Mekanisme Pendaftaran dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama
untuk

pembangunan

nasional

dan

penyelenggaraaan

pemerintahan.

Penerimaan Negara yang terdiri atas penerimaan pajak dalam negeri dan
pajak luar negeri inilah yang akan digunakan menjadi anggaran untuk
menjalankan roda pemerintahan di Negara Indonesia khususnya.Oleh
karenaitu,


pemerintahterus

berusaha

dengan

berbagai

cara

untuk

memaksimalkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.
Beberapa tahun silam unsur perpajakan dianggap sebagai penerimaan
sekunder, karena pada masa itu yang menjadi sumber pendapatan utama dan
menjadi andalan penerimaan Negara berasal dari minyak dan gas (migas).
Tetapi semakin lama minyak dan gas Indonesia tidak dapat diandalkan lagi
sehingga beralih ke sektor pajak dan pajak pada masa sekarang ini menjadi
sumber penerimaan terbesar negara tetapi bukanlah satu- satunya sumber

untuk menambah pendapatan Negara.
Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Kementerian
Keuangan dalam hal mempermudah wajib pajak untuk melakukan kewajiban
perpajakan.

Namum

masih

kurangnya

kesadaran

masyarakat

dalam

melakukan kewajiban perpajakannya menjadi hambatan bagi pemerintah

1

Universitas Sumatera Utara

2

untuk mengumpulkan pajak. Salah satu jenis pajak yang sampai saat ini juga
mengalami kesulitan dalam pemungutannya yaitu Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
Kurangnya kesadaran para pengusaha dalam melaporkan usahanya, untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Hal ini mengakibatkan
kerugian bagi negara dan pengusaha. Negara mengalami kerugian karena
berkurangnya penerimaan dari sektorPPN yang dibayarkan pengusaha, dan
pengusaha tersebut rugi karena apabila tidak menjadi Pengusaha Kena Pajak
(PKP) dia tidak akan dapat melakukan transaksi dengan instansi pemerintahan
karena tidak dapat menerbitkan faktur pajak.
Berdasarkan uraian tersebut tentang ketidak taatan wajib pajak dalam
melakukan kewajiban perpajakannya, maka penulis mengangkat masalah
Pengusaha kena Pajak, agar masyarakat mengetahui mekanisme pendaftaran
dan pencabutan NPPKP menjadi judul tugas akhir yaitu “MEKANISME
PENDAFTARAN DAN PENCABUTAN NOMOR PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP) DI KANTOR PELAYANAN

PAJAK PRATAMA BINJAI”.

Universitas Sumatera Utara

3

B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari laporan tugas akhir adalah :
1.1 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme bagi Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang dikukuhkan secara jabatan
1.2

Untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang dilakukan bagi
Pengusaha Kecil yang ingin terdaftar sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP)

1.3 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang dilakukan atas
permohonan PKP yang ingin melakukan Pencabutan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


2. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan tugas akhir adalah :
2.1 Bagi Mahasiswa
2.1.1

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
mengenai Pendaftaran dan Pencabutan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)

2.1.2

Mengaplikasikan semua teori dan disiplin ilmu yang
telah dipelajari Selema di bangku perkuliahan di
dalam kehidupan dunia kerja nyata sebagai upaya
peningkatan kepatuhan Wajib Pajak

2.1.3

meningkatkan


kemampuan

berkomunikasi,

mempelajari kerja dalam team dan keahlian kerja

Universitas Sumatera Utara

4

2.1.4

Menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa
tanggung

jawab

dan


profesionalisme

serta

kedisiplinan yang nantinya dibutuhkan ketika
memasuki dunia kerja.
2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
2.2.1

Menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab
terhadap segala sesuatu pekerjaan yang ditugaskan.
Meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak
universitas dengan instansi-instansi lain.

2.2.2

Meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan pada
masa yang akan datang sehingga berkembang lebih
pesat.


2.2.3

Sebagai

sarana

dalam

meningkatkan

kualitas

Mahasiswa/I di Universitas Sumatera Utara
2.2.4

Mempromosikan Sumber Daya Manusia Universitas
Sumatera Utara

2.3 Bagi KPP Pratama Binjai
2.3.1


Saran bagi KPP Pratama Binjai agar menerima
saran maupun kritik yang membangun dan manjadi
sumber masukan

2.3.2

Membina kerja sama antara lembaga pendidikan
dengan KPP Pratama Binjai

Universitas Sumatera Utara

5

2.3.3

Membekali Mahasiswa/I dengan pengalaman yang
sebenarnya di dunia kerja dan sebagai persiapan
untuk memasuki dunia kerja dan masyarakat umum


C. Uraian teoritis
1. Pengertian Pajak
Secara umum pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang – undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada
mendapat balasan jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa
berdasarkan norma – norma hukum untuk menutup biaya produksi
barang – barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan
umum. Dan untuk setiap wajib pajak tanpa terkecuali yang tidak mau
membayar pajak maka akan mendapat sanksi.
Kelangsungan hidup suatu negara memerlukan biaya yang
sangat besar. Adapun penghasilan negara berasal dari masyarakat
melalui pungutan pajak atau hasil kekayaan alam yang trkandung di
dalam negara. Penghasilan tersebutlah yang akan digunakan untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup
kepentingan pribadi individu seperti kesejahteraan rakyat, pendidikan,
dan kesehatan.
Ada banyak pendapat yang dikemukakan oleh parah ahli tentang
pengertian pajak, beberapa diantaranya adalah :

Universitas Sumatera Utara


6

1.1 Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang No. 16 Tahun 2009 :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa

berdasarkan

mendapatkan imbalan

undang-undang,

dengan

tidak

secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
1.2 Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro (Hukum
Pajak, 2014:9) :
“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan
Undang-Undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak

mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung
dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
2. Unsur – Unsur Pajak
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan pajak memiliki
beberapa unsur-unsur, yaitu :
2.1 Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut
pajak hanya lah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan
barang).

Universitas Sumatera Utara

7

2.2 Berdasarkan undang-undang, pajak dipungut berdasarkan
atau

dengan

kekuatan

undang-undang

serta

aturan

pelaksanaannya.
2.3 Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang
secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak
tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual
oleh pemerintah.
2.4 Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat
luas.

3. Fungsi Pajak
Adapun fungsi pajak adalah :
3.1 Fungsi Finansial (Budgeter)
yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke
kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran negara. Penerimaan dari sektor pajak dewasa
ini menjadi tulang punggung penerimaan negara dalam
Anggara Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3.2 Fungsi Mengatur (Regulerend)
yaitu pajak diguanakan sebagai alat untuk mengatur
masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik
dengan tujuan tertentu. Pajak digunakan sebagai alat untuk

Universitas Sumatera Utara

8

mencapai tujuan

tertentu

dapat dilihat dalam contoh

sebagai berikut:
i.

Pemberian insentif pajak (misalnya tax
holiday,

penyusutan

rangka

meningkatkan

dipercepat)
investasi

dalam
baik

investasi dalam negeri maupun investasi
asing.
ii.

Pengenaan pajak ekspor untuk produkproduk tertentu dalam rangka memenuhi
kebutuhan dalam negeri.

iii.

Pengenaan bea masuk dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah untuk produk-produk
impor tertentu dalam rangka melindungi
produk-produk dalam negeri.

4. Jenis- Jenis Pajak
Masalah

perpajakan

tidak

lah

sederhana

hanya

sekedar

menyerahkan sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada
negara,

tetapi

coraknya

bermacam-macam

tergantug

pada

pendekatannya. Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan
golongan, wewenang pemungutnya, maupun sifatnya, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

9

4.1 Berdasarkan Golongan
4.1.1Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang
bebannya harus ditanggung sendiri oleh
wajib pajak yang bersangkutan dan tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain.
4.1.2 Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak
yang bebannya dapat dialihkan atau
digeserkan

kepada

pihak

lain

sehingga sering disebut juga sebagai
pajak tidak langsung.

4.2 Berdasarkan Wewenang Pemungut
4.2.1 Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak yang
wewenang pemungutannya ada pada
pemerintah pusat yang pelaksananya
dilakukan

oleh

Keuangan

melalui

Departemen
Direktorat

Jenderal Pajak. Pajak pusat datur
dalam

undang



undang

dan

hasilnya akan masuk ke Anggaran

Universitas Sumatera Utara

10

Pendapatan dan Belanjaj Negara
(APBN)
4.2.2 Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak
yang wewenang pemungutannya ada
pada

Pemerintah

Pelaksanaannya

daerah

yang

dilakukan

oleh

Dinas Pendapatan Daerah.

4.3 Berdasarkan Sifat
4.3.1 Pajak subjektif
Pajak subjektif adalah
pajak yang memperhatikan kondisi
atau keadaan Wajib Pajak. Dalam
menentukan pajaknya harus ada alas
an



alas

an

objektif

yang

berhubungan erat dengan keadaan
materialnya, yaitu gaya pikul. Gaya
pikul

adalah

kemampuan

WP

memikul pajak setelah dikurangi
biaya hidup minimum
4.3.2Pajak Objektif
Pajak Objektif adalah pajak
yang pada awalnya memperhatikan

Universitas Sumatera Utara

11

objek yang menyebabkan timbulnya
kewajiban

membayar,

kemudian

baru dicari subjeknya baik orang
pribadi atau badan. Jadi, dengan
kata lain pajak objektif adalah
pengenaan

pajak

yang

hanya

memperhatikan kondisi objeknya
saja.

5. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang
dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa
Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan dapat dikenakan berkali – kali
setiap ada pertambahan nilai dan dapat dikreditkan. Orang Pribadi,
Perusahaan, maupun pemerintah yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak akan dikenakan PPN.
Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang –
Undang PPN.
Selain PPN, atas Barang kena Pajak yang tergolong mewah
juga dikenakan Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Yang dimaksud dengan barang kena pajak yang tergolong mewah
adalah :

Universitas Sumatera Utara

12

i. Barang tersebut bukan merupakan barang
kebutuhan pokok
ii. Barang tersebut dikonsumsi masyarakat umum
iii. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh
masyarakat berpenghasilan tinggi
iv. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan
status sosial
v. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan
dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat
Subjek pajak PPN adalah Pengusaha Kena Pajak.
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun
yang

dalam

lingkungan

perusahaan

atau

pekerjaannya

menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa atau
memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah orang pribadi atau
badan yang melakukan penyerahan BKP dan/ atau penyerahan JKP
yang dikenakan pajak berdasarkan Undang- Undang PPN, tidak
termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan
keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil memilih
untuk dikukuhkan menjadi PKP. Dan yag dimaksud dengan
Pengusaha Kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku

Universitas Sumatera Utara

13

melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak dengan jumlah peredaran bruto tidak melebihi dari Rp
4.800.000.000,00
NPPKP ( Nomor pengukuhan pengusaha kena pajak )
adalah setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenakan Pajak
pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan undang – undang PPN wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena
pajak memiliki surat pengukuhan kena pajakyang berisi identitas
dan kewajiban perpajakan pengusaha kena pajak.
Penyerahan yang termasuk Objek PPN adalah :
i. Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak di dalam daerah pabean

yang

dilakukan dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaan oleh pengusaha
ii. Impor Barang Kena Pajak
iii. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah
pabean yang dilakukan dalam lingkungan
perusahaan atau pekerjaan oleh pengusaha
iv. Pemanfaatan Barang kena Pajak tidak berwujud
dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
v. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah
pabean ke dalam daerah pabean
vi. Ekspor barang kena pajak oleh Pengusaha Kena
Pajak

Universitas Sumatera Utara

14

vii. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak
viii.

Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha

Kena Pajak
ix. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan
tidak di dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan baik
yang hasilnya akan digunakan sendiri atau
digunakan oleh pihak lain
x. Penyerahan aset oleh Pengusaha Kena Pajak
yang menurut tujuan semula aset tersebut tidak
untuk diperjualbelikan.

Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak
berdasarkan Undang - Undang PPN, wajib melaporkan usahanya
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi PKP.
Dengan dikukuhkannya sebagai PKP maka atas penyerahan BKP
atau JKP, WP tersebut wajib menerbitkan Faktur Pajak sesuai
dengan perundang- undangan PPN.
Berdasarkan permohonan WP untuk dikukuhkan sebagai
PKP, maka KPP melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan
bahwa kedudukan usaha dan kegiatan usaha adalah sesuai dengaan

Universitas Sumatera Utara

15

data yang diisi oleh WP. Hal ini dilakukan untuk menghindari
adanya penerbitan faktur pajak fiktif. Faktur pajak fiktif adalah
faktur pajak yang diterbitkan tidak sesuai dengan bidang usaha atau
kegiatan wajib pajak, alamat yang tidak dapat ditemukan, atau
faktur pajak yang dibuka tetapi tanpa adanya penyerahan barang
atau jasa.
Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN
ada pada pedagang (Pengusaha kena Pajak/PKP). Dalam
perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP dikenal istilah Pajak
Keluaran dan Pajak Masukan. Pajak Keluaran adalah PPN yang
dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan Pajak
Masukan adalah PPN yang di bayar ketika PKP membeli atau
memperoleh produknya.
Tarif PPN menurut Undang - Undang Dasar No. 42 tahun
2009 pasal 7 adalah tarif tunggal, yaitu sebesar 10%. Namun ada
perbedaan dalam tarif PPN expor yaitu 0% guna untuk
meningkatkan persaingan produk kita di luar daerah pabean.
Dasar hukum utama yang digunakan untuk penerapan PPN
di Indonesia adalah : Undang-Undang No. 8/1983 telah diubah
dengan, Undang-Undang No. 11/1994 telah diubah dengan,
Undang-Undang No. 18/2000 telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang No 42/2009.

Universitas Sumatera Utara

16

D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari proposal tugas akhir ini adalah :
1.

Mekanisme bagi PKP yang di kukuhkan secara jabatan di KPP
Pratama Binjai

2.

Mekanisme bagi Pengusaha Kecil yang ingin terdaftar sebagai
PKP di KPP Pratama Binjai

3.

Mekanisme atas permohonan Wajib Pajak yang ingin melakukan
pencabutan PKP

E. Metode Proposal Tugas Akhir
Adapun langkah-langkah atau metode yang diperlukan penulis untuk
mendukung pembuatan laporan ini adalah :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini berkaitan dengan berbagai persiapan mulai
dari pengajuan judul laporan tugas akhir, persetujuan judul laporan
tugas akhir, mencari dan mengumpulkan bahan untuk proposal
hingga tahap konsultasi dengan dosen.
2. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah
yang akan dibahas melaui buku-buku Perpajakan, internet, undangundang perpajakan, dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan objek pembahasan.

Universitas Sumatera Utara

17

3. Observasi Lapangan
Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai. Dalam observasi penulis
memberikan surat pengantar untuk melakukan pengamatan
terhadap data yang diperlukan.
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data primer dan sekunder
yang berhubungan dengan apa yang diperlukan dalam penyusunan
laporan tugas akhir. Data primer adalah data yang diperoleh dari
orang yang berkompeten memberikan masukan data dan informasi
untuk penyusunan laporan ini, sedangkan data sekunder adalah data
yang diperoleh dari pihak pendukung seperti laporan atau dokumendokumen.
5. Analisa Data dan Evaluasi
Setalah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka penulis
melakukan analisis dan evaluasi terhadap data atau keterangan
yang diperoleh pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir
Hal ini berkaitan dengan pengumpulan data dan informasi tentang
mekanisme pendaftaran dan pencabutan nomor pengukuhan pegusaha
kena pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, terdapat
beberapa cara untuk pengumpulan data, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

18

1. Metode Observasi
Dalam metode ini penulis langsung ke lapangan untuk
melakukan peninjauan dengan pengamatan dan pencatatan yang
berkaitan dengan judul laporan tugas akhir.
2.

Metode Wawancara
Dengan

cara

melakukan

komunikasi

dan

tanya

jawab

langsung kepada pegawai instansi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai yang berkompeten dan mampu memberikan
masukan data atau informasi bagi penyusunan laporan tugas
akhir ini.
3. Metode Dokumentasi
Dengan
berhubungan

cara

mengumpulkan

dokumen-dokumen

yang

dengan Mekanisme Pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, dan datadata lain yang berhubungan dengan objek pembahasan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini, yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar
belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan

Universitas Sumatera Utara

19

laporan tugas akhir, tujuan dan manfaat penelitian, uraian
teoritis, ruang lingkup laporan tugas akhir, metode
pengumpulan data laporan tugas akhir dan sistematika
penulisan laporan tugas akhir.
BAB II

GAMBARAN

UMUM

OBJEK

DAN

LOKASI

PENGAMBILAN DATA
Penulis menjelaskan gambaran umum objek dan
lokasi pengambilan data laporan tugas akhir, sejarah singkat
tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, struktur
organisasi, uraian tugas dan fungsi masing-masing seksi.

BAB III

GAMBARAN

DATA

PENDAFTARAN

TENTANG

DAN

MEKANISME

PENCABUTAN

NOMOR

PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai
pengertian-pengertian yang berhubungan dengan masalah
yang diangkut sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, Penerapan Mekanisme Pendaftaran
dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI
Pada
pembahasan

bab

ini

mengenai

berisi

tentang

Mekanisme

data-data

dan

Pendaftaran

dan

Universitas Sumatera Utara

20

Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, dan permasalahanpermasalahan
Mekanisme

yang

timbul

Pendaftaran

pada
dan

saat

menerapkan

Pencabutan

Nomor

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Binjai yang telah dikumpulkan pada saat
penelitian berlangsung, kemudian dianalisis dan dievaluasi.
BAB V

PENUTUP
Dalam bab ini berisi simpulan dan saran penulis
sehubungan

dengan

uraian-uraian

pada

bab-bab

sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara