LAPORAN RESMI BIOLOGI DASAR INTERAKSI AN

LAPORAN RESMI BIOLOGI DASAR
INTERAKSI ANTARA ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA

Disusun Oleh :
Kelompok 1
PENDIDIKAN KIMIA C
1. Bowo

(15303241046)

2. Diyah Kurniawati

(15303244003)

3. Fuad Mustafa

(15303241042)

4. Haifatuzahro

(15303244001)


5. Isti Maisaroh

(15303241048)

6. Salma Nur Mufidah

(15303244008)

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

A. JUDUL
Interaksi antara organisme dan lingkungannya.
B. TUJUAN
1. Mengamati/mengukur kondisi mikroklimatik dan edafik suatu lingkungan atau
ekosistem.

2. Mengidentifikasi macam vegetasi yang menyusun suatu lingkungan.
3. Memberi penjelasan saling hubungan antara keadaan mikroklimat dengan keadaan
vegetasi yang ada.
4. Menunjukkan pengaruh vegetasi terhadap keadaan mikroklimat yang ada dan
sebaliknya.
5. Menunjukkan hubungan antara kondisi mikroklimat dengan kondisi edafiknya.
C. DASAR TEORI
Kehidupan di bumi ini tidak dapat dipisahkan dari dunia fisik, karena memerlukan
kebutuhan pokok, yaitu

air sebagai medium untuk proses hidup ; energi untuk

menjalankan proses hidup; dan nutrisi kimia (misalnya karbon, nitrogen, oksigen dan
lain-lain) yang menyusun substansi hidup. Air adalah medium dasar untuk semua
kehidupan. Proses hidup terjadi dalam medium air. Semua organisme tersusun sebagian
besar dari air. Organisme yang hidup di air dan di darat memilik lingkungan internal yang
berupa air tempat terjadinya proses hidup (Hadisubroto, 1989: 19).
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan hidup
tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Dari lingkungan

inilah tanaman memperoleh sumber daya cahaya, hara mineral, dan sebagainya. Yang
termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma, populasi, komunitas, ekosistem,
dan biosfer. Bagaimana reaksi dari organisme atau individu atau kelompok individu
terhadap lingkungan atau sebaliknya juga dipelajari dalam ekologi (Hanum, 2009 : 13).
Seluruh kehidupan di alam raya bersama lingkungan secara keseluruhan menyusun
ekosfir. Ekosfir yang dihuni oleh berbagai komunitas biota yang mandiri serta lingkungan
abiotik (anorganik) dan sumber-sumbernya disebut ekosistem. Setiap ekosistem dicirikan
oleh adanya kombinasi yang unik antara biota (organisme) dan sumber-sumber abiotik
yang berfungsi memelihara kesinambunan aliran energi dan nutrisi (hara) bagi biota
tersebut (Hanafiah. 2005: 17).
Ekosistem terdiri dari komponen biotic dan abiotik,
1. Komponen Biotik

Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotic suatu mahluk hidup adalah
seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang
hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap mahluk
hidup merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen
biotic terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan
paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrate dan vertebrata serta manusia (Aryulina,
2004: 268).

2. Komponen Abiotik
Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen
abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoj
komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan,udara, garam-garam
mineral, dan tanah (Aryulina, 2004: 268).
a) Suhu
Suhu atau temperature adalah derajat energy panas. Sumber utama energy
panas adalah radiasi matahari. suhu merupakan komponen abiotik di udara ,
tanah, air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan
reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup (Aryulina, 2004: 268).
b) Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energy yang bersumber dari radiasi matahari.
cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang
gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan
panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis (Aryulina, 2004: 269).
c) Air
Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair dan
gas. Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat
diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air
(Aryulina, 2004: 269).

d) Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah.
Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan

di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh mkhluk
hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang
diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda (Aryulina, 2004: 269).
Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada diudara. Keadaan
kelembaban diatas permukaan bumi berbeda-beda, besarnya kelembaban suatu
daerah merupakan faktor yang dapat menstimulir curah hujan. Besarnya
kelembaban di suatu tempat pada suatu musim erat hubungannya dengan
perkembangan-perkembangan dari organisme terutama jamur dari penyakit
tumbuh-tumbuhan. Di daerah tropis yang artinya besar mengakibatkan masalah
bagi tanaman terutama untuk hasil-hasil sayuran, lekas membusuk yang
disebabkan oleh kelembaban tadi (Kartasapoetra, 1985: 22).
e) Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen
(20,93%), karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan
makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup
untuk bernapas. Karbin dioksida digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis.

f) Garam-garam mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur,kalsium
dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air
(Aryulina, 2004: 269).
g) Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau
lumut, dan pembusukan bahan organic. Tanah memilki sifat,tekstur dan
kandungan garam mineral tertentu (Aryulina,2004:269).
1) Tekstur tanah
Tekstur tanah menunjukkan komposisi penyusun partikel tanah
(separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara
fraksi pasir (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm), fraksi debu
(berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 µm) dan liat (< 2 µm). Partikel
berukuran di atas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong

sebagai fraksi tanah, tetapi menurut Lal (1979) harus diperhitungkan dalam
evaluasi tekstur tanah (Hanafiah. 2007: 60)
2) Struktur tanah
Struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel
primer tanah (pasir, debu, dan liat individual) hingga partikel-partikel

sekunder (gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped (gumpalan)
yang membentuk agregat (bongkah) ). Tanah yang partikel-partikelnya belum
bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa struktur atau
berstruktur lepas, sedangkan tanah bertekstur liat, yang terlihat masif (padu
tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) atau apabila
dilumat dengan air membentuk pasta disebut juga tanpa struktur (Hanafiah,
2005: 69).
Tanah yang berstruktur baik akan mempunyai kondisi drainase dan
aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman
untuk berpenetrasi dan mengabsopsi hara dan air, sehingga pertumbuhan dan
produksi menjadi lebih baik (Hanafiah, 2005: 70).
Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Yang
dimaksudkan dengan struktur makro/ struktur lapisan bawah tanah yaitu
penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya. Sedang struktur
mikro ialah penyusunan butir-butir primer tanah ke dalam butir-butir
majemuk/ agregat-agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang
belah alami. (Kartasapoetra, 1985:13)
3) pH tanah
pH tanah yaitu suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air
tanah dan dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. pH tanah ini

mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap tanaman.
Pengaruh langsung pada akar tanaman pada pH < 4,0 , > 10,0 kerusakan pada
akar tanaman. Pengaruh tidak langsung antara lain, tersedianya unsur hara,
kemungkinan timbulnya keracunan tanaman pada pH rendah oleh unsur
kimia, seperti Al, Mn, dimana unsur-unsur ini banyak terdapat pada pH tanah
rendah.

pH
< 4,5
4,6 – 5,0
5,1 – 5,5
5,6 – 6,0

Reaksi
Sangat asam sekali
Asam sekali
Agak asam
Sedikit asam

6,1 – 6,5

6,6 – 7,5
7,6 – 8,0
8,1 – 9,0
>9,0
(Kartasapoetra, 1985:15)
pH optimum untuk ketersediaan

Kurang asam
Netral
Sedikit alkalis (basa)
Agak alkalis (basa)
Sangat alkalis
unsur hara tanah adalah sekitar 7,0

karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum sedangkan
unsur hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan
terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan. Pada pH dibawah 6,5 dapat terjadi
defisiensi P, Ca dan Mg serta toksisitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe. Sedangkan
pada pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca dan Mg
serta keracunan B dan Mo (Hanafiah, 2005: 157).

4) Temperatur tanah
Faktor pengaruh suhu tanah, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang
dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, keawanan, curah hujan,
angin, kelembaban udara. Sedang yang dimaksud dengan faktor dalam yaitu
tekstur tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik,
warna tanah. Pengaruh suhu terhadap tanaman adalah sangat besar, terutama
terhadap pertumbuhan tanaman juga pengaruhnya pada proses pematangan
buah (Kartasapoetra, 1985:21).
Aktivitas mikrobial tanah sangat terbatas pada temperatur di bawah
10ºC, laju optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada
temperatur 18-30ºC, seperti bakteri pengikat N dalam tanah. Pada temperatur
di atas 40ºC, mikroba umumnya menjadi inaktif (Hanafiah, 2005: 88).
5) Biota Tanah
Secara umum biota (jasad hayati) tanah dikelompokkan menjadi dua.
i) Fauna
Meliputi fauna makro, terdiri dari herbivora dan karnivora.
Herbivora meliputi cacing, bekicot, Arthropoda, yaitu Crustaea seperti
kepiting, Chilopoda seperti kelabang, Diplopoda seperti kaki seribu,
Arachnida seperti laba-laba, kutu dan kalajengking, dan serangga; seperti
belalang, kumbang, rayap, lalat, jangkrik, lebah dan semut; serta hewanhewan kecil lain yang bersarang dalam tanah, seperti ular, tikus, kadal,

dan lain-lain; Karnivora meliputi serangga, rayap, dan laba-laba. Fauna
mikro berupa pemangsa parasit, meliputi nematoda, protozoa, dan
rotifera.
ii) Mikroflora, meliputi:



Ganggang, terdiri dari ganggang hijau, hijau-biru, dan diatom;



Cendawan, meliputi jamur, ragi, dan kapang;



Aktinomisetes



Bakteri, aerobik dan anaerobik atau autotrofik dan heterotrofik.
Jasad hayati tanah ini berdasarkan ukurannya dilipah menjadi tiga:
-

Makrobia: jika berukuran di atas 10 mm,

-

Mesobia: berukuran 0,2-10 mm, dan

-

Mikrobia: berukuran