Analisa Profil Kromatogram Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) menggunakan Kromatografi Lapis Tipis
Lampiran 1. Surat hasil identifikasi tumbuhan
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
Daun Afrika
Dicuci, ditiriskan, dipotong menjadi
bagian kecil dan ditimbang sebagai
berat basah
Dikeringkan dalam lemari pengering
Simplisia
Ditimbang berat kering
Dihaluskan/ dinanopartikelkan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
Nano partikel
Skrining Fitokimia
Pemeriksaan
makroskopik
Pemeriksaan
alkaloida
Pemeriksaan
mikroskopik
Pemeriksaan
glikosida
Penetapan kadar air
Pemeriksaan
flavonoida
Penetapan kadar sari
larut dalam air
Penetapan kadar sari
larut dalam etanol
Penetapan kadar abu
total
Penetapan kadar abu
tidak larut asam
Pemeriksaan
tanin
Ekstraksi
Dimaserasi
etanol 96%
dengan
Maserat
Diuapkan
dengan
rotary evaporator
Ekstrak kental
Pemeriksaan
saponin
Pemeriksaan
Steroida/
triterpenoida
Dilakukan uji KLT
Hasil
SEM
PSA
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun Afrika
Berat serbuk 400 gram
Dimasukkan ke dalam wadah
Ditambahkan penyari, biarkan selama 5 hari
Disaring
Ampas
Maserat
Direndam kembali
dengan penyari, biarkan
selama 2 hari
Disaring
Maserat
Ampas
Diuapkan menggunakan
rotavapor (suhu 40oC)
Di uapkan di atas waterbath (suhu 40oC)
Disaring
Ekstrak Kental
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan kerja pemisahan golongan flavonoid
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak etil asetat:asam
formiat:asam asetat glasial:air
(100:11:11:26)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal AlCl3
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan kerja pemisahan golongan saponin
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak etil asetat:asam
formiat:asam asetat glasial:air
(100:11:11:26)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal LB
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Bagan kerja pemisahan golongan tanin
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak kloroform:asam
asetat glasial:methanol:air
(64:32:12:8)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal FeCl3
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Bagan kerja pemisahan golongan glikosida
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak etil asetat:mrtanol:air
(100:13,5:10)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal LB
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Gambar tumbuhan daun Afrika dan daun Afrika segar
Gambar 1. Tumbuhan daun Afrika
Gambar 2. Daun Afrika segar
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Gambar serbuk simplisia dan serbuk nanopartikel daun Afrika
Gambar 3. Serbuk simplisia daun Afrika
Gambar 4. Serbuk nanopartikel daun Afrika
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Hasil karakterisasi PSA daun Afrika
Gambar 5. Hasil karakterisasi PSA daun Afrika
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Gambar Perangkat Alat TLC
Gambar 6. Detektor sinar tampak, UV 254 dan 366 nm
Gambar 7. TLC Scanner
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Hasil Mikroskopik simplisiadaun Afrika
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 8. Mikroskopik simplisia daun Afrika
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sel tetangga
Stomata tipe anomositik
Trikoma
Pembuluh kayu (xylem) bentuk spiral
Pembuluh kayu (xylem) bentuk tangga
Kristal kalsium oksalat bentuk prisma
Kristal kalsium oksalat bentuk rosette
Butiran amilum ( dalam media air)
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Perhitungan kadar air nanopartikel dan ekstrak etanol daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar air =
No
1
2
3
Volume air
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
5,0003
5,0008
5,0013
Volume akhir (ml)
2,3
2,7
3,1
2,3 1,9
100% 7,99%
5,0003
1.
% Kadar air I =
2.
% Kadar air II =
3.
% Kadar air III =
% Kadar air rata-rata =
Volume awal (ml)
1,9
2,3
2,7
2,7 2,3
100% 7,99%
5,0008
3,1 2,7
100% 7,99%
5,0013
7,99% 7,99% 7,99%
7,99%
3
2. Ekstrak etanol
% Kadar air =
No
1
2
3
Volume air
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
5,0017
5,0009
5,0007
1. % Kadar air I =
Volume awal (ml)
1,9
2,3
2,6
Volume akhir (ml)
2,3
2,6
3,0
2,3 1,9
100% 7,99%
5,0017
2. % Kadar air II =
3. % Kadar air III =
% Kadar air rata-rata =
2,6 2,3
100% 5,99%
5,0009
3,0 2,6
100% 7,99%
5,0007
7,99% 5,99% 7,99%
7,32%
3
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Perhitungan kadar sari larut air nanopartikel dan ekstrak etanol
daun Afrika
1. Nanopartikel
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
% Kadar sari larut air =
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0006
49,6861
49,9473
2
5,0010
48,0437
48,2983
3
5,0004
48,0429
48,3015
49,9473 49,6861 100
100% 26,12%
5,0006
20
1.
% Kadar sari I =
2.
% Kadar sari II =
3.
% Kadar sari III =
48,2983 48,0437 100
100% 25,45%
5,0010
20
48,3015 48,0429 100
100% 25,85%
5,0004
20
% Kadar sari larut air rata-rata =
26,12% 25,45% 25,85%
25,80%
3
2. Ekstrak etanol
% Kadar sari larut air =
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0006
49,3237
49,8835
2
5,0014
49,2883
49,8623
3
5,0010
48,0436
48,6106
1. % Kadar sari I =
2. % Kadar sari II =
49,8835 49,3237 100
100% 55,97%
5,0006
20
49,8623 49,2883 100
100% 57,38%
5,0014
20
68
Universitas Sumatera Utara
3. % Kadar sari III =
48,6106 48,0436 100
100% 56,68%
5,0010
20
% Kadar sari larut air rata-rata =
55,97% 57,38% 56,68
56,67%
3
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Perhitungan kadar sari larut etanol nanopartikeldan ekstrak etanol
daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar sari larut etanol=
No
Berat sampel (g)
1
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
5,0009
48,0637
48,2115
2
5,0015
49,6561
49,8076
3
5,0003
48,0263
48,1744
1.
% Kadar sari I =
2.
% Kadar sari II =
48,2115 48,0637 100
100% 14,78%
5,0009
20
49,8076 49,6561 100
100% 15,14%
5,0015
20
48,1744 48,0263 100
100% 14,80%
5,0003
20
14,78 15,14 14,80%
% Kadar sari larut etanol rata-rata =
14,90%
3
3.
% Kadar sari III =
2. Ekstrak etanol
% Kadar sari larut etanol=
No
Berat sampel (g)
1
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
5,0009
48,0637
48,2115
2
5,0015
49,6561
49,8076
3
5,0003
48,0263
48,1744
48,2115 48,0637 100
100% 14,78%
5,0009
20
2. % Kadar sari I =
1.
70
Universitas Sumatera Utara
49,8076 49,6561 100
100% 15,14%
5,0015
20
3. % Kadar sari II =
4.
% Kadar sari III =
48,1744 48,0263 100
100% 14,80%
5,0003
20
% Kadar sari larut etanol rata-rata =
14,78 15,14 14,80%
14,90%
3
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Perhitungan penetapan kadar abu total nanopartikel dan ekstrak
etanol daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar abu total =
Berat abu
100%
Berat sampel
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0007
0,1890
2
2,0010
0,2138
3
2,0012
0,1875
1.
% Kadar abu total I =
2.
% Kadar abu total II =
0,1890
100% 9,44%
2,0007
0,2120
100% 10,59%
2,0010
0,1875
100% 9,37%
2,0012
9,44% 10,59% 9,37%
% Kadar abu total rata-rata =
9,80%
3
3.
% Kadar abu total III =
2. Ekstrak etanol
% Kadar abu total =
Berat abu
100%
Berat sampel
No
1
2
3
Berat sampel (g)
2,0011
2,0020
2,0013
Berat abu (g)
0,0432
0,0535
0,0458
0,0432
100% 2,16%
2,0011
0,0535
100% 2,67%
2. % Kadar abu total II =
2,0020
0,0458
100% 2,29%
3. % Kadar abu total III =
2,0013
1. % Kadar abu total I =
% Kadar abu total rata-rata =
2,16% 2,67% 2,29%
2,37%
3
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Perhitungan kadar abu tidak larut asam nanopartikel dan ekstrak
etanol daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar abu tidak larut asam =
No
1
2
3
Berat abu
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
2,0007
2,0010
2,0012
Berat abu (g)
0,0146
0,0128
0,0133
0,0146
100% 0,72%
2,0007
0,0128
100% 0,63%
2.
% Kadar abu yang tidak larut asam II =
2,0010
0,0155
100% 0,77%
3.
% Kadar abu yang tidak larut asam III =
2,0012
0,72% 0,63% 0,77%
% Kadar abu yang tidak larut asam rata-rata =
0,70%
3
1.
% Kadar abu yang tidak larut asam I =
2. Ekstrak etanol
% Kadar abu tidak larut asam =
No
1
2
3
Berat abu
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
2,0011
2,0020
2,0013
1. % Kadar abu yang tidak larut asam I =
Berat abu (g)
0,0024
0,0035
0,0028
0,0024
100% 0,12%
2,0011
2. % Kadar abu yang tidak larut asam II =
0,0035
100% 0,17%
2,0020
3. % Kadar abu yang tidak larut asam III =
0,0028
100% 0,13%
2,0013
0,12% 0,17% 0,13%
0,14%
3
% Kadar abu yang tidak larut asam rata-rata =
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18 Tabel komponen golongan flavonoid yang terdapat pada EENDA
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Tabel komponen golongan flavonoid yang terdapat pada ekstrak
etanol serbuk simplisia daun Afrika
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Tabel komponen golongan saponin yang terdapat pada EENDA
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Tabel komponen golongan saponin yang terdapat pada ekstrak
etanol serbuk simpisia daun Afrika
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. Tabel komponen golongan tanin yang terdapat pada EENDA
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. Tabel komponen golongan tanin yang terdapat pada ekstrak etanol
serbuk simplisia daun Afrika
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. Tabel komponen golongan glikosida yang terdapat pada EENDA
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. Tabel komponen golongan glikosida yang terdapat pada ekstrak
etanol serbuk simplisia daun Afrika
81
Universitas Sumatera Utara
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
Daun Afrika
Dicuci, ditiriskan, dipotong menjadi
bagian kecil dan ditimbang sebagai
berat basah
Dikeringkan dalam lemari pengering
Simplisia
Ditimbang berat kering
Dihaluskan/ dinanopartikelkan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
Nano partikel
Skrining Fitokimia
Pemeriksaan
makroskopik
Pemeriksaan
alkaloida
Pemeriksaan
mikroskopik
Pemeriksaan
glikosida
Penetapan kadar air
Pemeriksaan
flavonoida
Penetapan kadar sari
larut dalam air
Penetapan kadar sari
larut dalam etanol
Penetapan kadar abu
total
Penetapan kadar abu
tidak larut asam
Pemeriksaan
tanin
Ekstraksi
Dimaserasi
etanol 96%
dengan
Maserat
Diuapkan
dengan
rotary evaporator
Ekstrak kental
Pemeriksaan
saponin
Pemeriksaan
Steroida/
triterpenoida
Dilakukan uji KLT
Hasil
SEM
PSA
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun Afrika
Berat serbuk 400 gram
Dimasukkan ke dalam wadah
Ditambahkan penyari, biarkan selama 5 hari
Disaring
Ampas
Maserat
Direndam kembali
dengan penyari, biarkan
selama 2 hari
Disaring
Maserat
Ampas
Diuapkan menggunakan
rotavapor (suhu 40oC)
Di uapkan di atas waterbath (suhu 40oC)
Disaring
Ekstrak Kental
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan kerja pemisahan golongan flavonoid
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak etil asetat:asam
formiat:asam asetat glasial:air
(100:11:11:26)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal AlCl3
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan kerja pemisahan golongan saponin
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak etil asetat:asam
formiat:asam asetat glasial:air
(100:11:11:26)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal LB
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Bagan kerja pemisahan golongan tanin
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak kloroform:asam
asetat glasial:methanol:air
(64:32:12:8)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal FeCl3
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Bagan kerja pemisahan golongan glikosida
Nanopartikel
Ekstrak etanol serbuk simpliisia
Dilarutkan dalam etanol 80%
Ditotolkan pada plat pra lapis
silika gel 60 F254
Dimasukkan ke dalam chamber
yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak etil asetat:mrtanol:air
(100:13,5:10)
Dikeluarkan plat dari dalam
chamber
Plat KLT
Diuji dengan TLC scanner
Disemprot dengan larutal LB
Diamati kembali pada lampu
UV 254 dan 366 nm.
Hasil
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Gambar tumbuhan daun Afrika dan daun Afrika segar
Gambar 1. Tumbuhan daun Afrika
Gambar 2. Daun Afrika segar
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Gambar serbuk simplisia dan serbuk nanopartikel daun Afrika
Gambar 3. Serbuk simplisia daun Afrika
Gambar 4. Serbuk nanopartikel daun Afrika
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Hasil karakterisasi PSA daun Afrika
Gambar 5. Hasil karakterisasi PSA daun Afrika
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Gambar Perangkat Alat TLC
Gambar 6. Detektor sinar tampak, UV 254 dan 366 nm
Gambar 7. TLC Scanner
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Hasil Mikroskopik simplisiadaun Afrika
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 8. Mikroskopik simplisia daun Afrika
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sel tetangga
Stomata tipe anomositik
Trikoma
Pembuluh kayu (xylem) bentuk spiral
Pembuluh kayu (xylem) bentuk tangga
Kristal kalsium oksalat bentuk prisma
Kristal kalsium oksalat bentuk rosette
Butiran amilum ( dalam media air)
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Perhitungan kadar air nanopartikel dan ekstrak etanol daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar air =
No
1
2
3
Volume air
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
5,0003
5,0008
5,0013
Volume akhir (ml)
2,3
2,7
3,1
2,3 1,9
100% 7,99%
5,0003
1.
% Kadar air I =
2.
% Kadar air II =
3.
% Kadar air III =
% Kadar air rata-rata =
Volume awal (ml)
1,9
2,3
2,7
2,7 2,3
100% 7,99%
5,0008
3,1 2,7
100% 7,99%
5,0013
7,99% 7,99% 7,99%
7,99%
3
2. Ekstrak etanol
% Kadar air =
No
1
2
3
Volume air
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
5,0017
5,0009
5,0007
1. % Kadar air I =
Volume awal (ml)
1,9
2,3
2,6
Volume akhir (ml)
2,3
2,6
3,0
2,3 1,9
100% 7,99%
5,0017
2. % Kadar air II =
3. % Kadar air III =
% Kadar air rata-rata =
2,6 2,3
100% 5,99%
5,0009
3,0 2,6
100% 7,99%
5,0007
7,99% 5,99% 7,99%
7,32%
3
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Perhitungan kadar sari larut air nanopartikel dan ekstrak etanol
daun Afrika
1. Nanopartikel
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
% Kadar sari larut air =
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0006
49,6861
49,9473
2
5,0010
48,0437
48,2983
3
5,0004
48,0429
48,3015
49,9473 49,6861 100
100% 26,12%
5,0006
20
1.
% Kadar sari I =
2.
% Kadar sari II =
3.
% Kadar sari III =
48,2983 48,0437 100
100% 25,45%
5,0010
20
48,3015 48,0429 100
100% 25,85%
5,0004
20
% Kadar sari larut air rata-rata =
26,12% 25,45% 25,85%
25,80%
3
2. Ekstrak etanol
% Kadar sari larut air =
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0006
49,3237
49,8835
2
5,0014
49,2883
49,8623
3
5,0010
48,0436
48,6106
1. % Kadar sari I =
2. % Kadar sari II =
49,8835 49,3237 100
100% 55,97%
5,0006
20
49,8623 49,2883 100
100% 57,38%
5,0014
20
68
Universitas Sumatera Utara
3. % Kadar sari III =
48,6106 48,0436 100
100% 56,68%
5,0010
20
% Kadar sari larut air rata-rata =
55,97% 57,38% 56,68
56,67%
3
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Perhitungan kadar sari larut etanol nanopartikeldan ekstrak etanol
daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar sari larut etanol=
No
Berat sampel (g)
1
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
5,0009
48,0637
48,2115
2
5,0015
49,6561
49,8076
3
5,0003
48,0263
48,1744
1.
% Kadar sari I =
2.
% Kadar sari II =
48,2115 48,0637 100
100% 14,78%
5,0009
20
49,8076 49,6561 100
100% 15,14%
5,0015
20
48,1744 48,0263 100
100% 14,80%
5,0003
20
14,78 15,14 14,80%
% Kadar sari larut etanol rata-rata =
14,90%
3
3.
% Kadar sari III =
2. Ekstrak etanol
% Kadar sari larut etanol=
No
Berat sampel (g)
1
Berat cawan sari berat cawan kosong 100
100%
Berat sampel
20
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
5,0009
48,0637
48,2115
2
5,0015
49,6561
49,8076
3
5,0003
48,0263
48,1744
48,2115 48,0637 100
100% 14,78%
5,0009
20
2. % Kadar sari I =
1.
70
Universitas Sumatera Utara
49,8076 49,6561 100
100% 15,14%
5,0015
20
3. % Kadar sari II =
4.
% Kadar sari III =
48,1744 48,0263 100
100% 14,80%
5,0003
20
% Kadar sari larut etanol rata-rata =
14,78 15,14 14,80%
14,90%
3
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Perhitungan penetapan kadar abu total nanopartikel dan ekstrak
etanol daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar abu total =
Berat abu
100%
Berat sampel
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0007
0,1890
2
2,0010
0,2138
3
2,0012
0,1875
1.
% Kadar abu total I =
2.
% Kadar abu total II =
0,1890
100% 9,44%
2,0007
0,2120
100% 10,59%
2,0010
0,1875
100% 9,37%
2,0012
9,44% 10,59% 9,37%
% Kadar abu total rata-rata =
9,80%
3
3.
% Kadar abu total III =
2. Ekstrak etanol
% Kadar abu total =
Berat abu
100%
Berat sampel
No
1
2
3
Berat sampel (g)
2,0011
2,0020
2,0013
Berat abu (g)
0,0432
0,0535
0,0458
0,0432
100% 2,16%
2,0011
0,0535
100% 2,67%
2. % Kadar abu total II =
2,0020
0,0458
100% 2,29%
3. % Kadar abu total III =
2,0013
1. % Kadar abu total I =
% Kadar abu total rata-rata =
2,16% 2,67% 2,29%
2,37%
3
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Perhitungan kadar abu tidak larut asam nanopartikel dan ekstrak
etanol daun Afrika
1. Nanopartikel
% Kadar abu tidak larut asam =
No
1
2
3
Berat abu
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
2,0007
2,0010
2,0012
Berat abu (g)
0,0146
0,0128
0,0133
0,0146
100% 0,72%
2,0007
0,0128
100% 0,63%
2.
% Kadar abu yang tidak larut asam II =
2,0010
0,0155
100% 0,77%
3.
% Kadar abu yang tidak larut asam III =
2,0012
0,72% 0,63% 0,77%
% Kadar abu yang tidak larut asam rata-rata =
0,70%
3
1.
% Kadar abu yang tidak larut asam I =
2. Ekstrak etanol
% Kadar abu tidak larut asam =
No
1
2
3
Berat abu
100%
Berat sampel
Berat sampel (g)
2,0011
2,0020
2,0013
1. % Kadar abu yang tidak larut asam I =
Berat abu (g)
0,0024
0,0035
0,0028
0,0024
100% 0,12%
2,0011
2. % Kadar abu yang tidak larut asam II =
0,0035
100% 0,17%
2,0020
3. % Kadar abu yang tidak larut asam III =
0,0028
100% 0,13%
2,0013
0,12% 0,17% 0,13%
0,14%
3
% Kadar abu yang tidak larut asam rata-rata =
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18 Tabel komponen golongan flavonoid yang terdapat pada EENDA
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Tabel komponen golongan flavonoid yang terdapat pada ekstrak
etanol serbuk simplisia daun Afrika
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Tabel komponen golongan saponin yang terdapat pada EENDA
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Tabel komponen golongan saponin yang terdapat pada ekstrak
etanol serbuk simpisia daun Afrika
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. Tabel komponen golongan tanin yang terdapat pada EENDA
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. Tabel komponen golongan tanin yang terdapat pada ekstrak etanol
serbuk simplisia daun Afrika
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24. Tabel komponen golongan glikosida yang terdapat pada EENDA
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. Tabel komponen golongan glikosida yang terdapat pada ekstrak
etanol serbuk simplisia daun Afrika
81
Universitas Sumatera Utara