Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi T2 942015010 BAB V
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan penelitian ini meliputi:
5.1.1 Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata yang
selama ini dijalankan belum baik. Hal ini
ditunjukkan
dengan:
(1)
belum
adanya
perencanaan pembinaan yang disusun dengan
matang, (2) tidak ada analisis kebutuhan yang
mendasari kegiatan pembinaan, (3) tidak ada
rumusan tujuan pembinaan yang dibuat, (4)
belum
pernah
dilakukan
evaluasi
program
pembinaan.
5.1.2 Model
pembinaan
berbasis
sekolah
partisipasi
ini
imbas
Adiwiyata
dikembangkan
berdasarkan data penelitian kondisi faktual
pelaksanaan
pembinaan
selama
ini,
kajian
literatur, dan hasil penelitian. Berdasarkan hal
tersebut, maka kemudian disusun desain model
pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis
partisipasi yang layak diterapkan, meliputi: (1)
perencanaan pembinaan yang terdiri dari 3
kegiatan
utama,
yaitu:
perumusan
tujuan,
pembinaan,
kemudian
analisis
kebutuhan,
penyusunan
materi
pemaparan
tujuan,
139
manfaat, dan materi pembinaan Adiwiyata secara
umum,
mengembangkan
partisipasi,
media
dna
materi
berbasis
perangkat
evaluasi,
mengembangkan buku panduan bagi pembina,
sekolah imbas, dan panduan monitoring dan
evaluasi, merencanakan konsep pelaksanaan;(2)
pengorganisasian struktur pengurus pembinaan,
syarat personil dan tugas personil yang terlibat
dalam pembinaan (3) pelaksanaan pembinaan
terdiri dari: kegiatan persiapan, pra-pembinaan,
pelaksanaan pembinaan, dan kegiatan akhir (4)
evaluasi pembinaan yang terdiri dari: evaluasi
proses, evaluasi hasil, evaluasi program, evaluasi
sekolah
imbas,
dan
evaluasi
sekolah
imbas
Adiwiyata
induk/Pembina.
5.1.3 Model
pembinaan
berbasis
sekolah
partisipasi
adalah
model
yang
didapatkan setelah dilakukan uji kelayakan oleh
ahli secara teoritis dan praktisi dilapangan. Hasil
ujicoba kelayakan menunjukkan bahwa model
layak untuk digunakan.
140
5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
5.2.1 Pengembangan model pembinaan sekolah imbas
Adiwiyata berbasis partisipasi ini di fokuskan
kepada sistem manajemen pembinaannya.
5.2.2 Model ini dapat berjalan dengan baik asal
seluruh pihak yang terlibat bertanggungjawab
dan juga mengikuti runtutan langkah dalam
manajemen ini.
5.2.3 Untuk mengetahui keefektifannya model ini
masih
perlu
dikembangkan
melalui
tahap
penelitian selanjutnya, ujicoba terbatas dan
ujicoba yang lebih luas.
5.2.4 Subyek ujicoba model ini hanya dilakukan pada
satu sekolah calon Adiwiyata mandiri yang ada di
Salatiga, sehingga belum dapat menjamin bahwa
model ini dapat memecahkan semua kendala
yang ada dalam pembinaan sekolah imbas
Adiwiyata.
5.2.5 Model belum diujicobakan dilapangan sehingga
belum diketahui efektivitasnya.
141
5.3 Saran
Saran disampaikan kepada pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan pembinaan, yaitu Pembina dari
sekolah induk, sekolah imbas, dan peneliti selanjutnya.
5.3.1 Saran Bagi Sekolah Induk
Bagi sekolah induk, dalam mengembangkan
pembinaan
hendaknya:
perencanaan
pembinaan
(1)
yang
membuat
berdasarkan
dengan kebutuhan sekolah imbas, (2) melakukan
monitoring selama kegiatan pembinaan secara
rutin, (3) mengadakan evaluasi terhadap program
pembinaan,
(4)
mengembangkan
pembinan
sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi
agar dapat menjangkau pembinaan lebih luas
lagi.
Selain
menggunakan
itu
sekolah
model
untuk
induk
dapat
melakukan
pembinaan Adiwiyata terhadap sekolah imbas.
5.3.2 Saran Bagi Sekolah Imbas
Bagi sekolah imbas hendaknya memotivasi diri
serta tetap menjaga komitmen untuk senantiasa
mengembangkan diri sehingga berhasil menjadi
sekolah Adiwiyata.
142
5.3.3 Saran Untuk Peneliti Bidang Pembinaan Sekolah
Imbas Adiwiyata
Bagi peneliti selanjutnya, untuk mengetahui
efektivitas model yang dikembangkan ini, maka
perlu
dilakukan
selanjutnya
baik
pengembangan
ujicoba
terbatas,
tahapan
maupun
diperluas.
143
144
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan penelitian ini meliputi:
5.1.1 Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata yang
selama ini dijalankan belum baik. Hal ini
ditunjukkan
dengan:
(1)
belum
adanya
perencanaan pembinaan yang disusun dengan
matang, (2) tidak ada analisis kebutuhan yang
mendasari kegiatan pembinaan, (3) tidak ada
rumusan tujuan pembinaan yang dibuat, (4)
belum
pernah
dilakukan
evaluasi
program
pembinaan.
5.1.2 Model
pembinaan
berbasis
sekolah
partisipasi
ini
imbas
Adiwiyata
dikembangkan
berdasarkan data penelitian kondisi faktual
pelaksanaan
pembinaan
selama
ini,
kajian
literatur, dan hasil penelitian. Berdasarkan hal
tersebut, maka kemudian disusun desain model
pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis
partisipasi yang layak diterapkan, meliputi: (1)
perencanaan pembinaan yang terdiri dari 3
kegiatan
utama,
yaitu:
perumusan
tujuan,
pembinaan,
kemudian
analisis
kebutuhan,
penyusunan
materi
pemaparan
tujuan,
139
manfaat, dan materi pembinaan Adiwiyata secara
umum,
mengembangkan
partisipasi,
media
dna
materi
berbasis
perangkat
evaluasi,
mengembangkan buku panduan bagi pembina,
sekolah imbas, dan panduan monitoring dan
evaluasi, merencanakan konsep pelaksanaan;(2)
pengorganisasian struktur pengurus pembinaan,
syarat personil dan tugas personil yang terlibat
dalam pembinaan (3) pelaksanaan pembinaan
terdiri dari: kegiatan persiapan, pra-pembinaan,
pelaksanaan pembinaan, dan kegiatan akhir (4)
evaluasi pembinaan yang terdiri dari: evaluasi
proses, evaluasi hasil, evaluasi program, evaluasi
sekolah
imbas,
dan
evaluasi
sekolah
imbas
Adiwiyata
induk/Pembina.
5.1.3 Model
pembinaan
berbasis
sekolah
partisipasi
adalah
model
yang
didapatkan setelah dilakukan uji kelayakan oleh
ahli secara teoritis dan praktisi dilapangan. Hasil
ujicoba kelayakan menunjukkan bahwa model
layak untuk digunakan.
140
5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
5.2.1 Pengembangan model pembinaan sekolah imbas
Adiwiyata berbasis partisipasi ini di fokuskan
kepada sistem manajemen pembinaannya.
5.2.2 Model ini dapat berjalan dengan baik asal
seluruh pihak yang terlibat bertanggungjawab
dan juga mengikuti runtutan langkah dalam
manajemen ini.
5.2.3 Untuk mengetahui keefektifannya model ini
masih
perlu
dikembangkan
melalui
tahap
penelitian selanjutnya, ujicoba terbatas dan
ujicoba yang lebih luas.
5.2.4 Subyek ujicoba model ini hanya dilakukan pada
satu sekolah calon Adiwiyata mandiri yang ada di
Salatiga, sehingga belum dapat menjamin bahwa
model ini dapat memecahkan semua kendala
yang ada dalam pembinaan sekolah imbas
Adiwiyata.
5.2.5 Model belum diujicobakan dilapangan sehingga
belum diketahui efektivitasnya.
141
5.3 Saran
Saran disampaikan kepada pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan pembinaan, yaitu Pembina dari
sekolah induk, sekolah imbas, dan peneliti selanjutnya.
5.3.1 Saran Bagi Sekolah Induk
Bagi sekolah induk, dalam mengembangkan
pembinaan
hendaknya:
perencanaan
pembinaan
(1)
yang
membuat
berdasarkan
dengan kebutuhan sekolah imbas, (2) melakukan
monitoring selama kegiatan pembinaan secara
rutin, (3) mengadakan evaluasi terhadap program
pembinaan,
(4)
mengembangkan
pembinan
sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi
agar dapat menjangkau pembinaan lebih luas
lagi.
Selain
menggunakan
itu
sekolah
model
untuk
induk
dapat
melakukan
pembinaan Adiwiyata terhadap sekolah imbas.
5.3.2 Saran Bagi Sekolah Imbas
Bagi sekolah imbas hendaknya memotivasi diri
serta tetap menjaga komitmen untuk senantiasa
mengembangkan diri sehingga berhasil menjadi
sekolah Adiwiyata.
142
5.3.3 Saran Untuk Peneliti Bidang Pembinaan Sekolah
Imbas Adiwiyata
Bagi peneliti selanjutnya, untuk mengetahui
efektivitas model yang dikembangkan ini, maka
perlu
dilakukan
selanjutnya
baik
pengembangan
ujicoba
terbatas,
tahapan
maupun
diperluas.
143
144