Makalah Tafsir Ayat Ekonomi tentang HART

TAFSIR AYAT & HADIST MENGENAI HARTA
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tafsir Ayat & Hadist Ekonomi
Dosen Pengampu : Dede Rodin, M.Ag

Disusun oleh :
Asykar Habib T.S

(1605026167)

M. Miftahul Munir

(1605026189)

Hilma Rofiqotul Husna

(1605036046)

Muslichah


(1605036047)

S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2017

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harta adalah sesuatu yng sangat di butuhkan dalam hidup,
terutama dalam kehidupan ekonomi. Karena itu Al-Qur’an pun memberikan
perhatian dan mendorong umat islam untuk mencari harta. Perhatian dan
dorongan ini, antara lain dibuktikan dengan pengulangan kata mal ( harta )
dalam al-Qur’an sebanyak85 kali, seimbang bahkan lebih banyak daripada
pengulangan kata-kata nabi yang terulang sebanyak 80 kali.
Harta sendiri memiliki banyak sebutan diantaranya yaitu, harta
diambil dari kata maala-yamilu yang artinya condong/dorongan, ada yang
menyebut harta itu khair yang artinya baik bila di kaitkan berarti harta
adalah suatu dorongan yang dapat menuntun kita menuju suatu kebaikan.

Dilihat dari berbagai permasalahan mengenai harta pada zaman modern
ini dan harta kebanyakan berkaitan dengan hal-hal yang negatif maka dari
itu makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai harta dengan
rujukan dari ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi.
Berikut ini adalah salah satu ayat mengenai harta :1

180. diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tandatanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan
karib kerabatnya secara ma'ruf[112], (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang
bertakwa.
[112] Ma'ruf ialah adil dan baik. wasiat itu tidak melebihi sepertiga dari seluruh
harta orang yang akan meninggal itu. ayat ini dinasakhkan dengan ayat mewaris.
1

Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang :Karya Abadi Jaya, 2015. Hal 17-21

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Istilah Harta dalam Islam

Harta adalah suatu hal yang penting bagi umat manusia, seorang
pepatah mengatakan Harta bukanlah segalanya, tetapi segalanya tanpa
harta bukan apa-apa, bahkan di dalam al-qur’an harta disebut lebih dari 80
kali. Berikut ini beberapa ayat-ayat yang berkaitan dengan harta:

Pertama, harta disebut mal (jamaknya amwal) yang berasal dari kata mala
-yamilu yang artinya “cenderung atau condong”. Disebut demikian, karena
harta adalah sesuatu yang disukai dan dicintai oleh manusia sehingga
cenderung untuk mencari dan mengumpulkannya.2

14. dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan
di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). QS. Ali Imran [3]: 14

Harta pada dasarnya bagai pisau belati bermata dua, ia bisa
bermanfaat bila digunakan di jalan kebaikan dan bisa menjadi adzab bila
pemiliknya membelanjakannya bertentangan dengan syari'ahNya. Harta
akan menjadi sebuah nikmat ketika dimanfaatkan oleh orang-orang shalih
sebagaimana Sabda Nabi :


‫ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ‬.  ‫ﻧﻌﻢ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻟﻠﻤﺮﺀ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ‬
2

Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang :Karya Abadi Jaya, 2015. Hal 17

2

“Sebaik-baik harta adalah yang ada pada seorang yang Shalih.” HR Ahmad.
Kedua, harta disebut dengan al-fadhl yang secara harfiah berarti
“ kelebihan” yang kemudian sering diartikan karunia.

22. dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara
kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum
kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah,
dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa
Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, QS. AlNur [24]:22

Ketiga, harta disebut sebagai “pokok kehidupan manusia”.(qiyam li-nas).3


5. dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268],
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
kepada mereka kata-kata yang baik. QS. Al-Nisa [4]:5
[268] Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang
dewasa yang tidak dapat mengatur harta bendanya.

B. Hakekat Pemilik Harta
3

Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang :Karya Abadi Jaya, 2015. Hal 21

3

Yang memiliki harta secara mutlak adalah Allah SWT. Ungkapan

mulkus-samawatiwal-ard, terulang sebanyak 18 kali yang tersebar dalam
berbagai surah, semuanya memberikan informasi dan ketegasan bahwa
pemilik mutlak apa yang ada di alam semesta ini hanya Allah SWT. Ayat
yang berkaitan dengan hal tersebut antara lain :


109. kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada
Allahlah dikembalikan segala urusan. QS. Ali Imran [3]: 109

17. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah
itu ialah Al masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al masih putera
Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?".
kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS.
al-Maidah [5]: 17

Keduanya tersebut di atas dan ayat-ayat lain yang senada dan
senafas makna dan ruhnya memberikan isyarat dengan jelas bahwa Allah
SWT adalah pemilik mutlak seluruh yang ada di jagat raya dan segala apa
yang ada di dalamya. Sekali pun milik Allah, namun sarana dan prasarana
ini, diperuntukan bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia,
seperti terlukis dalamfirman-Nya,

4


29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu. al-Baqarah [2]:29

Alam beserta isinya diciptakan sebagai sarana untuk kelangsungan
hidup manusia. Pengertian lafal khalaqa lakum menurut para ulama
adalah segala apa yang ada di bumi pada dasarnya dapat digunakan oleh
manusia, kecuali jika ada dalil yang melarangnya. Namun demikian,
beberapa ulama berpendapat sebaliknya , bahwa segala sesuatu boleh
jadi

dilarang

terkecuali

ada

dalil


yang

membolehkan

untuk

4

menggunakannya.

Dari Qotadah, dari Muthorrif, dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah
mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat “ُ‫ﻢ ﺍﻟﺘََّﻜﺎُﺛﺮ‬
ُ ‫”َﺃﻟَْﻬﺎُﻛ‬
(sungguh berbangga-bangga telah melalaikan kalian dari ketaatan), lantas
beliau bersabda,

ْ‫ﻦ ﺁﺩ َِﻡ ﻣﻦ‬
َ ‫ﻚ ﻳ ْﺎ ﺍﺑ‬
َ َ ‫ﻝ َ– َﻭ ْﻫ َﻞ ﻟ‬
َ ‫ﻦ ﺁﺩَﻡ ِ َﻣﺍﻟﻰ ِ َﻣﺍﻟﻰ َ– ﻗﺍ‬

ُ َ ‫َ ُ ﻳﻘ ُﻮ ْﻝ ﺍﺑ‬
َ ‫ﺼﺪﻗ‬
‫ﺖ‬
ْ ّ ‫ﺖ ﺃ َ َْﻭ َﺗ‬
َ َ ‫ﺖ ْ َﻓ ْﺄﺑﻠﻴ‬
َ َ ‫ﺖ ﺃَ ِْﻭ ْﻟﺒﺴ‬
َ َ ‫ﺖ ْ َﻓﺄ ْﻓﻨﻴ‬
َ َ ‫ﻚ ِﺇﻻ َ َّ َﻣ َﺎ ْ ﺃﻛﻠ‬
َ ‫َ ِ ﻣﺍﻟ‬
‫َ َ ْﻓﺄ َﻣ ْﻀ َﻴﺖ‬
“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia,
apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan
lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan
usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?” (HR.
Muslim no. 2958)

4

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an badan litbang dan diklat departemen agama RI,
pembangunan ekonomiumat, Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2009 hal 46


5

C. Hakikat Manusia Terhadap Harta
Harta merupakan suatu hal yang sangant penting dalam kehidupan
tetapi itu semua hanyalah titipan dari Allah SWT, pada hakikatnya manusia
hanyalah sebagai media untuk mengelola harta yang dititipkan oleh sang
pencipta tetapi faktanya itu semua bertolak belakang, manusia sangat
berambisi dengan harta berikut ini beberapa hadist mengenai hakikat
manusia terhadap harta.

Pertama, Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ ‫ ﺇ‬، ‫ﻢ ْ َﻭَﺍﻟِﻘ َﻄﻴﻔِﺔ ْ ﻭَ َﺍﻟ ِﺨﻤ َﻴﺼِﺔ‬
‫ﻥ‬
ِ ‫َﺲ ْ ِﻋﺒُﺪ ّ ﺍﻟ َﺪﻳﻨﺎِِﺭ َّﻭﺍ ْﻟ َﺪﺭﻫ‬
َ ‫َ ِ ﺗﻌ‬
َ ‫ﻢ ﻳﺮ‬
‫ﺽ‬
ْ َ‫ﻂ ﻟ‬

َ َ ‫ﻢ ﻳﻌ‬
ْ ُ‫ﻥ ﻟ‬
ْ َ ‫ ﻭﺇ‬،ِ َ ‫ﻰ‬
َ ‫ُ ْ ﺃ ِﻋ َﻄ َﻰ ِﺭﺿ‬
“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika

diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no. 6435)

Kedua, Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ُ

‫ ﻭَ َﻻَ ﻳْﻤﻷ‬، ‫ﻝ ْ َﻻ َﺑﺘﻐﻰ ِ ًﺛَﺍﻟﺜﺎ‬
ٍ ‫ﻦ َﻣﺍ‬
ْ ‫ﻥﻣ‬
ِ ِ ‫ﻦ ﺁﺩ ََﻡ ِ َﻭﺍﺩﻳﺎ‬
ِ َ ‫ﻥ ﻻ ْ ِﺑ‬
َ ‫ْ َﻭ ﻛﺎ‬
َ ‫ﻦ ﺗﺎ‬
‫ﺏ‬
ْ َ ‫ﺏ ﺍﻟﻠ َ َُﻪ ﻋﻠ َﻰ ﻣ‬
ُ ّ ‫ َ ُﻭﻳﺘ َﻮ‬، َ ‫ﺏ‬
ُ ‫ﻦ ﺁﺩَﻡ ِﺇﻻ ُ َ ّ َﺍﻟﺘﺮﺍ‬
ِ َ ‫ﻑ ﺍﺑ‬
ْ ‫َ ْﺟ َﻮ‬

“Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih
menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut
manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa
saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)
Ketiga, dari Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia
mengatakan,
6

‫ﻥَ ِﺍﻟ ّﻨﺒﻰَ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ َ– َﻛﺎﻥ‬
ّ ‫ﺱ َّ ﺇ‬
ُ ِ ‫َ ُ َﻳ ّﺎ َ َﺃﻳﻬ ّﺎ ﺍﻟﻨﺎ‬
‫ﺐَ ْ ﺇﻟﻴِﻪ‬
َ ِ ‫ﺐ َ ﺃ ّﺣ‬
ٍ َ ‫ﻦ َ ﺫﻫ‬
ْ َ ‫ﻰ ِ ًﻭﺍﺩﻳﺎ َﻣﻷ ِ ً ﻣ‬
َ َ ‫ﻦ ﺁ ُﺩ َْﻡ ﺃ ِﻋﻄ‬
َ َ ‫َ ُ ﻳﻘﻮ َﻝ َﻟْﻮ ّ ﺃ ْﻥَ ﺍﺑ‬
ِ ‫ﻑ ﺍﺑ‬
‫ﻦ‬
َ ْ ‫ ﻭَ َﻻَ ُﻳ ّﺴ َﺪُ ْﺟﻮ‬، ‫ﺐَ ْ ﺇﻟﻴﻪ ِ ًﺛَﺍﻟﺜﺎ‬
َ ِ ‫ﻰ ِ ًﺛﺎﻧ َﻴﺎ َ ﺃ ّﺣ‬
َ َ ‫ ﻭ ُﻟْﻮ ﺃ ِﻋﻄ‬،َ َ ‫َ ِ ًﺛﺎﻧﻴﺎ‬
َ ‫ﻦ ﺗﺎ‬
‫ﺏ‬
ْ َ ‫ﺏ ﺍﻟﻠ َ َُﻪ ﻋﻠ َﻰ ﻣ‬
ُ ّ ‫ َ ُﻭﻳﺘ َﻮ‬، َ ‫ﺏ‬
ُ ‫َ َﺁﺩﻡ ِﺇﻻ ُ َ ّ َﺍﻟﺘﺮﺍ‬
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas,
maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi
lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia
tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima
taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)
Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang namanya
zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan
dari Allah. (Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami’ul Ulum wal Hikam)
Dari hadist di atas dijelaskan Manusia begitu tamak dalam
memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan merasa
cukup dengan apa yang ada. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya:
Tatkala manusia mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan
tanah. Perutnya akan merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun
kelak akan menjadi serbuk. (Syarh Ibnu Batthol) 5
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

‫ﻞ ْ َﻓﺄﻓﻨﻰ‬
َ َ ‫ﺙ َﻣ َﺎ ﺃﻛ‬
ٌ َ ‫ﺛﻻ‬
َ َ ‫ﻦ ِ َﻣﺍﻟِﻪ‬
ْ ‫ﻰ َ ﺇﻧ َﻤﺎ ﻟ ُِﻪ ﻣ‬
ّ ِ ‫َ ُ ﻳﻘ ُﻮ ْﻝ َ ْﺍﻟﻌﺒُﺪ ِ َﻣﺍﻟﻰ ِ َﻣﺍﻟ‬
ٌ ‫ﻚ ُ ﻓﻬ ََﻮ ِﺫﺍﻫ‬
‫ﺐ‬
َ َ ‫ﻯ ﺫﻟ‬
ِ َ ‫ﺲ ْ َﻓﺄﺑﻠ َﻰ ﺃَﻭ ْ ﺃ َﻋﻄ َﻰ ْﻓ َﺎ َﻗﺘﻨ َﻰ َ ﻭﻣ ِﺎ َﺳﻮ‬
َ َ ‫َ ْ َﺃ ِﻭ ﻟﺒ‬
5

https://rumaysho.com/766-manusia-tidak-pernah-merasa-puas-dengan-harta.html

7

ِ ‫َ َ ِﻭﺗُﺎ َُﺭ ِﻛ ّﻪ ﻟﻠﻨﺎ‬
‫ﺱ‬
“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga:
yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia
beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna
dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.” (HR. Muslim no. 2959)

D. H

a

r

t

a

K

e

b

a

h

a

g

i

a

a

n

S

e

m

u

Harta merupakan kebahagiaan semu yang artinya tidak bisa dibawa
m

a

t

i

A

l

l

a

h

b

e

r

f

i

r

m

a

n

:

20. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan
dan suatu yang

melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta

berbangga-banggan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamtanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu.

Ternyata ada yang harus kita waspadai lagi. Yaitu ia merasa
bahagia di dunia padahal itu adalah hukuman baginya dari Allah Ta’ala,
karena ia bahagia tidak diatas landasan Agama Islam yang benar. Allah
biarkan ia bahagia sementara di dunia, Allah biarkan ia merasa akan
selamat dari ancaman Allah di akhirat kelak, Allah tidak peduli kepadanya.

8

Itulah istidraj sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

ّ‫ﻦ ُ ْﺍﻟ َﺪﻧﻴ َﺎ ُﻣﺎ ِﻳ ُﺤﺐ‬
َ ‫ﻲ َ ْﺍﻟﻌﺒ َِﺪ ّﻣ‬
ْ ‫ﷲ َﺗَﻌﺍﻟ ُﻰ ْ ﻳ ِﻌﻄ‬
ََ ‫ﺖ‬
َ ‫َ َﺫ َﺍ ْ ﺭﺃﻳ‬
ٌ ‫ﻚ ﻣﻨُﻪ ْ ﺍِ ْﺳ َﺘﺪﺭﺍ‬
‫ﺝ‬
َ ِ ‫ﻢ ﻋﻠ َﻰ َ ﻣﻌ ِﺎ ْﺻّﻴ َِﻪ َ َﻓﺈﻧ َﻤ ِﺎ ﺫﻟ‬
ٌَ َ ‫َ ُ َﻭﻫ ُﻮ ِ ﻣﻘﻴ‬
“Bila engkau melihat Allah Ta’ala memberi hamba dari (perkara) dunia
yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepadaNya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan) dari Allah.”
(HR. Ahmad)
Maksud dari hadist tersebut adalah kita bahagian di dunia dengan
harta yang tidak berkah, tetapi kita tidak mendapatkan adzab maupun
peringatan dari Allah SWT, itu pertanda Allah SWT sedang menjebak kita
akan kita mendekatkan diri kepada-Nya atau lebih mengesampingkan-Nya.
Kehidupan ini adalah ujian bagi manusia. setiap umat diuji dengan
cobaan yang sesuai dengan keadaan mereka. Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ ‫ﻞِ ﺃﻣ ٍِﺔ ْ َﻓﺘﻨ ًَﺔ ِ ْﻭ َﻓ َﺘ ُﻨ ُّﺔ ِﺃﻣﺘ ْﻰ ﺍﻟَﻤﺍ‬
‫ﻝ‬
ّ ُ ‫ﻥ َﻟ ّﻜ‬
ُ ِ‫َ ِ ّ ﺇ‬
Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian umatku adalah harta.
Ketika menjelaskan makna hadits ini, Imam al-Mubârakfûri
rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian,
maksudnya kesesatan dan kemaksiatan; Dan ujian umat ini adalah harta,
maksudnya harta menyebabkan kelalaian. Karena harta bisa melalaikan
fikiran dari ketaatan dan bisa menyebabkan lupa akhirat.

9

E. Harta Yang dibawa Mati
Harta bukan berarti tidak bisa dibawa mati berikut ini jenis harta
yang dapat menjadi amalan dan bekal kelak nanti di hari akhir.

14. Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu[1479] Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[1479] Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau
Ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir

berkata, Allah Swt.

Berfirman memberitakan tentang istri-istri dan anak-anak , bahwa
sebagian dari mereka ada yang menjadi musuh bagi suami dan ayah.
Maksudnya, dikarenakan istri dan anaknya seseorang bisa melalaikan
amal sholeh. Karena itu Allah Swt. Berfirman disini,” Maka berhati-hatilah
kalian terhadap mereka.” Ibnu Said berkata, “ Yakni berhati-hatilah, jangan
sampai mereka membahayakan agama kalian.” Mujahid berkata,
“….Sesungguhnya diantara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang
menjadi musuh kalian,maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka…”
Yakni menjadikan seseorang memutuskan hubungan silahturrohim dan
bermaksiat kepada Robbnya. Dengan mencintainya, ia akan selalu
menuruti kemauannya.”
Karena kemurahan dan karunia Allah , seorang yang mati masih
bisa menikmati manfaat dari sebagian amalan yang pernah diamalkannya.
Dia juga bisa mendapatkan manfaat dari sebagian amalan orang-orang
yang masih hidup. Di antara perkara yang terus bermanfaat bagi seorang

10

yang telah mati adalah:6
 Shadaqah jariyah, seperti wakaf dan sejenisnya.Seorang masih terus
mendapatkan pahala shadaqah jariyah yang ia lakukan, seperti
membangun masjid, pesantren, atau wakaf-wakaf lainnya dalam
perkara yang baik.

‫ﻦ َﺛّﻠﺎ ِﺛ ٍَﺔ ﺇﻟﺎ‬
ْ َ َ ‫ﻥ َ ﺍﻧَﻘﻄ ََﻊ ْ ﻋﻨ َُﻪ َ ُ ّﻋﻤ ِﻠ َُﻪ ﺇ ِﻟﺎ ﻣ‬
ُ ْ ‫ﺕ ْﺍﻟ َﺈﻧﺴﺎ‬
َ ِ ْ ‫ِ َ ﺇ َﺫﺍ ﻣﺎ‬
ٍ ‫ﺻﺍﻟ‬
‫ﺢ‬
َ ِ ‫ﻢ َﻳ َﻨﺘﻔُِﻊ َﺑِﻪ ﺃ َ َْﻭ ﻭﻟٍﺪ‬
ٍ ْ ُ ‫ﺟﺎﺭ َﻳٍﺔ ﺃ ِْﻭ ﻋﻠ‬
َ ِ ‫ﺻﺪﻗ ٍَﺔ‬
َ َ َ ‫ِ ْﻣﻦ‬
‫َ ْ ُﻳﺪ َﻋﻮ ﻟُﻪ‬
Jika seorang meninggal, terputus amalannya kecuali tiga
perkara : shadaqah yang terus mengalir pahalanya, ilmu yang
bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim
dari Abu Hurairah)
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

‫ْ َﻳ ُﺘﺒﻌُﻪ‬، َ ‫ﻥ َ ْﻭَﻳﺒﻘ َﻰ َ ﻣﻌ َُﻪ ِﻭﺍﺣٌﺪ‬
ِ َ ‫ َ ْﻓﻴِﺮﺟ ُْﻊ َ ﺍﺛﻨﺎ‬، َ ‫ﺖ ََﺛﻻَﺛٌﺔ‬
َ ‫َ ْ َﻳ ُﺘﺒِ ْﻊ َ ّﺍﻟﻤﻴ‬
‫ َ ْﻭَﻳﺒﻘ َﻰ َ ُﻋﻤﻠُﻪ‬، َ ‫ﺟ ُْﻊ ُﺃﻫﻠ َُﻪ ُﻭَﻣﺍﻟُﻪ‬
َ ‫ َ ْﻓﻴِﺮ‬، َ ‫َ ْ ُﺃ ُﻫﻠ َﻪ ُﻭَﻣﺍﻟ َُﻪ َ َﻭ ُﻋﻤﻠُﻪ‬
“Yang akan mengiringi mayit (hingga ke kubur) ada tiga. Yang dua akan

kembali, sedangkan yang satu akan menemaninya. Yang mengiringinya
tadi adalah keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan
kembali. Sedangkan yang tetap menemani hanyalah amalnya.” (HR.
Bukhari no. 6514 dan Muslim no. 2960)

6

http://asysyariah.com
JAKARTA 6/3/2015

11

BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Harta pada hakikatnya milik Allah dan manusia hanyalah sebagai
perantara dalam mengelolanya
2. Harta sebagai dorongan manusia untuk berbuat baik
3. Kebahagiaan di dunia (harta) tidak dapat dijadikan bekal di hari akhir
kecuali harta yang digunakan di jalan Allah seperti shadaqah jariyah
4. Hakikat manusia terhadap harta, bahwa manusia tidak akan pernah
puas dengan harta

12

Daftar Pustaka

1. Rodin Dede, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang :Karya Abadi Jaya, 2015
2. Hadits riwayat Muslim no. 2958
3. Hadits riwayat Bukhori no. 6435
4. Hadits riwayat Bukhori no. 6436
5. Hadits riwayat Bukhori no. 6438
6. Hadits riwayat Muslim no. 2959
7. Hadits riwayat Bukhari no. 6514 dan Muslim no. 2960
8. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an badan litbang dan diklat
departemen agama RI, Pembangunan Ekonomi Umat, Jakarta : Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2009
9. www:rumaysho.com/766-manusia-tidak-pernah-merasa-puas-denganharta.html
10. www.asysyariah.com Jakarta 6/3/2015

13