Penulisan Karya Tulis Ilmiah pdf

PENULISAN KARYA ILMIAH
1.

Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya ilmiah adalah karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan

secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan
masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa
baku, serta didukung oleh fakta, teori dan/atau bukti-bukti empirik.
Pembahasan terhadap suatu masalah dalam karya tulis dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Dalam
penelitian, yang digunakan sebagai bahan penulisan karya ilmiah dapat berupa kutipan atas
pernyataan orang lain sebagai dasar penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah yang digunakan
dalam tulisan ilmiah harus mencakup beberapa hal, yaitu :
a.

Dapat identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.

b.


Dapat identifikasi media komunikasi ilmiah dimana pernyataan disampaikan apakah
dalam makalah, buku, seminar, lokakarya, dan sebagainya.

c.

Dapat identifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta
tempat domisili dan waktu penerbitan.
.

2.

Ciri – ciri Karya Tulis Ilmiah
Adapun ciri – ciri karya tulis ilmiah antara lain :
a.

Objektif
Setiap data dan fakta yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dan
disampaikan berdasarkan bukti – bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
siapapun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.


b.

Netral
Pernyataan yang digunakan bebas dari kepentingan – kepentingan tertentu baik
kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan yang bersifat
mengajak, membujuk atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

c.

Sistematis
Uraian karya tulis ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan
tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.

d.

Logis
Kelogisan bisa dilihat dari pola nalar yang digunakan yaitu pola nalar deduktif dan
pola nalar induktif. Jika bermaksud menyimpulkan suatu fakta digunakan pola
induktif, sebaliknya jika bermaksud membuktikan suatu hipotesis atau teori

digunakan pola deduktif.

e.

Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan yang emosional harus dihindari.

f.

Tidak Pleonastis
Kata – kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata – kata atau tidak
berbelit – belit (langsung tepat menuju sasaran).

g.

Bahasa yang digunakan adalah formal
Didalam karya tulis ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai. Oleh
sebab itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia ragam formal, yaitu
bahasa Indonesia yang baik dan benar.


3.

Syarat Karya Tulis Ilmiah
Tidak semua karya tulis itu merupakan karya tulis ilmiah (ilmiah artinya mempunyai sifat

keilmuan). Suatu karya tulis,apakah itu berbentuk laporan, makalah, buku maupunterjemahan,
baru dapat disebut karya tulis ilmiah.
Adapun syarat karya ilmiah yaitu :
a.

Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran

b.

Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur – unsur yang
menyangganya.

c.


Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi

d.

Karya tulis ilmiah terdiri dari kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung
alur pikir yang teratur.

e.

Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas – asas yang terkandung dalam
hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah kebahasaan.

f.

Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan),
deskripsi (lukisan), dan argumentasi (alasan).

4.

Jenis Karya Tulis Ilmiah

Pada prinsipnya semua karya tulis ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam

hal ini, yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis
ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya tulis illmiah diklasifikasikan menjadi dua yaitu karya
ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian Karya Ilmiah Pendidikan.
Karya ilmiah pendidikan digunakan sebagai tugas untuk meresume pelajaran, serta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya Ilmiah pendidikan terdiri dari :
1.

Paper (Karya Tulis)
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis adalah karya ilmiah berisi
ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu. Tujuan pembuatan paper ini
adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah
yang diajarkan oleh dosen. Penulisan paper terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II
Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisis, Bab IV Penutup yang terdiri dari
Kesimpulan dan Saran.

2.

Praskripsi

Praskripsi adalah karya ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan
mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada
jenjang akademik atau setingkat Diploma 3 (D-3).
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (Latar Belakang Pemikiran),
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian); Bab II
Gambaran Umum (menceritakan keadaan dilokasi penelitian yang dikaitkan dengan
permasalahan penelitian); Bab III Deskripsi Data ( memaparkan data yang diperoleh
dari lokasi penelitian); Bab IV (Pembahasan data untuk menjawab masalah
penelitian); Bab V (Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran).

3.

Skripsi
Menurut Arifin (2006), skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus
didukung oleh data dan fakta empiris baik penelitian langsung (observasi lapangan)
maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai syarat
mendapatkan gelar sarjana S-1. Pemabahasan dalam skripsi harus dilakukan
mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris.


4.

Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi, tesis
merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan tesis bertujuan mensitesiskan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi
guna memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master,
khazanah ini terutama berupa temuan – temuan baru dari hasil suatu penelitian secara
mendalam tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut.

5.

Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat tetang analisis terinci.
Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan
senat guru besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi. Disertasi berisi tentang
hasil penemuan tertulis dengan menggunakan penelitian mendalam terhadap suatu
hal yang dijadikan tema dari disertasi tersebut. Penemuan tersebut bersifat orisinil
dari penulis sendiri, penulis disertasi berhak menyandang gelar Doktor.


5.

Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Menurut Chronica, karya ilmiah memiliki banyak fungsi terutama bagi seorang penulis

yaitu untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan
berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi
kepuasan intelektual.
Menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2008),
karya tulis ilmiah hasil penelitian berfungsi mengkomunikasikan ikhwal gagasan atau hasil
penelitian yang telah dilakukan, khususnya : (a) Gagasan : apa yang menjadi permasalahan, dan

bagaimana gagasan yang dikemukakan dalam memecahkan masalah, (b) Penelitian : apa yang
diteliti, mengapa penelitian dilakukan dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan
konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis, temuan apa
yang yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang dinyatakan
berdasarkan temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembangan ilmu.
6. Pemilihan Topik
Topik adalah pokok pembicaraan dalam keselurahan tulisan yang digarap. Topik harus

ditentukan sebelum mulai menulis sebab aktivitas menulis tidak mungkin dilakukan tanpa
topik .Oleh karenaitu, kegiatan pertama yang harusdilakukan pada tahap prapenulisan ialah
memilihtopik.
Di dalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini.
1. Topik harus bermanfaat dan layak di bahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topik
itu akan memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu dan profesi.
2. Topik cukup menarik, terutama bagi penulis. Topik yang demikian dapat memotivasi
penulis berusaha secara kontinu mencari data yang berguna dalam membahas masalah
yang dihadapi dan memotivasi penulis menyelesaikan karya ilmiahnya secara baik.
3. Topik dikenal baik. Ini berarti topik yang dipilih ,harus topik yang dikuasai atau diketahui
penulis sendiri.
4. Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik itu, dapatdiperoleh dan cukup memadai.
Artinya sumber-sumber bahan yang relevan dan memadai dapatdiperoleh , dari
perpusatakaan pribadi penulis maupun dariperpustakaan yang ada di daerah atau dikota
penulis.
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Topik yang terlalu luas seperti laut, pendidikan
,pelayaran , tidak memberi kesempatan kepada penulis untuk membahasnya secara
mendalam. Apalagi jika panjang karya ilmiah dibatasi.

7.


Pembatasan Topik

Topik yang terlalu umum atau luas; yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis untuk
membicarakannya, dapat dibatasi ruang lingkupnya.Hal ini dilakukan agar penulis tidak hanyut
dalam suatu persoalan yang tidak habis-habisnya dan dapat menulis dengan suatu tujuan khusus.
Topik yang cukup terbatas untuk dibahas, misalnya penanganan dan pencegahan klaim pada PT
Djakarta Llyod Cabang Medan-Belawan,pembudidayaan kerang mutiara di Maluku Selatan dan
sebagainya.Proses pembatasan topik ini dapat dipermudah dengan cara membuat diagram
jam,diagram pohon atau dengan cara membuat piramid terbalik.
Dengan cara membuat diagram jam, topik diletakkan di dalam sebuah lingkaran.Dari
topik itu diturunkan beberapa topik yang lebih sempit.Perhatikan gambar dibawah ini.
Ilmu Kelautan
Lautan Pasifik

Laut sebagai sumber
Energi Masa Depan

Lautan Atlantik

LAUT

Laut Teritorial

Kekayaan di Laut

Laut di indonesia

Indonesia
Laut sebagai

Kehidupan dalam Laut

Lapangan Kerja
Peranan Laut dalam

Kandungan Kimia Air Laut

Hubungan Antarbangsa
Riwayat Laut
Gambar : Pembatasan Topik dengan Diagram Jam
Dalam diagram ini dapat diperoleh paling sedikit dua belas topik yang relative terbatas
dari laut.Kedua belas topik itu dapat dibatasi lebih lanjut dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang akan mempersempit dan mengarahkan pembatasan.Misalnya,topik yang ingin

dibicarakan ialah kekayaan di laut.Kekayaan di laut mana ? Di wilayah Indonesia ? kekayaan
jenis mana yang akan dibahas ? Fauna atau Flora ? Fauna yang mana ? Ikan, udang atau kerang
mutiara ? aspek apa yang akan dibahas ? Pembudidayaannyakah ? Melalui pertanyaanpertanyaan itu, penulis akan sampai pada topik yang cukup terbatas, misalnya pembudidayaan
kerang mutiara di Maluku Selatan.
Dengan diagram pohon,pembatasan topik dapat dilakukan secara bertingkat seperti
contoh dibawah ini.

Lautan

Kekayaan di

Lautan sebagai

Lautan sebagai

Lautan

Lapangan kerja

Sumber Energi

dst

Potensial

Fauna

Ikan

Flora

Mineral

Udang Kerang Mutiara

Pembudidayaannya Pemasarannya dst
Gambar : Pembatasan Topik dengan Digram Pohon
8.

Penentuan Judul
Setelah diperoleh topik yang relevan, topik itu dinyatakan dalam suatu judul karya

ilmiah.Apakah judul ? Samakah judul dengan topik ?

Topik berbeda dengan judul. Seperti yang telah dikemukakan terdahulu, topik adalah
pokok pembicaraan dalam keseluruhan karya ilmiah yang digarap. Sedangkan judul ialah nama,
title atau semacam label untuk suatu karya ilmiah. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan
judul tetapi mungkin juga tidak. Dalam karya ilmiah, judul harus tepat menunjukkan topiknya.
Penentuan judul harus dipikirkan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut.
1) Judul harus sesuai dengan topik atau isi karya ilmiah beserta jangkauannya.
2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan dalam bentuk kalimat.
Karena itu, judul Kerang Mutiara di Maluku Selatan Perlu Dibudidayakan dinilai
tidak tepat; sebaiknya Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan.
3) Judul

karya

ilmiah

diusahakan

sesingkat

mungkin.Misalnya,

Cara

untuk

Membudidayakan Kekayaan Lautan yang Berupa Kerang Mutiara di Maluku Selatan,
dapat disingkat menjadi Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan. Cara
yang Dilakukan dalam Menangani dan Mencegah klaim pada PT Djakarta Lylod
Cabang Medan-Belawan dapat disingkat menjadi Proses Penanganan dan
Pencegahan Klaim pada PT Djakarta Llyod Cabang Medan-Belawan.
4) Judul karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas.Artinya,judul itu tidak dinyatakan
dalam kata kiasan atau tidak mengandung kata yang mendukung makna ganda.Judul
seperti Kabut Sutra Ungu, menjelajahi neraka dunia,dan sebagainya tidak dapat
digunakan dalam Karya Ilmiah.
9.

Perumusan Tema
Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh,penulis belum bisa mulai menulis.Dia harus

menetapkan maksud dan tujuannya menggarap topik tadi.Tujuannya ialah mengarahkan
perkembangan tulisan.
Setelah itu, penulis membuat rumusan mengenai masalah dan tujuannya yang dicapai
dengan topik tadi. Rumusan itu dinamakan tema.
Untuk memenuhi keperluan penyusunan sebuah kerangka tulisan ilmiah, rumusan tema
harus berbentuk kalimat. Rumusan singkat yang mengandung tema dasar sebuah karya ilmiah,
disebut tesis. Ini berarti bahwa ada satu gagasan sentral yang menonjol.Bila tulisan itu tidak
menonjolkan suatu gagasan utama, maka yang ingin disampaikan, dapat dinyatakan dalam

bentuk penjelasan singkat. Rumusan singkat yang tidak menekankan tema dasar disebut
pengungkapan maksud.
Dalam pengungkapan maksud, topik dan

tujuan pembicaraan

hanya menjadi

keterangan-keterangan kalimat itu.Yang menjadi pikiran pokok kalimat adalah penulis dan
maksud

penulis. Maksud penulis biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti akan

menceritakan , akan menggambarkan ,akan menguraikan,akan mengisahkan, dan sebagainya.
10.

Pengumpulan Bahan
Pada pembicaraan tentang pemilihan topik telah dikemukakan bahwa pada waktu

pemilihan topik penulis telah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan yang di
perlukan. Kalau topik yang terbatas sudah diperoleh dan tujuan pembicaraannya sudah jelas,
maka pengumpulan bahan dapat dilakukan. Tegasnya untuk penulisan sebuah karya ilmiah
pengumpulan bahan sudah dapat dilakukan sebelum proses penulisan dimulai sampai pada waktu
penulisan.
Bahan penulisan adalah sebuah informasi atau data yang relevan di gunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Data itu mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau
detail, perbandingan, fakta, hubungan sebab-akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka
kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu penulisan dalam pengembangan tema
sumber utama bahan penulis adalah pengalaman dan inferensi dari pengalaman.
Apakah yang dimaksud dengan pengalaman sebagai sumber dan inferensi sumber? Yang
dimaksud dengan pengalaman sumber adalah keseluruhan pengetahuan yang diperoleh melalui
panca indera. Sedangakan inferensi adalah kesimpulan atau nilai-nilai yang tertarik dari
pengalaman, dan inferensi ini kemudian menjadi bagian pengalaman dan mungkin dijadikan
sebagai sumber inferensi baru. Bahan penulis yang diperoleh dari pengalaman, mungkin didapat
melalui dua sumber, yaitu observasi langsung dan melalui bacaan.
Bagaimana memperoleh pengalaman melalui observasi langsung dan melalui bacaan?
Untuk memperoleh pengalaman yang diperlukan melalui observasi, pedoman wawancana,
angket atau instrument lain dapat dimiliki dan digunakan oleh penulis. Lalu untuk memperoleh
pengalaman yang di perlukan melalui bacaan, penulis harus mencari dan mendapatkan sumber-

sumber tertulis seperti buku, majalah, surat kabar dan sebagainya. Penulis harus mencatat
bahan-bahan penulis –ulasan (evaluasi), kutipan, parafrase, atau rangkuman dalam kartu-kartu
informasi yang telah dipersiapkan dan di susun menurut abjad terlebih dahulu.
11.

Penyusunan Kerangka Makalah
Kerangka makalh dapat juga disebut rancang bagun makalah. Menyusun kerangka

berarti memecahkan tema dalam gagasan-gagasan. Kerangka itu dapat terbentuk kerangka topik
dan dapat pula terbentuk kerangka kalimat. Butir-butir kerangka topik terdiri dari topik-topik
yang terbentuk kata atau frase, sedangkan butir-butir kerangka kalimat berbentuk kalimat. Pada
tahapan penulisan kerangka kalimat lebih bisa mengarahkan tulisan jika dibandingkan dengan
kerangka topik. Namun kebanyakan penulisan makalah, menyusun kerangka makalah, lebi-lebih
penulis yang sudah berpengalaman dalam penulis makalah, menyusun kerangka makalah dalam
bentuk kerangka topik.
Untuk menghasilkan sebuah makalah yang uraiannya logis dan sistematis, kerangkanya
harus logis, sistematis, dan konsisten.
Perhatikanlah contoh kerangka makalah yang dibawah ini.
TEMA : Dalam rangka peningkatan kualitas penanganan Klaim PT Djakarta dalam proses
penanganan dan pencengahannya ditanggulangi secara tepat dan cepat.
PENDAHULUAN
l. Proses penangannnya
ll. Pencegahannya
lll. Kendala-kendala
lV. Penanggulangannya
PENUTUP
12.

Penulisan Makalah

Sesuai dengan uraian penyusunan kerangka makalah diatas, penulisan makalah dapat
dibagi atas tiga bagian, yaitu penulisan pendahuluan, penulisan pembahasan, dan penulisan
penutup.
12.1 Penulisan Pendahuluan
Selain untuk menarik perhatian pembaca atau peserta diskusi, penulisan pendahuluan
bertujuan untuk memusatkan perhatian pembaca atau peserta diskusi kepada masalah yang akan
dibahas dan menunjukan dasar pembahasan atau penganalisannya.
Untuk mencapai tujuan itu, hal-hal yang biasa ditulis atau diurai pada bagian
pendahuluan makalah adalah sebagai berikut.
(1). Harapan apa yang seyogianya sudah terwujud sesuai dengan topik yang digarap.
(2). Fenomena yang melatarbelakangi munculnya masalah.
Fenomena adalah realitas atau hal yang dapat disaksikan dan dapat diterpkan serta dinilai
secara ilmiah. Fenomena itu dapat diketahui cara penulisan melalui pengamatan yang
dilakukannya dan dapat pula melalui membaca sumber tulisan seperti buku, majalh, surat
kabar, dan sebagainya. Dalam penulisan pendahuluan makalah, diskripsi fenomena yang
diketahui melalui pengamatan, harus diyatakan sebagai hasil pengamatan; kalau diketahui
melalui membaca sumber tertulis, maka diskripsi fenomena itu harus dikutip.
(3). Pentingnya masalah
Selain mengemukakan pentingnya masalah, perlu juga diuraikan secara singkat efek negatif
yang mungkin ditimbulkan permasalahan itu apabila tidak dibahas untuk mendapatkan
penyelesaiannya.
(4). Rumusan Masalah.
Masalah dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk
penryataan. Dalam hal perumusan masalah ini, kebanyakan penulis, lebih-lebih penulis
pemula, menggunakan bentuk pertanyaan. Mengapa? Rumusan masalah berbentuk
pertanyaan dianggap lebih kuat mengarahkan pikiran penulis agar terfokus untuk
memberikan jawaban terhadap rumusan masalah selama proses penulisan pembahasan
berlangsung. Jadi ini membantu penulis agar terhindar dari penyajian pikiran, ide, atau opini

yang mengambang dalam melakukan pembahasan (pengkajian) masalah. Kata tanya yang
biasa digunakan dalam rumusan masalah antara lain, apakah, adalah, bagaimana, dan
sebagainya.
(5). Teori, Pandangan, dan sikap
Hal ini diuraikan secara singkat kalau memang penulis akan menggunakan suatu teori,
pandangan, atau suatu sikap sebagai landasan dalam menyoroti masalah.
(6). Istilah
Kalau ada istilah khusus – istilah yang belum dikenal umum – yang akan digunakan dalam
penulisan makalah, lebih-lebih dalam penulisan pembahasaan, pengertian istilah itu harus
dijelaskan secara singkat.
12.2 Penulisan Pembahasan
Penulisan pembahasan bertujuan untuk menemukan atau memperoleh jawaban yang jelas
dan logis terhadap masala atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah itu. Pembahasan
setiap butir gagasan upaya pemberian jawaban terhadap masalah harus ditulis pada bagian ini.
Penulisan pembahasan harus dilakukan secara sistematis.
Oleh karena itu bagian pembahasan ini masi dapat di bagi-bagi atas beberapa bagian atau
butir pembicaraan atau sesuia keperluannya (menurut rumusan masalah) atau sesuai dengan
banyaknya gagasan sebagai hasil pecahan tema yang telah dilakukan pada waktu penyusunan
kerangka makalah. Tetapi uraian setiap bagian harus dapat menunjukan hubungan yang baik
dengan bagian lainnya, yang terdahulu harus dapat berpungsi sebagai dasar bagian berikutnya
atau yang berikutnya sebagai klimaks bagian terdahulu, tetapi bukan kesatuan tertutup,
melainkan kesatuan terbuka yang memberikan alternatif hubungan organik ke belakang dan ke
depan.
Dalam pembahasan masalah, penulis harus menggunakan data yang relevan, yang
bersumber dari buku-buku yang dijadikan sebagai rujukan. Data itu dapat berupa fakta, ide,
opini, atau peryataan; lazim disebut kutipan. Bila diperlukan, data yang diperoleh melalui
observasi, wawancara, atau penelitian di lapangan dapat digunakan.

Apa tujuan penggunaan data dalam pembahasan masalah? Data digunakan untuk
mendukung atau memperjelas argumen, posisi, atau opini penulis dalam pembahasan masalah.
Selain itu, data dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan yang mendukung suatu ide;
dan ide itu dianggap sebagai ide atau opini milik penulis makalah.
12.3 Penulisan Penutup
Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran. Apakah simpulan dan
saran?
Simpulan merupakan gambaran ringkas hasil pembahasan.Ini berarti bahwa simpulan
merupakan peryataan-peryataan umum yang diturunkan dari uraian setiap butir pembicaraan
yang terdapat pada bagian pembahasan. Lalu, simpulan adalah jawaban masalah atau pertanyaan
yang harus dijawab dalam makalah.
Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau menyelesaikan
masalah yang berkait dengan hasil pembahas. Saramn adalah permintaan atau anjuran yang
mungkin atau praktis dilakukan.
Bagaimana menulis simpulan dalam penulisan makalah? Simpulan dapat ditulis dengan
dua cara. Pertama, simpulan ditulis dengan pertanyaan-pertanyaan umum yang ditarik dari setiap
uraian butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan dengan suatu sistem
penomoran. Kedua, simpulan ditulis merumuskan hasil pembahasan yang berkaitan dengan
masalah yang digarap secara ringkas dan cermat dalam suatu paragraf atau lebih. Peryataanperyataan dalam simpulan harus objektif. Oleh karena itu, modalitas dan ejektiva yang dapat
menyebabkan

kesubjektifan

peryataan

seperti

mungkin,

pasti,

barangkali,

kiranya,

tampaknya,sekuat-kuatnya, tinggi sekali, sangat besar, dan sebagainya, dihindari.
Saran ditulis berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan. Ini berarti bahwa saran yang
tidak berkait dengan hasil pembahasan, tidak ditulis pada bagian ini. Rumusan kalimat saran
biasanya ditandai dengan menggunkan kata hendaknya, harus, sebaliknya, dan sebagainya.
13.

Enumerasi
JUDUL
JUDUL
JUDUL
Enumerasi adalah tata penomoran butir – butir pembicaraan dalam penulisan karya tulis
Oleh ......................
Oleh dalam
......................
Oleh ......................
ilmiah.
Berikut ini adalah tata penomoran
sistematika penulisan makalah.
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
3. Penutup

A. Pendahuluan
B. Pembahasan
C. Penutup

PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP

JUDUL

JUDUL

JUDUL

Oleh ......................

Oleh ......................

Oleh ......................

1.
2.
3.
4.
5.

1. Pendahuluan
2. .........................
.........................
.........................
3. .........................
4. Penutup

Pendahuluan
.........................
.........................
.........................
Penutup

A. PENDAHULUAN

B. .........................
C. .........................
D. .........................
E. PENUTUP

Gambar 1. Enam Tata Penomoran Butir – butir Pembicaraan
Jika diperhatikan penomoran butir – butir pembicaraan pada setiap gambar sistematika
makalah di atas, dapat diketahui bahwa tata penomoran dalam penulisan makalah mencakup
penentuan tanda untuk menunjukkan urutan butir – butir pembicaraan. Lalu tanda itu bermacam
– macam antara lain : angka (angka Arab dan angka Romawi), huruf (huruf kapital dan huruf
kecil), besarnya huruf kapital (harus lebih kecil daripada huruf kapital yang digunakan untuk
penulisan judul), dan sebagainya.
Bahasa dan tanda baca
1. Penggunaan bahasa
Penulisan karya ilmiah hendaknya bahasa yang jelas, tepat, format, dan tugas. Kejelasan
dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kataaa istilah yang jelas dan tepat,
kalimat tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformatan gaya bahasa diwujudkan dengan mmmenggunakan kalimat
pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata
seperti saya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogianya
digunakan sesedikit mungkin.

2. Penulisan tanda baca
Penulisan tanda baca, kata dan huruf mengikuti Pedoman Pembentukan Istilah
dan Kamus (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/487, tanggal 9 September 1987).
Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan.
Titik (.), koma (,), titik dua (: ), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat
dengan dengan huruf yang mendahuluinya.
Tidak baku
 Sampel dipilih secara rambang .

14.

Baku
Sampel dipilih secara rambang.



Data dianalisis dengan teknik korelasi Data dianalisis dengan teknik








,
Anova , dan regresi ganda .
... dengan teor i ; kemudian ...
... sebagai berikut :
Hal itu tidak benar !
Benarkah hal itu ?
Jumlahnya sekitar 20 %

korelasi ,
Anova, dan regresi ganda.
... dengan teor i; kemudian ...
... sebagai berikut:
Hal itu tidak benar!
Benarkah hal itu?
Jumlahnya sekitar 20 %

Penulisan Kutipan
Kutipan adalah fakta, ide, opini, atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk

mendukung atau memperjelas argumen, posisi, atau opini penulis dalam suatu karya ilmiah.
Dalam penulisan makalah, kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan dan pembahasan.
Dalam pendahuluan digunakan untuk menguraikan fenomena, pentingnya masalah, teori atau
pandangan yang digunakan, dan istilah khusus. Dalam pembahasan digunakan untuk mendukung
argumen dan opini penulis dalam membahas makalah.
Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan makalah, diberi tanda dengan nama
keluarga pengarang, tahun terbit sumber kutipan, nomor urut halaman sumber kutipan itu
(banyak juga penulis makalah yang tidak memberi tanda nomor urut halaman ini), dan tanda
petik untuk mengapit kutipan. Kutipan yang lebih dari 40 kata tidak menggunakan tanda petik,
tetapi ditulis dengan jarak baris 1 spasi dan posisinya dari margin kiri ke arah kanan sejauh lebih
kurang 5 hentakan mesin tik. Pemberian tanda itu bertujuan untuk agar para pembaca dapat
mengidentifikasi mana pengetahuan umum dan opini penulis dan mana fakta, ide, opini, atau
pernyataan yang bersumber dari penulis lain dalam makalah yang dihasilkan.

Ada beberapa kata tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan, antara lain
menyatakan, menurut, berpendapat. Penggunaannya harus tepat dan tidak menimbulkan
kerancuan. Berikut ini contoh penulisan kutipan.
(a)

Jefkins (1996 : 2) menyatakan, “Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan
industri modern, dan hanya bisa ditemukan di negara – negara maju atau negara – negara
yang tengah mengalam perkembangan ekonomi secara pesat.”

(b)

Menurut Jefkins (1996), “Surat kabar tidak harus mewakili kelas, politik, agama, etnis, dan
bahasa, akan tetapi majalah biasanya mewakili tiap – tiap minat khusus tertentu.”
Jika penulis sebuah sumber kutipan dua orang, kedua nama keluarga penulis ikut sebagai

tanda. Akan tetapi, jika penulis nya lebih dari 2 orang, yang ikut sebagai tanda kutipan, hanya
nama keluarga penulis pertama yang diikuti singkatan dkk. Perhatikan contoh kutipan berikut :
(a)

Rivers dan Mathews (1994 : 34) menyatakan : “Manajemen memainkan peran besar dalam
membentuk pengharapan stafnya dan peran yang tidak kecil dalam membentuk
pengharapan publiknya.”

(b)

Hovland dkk. (1953 : 100) menyatakan, “Efek persuasi bersumber dari perubahan sikap,
yang kemudian mengarah kepada perubahan – perubahan pendapat, persepsi, dan efek.”
Penulisan sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks, dapat dibagi atas dua bentuk,

yakni bentuk integral dan bentuk non-integral
(a)

Bentuk Integral
Bentuk Integral adalah penulisan kutipan apabila nama penulis yang pendapat atau idenya
dikutip menyatu dengan teks.
Contoh :
Jefkins (1996 : 2) menyatakan, “Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan
industri modern, dan hanya bisa ditemukan di negara – negara maju atau negara – negara
yang tengah mengalam perkembangan ekonomi secara pesat.”

(b)

Bentuk non-integral
Bentuk non-integral adalah penulisan kutipan apabila nama penulis yang pendapat atau
idenya dikutip tidak menyatu dengan teks.
Contoh :

“Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern, dan hanya bisa
ditemukan di negara – negara maju atau negara – negara yang tengah mengalam
perkembangan ekonomi secara pesat” (Jefkins, 1996 : 2)
Penulisan kutipan dari sebuah buku rujukan yang tidak dapat ditemukan di perpustakaan
atau di toko buku yang ada di kota Anda, yaitu :
(a)

Menurut Rogers dan Rogers yang dikutip Effendy (1997 : 114), “Suatu sistem yang mapan
dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian tugas.”

(b)

Menurut Rogers dan Rogers yang dikutip Effendy (1997), “Suatu sistem yang mapan dari
mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian tugas.”

(c)

Rogers dan Rogers menyatakan, “Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas”
(Effendy, 1997 : 114).

(d)

Rogers dan Rogers menyatakan, “Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas”
(Effendy, 1997).
Konsistensi penulisan kutipan dalam penulisan sebuah makalah harus diwujudkan. Oleh

karena itu, dalam rangka penulisan sebuah makalah penulis harus menetapkan salah satu
ketentuan untuk ditaati di antara dua ketentuan berikut.
(1)

Jika nomor halaman buku rujukan ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka setiap kali
menulis kutipan mulai dari awal sampai dengan akhir penulisan makalah nomor halaman
buku rujukan tetap dijadikan sebagai salah satu tanda.

(2)

Jika nomor halaman buku rujukan tidak ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka setiap
kali menulis kutipan mulai dari awal sampai dengan akhir penulisan makalah nomor
halaman buku rujukan tidak tetap dijadikan sebagai salah satu tanda. Jadi, cukup nama
keluarga pengarang dan tahun terbit buku rujukan sebagai tanda.

15.

Penulisan Daftar Rujukan
Ada dua istilah yang dapat dipakai menamai bagian karya tulis, tempat pendaftaran

sejumlah rujukan, yaitu daftar pustaka dan daftar rujukan. Daftar pustaka adalah sejumlah

rujukan yang menjadi sumber kutipan dan yang memberi dukungan secara tidak langsung (tidak
dikutip). Sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua sumber kutipan yang digunakan dalam
penulisan suatu k arya tulis.
Dalam penulisan makalah, termasuk penulisan artikel ilmiah, rujukan yang didaftarkan
hanya rujukan yang menjadi sumber kutipan. Oleh karena itu, bagian makalah yang menjadi
tempat pendaftaran sejumlah rujukan, lebih tepat diberi nama daftara rujukan. Daftar rujukan
dapat ditulis dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut :
(1)

Nama penulis ditulis tanpa gelar

(2)

Identitas setiap buku ditik satu spasi dan jarak dua spasi untuk buku berikutnya.

(3)

Buku – buku didaftarkan secara alfabetis dan tidak diberi nomor urut.

(4)

Urutan identitas buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.

Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku. Nama kota tempat penerbitan :
Nama penerbit

b.

Penulisan nama keluarga mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan
dengan tanda koma.

c.

Bila buku itu ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan di antara kedua
nama penulis.

d.

Bila buku ditulis lebih dari 2 orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dengan
menambahkan singkatan dkk, di belakangnya.

Contoh :
Jefkins, F. 1992. Advertising Made Simple. Oxford : Butterworth – Heinemann Made Simple
Books.
Roman, K. dan Maas, J. 1992. The New How to Advertise. London : Rogan Page
Hanafi, A. 1989.PartisipasidalamSiaranPedesaandanPengadopsianInovasi. Forum Penelitian, I
(I); 33-47
16.

Tahap Revisi
Jika konsep tulisan sudah selesai, maka konsep perlu dibaca kembali. Mungkin konsep

perlu direvisi : diperbaiki, dikurangi, atau bila perlu diperluas. Sebenarnya, revisi ini sudah
dilakukan pada tahap penulisan berlangsung. Namun, setelah konsep tulisan selesai ditulis, revisi
secara menyeluruh dilakukan sebelum ditulis kembali. Oleh karena itu, pada tahap ini penulis

meneliti konsep secara menyeluruh tentang sistematika, ejaan, penggunaan bahasa (pemilihan
kata, kalimat, dan paragraf), kutipan, rujukan. Jika semuanya sudah memenuhi persyaratan,
sudah selesailah tulisan itu.