Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional memerlukan dan mengharuskan dilakukannya
penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi
masyarakat. Dalam industri perasuransian, baik secara nasional maupun global,
terjadi perkembangan yang pesat yang ditandai dengan meningkatnya volume
usaha dan bertambahnya pemanfaatan layanan jasa perasuransian oleh
masyarakat. Layanan jasa perasuransian pun semakin bervariasi sejalan dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat akan pengelolaan risiko dan pengelolaan
investasi yang semakin tidak terpisahkan, baik dalam kehidupan pribadi maupun
dalam kegiatan usaha. 1
Asuransi merupakan lembaga keuangan non-bank yang mempunyai
peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian negara Indonesia. Asuransi
jiwa bukan hanya menguntungkan pihak-pihak yang saling mengadakan
perjanjian asuransi saja, tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, dapat
pula menguntungkan kepentingan nasional, terutama dalam hubungannya dengan
penarikan dana yang berasal dari premi asuransi, yang amat diperlukan dalam
pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh pemerintah pada waktu ini,
demi kemajuan negara dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya. 2
1
Suisno. Tinjauan Yuridis Tindak Pelanggaran Usaha Perasuransian Menurut UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian. Jurnal Independent Vol. 3 No. 1, 2015,
hlm 21.
2
Kornelius Simanjuntak, Myra R. B. Setiawan, dan Brian Amy Prastyo, Hukum Asuransi
(Depok: Djokosoetono Research Center, 2011), hlm. 13
Universitas Sumatera Utara
9
Kegiatan perusahaan asuransi atau usaha perasuransian, khususnya
asuransi atau usaha perasuransian, merupakan jenis yang termasuk dalam kategori
kegiatan usaha yang sangat diatur oleh pemerintah. Hal ini dilakukan karena
usaha asuransi sangat berkaitan dengan pengumpulan dana masyarakat. Namun,
meskipun kegiatan usaha perasuransian telah berlangsung cukup lama, kita baru
mempunyai Undang-undang yang khusus mengatur mengenai jenis kegiatan
usaha ini sejak tanggal 11 Februari 1992, yaitu Undang-undang Nomor 2 Tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian. asuransi atau usaha perasuransian. 3
Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan
maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam tata
kehidupan rumah tangga, baik dalam mengahdapi risiko yang mendasar seperti
risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.
Demikian pula dunia usaha
dalam menjalankan kegiatannya menghadapi
berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. 4
Walaupun banyak metode untuk menangani risiko, namun asuransi
merupakan metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan
perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan
maupun risiko yang dihadapi perusahaan. Di samping itu, usaha perasuransian
sebagai salah satu lembaga keuangan menjadi penting peranannya karena dari
kegiatan perlindungan risiko, perusahaan asuransi menghimpun dana masyarakat
dari penerimaan premi. Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan dana
investasi dalam jumlah yang memadai. Pelaksanaannya harus berdasarkan pada
3
Admin AKR http://www.kjpp-akr.co.id/usaha-penilai-kerugian-asuransi.aspx, (diakses
tanggal 21 Juni 2017)
4
Herman darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 1-2.
Universitas Sumatera Utara
10
kemampuan sendiri. Untuk itu diperlukan usaha pengerahan dana masyarakat.
Dengan peranan asuransi tersebut dalam perkembangan pembangunan ekonomi
yang semakin meningkat, maka semakin terasa kebutuhan akan hadirnya industri
perasuransian yang kuat dan dapat diandalkan. Industri asuransi di Indonesia dari
tahun ke tahun makin berkembang baik dalam jumlah maupun jenisnya. Hal ini
salah satunya karena makin dikenalnya dunia perasuransian oleh masyarakat dan
kemanfaatannya. Bahkan untuk menyikapi perkembangan industri perasurasian di
Indonesia, pemerintah bersama DPR mengundangkan UU No.40 Tahun 2014
Tentang Perasurasian sebagai pengganti dari UU No. 2 Tahun 1992.
Berdasarkan UU No 40 Tahun 2014 yang dimaksudkan dengan asuransi
adalah adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk: (a) memberikan penggantian kepada tertanggung
atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau (b) memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana. 5
Industri asuransi Indonesia harus diakui memang menghadapi berbagai
masalah dan tantangan yang berat, baik dalam cakupan nasional maupun global.
5
Boyyendratamin.
(diakses tanggal 1 Juli 2017)
http://www..com/2016/04/asuransi-dan-usaha-perasuransian.html,
Universitas Sumatera Utara
11
Perkembangan statistik menunjukkan bahwa industri asuransi sedang mengadapi
tahapan kritis. Regulasi dan situasi pasar pun masih relative kurang kondusif
ditengah ancaman ketidakpercayaan masyarakat terhadap pelaku industri.
Penulis memilih masalah tersebut untuk menjadi bahan tulisan Skripsi
dengan judul: Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian
Asuransi Dalam Industri Asuransi
di Indonesia berdasarkan Undang-
Undang No. 40 Tahun 2014
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaturan hukum asuransi di Indonesia?
2. Bagaimanakah penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014?
3. Bagaimanakah penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi Indonesia
kepada pihak ketiga?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaturan hukum asuransi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014.
3. Untuk mengetahui penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi Indonesia
kepada pihak ketiga.
Universitas Sumatera Utara
12
Manfaat penulisan skripsi ini adalah:
1. Secara teoritis
Diharapkan
dapat
memberikan
masukan
bagi
perkembangan
ilmu
pengetahuan secara umum dan ilmu hukum secara khususnya mengenai
tanggung jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi
di
Indonesia.
2. Secara praktis
Diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi kalangan praktisi hukum terutama
mengenai tanggung jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di
Indonesia.
D. Keaslian Penelitian
Sepanjang penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum USU khususnya
Hukum ekonomi bahwa skripsi dengan judul analisis hukum terhadap tanggung
jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia berdasarkan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2014, belum pernah diteliti dalam bentuk skripsi
dari Departemen Hukum Ekonomi di Fakultas Hukum USU.Dalam hal ini
dinyatakan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil pemikiran sendiri dengan
mengambil panduan dari buku-buku, serta sumber lain yang dapat dijadikan
pedoman, adapun judul skripsi yang berkaitan dengan asuransi yaitu,
Hadi A. Tampubolon (2015), dengan judul penelitian Tanggung Jawab
Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (studi pada PT. Jasa Raharja Medan). Adapun
permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara
13
1. Bagaimana pengaturan asuransi menurut hukum positif di Indonesia?
2. Bagaimana perjanjian asuransi kecelakaan lalu lintas antara PT. Jasa Raharja
(Persero) dengan korban kecelakaan lalu lintas?
3. Bagaimana tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Medan dalam
menyetujui klaim terhadap kecelakaan lalu lintas di jalan raya?
Ikhsan Abdillah (2014), dengan judul Kajian Yuridis Terhadap Prinsip
Perlindungan Nasabah Dalam Bancassurance. Adapun permasalahan dalam
penelitian
1. Kerugian dan Faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kerugian
2. Penyelesaian Klaim Seseorang atau Objek Yang di Asuransikan Dalam
Bancassurance
3. Penyelesaian Alternatif dalam Penerimaan Manfaat Polis
Charles Salim (2016), dengan judul penelitian Perlindungan Hukum
Terhadap Pemegang Polis Asuransi Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Adapun permasalahan dalam
penelitian
1. Pengaturan Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Polis Asuransi di
Indonesia
2. Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan dalam Melindungi Pemegang Polis
Asuransi.
3. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Setelah
berlakunya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan
Universitas Sumatera Utara
14
Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran, dan usaha
penulis dibantu dengan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing Penulis,
tanpa adanya penipuan, penjiplakan, atau hal-hal lainnya yang dapat merugikan
para pihak tertentu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian untuk
skripsi ini adalah asli.
E. Tinjauan Pustaka
1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari
pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban ataupun
kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban
untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu tidak
menyimpang dari peraturan yang telah ada. 6 Tanggung jawab merupakan
kewajiban terhadap segala sesuatunya atau fungsi menerima pembebanan sebagai
akibat tindakan sendiri atau pihak lain
2. Penilai Kerugian Asuransi
Perusahaan
Penilai
Kerugian
Asuransi
adalah
Perusahaan
yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang di
pertanggungkan. 7
3. Industri Asuransi
6
Khairrunisa, Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi, (Medan, 2008),
hlm 4
7
Lotusbougenville. https:// Wordpress. Com/ 2010/06/ 16/ Underwriti ngaktuari
amanagemen-Risikodan-Penilaian-Kerugian/Diakses tanggal 20 mei 2017
Universitas Sumatera Utara
15
Perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan angka kemajuan yang
cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan di dalam usaha
yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka. 8 Sesuai dengan
perkembangan zaman, asuransi juga mengalami perkembangan yang cepat dan
semakin baik setiap harinya. Selain meningkatkan pelayanan kepada para
nasabahnya, perusahaan asuransi juga melakukan berbagai macam usaha untuk
bisa tetap memperluas dan memajukan bisnis yang mereka jalankan selama ini.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengeluarkan berbagai
produk baru dan lebih inovatif bagi nasabahnya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengacu kepada norma-norma
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan
pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. 9
2. Sifat penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah penelitian hukum deskriptif yang bersifat
pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang keadaan
8
https://www.cermati.com/artikel/perkembangan-perusahaan-asuransi-diindonesia,diakses tanggal 20 mei 2017.
9
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 23
Universitas Sumatera Utara
16
hukum yang berlaku pada suatu saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang
ada atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi di dalam masyarakat. 10.
3. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang meliputi: 11
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri
dari kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan, bahan
hukum adat yang tidak dikodifikasikan, yurisprudensi, traktat, yaitu UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian,
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, seperti undang-undang, hasil penelitian, hasil karya dari
kalangan hukum.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus bahasa,
kamus hukum, majalah, surat kabar dan ensiklopedia.
4. Alat pengumpul data
Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
(library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain, artikel-artikel, jurnal hukum
10
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta : Rajawali Press, 2007), hlm. 13.
11
Ibid, hlm 24
Universitas Sumatera Utara
17
baik yang diambil dari media cetak maupun elektronik, termasuk peraturan
perundang-undangan.
5. Analisis data
Analisis data merupakan tahap menentukan dalam setiap penelitian. Dalam
tahap ini penulis harus melakukan pemilahan data-data yang telah diperoleh.
Penganalisisan data pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengadakan
sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis untuk memudahkan pekerjaan analisis
dan konstruksi. 12 Data pada skripsi ini dianalisis secara kualitatif. Analisis data
kualitatif adalah proses kegiatan yang meliputi, mencatat, mengorganisasikan,
mengelompokkan dan mensintesiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori
data, mencari dan menemukan pola, hubungan-hubungan, dan memaparkan
temuan-temuan dalam bentuk deskripsi naratif yang bisa dimengerti dan dipahami
oleh orang lain. Analisis data kualitatif merupakan metode untuk mendapatkan
data yang mendalam dan suatu data yang mengandung makna dan dilakukan pada
objek yang alamiah.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar
terciptanya karya ilmiah yang baik. Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang saling
berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat berkesinambungan
antara bab yang satu dengan bab lainnya. Adapun bab-bab berikut antara lain :
BAB I
PENDAHULUAN
12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2008), hlm.251252.
Universitas Sumatera Utara
18
Merupakan awal dari penulisan skripsi yang berisikan latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian
penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika
penulisan
BAB II
PENGATURAN HUKUM ASURANSI DI INDONESIA
Bab ini berisikan pengertian dan perkembangan perasuransian, tujuan
asuransi dan pengaturan hukum perasuransian
BAB III
PENILAI
ASURANSI
KERUGIAN
DI
ASURANSI
INDONESIA
DALAM
INDUSTRI
BERDASARKAN
UNDANG-
UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2014.
Bab ini berisikan penilaian kerugian asursani dan penilai kerugian
asuransi dalam industri asuransi di indonesia berdasarkan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014, kedudukan hukum dan tanggung
jawab penilaian kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia
dan Pengaturan Tanggung jawab Penilai Kerugian Asuransi dalam
Industri Asuransi
BAB IV
PENILAI
KERUGIAN
ASURANSI
DALAM
INDUSTRI
ASURANSI INDONESIA KEPADA PIHAK KETIGA
Bab ini berisikan peran penilai kerugian asuransi kepada pihak ketiga
dan penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi indonesia kepada
pihak ketiga serta penyelesaian jika terjadi klaim dalam industri
asuransi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
19
Bab ini merupakan bab terakhir dari isi skripsi ini. Pada bagian ini,
penulis mengemukakan kesimpulan dan saran yang didapat sewaktu
penulis mengerjakan skripsi ini mulai dari awal hingga pada akhirnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional memerlukan dan mengharuskan dilakukannya
penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi
masyarakat. Dalam industri perasuransian, baik secara nasional maupun global,
terjadi perkembangan yang pesat yang ditandai dengan meningkatnya volume
usaha dan bertambahnya pemanfaatan layanan jasa perasuransian oleh
masyarakat. Layanan jasa perasuransian pun semakin bervariasi sejalan dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat akan pengelolaan risiko dan pengelolaan
investasi yang semakin tidak terpisahkan, baik dalam kehidupan pribadi maupun
dalam kegiatan usaha. 1
Asuransi merupakan lembaga keuangan non-bank yang mempunyai
peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian negara Indonesia. Asuransi
jiwa bukan hanya menguntungkan pihak-pihak yang saling mengadakan
perjanjian asuransi saja, tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, dapat
pula menguntungkan kepentingan nasional, terutama dalam hubungannya dengan
penarikan dana yang berasal dari premi asuransi, yang amat diperlukan dalam
pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh pemerintah pada waktu ini,
demi kemajuan negara dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya. 2
1
Suisno. Tinjauan Yuridis Tindak Pelanggaran Usaha Perasuransian Menurut UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian. Jurnal Independent Vol. 3 No. 1, 2015,
hlm 21.
2
Kornelius Simanjuntak, Myra R. B. Setiawan, dan Brian Amy Prastyo, Hukum Asuransi
(Depok: Djokosoetono Research Center, 2011), hlm. 13
Universitas Sumatera Utara
9
Kegiatan perusahaan asuransi atau usaha perasuransian, khususnya
asuransi atau usaha perasuransian, merupakan jenis yang termasuk dalam kategori
kegiatan usaha yang sangat diatur oleh pemerintah. Hal ini dilakukan karena
usaha asuransi sangat berkaitan dengan pengumpulan dana masyarakat. Namun,
meskipun kegiatan usaha perasuransian telah berlangsung cukup lama, kita baru
mempunyai Undang-undang yang khusus mengatur mengenai jenis kegiatan
usaha ini sejak tanggal 11 Februari 1992, yaitu Undang-undang Nomor 2 Tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian. asuransi atau usaha perasuransian. 3
Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan
maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam tata
kehidupan rumah tangga, baik dalam mengahdapi risiko yang mendasar seperti
risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.
Demikian pula dunia usaha
dalam menjalankan kegiatannya menghadapi
berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. 4
Walaupun banyak metode untuk menangani risiko, namun asuransi
merupakan metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan
perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan
maupun risiko yang dihadapi perusahaan. Di samping itu, usaha perasuransian
sebagai salah satu lembaga keuangan menjadi penting peranannya karena dari
kegiatan perlindungan risiko, perusahaan asuransi menghimpun dana masyarakat
dari penerimaan premi. Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan dana
investasi dalam jumlah yang memadai. Pelaksanaannya harus berdasarkan pada
3
Admin AKR http://www.kjpp-akr.co.id/usaha-penilai-kerugian-asuransi.aspx, (diakses
tanggal 21 Juni 2017)
4
Herman darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 1-2.
Universitas Sumatera Utara
10
kemampuan sendiri. Untuk itu diperlukan usaha pengerahan dana masyarakat.
Dengan peranan asuransi tersebut dalam perkembangan pembangunan ekonomi
yang semakin meningkat, maka semakin terasa kebutuhan akan hadirnya industri
perasuransian yang kuat dan dapat diandalkan. Industri asuransi di Indonesia dari
tahun ke tahun makin berkembang baik dalam jumlah maupun jenisnya. Hal ini
salah satunya karena makin dikenalnya dunia perasuransian oleh masyarakat dan
kemanfaatannya. Bahkan untuk menyikapi perkembangan industri perasurasian di
Indonesia, pemerintah bersama DPR mengundangkan UU No.40 Tahun 2014
Tentang Perasurasian sebagai pengganti dari UU No. 2 Tahun 1992.
Berdasarkan UU No 40 Tahun 2014 yang dimaksudkan dengan asuransi
adalah adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk: (a) memberikan penggantian kepada tertanggung
atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau (b) memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana. 5
Industri asuransi Indonesia harus diakui memang menghadapi berbagai
masalah dan tantangan yang berat, baik dalam cakupan nasional maupun global.
5
Boyyendratamin.
(diakses tanggal 1 Juli 2017)
http://www..com/2016/04/asuransi-dan-usaha-perasuransian.html,
Universitas Sumatera Utara
11
Perkembangan statistik menunjukkan bahwa industri asuransi sedang mengadapi
tahapan kritis. Regulasi dan situasi pasar pun masih relative kurang kondusif
ditengah ancaman ketidakpercayaan masyarakat terhadap pelaku industri.
Penulis memilih masalah tersebut untuk menjadi bahan tulisan Skripsi
dengan judul: Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian
Asuransi Dalam Industri Asuransi
di Indonesia berdasarkan Undang-
Undang No. 40 Tahun 2014
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaturan hukum asuransi di Indonesia?
2. Bagaimanakah penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014?
3. Bagaimanakah penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi Indonesia
kepada pihak ketiga?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaturan hukum asuransi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014.
3. Untuk mengetahui penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi Indonesia
kepada pihak ketiga.
Universitas Sumatera Utara
12
Manfaat penulisan skripsi ini adalah:
1. Secara teoritis
Diharapkan
dapat
memberikan
masukan
bagi
perkembangan
ilmu
pengetahuan secara umum dan ilmu hukum secara khususnya mengenai
tanggung jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi
di
Indonesia.
2. Secara praktis
Diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi kalangan praktisi hukum terutama
mengenai tanggung jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di
Indonesia.
D. Keaslian Penelitian
Sepanjang penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum USU khususnya
Hukum ekonomi bahwa skripsi dengan judul analisis hukum terhadap tanggung
jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia berdasarkan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2014, belum pernah diteliti dalam bentuk skripsi
dari Departemen Hukum Ekonomi di Fakultas Hukum USU.Dalam hal ini
dinyatakan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil pemikiran sendiri dengan
mengambil panduan dari buku-buku, serta sumber lain yang dapat dijadikan
pedoman, adapun judul skripsi yang berkaitan dengan asuransi yaitu,
Hadi A. Tampubolon (2015), dengan judul penelitian Tanggung Jawab
Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (studi pada PT. Jasa Raharja Medan). Adapun
permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara
13
1. Bagaimana pengaturan asuransi menurut hukum positif di Indonesia?
2. Bagaimana perjanjian asuransi kecelakaan lalu lintas antara PT. Jasa Raharja
(Persero) dengan korban kecelakaan lalu lintas?
3. Bagaimana tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Medan dalam
menyetujui klaim terhadap kecelakaan lalu lintas di jalan raya?
Ikhsan Abdillah (2014), dengan judul Kajian Yuridis Terhadap Prinsip
Perlindungan Nasabah Dalam Bancassurance. Adapun permasalahan dalam
penelitian
1. Kerugian dan Faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kerugian
2. Penyelesaian Klaim Seseorang atau Objek Yang di Asuransikan Dalam
Bancassurance
3. Penyelesaian Alternatif dalam Penerimaan Manfaat Polis
Charles Salim (2016), dengan judul penelitian Perlindungan Hukum
Terhadap Pemegang Polis Asuransi Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Adapun permasalahan dalam
penelitian
1. Pengaturan Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Polis Asuransi di
Indonesia
2. Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan dalam Melindungi Pemegang Polis
Asuransi.
3. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Setelah
berlakunya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan
Universitas Sumatera Utara
14
Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran, dan usaha
penulis dibantu dengan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing Penulis,
tanpa adanya penipuan, penjiplakan, atau hal-hal lainnya yang dapat merugikan
para pihak tertentu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian untuk
skripsi ini adalah asli.
E. Tinjauan Pustaka
1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari
pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban ataupun
kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban
untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu tidak
menyimpang dari peraturan yang telah ada. 6 Tanggung jawab merupakan
kewajiban terhadap segala sesuatunya atau fungsi menerima pembebanan sebagai
akibat tindakan sendiri atau pihak lain
2. Penilai Kerugian Asuransi
Perusahaan
Penilai
Kerugian
Asuransi
adalah
Perusahaan
yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang di
pertanggungkan. 7
3. Industri Asuransi
6
Khairrunisa, Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi, (Medan, 2008),
hlm 4
7
Lotusbougenville. https:// Wordpress. Com/ 2010/06/ 16/ Underwriti ngaktuari
amanagemen-Risikodan-Penilaian-Kerugian/Diakses tanggal 20 mei 2017
Universitas Sumatera Utara
15
Perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan angka kemajuan yang
cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan di dalam usaha
yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka. 8 Sesuai dengan
perkembangan zaman, asuransi juga mengalami perkembangan yang cepat dan
semakin baik setiap harinya. Selain meningkatkan pelayanan kepada para
nasabahnya, perusahaan asuransi juga melakukan berbagai macam usaha untuk
bisa tetap memperluas dan memajukan bisnis yang mereka jalankan selama ini.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengeluarkan berbagai
produk baru dan lebih inovatif bagi nasabahnya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengacu kepada norma-norma
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan
pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. 9
2. Sifat penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah penelitian hukum deskriptif yang bersifat
pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang keadaan
8
https://www.cermati.com/artikel/perkembangan-perusahaan-asuransi-diindonesia,diakses tanggal 20 mei 2017.
9
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 23
Universitas Sumatera Utara
16
hukum yang berlaku pada suatu saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang
ada atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi di dalam masyarakat. 10.
3. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang meliputi: 11
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri
dari kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan, bahan
hukum adat yang tidak dikodifikasikan, yurisprudensi, traktat, yaitu UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian,
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, seperti undang-undang, hasil penelitian, hasil karya dari
kalangan hukum.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus bahasa,
kamus hukum, majalah, surat kabar dan ensiklopedia.
4. Alat pengumpul data
Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
(library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain, artikel-artikel, jurnal hukum
10
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta : Rajawali Press, 2007), hlm. 13.
11
Ibid, hlm 24
Universitas Sumatera Utara
17
baik yang diambil dari media cetak maupun elektronik, termasuk peraturan
perundang-undangan.
5. Analisis data
Analisis data merupakan tahap menentukan dalam setiap penelitian. Dalam
tahap ini penulis harus melakukan pemilahan data-data yang telah diperoleh.
Penganalisisan data pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengadakan
sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis untuk memudahkan pekerjaan analisis
dan konstruksi. 12 Data pada skripsi ini dianalisis secara kualitatif. Analisis data
kualitatif adalah proses kegiatan yang meliputi, mencatat, mengorganisasikan,
mengelompokkan dan mensintesiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori
data, mencari dan menemukan pola, hubungan-hubungan, dan memaparkan
temuan-temuan dalam bentuk deskripsi naratif yang bisa dimengerti dan dipahami
oleh orang lain. Analisis data kualitatif merupakan metode untuk mendapatkan
data yang mendalam dan suatu data yang mengandung makna dan dilakukan pada
objek yang alamiah.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar
terciptanya karya ilmiah yang baik. Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang saling
berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat berkesinambungan
antara bab yang satu dengan bab lainnya. Adapun bab-bab berikut antara lain :
BAB I
PENDAHULUAN
12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2008), hlm.251252.
Universitas Sumatera Utara
18
Merupakan awal dari penulisan skripsi yang berisikan latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian
penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika
penulisan
BAB II
PENGATURAN HUKUM ASURANSI DI INDONESIA
Bab ini berisikan pengertian dan perkembangan perasuransian, tujuan
asuransi dan pengaturan hukum perasuransian
BAB III
PENILAI
ASURANSI
KERUGIAN
DI
ASURANSI
INDONESIA
DALAM
INDUSTRI
BERDASARKAN
UNDANG-
UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2014.
Bab ini berisikan penilaian kerugian asursani dan penilai kerugian
asuransi dalam industri asuransi di indonesia berdasarkan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014, kedudukan hukum dan tanggung
jawab penilaian kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia
dan Pengaturan Tanggung jawab Penilai Kerugian Asuransi dalam
Industri Asuransi
BAB IV
PENILAI
KERUGIAN
ASURANSI
DALAM
INDUSTRI
ASURANSI INDONESIA KEPADA PIHAK KETIGA
Bab ini berisikan peran penilai kerugian asuransi kepada pihak ketiga
dan penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi indonesia kepada
pihak ketiga serta penyelesaian jika terjadi klaim dalam industri
asuransi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
19
Bab ini merupakan bab terakhir dari isi skripsi ini. Pada bagian ini,
penulis mengemukakan kesimpulan dan saran yang didapat sewaktu
penulis mengerjakan skripsi ini mulai dari awal hingga pada akhirnya.
Universitas Sumatera Utara