Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi
153
Lampiran 1
Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata
Tabel 1. Kisi-kisi Panduan WawancaraNo Tujuan Aspek yang
diteliti Indikator
A. Menemukan gambaran model pembinaan yang selama ini digunakan untuk
membina sekolah Adiwiyata, yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisa sian, pelaksanaan, serta Perencanaan
1.Menetapkan kebutuhan pembinaan 2.Menetapkan tujuan pembinaan 3.Menetapkan materi pembinaan 4.Menetapkan strategi pembinaan 5.Menetapkan tempat
6.Menetapkan waktu
7.Menetapkan monitoring dan evaluasi B.
Pengorganisasia n
1. Menetapkan pengurus
2. Merumuskan jabaran tugas pengurus 3. Mengorganisasikan:
a. Pembina b.Sekolah imbas c. Tempat
d.Materi e. Media
f. Sarana dan prasarana g. Waktu
(2)
154 No Tujuan
diteliti Indikator
monitoring dan evaluasi.
h.Monitoring dan evaluasi C.
Pelaksanaan
1.Melaksanakan pembinaan berdasarkan materi dan strategi pembinaan yang telah ditetapkan.
2.Membimbing, memotivasi, memberi penguatan, mengkomunikasikan tujuan, serta melakukan pengawasan dan penilaian dalam pembinaan.
3.Mengawasi proses pembinaan yang dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembinaan. 4.Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan:
sekolah imbas, proses, dan hasil pembinaan 5.Mengkoordinasikan antar personil pembinaan D.
Monitoring dan Evaluasi
1.Personil pelaksana monitoring dan evaluasi 2.Penetapan waktu
3.Sasaran monitoring dan evaluasi: a. Pembina
b. Sekolah imbas c. Materi
d. Sarana prasarana e. Capaian sekolah imbas f. Kendala-kendala
4.Metode monitoring dan evaluasi 5.Pelaporan
(3)
155 Sumber Wawancara : Bpk. Fx. Ernastyono, S.Pd.SD
Jabatan : Ketua Adiwiyata SD Marsudirini 77 Salatiga Tanggal/Waktu Wawancara : 01 November 2016/09.00-10.30 WIB
Tempat : SD Marsudirini 77
Topik Wawancara : Pelaksanaan Pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77 kepada sekolah imbas
A. Pembukaan: Salam,
Terima kasih atas kesediaan Bapak meluangkan waktu untuk saya bertanya-tanya sedikit mengenai pembinaan Adiwiyata yang Bapak lakukan di sekolah-sekolah imbas SD Marsudirini 77 ini. Pada kesempatan ini, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Bapak berkenaan dengan topik penelitian yang saya lakukan.
Tabel 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada SD Marsudirini 77
No Indikator Pertanyaan Jawaban
Perencanaan 1 Menetapkan
kebutuhan pembinaan
Apakah sekolah
memiliki/membuat
perencanaan khusus untuk pembinaan Adiwiyata? (mengenai bagaimana kegiatan dalam pembinaan, plot waktu,
anggaran, dan
penanggungjawab)
Sejauh ini memang pada prinsipnya kami belum sampai sejauh itu dalam membuat perencanaan khusus untuk pembinaan itu sendiri karena mengingat adanya beberapa pertimbangan terutama waktu, karena saya sendiri mengajar, sehingga pembinaan bisa dilakukan ketika saya ada waktu kosong atau tidak sedang mengajar dan juga harus menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh sekolah imbas itu sendiri apakah Kepala Sekolah
(4)
156 imbas tersebut ada ditempat atau tidak, sehingga dalam hal ini pembinaannya masih bersifat isidental. Siapa yang membuat
perencanaan pembinaan? Apakah hanya ketua Adiwiyata atau ada tim khusus yang dibentuk?
Karena pembinaannya bersifat isidental itu tadi, sehingga siapa yang membuat perencanaan pembinaan secara khusus itu sendiri belum ada. Sejauh ini yang dilakukan adalah ketika ada waktu yang dapat digunakan untuk melakukan pembinaan baik dari sekolah imbas maupun sekolah induk, maka perencanaan pembinaannya mulai dari waktu hingga materi pembinaan itu direncanakan secara langsung oleh pembina yang dalam hal ini saya selaku ketua Adiwiyata, dan sejauh ini belum ada tim khusus yang dibentuk untuk pembinaan itu sendiri mengingat adanya kesibukan-kesibukan sebagai pengajar dari masing-masing anggota Adiwiyata yang ada disekolah. Apa dasar pembuatan
perencanaan pembinaannya?
Ya, tentu saja berdasarkan kebutuhan sekolah imbas itu sendiri. Jadi misalkan sekolah imbas menghubungi saya untuk meminta tolong agar diberikan masukan mengenai capaian di sekolahnya seperti apa, apa yang kurang dan yang perlu diperbaiki, maka dalam hal ini apabila saya ada waktu kosong, maka saya akan datang ke sekolah tersebut untuk melakukan pembinaan dengan memberikan masukan-masukan hingga memberikan contoh. Misalkan saja dalam
(5)
157 pengelolaan sampah, pengelolaan tanaman, dan lainnya. Atau bisa juga misalkan ada permintaan dari sekolah imbas yang meminta untuk melakukan kunjungan studi banding atau observasi kepada sekolah induk, maka dalam hal itu pembinaan yang kami berikan adalah dengan memberikan gambaran dan penjelasan mengenai proses-proses yang dilakukan dalam hal mengelola lingkungan sekolah kami seperti apa, sebagai bagian dari perwujudan sekolah Adiwiyata.
Apakah sebelum
pembinaan dilaksanakan dilakukan terlebih dahulu analisis kebutuhan dalam pembinaan bagi sekolah imbas?
Biasanya saya datang ke sekolah imbas untuk melihat keadaan lingkungan disana, kemudian memberitahukan kepada sekolah imbas apa yang diperlukan atau dibutuhan sekolah untuk mencapai Adiwiyata.
Langkah apa yang
ditempuh dalam
menentukan kebutuhan sekolah imbas? Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan?
Observasi langsung. Yang perlu diperhatikan adalah keadaan lingkungan sekolah disana itu jelas yang utama.
(6)
158 2 Menetapkan
tujuan pembinaan
Kriteria apa saja yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembinaan?
Kemampuan dan kebutuhan sekolah imbas.
3 Menetapkan materi pembinaan
Apakah materi pembinaan selama ini sudah sesuai
dengan tujuan
pembinaan?
Ya, kami rasa sudah sesuai.
Apakah materi pembinaan ditentukan bersama antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Ya, kami membina sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh sekolah imbas dan itu dikomunikasikan terlebih dahulu dengan sekolah imbas.
Apa saja yang perlu diperhatikan sebagai pertimbangan untuk pengembangan materi pembinaan?
Kebutuhan sekolah imbas.
4 Menetapkan metode pembinaan
Apakah metode
pembinaan ditentukan secara partisipatif antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Tidak ada penentuan metode pembinaan secara bersama, karena pembinaan dilakukan secara spontan, tanpa ada perencanaan apapun. Jadi, ketika sekolah imbas perlu apa, baru kami bina seperti apa, biasanya kami memberikan masukan-masukan berdasarkan pengalaman bagi sekolah imbas.
(7)
159 Hal-hal apa saja yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan metode pembinaan?
Ya itu tadi, kebutuhan sekolah imbas.
5 Menetapkan tempat
Apakah untuk tempat pembinaan direncanakan bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Ya tentu saja direncanakan bersama, karena sebelum pembinaan, kami berkomunikasi untuk waktu dan tempat pelaksanaan pembinaan.
Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menetapkan tempat pembinaan?
Mungkin sesuai dengan kebutuhan sekolah imbas. Misal jika sekolah imbas ingin diberi masukan mengenai bagaimana pencapaian di sekolahnya, sudah tentu kami yang datang ke sekolah imbas. 6 Menetapkan
waktu
Apakah waktu pembinaan direncanakan bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk dan disesuaikan dengan program sekolah?
Ya.
Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu atau jadwal pembinaan?
Yang jelas pembinaan bisa dilaksanakan ketika antara sekolah induk dan sekolah imbas sama-sama memiliki waktu kosong.
(8)
160 7 Menetapkan
monitoring dan evaluasi
Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan kegiatan monitoring?
Selama ini belum sampai sejauh itu untuk bagaimana merencanakan kegiatan monitoring. Monitoring dilakukan hanya dengan observasi langsung ke sekolah-sekolah imbas.
Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan kegiatan evaluasi?
Disesuaikan dengan standar penilaian komponen-komponen Adiwiyata.
Perencanaan Keseluruhan 8 Kendala dalam
perencanaan
Apa kekurangan yang selama ini dirasakan dalam perencanaan pembinaan Adiwiyata tersebut?
Selama ini memang kekurangan dalam perencanaannya adalah tidak terstruktur perencanaannya, waktunya juga tidak jelas karena memang bersifat isidental itu tadi.
Apa sisi positif yang mendukung dalam perencanaan pembinaan?
Sisi positifnya ya adanya peran aktif dari sekolah imbas yang meminta agar diberikan pembinaan ke sekolahnya, sehingga hal tersebut merupakan satu bagian positif bagi kami sendiri.
Pengorganisasian 9 Menetapkan
pengurus
Apakah ada tim khusus yang dibentuk untuk penyelenggaraan
pembinaan?
Selama ini, memang belum ada pembentukan tim khusus untuk pembinaan sendiri, karena memang kami belum sejauh itu dalam merencanakan pembinaan.
(9)
161 Apakah perlu anggota tim
yang berasal dari sekolah induk dan sekolah imbas?
Ya, tentu saja sebenarnya diperlukan. Karena bagaimanapun adanya tim pasti akan lebih memudahkan dalam pelaksanaan pembinaan sendiri 10 Merumuskan
jabaran tugas pengurus
Apakah ada pembagian tugas yang jelas antar personil pengurus pembinaan?
Belum ada.
Apakah ada pembentukan struktur organisasi pembinaan?
Belum ada.
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembentukan struktur organisasi pembinaan?
Mungkin yang perlu diperhatikan adalah penempatan tugas dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan kamampuan dan pengalamannya.
11 Mengorganisas ikan: a. Pembina b.Sekolah imbas c. Tempat d.Materi e. Media f. Sarana dan
prasarana
Bagaimana proses perekrutan sekolah imbas?
Mengundang beberapa sekolah, kemudian mengadakan sosialisasi Adiwiyata, kemudian apabila sekolah yang diundang mau menjadi sekolah imbas, maka diadakan penandatanganan MoU.
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam perekturan sekolah imbas?
Selama ini, tidak ada kriteria khusus dalam merekrut sekolah imbas. Asalkan sekolah yang diundang tersebut mau daja dijadikan sekolah imbas dan siap untuk dibina untuk mengikuti program Adiwiyata Bagaimana proses
perekrutan pembina?
Belum pernah dilakukan. Pembinanya selama ini adalah ketua Adiwiyata sekolah induk.
(10)
162 g. Waktu
h.Monitoring dan
evaluasi
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam merekrut pembina?
Kemampuan untuk membina, pengetahuan, serta pengalaman dalam Adiwiyata.
Apakah perlu ada pembekalan yang diberikan kepada pembina?
Seharusnya diperlukan.
Apakah dilakukan pengorganisasian tempat pembinaan? (penjadwalan tempat pembinaan)
Selama ini karena pembinaan bersifat isidental, tidak ada pengorganisasian mengenai tempat pembinaan. Hal tersebut dilakukan secara spontan saja.
Bagaimana proses pengorganisasian sarana dan prasarana mulai dari penentuan kebutuhan hingga penyediaannya?
Selama ini belum ada sarana prasaran yang sangat dibutuhkan sekali dalam pembinaan, karena biasanya saya ketika membina itu langsung datang ke sekolah imbas untuk observasi dan diskusi langsung mengenai apa kendala sekolah imbas. Ataupun sebaliknya, apabila dilakukan di sekolah induk, paling yang disediakan adalah ruangan dan yang lainnya.
Pengorganisasian Keseluruhan 12 Kendala dalam
pengorganisasi an
Apa kekurangan yang selama ini dirasakan dalam pengorganisasian tersebut?
Karena memang tidak terbentuk suatu tim khusus dalam pembinaan, sehingga kekurangannya adalah hanya saya ataupun Suster Kepala yang melakukan pembinaan, sehingga susah untuk melakukan pembinaan rutin karena tidak adanya pembina lain
(11)
163 selain saya dan juga Suster Kepala, apalagi sekarang saya juga merangkap jabatan sebagai Kepala Sekolah, sehingga akan semakin sulit untuk saya membagi waktu tersebut karena memang belum dilakukan reorganisasi keanggotaan Adiwiyata di sekolah.
Apa sisi positif yang bisa mendukung dalam pengorganisasian
pembinaan?
Sisi positifnya adalah walaupun pembinanya hanya satu atau dua orang, pembinaan masih dapat berjalan walaupun banyak kendala lainnya itu tadi.
Pelaksanaan 13 Melaksanakan
pembinaan berdasarkan materi dan strategi pembinaan yang telah ditetapkan.
Bagaimana proses pengkoordinasian yang dilakukan sekolah imbas dengan sekolah induk atau pembina?
Dilakukan sebelum pembinaan dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi.
14 Membimbing, memotivasi, memberi penguatan, mengkomunik asikan tujuan,
Bagaimana proses
pembina dalam
mengkomunikasikan tujuan pembinaan, memberikan motivasi, dan memberikan penguatan
Dalam sosialisasi, saya menyampaikan apa itu Adiwiyata, apa manfaatnya, bagaimana pengimplementasiannya, serta apa saja standar penilaiannya.
(12)
164 serta
melakukan pengawasan dan penilaian dalam
pembinaan.
dalam pelaksanaan pembinaan?
15 Mengawasi proses pembinaan yang
dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembinaan.
Bagaimana proses kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pembinaan?
Pengawasan dilakukan pada tahap pelaksanaan dan penilaian melalui observasi langsung dan penilaian sesuai dengan standar komponen sekolah Adiwiyata.
16 Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan: sekolah imbas, proses, dan
Bagaimana proses pengawasan terhadap sekolah imbas, proses, dan hasil yang dicapai sekolah imbas?
Dengan observasi langsung ke sekolah-sekolah imbas untuk melihat capaian sekolah imbas.
(13)
165 hasil
pembinaan 17 Mengkoordina
sikan antar personil pembinaan
Bagaimana proses pengkoordinasian
terhadap pengurus?
Belum ada.
Pelaksanaan Keseluruhan 18 Kendala dalam
pelaksanaan
Apa saja kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembinaan?
Kendala yang saya hadapi selama pelaksanaan pembinaan adalah penentuan waktu pembinaan. Terkadang waktu pembinaan yang sudah ditetapkan dimundurkan atau dibatalkan karena sekolah imbas ataupun sekolah induk mendadak mendapatkan tugas atau kegiatan dinas mendadak.
Kendala lainnya adalah kurangnya komitmen dan motivasi yang dimiliki oleh sekolah imbas, misalkan saja contoh sederhananya adalah pembentukan tim Adiwiyata di masing-masing sekolah imbas, ada beberapa sekolah imbas yang sampai sekarang belum memiliki tim Adiwiyata di sekolahnya, sehingga dalam hal ini saya kesulitan untuk memberikan pembinaannya karena tidak ada pengurus Adiwiyata disekolah dan semuanya diserahkan kepada kepala sekolah, padahal belum tentu kepala sekolah juga bisa
(14)
166 menjalankan karena kepala sekolah sendirikan disibukkan dengan tugasnya juga. Belum lagi jika ada pergantian atau rotasi kepala sekolah di sekolah imbas. Hal ini menyebabkan putusnya rantai Adiwiyata itu sendiri karena tidak semua kepala sekolah di sekolah imbas mengetahui program Adiwiyata serta mengetahui bahwa sekolahnya menjadi sekolah imbas Adiwiyata SD Marsudirini 77 karena program Adiwiyata inikan adalah program tahunan dan bersifat kontinyu. Belum lagi apabila kepala sekolah yang baru tersebut tidak memiliki fokus pengembangan untuk sekolah Adiwiyata, tetapi lebih fokus ke akademik. Hal ini juga menyulitkan kami sebagai pembina karena harus mengulang pembinaan dari awal kembali.
Apa sisi positif yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan pembinaan?
Membina dengan tidak setengah-setengah, jadi ketika melihat ada yang kurang langsung memberikan masukan, bahkan membantu memberikan contoh kepada sekolah imbas. Misalnya untuk masalah composing, jadi langsung memberikan langkah-langkah yang diperlukan seperti apa dalam composing tersebut, bahkan saya memberikan contoh langsung kepada mereka.
(15)
167 Apa saja kendala yang
dirasakan oleh pembina mengenai masing-masing sekolah imbas?
Ya komitmen itu tadi. Karena tidak semua sekolah imbas memiliki komitmen yang sama untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata tersebut. Ada sekolah imbas yang menggebu-gebu, dan ada juga yang sebaliknya. Selain itu juga adanya rotasi kepala sekolah menyebabkan putusnya rantai Adiwiyata itu sendiri.
Apa sisi positif yang dapat mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan pembinaan baik dari sisi sekolah calon adiwiyata mandiri maupun dari sekolah imbas itu sendiri?
Kalau dari sisi sekolah imbas walaupun memang belum dari semua sekolah imbas, namun dengan adanya komitmen dari sekolah imbas, pelaksanaan pembinaan akan menjadi lebih baik. Selain itu pula sisi positif dari sekolah induk adalah adanya komunikasi non formal yang dilakukan misalkan melalui via telepon dan lainnya, sehingga hal tersebut memungkinkan dukungan untuk keberhasilan dalam pelaksanaan pembinaan.
Monitoring dan Evaluasi 19 Personil
pelaksana monitoring dan evaluasi
Siapa yang melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pembinaan?
Pembina dari sekolah induk dan juga pengawas dari Dinas Pendidikan serta dari Dinasi LH. Sedangkan untuk evaluasi dilakukan oleh tim penilai Adiwiyata Kota.
(16)
168 20 Penetapan
waktu
Kapan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan (pada awal, tengah, akhir, atau keseluruhan waktu pembinaan)?
Untuk monitoring dilakukan selama kegiatan pembinaan berlangsung. Sedangkan evaluasi dilakukan di akhir untuk melihat ketercapaian sekolah imbas.
21 Sasaran monitoring dan evaluasi: a. Pembina b.Sekolah imbas c. Materi d.Sarana prasarana e. Capaian sekolah imbas f. Kendala-kendala
Aspek-aspek apa saja yang dimonitor?
Sekolah imbas dan kendala-kendala dalam pelaksanaan Adiwiyata
Komponen-komponen program apa saja yang di evaluasi dalam pembinaan (masukan, proses, hasil)?
Hasil.
22 Metode monitoring dan evaluasi
Langkah apa saja yang dilakukan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi?
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan observasi ke sekolah.
(17)
169 23 Pelaporan Bagaimana proses
penyusunan laporan monitoring dan evaluasi?
Laporan disusun berdasarkan hasil observasi ke sekolah imbas dan dibandingkan dengan standar penilaian sekolah Adiwiyata
Aspek-aspek apa saja yang dilaporkan dalam monitoring dan evaluasi?
4 komponen Adiwiyata.
Monitoring dan Evaluasi Keseluruhan 24 Kendala dalam
monitoring dan evaluasi
Menurut bapak, apa saja kendala yang dihadapi dalam proses evaluasi yang dilakukan?
Belum menemui kendala yang cukup siknifikan. Sejauh ini berjalan dengan baik.
Apa kelebihan atau sisi positif yang bisa digunakan untuk meningkatkan evaluasi pembinaan yang selama ini dijalankan?
Adanya pengawasan pada masing-masing sekolah imbas secara langsung.
Pembinaan Secara Keseluruhan 25 Kendala dalam
pembinaan secara keseluruhan
Apa yang menjadi
kekuatan dalam
pembinaan secara keseluruhan?
Adanya komitmen dari sekolah kami selaku sekolah induk untuk menjadikan sekolah imbas sebagai sekolah yang peduli akan lingkungan, walaupun sekolah imbas belum berhasil menjadi sekolah Adiwiyata, setidaknya dari pembinaan yang kami lakukan, sekolah imbas harus memiliki kesadaran
(18)
170 peduli akan lingkungan terutama bagi warga sekolahnya itu sendiri.
Apa yang menjadi peluang ketercapaian pembinaan secara keseluruhan?
Ya itu tadi, adanya komitmen dan motivasi dari sekolah imbas akan sangat membantu dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata.
Apa yang menjadi
ancaman dalam
pembinaan secara keseluruhan?
Adanya dukungan dari dinas terkait mengenai pembinaan ini sendiri sangat kurang, sehingga hal tersebut menjadi ancaman bagi pelaksanaan pembinaan itu sendiri.
Kebanggaan apa saja/sisi positif apa saja yang dirasakan oleh sekolah melalui program pembinaan Adiwiyata yang dijalankan ini?
Sisi positif dari pembinaan ini adalah mulai terbentuknya kesadaran sekolah akan lingkungan disekolah-sekolah imbas, walaupun memang belum seutuhnya berjalan dengan baik, namun setidaknya sudah terlihat bagaimana sikap dari warga sekolah dalam penerapan peduli akan lingkungan. Kemudian juga adanya komitmen dan motivasi yang terbentuk untuk mewujudkan sekolah yang peduli lingkungan di sekolah imbas walaupun belum terlihat pada semua sekolah imbas.
Sebaliknya, apa saja yang menjadi
keprihatinan/kekurangan sekolah mengenai program ini?
Dukungan dari pemerintah kurang mengenai program ini, baik secara fisik maupun finansial, selain itu pula kurang terkoordinirnya program Adiwiyata di sekolah-sekolah imbas, sehingga apabila terjadi rotasi kepala
(19)
171 sekolah, maka Adiwiyata disekolah imbas juga tidak berjalan.
Faktor-faktor apa saja yang
menghambat/mempengar uhi keberhasilan program pembinaan ini?
Tentunya saya sudah mengatakannya tadi bahwa komitmen dan motivasi dari sekolah imbas akan sangat mempengaruhi bagaimana keberhasilan program ini dan juga adanya rotasi kepala sekolah itu tadi juga menjadi hambatan bagi kami dalam melaksanakan pembinaan kepada sekolah imbas. Dalam menjalankan
pembinaan, apa kelebihan dan kekurangan dari model pembinaan yang dipakai selama ini?
Kelebihannya sendiri adalah waktunya bisa disesuaikan dengan sekolah-sekolah imbas. Sedangkan kekurangannya adalah mungkin pembinaan menjadi kurang terperinci dan target capaiannya juga kurang spesifik.
Menurut bapak, melihat kondisi tersebut apa yang sebenarnya dibutuhkan
sekolah untuk
menjalankan pembinaan Adiwiyata?
Ya, sebenarnya adalah perlu adanya perencanaan pembinaan yang dibuat bersama dengan masing-masing sekolah imbas berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing dengan plot waktu yang ditentukan bersama, dan juga perencanaan mengenai target yang harus dicapai dalam pembinaan itu seperti apa sehingga memang program pembinaan ini dapat berjalan dengan efektif, walaupun memakan banyak waktu, namun dapat terlihat hasil yang memuaskan dimana semua sekolah imbas dapat berhasil menjadi sekolah Adiwiyata, minimal ditingkat kabupaten.
(20)
172 Rencana saya kedepannya adalah saya ingin mengumpulkan kembali sekolah-sekolah imbas, kemudian mengadakan sosialisasi dengan dibantu oleh Dinas Lingkungan hidup dan juga Dinas Pendidikan dimana saya yang akan menjembatani sosialisasi tersebut, sehingga sekolah-sekolah imbas mengetahui mengenai program Adiwiyata ini secara rinci. Setelah itu baru saya menyusun program pembinaan bersama-sama dengan masing-masing sekolah imbas berdasarkan kebutuhan masing-masing sekolah imbas tersebut.
(21)
173 Sumber Wawancara : Bpk. Yaroni.
Jabatan : Anggota tim Adiwiyata SD Mangunsari 3 Tanggal/Waktu Wawancara : Kamis, 03 November 2016/07.30-08.30 WIB Tempat : SD Mangunsari 3
Topik Wawancara : Pelaksanaan Pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77 kepada SD Mangunsari 3
A. Pembukaan: Salam,
Terima kasih atas kesediaan Bapak meluangkan waktu untuk saya bertanya-tanya sedikit mengenai pembinaan Adiwiyata yang Bapak lakukan di sekolah-sekolah imbas SD Marsudirini 77 ini. Pada kesempatan ini, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Bapak berkenaan dengan topik penelitian yang saya lakukan.
Tabel 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Sekolah Imbas
No Indikator Pertanyaan Jawaban
Perencanaan 1 Menetapkan
kebutuhan pembinaan
Apakah sebelum pembinaan
dilaksanakan
dilakukan terlebih dahulu analisis kebutuhan dalam pembinaan bagi sekolah imbas?
Yang saya tahu adalah pembina pernah datang ke sekolah untuk melihat kondisi lingkungan sekolah kami dan memberitahukan apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah kami dalam rangka mewujudkan sekolah Adiwiyata.
Apakah pembinaan yang selama ini
(22)
174 dilaksanakan
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah imbas?
2 Menetapkan tujuan pembinaan
Apakah selama ini ada rumusan tujuan yang jelas yang dibuat dalam pembinaan?
Siapa yang
merumuskan?
Yang saya tau adalah tujuan program Adiwiyata jelas untuk menjadi sekolah Adiwiyata dimana seluruh warga sekolahnya terutama memiliki karakter cinta lingkungan. Tetapi untuk tujuan spesifiknya saya belum pernah tau.
Kriteria apa saja yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembinaan?
Kebutuhan dan kemampuan sekolah imbas.
3 Menetapkan materi pembinaan
Apakah materi pembinaan selama ini sudah sesuai dengan tujuan pembinaan?
Ya, sejauh ini sesuai. Karena ditentukan bersama secara langsung ketika akan mengadakan pembinaan.
Apakah materi pembinaan ditentukan bersama antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Iya, materi apa yang dibina biasanya ditentukan secara spontan ketika antara sekolah imbas dan sekolah induk memiliki waktu kosong yang sama untuk diadakan pembinaan.
(23)
175 Apa saja yang perlu
diperhatikan sebagai pertimbangan untuk pengembangan materi pembinaan?
Kebutuhan dan kemampuan sekolah imbas.
4 Menetapkan metode pembinaan
Apakah metode pembinaan ditentukan secara partisipatif antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Tidak ada metode yang dibuat secara khusus dalam pembinaan, paling pembina datang untuk melihat capaian sekolah imbas.
Bagaimana metode pembinaan yang selama ini digunakan?
Sosialisasi Adiwiyata dan observasi ke sekolah. Apabila ada kekurangan, maka pembina biasanya memberikan masukan-masukan dan juga memberikan contoh untuk mengatasinya.
5 Menetapkan tempat Apakah untuk tempat pembinaan
direncanakan
bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Tentu saja. Jadi, ketika ditemukan waktu yang pas, dikomunikasikan juga untuk tempat pembinaannya sesuai dengan kebutuhan sekolah imbas seperti apa.
6 Menetapkan waktu Apakah waktu pembinaan
direncanakan
bersama-sama antara
Ya, karena bersifat spontan tanpa adanya jadwal tetap, maka ketika mau melakukan pembinaan, di atur terlebih dahulu jadwalnya kapan.
(24)
176 sekolah imbas dengan
sekolah induk dan disesuaikan dengan program sekolah? Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu atau jadwal pembinaan?
Waktu kosong bersama antara sekolah induk dengan sekolah imbas dan juga kebutuhan sekolah imbas.
Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai penjadwalan
pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Apakah ada waktu yang ditentukan oleh SD Marsudirini 77?
Sesuai dengan sosialisasi, pada awalnya setelah sosialisasi akan dibuat jadwal pertemuan rutin, tetapi sampai sekarang hal itu belum terlaksana dan belum pernah ada pertemuan rutin mungkin karena kesibukan masing-masing jadi belum diadakan.
7 Menetapkan panduan Apakah diperlukan sebuah buku panduan yang jelas bagi sekolah
imbas dalam
pelaksanaan pembinaan?
Menurut saya perlu untuk memudahkan sekolah imbas dalam pengimplementasian Adiwiyata.
(25)
177 Pengorganisasian
7 Mengorganisasikan: a. Sekolah imbas b.Tempat
c. Materi d.Sarana dan
prasarana e. Waktu
f. Monitoring dan evaluasi
Bagaimana proses perekrutan sekolah imbas?
Melalui sosialisasi yang diselenggarakan oleh sekolah induk, kemudian ada penandatanganan MoU sebagai perrsetujuan untuk menjadi sekolah imbas.
Apakah dilakukan pengorganisasian tempat pembinaan? (penjadwalan tempat pembinaan)
kalau untuk tempat, saya kurang begitu tau, tapi sepertinya fleksibel.
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kejelasan dalam pengorganisasian pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? (kejelasan waktu, pengorganisasian tempat pembinaan)
Cukup jelas, hanya saja mungkin waktu pembinaannya lebih diorganisir lagi.
8 Kendala dalam pengorganisasian
Apa kekurangan yang selama ini dirasakan dalam
Untuk waktu pembinaannya kurang diorganisir dengan baik. Mungkin rencana yang dulu pernah disosialisasikan di jalankan kembali.
(26)
178 pengorganisasian
tersebut?
Pelaksanaan 9 Melaksanakan
pembinaan
berdasarkan materi dan strategi
pembinaan yang telah ditetapkan.
Bagaimana proses pengkoordinasian yang dilakukan sekolah imbas dengan sekolah induk atau pembina?
Selama ini koordinasi sekolah induk dengan sekolah imbas cukup baik. Sekolah imbas dapat berkoordinasi tanpa harus bertemu dengan sekolah induk, misalnya via telepon, karena sekolah induk cukup terbuka untuk membantu sekolah kami. Bagaimana proses
pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Pembinaan dilakukan dengan pak Ernas selaku ketua Adiwiyata mengadakan kunjungan ke SD Mangunsari 3, ataupun sebaliknya. Dalam kunjungan tersebut Pak Ernas banyak memberikan masukan dan juga contoh-contoh pengolahan lingkungan sekolah, misalnya saja pengolahan sampah itu seperti apa dan juga pengolahan tanaman sekolah dengan lahan yang kecil seperti sekolah kami ini, dan lainnya.
10 Membimbing,
memotivasi, memberi penguatan,
mengkomunikasikan tujuan, serta
melakukan
Bagaimana proses pembina dalam mengkomunikasikan tujuan pembinaan, memberikan motivasi, dan memberikan
Melalui beberapa sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah induk.
(27)
179 pengawasan dan
penilaian dalam pembinaan.
penguatan dalam pelaksanaan
pembinaan? 11 Mengawasi proses
pembinaan yang dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembinaan.
Bagaimana proses kegiatan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembinaan?
Melalui observasi langsung yang diberikan kepada sekolah.
12 Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan: sekolah imbas, proses, dan hasil pembinaan
Bagaimana proses pengawasan terhadap sekolah imbas, proses, dan hasil yang dicapai sekolah imbas?
Ya itu tadi, dengan observasi langsung untuk melihat ketercapaian sekolah imbas sejauh apa, dan apa yang harus dilakukan oleh sekolah imbas ketika menemukan masalah.
13 Mengkoordinasikan antar personil pembinaan
Bagaimana proses pengkoordinasian terhadap pengurus?
Melalui pembina saja.
14 Kendala dalam pelaksanaan
Apa saja kendala yang dihadapi selama pelaksanaan
pembinaan?
Pengimplementasian Adiwiyata disekolah kami.
(28)
180 15 Personil pelaksana
monitoring dan evaluasi
Siapa yang
melaksanakan
kegiatan monitoring
dan evaluasi
pembinaan?
Yang saya tau adalah pembina.
16 Penetapan waktu monitoring dan evaluasi
Kapan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan (pada awal, tengah,
akhir, atau
keseluruhan waktu pembinaan)?
Biasanya sih tengah dan akhir pembinaan, itu yang saya tau.
17 Sasaran monitoring dan evaluasi
Aspek-aspek apa saja yang dimonitor?
Ya keadaan lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, dan lainnya. Komponen-komponen
program apa saja yang di evaluasi dalam pembinaan (masukan, proses, hasil)?
Hasil.
18 Metode monitoring dan evaluasi
Langkah apa saja yang dilakukan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi?
(29)
181 Bagaimana kejelasan
dalam sistem penilaian atau evaluasi terhadap capaian sekolah dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Selama ini evaluasi yang dilakukan oleh Pak Ernas dalam bentuk seperti pengawasan, dalam artian Pak Ernas bertanya mengenai apa kendala sekolah dan kemudian memberikan masukan mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh sekolah untuk menuju sekolah Adiwiyata yang cukup jelas menurut saya. Kalau misalkan evaluasi secara tertulis mungkin ada dilakukan Pak Ernas sendiri berkaitan dengan bentuk laporan pertanggungjawaban sekolah dalam rangka mengikuti Adiwiyata Mandiri itu.
Pembinaan Keseluruhan 19 Kendala dalam
pembinaan secara keseluruhan
Apakah SD
Marsudirini 77 mensosialisasikan bagaimana pembinaan
yang akan
dilaksanakan kepada sekolah?
Ya, untuk sosialisasi pernah ada diberikan oleh SD Marsudirini 77. Waktu itu ketika ulang tahun SD Marsudirini 77 selalu ada sosialisasi mengenai sekolah Adiwiyata, kemudian ada sosialisasi mengenai pembagian tanaman dari SD Marsudirini 77 kepada masing-masing sekolah imbas. Sedangkan sosialisasi khusus pembinaan itu sendiri pernah diberikan ketika ada pertemuan dengan sekolah-sekolah imbas untuk diberi pembekalan begitu mengenai program Adiwiyata, khususnya kepada sekolah imbas yang memiliki kepala sekolah yang baru karena adanya rotasi kepala sekolah. Dalam sosialisasi itu sendiri
(30)
182 diberitahukan mengenai materi pembinaannya apa saja, dan dalam pembinaan tersebut ada rencana yang dibuat untuk diadakannya pertemuan secara rutin setiap bulan, tetapi sampai sekarang masih belum terlaksana. Mungkin karena memang kesibukan dari pembina dan juga sekolah sendiri. Pada saat itu dalam sosialisasi karena memang banyak sekali materi Adiwiyatanya, maka pada tahap awal itu diberikan materi mengenai pengisian kuesioner dalam mengikuti program Adiwiyata yang akan dikumpulkan ke Dinas Lingkungan Hidup. Kemudian pernah juga diadakan kegiatan yang berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup yaitu kunjungan ke SD Marsudirini 77 untuk melihat bagaimana keadaan lingkungan sekolah disana, bagaimana pengelolaan sampahnya, kantin, UKS, dan lain-lainnya.
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kejelasan dalam perencanaan
pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Selama ini menurut saya cukup jelas mengenai perencanaannya apa saja, walaupun memang ada beberapa yang belum terlaksana.
(31)
183 Apa kendala yang
dihadapi oleh sekolah selama dibina oleh SD Marsudirini 77?
Sejauh ini kendalanya adalah ketika kami mengalami kesulitan, dan Pak Ernas sudah memberikan masukan kepada kami, kendalanya bagi kami sendiri adalah kesulitan dalam pelaksanaannya setelah diberikan masukan itu sendiri. Mungkin memang dari segi dana dan fisik sekolah yang berbeda dari SD Marsudirini 77. Apa kelebihan dan
kekurangan dalam pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Kelebihannya adalah kebetulan Pak Ernas itu sendiri sudah memiliki pengalaman yang berkaitan dengan sekolah Adiwiyata, sehingga banyak hal-hal yang dapat dibagikan oleh Pak Ernas kepada kami sebagai bentuk pembinaan yang diberikan dan itu sangat membantu kami sekali. Selain itu pula, ketika kami ada kesulitan-kesulitan, Pak Ernas mudah dihubungi sekalipun secara tidak resmi. Sedangkan kekurangannya sendiri adalah sebenarnya pertemuan rutin itu sangat diperlukan oleh sekolah kami karena selain kami bisa berkomunikasi secara langsung mengenai kesulitan-kesulitan apa yang kami hadapi, kami juga bisa saling tukar pikiran mungkin dengan sekolah imbas lainnya sehingga bisa mendapatkan masukan-masukan untuk kemajuan sekolah kami dan juga kemajuan bersama.
(32)
184
Bagaimana SD
Marsudirini 77 membantu mengatasi masalah yang dihadapi sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata?
Ya itu tadi, SD Marsudirini 77 sangat membantu kami sekali ketika ada kesulitan-kesulitan apa yang kami hadapi walaupun kadang melalui via telepon. Selain itu pula dengan memberikan contoh-contohnya bagaimana pengelolaan lingkungan kepada sekolah kami.
Capaian apa yang telah diraih oleh sekolah Bapak/Ibu selama pembinaan Adiwiyata yang
dilakukan SD
Marsudirini 77?
Kebetulan kami sekarang sudah mendapatkan prestasi sebagai calon sekolah Adiwiyata tingkat provinsi tetapi belum tau berapa ditingkat keberapa, kemarin hanya dapat sertifikat Adiwiyata sebagai calon sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Dan sepertinya tahun depan, kami akan mengulang untuk mengikuti Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi kembali.
Apakah diperlukan partisipasi sekolah imbas terhadap keseluruhan
rangkaian pembinaan? (untuk penyusunan bersama jadwal pembinaan,
kebutuhan
Tentu saja, agar antara sekolah induk dan sekolah imbas bisa saling bekerjasama dan juga dapat dengan mudah untuk menentukan waktu pembinaannya.
(33)
185 pembinaan,
materinya, metode yang digunakan, dll) Apa saran Bapak/Ibu untuk meningkatkan kualitas pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77?
Diadakan pertemuan rutin dan juga pelatihan-pelatihan kepada sekolah-sekolah imbas. Selain pertemuan rutin itu tadi, mungkin perlu diadakan semacam workshop atau mungkin pelatihan mengenai salah satu pengelolaan lingkungan berbasis Adiwiyata, misalkan saja composing, pengelolaan tanaman, dan lainnya yang berkaitan dengan materi Adiwiyata itu sendiri. Selain itu pula mungkin perlu perencanaan secara tertulis yang diberikan dari pihak sekolah induk kepada kami untuk melengkapi data administrasi sekolah kami sendiri.
(34)
186 Sumber Wawancara : Bpk. Heri Sutanto, S.Pd
Jabatan : Anggota Pengelolaan Pengembangan Sarana Sekolah Tanggal/Waktu Wawancara : Senin, 07 November 2016/08.00-08.30 WIB
Tempat : SDN Salatiga 06
Topik Wawancara : Pelaksanaan Pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77 kepada SDN Salatiga 06
A. Pembukaan: Salam,
Terima kasih atas kesediaan Bapak meluangkan waktu untuk saya bertanya-tanya sedikit mengenai pembinaan Adiwiyata yang Bapak lakukan di sekolah-sekolah imbas SD Marsudirini 77 ini. Pada kesempatan ini, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Bapak berkenaan dengan topik penelitian yang saya lakukan.
Tabel 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Sekolah Imbas
No Indikator Pertanyaan Jawaban
Perencanaan 1 Menetapkan
kebutuhan pembinaan
Apakah sebelum pembinaan
dilaksanakan
dilakukan terlebih dahulu analisis kebutuhan dalam pembinaan bagi sekolah imbas?
Saya kurang begitu paham untuk itu, mungkin dilakukan analisis kebutuhan, namun itu antara kepala sekolah dengan Pembina.
(35)
187 Apakah pembinaan
yang selama ini dilaksanakan
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah imbas?
Ya, menurut saya sudah sesuai, karena memang saya melihat apa yang dibutuhkan oleh sekolah imbas, kemudian dibina oleh sekolah induk melalui saran atau masukan-masukan.
2 Menetapkan tujuan pembinaan
Apakah selama ini ada rumusan tujuan yang jelas yang dibuat dalam pembinaan?
Siapa yang
merumuskan?
Kalau untuk tujuan secara khusus saya kurang paham ya, itu kepala sekolah yang tau, tetapi yang jelas tentunya tujuan pembinaan adalah membantu sekolah kami menjadi sekolah Adiwiyata.
Kriteria apa saja yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembinaan?
Kebutuhan sekolah imbas.
3 Menetapkan materi pembinaan
Apakah materi pembinaan selama ini sudah sesuai dengan tujuan pembinaan?
Ya, sejauh ini sesuai. Sekolah induk banyak membantu kami dalam pelaksanaan Adiwiyata.
Apakah materi pembinaan ditentukan bersama antara
Iya, karena memang untuk materi dan waktu pembinaan biasanya dibicarakan langsung oleh Pembina dengan kepala sekolah terlebih dahulu.
(36)
188 sekolah imbas dengan
sekolah induk?
Apa saja yang perlu diperhatikan sebagai pertimbangan untuk pengembangan materi pembinaan?
Kebutuhan sekolah imbas.
4 Menetapkan metode pembinaan
Apakah metode pembinaan ditentukan secara partisipatif antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Selama ini yang saya tau, pembina datang kesekolah untuk melihat capaian sekolah atau kami yang berkunjung ke sekolah induk untuk melihat keadaan sekolah induk, sebagai percontohan sekolah Adiwiyata sehingga kami tau bahwa sekolah Adiwiyata itu seperti apa.
Bagaimana metode pembinaan yang selama ini digunakan?
Pertama ada sosialisasi yang dilakukan, kemudian ada kunjungan ke sekolah induk ataupun dari pembina ke sekolah kami.
5 Menetapkan tempat Apakah untuk tempat pembinaan
direncanakan
bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk?
Ya, tentu direncanakan bersama karena memang untuk jadwal pembinaan sendiri tidak ada, jadi memang harus dikoordinasikan terlebih dahulu.
(37)
189 6 Menetapkan waktu Apakah waktu
pembinaan direncanakan
bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk dan disesuaikan dengan program sekolah?
Ya, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan juga waktu luang yang dimiliki oleh sekolah induk dan sekolah imbas.
Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu atau jadwal pembinaan?
Waktu luang masing-masing sekolah.
Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai penjadwalan
pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Apakah ada waktu yang ditentukan oleh SD Marsudirini 77?
Saya kurang paham apakah ada penjadwalan yang dibuat antara sekolah induk dengan sekolah kami. Yang tau kepala sekolah. Tapi mungkin penjadwalan dibuat fleksibel menyesuaikan masing-masing sekolah.
7 Menetapkan panduan Apakah diperlukan sebuah buku panduan
Ya. Agar kami tau juga apa dan bagaimana pembinaan dilaksanakan.
(38)
190 yang jelas bagi sekolah
imbas dalam
pelaksanaan pembinaan?
Pengorganisasian 7 Mengorganisasikan:
a. Sekolah imbas b.Tempat
c. Materi d.Sarana dan
prasarana e. Waktu
f. Monitoring dan evaluasi
Bagaimana proses perekrutan sekolah imbas?
Ada penandatanganan MoU antara sekolah induk dengan sekolah imbas.
Apakah dilakukan pengorganisasian tempat pembinaan? (penjadwalan tempat pembinaan)
Sepertinya tidak. Jadi tergantung kondisi saja.
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kejelasan dalam pengorganisasian pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? (kejelasan waktu, pengorganisasian tempat pembinaan)
Cukup jelas, karena kemarin dijelaskan bagaimana pembinaan akan dilaksanakan dan siapa yang akan membina.
(39)
191 8 Kendala dalam
pengorganisasian
Apa kekurangan yang selama ini dirasakan dalam
pengorganisasian tersebut?
Saya kira masih cukup jelas dalam pengorganisasian pembinaannya.
Pelaksanaan 9 Melaksanakan
pembinaan
berdasarkan materi dan strategi
pembinaan yang telah ditetapkan.
Bagaimana proses pengkoordinasian yang dilakukan sekolah imbas dengan sekolah induk atau pembina?
Cukup baik, sekolah induk banyak membantu kami.
Bagaimana proses pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Pembinaan dilakukan dengan adanya kunjungan, baik dari sekolah imbas berkunjung ke sekolah induk, maupun pembina datang berkunjung ke sekolah kami untuk melihat ketercapaian kami sudah sampai dimana, kemudian Pak Ernas memberikan masukan-masukan serta contoh-contoh megenai pengelolaan lingkungan, misalnya saja pengelolaan sampah.
10 Membimbing,
memotivasi, memberi penguatan,
mengkomunikasikan
Bagaimana proses pembina dalam mengkomunikasikan tujuan pembinaan,
Melalui sosialisasi dan juga contoh-contoh yang diberikan kepada kami.
(40)
192 tujuan, serta melakukan pengawasan dan penilaian dalam pembinaan.
memberikan motivasi, dan memberikan penguatan dalam pelaksanaan
pembinaan? 11 Mengawasi proses
pembinaan yang dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembinaan.
Bagaimana proses kegiatan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembinaan?
Pembina melakukan observasi langsung.
12 Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan: sekolah imbas, proses, dan hasil pembinaan
Bagaimana proses pengawasan terhadap sekolah imbas, proses, dan hasil yang dicapai sekolah imbas?
Pembina melakukan observasi langsung.
13 Mengkoordinasikan antar personil pembinaan
Bagaimana proses pengkoordinasian terhadap pengurus?
Setau saya selama ini hanya Pak Ernas, saya belum tau kalo ada pengurus pembinaan.
14 Kendala dalam pelaksanaan
Apa saja kendala yang dihadapi selama pelaksanaan
pembinaan?
(41)
193 Monitoring dan Evaluasi
15 Personil pelaksana monitoring dan evaluasi
Siapa yang
melaksanakan
kegiatan monitoring
dan evaluasi
pembinaan?
Yang saya tau adalah Pak Ernas.
16 Penetapan waktu monitoring dan evaluasi
Kapan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan (pada awal, tengah,
akhir, atau
keseluruhan waktu pembinaan)?
Pada tengah dan akhir pembinaan, itu juga ada tim penilai dari LH yang datang untuk melihat capaian sekolah kami.
17 Sasaran monitoring dan evaluasi
Aspek-aspek apa saja yang dimonitor?
Ya sesuai dengan komponen penilaian standar Adiwiyata.
Komponen-komponen program apa saja yang di evaluasi dalam pembinaan (masukan, proses, hasil)?
Lebih kepada hasil.
18 Metode monitoring dan evaluasi
Langkah apa saja yang dilakukan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi?
(42)
194 Bagaimana kejelasan
dalam sistem penilaian atau evaluasi terhadap capaian sekolah dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Selama ini dari pihak SD Marsudirini 77 mengunjungi SDN Salatiga 06 untuk melihat secara langsung upaya atau perubahan-perubahan apa yang dilakukan SDN Salatiga 06 untuk mempersiapkan diri mengikuti program Adiwiyata ini.
Pembinaan Keseluruhan 19 Kendala dalam
pembinaan secara keseluruhan
Apakah SD
Marsudirini 77 mensosialisasikan bagaimana pembinaan
yang akan
dilaksanakan kepada sekolah?
Ya, ada sosialisasi yang diberikan. Kebetulan yang mengikuti sosialisasi pada saat itu adalah Ibu Kepala Sekolah, sehingga bentuk sosialisasinya seperti apa saya kurang tau, tapi setahu saya, SD Marsudirini pernah melakukan sosialisasi mengenai Adiwiyata itu sendiri kepada kami. Bagaimana pendapat
Bapak/Ibu mengenai kejelasan dalam perencanaan
pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Sebenarnya saya kurang mendapatkan kejelasan seperti apa, karena rencananya seperti apa itu sendiri adalah antara Ibu kepala sekolah dengen Pak Ernas yang membuat kesepakatan, jadi saya disini hanya sebagai pelaksana, jadi misalkan saja, hari ini kami ke SD Marsudirini 77, atau juga kapan hari lagi Pak Ernas yang datang mengunjungi kami.
(43)
195 Apa kendala yang
dihadapi oleh sekolah selama dibina oleh SD Marsudirini 77?
Kendala kami adalah di masalah biaya, karena untuk pengembangan sekolah, pemeliharaan lingkungan itu sendiri selama ini menggunakan dana BOS yang terbatas, sehingga kami kurang leluasa mengelola. Sedangkan bila dibandingkan dengan SD Marsudirini 77 sebagai sekolah swasta, lebih leluasa dalam pendanaan Karena selain dana BOS, SD Marsudirini 77 juga mendapatkan dukungan dari orang tua murid. Sebenarnya SDN Salatiga 06 juga mendapatkan dukungan dari orang tua, tetapi dalam bentuk barang dan tenaga. Hal tersebut menjadi kendala bagi kami sendiri untuk menjalankan program ini.
Apa kelebihan dan kekurangan dalam pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77?
Kelebihan pembinaan ini sendiri adalah SDN Salatiga 06 mendapatkan keuntungan dengan observasi langsung ke SD Marsudirini 77, sehingga jelas apa yang harus dilakukan oleh sekolah terhadap lingkungan karena diberikan contoh nyata dari yang telah dilakukan oleh SD Marsudirini 77. Selain itu pula, dalam pembinaan tersebut kami merasa sangat terbantu karena selain memberikan contoh melalui observasi langsung, kami diberikan bantuan bibit tanaman dari SD Marsudirini 77. Sedangkan
(44)
196 kekurangannya sendiri adalah dalam pembinaan tersebut kurang banyak pertemuan-pertemuan yang diadakan. Konsistensinya memang bagus, namun sepertinya perlu juga untuk tatap muka secara rutin.
Bagaimana SD
Marsudirini 77 membantu mengatasi masalah yang dihadapi sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata?
Biasanya ketika kami menghadapi kesulitan, SD Marsudirini membantu dalam memberikan saran-saran, kemudian kemarin membantu dengan memberikan bibit tanaman, tukar pengalaman bagaimana awal SD Marsudirini 77 dulu menyiapkan diri untuk mengikuti program Adiwiyata. Selain itu pula biasanya Pak Ernas menjembatani sekolah kami ketika kami berhubungan dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait dengan Adiwiyata, jadi memang kami merasa sangat terbantukan sekali.
Capaian apa yang telah diraih oleh sekolah Bapak/Ibu selama pembinaan Adiwiyata yang
dilakukan SD
Marsudirini 77?
Dengan adanya pembinaan, sekolah kami sekarang sudah menerapkan budaya kebersihan, dimana pemilahan sampah sudah mulai terbiasa bagi warga sekolah, kemudian sekolah kami sudah menjadi sekolah hijau, banyak tanaman yang baru, dan yang terakhir kami ikuti kemarin adalah penilaian tingkat nasional, tetapi sekarang belum keluar hasilnya bagaimana.
(45)
197 Apakah diperlukan
partisipasi sekolah imbas terhadap keseluruhan
rangkaian pembinaan? (untuk penyusunan bersama jadwal pembinaan,
kebutuhan pembinaan,
materinya, metode yang digunakan, dll)
Ya, tentu saja agar penentuan waktu pembinaannyat terutama dapat secara bersama ditentukan dan tidak terbentur dengan kegiatan lainnya.
Apa saran Bapak/Ibu untuk meningkatkan kualitas pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77?
Sangat diperlukan pertemuan-pertemuan rutin untuk membahas mengenai program Adiwiyata ini dan juga mungkin diperlukan semacam pembinaan atau pelatihan khusus untuk materi Adiwiyatanya dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata ini karena selama ini ketika sekolah imbas menghadapi kesulitan, tidak dapat diatasi secara langsung dalam artian harus bertanya kepada pembina, mungkin kalau diadakan pembinaan khusus untuk materi Adiwiyata, kesulitan tersebut dapat diatasi terlebih dahulu oleh sekolah, setelah itu apabila masih belum
(46)
198 terselesaikan baru bisa ditanyakan kepada pembina. Misalkan saja pembinaan dalam pembuatan kompos, pot tanaman, atau yang lainnya yang berkaitan dengan materi Adiwiyatanya.
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
204
Petunjuk:
1.
Bersama lembar penilaian ini disertakan model
pembinaan sekolah imbas Adiwiyata Mandiri
berbasis partisipasi beserta buku panduannya.
Mohon Bapak/Ibu membaca terlebih dahulu
sebelum mengisi lembar penilaian ini.
2.
Mohon
Bapak/Ibu
memberikan
tanggapan
terhadap kelayakan model pembinaan sekolah
imbas Adiwiyata dengan cara memberikan tanda
check
(v) pada kolom yang disediakan.
3.
Arti tingkat kelayakan adalah sebagai berikut:
a.
1 = Kurang Layak
b.
2 = Cukup Layak
c.
3 = Layak
d.
4 = Sangat Layak
4.
Apabila ada catatan atau saran tambahan mohon
dituliskan pada bagian yang telah disediakan pada
bagian akhir dari lembar penilaian ini.
5.
Setelah mengisi lembar penilaian, dimohon
Bapak/Ibu memberikan tanda tangan di kolom
yang disediakan pada bagian akhir lembar
penilaian ini.
6.
Terima
kasih
atas
kesediaan
Bapak/Ibu
meluangkan waktu untuk melakukan penilaian
model ini.
(53)
205
Tabel 1. Daftar Pertanyaan
No.
Aspek/komponen
Tingkat
Kelayakan
1 2 3 4
Pendahuluan
1
Ketepatan isi pendahuluan.
2
Ketepatan tata bahasa.
3
Ketepatan rumusan spesifikasi model.
4
Kesesuaian spesifikasi model dengan kebutuhan dalam pembinaan
Kajian Teori
5
Ketepatan isi teori-teori yang digunakan
6
Ketepatan tata bahasa
7
Penggunaan bahasa yang komunikatif
8
Relevansi teori dalam penyusunan model pembinaan berbasis partisipasi
Prasyarat Efektivitas Model
(54)
206
9
Ketepatan prinsip model
10
Ketepatan saran efektivitas model yang diberikan
Deskripsi Model Pembinaan
11
Relevansi model dengan kebutuhan dalam pembinaan
12
Ketepatan bagan model pembinaan
13
Kejelasan bagan model pembinaan
14
Ketepatan isi rasional
15
Kejelasan rumusan rasional
Perencanaan Pembinaan
16
Ketepatan rumusan maksud pembinaan secara umum
17
Ketepatan rumusan tujuan pembinaan secara umum
18
Ketepatan rumusan manfaat pembinaan
19
Ketepatan materi pembinaan secara umum
20
Ketepatan menentukan kegiatan dalam pembinaan
(55)
207
22
Ketepatan menentukan rumusan tujuan pembinaan berbasis partisipasi
23
Ketepatan menentukan materi pembinaan berbasis partisipasi
24
Ketepatan menentukan penyusunan kegiatan pembinaan berbasis partisipasi
25
Ketepatan metode pembinaan yang digunakan berbasis partisipasi
26
Ketepatan media pembinaan yang digunakan berbasis partisipasi
27
Ketepatan menentukan monitoring dan evaluasi berbasis partisipasi
Pengorganisasian Pembinaan
28
Ketepatan struktur pengorganisasian berbasis partisipasi
29
Ketepatan rincian tugas pengurus berbasis partisipasi
30
Kejelasan alur koordinasi pengurus berbasis partisipasi
31
Ketepatan menentukan prasyarat pengurus pembinaan
Pelaksanaan Pembinaan
32
Kejelasan tahapan pelaksanaan pembinaan berbasis partisipasi
33
Kejelasan pelaksanaan kegiatan persiapan pembinaan berbasis partisipasi
34
Kejelasan pelaksanaan kegiatan pra-pembinaan berbasis partisipasi
(56)
208
35
Kejelasan pelaksanaan kegiatan pembinaan berbasis partisipasi
Monitoring dan Evaluasi
36
Kejelasan kegiatan monitoring
37
Kejelasan instrumen monitoring
38
Ketepatan penentuan aspek penilaian dalam kegiatan monitoring
39
Kejelasan kegiatan evaluasi
40
Kejelasan instrumen evaluasi
41
Ketepatan penentuan aspek penilaian dalam kegiatan evaluasi
42
Kejelasan panduan pengarsipan kegiatan pembinaan
43
Kejelasan panduan pelaporan pembinaan
Buku Panduan Bagi Pembina & Sekolah Imbas
44
Rumusan latar belakang jelas
45
Rumusan tujuan tepat
46
Rumusan tujuan jelas
(57)
209
48
Prosedur pembinaan sistematis
49
Prosedur pembinaan jelas
50
Petunjuk persiapan pembinaan tepat
51
Petunjuk persiapan pembinaan jelas
52
Petunjuk kegiatan pra-pembinaan tepat
53
Petunjuk kegiatan pra-pembinaan jelas
54
Petunjuk kegiatan pembinaan tepat
55
Petunjuk kegiatan pembinaan jelas
56
Petunjuk kegiatan pengakhiran tepat
57
Petunjuk kegiatan pengakhiran jelas
58
Rancangan pedoman mendukung dalam keterlaksanaan pembinaan
59
Rancangan pedoman mempermudah dalam keterlaksanaan pembinaan
Panduan Monitoring dan Evaluasi
60
Ketepatan isi pendahuluan.
(58)
210
62
Penggunaan bahasa yang komunikatif
63
Ketepatan rumusan tujuan
64
Ketepatan rumusan manfaat
65
Prosedur perencanaan monitoring dan evaluasi jelas
66
Prosedur perencanaan monitoring dan evaluasi tepat
67
Prosedur monitoring dan evaluasi jelas
68
Prosedur monitoring dan evaluasi sistematis
69
Rancangan pedoman mendukung dalam keterlaksanaan monitoring dan
evaluasi pembinaan
70
Rancangan pedoman mempermudah dalam keterlaksanaan monitoring dan
evaluasi
Model Pembinaan secara keseluruhan
71
Rancangan model menarik
(59)
211
73
Komponen-komponen dalam rancangan model sudah memenuhi kebutuhan
dalam pembinaan Adiwiyata
74
Langkah kerja dalam rancangan model sudah berurutan secara sistematis
75
Rancangan model yang dihasilkan dapat memberikan motivasi kepada sekolah
imbas
76
Rancangan model dapat mengontrol seluruh jalannya pembinaan
Komentar/Saran:
..………., ……….
Evaluator
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
i
MODEL PEMBINAAN SEKOLAH
IMBAS ADIWIYATA BERBASIS
PARTISIPASI
Ratih Sulistyowati, S.Pd
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
(70)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas limpahan berkat dan karuniaNya yang tiada
terkira, pada akhirnya buku Model Pembinaan Sekolah
Imbas Adiwiyata berbasis Partisipasi ini dapat disusun.
Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis
partisipasi ini dikembangkan atas dasar adanya
kendala-kendala yang dihadapi baik dari pembina
maupun dari sekolah imbas yang ditemukan selama
dilapangan dalam pelaksanaan pembinaan. Model
pembinaan ini diharapkan dapat menjadi alternatif
dalam
pemecahan
masalah
tersebut.
Dengan
terkonsepnya model yang berbasis partisipasi, mulai
dari perencanaan hingga proses evaluasinya maka
kegiatan pembinaan diharapkan akan lebih efektif dan
efisien serta dapat memotivasi sekolah imbas untuk
lebih terlibat dalam program pembinaan Adiwiyata ini
sehingga tujuan utama dari pembinaan dapat tercapai
dan kedua belah pihak saling diuntungkan.
Semoga Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata
Berbasis Partisipasi ini dalam bermanfaat bagi sekolah
induk, sekolah imbas, serta instansi terkait lainnya
dalam melaksanakan pembinaan Adiwiyata.
Salatiga, Februari 2017
(71)
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Dasar Hukum ... 3
1.3 Tujuan ... 4
1.4 Manfaat ... 4
1.5 Ruang Lingkup Model ... 4
1.6 Spesifikasi Model ... 5
BAB II KAJIAN TEORI ... 7
2.1 Konsep Pembinaan ... 7
2.2 Pembinaan Berbasis Partisipasi ... 9
2.3 Konsep Sekolah Adiwiyata ... 11
2.3.1 Pengertian dan Tujuan Program Adiwiyata ... 11
2.3.2 Prinsip Dasar Program Adiwiyata ... 11
2.3.3 Komponen dan Standar Adiwiyata ... 12
2.3.4 Pelaksanaan Program Adiwiyata ... 13
2.4 Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata ... 14
2.5 Pelaporan Pelaksanaan Pembinaan Adiwiyata ... 15
2.6 Jenis dan Bentuk Penghargaan ... 16
2.7 Mekanisme Pemberian Penghargaan ... 17
2.8 Kode Etik Tim Adiwiyata (Kabupaten/Kota,
Propinsi dan Pusat ... 19
2.9 Pembiayaan Program Adiwiyata ... 20
(72)
iv
BAB III PRASYARAT EFEKTIVITAS
MODEL... 21
BAB IV MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS
ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI ... 23
4.1 Rasional Model ... 23
4.2 Bagan Model ... 26
4.3 Deskripsi Model Pembinaan Sekolah Imbas
Adiwiyata Berbasis Partisipasi ... 29
4.3.1 Perencanaan Pembinaan Adiwiyata ... 29
A. Tujuan Model Pembinaan Sekolah Imbas
Adiwiyata Berbasis Partisipasi ... 30
B. Manfaat Pembinaan ... 31
C. Materi Pembinaan ... 31
D. Kegiatan Pembinaan ... 33
1. Kegiatan Pra-Pembinaan ... 33
2. Pelaksanaan ... 38
E. Metode dan Media Pembinaan ... 40
F. Monitoring dan Evaluasi ... 41
G. Mengembangkan Buku Panduan dan
Buku Pegangan ... 43
H. Waktu Pembinaan ... 43
I. Biaya Pembinaan ... 44
4.3.2 Pengorganisasian Pembinaan ... 45
A. Koordinasi dengan Dinas Pendidkan dan
Dinas Kingkungan Hidup ... 46
B. Struktur Organisasi Kepengurusan
Pembinaan ... 46
C. Jabaran Tugas Masing-Masing Personil ... 47
D. Prasyarat Personil ... 49
E. Mekanisme dan Prosedur ... 51
4.3.3 Pelaksanaan Pembinaan ... 51
A. Persiapan Pembinaan ... 51
B. Kegiatan Pra-Pembinaan ... 52
C. Pelaksanaan Pembinaan ... 53
(73)
v
D. Kegiatan Akhir ... 54
4.3.4 Monitoring dan Evaluasi ... 54
4.3.5 Pengarsipan dan Pelaporan Hasil
Pembinaan ... 57
A. Pengarsipan Pembinaan ... 57
B. Pelaporan Pembinaan ... 57
BAB V PENUTUP ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN... 63
(74)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Penentuan Materi Pembinaan
Sesuai Kebutuhan Sekolah Imbas ... 33
Tabel 4.2. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata ... 44
Tabel 4.3. Jadwal Pemberian Penghargaan
Adiwiyata ... 44
Tabel 4.4. Format Kisi-Kisi Kegiatan Monitoring ... 56
(75)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Mekanisme Pelaksanaan Adiwiyata
di Tingkat Sekolah ... 14
Gambar 4.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas
Adiwiyata Berbasis Partisipasi ... 27
Gambar 4.2. Alur Identifikasi Kebutuhan ... 35
Gambar 4.3. Struktur Organisasi
Kepengurusan Pembinaan ... 47
Gambar 4.4. Proses Monitoring ... 55
(76)
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Monitoring Pelaksanaan
Pembinaan
………
....
……..
1
Lampiran 2. Lembar Evaluasi Program Pembinaan.. ... 5
(77)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan dan pertambahan penduduk yang
sangat cepat menyebabkan meningkatnya segala
kebutuhan baik perorangan maupun kebutuhan sosial.
Hal ini secara tidak langsung telah menimbulkan
berbagai dampak, terutama dampak negatif pada
lingkungan, diantaranya adalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan
penurunan
kualitas
atau
degradasi
lingkungan
(Daryanto, 2013: 4). Pengelolaan lingkungan yang
dilakukan dapat dikatakan efektif tergantung dari upaya
mengadopsi etika yang baik dalam berperilaku, sehingga
melihat dari sikap dan aktivitas yang dimiliki oleh
manusia
terhadap
lingkungan
maka
Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) perlu diberikan kepada
masyarakat terutama kepada anak agar terbentuk
kesadaran dan sikap peduli lingkungan sejak dini
(Hamzah, 2012: 14).
Salah satu program yang dicanangkan oleh
pemerintah dalam rangka pewujudan PLH adalah
program Adiwiyata. Program Adiwiyata bertujuan
mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran
warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan
hidup (BPLH, 2012: 2). Sehingga, terintegrasinya
pendidikan lingkungan hidup ke dalam program sekolah
diharapkan dapat menjadi proses pembiasaan untuk
tercapainya pengembangan perilaku, sikap dari siswa
untuk
menghargai,
mencintai
dan
memelihara
lingkungan hidup yang dapat menjadi kebiasaan
sehari-hari (Landriany, 2014: 82). Dengan melaksanakan
program Adiwiyata juga akan menciptakan warga
(78)
2
sekolah, khususnya peserta didik yang mendukung dan
mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki
karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi,
sosial,
dan
lingkungannya
dalam
mencapai
pembangunan berkelanjutan di daerah (BPHL, 2012: 3).
Sasaran dalam program Adiwiyata ini sendiri
adalah keseluruhan komponen, mulai dari lingkungan di
dalam sekolah, warga sekolah mulai dari kepala sekolah,
guru, hingga siswa, lingkungan di luar sekolah, serta
warga
yang
tinggal
disekitar
sekolah
diajak
berpartisipasi dalam program ini. Untuk mencapai
tujuan tersebut, semua pihak harus turut ambil bagian
dalam setiap tugas dan perannya masing-masing. Dalam
hal ini berarti partisipasi seluruh pihak memegang
peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan
tersebut, sehingga diperlukan tugas dan peran yang
jelas dari masing-masing pihak agar pelaksanaan
program Adiwiyata dapat berjalan maksimal.
Pembinaan Adiwiyata merupakan salah satu
program yang diberikan kepada sekolah-sekolah dalam
rangka membantu mewujudkan sekolah Adiwiyata.
Secara teoritis berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 05
Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Adiwiyata menyatakan bahwa tujuan akhir dari
pembinaan Adiwiyata adalah untuk mewujudkan
sekolah yang berbudaya dan peduli lingkungan, dimana
tujuan tersebut kemudian menjadi acuan dalam
merumuskan bagaimana pembinaan harus dilakukan
dalam interaksi edukatif antara pembina dan juga
sekolah imbasnya. Oleh sebab itu melihat pentingnya
pembinaan yang harus diberikan kepada sekolah imbas,
maka keseluruhan aspek dalam pembinaan harus
terencana dengan baik dengan melibatkan semua pihak
agar tujuan utama program Adiwiyata dapat tercapai.
(79)
3
Buku model pembinaan berbasis partisipasi ini
dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk
membantu dalam pelaksanaan pembinaan tersebut.
Ruang lingkup pembinaan yang dimaksudkan dalam
model ini adalah mengarah pada terbentuknya
pemahaman yang kuat mengenai Adiwiyata oleh sekolah
imbas
melalui
kajian
mendalam
berikut
implementasinya. Terbentuknya pemahaman tersebut
kemudian berdampak positif kepada kesadaran atau
motivasi sekolah imbas untuk menjalankan program
Adiwiyata. Kesadaran tersebut dapat dilihat dari capaian
pelaksanaan program Adiwiyata yang dilakukan sekolah
imbas, dimana penekanan utamanya adalah berbasis
kepada tujuan yang didasarkan kepada kebutuhan
sekolah.
1.2
Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum yang mendukung program
adiwiyata adalah:
1.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah;
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012
Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
7.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun
2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah;
(80)
4
8.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Reduce, Reuse
dan
Recycle
Melalui Bank Sampah;
9.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05
Tahun
2013
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Adiwiyata;
10.
Nota Penandatanganan Kerjasama Antara Menteri
Pendidikan Nasional dengan Menteri Lingkungan
Hidup tentang Pendidikan Lingkungan Hidup pada
Tanggal 1 Februari 2010.
1.3
Tujuan
Penyusunan buku model pembinaan sekolah imbas
Adiwiyata berbasis partisipasi ini bertujuan agar model
dapat
pedoman
dalam
pelaksanaan
pembinaan
Adiwiyata baik bagi pembina maupun sekolah imbas
serta menjadi pedoman dalam operasionalisasi kegiatan
yang harus dilaksanakan pada setiap tahap pembinaan.
1.4
Manfaat
Buku model ini dapat dimanfaatkan sebagai
pegangan dan pedoman dalam pelaksanaan pembinaan
berbasis
partisipasi
serta
memudahkan
dalam
memahami isi model pembinaan sekolah imbas
Adiwiyata berbasis partisipasi bagi pembina dan sekolah
imbas.
1.5
Ruang Lingkup Model
Buku model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata
berbasis partisipasi ini berisikan:
1.5.1
Pendahuluan, yang berisikan latar belakang,
dasar hukum, tujuan, manfaat, ruang lingkup
model, dan spesifikasi model
(81)
5
1.5.3
Prasyarat Efektivitas Model
1.5.4
Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata
berbasis partisipasi, yang meliputi:
a.
Rasional model
b.
Gambar model
c.
Perencanaan pembinaan
d.
Pengorganisasian pembinaan
e.
Pelaksanaan pembinaan
f.
Evaluasi pembinaan
1.5.5
Penutup
1.6
Spesifikasi Model
Model ini merupakan model prosedural, dimana
didalamnya
terdapat
langkah-langkah
dalam
menjalankan pembinaan, sehingga tujuan pembinaan
dapat tercapai. Model dikembangkan berdasarkan model
pengembangan Borg and Gall, yang kemudian disusun
kembali model pengembangannya dengan
langkah-langkahnya mulai dari: (1) studi pendahuluan, dimana
didalamnya dijabarkan menjadi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, pendalaman, dan analisis kebutuhan; (2)
penyusunan model; (3) revisi dan validasi model; (4) uji
kelayakan model; (4) model hipotetik
Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis
partisipasi ini dikembangkan berdasarkan 4 fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi, dimana
perumusannya berdasarkan hasil analisis temuan
empiris dibandingkan dengan temuan teoritis tentang
kondisi objektif di lapangan, yaitu kondisi aktual
penyelenggaraan pembinaan kepada masing-masing
sekolah imbas Adiwiyata. Dalam setiap fungsi tersebut
diterapkan konsep partisipasi antara pembina dan juga
peserta pembinaan, yakni sekolah imbas. Partisipasi ini
(82)
6
memungkinkan semua pihak yang terlibat didalam
kegiatan pembinaan dapat bekerjasama dan memiliki
kesempatan untuk bertanggungjawab serta termotivasi
untuk mengikuti kegiatan pembinaan dan implementasi
Adiwiyata di masing-masing sekolah.
Spesifikasi model yang dikembangkan adalah: (1)
analisis kebutuhan pembinaan, tujuan pembinaan, dan
materi pembinaan ditentukan bersama antara sekolah
induk dan sekolah imbas; (2) pada aspek perencanaan
dan
pengorganisasian
pembinaan,
dilakukan
perencanaan dan pengorganisasian yang sistematis dan
mengacu kepada kebutuhan sekolah imbas dan
direncanakan bersama oleh sekolah induk dan sekolah
imbas; (3) pelaksanaan pembinaan, dilakukan kegiatan
persiapan
pembinaan,
pra-pembinaan,
kegiatan
pembinaan, dan kegiatan akhir pembinaan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
bersama oleh sekolah induk dan sekolah imbas; (4)
monitoring dilakukan bersama oleh sekolah induk dan
sekolah imbas kepada pelaksana pembinaan,
masing-masing sekolah imbas dan pembina; (5) dilakukan
evaluasi program pembinaan oleh sekolah induk dan
sekolah imbas, evaluasi terhadap pembina sekolah
imbas.
Buku model pembinaan ini juga dilengkapi dengan
buku panduan bagi pembina, buku panduan bagi
sekolah imbas, serta buku panduan monitoring dan
evaluasi sebagai pendukung pelaksanaan model.
(83)
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Konsep Pembinaan
Menurut Sudjana (2010: 199) pembinaan dapat
diartikan sebagai upaya memelihara atau membawa
sesuatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga
sesuatu keadaan sebagaimana seharusnya. Secara lebih
luas pembinaan dapat diartikan sebagai upaya
pengendalian secara profesional terhadap semua unsur
organisasi
agar
unsur-unsur
tersebut
berfungsi
sebagaimana
mestinya
sehingga
rencana
untuk
mencapai tujuan dapat terlaksana secara berdaya guna
dan berhasil guna.
Berkenaan dengan pembinaan Adiwiyata kepada
sekolah imbas, maka pembinaan adalah upaya untuk
membawa dan memelihara atau menjaga agar sekolah
imbas dapat menjadi sekolah Adiwiyata maupun
mempertahankan
sebagai
sekolah
Adiwiyata.
Pelaksanaan pembinaan ditujukan agar kegiatan atau
program yang sedang dijalankan yang dalam hal ini
adalah program Adiwiyata selalu sesuai dengan rencana
atau tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan yaitu sekolah imbas dapat menjadi sekolah
Adiwiyata. Jika terjadi penyimpangan, segera dapat
dilakukan upaya untuk mengembalikan kegiatan pada
yang seharusnya dilakukan.
Pembinaan
mempunyai
arah
untuk
mendayagunakan semua sumber, baik sumber daya
manusia atau sumber daya non manusia sesuai dengan
rencana dalam rangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Karim, 2012: 72). Mathis
(2009: 307-308) mengemukakan empat tingkatan pokok
dalam kerangka kerja untuk mengembangkan rencana
(84)
8
pembinaan strategis, antara lain: (1) mengatur strategi
yang akan digunakan dalam pembinaan untuk
mencapai
tujuan,
(2)
merencanakan,
dimana
didalamnya tujuan dan harapan dari pembinaan harus
diidentifikasi serta diciptakan agar tujuan dari
pembinaan dapat diukur untuk melacak efektivitas
pembinaan, (3) mengorganisasi, yaitu pembinaan
tersebut harus diorganisasi dengan memutuskan
bagaimana
pembinaan
akan
dilakukan,
dan
mengembangkan investasi-investasi pembinaan, (4)
memberi
pembenaran,
yaitu
mengukur
dan
mengevaluasi pada tingkat mana pembinaan memenuhi
tujuan pembinaan tersebut. Kesalahan-kesalahan yang
terjadi dapat diidentifikasi pada tahap ini, dan dapat
meningkatkan efektivitas pembinaan dimasa depan.
Komponen-komponen pembinaan yang dijelaskan
oleh Mangkunegara (2005: 76) terdiri dari: (1) Tujuan
dan sasaran pembinaan dan pengembangan harus jelas
dan dapat diukur, (2) para pembina yang profesional, (3)
materi
pembinaan
dan
pengembangan
harus
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, (4)
peserta
pembinaan
dan
pengembangan
harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Secara umum
ada tiga tahap pada pembinaan yaitu tahap perencanaan
pembinaan, tahap pelaksanaan pembinaan dan tahap
evaluasi pembinaan.
Dari penjelasan diatas dapat dibuat suatu
pemahaman bahwa agar pembinaan Adiwiyata dapat
bermanfaat dan mendatangkan keuntungan diperlukan
tahapan atau langkah-langkah yang sistematik, yaitu
tahap perencanaan pembinaan, tahap pelaksanaan
pembinaan dan tahap evaluasi pembinaan. Dalam tahap
perencanaan pembinaan Adiwiyata terdiri dari beberapa
kegiatan berupa: (1) mengatur strategi yang akan
(85)
9
digunakan dalam pembinaan Adiwiyata untuk mencapai
tujuan, (2) merencanakan, dimana didalamnya tujuan
dan
harapan
dari
pembinaan
Adiwiyata
harus
diidentifikasi serta diciptakan agar tujuan dari
pembinaan dapat diukur untuk melacak efektivitas
pembinaan. Selain itu pula direncanakan juga sasaran
pembinaan, fasilitator atau pembina, materi pembinaan
yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,
serta peserta pembinaan. Dalam membuat perencanaan
didasarkan
atas
adanya
identifikasi
kebutuhan,
permasalahan, dan sumber-sumber apa saja yang
dimiliki, sehingga dapat diketahui keunggulan dan
kelemahannya dalam mencapai tujuan pembinaan, (3)
mengorganisasi, yaitu pembinaan tersebut harus
diorganisasi
dengan
memutuskan
bagaimana
pembinaan akan dilakukan, (4) memberi pembenaran,
yaitu mengukur dan mengevaluasi pada tingkat mana
pembinaan memenuhi tujuan pembinaan tersebut.
2.2
Pembinaan Berbasis Partisipasi
Menurut Made Pidarta (Astuti, 2009: 31-32),
partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa
orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa
keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam
menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya
(berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan
serta
mendukung
pencapaian
tujuan
dan
tanggungjawab atas segala keterlibatan. Dalam konsep
partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27)
adalah
keikutsertaan
masyarakat
dalam
proses
pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan
tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan
upaya
mengatasi
masalah,
dan
(86)
10
keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi
perubahan yang terjadi.
Dalam bidang pembangunan, menurut Sumaryadi
(2010: 46) partisipasi berarti peran serta seseorang atau
kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik
dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk
kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga,
waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut
memanfaatkan
dan
menikmati
hasil-hasil
pembangunan.
Dari beberapa pendapat para ahli secara umum kita
dapat menyimpulkan bahwa partisipasi adalah sebuah
bentuk keikutsertaan atau peran serta seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu kegiatan ataupun
program untuk mencapai suatu tujuan bersama dimana
didalamnya melibatkan mental, emosional, fisik serta
terdapat pembagian kewenangan dan tanggungjawab
bersama. Dengan adanya partisipasi akan memberikan
peluang besar dalam mencapai hasil yang diharapkan,
karena seseorang ataupun sekelompok orang akan
mendapatkan motivasi yang besar untuk melakukan
kegiatan karena mereka dapat menyampaikan keinginan
dan kreativitasnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Sehingga pada akhirnya mereka akan bersedia
menerima tanggungjawab baik dalam kegiatan skala
individual maupun secara kolektif karena adanya ikatan
untuk menunjukkan keberhasilan dalam meraih tujuan.
Berkenaan dengan pembinaan berbasis partisipasi
ini berarti dalam setiap tahap pembinaan maka
partisipasi dari peserta pembinaannya menjadi poin
penting yang harus diterapkan dalam pembinaan, mulai
dari
materi
pembinaan,
bentuk
pembinaan,
pengambilan keputusan dalam pembinaan, pelaksanaan
pembinaan, hingga bentuk evaluasinya. Sehingga setiap
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)