebih baik.

2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam membeli saham suatu perusahaan terutama pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI ).

3. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya.

4. Bagi Peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian untuk penelitian berikutnya mengenai pengaruh rasio – rasio keuangan terhadap harga

saham perbankan yang terdaftar di BEI atau yang menyinggung masalah – masalah


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Saham

2.1.1.1Pengertian Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang

atau badan terhadap suatu perusahaan. Dengan membeli saham berarti

seseorang memiliki hak didalam suatu perusahaan sesuai dengan saham yang

dimiliki dan juga berhak mendapatkan deviden dari perusahaan atas

keuntungan yang didaptkan oleh perusahaan tersebut (Siamat 2001: 268).

Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006: 6) saham (stock atau

share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dari kedua

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti

kepemilikan atau penyertaan seseorang pada suatu perusahaan atau perseroan

terbatas.

2.1.1.2 Jenis – jenis Saham

Jenis-jenis saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006: 7) Ditinjau dari

segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:

1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen


(17)

dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan terebut

dilikuidasi.

2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga

tidak mendatangkan hasil yang dikehendaki investor.

Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas:

1. Saham atas tunjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu

investor ke investor lain.

2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya melalui prosedur

tertentu.

Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:

1. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam

membayar dividen.

2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata


(18)

3. Saham pertumbuhan (growth stock-well-know), yaitu saham-saham dari emiten yang mewakili pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai

pimpinan di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke

tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di

masa mendatang, meskipun belum pasti.

5. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.1.1.3 Harga Saham

Menurut Hanafi (1991:52), harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas

yang akan diterima di kemudian hari. Harga saham yang cukup tinggi akan

memberikan keuntungan berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar

perusahaan.Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti

tergantung kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri. Untuk itu

investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga dalam

mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham.

2.1.1.4Analisis Saham

Analisis saham dilakukan untuk mengetahui apakah harga saham yang

disajikan oleh suatu perusahaan telah sesuai dengan kondisi perusahaan, dan


(19)

Tujuan dilakukannya analisis terhadap saham-saham adalah untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan yang

bersangkutan untuk tumbuh danberkembang di masa mendatang.

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:55) Untuk melakukan analisis dan

memilih saham terdapat dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis

teknikal.

1. Analisis fundamental, merupakan faktor yang dapat memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

atas harga saham tersebut (Anggraeni dan Sugiharto 2004: 3). Diantaranya,

laporan keuangan, produk-produk yang dihasilkan, dan manajemen

perusahaan.

2. Analisis teknikal, merupakan informasi kepada investor untuk mengambil keputusan yang berkaitan mengenai kapan pembelian saham dilakukan dan

kapan saham tersebut dijual atau ditukar dengan saham lain sehingga

memperoleh keuntungan yang maksimal (Anggraeni dan Sugiharto 2004:

3). Dalam hal ini faktor kondisi makro merupakan salah satu informasi


(20)

2.1.2 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan

selama periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada

umumnya berfokus pada laporan keuangannya disamping data – data non

keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat

untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari

sumber dana yang ada. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik

tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan

karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumny (Mulyadi,2001:178). Kinerjaperusahaan dapat diukur dari laporan

keuangan yang dikeluarkan secaraperiodik, laporan berupa neraca, rugi laba, arus

kas, dan perubahan modalyang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran

tentang posisikeuangan perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan digunakan

investoruntuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa mendatang

danrisiko atas penilaian tersebut (Weston Brigham,1993: 86). Dengan

demikianpengukuran kinerja dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai

alatprediksi pertumbuhan kekayaan pemegang saham.Kinerja keuangan pada

perusahaan perbankan dapat dinilai denganmenggunakan pendekatan analisis

rasio keuangan. Jika kinerja perusahaanpublik meningkat maka nilai perusahaan

akan semakin tinggi. Di bursa efekhal seperti itu akan di respon oleh pasar dalam


(21)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia IAI 1996 dalam Febriyani dan Zulfadin,

(2003: 54), kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan

mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan

di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi

keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik

perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas

dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan

dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan

dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok

penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran

organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar

perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan

dalam anggaran.

Penilaian kinerja perbankan penting dilakukan baik oleh manajemen,pemegang

saham, pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan terkaitdengan

distribusi kesejahteraan di antara mereka.Helfert dalam Lidiadni: (2003: 36)

mengemukakan bahwa dalam menilaikinerja perusahaan yang paling

berkepentingan adalah pemilik perusahaandalam hal ini investor, manajer,

kreditor, pemerintah dan masyarakat umum.Mereka akan menilai perusahaan


(22)

kesehatan bank dimaksudkan agar dapatdigunakan sebagai tolok ukur bagi

pihak-pihak yang berkepentingan tersebut.

Menurut Ikhsan (2005:28) pengukuran kinerja dibagi menjadi dua yaitu :

1. Pengukuran kinerja konvensional

Dalam manajemen konvensional, pencapaian visi misi organisasisebagai

institusi pencipta kekayaan diukur hanya dengan menggunakanukuran

keuangan yang bertolak pada hasil akhir yang nampak darilaporan

keuangan terutama dari neraca dan laporan laba rugi yangmerupakan

rekaman data keuangan historis dan hasil realisasianggaran yang

merupakan refleksi dari proses operasional manajemenperusahaan.

2. Pengukuran kinerja kontemporer

Dalam perkembangannya terdapat dua konsep pengukuran kinerjadalam

pengukuran kinerja kontemporer yaitu :

Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah ekonomis yangdiciptakan perusahaan dari kegiatan atau strategisnya

selama periodetertentu.

Balance Score Card (BCS) adalah suatu alat untuk mengukur kinerjaeksekutif dimasa depan yang mencakup aspek

keuangan dan nonkeuangan.

Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini

menggunakanpengukuran kinerja konvensional yang diukur dengan berdasarkan


(23)

2.1.3 Rasio Keuangan

2.1.3.1 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Fraser dan Ormiston (2007 : 196) ”Financial ratios, which

standardize financial data in terms of mathematical relationships expressed

in the form of percentages or time.” Rasio menggambarkan suatu hubungan

atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio

ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa

tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan

terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio

pembanding yang digunakan sebagai standar.

2.1.3.2 Jenis – jenis Rasio Keuangan

Menurut Riyanto (1978) seperti yang dikutip oleh Munawir (2001), ada 4

klasifikasi angka-angka rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage,

rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Sedangkan menurut Munawir sendiri,

rasio keuangan meliputi rasio modal kerja atau likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio rentabilitas, dan rasio-rasio lain yang terdiri dari Gross Margin Ratio, Operating ratio, dan perputaran hutang dagang. Menurut Hanafi dan Halim (2000), analisis rasio bisa dikelompokkan dalam 5 macam kategori yanitu

rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan

rasio pasar.

Dalam penelitian ini, akan menggunakan 4 klasifikasi rasio keuangan


(24)

rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio – rasio tersebut juga diadopsi

dari penelitian sebelumnya dan didasarkan pada sejumlah latar belakang

dari hasil penelitian terdahulu.

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kehidupan

perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek

pada saat jatuh tempo denganmenggunakan aktiva lancar yang tersedia

(Syamsuddin,1985:38).Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan

keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan

kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang

kas. Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sangat sering digunakan. Tingkat Current ratio dapat ditentukan dengan cara membandingkan antara Current Assets dengan Current Liabilities

(Syamsudin, 1985:39).

b. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio – rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang

(Riyanto, 1995:331).Leverage menjadi indikasi efisiensi kegiatan bisnis perusahaan, serta pembagian resiko usaha antara pemilik perusahaan dan

para pemberi pinjaman atau kreditur. Sebagian pos utang jangka pendek,

menengah dan panjang menanggung biaya bunga. Contoh utang dengan


(25)

Semakin kecil jumlahpinjaman berbunga, semakin kecil pula beban

bunga kredit yang ditanggung perusahaan. Dengan demikian, dipandang

dari segi beban bunga, perusahaan tersebut lebih efisien operasi

bisnisnya. Apabila beban biaya operasional yang lain wajar, dengan

beban bunga pinjaman kecil diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat (Sutojo dan Kleinsteuber,2004 : 37).

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas meliputi gross profit margin (GPM), net profit

margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE), earning

per share (EPS), payout ratio (PR), retention ratio (RR), dan productivity

ratio (PR).

d. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas terdiri dari receivable turn over (RTO) rata-rata

penerimaan piutang (RPP), inventory turn over (ITO), lama persediaan

mengendap (LPM), dan total asset turn over (TATO).

2.1.3.3 Rasio – rasio yang Mempengaruhi Harga Saham

Dalam penelitian ini, dipaparkan bahwa rasio – rasio yang mempengaruhi

harga saham adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Retrun On Assets

(ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), dan Net Interest Margin (NIM). 1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan


(26)

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai oleh

modal sendiri bank, di samping memperoleh dana – dana dari sumber –

sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain – lain

(Dendawijaya, 2001:122).

Dengan kata lain CAR merupakan rasio kinerja bank untuk menguikur

kecakupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

mengandung atau menghasilkan resiko. Semakin besar persentase

CAR suatu bank maka menunjukkan semakin besar daya tahan suatu

bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul

karena adanya harta yang bermasalah.

2. Retrun On Assets (ROA)

ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan secara keseluruhan selama periode tertentu

(Dendawijaya, 2001 : 120). Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa

menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya

dalam kegiatan operasional perusahaan. ROA dihitung berdasarkan

perbandingan laba bersih dan rata – rata total asset. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset.

3. Loan Deposit Ratio (LDR)

LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan kemasyarakat (Kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan


(27)

modal sendiri yang digunakan (Mulyono, 2001 : 101). Rasio ini

menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang

dilakukan nasabah deposan dengan mengadalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya.

Semakin tinggi LDR maka akan memberikan indikasi semakin

rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.

Sebaliknya, angka LDR yang rendah akan menunjukan tingkat

ekspansi kredit yang rendah dibandingkan dengan dana yang

diterimanya dan menunjukan bahwa bank masih jauh dari maksimal

dalam menjalankan fungsi intermediasi.

4. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin NIM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net interest income atas pengelolaan besar aktiva produktif. Rasio ini menggambarkan tingkat

jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan

aktiva produktif yang dimiliki oleh bank (Tarmizi dan Willyanto,

2003:37-38), jadi semakin besar nilai NIM maka akan semakin besar

pula keuntungan yang diperoleh dari pendapatan bunga dan akan

berpengaruh pada kenaikan harga saham.

Dari besarnya rasio ini dapat dilihat bagaimana kemampuan bank

dalam memaksimalkan pengelolaan terhadap aktiva yang bersifat

produktif untuk melihat seberapa besar perolehan pendapatan bunga


(28)

pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank

sehingga manajemen perusahaan telah dianggap bekerja dengan baik,

sehingga kemungkinan suatu bank berada dalam kondisi bermasalah

semakin kecil.

2.1.4 Pengertian Bank

Menurut Kuncoro dalam bukunya manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi

(2002:68), defenisi bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokonya adalah

menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk

kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Menurut UU No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.

Fungsi bank dalam mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan

(deposit) sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab hal ini menentukan volume

dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian kredit,

pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Dapat disimpulkan bahwa

bank dapat berperan sebagi financial intermediate dengan melakukan penghimpunan

dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk simpanan, kemudian

bank akan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkannya dalam bentuk


(29)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Jika dihubungkan dengan harga saham, investor cenderung lebih menyukai CAR dan

ROA yang lebih tinggi tetapi sebaliknya menyukai LDR yang lebih rendah. Hal ini

disebabkan dengan CAR dan ROA semakin tinggi dan LDR yang semakin rendah

menunjukkan semakin baik kinerja emiten. Dengan demikian semakin baik kinerja suatu

emiten akan semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham (Muharni, 2009).

Bedasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, LDR dan ROA mempunyai

pengaruh terhadap harga saham (Simbolon, 1995 : Muharni, 2009).

Penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung penelitian tentang pengaruh kinerja

keuangan terhadap harga saham pada perusahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia terangkum dalam tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Simbolon (1995) Hubungan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas Dengan Perubahan Harga Saham Di Pasar Sekunder Pada PT. Bnak Niaga

LDR dan CAR Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja keuangan (berbentuk bank) yang diwakili oleh LDR dan CAR terdapat keeratan yang signifikan

dengan perubahan harga saham suatu bank yang telah listing di pasar modal.


(30)

Muharni (2009) Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Harga SahamPerbankan Di Bursa Efek Indonesia

LDR, CAR, dan ROA Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (harga saham) adalah ROA, sedangkan CAR dan LDR tidak

berpengaruh signifikan.

2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang

mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupkan tuntunan untuk

memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13).

Dalam Penelitian ini, variabel-variabel independen (X) yang ditentukan oleh peneliti untuk

mewakili kinerja keuangan melalui rasio-rasio keuangan yang dapat mempengaruhi variabel

dependen yaitu harga saham (Y) adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Retrun On Assets

(ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), dan Net Interest Margin (NIM).

Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

H1 H2 H3 H4 H5 Gambar 2.1

Harga Saham (Y)

Capital Adequacy Ratio(X1)

Return on Assets (X2)

Net Interest Margin(X4) Loan Deposit Ratio(X3)


(31)

Kerangka Konseptual

2.4Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41) menatakan “hubungan yang diduga secara logis antara

dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”.

Bedasarkan kerangka konseptual diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran kinerja

konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan CAR. Semakin

besar persentase CAR suatu bank maka menunjukkan semakin besar daya tahan suatu bank

dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang

bermasalah. Jika dihubungkan dengan harga saham, investor cenderung lebih menyukai CAR

yang lebih tinggi. Berdasarkan pemikiran diatas, maka Hipotesis yang dapat digunakan

adalah sebagai berikut :

H1 :Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap harga saham

Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran kinerja

konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan ROA.Semakin

besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut

dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.Berdasarkan


(32)

H2:Retrun On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham

Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran kinerja

konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan LDR. Rasio LDR

menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah

deposan dengan mengadalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin

tinggi LDR maka akan memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank

yang bersangkutan. Berdasarkan pemikiran diatas, maka Hipotesis yang dapat digunakan

adalah sebagai berikut :

:

H3: Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap harga saham

Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran kinerja

konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan NIM. Dari besarnya

rasio NIM dapat dilihat bagaimana kemampuan bank dalam memaksimalkan pengelolaan

terhadap aktiva yang bersifat produktif untuk melihat seberapa besar perolehan pendapatan

bunga bersih yang diperoleh. Berdasarkan pemikiran diatas, maka Hipotesis yang dapat

digunakan adalah sebagai berikut :

H4:Net Interest Margin (NIM) berpengaruh negatif terhadap harga saham

Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran kinerja

konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan CAR,ROA,LDR,

dan NIM. Kinerja keuangan perbankan yang diwakili oleh rasio CAR, ROA, LDR dan NIM


(33)

tahunnya. Berdasarkan pemikiran diatas, maka Hipotesis yang dapat digunakan adalah

sebagi berikut:

H5 :Capital Adequacy Ratio, Retrun On assets, Loan Deposit Ratio, Net Interest Marginbersama-sama mempengaruhi harga saham.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut Erlina (2007:62) adalah “suatu rencana dan struktur penelitian

yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan – pertanyaan

penelitian”. Penilitian yang digunakan menggunakan penelitian assosiatif kausal.Menurut

Sugiyono (2006 : 11) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana

suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh

antara rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.

3.2 Batasan Operasional

Atas pertimbangan minat, keterbatasan tersedianya waktu, pengetahuan peneliti dan

efisiensi, maka peneliti memberikan batasan konsep terhadap penelitian yang akan

diteliti, yang diantaranya:

1. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Penelitian dibatasi hanya selama 5 tahun yaitu dari tahun 2009-2013


(35)

3.3.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel

Dependen dalam penelitian ini adalah harga saham dari setiap perusahaan yang

menjadi sampel.

3.3.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel

terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kinerja keuangan yang diwakili oleh rasio keuangan, yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR),

Net Interest Margin (NIM). Setiap variabel dalam penelitian ini secara operasional dapat didefinisikan seperti tampak pada tabel 3.1 sebagai berikut:


(36)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan ukuran Variabel

Variabel Definisi Cara Pengukuran

Capital Adequacy Ratio

(CAR)

Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran

kinerja konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan CAR.

CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai oleh modal sendiri bank.

Modal Bank

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Retrun On Assets (ROA) Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran

kinerja konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan ROA.

ROA merupakan rasio yang

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan selama periode tertentu.

Laba Bersih

Total Aktiva

Loan Deposit Ratio (LDR) Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran

kinerja konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan LDR.

LDR merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang

Jumlah kredit yang diberikan


(37)

diberikan bank dengan dana yang diterima bank.

Net Interest Margin (NIM) Pengukuran kinerja keuangan pada sektor perbankan ini menggunakanpengukuran

kinerja konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio keuangan NIM.

NIM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net interest income atas pengelolaan besar aktiva produktif.

Net Interest Income

Earning Asset

Harga saham Merupakan harga saham

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Harga Saham masing –masing perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan (totality) obyek psikologis (psychological objects) yang dibatasi oleh kriteria tertentu (Rasyid,1993:1). Dalam penelitianini yang dimaksud obyek

psikologis adalah laporan keuangan bank go public selama lima tahun 2009-2013 yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Populasidalam penelitian ini merupakan keseluruhan data laporan keuangan bank go public yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.


(38)

Populasi yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh bankgo public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengeluarkan laporankeuangan tahunan

berdasarkan Surat Edaran No. 27/5/ UPPB tanggal 25januari 1995, yaitu perbankan

diwajibkan mempublikasikan laporan keuangandimedia cetak dua kali setiap akhir Juni

dan Desember. Dalam penelitian inidigunakan laporan keuangan laporan keuangan akhir

Desember.

Tabel 3.2

Populasi Perusahaan Perbankan Go Public Yang Listing di Bursa Efek Indonesia

NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN

1 PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk BBRI

2 PT. Bank Central Asia, Tbk BBCA

3 PT. Bank Mandiri, Tbk BMRI

4 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk BBNI

5 PT. Bank Niaga, Tbk BNGA

6 PT. Bank Panin, Tbk PNBN

7 PT. Bank Permata, Tbk BNLI

8 PT. Bank Danamon, Tbk BDMN

9 PT. Bank Tabungan Negara, Tbk BBTN

10 PT. Bank Bukopin, Tbk BBKP

11 PT. Bank Mega, Tbk MEGA

12 PT. Bank Mayapada, Tbk MAYA

13 PT. Bank Bumi Putera Indonesia, Tbk BABP

14 PT. Bank Artha Graha International, Tbk INPC

15 PT. Bank Kesawan, Tbk BKSW

16 PT. Bank NISP, Tbk NISP

17 PT. Bank International Indonesia BNII

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:74) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk

memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan


(39)

“pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Adapun kriteria sampel yang ditetapkan oleh

penulis, adalah sebagai berikut:

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki cabang di kota Medan.

2. Perusahaan perbankan yang termasuk dalam kategori bank sepuluh besar dengan aset terbesar di Indonesia di tahun 2014.

3. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (tahun 2009-2013) 4. Perusahaan sampel memiliki laporan keuangan yang lengkap serta perhitungan rasio yang

lengkap

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 10 perusahaan

perbanan dengan 5 tahun pengamatan. Berikut adalah daftar perusahaan perbankan yang


(40)

Tabel 3.3

Daftar Populasi Perusahaan Perbankan Go Public

NO. Nama Perusahaan Kode

1 PT. Bank Mandiri, Tbk BMRI

2 PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk BBRI

3 PT. Bank Central Asia, Tbk BBCA

4 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk BBNI

5 PT. Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA

6 PT. Bank Permata, Tbk BNLI

7 PT. Bank Panin, Tbk PNBN

8 PT. Bank Danamon, Tbk BDMN

9 PT. Bank International Indonesia, Tbk BNII

10 PT. Bank Tabungan Negara, Tbk BBTN

Sumber

Penelitian ini merupakan data time series, jadi jumlah data sesuai dengan jumlah keseluruhan populasi yaitu data laporan keuangan dari 10 perusahaan bank selama lima tahun 2009-2013.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang

diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data yang terdapat dalam

penelitian ini merupakan data sekunder, menurut Umar (2002 : 84) data sekunder merupakan

data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk label, grafik, diagram dan

lainnya sehingga lebih informative jika digunakan pihak lain. Data tersebut diperoleh dari


(41)

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua teknik, yaitu data kualitatif dan

data kuantitatif. Data kualitatif diambil dari buku, jurnal, makalah, penelitian terdahulu dan situs

internet dengan mengunduh data yang dibutuhkan melalui website

data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numeric dan merupakan data sekunder.

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan

software SPSS 19.0. Model yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah model analisis

regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh variabel rasio keuangan

terhadap harga saham, kemudian dilakukan uji statistik t dan uji klasik F untuk mengetahui

apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial maupun secara simultan

terhadap variable dependen. Analisis Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian

hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi : uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji

heteroskesdasitas, uji autokorelasi.

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.7.1.1 Uji Normalitas Data

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normalataukah tidak.

Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan mengamatigrafik Normal Probability Plot yang dihasilkan melalui perhitungan SPSS.Apabila grafik tersebut menunjukkan titik-titik yang menyebar disekitargaris lurus diagonal dan mengikuti arah garis tersebut


(42)

normal,sebaliknya jika titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

arah garis tersebut, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005 :

214).

3.7.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menunjukkan apakah terdapathubungan

(korelasi) yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel bebas yang terdapat

dalam model, yaitu koefisien korelasinya tinggi ataubahkan satu (Algifari, 2000: 84).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejalamultikolinieritas dilakukan dengan melihat

harga VIF (Variance InflationFactor) melalui SPSS. Apabila nilai tolerence-nya diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, maka model regresi bebas dari multikolinieritas (Ghozali,

2005 :65).

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah didalam model regresididapat

penaksir yang efisien baik dalam sampel besar maupun kecil karenaitu maka dilakukan

uji heteroskedastisitas. Melalui SPSS dapat dilihat pola yang dihasilkan dari scatter plot. Apabila scatter plot menunjukkan pola tertentu maka model regresi dinyatakan memiliki gejala heteroskedastisitas (Ghozali,2005:210). Untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot

yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual (SRESID) dengan Regression Standardized Predicted Value (ZPRED) (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah :


(43)

1. Jika terdapat pola tertentu, yaitu titiknya membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang,melebar kemudian menyempit), maka diindikasikan terdapat

masalah heteroskedastisitas.

2. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas

3.7.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokeralasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan t1 atau

sebelumnya (Erlina, 2007). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari

autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan menggunakan uji

Durbion Watson (DW). Menurut Sugiyono (2006:76) mengemukakan bahwa

terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5, atau

Durbin-Watson (DW) > 5. Selain itu, panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas dan Upper Bound dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi

positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.


(44)

4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan

(Ghozali, 2001)

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi berganda.

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah rasio keuangan yang

merupakan variabel bebas dapat mengukur tingkat harga saham. Analisis ini untuk

menunjukkan hubungan pengaruh antara kinerja keuangan yang diproksikan dengan

rasio CAR (x1), ROA (x2), LDR (x3), dan NIM (x4) terhadap perubahan harga saham

perusahaan perbankan (Y).Model dalam penelitian ini adalah:

Y = a +X1 CAR + X2 ROA + X3 LDR + X4 NIM + e

Keterangan :

Y = Harga Saham Perusahaan Perbankan

a = Bilangan Konstanta

X1, X2, X3, X4, = Koefisien Regresi Variabel Independen

CAR = Capital Adequacy Ratio

ROA = Retrun On Assets


(45)

NIM = Net Interest Margin

e = Residual

3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauhkemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilaikoefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas (Ghozali, 2005:31). Nilai yang mendekati 1(satu) berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.7.2.2 Uji Signifikan Simultan (F)

Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh tingkat

kinerjabank terhadap terjadinya perubahan harga saham secara

simultan.Digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh secara

bersama-samaantara variabel bebas terhadap variabel terikat atau dependen. Pengujian

inidilakukan menggunakan uji distribusi F, yaitu dengan membandingkan

antarakritis (Ftabel ) dengan F hitung (Frasio ).

1. Jika Fhitung < Ftabel (k-1,n-k) maka diterima hipotesis nol (Ho), artinya

secarastatistik dapat dibuktikan bahwa semua variabel setiap rasio

keuangan (CAR, ROA, LDR, NIM) tidak berpengaruh terhadap perubahan hargasaham perusahaan perbankan.


(46)

2. Jika Fhitung > Ftabel (k-1,n-k) maka menolak hipotesis nol (Ho) dan

menerima hipotesis alternatif (Ha), artinya secara simultan dapat

dibuktikan bahwa semua variabel rasio keuangan (CAR, ROA, LDR, NIM) berpengaruhterhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan.

3. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,05 (ά = 0,05)

3.7.2.3 Uji Signifikan Parsial (t)

Digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

bebasterhadap variabel terikat.

1. Jika thitung < ttabel (n-k-1) maka menerima hipotesis nol (Ho) artinya

variabelrasio keuangan (CAR, ROA, LDR, NIM))tersebut tidak berpengaruhterhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan.

2. Jika thitung > ttabel (n-k-1) maka menolak hipotesis nol (Ho) dan

menerimahipotesis alternatif (Ha), maknanya secara parsial setiap rasio

keuangan(CAR, ROA, LDR, NIM) yang menyatakan bahwa suatu variabelindependen secara individual mempengaruhi variabel dependen.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 10 Perusahaan

dan 10 perusahaan tersebut sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini

dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran i.

Berdasarkan deskriptif data yang diperoleh sejak tahun 2009-2013 yang meliputi nilai

tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), dan nilai rata-rata (mean) dari variabel yang diteliti, baik itu variabel independen yang dalam hal ini adalah CAR (X1), ROA (X2), LDR (X3),

NIM (X4) serta variabel dependen yaitu Harga Saham (Y), dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah

ini:

Tabel 4.1

Deskriptif Data Penelitian

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

HARGA SAHAM 50 10492.00 8.00 10500.00 3373.0600 2964.64318 8789109.200

CAR 50 .10 .12 .22 .1542 .02245 .001

ROA 50 .05 .00 .05 .0260 .01103 .000

LDR 50 10.74 .10 10.84 1.7461 2.90263 8.425

NIM 50 .10 .01 .11 .0573 .01937 .000


(48)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki jumlah sampel sebanyak 50, nilai minimum (0,12), nilai maksimum 0,22, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,1542, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,02245.

2. Variabel Return On Assets (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak 50, nilai minimum (0,00), nilai maksimum 0,05, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,0260, dan

Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,01103

3. Variabel Loan Deposit Ratio (LDR) memiliki jumlah sampel sebanyak 50, nilai minimum (0,10), nilai maksimum 10,84, mean (nilai rata-rata) sebesar 1,7461, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 2,90263.

4. .Variabel Net Interest Margin (NIM) memiliki jumlah sampel sebanyak 50, nilai minimum (0,1), nilai maksimum 0,11, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,0573, dan

Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,01937.

5. Variabel Harga Saham memiliki jumlah sampel sebanyak 50, nilai minimum 8, nilai maksimum 10.500, mean (nilai rata-rata) sebesar 3373,0600, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 2964,64318.


(49)

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Metode Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis regresi

berganda. Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dari variabel

Independen terhadap Variabel Dependen dalam suatu penelitian. Sebelum melakukan uji

hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji asumsi klasik, hal

tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji

normalitas, dan untuk melihat apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas,

heterokedastisitas dan autokorelasi atau tidak. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik

harus memenuhi:

 berdistribusi normal,

non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati

sempurna,

non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi,

homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.

4.2.1.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolineraitas dilakukan untuk melihat apakah antara variabel-variabel


(50)

multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas.

Kriteria pengujian:

 Tidak ada multikolinearitas yang terjadi apabila nilai Tolerance > 10% dan nilai VIF < 10.

 Ada multikolinearitas yang terjadi apabila nilai Tolerance < 10% dan nilai VIF > 10.

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3469.399 2295.432 1.511 .138

CAR 13290.050 13205.288 .101 3.006 .320 .868 1.153

ROA 205941.548 30155.428 .766 6.829 .682 .689 1.451

LDR -109.259 103.504 -.107 -1.056 .297 .845 1.183

NIM -6626.953 16985.166 -.043 -.390 .698 .705 1.419

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Dengan menggunakan SPSS didapat data seperti diatas, dari data diatas dapat

dilihat bahwa nilai Tolerance untuk masing-masing variabel lebih besar dari 10%

(0.1) dan nilai VIF untuk seluruh variabel tidak lebih besar dari 10, sehingga dapat


(51)

4.2.1.2 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi normal

atau tidak.

a. Analisis Grafik

Gambar 4.1 Uji Normalitas


(52)

Gambar 4.2 Uji Normalitas

Dari gambar 1, dapat dilihat pola yang dibentuk dari grafik histogram

menunjukan pola yang berdistribusi normal. Dan dari gambar 2, dapat dilihat pola

pesebaran titik-titik berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

b. Analisis Statistik

Untuk analisis statistik, penulis menggukana metode kolmogorov-smirnov

untuk menguji normalitas data. Uji normalitas dilakukan dengan model

kolgomorov-smirnov. MenurutGhozali (2005:115) memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi


(53)

a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

Dengan menggunakan SPSS, sebelum dilakukan pengujian, data tersebut

diatas ditentukan nilai residual datanya terlebih dahulu, Setelah nilai

residual didapat, dilakukan pengujian kolmogor-smirnov terhadap nilai

residual. Dengan menggunakan SPSS didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1852.81350215

Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .085

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .601

Asymp. Sig. (2-tailed) .863

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Untuk uji normalitas kolmogorov-smirnov dengan menggunakan SPSS,

data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig. pada uji


(54)

Sig. hasil uji tersebut adalah 0.863 > 0,05. Sehingga dalam uji

kolmogorov-smirnov ini, data dinyatakan berdistribusi normal.

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Untuk uji heteroskedastisitas, penguji menggunakan metode Gletzer Test,

dengan menggunakan SPSS, pengujian dilakukan terhadap nilai absolut dari

residual. Kriteria pengujian adalah apabila nilai signifikansi (Sig.) atau

probabilitas pada masing-masing variabel independen > 5% maka data tidak

mengalami heteroskedastisitas.

Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3469.399 2295.432 1.511 .138

CAR 13290.050 13205.288 .101 3.006 .320

ROA 205941.548 30155.428 .766 6.829 .682

LDR -109.259 103.504 -.107 -1.056 .297

NIM -6626.953 16985.166 -.043 -.390 .698


(55)

Dari hasil pengujian diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada nilai signifikansi (Sig.)

dari masing-masing variabel yang lebih kecil dari 5%, sehingga seluruh variabel

pada penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.2.1.4 Uji Autokorelasi

Untuk uji autokorelasi, pada penelitian ini, penulis menggunakan metode

Durbin-Watson dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Tabel 4.5

Kriteria Pengujian Metode Durbin-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

1. Tidak ada autokorelasi positif. 2. Tidak ada autokorelasi positif. 3. Tidak ada autokorelasi negatif. 4. Tidak ada autokorelasi negatif.

5. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif.

Tolak Ragu - ragu Tolak Ragu - ragu Tidak ditolak

0 < d < dl dl <d < du 4–dl < d < 4 4–du < d < 4–dl du < d < 4-du

Hasil pengujian:


(56)

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .781a .609 .575 1933.40791 1.526

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, CAR, ROA b. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Dengan signifikansi 5% = 0,05; jumlah data (n) = 50, dan jumlah variabel bebas

(k) = 4, pada table Durbin-Watson didapat dL = 1,378 dan dU = 1,721. Dari tabel

diatas dapat dilihat bahwa nilai d = 1,526; yang artinya dL < d < dU yang artinya

Tidak ada autokorelasi positif yang terjadi, sehingga keputusan yang dapat


(57)

4.2.2Analisis Regresi

Setelah data dikatakan normal, maka dari variabel-variabel tersebut dapat

ditentukan model regresi linear berganda. Dengan menggunakan SPSS

didapat persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil AnalisisRegresi

Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai a = 3469,39; b1 = 13.290,05; b2 =

205.941,55; b3 = -109,26; dan b4 = -6.626,95. Sehingga didapat model regresi

linear berganda sebagai berikut :

Y = 3469,39 + 13.290,05CAR + 205.941,55ROA - 109,26LDR -6.626,95NIM + e

Koefisien-koefisien dalam persamaan regresi linier berganda memeiliki arti sebagai berikut :

1. konstanta (a) sebesar 3469,39 mempunyai arti apabila rasio-rasio keuangan sama dengan nol maka harga saham perusahaan perbankan bernilai positif sebesar

3469,39 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 3469.399 2295.432 1.511 .138

CAR 13290.050 13205.288 .101 3.006 .320

ROA 205941.548 30155.428 .766 6.829 .682

LDR -109.259 103.504 -.107 -1.056 .297

NIM -6626.953 16985.166 -.043 -.390 .698

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM


(58)

2. koefisien regresi CAR sebesar 13.290,05 mempunyai arti setiap kenaikan rasio ROA sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan

perbankan sebesar 13.290,05satuan.

3. koefisien regresi ROA sebesar 205.941,55 mempunyai arti setiap kenaikan rasio ROA sebesar 1 satuan akan berpengaruh positip terhadap harga saham perusahaan

perbankan sebesar 205.941,55 satuan.

4. koefisien regresi LDR sebesar -109,26 mempunyai arti setiap kenaikan rasio LDR sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan

perbankan sebesar 109,26 satuan.

5. koefisien regresi NIM sebesar -6.626,95 mempunyai arti setiap kenaikan rasio NIM sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan

perbankan sebesar 6.626,95 satuan.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan maksud untuk menguji ada atau

tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai yang

digunakan untuk mengetahui hasil uji koefisien determinasi adalah nilai

adjusted R2. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai

adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”(Ghozali, 2005).


(59)

Tabel 4.8

Kriteria Uji Determinasi

Range Hubungan

0 0,01 – 0,24 0,25 – 0,49 0,50 – 0,74 0,75 – 0,99

1

Tidak ada korelasi Sangat lemat Cukup Kuat

Sangat Kuat Sempurna

Berikut ini peneliti menampilkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 di

bawah ini:

Tabel 4.9 Adjusted R2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .781a .609 .575 1933.40791

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, CAR, ROA

Sumber : Data Olahan SPSS,2014

Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai R Square adalah sebesar 0,575 atau sebesar 57,5%

yang berarti besarnya hubungan harga saham terhadap CAR, ROA, LDR, dan NIM

dalam menerangkan variabel-variabelnya adalah cukup kuat, sedangkan sisanya

sebesar (100% - 57,5%) 42,5% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar


(60)

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik F

pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen/terikat (Ghozali,2005:84).Uji F ini dilakukan untuk mengetahui

apakah variabel Capital Adequacy Ratio, Retrun On Assets, Loan Deposit Ratio, dan

Net Interest Margin berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap harga saham. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakan statistk F (uji F).

Kriteria pengujian:

• Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

• Ha: b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

• Jika probabilitas Sig. < 0.05 atau nilai F hitung > F tabel, maka Ha diterima, • Jika probabilitas Sig. > 0.05 atau nilai F hitung < F tabel, maka Ha ditolak Nilai F tabel:

Dengan ketentuan signifikansi 5% (0,05); dk1 = k = 4; dan dk2 = n-k-1 = 40 – 4 – 1

= 35; dimana:

- k = banyak variabel - n = banyak pengamatan


(61)

Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Simultan (F) pada Tabel

4.10

:

Tabel 4.10

Uji Signifikan Simultan (F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.625E8 4 65613343.752 17.553 .000a

Residual 1.682E8 45 3738066.129

Total 4.307E8 49

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, CAR, ROA b. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Sumber: Data Olahan SPSS, 2014

Dari tabel ANOVA diatas, dapat dilihat nilai Sig. adalah 0,0 atau lebih kecil dari 0,05

dan nilai F hitung yaitu 17,55 lebih besar dari pada nilai F tabel yaitu 2,58. Yang

berarti Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

4.2.3.3. Uji Signifikan Parsial (t)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen (Ghozali, 2005:84).


(62)

• Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

• Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan:

• Jika probabilitas < 0.05 atau t hitung > t tabel, maka Ha diterima, • Jika probabilitas > 0.05 atau t hitung < t tabel, maka Ha ditolak

Nilai t tabel:

Dengan koefisien 5% didapat 100% – (5% / 2) = 97,5% = 0,975; dan dk =


(63)

berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Parsial (t) pada tabel 4.11

dibawah ini:

Tabel 4.11

Uji Signifikan Parsial (t)

Dari hasil Uji Signifikan Parsial (t) diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel

independen secara satu persatu (parsial), yaitu :

a. CAR terhadap Harga Saham

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel CAR sebesar 0,32 > 0,05

dan t hitung didapat sebesar 3,01 > t tabel sebesar 2,00 yang artinya pada

penelitian ini variabel CAR secaraparsial berpengaruh terhadap variabel Harga

Saham. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 3469.399 2295.432 1.511 .138

CAR 13290.050 13205.288 .101 3.006 .320

ROA 205941.548 30155.428 .766 6.829 .682

LDR -109.259 103.504 -.107 -1.056 .297

NIM -6626.953 16985.166 -.043 -.390 .698

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM


(64)

b. ROA terhadap Harga Saham

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel ROA adalah sebesar 0,68 >

0,05 dan t hitung dari tabel sebesar 6,83 > t tabel sebesar 2,00 yang berarti pada

penelitian ini variabel ROA secara parsial berpengaruh terhadap variabel Harga

Saham.

c. LDR terhadap Harga Saham

Dari tabel, dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel LDR adalah sebesar 0,29 > 0,05

dan t hitung 1,06 < t tabel sebesar 2,00 yang berarti pada penelitian ini variabel

LDR secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Harga Saham, dan tanda

negatif berarti perbandingan terbalik antara variabel.

d. NIM terhadap Harga Saham

Dari tabel, dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel NIM adalah sebesar 0,69 > 0,05

dan t hitung 0,39 < t tabel 2,00 yang berarti pada penelitian ini variabel NIM

secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Harga Saham, dan tanda


(65)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan

yang diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), dan Net Interest Margin (NIM) mempengaruhi Harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia.

Populasi dan sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI pada periode 2009 sampai dengan 2013. Teknik pengambilan sampel

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu, dimana terdapat 10

data perusahaan dalam periode 5 tahun. Di dalam penelitian ini, peneliti melakukan

uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas

dan uji autokorelasi, serta melakukan pengujian hipotesis yang meliputi uji koefisien

determinasi, uji signifikan simultan dan uji signifikan parsial dengan menggunakan

SPSS 19.0.

Bedasarkan hasil pengujian dalam diketahui bahwa adjusted R2 adalah sebesar 0,575 atau sebesar 57,5% yang berarti besarnya hubungan harga saham terhadap CAR,

ROA, LDR, dan NIM dalam menerangkan variabel-variabelnya adalah cukup kuat,

sedangkan sisanya sebesar (100% - 57,5%) 42,5 % dapat dijelaskan oleh

variabel-variabel lain diluar penelitian.

Bedasarkan hasil uji signifikan simultan (F), maka dapat dilihat nilai Sig. adalah 0,0

atau lebih kecil dari 0,05 dan nilai F hitung yaitu 17,55 lebih besar dari pada nilai F

tabel yaitu 2,58. Yang berarti Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa


(66)

Bedasarkan hasil uji signifikan parsial (t) digunakan untuk mengetahui peran variabel

Independen secara individual terhadap variabel Dependen. Analisis mengenai hasil

uji signifikan parsial (t) masing-masing variabel independen dapat kita lihat sebagai

berikut:

1. CAR

Dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel CAR sebesar 0,32 > 0,05 dan t

hitung didapat sebesar 3,01 > t tabel sebesar 2,00 yang artinya pada

penelitian ini variabel CAR secaraparsial berpengaruh terhadap variabel

Harga Saham.

2. ROA

Dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel ROA adalah sebesar 0,68 > 0,05 dan

t hitung dari tabel sebesar 6,83 > t tabel sebesar 2,00 yang berarti pada

penelitian ini variabel ROA secara parsial berpengaruh terhadap variabel

Harga Saham.

3. LDR

Dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel LDR adalah sebesar 0,29 > 0,05 dan

t hitung 1,06 < t tabel sebesar 2,00 yang berarti pada penelitian ini variabel

LDR secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Harga Saham, dan


(67)

4. NIM

Dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel NIM adalah sebesar 0,69 > 0,05 dan

t hitung 0,39 < t tabel 2,00 yang berarti pada penelitian ini variabel NIM

secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Harga Saham, dan

tanda negatif berarti perbandingan terbalik antara variabel.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Muharni (2009) dan Eni Kristiani

Simbolon (1995) yang mengemukakan bahwa Retrun On Assetssecara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga sahamdan Loan Deposit Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa harga saham

perusahaan perbankan dapat dijelaskan oleh variabel CAR, ROA, LDR, dan NIM. Hasil ini

menunjukkan bahwa investor dalam pengambilan keputusan investasi mempertimbangkan

tingkat harga saham, tingkat pengembalian yang akan diperoleh dan juga mempertimbangkan

kemampuan alat-alat likuid ( dana dari pihak ketiga, pinjaman yang diterima lebih dari tiga bulan

, dan modal inti ) terhadap kewajiban ( hutang lancar ) perusahaan. Pandangan ini dapat diterima

karena usaha pokok perbankan adalah menghimpun dana masyarakat dan kemudian

menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Dan tingkat perputaran piutang ini juga akan

mempengaruhi pada tingkat pencapaian laba perusahaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan

oleh perusahaan untuk meminimalkan resiko piutang atau memperkecil piutang tidak tertagih

diantaranya memperkecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, memperpendek

batas waktu pembayaran kredit, meminimalkan volume penjualan kredit dan melakukan

penagihan piutang secara aktif. Sehingga kemampuan kinerja perusahaan perbankan dalam


(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini, peneliti menguji apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), dan Net Interest Margin (NIM) memiliki pengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2009-2013.. Penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan perbankan yang masuk

dalam kategori 10 bank terbesar dengan aset terbesar di Indonesia.

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Secara simultan atau bersama-sama antara CAR, ROA, LDR, dan NIM berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan

perbankan di Bursa Efek Indonesia sebesar 57,5%.

b. Secara parsial CAR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEI sedangkan untuk LDR dan NIM tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan

perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

c. Diantara CAR, ROA, LDR, dan NIM yang memberikan pengaruh paling besar terhadap harga saham adalah ROA yang kemudian diikuti oleh CAR. Sedangan


(1)

HASIL PENGOLAHAN DATA SPSS 19.0

Lampiran 3

Deskriptif Data Penelitian

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Lampiran 4

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3469.399 2295.432 1.511 .138

CAR 13290.050 13205.288 .101 3.006 .320 .868 1.153

ROA 205941.548 30155.428 .766 6.829 .682 .689 1.451

LDR -109.259 103.504 -.107 -1.056 .297 .845 1.183

NIM -6626.953 16985.166 -.043 -.390 .698 .705 1.419

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Lampiran 5

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

HARGA SAHAM 50 10492.00 8.00 10500.00 3373.0600 2964.64318 8789109.200

CAR 50 .10 .12 .22 .1542 .02245 .001

ROA 50 .05 .00 .05 .0260 .01103 .000

LDR 50 10.74 .10 10.84 1.7461 2.90263 8.425

NIM 50 .10 .01 .11 .0573 .01937 .000


(2)

(3)

Lampiran 6

Uji Normalitas Data ( Setelah Transformasi)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1852.81350215

Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .085

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .601

Asymp. Sig. (2-tailed) .863

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Lampiran 7

Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3469.399 2295.432 1.511 .138

CAR 13290.050 13205.288 .101 3.006 .320 .868 1.153

ROA 205941.548 30155.428 .766 6.829 .682 .689 1.451

LDR -109.259 103.504 -.107 -1.056 .297 .845 1.183

NIM -6626.953 16985.166 -.043 -.390 .698 .705 1.419

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Lampiran 8

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .781a .609 .575 1933.40791 1.526

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, CAR, ROA b. Dependent Variable: HARGA SAHAM


(5)

Lampiran 9

Hasil AnalisisRegresi

Lampiran 10

Adjusted R

2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .781a .609 .575 1933.40791

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, CAR, ROA

Sumber : Data Olahan SPSS,2014

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 3469.399 2295.432 1.511 .138

CAR 13290.050 13205.288 .101 3.006 .320

ROA 205941.548 30155.428 .766 6.829 .682

LDR -109.259 103.504 -.107 -1.056 .297

NIM -6626.953 16985.166 -.043 -.390 .698

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM


(6)

Lampiran 11

Uji Signifikan Simultan (F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.625E8 4 65613343.752 17.553 .000a

Residual 1.682E8 45 3738066.129

Total 4.307E8 49

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR, CAR, ROA b. Dependent Variable: HARGA SAHAM


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009 – 2012

1 70 112

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(2009-2011)

0 49 87

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 32 84

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 8 43

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

4 11 16

Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

0 1 10

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009 – 2012

0 0 13