Pengaruh Beberapa Genotipe dan Pelukaan Stek (Pengeratan) Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) untuk Meningkatkan Produktivitas

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubikayu kayu ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu
Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan
orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil. Namun ubikayu kayu
baru bermasyarakat pada tahun 1952. Penyebaran pertama kali ubikayu kayu
terjadi, antara lain ke Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok dan beberapa negara
yang terkenal daerah pertaniannya. Dalam perkembangan selanjutnya, ubikayu
kayu menyebar ke berbagai negara di dunia yang terletak pada posisi 300 Lintang
Utara dan 300 Lintang Selatan (Arifin et al., 2012). Di Indonesia, ubikayu selain
sebagai bahan makanan dapat juga digunakan sebagai bahan baku industri dan
bahan pakan ternak. Hal ini menyebabkan harga ubikayu sangat fluktuatif
tergantung dari permintaan. Apabila harga ubikayu baik maka luas panen musim
berikutnya naik dan sebaliknya bila harga ubikayu pada musim tersebut kurang
bagus maka luas panen pada tahun berikutnya juga berkurang (Saleh et al., 2000).
Potensi ubikayu sebagai bahan pangan dan bahan baku industri harus
didukung oleh adanya peningkatan dan kontinuitas produksi. Rata-rata ubikayu di
Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai144,41 ton per hektar (BPS 2013). Pada
tahun 2014 terjadi penurunan hasil produksi rata-rata yang tidak terlalu signifikan
yaitu sebesar 139,71 ton per hektar (BPS 2014). Produksi ubikayu di Indonesia
mengalami fluktuasi antar waktu. Ragam produksi terbesut disebabkan salah

satunya oleh berfluktuasinya lahan panen di Indonesia khususnya Sumatera Utara.
Maka untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan diversifikasi
pangan. Satu diantaranya yaitu dengan membangkitkan kearifan lokal di Sumatera

Utara yakni mengkonsumsi ubikayu sebelum makan nasi dengan sebutan
Manggadong. Ubikayu kayu dan ubikayu jalar merupakan tanaman yang sudah
lama dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat di Sumatera Utara dan
merupakan sumber karbohidrat dan protein. Selain itu ubikayu kayu dan ubikayu
jalar kaya akan serat dan banyak mengandung vitamin dan mineral juga dapat
digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan (Karni, et al., 2015).
Menurut Karni et al (2015), produksi ubikayu di Sumatera Utara hingga
tahun 2025 akan tetap mencukupi kebutuhan konsumsi di Sumatera Utara.
Terlihat dari hasil ramalan konsumsi yang yang berada dibawah garis produksi
ubikayu. Sementara garis konsumsi meski perlahan juga tetap mengalami
peningkatan setiap tahunnya hingga tahun 2025 karena peningkatan jumlah
penduduk dan industri-industri pengolahan yang berbahan baku ubikayu. Namun
produksi ubikayu Sumatera Utara tidak mutlak sebagai konsumsi Sumatera Utara
sendiri tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain di Indonesia ataupun diekspor
ke luar negeri. Sumatera Utara sendiri merupakan satu daerah potensial penghasil
ubikayu dan apabila ubikayu diproses lebih lanjut menjadi produk yang bernilai

jual tinggi seperti biofuel.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas ubikayu perlu adanya masukan
teknologi budidaya yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil per tanaman
ubikayu. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya
yang tepat belum merata. Teknologi yang memungkinkan untuk diintroduksi
dalam rangka meningkatkan hasil adalah dengan menggunakan stek batang yang
diberi perlakuan.

Perlakuan yang diberikan terhadap stek pada dasarnya adalah untuk
mengetahui respon stek dan dampaknya terhadap pertumbuhan akar yang berakhir
pada pertumbuhan dan perkembangan ubikayu. Salah satu perlakuan fisik yang
dapat dilakukan terhadap stek batang ubikayu adalah pengeratan. Perlakuan
pengeratan adalah suatu cara pelukaan tanaman yang menyebabkan jaringan
transportasi (floem) pada stek batang menjadi terpotong. Pergerakan zat- zat
makanan terhambat dan tertimbun di sekitar daerah pelukaan, sehingga akan
terjadi penumpukan auksin dan karbohidarat yang akan menstimulir dan
mempercepat timbulnya akar pada daerah dekat pelukaan (Rochiman dan Harjadi,
1973).
Varietas unggul merupakan komponen teknologi esensial dalam upaya
untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Ubikayu dimanfaatkan untk

keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar berbagai industri. Oleh karena itu
pemilihan varietas menjadi sangat penting untuk disesuaikan. Di daerah di mana
ubikayu dikonsumsi secara langsung untuk bahan pangan diperlukan varietas
ubikayu yang rasanya enak dan pulen dan kandungan HCN rendah. Kandungan
HCN yang tinggi dapat menyebabkan keracunan bagi manusia maupun hewan,
sehingga tidak dianjurkan untuk konsumsi segar. Sebagai bahan baku industri,
kadar HCN yang tinggi tidak menjadi masalah karena sebagian besar HCN akan
hilang pada proses pencucian, pemanasan maupun pengeringan (Sinartani, 2011).
Berdasarkan penjelasan beberapa uraian di atas perlu dilakukannya
penelitian mengenai beberapa perlakuan yang diberikan pada stek ubikayu pada
beberapa varietas untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak pada produksi
ubikayu.

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh genotipe dan pelukaan stek (pengeratan)
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman ubikayu.
Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adanya pengaruh perlakuan genotipe pada pertumbuhan dan perkembangan
ubikayu.

2. Adanya pengaruh pelukaan stek pada pertumbuhan dan perkembangan
ubikayu.
3. Adanya interaksi antara perlakuan genotipe dan pelukaan stek pada
pertumbuhan dan perkembangan ubikayu.
Kegunaan Penulisan
Untuk menambah ilmu pengetahuan terhadap pengaruh genotipe dan
pelukaann stek terhadap pertumbuhan dan perkembangan ubikayu dan
sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Beberapa Genotipe dan Pelukaan Stek (Pengeratan) Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) untuk Meningkatkan Produktivitas

0 4 75

Pengaruh Beberapa Genotipe Dan Bagian Asal Stek Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot Esculenta Crantz) Untuk Meningkatkan Produktivitas

0 3 81

Pengaruh Beberapa Genotipe dan Pelukaan Stek (Pengeratan) Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 13

Pengaruh Beberapa Genotipe dan Pelukaan Stek (Pengeratan) Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 2

Pengaruh Beberapa Genotipe dan Pelukaan Stek (Pengeratan) Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 9

Pengaruh Beberapa Genotipe dan Pelukaan Stek (Pengeratan) Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 2

Pengaruh Beberapa Genotipe dan Pelukaan Stek (Pengeratan) Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 20

Pengaruh Beberapa Genotipe Dan Bagian Asal Stek Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot Esculenta Crantz) Untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 13

Pengaruh Beberapa Genotipe Dan Bagian Asal Stek Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot Esculenta Crantz) Untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 2

Pengaruh Beberapa Genotipe Dan Bagian Asal Stek Terhadap Pertumbuhan Ubikayu (Manihot Esculenta Crantz) Untuk Meningkatkan Produktivitas

0 0 4