Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP

PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR

DIBURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2011-2013

OLEH

MHD. RAIHAN IHZA AFIEF

110503329

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2011-2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang di proxy melaluicapital adequacy ratio(CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara empiris terhadap

perubahan harga saham.Penelitian ini

merupakanjenispenelitiankausaldenganpopulasi penelitianadalah perusahaan perbankan yang go-public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.Pemilihan sampeldilakukandengan menggunakan teknikpurposive sampling. Dari 36perusahaan go-public diperoleh 31 perusahaan sampel.Data yangdigunakanadalah data sekunder.

Penelitian ini menganalisis hubungan antara capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) terhadap perubahan harga saham. Metode statistik yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda, serta menggunakan metode analisis koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel net interest margin (NIM) dan non performing loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabelcapital adequacy ratio (CAR) dan price earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan hargasaham. Secara simultan baik variabel capital adequacy ratio (CAR),net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham padaperusahaan perbankango-publictahun 2011-2013 yang terdaftar didi Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan,


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE CHANGES AT BANKING LISTED IN INDONESIAN

STOCK EXCHANGE IN 2011-2013

The purpose of this reseach is to empirically study to determine the effect of the financial performance by Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), and Price Earning Ratio (PER) to stock price changes. This research is classified as causal research which population of this research are go public banking at listed in indonesian stock exchange (ISX) during period of 2011-2013. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 36 banking , 31 are used as the samples of this study. The data used in this reseach is classified as secondary data.

This research analyzes the relationship between capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), and price earning ratio (PER) to stock price changes. The statistical method used in this research was analyzed by using descriptive statistical analysis, multiple linear regression analysis, and next analysis of the coefficient of determination.

The result indicate that partially net interest margin and non performing loan variable has significantly influenced to the stock price changes, and partially capital adequacy ratio (CAR) and price earning ratio (PER) variable has no significant influenced to stock price changes. Simultaneously both capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan, and price earning ratio variable have significantly influenced to the stock price change at go public banking at listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013.

Keywords: capital adequacy ratio, net interest margin, non performing loan, price earning ratio, stock price


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Skripsiiniberjudul “ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dandoa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, padakesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihakyang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak. CA selakuDekanFakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

2. BapakSyafruddinGinting Sugihen,MAFIS,AkselakuKetua

DepartemenAkuntansi dan Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris DepartemenAkuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-IAkuntansi dan Dra. Mutia Ismail, MM selaku sekretaris Program Studi S-IAkuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,


(5)

danmemberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam menghadapi masadepan yang kami hadapi nantinya,

5. Ibu Nurzaimah selaku dosen pembaca/penilai yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini,

6. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta Ayahanda H. Mashurdin Situmorang, SE, MSi, Ak, dan Ibunda Dra. Hj. Azneini Lubis, M.Pd dan Abang penulis Muhammad Izhar Arief, SE, Msi, Ak yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat kepada penulis sejak memulai perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan. Dan kepada semua pihak yang telahmembantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal – hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapatmemberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiripadakhususnya.

Medan, 2014 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Tinjauan Teoritis ... 13

2.1.1 Pasar Modal ... 13

2.1.2 Saham ... 17

2.1.3 Kinerja Keuangan ... 27

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan ... 32

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 34

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 38

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 38

2.3.2 Hipotesis ... 42

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 3.1 Jenis Data dan Sumber Data ... 43

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

3.3 Populasi Penelitian ... 43

3.4 Sampel Penelitian dan Metode Pengambilan Sampel ... 44

3.5 Defenisi Operasional ... 46

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 50

3.7 Teknik Analisis Data ... 50

3.7.1 Analisis Deskriptif ... 50

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 51

3.7.2.1 Uji Normalitas Data ... 51

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ... 52

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 52

3.7.2.4 Uji Autokorelasi ... 53

3.7.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 54


(7)

3.7.4.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F) ... 56

BAB 4HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 58

4.1.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 62

4.1.3 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2 ) ... 72

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 73

4.2 Pembahasan ... 77

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 80

5.3 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

5

2.1 Penelitian Terdahulu 34

3.1 Populasi Penelitian 44

3.2 Sampel Penelitian 45

3.3 4.1

Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Statistik Deskriptif CAR, NIM, NPL, PER, dan Harga Saham per Desember 2011-2013

51 58

4.2 Uji Normalitas 63 4.3 Uji Normalitas Setelah Data Menyimpang / Outlier Dihapus 65

4.4 Uji Multikolienaritas 68

4.5 Uji Autokorelasi 71

4.6 Koefisien Determinasi 72

4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 74 4.8 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Secara Individu 76


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1.1 Perkembangan Rata-rata Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

6

2.1 Kerangka Konsep Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham, Baik Secara Parsial maupun Secara Simultan

39

3.1 Diagram Durbin – Watson 54

3.2 Daerah keputusan menerima atau menolak hipotesis Uji t 55 3.3 Daerah keputusan menerima atau menolak hipotesis Uji F 57

4.1 Histogram Normalitas Residual 64

4.2 P-Plot Residual 64

4.3 Histogram Normalitas Residual Setelah Data Outlier Dihapus 66 4.4 P-Plot Residual Setelah Data Outlier Dihapus 66 4.5 Uji Heteroskedastisitas 70


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Perusahaan yang Memenuhi Kedua Kriteria Sampel Penelitian

84

2 Pengumpulan Data Penelitian 85

3 Output SPSS - Uji Asumsi Klasik 87

4 Output SPSS - Hasil Analisis Regresi 88


(11)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2011-2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang di proxy melaluicapital adequacy ratio(CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara empiris terhadap

perubahan harga saham.Penelitian ini

merupakanjenispenelitiankausaldenganpopulasi penelitianadalah perusahaan perbankan yang go-public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.Pemilihan sampeldilakukandengan menggunakan teknikpurposive sampling. Dari 36perusahaan go-public diperoleh 31 perusahaan sampel.Data yangdigunakanadalah data sekunder.

Penelitian ini menganalisis hubungan antara capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) terhadap perubahan harga saham. Metode statistik yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda, serta menggunakan metode analisis koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel net interest margin (NIM) dan non performing loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabelcapital adequacy ratio (CAR) dan price earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan hargasaham. Secara simultan baik variabel capital adequacy ratio (CAR),net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham padaperusahaan perbankango-publictahun 2011-2013 yang terdaftar didi Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan,


(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE CHANGES AT BANKING LISTED IN INDONESIAN

STOCK EXCHANGE IN 2011-2013

The purpose of this reseach is to empirically study to determine the effect of the financial performance by Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), and Price Earning Ratio (PER) to stock price changes. This research is classified as causal research which population of this research are go public banking at listed in indonesian stock exchange (ISX) during period of 2011-2013. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 36 banking , 31 are used as the samples of this study. The data used in this reseach is classified as secondary data.

This research analyzes the relationship between capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), and price earning ratio (PER) to stock price changes. The statistical method used in this research was analyzed by using descriptive statistical analysis, multiple linear regression analysis, and next analysis of the coefficient of determination.

The result indicate that partially net interest margin and non performing loan variable has significantly influenced to the stock price changes, and partially capital adequacy ratio (CAR) and price earning ratio (PER) variable has no significant influenced to stock price changes. Simultaneously both capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan, and price earning ratio variable have significantly influenced to the stock price change at go public banking at listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013.

Keywords: capital adequacy ratio, net interest margin, non performing loan, price earning ratio, stock price


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan sangat vital dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bahkan bank disebut juga sebagai jantung jasa keuangan. Disebut sebagai jantung, karena bank sebagai motor penggerak roda perekonomian suatu negara, sehingga kemajuan perbankan dapat menjadi indikator kemajuan suatu negara.

Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 berdampak sangat buruk bagi perekonomian Indonesia, ini tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun drastis pada tahun 1998 mencapai angka -13,16%. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara. Puluhan, bahkan ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil hingga konglomerat, bertumbangan. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal juga insolvent atau nota bene bangkrut.

Industri perbankan adalah industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution). Kepercayaan masyarakat adalah segala-galanya bagi bank. Begitu masyarakat tidak percaya pada bank, bank akan menghadapi “rush” dan akhirnya kolaps. krisis moneter juga mengakibatkan krisis kepercayaan pada saat itu, sehingga banyak bank dilanda penyakit yang sama. Hal ini menyebabkan banyak bank yang lumpuh karena


(14)

dihantam kredit macet. Pada Seminar Restrukturisasi Perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain

1.semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan,

2. dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran, 3. semakin turunnya permodalan bank-bank,

4. banyak bank-bank tidak mampu memenuhi kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah,

5.manajemen tidak profesional.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan kepercayaan investor menurun terhadap kinerja perbankan. Hasilnya harga saham pada industri perbankan menurun drastis dan investor menarik dana investasinya dari bank tersebut sehingga kinerja operasi perbankan juga menurun.

Kebijakan moneter yang ditetapkan akibat krisis moneter dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas, secara langsung mempengaruhi perilakupemodal dengan kinerja emiten. Setiap harinya harga saham di pasar sekunder selalu bergerak, terkecuali saham-saham yang telah dikategorikan tidur ataupun tidak ada yang menginginkan saham tersebut. Perubahan ini disebabkan banyaknya perputaran saham atau frekuensi yang match pada pasar sekunder.

Melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana baik berupa modalsendiri maupun modal pinjaman. Apabila ingin memperoleh modal


(15)

sendiri makaperusahaan yang bersangkutan dapat menerbitkan saham kemudian dijual sehingga memperoleh modal sendiri. Untuk mendapatkan modal melalui penjualan saham, maka perusahaan tersebut harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui proses go public.

Pada periode-periode terakhir ini, pasar modal mengalami perkembangan yang sangat pesat di banyak negara. Ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik pasar. Pertama, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain lembaga perbankan. Dengan adanya pasar modal, perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan ekspansi usahanya dengan mencari alternatif dana dari pasar modal dan dapat terhindar dari terkenanya dampak apabila perusahaan mendapatkan dana dari lembaga perbankan dalam bentuk kredit, yaitu berupa tingginya debt to equity ratio (perbandingan hutang dengan modal sendiri). Kedua, pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko yang sesuai dengan kemampuannya (Husnan : 2001:4) .

Dengan adanya pasar modal memungkinkan para investor melakukan diversifikasi investasi membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan tingkat resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Ketiga, dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah dari pada sistem perbankan.

Motivasi atau tujuan para investor untuk melakukan investasi di pasar modal tidak selalu sama antara investor yang satu dengan investor yang lain. Bagi


(16)

investor yang mempunyai tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek, pada umumnya mereka menginginkan bagian dari keuntungan yang berupa capital gain dengan cara salah satunya adalah membeli saham atau sekuritas lain pada saat harganya murah dan menjualnya pada saat harga saham meningkat. Sedangkan bagi investor yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang (diantaranya berupa keinginan untuk memperoleh proporsi kepemilikan di perusahaan), pada umumnya mereka kurang respon terhadap fluktuasi harga saham.

Mengingat perusahaan yang telah go public adalah milik masyarakat umum yang telah menanamkan modalnya, maka perusahaan wajib menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon investorkarena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan.Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Berbagai teknik pengukurankinerja telah dikembangkan untuk memberikan gambaran yang tepat dari setiapbisnis. Kinerja manajemen dan kegiatan operasional yang baik dapat meningkatkanlaba bersih sehingga membuat harga per saham menjadi tinggi. Dalam menanamkanmodalnya, investor akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaanmana modal akan ditanamkan. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik. Informasi mengenai perkembangan harga saham perusahaan perbankan go public tahun 2011-2013 disajikan pada tabel 1.1 berikut:


(17)

Tabel 1.1

Perkembangan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

No. Nama Bank Harga Saham per – Desember

2011 2012 2013

1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 3.400 5.250 4.300

2 Bank of India Indonesia Tbk. 600 1.560 650

3 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 6.750 6.950 7.250 4 Bank Mandiri (persero) Tbk. 6.750 8.100 7.850 5 Bank Central Asia Tbk. 8.000 9.100 9.600 6 Bank CIMB Niaga Tbk. 1.220 1.100 920

7 Bank Pan Indonesia Tbk. 780 630 660

8 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 220 670 890

9 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3.800 3.700 3.950 10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 1.300 1.300 1.480 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. 4.100 5.650 3.775 12 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 1.210 1.450 870

13 Bank Permata Tbk. 1.360 1.320 1.260 14 Bank Bukopin Tbk. 580 620 620

15 Bank Mayapada Internasional Tbk. 1.430 3.400 2.750 16 Bank OCBC NISP Tbk. 1.080 1.530 1.230 17 Bank Bumi Arta Tbk. 139 165 157

18 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 910 1.060 890

19 Bank Internasional Indonesia Tbk. 420 405 310

20 Bank Mega Tbk. 3.500 3.350 2.050 21 Bank Sinarmas Tbk. 270 225 240

22 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 188 178 127

23 Bank Victoria Internasional Tbk. 129 117 125

24 Bank Mutiara Tbk. 50 50 50

25 Bank Ekonomi Raharja Tbk. 2.050 1.000 1.700 26 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 118 147 118

27 Bank QNB Kesawan Tbk. 710 690 450

28 Bank Artha Graha Internasional Tbk. 96 111 91

29 Bank Capital Indonesia Tbk. 160 120 88

30 Bank Pundi Indonesia Tbk. 116 120 84

31 Bank ICB Bumiputra Tbk. 106 168 133 Rata – Rata 1.654 1.943 1.763


(18)

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan rata – rata harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 1.943 dari sebelumnya Rp. 1.654 pada tahun 2011, Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan rata – rata harga saham menjadi Rp. 1.763. Grafik perkembangan rata - rata harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.1.

Perkembangan Rata-rata Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013

Sumber : IDX Fact Book 2011 - 2013

Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu informasi yang penting dan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan pada umumnya dinilai dari perbandingan rasio unsur-unsur fundamental dalam perusahaan

1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750 1,800 1,850 1,900 1,950

2011

2012

2013 1,654

1,943

1,763


(19)

Informasi lain yang mendukung kepercayaan investor adalah persepsi mereka terhadap kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan investor dalam melakukan aktivitas investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan merugikan mereka. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon investor dan dicerminkan dalam harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien.

Umar (2012:4) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “faktor-faktor yang digunakan untuk menilai kinerja operasi perbankan umumnya meliputi lima aspek, yaitu: 1) capital; 2) assets; 3) management; 4) earnings; 5) liqiudity yang biasa disebut CAMEL”. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti berfokus pada penilaian kinerja operasi perusahaan perbankan dari aspek permodalan (capital), kualitas aset (assets), efesiensi (effeciency/ earnings) dengan menggunakan rasio CAR, NIM, NPL, dan PER.

Dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang telah dikaji, terdapat beberapa perbedaan/kesenjangan hasil penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Rouli (2012), dan Umar (2012) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Namun peneliti lainnya yaitu Purnomo (2012) berpendapat dalam penelitiannya bahwa capital adequacy ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan


(20)

harga saham perusahaan perbankan. Aspek permodalan dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas, sehingga dapat mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

Aspek Efesiensi dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Jadi semakin tinggi NIM maka semakin besar pendapatan bunga bersih yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, ini tentu saja mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan yang mempunyai nilai NIM yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Setyawan (2012), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Domiyanti (2012) yang menyatakan bahwa rasio NIM tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Penilaian kualitas aset dalam dunia perbankan dapat diukur dengan menggunakan rasioNon performing loan (NPL). Non performing loan atau biasadisebutNPL ini merupakan kredit bermasalah yang merupakan salah satu


(21)

secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank. Hal ini tentu saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Roswita (2008), dan Haryatti (2012) yang menyatakan bahwa rasio NPL tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Price earning ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan dari harga di pasar sekunder. PER yang semakin tinggi artinyasemakin bagus yang berarti harga saham tersebut diapresiasi pasar sehingga harganya semakin tinggi. Hal ini tentu saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Faddila (2010) yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan yangmenjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untukmenunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa laludan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada datadan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masayang akan datang.


(22)

Berdasarkan fenomena serta perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakuan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankango public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013”. Penelitian ini didukung dengan data – data kinerja keuangan pada tahun 2011-2013. Dengan data kinerja keuangan terbaru diharapkan data yang digunakan dalam penelitian sebagai objek yang diteliti dapat mewakili kondisi faktual perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah, yaitu :

1. Apakah capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

2. Apakah net interest margin (NIM) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

3. Apakah non performing loan (NPL) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

4. Apakah price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?

5. Apakah capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.


(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruhcapital adequacy ratio (CAR) terhadap

perubahan harga saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh net interest margin (NIM) terhadap perubahan harga saham.

3. Untuk mengetahui pengaruh non performing loan (NPL) terhadap perubahan harga saham.

4. Untuk Mengetahui pengaruh price earning ratio (PER) terhadap perubahan harga saham.

5. Untuk mengetahui pengaruh apakah capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi investor, bagi manajemen bank , dan bagi penelitian selanjutnya.

1) Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

2) Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau investor dalam kebijakan pendanaan perusahaan


(24)

khususnya hubungan capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.

3) Bagi manajemen bank, sebagai saran dalam faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham khususnya mengenai capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER).

4) Sebagai bahan referensi penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang berkaitan dengan masalah capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Menurut Darmadji, Fakhrudin (2006:1) bahwa “Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrument derivatif, maupun instrument lainnya”.

Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.

Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 “Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan


(26)

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Keberadaan pasar modal memberikan manfaat bagi berbagai pihak, manfaat-manfaat tersebut antara lain Darmadji, Fakhrudin (2006:3) Manfaat pasar modal, yaitu:

1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.

3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.

4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

5. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek baik.

7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses control sosial.

9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen professional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.

Pada beberapa literatur terdapat bermacam-macam definisi pasar modal. maka dapat disimpulkan bahwa Pasar modaladalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right,denganmenggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter.


(27)

2.1.1.1 Jenis Pasar Modal

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel.

1) Pasar perdanaadalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut.

2) Pasar sekunderadalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek.

3) Bursa paralelmerupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE).


(28)

2.1.1.2Pelaku Dalam Pasar Modal a. Emiten

Emitenadalah perusahaan yang menjual pemilikannya kepada masyarakat (gopublic).

Ada beberapa tujuan suatu perusahaan yang go public, yaitu : 1) Memperoleh tambahan dana yang digunakan dalam

perluasan usaha

2) Mengubah/memperbaiki komposisi modal 3) Melakukan pengalihan pemegang saham.

b. Investor

pemodal adalah badan atau perorangan yang membeli pemilikan suatu perusahaan go public. Dalam suatu perusahaan yang go public, investor pertama adalah pemegang saham pendiri. Sedangkan pemegang saham yang kedua adalah pemegang saham melalui pembelian saham pada penawaran umum di pasar modal.

a. Pemodal perorangan adalah orang atau individu yang atas namanya sendirimelakukan penanaman modal (investasi). b. Pemodal badan (lembaga) adalah investasi yang dilakukan

atas nama lembaga, seperti perusahaan, koperasi, yayasan, dana pensiun, dan lain-lain. Segala keuntungan dan risiko atas efek yang dibeli atas nama lembagamerupakan hak dan


(29)

beban lembaga tersebut.

c. Lembaga Penunjang

Lembaga penunjangberfungsi sebagai penunjang atau pendukung bekerjanya pasar modal. Lembaga penunjang dalam kegiatan pasar modal terdiri dari :

1) Penjamin Emisi (underwriter), 2) Penanggung (Guarantor), 3) Wali Amanat (Trustee),

4) Perantara Perdagangan Efek (Broker, Pialang), 5) Pedagang Efek (Dealer),

6) Perusahaan Surat Berharga (Securities Company), 7) Perusahaan Pengelola Dana (investment Company), dan 8) Biro Administrasi Efek.

2.1.2 Saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6) bahwa “saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor mempunyai hak kepemilikan atas kekayaan perusahaan tersebut.


(30)

Sedangkan menurut PSAK No. 42“saham/efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti utang, dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif”.

2.1.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

a. Kondisi Fundamental emiten

Menurut Arifin (2001:116) dalam Azis (2005:30) “faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham”. Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan.

b. Hukum Permintaan dan Penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di urutan kedua setelah faktor fundamental. Permintaan dan penawaran merupakan perwujudan kondisi psikologis pemodal, Karena begitu investor mengetahui kondisi fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi jual maupun beli.


(31)

Transaksi – transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.

c. Tingkat Suku Bunga

Faktor suku bunga ini penting diperhatikan karena setiap investor akan selalu mengharpkan bunga yang tinggi, faktor bunga ini akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Bila tingkat bunga cukup tinggi investor akan menjual sahamnya, kemudian dana tersebut ditempatkan di bank, penjualan saham dengan kapitalisasi besar secara serentak tentunya berdampak turunnya harga saham secara signifikan.

d. Valuta Asing

Dolar Amerika merupakan mata uang kuat yang dapat mempengaruhi nilai dari mata uang negara – negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapkan hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar. otomatis harga saham akan menjadi turun.


(32)

e. Dana Asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

f. Indeks Harga Saham Gabungan

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Dengan demikian, kondisi investasi akan mempengaruhi naik atau turunnya harga saham di pasar bursa.

g. News and Rumours


(33)

hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada faktor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

2.1.2.2 Penilaian Harga Saham

Menurut Anoraga (2001:58) di dalam penelitiannya berpendapat bahwa penilaian suatusaham dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1) Par Value (Nilai Nominal)

Merupakan nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi. Jumlah saham yang dikeluarkan perseoran dikalikan dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan dan dalam pencatatan akuntansi, nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan dalam neraca.

2) Base Price (Harga Dasar)

Harga dasar dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham


(34)

baru harga dasar merupakan harga perdananya. Untuk menghitung nilai dasar yaitu harga dasar dikalikan dengan total saham yang beredar.

3) Market Price (Nilai Pasar)

Merupakan harga suatu saham pada dasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat kabar/media elektronik. Untuk menghitung nilai pasar (kapitalisasi pasar) yaitu harga pasar dikalikan dengan total saham yang beredar.

2.1.2.3 Jenis Saham

Adabeberapa sudut pandang yang dikemukakanoleh Fakhrudin dan Darmadji (2006:7)untuk membedakan jenis - jenis saham, yaitu:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:

a) Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.


(35)

bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

2. Ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan atas:

a) Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak dalam ikut hadir dalam RUPS.

b) Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:

a) Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.

b) Saham Pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata diveden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan


(36)

pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham (P/E ratio). c) Saham pertumbuhan (growth stock─well-known), yaitu

saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang popular dikalangan emiten.

d) Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e) Saham Siknikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada saat resesi.


(37)

2.1.2.4 Keuntungan dan Resiko Saham

Menurut Fakhruddin dan Darmadji (2006:11) bahwa dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh investor diantaranya:

1) Dividen, adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividen) atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen)

2) Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

3) Saham bonus, adalah saham yang dibagikan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham.

Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

Selain berbagai kemungkinan di atas, investasi pada saham juga membawa beberapa resiko atau kerugian diantaranya :


(38)

1) Capital Loss, dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya ada kalanya investor mengalami kerugian dimana investor tersebut menjual sahamnya dengan harga jual yang lebih rendah di bandingkan dengan harga belinya, dengan demikian investor tersebut mengalami capital loss

2) Opportunity loss, yaitu berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total keutungan yang diperoleh dari investasi saham. Ini adalah kerugian karena investor memilih untuk menanamkan modalnya di bursa saham daripada mengambil keuntungan dari bunga deposito dengan mengharapkan keuntungan yang lebih besar, sedangkan yang terjadi kemudian adalah perolehan keuntungan saham lebih kecil dibandingkan bunga deposito.

3) Delisting, jika suatu saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek. Suatu saham dapat delisting dari bursa umumnya karena kineja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden.

4) Perusahaan mengalami pailit atau kebangkrutan, jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis perusahaan tersebut akan


(39)

dikeluarkan dari bursa atau delisting. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi yang lebih rendah di banding kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada kreditur atau kepada para pemagang obligasi,dan jika masih tersisa baru dibagikan kepada para pemegang saham.

2.1.3 Kinerja Keuangan

Istilah kinerja atau performancesering dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Sukhemi (2007:23) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa “kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut”.Sedangkan menurut IAI (2007) “Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya”. Kinerja menjadi hal penting yang harus dicapai setiap perusahaan karena mencerminkan kemampuanperusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk itu perlunya kita mengetahui pengertian dari kinerja itu sendiri.

Sedangkan Jumingan (2006:239) dalam penelitiannya menyatakan bahwa “kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana


(40)

maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal dan likuiditas.

2.1.3.1 Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut pandang yang diambil dan tujuan analisis. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan perlu menyesuaikan kondisi perusahaan dengan alat ukur penilaian kinerja serta tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan itu sendiri.

Menurut Munawir (2002:31) tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:

1.Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

2.Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3.Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal secara produktif.


(41)

4.Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, hal tersebut diukur dari kemampuan perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga tepat pada waktunya.

Salah satu tujuan terpenting dalan pengukuran kinerja selain yang disebutkan di atas adalah untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan perusahaan telah tercapai, sehingga kepentingan investor, kreditor dan pemegang saham dapat terpenuhi. Untuk itu, analisis laporan keuangan umumnya dilakukan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.

2.1.3.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berikut ini pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli dan pakar akuntansi:

Menurut Harahap (2008:201) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa “laporan Keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan”.


(42)

Sementara itu, Kieso, Weygandt dan Warfield (2007:2) memberikan definisi sebagai berikut: “Financial statements are theprincipal means through which a company communicates its financial information to those outside it. These statements provide a company’s history quantified in money terms ”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang menggambarkan posisi atau keadaan keuangan perusahaan pada periode tertentu yang berguna bagi para pemakainya dalam hal pengambilan keputusan.

2.1.3.3 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2007:5), antara lain:

1) Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis.

2) Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian proses penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan, atau jatuh


(43)

tempo sekuritas, dan pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan.

3) Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya.

2.1.3.4 Pengguna Laporan Keuangan

Kieso, Weygandt dan Kimmel (2005:4) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sebagai berikut:

1. Pihak Internal, yaitu pihak-pihak di dalam perusahaan yang merencanakan, mengorganisasikan dan mengarahkan bisnis, antara lain:

a) Manajemen, yang menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk mengetahui perkembangan bisnis perusahaan dan merencanakan bisnis untuk masa yang akan datang.

b) Karyawan, yang menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, dana pensiun dan kesempatan kerja. 2. Pihak Eksternal, yaitu pihak-pihak di luar perusahaan, antara lain:

a) Investor, menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk membuat keputusan investasi dalam hal membeli, menahan, atau menjual saham suatu perusahaan dengan membandingkan resiko dan keuntungan yang akan diperoleh.


(44)

b) Kreditor, pemasok dan bank, menggunakan laporan keuangan untuk melihat resiko dari pengembalian kredit yang diberikan pada perusahaan.

c) Lembaga perpajakan, menggunakan laporan keuangan untuk menentukan besar pajak yang harus dibayar perusahaan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan dilihat dari laba yang diperoleh perusahaan.

d) Pemerintah, dalam hal ini laporan keuangan membantu pemerintah mengetahui ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku selama menjalankan proses bisnis perusahaan. e) Konsumen, memiliki kepentingan berkenaan dengan informasi

yang menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka waktu yang lama.

f) Serikat pekerja, berkepentingan untuk melihat pemberian upah atau gaji serta cadangan dana pensiun oleh perusahaan dalam menjamin kesejahteraan karyawan.

g) Economic Planner, menggunakan informasi laporan keuangan untuk memprediksi aktivitas ekonomi di masa mendatang.

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Roos, Westerfield dan Jordan (2004:78) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa “Rasio Keuangan adalah Hubungan yang dihitung dan informasi keuangan suatu perusahaan dan digunakan untuk tujuan


(45)

perbandingan”. SedangkanMenurut Arifin (2006:95) “analisis rasio keuangan merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam arti relatif maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan keuangan (financial statement)”. Analisis rasio keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut dengan istilah rasio. Rasio mempunyai pengertian alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua macam data.

Dengan menggunakan teknik analisis rasio, analis dapat memberikan penilaian kinerja keuangan sebuah perusahaan. Hefert (2003) menjelaskan bahwa “rasio keuangan dapat bermanfaat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja perusahaan, dan dapat membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perusahaan tersebut, sehingga dapat menunjukkan peluang ataupun resiko perusahaan yang sedang ditelaah analis”.

Menurut (Brealey, Myers & Marcus, 2007:72) ada empat jenis rasio keuangan antara lain:

1) Rasio Leverage (leverage ratio) memperlihatkan seberapa berat utang perusahaan.

2) Rasio Likuiditas (liquidity ratio) mengukur seberapa mudah perusahaan dapat memegang kas.

3) Rasio Efisiensi (efficiency ratio) atau rasio tingkat perputaran (turnover ratio) mengukur seberapa produktif perusahaan menggunakan aset-asetnya.

4) Rasio profitabilitas (profitability ratio) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi perusahaan.

Rasio keuangan ini berfungsi sebagai ukuran dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.


(46)

Hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh kinerjakeuangan kaitannya dengan perubahan harga saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Variabel Hasil Penelitian

Wijayanti (2010)

Independen : CAR, ROA, NIM, NPL, LDR, EPS, PER dan

faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu Dependent :

Harga Saham

Secara simultan variabel kinerja keuangan yang diwakili oleh CAR, ROA, NIM, NPL, LDR, EPS, PER dan faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Secara parsial terdapat pengaruh ROA, NIM, EPS, PER dan Harga saham masa lalu satu tahun sebelumnya (P1) terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di BEJ tahun 2005. Tetapi variabel ROA dan NIM memiliki pengaruh yang negatif. Sedangkan CAR, NPL, LDR dan P2 menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan

Purnomo (2007)

Independen :

CAR, RORA, ROA, dan LDR

Dependen : Harga Saham

Secara simultan atau bersama-sama kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham serta secara parsial hanya rasio CAR dan ROA yangberpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan rasio RORA dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Peneliti


(47)

(2012) CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR Dependen : Harga Saham

CapitalAdequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Interest Margin(NIM), Return On Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan

secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial variabel RORA mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM, ROA dan LDR dengan nilai t hitung < t tabel disimpulkan tidak mempunyai pengaruh secara signifikanterhadap harga saham. Umar

(2012)

Independen :

DPS, CAR, LDR, ROE, dan NPL

Dependen : Harga Saham

Secara simultan baik variabel capital

adequacy ratio (CAR), loan to deposite ratio (LDR),non-performing loan (NPL), return on equity (ROE), dandividen per

share(DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta Secara parsial variabel dividend pershare(DPS)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan capital adequacy ratio (CAR), loan to deposite (LDR), non-performing loan(NPL), dan return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham padaperusahaan go-public di Bursa Efek Indonesia.

Wijayanti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel kinerja keuangan yang diwakili oleh CAR, ROA, NIM, NPL, LDR, EPS,


(48)

PER dan faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu menunjukkan bahwa secara simultan (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan pada tahun 2005 dan secara parsial terdapat pengaruh signifikan secara parsial ROA, NIM, EPS, PER dan Harga saham masa lalu satu tahun sebelumnya (P1) terhadap harga saham perbankan yang listing di BEJ. Tetapi variabel ROA dan NIM memiliki pengaruh yang negatif. Sedangkan CAR, NPL, LDR dan P2 menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan.

Purnomo (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwaSecara simultan atau bersama-samakinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, ROA dan LDRberpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yangterdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005.

Rasio CAR dan ROA secaraparsial berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaanperbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2003-2005,sedangkan untuk rasio RORA dan LDR tidak berpengaruh secara signifikanterhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BursaEfek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005.

Domiyati (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net


(49)

Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial variabel RORA dengan nilai t hitung 2,092.> t tabel 2,120 dan nilai sig sebesar 0, 058 >0,05 dapat disimpulkan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM, ROA dan LDR dengan nilai thitung < t tabel disimpulkan tidak mempunyai pengaruhsecara signifikan terhadap harga saham.

Umar (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwasecara simultan baik variabel capital adequacy ratio (CAR), loan todeposite ratio (LDR), non-performing loan (NPL), return on equity (ROE), dandividen per share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta secara parsial variabel dividend pershare (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan sedangkancapital adequacy ratio (CAR), loan to deposite (LDR), non-performing loan(NPL), dan return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikanterhadap hargasaham padaperusahaan go-public di Bursa Efek Indonesia.

Dari keempat penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil analisis, yang diteliti Wijayanti (2010), Purnomo (2007), Domiyanti (2012), Umar (2012). Baik Wijayanti, Purnomo, Domiyanti, dan Umar menyatakan bahwa


(50)

harga saham. Oleh karena itu Peneliti ingin menganalisis lebih lanjut serta memperjelas terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan data-data kinerja keuangan serta data harga saham teraktual yang berhubungan dengan penelitian.

2.3Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah sebuah konsep yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :


(51)

H1

H2

H3 H3

H4

H5

Gambar 2.1.

Kerangka Konsep Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham, Baik Secara Parsial maupun Secara Simultan

Aspek Permodalan dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.Bank yang memiliki

Harga Saham (Y)

Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)

Net Interest Margin (NIM) (X2)

Non Performing Loan(NPL) (X3)

Price Earning Ratio (PER) (X4)


(52)

investor untuk menanamkan modalnya sehingga harga sahampun meningkat demikian sebaliknya.

Aspek Efesiensi dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Net Interest Margin (NIM). NIM adalah ukuran perbedaan antara pendapatan bunga yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif terhadapjumlah mereka (bunga produktif ) aset.

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin tinggi NIM artinya semakin baik perolehan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.Informasi NIM setiap bank merupakan data analisis bagi investor untuk mempengaruhi mereka membeli saham perusahaan, karena naik atau turunnya return / hasil yang mereka harapkan dapat dianalisis melalui data NIM.

Penilaian kualitas aset dalam dunia perbankan dapat diukur dengan menggunakan rasioNon performing loan (NPL). NPL atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga


(53)

dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Kredit yang diberikan kepada masyarakat mengandung risiko gagal atau macet. Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Semakin tinggi tingkat kredit bermasalah maka relatif semakin besar kredit yang diberikan tidak menghasilkan pendapatan bunga, yang berarti kinerja perusahaan dalam pengelolaan kredit kurang baik. Informasi capaian NPL suatu bank merupakan data analisis yang mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham perusahaan.

Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) danearning per share(EPS) saham tersebut.Price Earning Ratio (PER) juga merupakan data yang digunakan investor untuk mengetahui apakah saham tersebut dalam keadaan overvalued atau undervalued. Dalam keadaan overvalued berarti harga pasar saham lebih besar daripada earning per share, sedangkan apabila saham dalam keadaan undervalued berarti harga saham lebih kecil daripada earning per share.

PER merupakan data bagi investor untuk melihat apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan dari harga saham suatu perusahaan di pasar sekunder. Apresiasi pasar yang baik terhadap kinerja perusahaan tentunya dapat mempengaruhi para investor untuk menanamkan modalnya / membeli saham perusahaan tersebut. Saham


(54)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam menjawab permasalahan penelitian yang ada, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai input untuk dianalisis adalah data kuantitatif, karena hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Disamping data kuantitatif, jenis data yang relevan untuk dikumpulkan dapat diklasifikasi pula menurut cara memperolehnya dan waktu pengumpulan. Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai sumber data, data tersebut cukup realibel untuk dapat menggambarkan kinerja perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan go public dari berbagai sumber, yaitu dari data IDX Fact Book 2012 – 2013 Indonesian Stock Exchange, data Statistik IDX tahun2013 dan Majalah InfoBank terbitan juni 2012 - 2014.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan akses

internet serta mengakses situs

september 2014.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek


(55)

sebagai populasi dengan pertimbangan bahwa perusahaan perbankan merupakan salah satu jenis perusahaan yang teraktif di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.1 PPopulasi Penelitian

No .

Nama Perusahaan No

.

Nama Perusahaan 1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 19 Bank Bumi Arta Tbk.

2 Bank of India Indonesia Tbk. 20 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 3 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 21 Bank Internasional Indonesia Tbk. 4 Bank Mandiri (persero) Tbk. 22 Bank Mega Tbk.

5 Bank Central Asia Tbk. 23 Bank Sinarmas Tbk.

6 Bank CIMB Niaga Tbk. 24 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 7 Bank Pan Indonesia Tbk. 25 Bank Victoria Internasional Tbk. 8 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 26 Bank Mutiara Tbk.

9 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 27 Bank Ekonomi Raharja Tbk.

10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 28 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. 28 Bank QNB Kesawan Tbk.

12 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 30 Bank Artha Graha Internasional Tbk.

13 Bank Permata Tbk. 31 Bank Capital Indonesia Tbk.

14 Bank Bukopin Tbk. 32 Bank Pundi Indonesia Tbk.

15 Bank Mayapada Internasional Tbk. 33 Bank ICB Bumiputra Tbk.

16 Bank OCBC NISP Tbk. 34 Bank Mitra Niaga Tbk.

17 Bank Maspion Indonesia Tbk. 35 Bank Nationalnobu Tbk. 18 Bank Mestika Dharma Tbk. 36 BPD Jawa Timur Tbk. Sumber : Data IDX Statistic tahun 2013

3.4 Sampel Penelitian dan Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang diambil berdasarkan metode purposive sampling. Metode pemilihan sampel dengan metode criteria purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal, lebih subyektif dan tidak bias (Indriantoro dan Supomo, 1999; Arikunto 2002). Dengan metode ini, sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel


(56)

dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, yaitu:

1. Perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimulai dari tahun 2011, 2012, dan 2013 yang sahamnya aktif diperdagangkan.

2. Menerbitkan laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2011, 2012, dan 2013. Berdasarkan hasil eksplorasi dokumentasi IDX Fact Book 2011 – 2013 didapat sebanyak 31 perusahaan perbankan yang memenuhi kedua kriteria sampel :

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan No

.

Nama Perusahaan 1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 17 Bank Bumi Arta Tbk.

2 Bank of India Indonesia Tbk. 18 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 3 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 19 Bank Internasional Indonesia Tbk.

4 Bank Mandiri (persero) Tbk. 20 Bank Mega Tbk.

5 Bank Central Asia Tbk. 21 Bank Sinarmas Tbk.

6 Bank CIMB Niaga Tbk. 22 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 7 Bank Pan Indonesia Tbk. 23 Bank Victoria Internasional Tbk. 8 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 24 Bank Mutiara Tbk.

9 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25 Bank Ekonomi Raharja Tbk.

10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 26 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. 27 Bank QNB Kesawan Tbk.

12 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 28 Bank Artha Graha Internasional Tbk.

13 Bank Permata Tbk. 29 Bank Capital Indonesia Tbk.

14 Bank Bukopin Tbk. 30 Bank Pundi Indonesia Tbk.

15 Bank Mayapada Internasional Tbk. 31 Bank ICB Bumiputra Tbk. 16 Bank OCBC NISP Tbk.

Sumber : IDX Statistic


(57)

klasifikasi variabel, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Operasionalisasi dan pengukuran masing – masing variabel diuraikan sebagai berikut :

a. Variabel Terikat (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, harga saham yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga saham rata-rata perusahaan perbankan pada saat penutupan (closing price) tiga hari sebelum dan setelah tanggal publikasi pada laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013.

b. Variabel Bebas (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang tidak dipengaruhi atau tidak tergantung oleh variabel lain dengan kata lain variable mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan perbankan yang diproksikan dengan rasio keuangan CAR, NIM, NPL, dan PER dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 sebanyak 31 perusahaan perbankan. Operasional masing – masing komponen diuraikan sebagai berikut :


(58)

dalammengantisipasijikaterjadi kerugian di dalam bank.Capital adequacy ratio (CAR) itu sendiri merupakan ratio dalam hal kecukupan modal yang mana hal ini sangat diperlukan ketika bank dikahwatirkan akan mengalami kerugian.Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio perbandingan modalsendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitungmargin risk (pertumbuhan risiko) dari akibat yang berisiko (ATMR).

Modal

Capital Adequacy Ratio(CAR) = x 100 % ATMR

2) Net Interest Margin (NIM)

Net interest margin (NIM) merupakan salah satu tindakan penting yang

harus diperhatikan demi

Margin (NIM) adalah ratioyang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank terutama dalam hal pengeolaan aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan laba bersih.

Rasio ini menggambarkan tingkatjumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakanaktiva produktif yang dimiliki oleh bank Dengan kata lain semakintinggi nilai NIM suatu bank maka akan semakin tinggi pula hargasahamnya, sehingga NIM mempunyai hubungan yang positif terhadapharga saham.


(59)

Pendapatan Bunga Bersih

Net Interest Margin(NIM) = x 100 %

Rata – rata Aktiva Produktif

3) Non Performing Loan (NPL)

Non performing loan atau biasadisebutNPL ini merupakan kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank. Ini artinya NPL merupakan indikasi adanya masalah dalam bank tersebut yang mana jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak bahaya pada bank.

meningkatnya NPL ini jika dibiarkan secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank.

Non Performing Loan (NPL) = Total Kredit Bermasalah Total Kredit

4) Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER)adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamental. Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.


(60)

PriceEarnings Ratio (PER) = Harga per Lembar Saham Laba per Saham

Tabel 3.3 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Nama Variabel

Defenisi Parameter Skala

Penguk -uran Capital

Adequacy ratio (X1)

Kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva

yang mengandung resiko.

Modal

CAR = x 100 % ATMR

Rasio

Net Interest Margin (X2)

Kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif.

Pendapatan bunga bersih

NIM = x 100 %

Rata-rata Aktiva Produktif

Rasio

Non Performing Loan (X3)

Kemampuan bank dalam memenuhi likuiditasnya dengan

jalan mengadakan pergeseran

atau penarikan kredit outstandingnya untuk memenuhi permintaan akan kredit lain.

Total kredit bermasalah NPL =

Total Kredit

Rasio

Price Earning ratio (X4)

Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.

Harga per lembar Saham PER =

Laba per Saham

Rasio

Harga Saham (Y)

Nilai/nominal suatu saham sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Harga Saham per Desember 2011-2013

Nomin al

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mencatat kembali laporan


(61)

keuangan perusahaan perbankan yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan adalah data laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 yang telah lulus uji kriteria. Data yang diperoleh yaitu data rasio CAR, NIM, NPL, PER didapat dari laporan tahunan yang dipublikasikan oleh majalah InfoBank terbitan juni 2012 - 2014. Sedangkan data harga saham diperoleh dari laporan tahunan IDX Factbook tahun 2012-2013 (untuk laporan tahunan 2011-2102) serta data IDX statistic yearly 2013.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Penelitian ini menggunakan uji analisis deskriptif, uji asumsi klasik serta analisis koefisien determinasi untuk mengukur pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan dengan menggunakan software pengolah data SPSS v.19.

3.7.1. Analisis Deskriptif

Dalam Penelitiannya, Sugiyono (2004:169) berpendapat bahwa “Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.


(62)

Dalam metode ini akan diamati secara seksama aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data sekunder yang menunjang penyusunan laporan penelitian ini. Data-data yang diperoleh selama penelitian ini akan diolah, dianalisis dan diproses dengan teori-teori yang telah dipelajari, sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Uji klasik dalam penelitian hanya meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

1) Uji Normalitas data

Tujuan dari uji normalitas itu sendiri menurut Ghozali (2005:110) adalah “ingin mengetahui apakah model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histrogamnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.


(63)

Selain itu, dapat digunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S), yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:119). Bila nilai probabilitas atau sig< 0.05 berarti variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya bila nilai probabilitas atau sig> 0.05 berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

2) Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005: 91) “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen”. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat harga VIF (Variance Inflation Factor) melalui SPSS. Menurut Ghozali (2005: 92) nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance. Apabila nilai tolerence-nya diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, maka model regresi bebas dari multikolinearitas.

3) Uji heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105) “Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadiketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”.Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, makahomokedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yangbaik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi


(64)

heteroskedastisitas.Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karenadata ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, danbesar).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titiknya menyebar maka tidak terjadi heterokedasitas.

4) Uji Autokorelasi

Digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi yang berkaitan dengan adanya korelasi, yaitu dengan Durbin Watson (DW). Apabila nilai DW statistic terletak pada daerah no autocorrelation berarti telah memenuhi asumsi klasik regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1(Ghozali, 2005: 95). Autokorelasi muncul karena obesrvasi yang berututan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Lebih jelasnya autokorelasi digambarkan sebagai berikut :

Ho diterima (no serial correlation)


(65)

Gambar 3.1. Diagram Durbin – Watson

Sumber : Ghozali (2003)

Ghozali (2005) mendeteksi autokorelasi dengan indikator sebagai berikut :

a. Jika nilai DW hitung > batas atas (4-du), berarti terdapat autokorelasi negatif

b. Jika nilai DW hitung < batas bawah (du), berarti terdapat autokorelasi positif

c. Jika nilai DW diantara (du) sampai (4-du), berarti tidak ada autokorelasi.

3.7.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi (R2) yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.

3.7.4. Pengujian Hipotesis


(1)

89


(2)

90

Lampiran 5. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Penelitian

Bulan Agustus 2014 September 2014 Oktober 2014 November 2014 Desember 2014 Januari 2015 Februari 2015

M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2

1 Pengajuan Judul Skripsi 2 Penulisan Proposal Skripsi

3 Bimbingan Proposal

4 Seminar Proposal

5

Pengumpulan dan

Pengolahan Data

6 Penulisan Draft Skripsi

7 Bimbingan Draft Skripsi

8 Ujian Komprehensif

9 Persiapan Meja Hijau

10 Ujian Meja Hijau


(3)

90 Universitas Sumatera Utara


(4)

90


(5)

90


(6)

90


Dokumen yang terkait

Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009-2013).

6 107 83

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

4 11 16

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 21

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 94

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 10

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 2

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 12

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 29

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 2

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 11