Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah SD Inti dan SD Imbas Gugus Maruto Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang T2 942008143 BAB V
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1) Berdasarkan hasil penilaian guru terhadap tipe
kepemimpinan transformasional yang diterapkan
Kepala Sekolah SD Poncoruso (SD Inti), secara
umum telah diimplementasikan dengan cukup baik.
Tiga
aspek
dari
empat
aspek
dalam
tipe
kepemimpinan transformasional meliputi Kharisma,
Motivasi, dan Kinerja menunjukkan penilaian yang
baik,
sedangkan
untuk
aspek
Motivasi
dalam
rentang penilaian baik.
2) Penerapan
kepala
tipe
sekolah
kepemimpinan
di
SD
Imbas
transformasional
Gugus
Maruto
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang cukup
bervariatif.
Penerapan
tipe
kepemimpinan
transformasional di 5 sekolah dasar Imbas cukup
bervariasi. SD Samban II dan SD Harjosari II sudah
menerapkan kepimpinan transformasional sangat
baik. Sementara, SD Kanisius Harjosari, SD Doplang
02, dan yang terakhir SD Samban I . Kepala Sekolah
di empat SD telah menerapkan hanya pada ketegori
baik saja.
51
3) Dari hasil penelitian juga terlihat bahwa secara
keseluruhan skor pada keempat aspek tersebut di
SD
Samban
I
Permasalahan
masuk
dalam
manajemen
kategori
sekolah,
baik.
distribusi
tanggung jawab, mendorong peningkatan kinerja,
stimulasi
peningkatan
kualitas
pembelajaran
melalui berbagai program pendidikan formal dan
non formal masih sangat kurang dilakukan. Akar
berbagai
permasalahan
tersebut
secara
jelas
disebabkan aplikasi tipe kepemimpinan. Dengan
demikian SD Samban I masuk dalam kategori masih
tertinggal dengan sekolah lainnya dalam penerapan
tipe kepemimpinan transformasional.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa
saran bagi Kepala Sekolah khususnya SD Samban I
Gugus
Maruto
Kecamatan
Bawen
Kabupaten
Semarang, adalah sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertinggi dalam
sekolah, agar dapat meningkatkan kualitas sekolah
maka tipe kepemimpinan menjadi salah satu aspek
yang penting untuk diperhatikan. Khususnya bagi
SD Samban I dalam penerapan tipe kepemimpinan
masih
rendah,
penting
untuk
merubah
tipe
kepemimpinan ke arah transformasional, sehingga
mampu mendorong percepatan peningkatan kualitas
sekolah. Langkah konkrit yang perlu dilakukan
52
adalah
dengan
menata
kelembagaan
sekolah,
melibatkan seluruh stakeholders sekolah baik itu
guru,
siswa,
orangtua,
komite
sekolah,
dan
masyarakat dalam pengembangan sekolah, dan
melakukan
distribusi
kewenangan
dan
tanggungjawab kepada stakeholders sekolah.
2) Distribusi kewenangan dan tanggung jawab secara
proposional menjadi penekanan penting bagi SD
Samban I, dimana dalam beberapa hal kepala
sekolah sebagai pemimpin dapat mendelagasikan
pekerjaan dan tanggung jawab kepada guru atau
staf struktural lainnya. Dengan distribusi tanggung
jawab ini, diharapkan kepala sekolah memiliki
cukup waktu untuk memikirkan pengembangan
kualitas sekolah dan anak didik.
3) Pengembangan
kualitas
guru
menjadi
program
penting yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah
SD Samban I. Program peningkatan kualitas guru
dapat dilakukan melalui berbagai media baik itu
lokakarya, workshop, atau seminar yang relevan
dengan profesi dan peningkatan keilmuan.
5.3. Keterbatasan
Penelitian persepsi guru terhadap kepemimpinan
transformasional kepala sekolah di SD Inti dan Imbas
Gugus
Maruto
ditekankan
pada
4
aspek
tipe
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, yaitu
kharisma,
53
motivasi,
kinerja,
dan
simpati.
Penulis
menyadari masih ada kekurangan dalam penelitian ini
yang perlu dilengkapi yaitu, bagaimana korelasi antara
tipe kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dengan kinerja mengajar guru.
Kekurangan ini dapat menjadi sebuah penelitian
lanjutan untuk melengkapi penelitian awal ini terkait
dengan tipe kepemimpinan transformasional kepala
sekolah di SD Inti dan Imbas Gugus Maruto.
54
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1) Berdasarkan hasil penilaian guru terhadap tipe
kepemimpinan transformasional yang diterapkan
Kepala Sekolah SD Poncoruso (SD Inti), secara
umum telah diimplementasikan dengan cukup baik.
Tiga
aspek
dari
empat
aspek
dalam
tipe
kepemimpinan transformasional meliputi Kharisma,
Motivasi, dan Kinerja menunjukkan penilaian yang
baik,
sedangkan
untuk
aspek
Motivasi
dalam
rentang penilaian baik.
2) Penerapan
kepala
tipe
sekolah
kepemimpinan
di
SD
Imbas
transformasional
Gugus
Maruto
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang cukup
bervariatif.
Penerapan
tipe
kepemimpinan
transformasional di 5 sekolah dasar Imbas cukup
bervariasi. SD Samban II dan SD Harjosari II sudah
menerapkan kepimpinan transformasional sangat
baik. Sementara, SD Kanisius Harjosari, SD Doplang
02, dan yang terakhir SD Samban I . Kepala Sekolah
di empat SD telah menerapkan hanya pada ketegori
baik saja.
51
3) Dari hasil penelitian juga terlihat bahwa secara
keseluruhan skor pada keempat aspek tersebut di
SD
Samban
I
Permasalahan
masuk
dalam
manajemen
kategori
sekolah,
baik.
distribusi
tanggung jawab, mendorong peningkatan kinerja,
stimulasi
peningkatan
kualitas
pembelajaran
melalui berbagai program pendidikan formal dan
non formal masih sangat kurang dilakukan. Akar
berbagai
permasalahan
tersebut
secara
jelas
disebabkan aplikasi tipe kepemimpinan. Dengan
demikian SD Samban I masuk dalam kategori masih
tertinggal dengan sekolah lainnya dalam penerapan
tipe kepemimpinan transformasional.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa
saran bagi Kepala Sekolah khususnya SD Samban I
Gugus
Maruto
Kecamatan
Bawen
Kabupaten
Semarang, adalah sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertinggi dalam
sekolah, agar dapat meningkatkan kualitas sekolah
maka tipe kepemimpinan menjadi salah satu aspek
yang penting untuk diperhatikan. Khususnya bagi
SD Samban I dalam penerapan tipe kepemimpinan
masih
rendah,
penting
untuk
merubah
tipe
kepemimpinan ke arah transformasional, sehingga
mampu mendorong percepatan peningkatan kualitas
sekolah. Langkah konkrit yang perlu dilakukan
52
adalah
dengan
menata
kelembagaan
sekolah,
melibatkan seluruh stakeholders sekolah baik itu
guru,
siswa,
orangtua,
komite
sekolah,
dan
masyarakat dalam pengembangan sekolah, dan
melakukan
distribusi
kewenangan
dan
tanggungjawab kepada stakeholders sekolah.
2) Distribusi kewenangan dan tanggung jawab secara
proposional menjadi penekanan penting bagi SD
Samban I, dimana dalam beberapa hal kepala
sekolah sebagai pemimpin dapat mendelagasikan
pekerjaan dan tanggung jawab kepada guru atau
staf struktural lainnya. Dengan distribusi tanggung
jawab ini, diharapkan kepala sekolah memiliki
cukup waktu untuk memikirkan pengembangan
kualitas sekolah dan anak didik.
3) Pengembangan
kualitas
guru
menjadi
program
penting yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah
SD Samban I. Program peningkatan kualitas guru
dapat dilakukan melalui berbagai media baik itu
lokakarya, workshop, atau seminar yang relevan
dengan profesi dan peningkatan keilmuan.
5.3. Keterbatasan
Penelitian persepsi guru terhadap kepemimpinan
transformasional kepala sekolah di SD Inti dan Imbas
Gugus
Maruto
ditekankan
pada
4
aspek
tipe
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, yaitu
kharisma,
53
motivasi,
kinerja,
dan
simpati.
Penulis
menyadari masih ada kekurangan dalam penelitian ini
yang perlu dilengkapi yaitu, bagaimana korelasi antara
tipe kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dengan kinerja mengajar guru.
Kekurangan ini dapat menjadi sebuah penelitian
lanjutan untuk melengkapi penelitian awal ini terkait
dengan tipe kepemimpinan transformasional kepala
sekolah di SD Inti dan Imbas Gugus Maruto.
54