Analisis Penentuan Harga Jual Telur Ayam Ras Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi (Kasus:CV Jaya BersamaPoultry Farm Desa Sei Merahi, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat) Chapter III VI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja memilih CV.
Jaya Bersama Poultry Farm yang berlokasi di Desa Sei Merahi Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. CV. Jaya BersamaPoultry Farm
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan ayam ras petelur yang
hasil akhirnya berupa telur ayam. CV. Jaya Bersama Poultry Farm sengaja dipilih
karena peternakan ini memiliki produksi telur yang relatif tinggi dan stabil serta
memiliki data keuangan yang baik dan lengkap sehingga memudahkan untuk
dilakukan penelitian.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak-pihak
yang berkaitan dengan penelitian dan melalui observasi, dengan mengadakan
pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang
relevan.Sedangkan data sekunder berupa data yang diperoleh melalui Badan Pusat
Statistik Sumatera Utara, hasil studi pusaka, baik berupa buku, jurnal terkait
dengan penelitian yang dilakukan.
3.3. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif yang terdiri dari dua tahap, yaitu :
28
Universitas Sumatera Utara
Untuk indentifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode full
costing dan variable costing. Metode ini digunkan untuk membandingkan harga
pokok produksi mana yang akan memberikan harga pokok produksi per butir
terendah. Metode dengan harga pokok produksi terendah akan dipilih sebagai
metode harga pokok produksi yang akan disarankan kepada perusahaan.
Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan keuntungan yang sesuai bagi
perusahaan dan harga jual yang terjangkau.
Untuk harga pokok produksi metode full costing akan dihitung :
Biaya bahan baku langsung
a
Biaya tenaga kerja langsung
b
Biaya overhead perusahaan tetap
c
Biaya overhead perusahaan variabel
d+
Harga Pokok Produksi
e
Harga Pokok Produksi Per Unit =
Sedangkan untuk harga pokok produksi metode variable costing :
Biaya bahan baku langsung
a
Biaya tenaga kerja langsung
b
Biaya overhead perusahaan variabel
c+
Harga Pokok Produksi
d
Harga Pokok Produksi Per Unit =
29
Universitas Sumatera Utara
Untuk Identiffikasi Masalah (2) dapat digunakan rumusan :
Laba
= Harga Pokok Produksi x Ketetapan Laba
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
3.4. Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dan
penafsiran dalam penelitian ini maka dibuatlah beberapa defenisi da batasan
operasional sebagai berikut :
3.4.1 Defenisi Operasional
1. Sistem peternakan intensif yaitu sistem peternakan yang dilakukan dengan
menggunakan kandang dan pemeliharaan seluruhnya dilakukan oleh peternak.
2. Tujuan utama peternakan adalah produksi telur, sedangkan daging dijual pada
keadaan dimana ayam sudah afkir.
3. Ayam afkir adalah ayam yang sudah habis masa produksi dan tidak bertelur
lagi.
4. Harga pokok produksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk
menghasilkan barang jadi dalam perusahaan manufaktur.
5. Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang
diinginkan perusahaan.
6. Biaya bahan baku adalah biaya yang meliputi harga pokok dari semua bahan
yang secara praktis dapat diidentifikasi dari produk selesai.
7. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang meliputi gaji dan upah dari seluruh
tenaga kerja langsung yang secara praktis dapat diidentifikasi dengan
pengolahan bahan menjadi produk jadi atau setengah jadi.
30
Universitas Sumatera Utara
8. Biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung yang tidak dapat secara
khusus diidentifikasi pada saat terjadi.
9. Pullet adalah ayam yang dipelihara hingga umu 16 minggu dan siap untuk
berproduksi
10. Kandang batterayadalah kandang bentuk sangkar empat persegi panjang
disusun berderet memanjang bertingkat dua atau lebih.
11. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin kedalam tubuh ayam dengan
tujuan menambah kekebalan terhadap penyakit tertentu.
3.4.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Desa Sei Merahi Kecamatan Selesai Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi dan keuangan
CV Jaya Bersama Poultry Farm tahun 2015
3. Responden dalam penelitian adalah pihak-pihak yang berkompeten dan
bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan. Dalam hal ini adalah bagian akuntansi perusahaan. Data yang
diambil adalah data untuk tahun 2015.
4. Waktu penelitian pada tahun 2016.
31
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Kondisi Umum Perusahaan
4.1.1 Letak Geografis
Perusahaan peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm terletak di Desa Sei
Merahi kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Letak perusahaan
peternakan ini sangat strategis bagi keberlangsungan usaha peternakan ayam
petelur, dimana lokasi peternakan hanya ± 11,4 Km dari Kota Binjai dan 31,6 Km
dari Kota Medan sehingga kegiatan produksi seperti pembelian pakan dan
peralatan penunjang produksi dapat diperoleh dengan mudah. Selain itu, lokasi
peternakan ini juga mudah diakses untuk kepentingan pemasaran telur ayam.
Untuk kegiatan produksi sendiri, sesuai dengan anjuran dari pemerintah, CV Jaya
BersamaPoultry Farm berlokasi ± 1 Km dari permukiman masyarakat, dengan
suhu berkisar antara 28ºC– 30ºC dan ketinggian 400 m– 600 m di atas permukaan
laut yang merupakan daerah dataran rendah.
4.1.2. Sejarah Perusahaan
Peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm adalah perusahaan peternakan yang
memiliki bisnis utama dibidang telur ayam ras. Peternakan yang berdiri sejak
tahun1996 ini hanya melakukan kegiatan produksi telur ayam ras. Peternakan ini
bermula dari usaha kecil disamping rumah sebagai kegiatan tambahan pemilik.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemilik melihat adanya prospek usaha telur
ayam yang menjanjikan ke depannya. Setelah berkonsultasi dengan berbagai
32
Universitas Sumatera Utara
pihak, ahirnya pada tahun 1996, pemilik membeli 1 ha tanah dan mulai merintis
usaha peternakan ayam petelur.
Perusahaan yang didirikan oleh Hanafi Wijaya ini sengaja memilih lokasi yang
berada jauh dari permukiman masyarakat yakni sekitar ±3000 m dari jalan raya
dengan alasan agar lingkungan sekitar mendukung kelangsungan usaha. Pada
awal berdiri CV Jaya Bersama hanya memiliki luas lahan 10.000 m², namun
seiring berkembangnya kegiatan perusahaan luas lahan meningkat menjadi 30.000
m². Peternakan dilengkapi dengan fasilitas gudang telur, gudang penyimpanan
pakan.
Pada awal berdirinya, peternakan ini hanya memiliki 5unit kandang, namun pada
tahun 2015 telah memiliki 10 unit kandang produksi, 2 unit gudang telur serta 1
unit gudang pakan, pos keamanan dan kantor. Peningkatan dan perbaikan sarana
dan prasarana yang berkelanjutan merupakan hal yang penting untuk mendukung
keberlangsungan usaha ini. Hal ini disertai pula dengan manajemen peternakan
yang selalu terbuka dengan informasi terbaru seputar ayam petelur.
Layaknya usaha lainnya, peternakan ini juga mengalami pasang surut dalam
melangsungkan usahanya. Hal ini terutama dirasakan pada tahun 1998-2000,
dimana terjadi pergolakan politik dan krisis ekonomi yang mengguncang
Indonesia. Tidak stabilnya harga dipasar dan mahalnya harga pakan menjadi
masalah serius yang dihadapi perusahaan yang masih dalam tahap merintis.
Namun dengan berbagai daya dan upaya, akhirnya perusahaan ini dapat bertahan
hingga saat ini, dan masih terus mengalami perkembangan dan kemajuan.
33
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Struktur Perusahaan
Pembagian tugas dalam suatu perusahaan sangat penting untuk kelangsungan
usaha. CV Jaya Bersama Poultry Farm merupakan perusahaan pribadi maka
struktur organisasi perusahaan ini sangat sederhana.
MANAJER
MANDOR
PAKAN
MANDOR
TELUR
PEKERJA
PAKAN
PEKERJA TELUR
SATPAM
Gambar 2. Struktur Organisasi CV Jaya Bersama Poultry Farm
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing kedudukan adalah
sebagai berikut :
a. Pemilik/Manajer
Manajer perusahaan bertugas dalam menentukan berbagai kebijakan ,
pengambilan keputusan serta penentuan strategi untuk keberhasilan perusahaan.
Dalam peternakan ini, manajer menjalankan fungsi perencanaan dan pengawasan
terhadap jalannya perusahaan secara keseluruhan. Manajer juga menentukan dan
mengawasi anggaran, keuangan dan laba perusahaan.
34
Universitas Sumatera Utara
b. Mandor Pakan
Mandor pakan bertanggung jawab kepada manajer dalam hal penyediaan dan
pengawasan pakan ayam. Dalam hal ini,mandor pakan bertugas mengawasi
kebersihan kandang, pemberian pakan, air minum, vaksin dan obat ayam agar
sesuai dengan anjuran perusahaan.
c. Mandor Telur
Mandor telur bertanggung jawab kepada manajer dalam hal pengawasan,
pengambilan, pengemasan dan pengiriman telur. Mandor telur memberikan
laporan rutin harian kepada manager terkait jumlah produksi telur harian, baik
telur yang tidak layak pasar dan yang siap dipasarkan.
d. Pekerja Pakan
Pekerja pakan bertanggung jawab kepada mandor pakan dalam hal mengawasi
kebersihan kandang, pemberian pakan dan minum, dan memisahkan ayam yang
sakit sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan perusahaan.
e. Pekerja telur
Pekerja telur bertanggung jawab kepada mandor telur dalam hal pengambilan
telur dari kandang, menyortir telur yang layak jual, mengemas telur dan
mengangkut telur untuk didistribusikan.
f. Petugas kemanan/satpam
Satpam bertanggung jawab langsung kepada manajer dalam hal menjaga
keamanan di kandang, melaporkan kunjungan, dan jika ada kehilangan yang
terjadi di dalam kandang.
35
Universitas Sumatera Utara
4. Personalia perusahaan
Tenaga kerja tetap yang bekerja di perusahaan peternakan CV Jaya
BersamaPoultry Farm berjumlah 15orang. Tenaga kerja yang ada di perusahaan
tidak diharuskan memiliki keahlian khusus maupun pendidikan tertentu, sehingga
pekerja tidak diharuskan untuk memiliki latar belakang pendidikan tertentu.
Uraian tenaga kerja CV Jaya BersamaPoultry Farm dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Uraian Tenaga Kerja CV Jaya BersamaPoultry FarmPeriode
Tahun 2015-2016
No
Bidang pekerjaan
Tingkat pendidikan
Jumlah Orang
1.
Manajer
S1
1
1.
Mandor Pakan
SMA
1
2.
Mandor telur
SMA
1
3.
Satpam
SMP
4
4.
Pekerja Pakan
SMA
3
5.
Pekerja Telur
SMA
5
Sumber : CV Jaya BersamaPoultry Farm
5. Sarana dan Prasarana
CV Jaya BersamaPoultry Farm memiliki satu buah mobil pick up untuk
mempermudah transportasi telur, mengakut pakan dan keperluan lainnya. Untuk
keperluan produksi, perusahaan memiliki mesin air yang berguna untuk
mengalirkan air ke kandang. Perusahaan ini juga memiliki dua buah genset untuk
mengantisipasi pemadaman listrik dengan kekuatan 3.000 watt. Termometer
digital juga dipasang di dalam kandang untuk mempermudah mengetahui
perubahan suhu kandang.
36
Universitas Sumatera Utara
6. Perkandangan
Peternakan ayam petelur CV Jaya BersamaPoultry farm meruapakan peternakan
yang memelihara ayam petelur fase layer. Kandang fase layer merupakan
kandang batterayyaitu kandang berbentuk sangkar yang disusun berderet, dengan
ukuran sebuah batre adalah 30 x 30 cm dimana setiap ruangan kandang terdiri dari
duaekor ayam. Dengan jumlah kamar setiap kandang 116 kamar. Hal ini
dikarenakan ayam fase layer sudah mulai memproduksi telur secara produktif,
sehingga memudahkan pengontrolan pakan ayam, menghindari penyakit menular
dari satu ayam ke ayam lainnya. Satu buah kandang dapat menampung sekitar
4200 lebih ekor ayam.
Kandang ini terbuat dari besi dengan atap asbes. Bahan asbes ini dipilih dengan
pertimbangan mampu menyerap panas dari teriknya sinar matahari pada siang hari
sehingga suhu di dalam kandang dapat terjaga dan melindungi ternak dari hujan,
sinar matahari, mempertahankan suhu dan kelembaban kandang. Ayam fase layer
juga menggunakan tipe kandang batteray namun dengan jumah ayam dua pada
setiap kamar.
Kandang yang bersih merupakan syarat utama dalam menjaga kesehatan ayam.
Oleh karena itu, di perusahaan ini kandang ayam dibersihkan setiap hari pada pagi
hari menggunakan air. Sedangkan untuk mencegah penyakit pada ayam, setiap
satu kali seminggu kandang akan dibersihkan menggunakan desinfektan.
37
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pemeliharaan Ayam
a. Pemberian pakan dan air minum
Fase layer merupakan fase dimana pemeliharaan ayam harus benar – benar baik
untuk mendapatkan produk yang maksimal. Ayam dimasukkan ke dalam kandang
layer mulai umur 16 minggu sampai dengan umur 80 minggu. Setelah 80 minggu
ayam dijual sebagai ayam konsumsi.
Pakan yang diberikan kepada ayam layer adalah pakan jadi yang dibeli melalui
agen perusahaan pakan yang datang langsung ke peternakan dengan
memperhatikan kebutuhan protein untuk masing-masing usia ayam. Pemberian
pakan di CV Jaya BersamaPoultry Farm dilakukan secara manual (tenaga
manusia), sebanyak dua kali sehari pada pukul 08.00 WIB dan siang pada pukul
13.00 WIB. Pakan yang diberikan hanya tiga per empat dari volume tempat pakan
dengan tujuan untuk menghindari pakan tumpah atau tercecer. Pakan diberikan
langsung dari karung goni isi 50 Kg yang telah dibagi menjadi empat bagian.
Pekerja pakan dalam pemberian pakan beberapa jam sekali harus meratakan
pakan dengan cara membolak-balikkan pakan supaya tidak terjadi penumpukan
pakan di suatu tempat, selain itu pembalikan pakan juga untuk memberikan kesan
segar pada pakan sehingga menambah nafsu makan ayam.
Bentuk tempat pakan akan mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pakan,
oleh karena itu tempat pakan yang tidak baik akan menyebabkan banyak pakan
yang tumpah. Tempat pakan yang digunakan oleh CV Jaya BersamaPoultry Farm
adalah bentuk “feeder through” tipe memanjang terbuat dari pipa paralon yang
dibelah menjadi dua secara memanjang sama dengan panjang kandang dan
diletakkan di depan kandang batteray. Tempat minum yang digunakan adalah
38
Universitas Sumatera Utara
“drinker through” tipe memanjang juga terbuat dari pipa paralon dan air minum
dialirkan langsung dari kran yang disediakan di ujung kandang yang disambung
dengan pipa kecil yang berfungsi untuk mengalirkan air dari tower ke tempat
minum. Pada ujung yang lainnya ada penyumbat yang terbuat dari plastik untuk
menghalangi air agar tidak terus mengalir ke tempat pembuangan.
Tempat pakan dan minum tiap pagi sebelum diisi dibersihkan dahulu dengan cara
tempat air minum dilap dahulu dengan menggunakan kain lap yang telah dibasahi,
sisa air minum dialirkan ke tempat pembuangan di ujung tempat minum. Hal
tersebut untuk menghindari tercemarnya pakan dan air minum oleh hewan seperti
tikus serta mencegah pertumbuhan kuman penyakit yang mengakibatkan
gangguan kesehatan pada ayam, yang akhirnya menyebabkan produksi telur
menurun.
Konsumsi pakan pada ayam petelur periode layerdi CV Jaya BersamaPoultry
Farm berkisar antara 115 gram/ekor/hari – 120 gram/ekor/hari dan rata-rata
pemberiannya 116 gram/ekor/hari. Air minum yang diberikan berasal dari air
sumur yang sudah disimpan dalam tower. Pemberian air minum dilakukan secara
ad libitum atau penyediaan air minum dilakukan secara tidak terbatas dengan
tujuan untuk menjaga agar ayam tidak mengalami kekurangan air.
Manajemen kesehatan ayam layer yang dilakukan setiap hari yaitu selalu
mengadakan kontrol terhadap kandang. Pengontrolan kandang dilakukan dengan
cara mengelilingi kandang dan mengecek feses ayam.Feses yang encer dan
berwarna kehijauan diberi antibiotik dengan dosis pengobatan. Penyemprotan
kandnag dengan desinfektan dilakukan berkala seminggu sekali. Langkah lain
39
Universitas Sumatera Utara
yang dimabil agar ayam terhindar dari penyakit yang disebabkan virus maka
program vaksinasi selalu dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
perusahaan. Program Vaksinasi CV Jaya Bersama Poultry Farm dilihat pada
Tabel 4.2
Tabel 4.2 program vaksinasi ayam layer CV Jaya BersamaPoultry Farm
Umur (hari)
80
90
105
119
135
135-afkir
Vaksin
ND Clone + IB
Coryza
ND EDS
AI
Cacing
AL
Sumber : CV Jaya Bersama Poultry Farm
b. Pengambilan Telur
Proses pengambilan telur di CV Jaya Bersama Poultry Farm dilakukan sebanyak
3 kali yaitu pada pukul 09.00 WIB, 13.00 WIB dan 16.00 WIB. Pengambilan telur
dilakukan secara manual oleh pekerja kandang dengan menggunakan eggs tray.
Telur yang terkumpul disamping kandang kemudian diangkut menuju gudang
telur. Telur yang sampai di gudan telur kemudian di timbang dan di seleksi.
Penyeleksian telur berdasarkan besar, kecil, dan warna telur. Setelah penyeleksian
telur selesai, telur ditempatkan di peti dan di eggs tray, ditimbang kembali dan
siap untuk dipasarkan.
40
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penetapan Harga Pokok Produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm
Sejak berdiri hingga sekarang CV Jaya Bersama Poultry farm tidak menggunakan
sistem akuntansi baik Full Costing maupun variable costing dalam menentukan
biaya produksi hingga harga jual setiap telur yang di produksi. Dimana dalam
menghitung biaya produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm hanya menghitung
biaya aktual yang keluar selama produksi tanpa menghitung biaya-biaya yang
seharusnya dihitung sesuai dengan aturan akutansi dalam menghitung Harga
Pokok Produksi. Dalam hal ini CV Jaya Bersama Poultry Farm menghitung biaya
pakan, vaksin, vitamin dan obat-obatan serta biaya perbaikan kandang ke dalam
perhitungan biaya produksi. Adapun perhitungan harga pokok produksi metode
perusahaan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan pada
Periode 2015/2016
Keterangan
Biaya
Persentase (%)
Biaya Tenaga Kerja Tetap
Rp
594.000.000
35,3
Biaya Tenaga Kerja tidak tetap
Gaji Maintenance
Rp
38.950.000
2,3
Biaya Vaksin
Rp
61.150.000
3,6
Biaya Pakan
Rp
791.678.000
47
Biaya Obat dan Vit.
Rp
80.600.000
4,8
Biaya Listrik
Rp
22.600.839
1,3
Biaya Ibadah
Rp
3.000.000
0,1
Biaya Perawatan Kandang
Rp
88.500.000
5,3
Biaya Transportasi
Rp
3.000.000
0,2
TOTAL
Produksi Telur (butir)
1.683.478.839
5.465.779
100
41
Universitas Sumatera Utara
HPP (Rp/Butir)
Data Primer Diolah
307
CV Jaya Bersama Poultry Farm menghitung biaya seluruh biaya tenaga kerja baik
tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Tenaga kerja langsung seperti
Mandor dan Anak Kandang dan tenaga kerja tidak langsung seperti manager,
pekerja maintenance, satpam, dan supir. Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa biaya
tenaga kerja tetap merupakan biaya terbesar kedua setelah pakan yakni 35,3%.
Sedangkan biaya pakan menyumbang biaya terbesar dengan presentase 47% pada
bulan periode 2015/2016.
Dengan total biaya yang dihitung peternakan sebesar Rp. 1.683.478.839,- dibagi
dengan produksi telur sebanyak 5.465.779 butir maka dihasilkan Harga Pokok
Produksi sebesar Rp. 307/butir. Harga Pokok Produksi setiap bulannya pada
periode 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Harga Pokok Produksi Telur Ayam Ras dengan Metode
Perusahaaan pada Periode 2015/2016
Jan
Feb
Mar
Apr
Me
Ju
i
n
Jul
Okt
t
Sept
o
284
303
341
No
Fe
Ma
v
Des
Jan
b
r
330
309
305
320
367
26
HPP
(Rp/btr)
Ag
326
334
269
306
283
289
7
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa HPP tertinggi dalam periode 2015/2016
adalah pada bulan Maret 2016. Hal ini disebabkan tingginya biaya pakan serta
turunnya produksi telur pada bulan tesebut. HPP pada periode 2015/2016 adalah
sebesar Rp. 307,-/butir dengan total biaya produksi selama satu periode sebesar
Rp. 1.683.478.839,- dan total produksi telur sebanyak5.465.779 butir.
42
Universitas Sumatera Utara
5.2 Komponen Biaya Harga Pokok Produksi
5.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral
dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
Dengan kata lain bahan baku langsung adalah bahan baku yang dapat ditelusuri
pada barang atau jasa yang dihasilkan. Dalam hal ini, bahan baku langsung yang
digunakan CV Jaya Bersama Poultry Farm dalam memproduksi telur adalah
pakan ayam. Adapun pakan ayam di peternakan ini merupakan pakan jadi yang
sudah tercampur konsentrat, jagung dan dedak.
Harga bahan baku langsung berupa pakan ayam selalu berubah setiap bulan, yakni
mengalami penurunan dan kenaikan harga sesuai dengan harga pasar. Adapun
biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh CV Jaya BersamaPoultry Farm
dapat dilihat pada Tabel 5.3
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Biaya Bahan Baku CV PTB Poultry Farm Periode 2015/2016
Bulan
Pakan (Kg)
Harga
Satuan(Rp/
kg)
6.500
7000
7000
6200
6300
7200
6900
6700
6300
6400
6400
6700
6500
6300
6600
Januari
6000
Februari
6000
Maret
6000
April
8000
Mei
8000
Juni
7600
Juli
7500
Agustus
8000
September
9040
Oktober
9040
November
9040
Desember
9040
Januari
9040
Februari
9040
Maret
9040
TOTAL
120.380
Sumber :Data Primer Diolah
Harga Total (Rp)
39.000.000
42.000.000
42.000.000
49.600.000
50.400.000
54.720.000
51.750.000
53.600.000
56.952.000
57.856.000
57.856.000
60.568.000
58.760.000
56.952.000
59.664.000
Rp 791.678.000
Dari data di atas dapat diketahui bahwa total kebutuhan pakan ayam selama satu
periode pada periode 2015/2016 adalah sebesar 12.380 kg. Jumlah pakan setiap
bulannya relatif meningkat dikarenakan kebutuhan pakan ayam ras petelur
cenderung bertambah seiring dengan pertambahan usia ayam.
5.2.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang melakukan konversi bahan
baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk
tertentu. Peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm pada periode 2012/2015
mempekerjakan tenaga kerja langsung sebanyak 10 orang yang terdiri dari
44
Universitas Sumatera Utara
mandor dan Anak kandang. Upah untuk Mandor di peternakan ini adalah sebesar
Rp. 3.000.000,- per bulan dan Rp.2.200.000,- per bulan untuk Anak Kandang.
Adapun jumlah mandor di CV Jaya Bersama Poultry Farm adalah 2 orang yakni
satu untuk mandor kandang dan satu untuk mandor telur. Sedangkan jumlah anak
kandang ada 8 orang yakni 3 orang pekerja pakan dan 5 orang pekerja telur.
Rincian biaya tenaga kerja langsung CV Jaya Bersama Poultry Farm dapat dilihat
pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Gaji Tenaga Kerja Langsung CV Jaya BersamaPoultry Farm
Periode 2015/2016
Pekerja
Mandor
Anak Kandang
Total
Data Primer Diolah
Jumlah
2
8
10
Gaji/org/bulan
Rp
3.000.000
Rp
2.200.000
Total/Bulan
Rp
6.000.000
Rp 17.600.000
Rp 23.600.000
Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung, CV Jaya Bersama Poultry Farm
tidak menggunakan metode perhitungan menggunakan harian kerja. Biaya tenaga
kerja dihitung berdasarkan bulan. Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa setiap bulan
perusahaan peternakan ini mengeluarkan biaya sebesar Rp. 23.600.00,- untuk
tenaga kerja langsung. Namun perusahaan peternakan ini juga mengeluarkan
biaya tenaga kerja tidak langsung yang akan dihitung pada biaya overhead
perusahan.
5.2.3
Biaya Overhead Perusahaan
Biaya overhead adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja
langsung dan umumnya tidak dapat ditelusuri pada produk. Biaya Overhead CV
Jaya Bersama Poultry Farm terdiri dari biaya overhead pabrik tetap dan biaya
overhead pabrik variabel. Biaya overhead tetap perusahaan terdiri dari Gaji
45
Universitas Sumatera Utara
Satpam, Gaji Supir,gaji maintenance, Biaya Ibadah, perawatan kandang,
penyusutan pullet, penyusutan kandang, penyusutan gudang, penyusutan tempat
pakan gantung, penyusutan tempat pakan PVC, Penyusutan tempat minum PVC,
penyusutan egg tray, penyusutan mesin semprot, penyusutan brooder, penyusutan
genset, penyusutan ember plastik, penyusutan mobil pick up, penyusutan
timbangan digital, penyusutan peti kayu, penyusutan sprayer, penyusutan sekop,
penyusutan drum air, biaya transportasi. Biaya overhead variabel perusahaan
terdiri dari biaya vaksin, biaya obat dan vitamin, biaya listrik, biaya transportasi,
dan PBB. Rincian biaya overhead tetap dan variabel CV Jaya Bersama Poultry
Farm dapat dilihat pada Tabel 5.5
Tabel 5.5. Biaya Overhead Tetap dan Variabel CV Jaya BersamaPoultry
Farm Periode 2015/2016
Bulan
Overhead Tetap
Januari
Rp. 50.302.389
Februari
Rp. 47.302.389
Maret
Rp. 33.302.389
April
Rp. 26.802.389
Mei
Rp. 24.302.389
Juni
Rp. 24.302.389
Juli
Rp. 22.302.389
Agustus
Rp. 24.302.389
September
Rp. 22.552.389
Oktober
Rp. 35.302.389
November
Rp. 32.302.389
Desember
Rp. 26.502.389
Januari
Rp. 23.802.389
Februri
Rp. 24.302.389
Maret
Rp. 23.302.389
TOTAL
Rp 440.985.833
Sumber: Data Primer Diolah
Overhead variabel
Rp. 63.181.720
Rp. 64.208.432
Rp. 66.881.018
Rp. 69.245.811
Rp. 62.289.261
Rp. 60.357.489
Rp. 61.892.747
Rp. 65.406.042
Rp. 71.062.265
Rp. 66.936.278
Rp. 67.895.168
Rp. 60.321.160
Rp. 60.598.598
Rp. 60.449.628
Rp. 60.151.229
Rp. 960.876.846
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa biaya overhead perusahaan tetap
berubah setiap bulannya. Hal ini disebabkan biaya perawatan kandang yang
46
Universitas Sumatera Utara
berbeda setiap bulannya. Biaya overhead perusahaan tetap tertinggi terdapat pada
bulan Januari 2015 yakni sebesar Rp. 50.302.389,- dan terendah pada bulan
Juli2015, sebesar Rp 22.302.389,-. Untuk biaya overhead perusahaan variabel
teringgi terdapat pada bulan September 2015 dengan biaya sebesar Rp.
71.062.265,- dan biaya overhead perusahaan terendah pada bulan Maret 2016
dengan biaya sebesar Rp. 60.151.229,-. Total biaya overhead perusahaan pada
periode 2015/2017 adalah sebesar Rp. 1.401.862.680,-.
Gaji Manager, supir dan satpam tidak berubah setiap bulannya, masing-masing
sebesar Rp. 5.000.000, 2.200.000 dan 2.200.000. Biaya penyusutan terdiri dari
penyusutan pullet, kandang, gudang, tempat pakan gantung, tempat pakan PVC,
tempat minum PVC, egg tray, mesin semprot,brooder, genset, ember plastik,
mobil pick up, timbangan digital, peti kayu, sprayer, sekop, dan drum air.
Biaya overhead variabel CV Jaya Bersama Poultry Farm selalu fluktuatif setip
bulannya hal ini dikarenakan dalam proses produksi perusahaan peternakan sangat
rentan terhadap berbagai penyakit ayam, sehingga biaya vaksin, obat dan vitamin
sulit untuk di kontrol. Biaya overhead perusahaan terbesar dalam satu periode
produksi telur ayam ras adalah biaya penyusutan pullet yaitu sebesar Rp.
734.544.000. CV Jaya Bersama poultry farm membeli 15.000 ekor pullet 2
minggu sebelum produksi dengan harga Rp. 65.000/ekor. Biaya pembelian pullet
ini ditambahkan dengan biaya pemeliharaan sebelum produksi dan kemudian
dibagikan dengan masa produktif ayam selama 15 bulan. Rincian penyusutan
pullet dapat dilihat pada Tabel 5.6.
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Biaya Penyusutan Pullet CV Jaya Bersama Poultry Farm Periode
Tahun 2015/2016
Jenis Biaya
Biaya Pembelian
Bibit
Biaya Vaksin
Biaya Pakan
Jumlah
15.000 ekor
Biaya Satuan
Rp.65.000
Total Biaya (Rp)
975.000.000
7.500.000
19.500.000
Total Biaya Pembelian Pullet
Penjualan Ayam
12736 ekor
Rp. 21000
Afkir
Penyusutan Ayam
Sumber : Data Primer Diolah
Rp 1.002.000.000
Rp
267.456.000
Rp
48.969.600
Dari Tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa penyusutan pullet setiap bulan
selama satu periode adalah sebesar Rp. 48.969.600 dengan total biaya penyusutan
pullet adalah sebesar Rp. 734.544.000/periode. Adapun rincian biaya overhead
perusahaan selama satu periode dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7.Biaya Overhead Perusahaan CV Jaya BersamaPoultry Farm
Periode Tahun 2015/2016
No.
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Komponen Biaya
Gaji Manager
Gaji Satpam
Gaji Supir
Gaji maintenance
Penyusutan Pullet
Vaksin
Obat dan Vitamin
Listrik
Ibadah
Perawatan kandang
Penyusutan
Biaya Transportasi
PBB
Total
Sumber :Data Primer Diolah
Jumlah (Rp)
75.000.000
132.000.000
33.000.000
47.950.000
734.544.000
61.150.000
80.600.000
22.600.839
3.000.000
88.500.000
61,535,833
3.000.000
58.982.007
1.401.862.680
48
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa biaya overhead perusahaan yang terbesar
terdapat pada biaya bibit dan yang terendah adalah biaya sekop yaitu masingmasing sebesar Rp. 734.544.000 dan Rp. 157.500.
5.3 Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing dan
variable Costing
5.3.1
Metode Full Costing
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode Full Costing adalah
merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi kedalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku
variabel
maupun
tetap.
Perhitungan
harga
pokok
produksi
CV
Jaya
BersamaPoultry Farm pada periode 2015/2016 dengan metode full costing dapat
dilihat pada Tabel 5.8.
49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Harga Pokok produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm Periode
Tahun 2015/2016dengan Metode Full Costing
Bulan
Biaya
Bahan
Baku (Rp)
Januari
Februari
39.000.000
42.000.000
Biaya Tenaga
Kerja
Langsung
(Rp)
23.600.000
23.600.000
Maret
April
42.000.000
49.600.000
Mei
Juni
Biaya
Overhead
Pabrik (Rp)
Total HPP
(Rp)
Produksi
(Butir)
HPP/Butir
113.484.109
111.510.821
176.484.109
177.110.821
364.670
359.760
483
492
23.600.000
23.600.000
100.183.407
96.048.200
165.783.407
169.248.200
369.457
365.471
424
463
50.400.000
23.600.000
86.591.650
160.591.650
366.301
438
54.720.000
23.600.000
84.659.878
162.979.878
367.093
444
Juli
51.750.000
23.600.000
84.195.136
159.545.136
385.226
414
Agustus
53.600.000
23.600.000
89.708.431
166.908.431
385.440
433
September
56.952.000
23.600.000
93.614.654
174.166.654
384.103
453
Oktober
57.856.000
23.600.000
102.238.667
183.694.667
371.007
495
November
57.856.000
23.600.000
100.197.557
181.653.557
377.492
481
Desember
60.568.000
23.600.000
86.823.549
170.991.549
369.501
463
Januari
58.760.000
23.600.000
84.400.987
166.760.987
360.592
462
Februari
56.952.000
23.600.000
84.752.017
165.304.017
339.057
488
166.717.618
300.609
555
5.465.779
464
Maret
59.664.000
23.600.000
83.453.618
Total
791.678.000
354.000.000
1.401.862.680
Persentase
(%)
31%
14%
2.538 540.680
55%
Data Primer diolah
Tabel 5.8 menunjukkan nilai harga pokok produksi untuk per butir telur ayam ras
per bulan dan per periode. Harga pokok produksi terendah terdapat pada bulan
Maret 2016 dengan HPP sebesar Rp. 555/butir dan yang terendah pada bulan Juli
2015 yaitu sebesar Rp. 414/butir. Jika dihitung secara periode, maka harga pokok
produksi telur ayam ras adalah Rp. 464/butir. Nilai ini diperoleh dari total harga
pokok produksi selama satu periode dibagi dengan total produksi telur ayam ras
selama satu periode. Untuk menghitung harga pokok produksi setiap bulannya,
total harga pokok produksi pada bulan tersebut dibagi dengan produksi telur ayam
ras pada bulan yang sama.
Berdasarkan nilai presentase biaya, komponen biaya yang paling besar adalah
biaya overhead peusahaan dan biaya bahan baku langsung. Kedua komponen ini
50
Universitas Sumatera Utara
memiliki nilai presentase pertama dan kedua terbesar, masing-masing 55% dan
31%. Hal ini dikarenakan pada biaya overhead perusahaan terdapat biaya
penyusutan pullet dan biaya perawatan kandang yang mempunyai nilai cukup
tinggi.
5.3.2
Metode Variable Costing
Pada metode variable costing, total harga pokok produksi diperoleh dengan
menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead yang bersifat variabel. Adapun komponen dan rincian biaya harga
pokok produksi metode variable costing pada CV Jaya BersamaPoultry Farm
dapat dilihat pada Tabel 5.9.
51
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Harga Pokok produksi CV Jaya BersamaPoultry Farm Periode
Tahun 2015/2016dengan Metode Variable Costing
Ja Januari
39.000.000
23.600.000
Biaya
Overhead
Variabel
Perusahaan
(Rp)
63.181.720
Februari
42.000.000
23.600.000
Maret
42.000.000
April
Bulan
Biaya Bahan
Baku (Rp)
Biaya Tenaga
Kerja
langsung
(Rp)
Total HPP (Rp)
Produksi
Telur
(Butir)
HPP/
Butir
125.781.720
364.670
345
64.208.432
129.808.432
359.760
361
23.600.000
66.881.018
132.481.018
369.457
359
49.600.000
23.600.000
69.245.811
142.445.811
365.471
390
Mei
50.400.000
23.600.000
62.289.261
136.289.261
366.301
372
Juni
54.720.000
23.600.000
60.357.489
138.677.489
367.093
378
Juli
51.750.000
23.600.000
61.892.261
137.242.747
385.226
356
Agustus
53.600.000
23.600.000
65.406.042
142.606.042
385.440
370
September
56.952.000
23.600.000
71.062.265
151.614.265
384.103
395
Oktober
57.856.000
23.600.000
66.936.278
148.392.278
371.007
400
November
57.856.000
23.600.000
67.895.168
149.351.168
377.492
396
Desember
60.568.000
23.600.000
60.321.160
144.489.160
369.501
391
Januari
58.760.000
23.600.000
60.598.598
142.985.598
360.592
396
Februari
56.952.000
23.600.000
60.449.628
141.001.628
339.057
416
Maret
59.664.000
23.600.000
60.151.229
143.415.229
300.609
477
Total
791.678.000
354.000.000
226.332.846
2.106.554.846
5.465.779
385
Persentase
37.58%
16.80%
45.62%
Data Primer Diolah
Dari Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode variable costing menunjukkan bahwa biaya overhead
variabel merupakan komponen biaya dengan nilai presentase tertinggi (45.62%)
bila dibandingkan dengan komponen biaya lainnya. Dan komponen biaya dengan
nilai presentase terendah adalah biaya tenaga kerja langsung yaitu 16,80%.
Dari Tabel 5.9 juga dapat diketahui bahwa harga pokok produksi dengan metode
variable costing adalah Rp. 385/butir/periode. Jika dilihat dari HPP setiap bulan,
maka bulan Januari 2015 CV Jaya Bersama Poultry farm memiliki HPP terendah
yakni Rp. 345/butir dan tertinggi pada bulan Maret 2017 yaitu Rp. 477/butir.
52
Universitas Sumatera Utara
5.4 Perbandingan Harga Pokok produksi Metode Perusahaan dengan
Metode Full Costing dan Variable Costing
Terdapat perbedaan harga pokok produksi metode perusahaan dengan metode full
costing dan variable costing. Perbedaan yang tidak terlalu mencolok terjadi antara
metode perusahaan dengan metode full costing dan variable costingdan
perusahaan. Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi ini dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 5.10. Perbandingan Harga Pokok Produksi CV Jaya Bersama
Poultry FarmSetiap Bulan Pada Periode Tahun 2015/2016
Bulan
Full
Costing
483
492
424
463
438
444
414
433
453
495
481
463
462
488
555
464
Perusahaan
Januari
326
Februari
334
Maret
294
April
306
Mei
283
Juni
289
Juli
267
Agustus
284
September
303
Oktober
341
November
330
Desember
309
Januari
305
Februari
320
Maret
367
HPP/periode
310
Sumber :Data Primer Diolah
Variable Costing
345
361
359
390
372
378
356
370
395
400
396
391
396
416
477
385
Dari Tabel 5.10 terlihat bahwa harga pokok produksi telur ayam ras metode
perusahaan tidak jauh berbeda dengan metode full costing dan variable
costingyaitu masing-masing RP. 310/butir, Rp. 466/butir dan Rp. 385/butir.Hal ini
disebabkan perusahaan secara tidak langsung juga menghitung biaya variabel
53
Universitas Sumatera Utara
setiap bulannya kecuali biaya penyusutan pullet.Dari Tabel di atas juga dapat
diketahui bahwa harga pokok produksi yang diperoeh dengan metode full costing
lebih besar dibandingkan dengan metode perusahaan dan metode variable costing.
Hal ini disebabkan karena metode full costing memasukkan seluruh biaya, baik
yang bersifat tetap maupun variabel, sedangkan metode variable costing hanya
memasukkan biaya yang sifatnya variabel. Sedangkan metode perusahaan hanya
menghitung biaya aktual yang dikeluarka perusah
aan setiap bulannya. Dalam hal ini menjadi pembeda utama antara metode
variable costing dan perusahaan adalah biaya penyusutan pullet. Dimana
perusahaan tidak memasukkan biaya pembelian dan penyusutan pullet pada
perhitungan harga pokok produksi.
Metode full costing akan lebih baik digunakan jika manager ingin mendapatkan
laba jangka panjang, karena metode ini telah memasukan seluruh biaya, termasuk
penyusutan peralatan, kendaraan dan bangunan. Sedangkan metode variable
costing hanya dapat digunakan untuk menentukan laba jangka pendek sehingga
hanya bermanfaat untuk membuat keputusan jangka pendek, yaitu untuk
mengetahui titik impas (break even point). Metode variable costing hanya
memasukkan biaya yang sifatnya variabel, tanpa memasukkan biaya-biaya yang
sifatnya tetap.
5.5 Harga Jual Telur Ayam Ras
5.5.1. Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode
Perusahaan
Harga jual diperoleh dari penjumlahan harga pokok produksi dengan laba yang
diinginkan. Harga jual yang ditetapkan perusahaan adalah dari perhitungan harga
54
Universitas Sumatera Utara
pokok produksi perusahaan yaitu sebesar Rp. 310/butir ditambah dengan
ketetapan laba dari perusahaan yaitu sebesar 50%, namun perusahaan dapat
mengubah presentase laba dengan tetap mempertimbangkan biaya produksi dan
harga di pasar. Berikut adalah perhitungan harga jual telur ayam ras perusahaan
CV Jaya BersamaPoultry Farm :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode perusahaan) x Ketetapan Laba
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
Maka dihasilkan labaperusahaan :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode perusahaan) x Ketetapan Laba
= Rp. 310/butir x 50%
= Rp. 155/butir
Sehingga didapstksn harga jual :
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
= Rp. 310/butir + Rp. 155/butir
= Rp. 465/butir
Harga jual perusahaan dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi
metode perusahaan adalah Rp. 465/butir
5.5.2. Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode Full
Costing
Rumus untuk menghitung harga jual dengan berdasarkan harga pokok produksi
metode full costing tidak berbeda dengan metode perusahaan, adalah :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode full costing) x Ketetapan Laba
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
55
Universitas Sumatera Utara
Harga pokok produksi dengan metode full costing adalah Rp. 466/butir dengan
presentase laba yang diinginkan sebesar Rp. 50%, maka :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode full costing) x Ketetapan Laba
= Rp. 464/butir x 50%
= Rp. 232/butir
Dihasilkan harga jual perusahaan :
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
= Rp. 464/butir + Rp. 232/butir
= Rp. 696/butir
Dari perhitungan di atas dihasilkan harga jual perusahaan dengan menggunakan
perhitungan
harga
pokok
produksi
metode
full
costing
adalah
Rp.
696/butir.Terdapat selisih Rp. 240/butir dari harga jual menggunakan harga pokok
produksi metode perusahaan.
5.5.3. Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode
Variable Costing
Dengan menggunakan rumus yang sama dengan perhitungan harga jual metode
perusahaan dan full costing, yakni :
Laba = Harga Pokok Produksi (metode variable costing) x Ketetapan Laba
Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba
Maka, laba perusahaan adalah :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode variable costing) x Ketetapan Laba
= Rp. 385/butir x 50%
= Rp. 192,5/butir
56
Universitas Sumatera Utara
Laba yang diperoleh kemudian dijumlahkan dengan harga pokok produksi metode
variable costing, maka dihasilkan :
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
= Rp. 385/butir + Rp. 192,5/butir
= Rp. 577,5/butir
Dengan laba sebesar Rp. 192,5/butir maka dihasillkan harga jual perusahaan
sebesar Rp. 577,5/butir. Harga jual dengan menggunakan harga pokok produksi
metode variable costing, nilai nya tidak jauh berbeda dengan harga jual
menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, yakni selisihnya sebesar
Rp. 112,5/butir.
5.5.4.
Evaluasi Harga Jual Telur Ayam Ras
Harga jual merupakan hal yang penting untuk diperhatikan agar daya saing
perusahaan terjaga.Dari hasil peerhitunga sebelumnya didapatkan harga jual
dengan menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, full costing dan
variable costing.Adapun perbandingan harga jual teluar ayam ras dengan
menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, full costing dan variable
costing dapat dilihat pada table 5.11.
57
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Perbandingan Harga Jual Telur Ayam Ras CV Jaya
BersamaPoultry Farm Periode Tahun 2015/2016
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
Harga
Jual/periode
Data Primer diolah
Perusahaan
(Rp)
489
501
404
459
424
434
400
426
455
511
496
464
457
480
550
Full Costing
(Rp)
724
738
637
695
658
666
621
650
680
743
722
694
694
731
832
Variable Costing
(Rp)
517
541
538
585
558
567
534
555
592
600
593
587
595
624
716
565
690
577,5
Berdasarkan Tabel5.11 dapat dilihat bahwa harga jual tertinggi adalah dengan
menggunakan metode harga pokok produksi full costing . Sedangkan harga jual
dengan menggunakan metode harga pokok produksi metode variable costing
berada diantara harga jual perusahaan dengan metode full costing. Hal ini sejalan
dengan perbedaan harga pokok produksi perusahaan, metode full costing dan
metode variable costing. Dimana semakin tinggi harga pokok produksi maka
harga jual telur ayam ras juga semakin tinggi.
Jika perusahaan menggunakan harga jual dengan metode harga pokok produksi
full costing maka daya saing perusahaan akan berkurang dibanding dengan
perusahaan sejenis lainnya, disamping harga eceran ditingkat pedagang pengecer
juga akan lebih mahal. Namun, dengan menggunakan harga jual metode ini
58
Universitas Sumatera Utara
perusahaan akan mampu membantu perusahaan dalam membuat keputusan jangka
panjang, dimana kelangsungan usaha untuk waktu yang lama lebih terjamin.
Sedangkan harga jual dengan metode variable costing membantu perusahaan
dalam mengambil keputusan jangka pendek. Hal ini dikarenakan metode variable
costing memperhitungkan biaya-biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan.
Sehingga memudahkan perusahaan dalam mengontrol biaya dalam jangka
pendek. Namun dikarenakan metode ini hanya menghitung biaya secara variabel,
maka kurang menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang.
59
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Harga Pokok Produksi dengan metode perusahaan adalah sebesar Rp.
310/butir, harga pokok produksi dengan metode full costing dan variable
costing adalah masing-masing sebesar Rp.464/butir dan Rp. 385/butir.
2. Harga jual yang ditetapkan perusahaan selama ini adalah Rp. 465/butir,
sedangkan harga jual dengan menggunakan Harga Pokok Produksi metode full
costing dan variable costing masing-masing sebesar Rp.696/butir dan Rp.
577,5/butir
6.2 Saran
1. Pemerintah
Pemerintah dapat memberikan pelatihan perhitungan biaya produksi kepada
pelaku usaha baik perusahaan maupun peternak rakyat dapat memanajemen biaya
dan pelaku usaha dapat menentukan harga jual sehingga diketahui keuntungan
realyang didapat perusahaan demi kelangsungan usaha.
2. Perusahaan
Metode harga pokok produksi yang disarankan kepada perusahaan adalah dengan
metode Full Costing, dikarenakan metode ini menghitung semua biaya
perusahaan baik yang bersifat tetap maupun variabel sehingga perusahaan
memiliki dana cadangan usaha (persediaan investasi) untuk membut keputusan
jangka panjang yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha.
60
Universitas Sumatera Utara
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian terkait harga pokok produksi di
tingkatan peternak rakyat agar didapatkan harga pokok produksi peternak rakyat
sehingga peternak rakyat dapat menyesuaikan dengan harga pasar.
.
61
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja memilih CV.
Jaya Bersama Poultry Farm yang berlokasi di Desa Sei Merahi Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. CV. Jaya BersamaPoultry Farm
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan ayam ras petelur yang
hasil akhirnya berupa telur ayam. CV. Jaya Bersama Poultry Farm sengaja dipilih
karena peternakan ini memiliki produksi telur yang relatif tinggi dan stabil serta
memiliki data keuangan yang baik dan lengkap sehingga memudahkan untuk
dilakukan penelitian.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak-pihak
yang berkaitan dengan penelitian dan melalui observasi, dengan mengadakan
pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang
relevan.Sedangkan data sekunder berupa data yang diperoleh melalui Badan Pusat
Statistik Sumatera Utara, hasil studi pusaka, baik berupa buku, jurnal terkait
dengan penelitian yang dilakukan.
3.3. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif yang terdiri dari dua tahap, yaitu :
28
Universitas Sumatera Utara
Untuk indentifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode full
costing dan variable costing. Metode ini digunkan untuk membandingkan harga
pokok produksi mana yang akan memberikan harga pokok produksi per butir
terendah. Metode dengan harga pokok produksi terendah akan dipilih sebagai
metode harga pokok produksi yang akan disarankan kepada perusahaan.
Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan keuntungan yang sesuai bagi
perusahaan dan harga jual yang terjangkau.
Untuk harga pokok produksi metode full costing akan dihitung :
Biaya bahan baku langsung
a
Biaya tenaga kerja langsung
b
Biaya overhead perusahaan tetap
c
Biaya overhead perusahaan variabel
d+
Harga Pokok Produksi
e
Harga Pokok Produksi Per Unit =
Sedangkan untuk harga pokok produksi metode variable costing :
Biaya bahan baku langsung
a
Biaya tenaga kerja langsung
b
Biaya overhead perusahaan variabel
c+
Harga Pokok Produksi
d
Harga Pokok Produksi Per Unit =
29
Universitas Sumatera Utara
Untuk Identiffikasi Masalah (2) dapat digunakan rumusan :
Laba
= Harga Pokok Produksi x Ketetapan Laba
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
3.4. Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dan
penafsiran dalam penelitian ini maka dibuatlah beberapa defenisi da batasan
operasional sebagai berikut :
3.4.1 Defenisi Operasional
1. Sistem peternakan intensif yaitu sistem peternakan yang dilakukan dengan
menggunakan kandang dan pemeliharaan seluruhnya dilakukan oleh peternak.
2. Tujuan utama peternakan adalah produksi telur, sedangkan daging dijual pada
keadaan dimana ayam sudah afkir.
3. Ayam afkir adalah ayam yang sudah habis masa produksi dan tidak bertelur
lagi.
4. Harga pokok produksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk
menghasilkan barang jadi dalam perusahaan manufaktur.
5. Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang
diinginkan perusahaan.
6. Biaya bahan baku adalah biaya yang meliputi harga pokok dari semua bahan
yang secara praktis dapat diidentifikasi dari produk selesai.
7. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang meliputi gaji dan upah dari seluruh
tenaga kerja langsung yang secara praktis dapat diidentifikasi dengan
pengolahan bahan menjadi produk jadi atau setengah jadi.
30
Universitas Sumatera Utara
8. Biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung yang tidak dapat secara
khusus diidentifikasi pada saat terjadi.
9. Pullet adalah ayam yang dipelihara hingga umu 16 minggu dan siap untuk
berproduksi
10. Kandang batterayadalah kandang bentuk sangkar empat persegi panjang
disusun berderet memanjang bertingkat dua atau lebih.
11. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin kedalam tubuh ayam dengan
tujuan menambah kekebalan terhadap penyakit tertentu.
3.4.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Desa Sei Merahi Kecamatan Selesai Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi dan keuangan
CV Jaya Bersama Poultry Farm tahun 2015
3. Responden dalam penelitian adalah pihak-pihak yang berkompeten dan
bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan. Dalam hal ini adalah bagian akuntansi perusahaan. Data yang
diambil adalah data untuk tahun 2015.
4. Waktu penelitian pada tahun 2016.
31
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Kondisi Umum Perusahaan
4.1.1 Letak Geografis
Perusahaan peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm terletak di Desa Sei
Merahi kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Letak perusahaan
peternakan ini sangat strategis bagi keberlangsungan usaha peternakan ayam
petelur, dimana lokasi peternakan hanya ± 11,4 Km dari Kota Binjai dan 31,6 Km
dari Kota Medan sehingga kegiatan produksi seperti pembelian pakan dan
peralatan penunjang produksi dapat diperoleh dengan mudah. Selain itu, lokasi
peternakan ini juga mudah diakses untuk kepentingan pemasaran telur ayam.
Untuk kegiatan produksi sendiri, sesuai dengan anjuran dari pemerintah, CV Jaya
BersamaPoultry Farm berlokasi ± 1 Km dari permukiman masyarakat, dengan
suhu berkisar antara 28ºC– 30ºC dan ketinggian 400 m– 600 m di atas permukaan
laut yang merupakan daerah dataran rendah.
4.1.2. Sejarah Perusahaan
Peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm adalah perusahaan peternakan yang
memiliki bisnis utama dibidang telur ayam ras. Peternakan yang berdiri sejak
tahun1996 ini hanya melakukan kegiatan produksi telur ayam ras. Peternakan ini
bermula dari usaha kecil disamping rumah sebagai kegiatan tambahan pemilik.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemilik melihat adanya prospek usaha telur
ayam yang menjanjikan ke depannya. Setelah berkonsultasi dengan berbagai
32
Universitas Sumatera Utara
pihak, ahirnya pada tahun 1996, pemilik membeli 1 ha tanah dan mulai merintis
usaha peternakan ayam petelur.
Perusahaan yang didirikan oleh Hanafi Wijaya ini sengaja memilih lokasi yang
berada jauh dari permukiman masyarakat yakni sekitar ±3000 m dari jalan raya
dengan alasan agar lingkungan sekitar mendukung kelangsungan usaha. Pada
awal berdiri CV Jaya Bersama hanya memiliki luas lahan 10.000 m², namun
seiring berkembangnya kegiatan perusahaan luas lahan meningkat menjadi 30.000
m². Peternakan dilengkapi dengan fasilitas gudang telur, gudang penyimpanan
pakan.
Pada awal berdirinya, peternakan ini hanya memiliki 5unit kandang, namun pada
tahun 2015 telah memiliki 10 unit kandang produksi, 2 unit gudang telur serta 1
unit gudang pakan, pos keamanan dan kantor. Peningkatan dan perbaikan sarana
dan prasarana yang berkelanjutan merupakan hal yang penting untuk mendukung
keberlangsungan usaha ini. Hal ini disertai pula dengan manajemen peternakan
yang selalu terbuka dengan informasi terbaru seputar ayam petelur.
Layaknya usaha lainnya, peternakan ini juga mengalami pasang surut dalam
melangsungkan usahanya. Hal ini terutama dirasakan pada tahun 1998-2000,
dimana terjadi pergolakan politik dan krisis ekonomi yang mengguncang
Indonesia. Tidak stabilnya harga dipasar dan mahalnya harga pakan menjadi
masalah serius yang dihadapi perusahaan yang masih dalam tahap merintis.
Namun dengan berbagai daya dan upaya, akhirnya perusahaan ini dapat bertahan
hingga saat ini, dan masih terus mengalami perkembangan dan kemajuan.
33
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Struktur Perusahaan
Pembagian tugas dalam suatu perusahaan sangat penting untuk kelangsungan
usaha. CV Jaya Bersama Poultry Farm merupakan perusahaan pribadi maka
struktur organisasi perusahaan ini sangat sederhana.
MANAJER
MANDOR
PAKAN
MANDOR
TELUR
PEKERJA
PAKAN
PEKERJA TELUR
SATPAM
Gambar 2. Struktur Organisasi CV Jaya Bersama Poultry Farm
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing kedudukan adalah
sebagai berikut :
a. Pemilik/Manajer
Manajer perusahaan bertugas dalam menentukan berbagai kebijakan ,
pengambilan keputusan serta penentuan strategi untuk keberhasilan perusahaan.
Dalam peternakan ini, manajer menjalankan fungsi perencanaan dan pengawasan
terhadap jalannya perusahaan secara keseluruhan. Manajer juga menentukan dan
mengawasi anggaran, keuangan dan laba perusahaan.
34
Universitas Sumatera Utara
b. Mandor Pakan
Mandor pakan bertanggung jawab kepada manajer dalam hal penyediaan dan
pengawasan pakan ayam. Dalam hal ini,mandor pakan bertugas mengawasi
kebersihan kandang, pemberian pakan, air minum, vaksin dan obat ayam agar
sesuai dengan anjuran perusahaan.
c. Mandor Telur
Mandor telur bertanggung jawab kepada manajer dalam hal pengawasan,
pengambilan, pengemasan dan pengiriman telur. Mandor telur memberikan
laporan rutin harian kepada manager terkait jumlah produksi telur harian, baik
telur yang tidak layak pasar dan yang siap dipasarkan.
d. Pekerja Pakan
Pekerja pakan bertanggung jawab kepada mandor pakan dalam hal mengawasi
kebersihan kandang, pemberian pakan dan minum, dan memisahkan ayam yang
sakit sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan perusahaan.
e. Pekerja telur
Pekerja telur bertanggung jawab kepada mandor telur dalam hal pengambilan
telur dari kandang, menyortir telur yang layak jual, mengemas telur dan
mengangkut telur untuk didistribusikan.
f. Petugas kemanan/satpam
Satpam bertanggung jawab langsung kepada manajer dalam hal menjaga
keamanan di kandang, melaporkan kunjungan, dan jika ada kehilangan yang
terjadi di dalam kandang.
35
Universitas Sumatera Utara
4. Personalia perusahaan
Tenaga kerja tetap yang bekerja di perusahaan peternakan CV Jaya
BersamaPoultry Farm berjumlah 15orang. Tenaga kerja yang ada di perusahaan
tidak diharuskan memiliki keahlian khusus maupun pendidikan tertentu, sehingga
pekerja tidak diharuskan untuk memiliki latar belakang pendidikan tertentu.
Uraian tenaga kerja CV Jaya BersamaPoultry Farm dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Uraian Tenaga Kerja CV Jaya BersamaPoultry FarmPeriode
Tahun 2015-2016
No
Bidang pekerjaan
Tingkat pendidikan
Jumlah Orang
1.
Manajer
S1
1
1.
Mandor Pakan
SMA
1
2.
Mandor telur
SMA
1
3.
Satpam
SMP
4
4.
Pekerja Pakan
SMA
3
5.
Pekerja Telur
SMA
5
Sumber : CV Jaya BersamaPoultry Farm
5. Sarana dan Prasarana
CV Jaya BersamaPoultry Farm memiliki satu buah mobil pick up untuk
mempermudah transportasi telur, mengakut pakan dan keperluan lainnya. Untuk
keperluan produksi, perusahaan memiliki mesin air yang berguna untuk
mengalirkan air ke kandang. Perusahaan ini juga memiliki dua buah genset untuk
mengantisipasi pemadaman listrik dengan kekuatan 3.000 watt. Termometer
digital juga dipasang di dalam kandang untuk mempermudah mengetahui
perubahan suhu kandang.
36
Universitas Sumatera Utara
6. Perkandangan
Peternakan ayam petelur CV Jaya BersamaPoultry farm meruapakan peternakan
yang memelihara ayam petelur fase layer. Kandang fase layer merupakan
kandang batterayyaitu kandang berbentuk sangkar yang disusun berderet, dengan
ukuran sebuah batre adalah 30 x 30 cm dimana setiap ruangan kandang terdiri dari
duaekor ayam. Dengan jumlah kamar setiap kandang 116 kamar. Hal ini
dikarenakan ayam fase layer sudah mulai memproduksi telur secara produktif,
sehingga memudahkan pengontrolan pakan ayam, menghindari penyakit menular
dari satu ayam ke ayam lainnya. Satu buah kandang dapat menampung sekitar
4200 lebih ekor ayam.
Kandang ini terbuat dari besi dengan atap asbes. Bahan asbes ini dipilih dengan
pertimbangan mampu menyerap panas dari teriknya sinar matahari pada siang hari
sehingga suhu di dalam kandang dapat terjaga dan melindungi ternak dari hujan,
sinar matahari, mempertahankan suhu dan kelembaban kandang. Ayam fase layer
juga menggunakan tipe kandang batteray namun dengan jumah ayam dua pada
setiap kamar.
Kandang yang bersih merupakan syarat utama dalam menjaga kesehatan ayam.
Oleh karena itu, di perusahaan ini kandang ayam dibersihkan setiap hari pada pagi
hari menggunakan air. Sedangkan untuk mencegah penyakit pada ayam, setiap
satu kali seminggu kandang akan dibersihkan menggunakan desinfektan.
37
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pemeliharaan Ayam
a. Pemberian pakan dan air minum
Fase layer merupakan fase dimana pemeliharaan ayam harus benar – benar baik
untuk mendapatkan produk yang maksimal. Ayam dimasukkan ke dalam kandang
layer mulai umur 16 minggu sampai dengan umur 80 minggu. Setelah 80 minggu
ayam dijual sebagai ayam konsumsi.
Pakan yang diberikan kepada ayam layer adalah pakan jadi yang dibeli melalui
agen perusahaan pakan yang datang langsung ke peternakan dengan
memperhatikan kebutuhan protein untuk masing-masing usia ayam. Pemberian
pakan di CV Jaya BersamaPoultry Farm dilakukan secara manual (tenaga
manusia), sebanyak dua kali sehari pada pukul 08.00 WIB dan siang pada pukul
13.00 WIB. Pakan yang diberikan hanya tiga per empat dari volume tempat pakan
dengan tujuan untuk menghindari pakan tumpah atau tercecer. Pakan diberikan
langsung dari karung goni isi 50 Kg yang telah dibagi menjadi empat bagian.
Pekerja pakan dalam pemberian pakan beberapa jam sekali harus meratakan
pakan dengan cara membolak-balikkan pakan supaya tidak terjadi penumpukan
pakan di suatu tempat, selain itu pembalikan pakan juga untuk memberikan kesan
segar pada pakan sehingga menambah nafsu makan ayam.
Bentuk tempat pakan akan mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pakan,
oleh karena itu tempat pakan yang tidak baik akan menyebabkan banyak pakan
yang tumpah. Tempat pakan yang digunakan oleh CV Jaya BersamaPoultry Farm
adalah bentuk “feeder through” tipe memanjang terbuat dari pipa paralon yang
dibelah menjadi dua secara memanjang sama dengan panjang kandang dan
diletakkan di depan kandang batteray. Tempat minum yang digunakan adalah
38
Universitas Sumatera Utara
“drinker through” tipe memanjang juga terbuat dari pipa paralon dan air minum
dialirkan langsung dari kran yang disediakan di ujung kandang yang disambung
dengan pipa kecil yang berfungsi untuk mengalirkan air dari tower ke tempat
minum. Pada ujung yang lainnya ada penyumbat yang terbuat dari plastik untuk
menghalangi air agar tidak terus mengalir ke tempat pembuangan.
Tempat pakan dan minum tiap pagi sebelum diisi dibersihkan dahulu dengan cara
tempat air minum dilap dahulu dengan menggunakan kain lap yang telah dibasahi,
sisa air minum dialirkan ke tempat pembuangan di ujung tempat minum. Hal
tersebut untuk menghindari tercemarnya pakan dan air minum oleh hewan seperti
tikus serta mencegah pertumbuhan kuman penyakit yang mengakibatkan
gangguan kesehatan pada ayam, yang akhirnya menyebabkan produksi telur
menurun.
Konsumsi pakan pada ayam petelur periode layerdi CV Jaya BersamaPoultry
Farm berkisar antara 115 gram/ekor/hari – 120 gram/ekor/hari dan rata-rata
pemberiannya 116 gram/ekor/hari. Air minum yang diberikan berasal dari air
sumur yang sudah disimpan dalam tower. Pemberian air minum dilakukan secara
ad libitum atau penyediaan air minum dilakukan secara tidak terbatas dengan
tujuan untuk menjaga agar ayam tidak mengalami kekurangan air.
Manajemen kesehatan ayam layer yang dilakukan setiap hari yaitu selalu
mengadakan kontrol terhadap kandang. Pengontrolan kandang dilakukan dengan
cara mengelilingi kandang dan mengecek feses ayam.Feses yang encer dan
berwarna kehijauan diberi antibiotik dengan dosis pengobatan. Penyemprotan
kandnag dengan desinfektan dilakukan berkala seminggu sekali. Langkah lain
39
Universitas Sumatera Utara
yang dimabil agar ayam terhindar dari penyakit yang disebabkan virus maka
program vaksinasi selalu dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
perusahaan. Program Vaksinasi CV Jaya Bersama Poultry Farm dilihat pada
Tabel 4.2
Tabel 4.2 program vaksinasi ayam layer CV Jaya BersamaPoultry Farm
Umur (hari)
80
90
105
119
135
135-afkir
Vaksin
ND Clone + IB
Coryza
ND EDS
AI
Cacing
AL
Sumber : CV Jaya Bersama Poultry Farm
b. Pengambilan Telur
Proses pengambilan telur di CV Jaya Bersama Poultry Farm dilakukan sebanyak
3 kali yaitu pada pukul 09.00 WIB, 13.00 WIB dan 16.00 WIB. Pengambilan telur
dilakukan secara manual oleh pekerja kandang dengan menggunakan eggs tray.
Telur yang terkumpul disamping kandang kemudian diangkut menuju gudang
telur. Telur yang sampai di gudan telur kemudian di timbang dan di seleksi.
Penyeleksian telur berdasarkan besar, kecil, dan warna telur. Setelah penyeleksian
telur selesai, telur ditempatkan di peti dan di eggs tray, ditimbang kembali dan
siap untuk dipasarkan.
40
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penetapan Harga Pokok Produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm
Sejak berdiri hingga sekarang CV Jaya Bersama Poultry farm tidak menggunakan
sistem akuntansi baik Full Costing maupun variable costing dalam menentukan
biaya produksi hingga harga jual setiap telur yang di produksi. Dimana dalam
menghitung biaya produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm hanya menghitung
biaya aktual yang keluar selama produksi tanpa menghitung biaya-biaya yang
seharusnya dihitung sesuai dengan aturan akutansi dalam menghitung Harga
Pokok Produksi. Dalam hal ini CV Jaya Bersama Poultry Farm menghitung biaya
pakan, vaksin, vitamin dan obat-obatan serta biaya perbaikan kandang ke dalam
perhitungan biaya produksi. Adapun perhitungan harga pokok produksi metode
perusahaan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan pada
Periode 2015/2016
Keterangan
Biaya
Persentase (%)
Biaya Tenaga Kerja Tetap
Rp
594.000.000
35,3
Biaya Tenaga Kerja tidak tetap
Gaji Maintenance
Rp
38.950.000
2,3
Biaya Vaksin
Rp
61.150.000
3,6
Biaya Pakan
Rp
791.678.000
47
Biaya Obat dan Vit.
Rp
80.600.000
4,8
Biaya Listrik
Rp
22.600.839
1,3
Biaya Ibadah
Rp
3.000.000
0,1
Biaya Perawatan Kandang
Rp
88.500.000
5,3
Biaya Transportasi
Rp
3.000.000
0,2
TOTAL
Produksi Telur (butir)
1.683.478.839
5.465.779
100
41
Universitas Sumatera Utara
HPP (Rp/Butir)
Data Primer Diolah
307
CV Jaya Bersama Poultry Farm menghitung biaya seluruh biaya tenaga kerja baik
tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Tenaga kerja langsung seperti
Mandor dan Anak Kandang dan tenaga kerja tidak langsung seperti manager,
pekerja maintenance, satpam, dan supir. Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa biaya
tenaga kerja tetap merupakan biaya terbesar kedua setelah pakan yakni 35,3%.
Sedangkan biaya pakan menyumbang biaya terbesar dengan presentase 47% pada
bulan periode 2015/2016.
Dengan total biaya yang dihitung peternakan sebesar Rp. 1.683.478.839,- dibagi
dengan produksi telur sebanyak 5.465.779 butir maka dihasilkan Harga Pokok
Produksi sebesar Rp. 307/butir. Harga Pokok Produksi setiap bulannya pada
periode 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Harga Pokok Produksi Telur Ayam Ras dengan Metode
Perusahaaan pada Periode 2015/2016
Jan
Feb
Mar
Apr
Me
Ju
i
n
Jul
Okt
t
Sept
o
284
303
341
No
Fe
Ma
v
Des
Jan
b
r
330
309
305
320
367
26
HPP
(Rp/btr)
Ag
326
334
269
306
283
289
7
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa HPP tertinggi dalam periode 2015/2016
adalah pada bulan Maret 2016. Hal ini disebabkan tingginya biaya pakan serta
turunnya produksi telur pada bulan tesebut. HPP pada periode 2015/2016 adalah
sebesar Rp. 307,-/butir dengan total biaya produksi selama satu periode sebesar
Rp. 1.683.478.839,- dan total produksi telur sebanyak5.465.779 butir.
42
Universitas Sumatera Utara
5.2 Komponen Biaya Harga Pokok Produksi
5.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral
dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
Dengan kata lain bahan baku langsung adalah bahan baku yang dapat ditelusuri
pada barang atau jasa yang dihasilkan. Dalam hal ini, bahan baku langsung yang
digunakan CV Jaya Bersama Poultry Farm dalam memproduksi telur adalah
pakan ayam. Adapun pakan ayam di peternakan ini merupakan pakan jadi yang
sudah tercampur konsentrat, jagung dan dedak.
Harga bahan baku langsung berupa pakan ayam selalu berubah setiap bulan, yakni
mengalami penurunan dan kenaikan harga sesuai dengan harga pasar. Adapun
biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh CV Jaya BersamaPoultry Farm
dapat dilihat pada Tabel 5.3
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Biaya Bahan Baku CV PTB Poultry Farm Periode 2015/2016
Bulan
Pakan (Kg)
Harga
Satuan(Rp/
kg)
6.500
7000
7000
6200
6300
7200
6900
6700
6300
6400
6400
6700
6500
6300
6600
Januari
6000
Februari
6000
Maret
6000
April
8000
Mei
8000
Juni
7600
Juli
7500
Agustus
8000
September
9040
Oktober
9040
November
9040
Desember
9040
Januari
9040
Februari
9040
Maret
9040
TOTAL
120.380
Sumber :Data Primer Diolah
Harga Total (Rp)
39.000.000
42.000.000
42.000.000
49.600.000
50.400.000
54.720.000
51.750.000
53.600.000
56.952.000
57.856.000
57.856.000
60.568.000
58.760.000
56.952.000
59.664.000
Rp 791.678.000
Dari data di atas dapat diketahui bahwa total kebutuhan pakan ayam selama satu
periode pada periode 2015/2016 adalah sebesar 12.380 kg. Jumlah pakan setiap
bulannya relatif meningkat dikarenakan kebutuhan pakan ayam ras petelur
cenderung bertambah seiring dengan pertambahan usia ayam.
5.2.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang melakukan konversi bahan
baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk
tertentu. Peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm pada periode 2012/2015
mempekerjakan tenaga kerja langsung sebanyak 10 orang yang terdiri dari
44
Universitas Sumatera Utara
mandor dan Anak kandang. Upah untuk Mandor di peternakan ini adalah sebesar
Rp. 3.000.000,- per bulan dan Rp.2.200.000,- per bulan untuk Anak Kandang.
Adapun jumlah mandor di CV Jaya Bersama Poultry Farm adalah 2 orang yakni
satu untuk mandor kandang dan satu untuk mandor telur. Sedangkan jumlah anak
kandang ada 8 orang yakni 3 orang pekerja pakan dan 5 orang pekerja telur.
Rincian biaya tenaga kerja langsung CV Jaya Bersama Poultry Farm dapat dilihat
pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Gaji Tenaga Kerja Langsung CV Jaya BersamaPoultry Farm
Periode 2015/2016
Pekerja
Mandor
Anak Kandang
Total
Data Primer Diolah
Jumlah
2
8
10
Gaji/org/bulan
Rp
3.000.000
Rp
2.200.000
Total/Bulan
Rp
6.000.000
Rp 17.600.000
Rp 23.600.000
Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung, CV Jaya Bersama Poultry Farm
tidak menggunakan metode perhitungan menggunakan harian kerja. Biaya tenaga
kerja dihitung berdasarkan bulan. Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa setiap bulan
perusahaan peternakan ini mengeluarkan biaya sebesar Rp. 23.600.00,- untuk
tenaga kerja langsung. Namun perusahaan peternakan ini juga mengeluarkan
biaya tenaga kerja tidak langsung yang akan dihitung pada biaya overhead
perusahan.
5.2.3
Biaya Overhead Perusahaan
Biaya overhead adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja
langsung dan umumnya tidak dapat ditelusuri pada produk. Biaya Overhead CV
Jaya Bersama Poultry Farm terdiri dari biaya overhead pabrik tetap dan biaya
overhead pabrik variabel. Biaya overhead tetap perusahaan terdiri dari Gaji
45
Universitas Sumatera Utara
Satpam, Gaji Supir,gaji maintenance, Biaya Ibadah, perawatan kandang,
penyusutan pullet, penyusutan kandang, penyusutan gudang, penyusutan tempat
pakan gantung, penyusutan tempat pakan PVC, Penyusutan tempat minum PVC,
penyusutan egg tray, penyusutan mesin semprot, penyusutan brooder, penyusutan
genset, penyusutan ember plastik, penyusutan mobil pick up, penyusutan
timbangan digital, penyusutan peti kayu, penyusutan sprayer, penyusutan sekop,
penyusutan drum air, biaya transportasi. Biaya overhead variabel perusahaan
terdiri dari biaya vaksin, biaya obat dan vitamin, biaya listrik, biaya transportasi,
dan PBB. Rincian biaya overhead tetap dan variabel CV Jaya Bersama Poultry
Farm dapat dilihat pada Tabel 5.5
Tabel 5.5. Biaya Overhead Tetap dan Variabel CV Jaya BersamaPoultry
Farm Periode 2015/2016
Bulan
Overhead Tetap
Januari
Rp. 50.302.389
Februari
Rp. 47.302.389
Maret
Rp. 33.302.389
April
Rp. 26.802.389
Mei
Rp. 24.302.389
Juni
Rp. 24.302.389
Juli
Rp. 22.302.389
Agustus
Rp. 24.302.389
September
Rp. 22.552.389
Oktober
Rp. 35.302.389
November
Rp. 32.302.389
Desember
Rp. 26.502.389
Januari
Rp. 23.802.389
Februri
Rp. 24.302.389
Maret
Rp. 23.302.389
TOTAL
Rp 440.985.833
Sumber: Data Primer Diolah
Overhead variabel
Rp. 63.181.720
Rp. 64.208.432
Rp. 66.881.018
Rp. 69.245.811
Rp. 62.289.261
Rp. 60.357.489
Rp. 61.892.747
Rp. 65.406.042
Rp. 71.062.265
Rp. 66.936.278
Rp. 67.895.168
Rp. 60.321.160
Rp. 60.598.598
Rp. 60.449.628
Rp. 60.151.229
Rp. 960.876.846
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa biaya overhead perusahaan tetap
berubah setiap bulannya. Hal ini disebabkan biaya perawatan kandang yang
46
Universitas Sumatera Utara
berbeda setiap bulannya. Biaya overhead perusahaan tetap tertinggi terdapat pada
bulan Januari 2015 yakni sebesar Rp. 50.302.389,- dan terendah pada bulan
Juli2015, sebesar Rp 22.302.389,-. Untuk biaya overhead perusahaan variabel
teringgi terdapat pada bulan September 2015 dengan biaya sebesar Rp.
71.062.265,- dan biaya overhead perusahaan terendah pada bulan Maret 2016
dengan biaya sebesar Rp. 60.151.229,-. Total biaya overhead perusahaan pada
periode 2015/2017 adalah sebesar Rp. 1.401.862.680,-.
Gaji Manager, supir dan satpam tidak berubah setiap bulannya, masing-masing
sebesar Rp. 5.000.000, 2.200.000 dan 2.200.000. Biaya penyusutan terdiri dari
penyusutan pullet, kandang, gudang, tempat pakan gantung, tempat pakan PVC,
tempat minum PVC, egg tray, mesin semprot,brooder, genset, ember plastik,
mobil pick up, timbangan digital, peti kayu, sprayer, sekop, dan drum air.
Biaya overhead variabel CV Jaya Bersama Poultry Farm selalu fluktuatif setip
bulannya hal ini dikarenakan dalam proses produksi perusahaan peternakan sangat
rentan terhadap berbagai penyakit ayam, sehingga biaya vaksin, obat dan vitamin
sulit untuk di kontrol. Biaya overhead perusahaan terbesar dalam satu periode
produksi telur ayam ras adalah biaya penyusutan pullet yaitu sebesar Rp.
734.544.000. CV Jaya Bersama poultry farm membeli 15.000 ekor pullet 2
minggu sebelum produksi dengan harga Rp. 65.000/ekor. Biaya pembelian pullet
ini ditambahkan dengan biaya pemeliharaan sebelum produksi dan kemudian
dibagikan dengan masa produktif ayam selama 15 bulan. Rincian penyusutan
pullet dapat dilihat pada Tabel 5.6.
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Biaya Penyusutan Pullet CV Jaya Bersama Poultry Farm Periode
Tahun 2015/2016
Jenis Biaya
Biaya Pembelian
Bibit
Biaya Vaksin
Biaya Pakan
Jumlah
15.000 ekor
Biaya Satuan
Rp.65.000
Total Biaya (Rp)
975.000.000
7.500.000
19.500.000
Total Biaya Pembelian Pullet
Penjualan Ayam
12736 ekor
Rp. 21000
Afkir
Penyusutan Ayam
Sumber : Data Primer Diolah
Rp 1.002.000.000
Rp
267.456.000
Rp
48.969.600
Dari Tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa penyusutan pullet setiap bulan
selama satu periode adalah sebesar Rp. 48.969.600 dengan total biaya penyusutan
pullet adalah sebesar Rp. 734.544.000/periode. Adapun rincian biaya overhead
perusahaan selama satu periode dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7.Biaya Overhead Perusahaan CV Jaya BersamaPoultry Farm
Periode Tahun 2015/2016
No.
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Komponen Biaya
Gaji Manager
Gaji Satpam
Gaji Supir
Gaji maintenance
Penyusutan Pullet
Vaksin
Obat dan Vitamin
Listrik
Ibadah
Perawatan kandang
Penyusutan
Biaya Transportasi
PBB
Total
Sumber :Data Primer Diolah
Jumlah (Rp)
75.000.000
132.000.000
33.000.000
47.950.000
734.544.000
61.150.000
80.600.000
22.600.839
3.000.000
88.500.000
61,535,833
3.000.000
58.982.007
1.401.862.680
48
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa biaya overhead perusahaan yang terbesar
terdapat pada biaya bibit dan yang terendah adalah biaya sekop yaitu masingmasing sebesar Rp. 734.544.000 dan Rp. 157.500.
5.3 Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing dan
variable Costing
5.3.1
Metode Full Costing
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode Full Costing adalah
merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi kedalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku
variabel
maupun
tetap.
Perhitungan
harga
pokok
produksi
CV
Jaya
BersamaPoultry Farm pada periode 2015/2016 dengan metode full costing dapat
dilihat pada Tabel 5.8.
49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Harga Pokok produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm Periode
Tahun 2015/2016dengan Metode Full Costing
Bulan
Biaya
Bahan
Baku (Rp)
Januari
Februari
39.000.000
42.000.000
Biaya Tenaga
Kerja
Langsung
(Rp)
23.600.000
23.600.000
Maret
April
42.000.000
49.600.000
Mei
Juni
Biaya
Overhead
Pabrik (Rp)
Total HPP
(Rp)
Produksi
(Butir)
HPP/Butir
113.484.109
111.510.821
176.484.109
177.110.821
364.670
359.760
483
492
23.600.000
23.600.000
100.183.407
96.048.200
165.783.407
169.248.200
369.457
365.471
424
463
50.400.000
23.600.000
86.591.650
160.591.650
366.301
438
54.720.000
23.600.000
84.659.878
162.979.878
367.093
444
Juli
51.750.000
23.600.000
84.195.136
159.545.136
385.226
414
Agustus
53.600.000
23.600.000
89.708.431
166.908.431
385.440
433
September
56.952.000
23.600.000
93.614.654
174.166.654
384.103
453
Oktober
57.856.000
23.600.000
102.238.667
183.694.667
371.007
495
November
57.856.000
23.600.000
100.197.557
181.653.557
377.492
481
Desember
60.568.000
23.600.000
86.823.549
170.991.549
369.501
463
Januari
58.760.000
23.600.000
84.400.987
166.760.987
360.592
462
Februari
56.952.000
23.600.000
84.752.017
165.304.017
339.057
488
166.717.618
300.609
555
5.465.779
464
Maret
59.664.000
23.600.000
83.453.618
Total
791.678.000
354.000.000
1.401.862.680
Persentase
(%)
31%
14%
2.538 540.680
55%
Data Primer diolah
Tabel 5.8 menunjukkan nilai harga pokok produksi untuk per butir telur ayam ras
per bulan dan per periode. Harga pokok produksi terendah terdapat pada bulan
Maret 2016 dengan HPP sebesar Rp. 555/butir dan yang terendah pada bulan Juli
2015 yaitu sebesar Rp. 414/butir. Jika dihitung secara periode, maka harga pokok
produksi telur ayam ras adalah Rp. 464/butir. Nilai ini diperoleh dari total harga
pokok produksi selama satu periode dibagi dengan total produksi telur ayam ras
selama satu periode. Untuk menghitung harga pokok produksi setiap bulannya,
total harga pokok produksi pada bulan tersebut dibagi dengan produksi telur ayam
ras pada bulan yang sama.
Berdasarkan nilai presentase biaya, komponen biaya yang paling besar adalah
biaya overhead peusahaan dan biaya bahan baku langsung. Kedua komponen ini
50
Universitas Sumatera Utara
memiliki nilai presentase pertama dan kedua terbesar, masing-masing 55% dan
31%. Hal ini dikarenakan pada biaya overhead perusahaan terdapat biaya
penyusutan pullet dan biaya perawatan kandang yang mempunyai nilai cukup
tinggi.
5.3.2
Metode Variable Costing
Pada metode variable costing, total harga pokok produksi diperoleh dengan
menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead yang bersifat variabel. Adapun komponen dan rincian biaya harga
pokok produksi metode variable costing pada CV Jaya BersamaPoultry Farm
dapat dilihat pada Tabel 5.9.
51
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Harga Pokok produksi CV Jaya BersamaPoultry Farm Periode
Tahun 2015/2016dengan Metode Variable Costing
Ja Januari
39.000.000
23.600.000
Biaya
Overhead
Variabel
Perusahaan
(Rp)
63.181.720
Februari
42.000.000
23.600.000
Maret
42.000.000
April
Bulan
Biaya Bahan
Baku (Rp)
Biaya Tenaga
Kerja
langsung
(Rp)
Total HPP (Rp)
Produksi
Telur
(Butir)
HPP/
Butir
125.781.720
364.670
345
64.208.432
129.808.432
359.760
361
23.600.000
66.881.018
132.481.018
369.457
359
49.600.000
23.600.000
69.245.811
142.445.811
365.471
390
Mei
50.400.000
23.600.000
62.289.261
136.289.261
366.301
372
Juni
54.720.000
23.600.000
60.357.489
138.677.489
367.093
378
Juli
51.750.000
23.600.000
61.892.261
137.242.747
385.226
356
Agustus
53.600.000
23.600.000
65.406.042
142.606.042
385.440
370
September
56.952.000
23.600.000
71.062.265
151.614.265
384.103
395
Oktober
57.856.000
23.600.000
66.936.278
148.392.278
371.007
400
November
57.856.000
23.600.000
67.895.168
149.351.168
377.492
396
Desember
60.568.000
23.600.000
60.321.160
144.489.160
369.501
391
Januari
58.760.000
23.600.000
60.598.598
142.985.598
360.592
396
Februari
56.952.000
23.600.000
60.449.628
141.001.628
339.057
416
Maret
59.664.000
23.600.000
60.151.229
143.415.229
300.609
477
Total
791.678.000
354.000.000
226.332.846
2.106.554.846
5.465.779
385
Persentase
37.58%
16.80%
45.62%
Data Primer Diolah
Dari Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode variable costing menunjukkan bahwa biaya overhead
variabel merupakan komponen biaya dengan nilai presentase tertinggi (45.62%)
bila dibandingkan dengan komponen biaya lainnya. Dan komponen biaya dengan
nilai presentase terendah adalah biaya tenaga kerja langsung yaitu 16,80%.
Dari Tabel 5.9 juga dapat diketahui bahwa harga pokok produksi dengan metode
variable costing adalah Rp. 385/butir/periode. Jika dilihat dari HPP setiap bulan,
maka bulan Januari 2015 CV Jaya Bersama Poultry farm memiliki HPP terendah
yakni Rp. 345/butir dan tertinggi pada bulan Maret 2017 yaitu Rp. 477/butir.
52
Universitas Sumatera Utara
5.4 Perbandingan Harga Pokok produksi Metode Perusahaan dengan
Metode Full Costing dan Variable Costing
Terdapat perbedaan harga pokok produksi metode perusahaan dengan metode full
costing dan variable costing. Perbedaan yang tidak terlalu mencolok terjadi antara
metode perusahaan dengan metode full costing dan variable costingdan
perusahaan. Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi ini dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 5.10. Perbandingan Harga Pokok Produksi CV Jaya Bersama
Poultry FarmSetiap Bulan Pada Periode Tahun 2015/2016
Bulan
Full
Costing
483
492
424
463
438
444
414
433
453
495
481
463
462
488
555
464
Perusahaan
Januari
326
Februari
334
Maret
294
April
306
Mei
283
Juni
289
Juli
267
Agustus
284
September
303
Oktober
341
November
330
Desember
309
Januari
305
Februari
320
Maret
367
HPP/periode
310
Sumber :Data Primer Diolah
Variable Costing
345
361
359
390
372
378
356
370
395
400
396
391
396
416
477
385
Dari Tabel 5.10 terlihat bahwa harga pokok produksi telur ayam ras metode
perusahaan tidak jauh berbeda dengan metode full costing dan variable
costingyaitu masing-masing RP. 310/butir, Rp. 466/butir dan Rp. 385/butir.Hal ini
disebabkan perusahaan secara tidak langsung juga menghitung biaya variabel
53
Universitas Sumatera Utara
setiap bulannya kecuali biaya penyusutan pullet.Dari Tabel di atas juga dapat
diketahui bahwa harga pokok produksi yang diperoeh dengan metode full costing
lebih besar dibandingkan dengan metode perusahaan dan metode variable costing.
Hal ini disebabkan karena metode full costing memasukkan seluruh biaya, baik
yang bersifat tetap maupun variabel, sedangkan metode variable costing hanya
memasukkan biaya yang sifatnya variabel. Sedangkan metode perusahaan hanya
menghitung biaya aktual yang dikeluarka perusah
aan setiap bulannya. Dalam hal ini menjadi pembeda utama antara metode
variable costing dan perusahaan adalah biaya penyusutan pullet. Dimana
perusahaan tidak memasukkan biaya pembelian dan penyusutan pullet pada
perhitungan harga pokok produksi.
Metode full costing akan lebih baik digunakan jika manager ingin mendapatkan
laba jangka panjang, karena metode ini telah memasukan seluruh biaya, termasuk
penyusutan peralatan, kendaraan dan bangunan. Sedangkan metode variable
costing hanya dapat digunakan untuk menentukan laba jangka pendek sehingga
hanya bermanfaat untuk membuat keputusan jangka pendek, yaitu untuk
mengetahui titik impas (break even point). Metode variable costing hanya
memasukkan biaya yang sifatnya variabel, tanpa memasukkan biaya-biaya yang
sifatnya tetap.
5.5 Harga Jual Telur Ayam Ras
5.5.1. Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode
Perusahaan
Harga jual diperoleh dari penjumlahan harga pokok produksi dengan laba yang
diinginkan. Harga jual yang ditetapkan perusahaan adalah dari perhitungan harga
54
Universitas Sumatera Utara
pokok produksi perusahaan yaitu sebesar Rp. 310/butir ditambah dengan
ketetapan laba dari perusahaan yaitu sebesar 50%, namun perusahaan dapat
mengubah presentase laba dengan tetap mempertimbangkan biaya produksi dan
harga di pasar. Berikut adalah perhitungan harga jual telur ayam ras perusahaan
CV Jaya BersamaPoultry Farm :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode perusahaan) x Ketetapan Laba
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
Maka dihasilkan labaperusahaan :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode perusahaan) x Ketetapan Laba
= Rp. 310/butir x 50%
= Rp. 155/butir
Sehingga didapstksn harga jual :
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
= Rp. 310/butir + Rp. 155/butir
= Rp. 465/butir
Harga jual perusahaan dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi
metode perusahaan adalah Rp. 465/butir
5.5.2. Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode Full
Costing
Rumus untuk menghitung harga jual dengan berdasarkan harga pokok produksi
metode full costing tidak berbeda dengan metode perusahaan, adalah :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode full costing) x Ketetapan Laba
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
55
Universitas Sumatera Utara
Harga pokok produksi dengan metode full costing adalah Rp. 466/butir dengan
presentase laba yang diinginkan sebesar Rp. 50%, maka :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode full costing) x Ketetapan Laba
= Rp. 464/butir x 50%
= Rp. 232/butir
Dihasilkan harga jual perusahaan :
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
= Rp. 464/butir + Rp. 232/butir
= Rp. 696/butir
Dari perhitungan di atas dihasilkan harga jual perusahaan dengan menggunakan
perhitungan
harga
pokok
produksi
metode
full
costing
adalah
Rp.
696/butir.Terdapat selisih Rp. 240/butir dari harga jual menggunakan harga pokok
produksi metode perusahaan.
5.5.3. Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode
Variable Costing
Dengan menggunakan rumus yang sama dengan perhitungan harga jual metode
perusahaan dan full costing, yakni :
Laba = Harga Pokok Produksi (metode variable costing) x Ketetapan Laba
Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba
Maka, laba perusahaan adalah :
Laba
= Harga Pokok Produksi (metode variable costing) x Ketetapan Laba
= Rp. 385/butir x 50%
= Rp. 192,5/butir
56
Universitas Sumatera Utara
Laba yang diperoleh kemudian dijumlahkan dengan harga pokok produksi metode
variable costing, maka dihasilkan :
Harga Jual
= Harga Pokok Produksi + Laba
= Rp. 385/butir + Rp. 192,5/butir
= Rp. 577,5/butir
Dengan laba sebesar Rp. 192,5/butir maka dihasillkan harga jual perusahaan
sebesar Rp. 577,5/butir. Harga jual dengan menggunakan harga pokok produksi
metode variable costing, nilai nya tidak jauh berbeda dengan harga jual
menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, yakni selisihnya sebesar
Rp. 112,5/butir.
5.5.4.
Evaluasi Harga Jual Telur Ayam Ras
Harga jual merupakan hal yang penting untuk diperhatikan agar daya saing
perusahaan terjaga.Dari hasil peerhitunga sebelumnya didapatkan harga jual
dengan menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, full costing dan
variable costing.Adapun perbandingan harga jual teluar ayam ras dengan
menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, full costing dan variable
costing dapat dilihat pada table 5.11.
57
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Perbandingan Harga Jual Telur Ayam Ras CV Jaya
BersamaPoultry Farm Periode Tahun 2015/2016
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
Harga
Jual/periode
Data Primer diolah
Perusahaan
(Rp)
489
501
404
459
424
434
400
426
455
511
496
464
457
480
550
Full Costing
(Rp)
724
738
637
695
658
666
621
650
680
743
722
694
694
731
832
Variable Costing
(Rp)
517
541
538
585
558
567
534
555
592
600
593
587
595
624
716
565
690
577,5
Berdasarkan Tabel5.11 dapat dilihat bahwa harga jual tertinggi adalah dengan
menggunakan metode harga pokok produksi full costing . Sedangkan harga jual
dengan menggunakan metode harga pokok produksi metode variable costing
berada diantara harga jual perusahaan dengan metode full costing. Hal ini sejalan
dengan perbedaan harga pokok produksi perusahaan, metode full costing dan
metode variable costing. Dimana semakin tinggi harga pokok produksi maka
harga jual telur ayam ras juga semakin tinggi.
Jika perusahaan menggunakan harga jual dengan metode harga pokok produksi
full costing maka daya saing perusahaan akan berkurang dibanding dengan
perusahaan sejenis lainnya, disamping harga eceran ditingkat pedagang pengecer
juga akan lebih mahal. Namun, dengan menggunakan harga jual metode ini
58
Universitas Sumatera Utara
perusahaan akan mampu membantu perusahaan dalam membuat keputusan jangka
panjang, dimana kelangsungan usaha untuk waktu yang lama lebih terjamin.
Sedangkan harga jual dengan metode variable costing membantu perusahaan
dalam mengambil keputusan jangka pendek. Hal ini dikarenakan metode variable
costing memperhitungkan biaya-biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan.
Sehingga memudahkan perusahaan dalam mengontrol biaya dalam jangka
pendek. Namun dikarenakan metode ini hanya menghitung biaya secara variabel,
maka kurang menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang.
59
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Harga Pokok Produksi dengan metode perusahaan adalah sebesar Rp.
310/butir, harga pokok produksi dengan metode full costing dan variable
costing adalah masing-masing sebesar Rp.464/butir dan Rp. 385/butir.
2. Harga jual yang ditetapkan perusahaan selama ini adalah Rp. 465/butir,
sedangkan harga jual dengan menggunakan Harga Pokok Produksi metode full
costing dan variable costing masing-masing sebesar Rp.696/butir dan Rp.
577,5/butir
6.2 Saran
1. Pemerintah
Pemerintah dapat memberikan pelatihan perhitungan biaya produksi kepada
pelaku usaha baik perusahaan maupun peternak rakyat dapat memanajemen biaya
dan pelaku usaha dapat menentukan harga jual sehingga diketahui keuntungan
realyang didapat perusahaan demi kelangsungan usaha.
2. Perusahaan
Metode harga pokok produksi yang disarankan kepada perusahaan adalah dengan
metode Full Costing, dikarenakan metode ini menghitung semua biaya
perusahaan baik yang bersifat tetap maupun variabel sehingga perusahaan
memiliki dana cadangan usaha (persediaan investasi) untuk membut keputusan
jangka panjang yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha.
60
Universitas Sumatera Utara
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian terkait harga pokok produksi di
tingkatan peternak rakyat agar didapatkan harga pokok produksi peternak rakyat
sehingga peternak rakyat dapat menyesuaikan dengan harga pasar.
.
61
Universitas Sumatera Utara