Analisis Harga dan Elastisitas Pemasaran Telur Ayam Ras Kabupaten Langkat

  Geografi Kabupaten Langkat a.

  Geografi Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara 3 14’00” dan 4 13’00” Lintang Utara dan antara 97 52’00” dan 98 45’00” Bujur Timur. Luas

  2

  wilayah Kabupaten Langkat 6.263,29 km atau 8,74 persen dari total luas Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian 4-105 m di atas permukaan laut sehingga sebagiann besar wilayahnya merupakan daratan rendah.

  Kabupaten Langkat sebagai salah satu kabupaten di Ujung Barat Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh dibagian Utara dan Barat, serta berbatasan dengan Selat Malaka di Utara. Sedangkan, disebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang di Sebelah Timur (Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2013).

  b.

  Iklim Kabupaten Langkat beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli (Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2013).

  Kabupaten Langkat mengalami curah hujan sebanyak 3.289,94 mm dengan lama hujan 150,83 hari pada tahun 2012 dengan rata-rata total curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 408,88 mm dengan hari hujan sebanyak 18 hari kemudian pada bulan September sebesar 376,88 mm dengan hari hujan sebanyak 15 hari (Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2013).

  Pemasaran

  Pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum barang- barang/bahan-bahan masuk dalam proses produksi. Dalam hal ini banyak keputusan pemasaran yang harus dibuat jauh sebelum produk itu dihasilkan, seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pasar, harga dan promosi. Pemasaran dapat didefinisikasan sebagai kegiatan bisnis yang mengatur arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen sehingga sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang dikehendaki pada harga yang dibayar konsumen (Cahyono, 1994).

  Pasar

  Pasar diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pasar memiliki tempat atau lokasi tertentu sehinga memungkinkan pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi jual beli produk baik barang maupun jasa (Kasmir, 2010).

  Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan transaksi penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar. Kebanyakan penjual atau pengelola menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan- bahan makanan berupa ikan, sayuran, buah, telur, daging, kain, pakaian, jasa dan lain-lain (Daryanto, 2010).

  Harga

  Harga ialah nilai sejumlah uang yang harus dibayar seseorang untuk mendapatkan hak menggunakan produk. Seseorang bisa membeli pemilikan suatu produk, banyaknya produk dan hak penggunaan. Biaya konsumen adalah segala sesuatu yang diserahkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Supranto, 2011).

  Permintaan fluktuatif terjadi disaat masyarakat mengkonsumsi produk di saat- saat tertentu seperti lebaran, tahun baru dan bulan-bulan tertentu. Keadaaan tersebut sangat menyulitkan program produksi ayam. Para peternak mencoba melakukan program peningkatan produksi jika lebaran tiba. Namun, kesulitan jika usai lebaran permintaan langsung anjlok, harga pun langsung merosot tajam (Supranto, 2011 ).

  Meskipun permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya untuk keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya. Dan terdapat kecenderungan permintaan telur ayam ras akan selalu ada setiap saat, karena potensi pasar telur ayam ras cukup besar dalam peranannya sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan (roti, kue, martabak, dan lain-lain). Telur ayam ras juga merupakan subtitusi dari daging. Ketika harga daging meningkat masyarakat akan mensubtitusikan daging terhadap telur ayam ras sehingga permintaan telur ayam ras akan meningkat (Sudiyono, 2002).

  Perubahan harga telur ayam disebabkan oleh (a) adanya pengaruh perubahan iklim, (b) banyaknya telur yang dikirim keluar wilayah, (c) adanya penjualan ayam afkir, pada saat harga telur ayam turun di bulan ramadhan peternak akan menutupi kerugiannya dengan menjual ayam afkir (Nurhayati, 2012).

  Elastisitas Pemasaran

  Secara sederhana elastisitas mengukur persentase suatu perubahan variabel sebagai akibat adanya perubahan variabel lain. Dengan kata lain, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga dan perubahan jumlah permintaan dan penawaran yang diakibatkan oleh perubahan harga (Soebarno, 2007).

a. Penawaran (Supply)

  Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang yang akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan (Sukirno, 2003).

  Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang.

  Sebaliknya, semakin rendah harga barang, semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang/produsen (Daniel, 2002).

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran, yaitu :

  1. Harga beli pedagang Suatu teori ekonomi dasar menjelaskan bahwa semakin tinggi harga suatu komoditi, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebabnya ialah karena keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga tersebut naik, demikian juga sebaliknya, sedangkan input yang dipakainya tetap (Djojodipuro, 1991).

  Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Kuantitas akan meningkat ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta menurun ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan positif dengan harga (Djojodipuro, 1991).

  2. Biaya pemasaran Biaya pemasaran adalah semua pengeluaran pedagang yang akan digunakan untuk menjual barang-barang yang akan ditawarkan (Amir, 2005).

  3. Profit/keuntungan Pedagang telur dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan.

  Artinya bahwa pedagang telur selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya yang dikeluarkan pedagang telur (Kadariah, 1994).

  4. Jumlah telur yang tersedia Jumlah telur yang tersedia yang diperoleh pedagang dari pemasok sangat mempengaruhi penawaran pedagang. Ketika jumlah telur yang tersedia banyak maka harga akan turun dan sebaliknya ketika jumlah telur yang tersedia sedikit maka harga akan naik. Sukirno (2003), menyatakan bahwa hukum penawaran pada dasarnya makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual.

  Elastisitas Penawaran

  Elastisitas penawaran adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Karena harga juga faktor penentu penawaran maka bila harga berubah jumlah barang yang ditawarkan pun akan berubah (Tarmizi, 2008).

  Rumus Elastisitas penawaran : Es =

  X Keterangan : ▲Q = Perubahan jumlah Penawaran ▲P = Perubahan harga barang P = Harga barang mula-mula Q = Jumlah penawaran mula-mula Es = Elastisitas Penawaran

  Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas penawarannya, elastisitas penawaran dapat dibedakan beberapa jenis, yaitu:

  1. Penawaran inelastis sempurna (Es = 0) terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun ada perubahan harga. Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang ditawarkan. Contoh: jumlah penawaran buah kelapa di suatu daerah ketika musim kemarau sangat sedikit dan dipengaruhi faktor alam, walaupun harga tinggi namun jumlah yang ditawarkan tetap relatif terbatas.

  2. Penawaran Inelastis (Es < 1) yaitu persentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih kecil dibandingkan persentase perubahan harga. Contoh: barang- barang hasil pertanian Karena barang–barang produk pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya dalam jangka pendek.

  3. Penawaran Elastis Uniter (Es = 1) yaitu perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain, persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga.

  4. Penawaran Elastis (Es > 1) yaitu perubahan harga berpengaruh cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas barang yang yang ditawarkan akan menurun 10 %. Contoh: barang-barang hasil industri yang mudah ditambah atau dikurangi produksinya.

  5. Penawaran Elastis Sempurna (Es = ∞), terjadi jika ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga. Dengan kata lain, terjadi bila penawaran suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh: terjadi pada berbagai produk (Kasmir, 2010).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu : 1.

  Sifat perubahan ongkos produksi Biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada saat melakukan kegiatan produksi akan sangat berpengaruh terhadap elastisitas penawaran.

2. Jangka waktu analisis a.

  Masa amat singkat Pada masa ini produsen dianggap tidak dapat menambah penawarannya. Oleh sebab itu, penawarannya bersifat tidak elastis sempurna.

  b.

  Jangka Pendek Pada masa ini perusahaan mulai dapat menaikkan jumlah produksinya, meskipun kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah.

  c.

  Jangka Panjang Pada masa ini sangat memungkinkan untuk menambah jumlah barang yang ditawarkan. Oleh sebab itu penawarannya bersifat elastis (Pracoyo, 2006).

b. Permintaan (Demand)

  Permintaan adalah keinginan mannusia yang di dukung oleh daya beli. Manusia dapat memiliki keinginan, namun ia belum tentu merupakan demand atas produk tertentu bila ia tidak memiliki daya beli (Amir, 2005).

  Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan “makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut”(Sukirno, 2003). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan, yaitu :

  1. Harga barang itu sendiri Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga (Djojodipuro, 1991).

  Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang berkebalikan (Pracoyo, 2006).

  2. Pendapatan Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang. Ini terjadi, bila barang yang dimaksud adalah barang yang berkualitas tinggi maka dengan adanya kenaikan pendapatan, konsumen justru akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut (Pracoyo, 2006).

  3. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan. Permintaan berhubungan positif dengan jumlah tanggungan. Pertambahan jumlah tanggungan/penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan jumlah tanggungan/penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja.

  Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan

  Sumarwan, 2003 ( ).

  4. Harga komoditi lain Permintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh perubahan harga barang-barang lain, baik atas barang substitusi maupun terhadap harga barang komplementer. Sifat dan pengaruh terhadap barang subtitusi dan komplementer ini dikarenakan permintaan suatu barang memiliki kaitan dan pengaruh yang langsung maupun tidak langsung. Pengaruh atas suatu barang dari harga barang lain dikarenakan masing-masing barang mempunyai hubungan saling menggantikan fungsi kegunaan, dan juga saling melengkapi. Jika barang yang digantikan bergerak naik, maka akan dapat mengakibatkan jumlah permintaan barang penggantinya juga akan ikut mengalami kenaikan (Sukirno, 2003).

  Elastisitas permintaan

  Elastisitas Permintaan menjelaskan seberapa besar perubahan persentase jumlah barang yang diminta apabila salah satu faktor tersebut berubah. Apabila terjadi perubahan harga dengan persentase yang sangat kecil, tetapi menimbulkan perubahan yang sangat besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dapat dikatakan bahwa barang tersebut sangat responsif terhadap perubahan harga (Sudarsono, 1990).

  Rumus Elastisitas Permintaan: E d =

  X Keterangan : ▲Q = Perubahan jumlah permintaan ▲P = Perubahan harga barang P = Harga barang mula-mula Q = Jumlah permintaan mula-mula E d = Elastisitas Permintaan

  Pada dasarnya terdapat bebarapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan akan suatu produk, yaitu:

  1. Banyaknya produk substitusi yang tersedia dipasar pada tingkat harga kompetitif, dimana semakin banyak produk substitusi yang tersedia dipasar akan menyebabkan elastisitas permintaan suatu produk tertentu semakin besar.

  2. Pengeluaran periode waktu elastisitas permintaan suatu produk lebih elastis dalam jangka panjang dari pada jangka pendek.

  3. Derajat kepentingan atau kebutuhan akan produk (Pracoyo, 2006). Ada 5 jenis elastisitas permintaan, yaitu: 1. d = 0) yaitu sebesar apapun perubahan harga

  Permintaan Inelastis Sempurna (E sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Hal ini terjadi bila konsumen dalam membeli barang tidak lagi memperhatikan harganya. Contoh : obat, garam, dll.

  2. Permintaan Inelastis (E

  d < 1) yaitu pada keadaan ini persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dibandingkan dengan perubahan harga.

  Permintaan inelastic sering disebut permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%. Contoh: barang-barang kebutuhan pokok seperti, beras gula, pupuk dll.

  3. Permintaan elastis (E

  

d > 1) yaitu pada keadaan ini persentase perubahan jumlah

  barang yang diminta lebih besar daripada perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas barang yang diminta akan mengalami kenaikan lebih dari 10%. Contoh: barang-barang mewah, alat elektronika.

  4. Permintaan Elastis Uniter (E

  d = 1) yaitu pada keadaan ini persentase perubahan jumlah barang yang diminta sama dengan persentase perubahan harga.

  5. Permintaan Elastis Sempurna (E

  d =

  ∞) terjadi bila permintaan suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas permintaan akan produk tersebut bisa berubah- ubah walaupun harga produk itu tetap (Pracoyo, 2006).