implementasi keijakan

ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
PASIEN PESERTA BPJS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TNI
AU LANUD SAM RATULANGI MANADO
RELATIONSHIP ANALYSIS IN QUALITY OF SERVICE WITH BPJS PATIENT
SATISFACTION IN AIR FORCE HOSPITAL SAM RATULANGI
Christi Mario Nesa*, Jootje M. L. Umboh**, Diana V. Doda*
*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi Manado ha rus
diperhatikan dan ditingkatkan supaya kunjungan pasien meningkat. Berdasarkan survei awal dan
wawancara dengan beberapa pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam
Ratulangi Manado ditemukan beberapa keluhan antara lain fasilitas ruangan rawat inap yang
mulai rusak, ketersediaan obat-obatan di apotik rumah sakit yang masih kurang dan petugas
kesehatan masih kurang memberikan perhatian terhadap kebutuhan pasien. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan peserta pasien BPJS
di instalasi rawat inap Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan croos
sectional design. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui hasil kuesioner yang telah
divalidasi. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh pasien BPJS yang sedang menjalani
perawatan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi Manado yang

berjumlah 998 pasien. Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik probability sampling dan dikalkulasikan menggunakan rumus Lemeshow
dengan jumlah 88 responden. Sumber data primer diperoleh dari kuesioner pasien dan data
sekunder dari data laporan rekapitulasi kunjungan pasien selama 1 tahun (2015). Analisis data
menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik berganda. Data dianalisis dengan
menggunakan program SPSS 19 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien BPJS dengan bukti fisik (p = 0,000),
kehandalan (p = 0,000), daya tanggap (p = 0,000), jaminan (p = 0,000), perhatian (0,000), di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi Manado. Responden dalam
penelitian ini adalah 44 orang (50 %) pria dan 44 orang (50 %) wanita dengan distribusi
kelompok umur berkisar 50 – 60 tahun. Hasil data multivariat dengan metode regresi logistik
menunjukkan bahwa variabel daya tanggap merupakan variabel yang paling erat berhubungan
dengan kepuasan pasien peserta BPJS. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor
daya tanggap merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pasien.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pasien, Peserta Bpjs
ABSTRACT
The quality of health care at the Air Force Hospital Sam Ratulangi must be considered and
improved in order to increase patient visit. Based on the preliminary survey and interviews with
some of the patients in the Air Force Hospital Sam Ratulangi found some complaints among other
amenities inpatient room that starts to break down, the availability of medicines in the hospital


pharmacy is still lacking and health officials still failed to give attention to patient’s needs. The
purpose of this study was to analyze the relationship between quality of service to BPJS patients
participant’s satisfaction of Air Force Hospital Sam Ratulangi. This research using quantitative
descriptive analytic approach cross sectional design. The data in this study were collected through
a validated questionnaire results. The population in this study that all BPJS patients who are
undergoing treatment in Air Force Hospital Sam Ratulangi totaling 998 patients. The sampling
method used in this study was to use probability sampling technique and is calculated using the
formula Lemeshow with the number of 88 respondents. Sources of primary data obtained from
patient questionnaires and secondary data from the data summary report patient visits during the
first year (2015). Data analysis using chi-square test and multiple logistic regression test. Data
were analyzed using SPSS 19 for Windows. The results showed that there is a significant

28

relationship between patient satisfaction BPJS with physical evidence (p = 0.000), reliability (p =
0.000), responsiveness (p = 0.000), assurance (p = 0.000), attention (0,000), at Air Force Hospital
Sam Ratulangi. Respondents in this study were 44 people (50%) men and 44 (50%) of women with
the distribution of age groups ranging from 50-60 years. Results of multivariate data with logistic
regression showed that the responsiveness of the variables is the variable most closely associated

with patient satisfaction BPJS participants. From these results it can be concluded that the factor
responsiveness is the most dominant factor in influencing patient satisfaction.
Key Words: Quality Of Service, Patient Satisfaction, BPJS Patient

PENDAHULUAN

institusi pemerintah sebagai lembaga

Rumah sakit merupakan bagian integral

penyedia pelayanan publik (Prasojo E,

dari sistem pelayanan kesehatan. Di

2006).

Indonesia seluruh rumah sakit, baik

perusahaan yang ingin menghasilkan


rumah sakit umum maupun rumah sakit

kualitas produk barang dan jasa yang

swasta

diinginkan

mempunyai

tugas

untuk

Pasuraman

(2001:78),

sebaiknya


bagi

melakukan

melaksanakan upaya kesehatan yang

evaluasi terhadap kualitas pelayanan

berdayaguna dan berhasilguna dengan

jasa

mengutamakan

menggunakan

rehabilitatif

upaya


tanpa

kuratif

dan

mengesampingkan

yang

ditawarkan

dengan

atribut

untuk

mengevaluasi kualitas pelayanan jasa


upaya preventif dan promotif serta

tersebut.

melaksanakan upaya rujukan (Depkes

merupakan

RI, 1995). Menurut Undang-Undang

diperhatikan untuk memberi rasa puas

Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 32 tentang

kepada konsumen sehingga mereka

rumah sakit, pasien mempunyai hak

mempersepsikan secara positif terhadap


untuk memperoleh pelayanan kesehatan

apa yang mereka terima. Tanggapan

yang bermutu sesuai dengan standar

konsumen terhadap suatu hal mengenai

profesi

sebuah pelayanan sebenarnya tergantung

prosedur,

dan

standar

sehingga


operasional
rumah

Kualitas
hal

jasa

yang

pelayanan

sangat

perlu

sakit

dari layanan yang diterima oleh si


senantiasa dituntut untuk meningkatkan

konsumen. Menurut Sutisna (2002),

kualitas pelayanan

persepsi positif pelanggan mengenai

Kualitas pelayanan merupakan

mutu suatu jasa dan kepuasan yang

perbandingan antara kenyataan atas

menyeluruh dari seorang konsumen

pelayanan yang diterima dengan harapan

dapat dilihat dari cara ia mengatakan ha-


atas pelayanan yang ingin diterima

hal yang baik atau melalui senyuman

(Gronroos C, 1997). Konsep kualitas

yang dilemparkan.

pelayanan menjadi ukuran keberhasilan

Furrow (1998) menyatakan bahwa

organisasi bukan saja pada organisasi

pada intinya terdapat tiga hal penting

bisnis tetapi juga pada organisasi atau

dalam

29

pelayanan

kesehatan

yaitu

pertama, akses pada fasilitas kesehatan

sejak tanggal 1 Januari 2014. Badan

(accessibility),

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kedua

yaitu

kualitas

pelayanan kesehatan (quality) dan yang

kesehatan

ketiga

(cost).

merupakan badan hukum publik yang

untuk

dibentuk

yaitu

pembiayaan

Kebijakan

pemerintah

sebagai

badan

untuk

pelaksana

menyelenggarakan

menyediakan puskesmas (health care

program jaminan kesehatan bagi seluruh

center )

rakyat

yang

merupakan

penyedia

Indonesia.

Tujuan

pelayanan kesehatan dasar (primary

diberlakukannya

health care) yaitu cara untuk juga

Kesehatan Nasional (JKN) ini yaitu

memperpendek

mempermudah

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

kesehatan

masyarakat yang layak diberikan kepada

dimasyarakat. Sejalan dengan itu pula

setiap orang yang telah membayar iuran

adanya kebijakan dalam pendidikan

atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

jangkauan

atau
pelayanan

kedokteran baik dari tingkat sarjana

program

Jaminan

Penelitian kepuasan pasien pada

kedokteran sampai pada pengurusan izin

mutu

praktek

Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang

merupakan

kebijakan

pelayanan

tenaga kesehatan.

Bersamaan dengan

menunjukkan Sub variabel yang nilai

itu adanya kebijakan akreditasi rumah

mean kompositnya ≤ 3,17 yaitu pada

sakit

ketenangan ruang dengan nilai 3,02

merupakan

bagian

persyaratannya
penting

Stefanus

Mina

oleh

segala

dan

paviliun

administrasi untuk menjaga kualitas

dan

Annii

di

(2014)

dalam

(kepuasan rendah) dan kesejukan ruang

menyediakan layanan kesehatan yang

di Paviliun Mina dengan nilai 2,82

berkualitas.

Unsur

(kepuasan rendah).

pembiayaan

kesehatan

ketiga

yaitu

Hasil penelitian

dimana

menunjukkan bahwa 63.6% responden

asuransi

menyatakan tidak puas terhadap petugas

kesehatan kepada seluruh warga negara

rumah sakit yang tidak tepat waktu, hal

Indonesia melalui Badan Penyelenggara

ini dikarenakan mereka merasa tidak

Jaminan Sosial (Furrow, 1998).

puas terhadap perawat yang tidak siap di

pemerintah

menyediakan

Amanat Undang-Undang Nomor

ruang perawatan dalam waktu 24 jam,

40, Tahun 2004, tentang Sistem Jaminan

begitu juga dengan dokter yang kadang

Sosial

tidak

Nasional

(UU

SJSN)

dan

meluangkan

waktu

Undang-undang Nomor 24, Tahun 2011,

menanggapi

kebutuhan

tentang Badan Penyelenggara Jaminan

(Wibawani Y. M, et al, 2013)
Berdasarkan

Sosial (UU BPJS) ditetapkan bahwa

survei

untuk
pasien

awal

dan

wawancara dengan beberapa pasien di

operasional BPJS kesehatan dimulai

30

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit TNI

perawatan di Instalansi Rawat Inap

AU Lanud Sam Ratulangi Manado

Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam

ditemukan beberapa keluhan dari pasien

Ratulangi tahun 2015 berjumlah 998

di instalasi rawat inap Rumah Sakit TNI

pasien. Jumlah sampel yang diteliti

AU Lanud Sam Ratulangi Manado

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 88

antara lain fasilitas ruangan instalasi

responden, dengan menggunakan teknik

rawat inap yang mulai rusak, tempat

Purposive

tidur di ruang instalasi rawat inap yang

Sampling. Penelitian ini menggunakan

kurang memadai,

analisis

ketersediaan obat-

obatan di apotik rumah sakit yang masih

Sampling

univariat,

dan

Random

bivariat,

dan

multivariat.

kurang, pengurusan administrasi yang
berbelit-belit dan petugas kesehatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

masih kurang memberikan perhatian

Karakteristik Responden

terhadap kebutuhan pasien.

Hasil penelitian umur pasien diperoleh

Berdasarkan latar belakang di

pada umur 51-60 tahun memiliki nilai

atas, survei awal dan wawancara dengan

frekuensi tertinggi dan pada umur 20-30

beberapa

tahun dan > 70 tahun

pasien,

maka

peneliti

memiliki nilai

menyadari perlunya dilakukan penelitian

frekuensi terendah. Muhammad (2015)

mengenai analisa hubungan kualitas

mengenai Hubungan Antara Kualitas

pelayanan terhadap kepuasan pasien

Pelayanan

peserta BPJS di Instalasi Rawat Inap

Dengan

Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

Ratulangi Manado.

(JKN) Di Puskesmas Siko Ternate dari

Kesehatan
Tingkat

Rawat

Kepuasan

Jalan
Pasien

100 responden diperoleh sebesar 28,0%
METODE PENELITIAN

merupakan responden dari kelompok

Penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif

umur 26-35 tahun. Penelitian ini sejalan

yang bersifat deskriptif analitik dengan

yang

menggunakan

cross

mengenai Analisis Tingkat Pendidikan

ini

Pasien Terhadap Kepuasan Layanan di

dilaksanakan di Rumah Sakit TNI AU

Bagian Bedah RSUP Dr. Kariadi Kota

Lanud Sam Ratulangi Manado, dimulai

Semarang dimana dari 97 responden

dari bulan Juli 2016 sampai dengan

diperoleh

Desember

dalam

responden dari kelompok umur 31-40

penelitian ini yaitu seluruh pasien

tahun. Yuniarta (2011) menyatakan

peserta BPJS yang telah menjalani

bahwa faktor umur pasien berhubungan

sectional

pendekatan

study.

2016.

Penelitian

Populasi

31

dilakukan

sebesar

Yuniarta

68%

(2011)

merupakan

erat dengan tingkat kepuasan pasien,

kelamin merupakan faktor yang berdiri

dimana pasien yang lebih tua cenderung

sendiri dalam persepsi nyeri maupun

lebih puas dibandingkan dengan yang

persepsi kepuasan kunjungan pasien di

lebih muda. Hal ini kemungkinan

rumah sakit.

disebabkan karena pasien merasa yang

Hasil penelitian ini diperoleh

lebih tua mempunyai harapan yang lebih

bahwa pekerjaan pasien yang tertinggi

rendah. Hal ini didukung oleh teori dari

didapatkan

Dalimunthe (2010) yang mengatakan

buruh.

bahwa kondisi fisik seseorang akan

diperoleh bahwa pekerjaan terbanyak

menurun seiring dengan meningkatnya

pada profesi sebagai buruh, sopir,

usia dari orang tersebut. Angka harapan

petani. Pekerjaan ini termasuk golongan

hidup di Indonesia berkisar antara 54-56

wiraswasta.

tahun

pekerjaan

(Anonimous,

2016),

dengan

pada

Penelitian

Hal

pekerjaan

sebagai

Hatibie

(2015)

ini

tersebut

dikarenakan

hanya

dimiliki

berdasarkan pada angka tersebut, maka

pribadi atau penghasilan jasa, sehingga

dapat

bahwa pengunjung

tidak tergantung beban bekerja dengan

rumah sakit banyak berada pada usia 50

pihak orang lain. Penelitian ini didukung

hingga 60 tahun. Hal ini sudah sesuai

juga oleh Muhammad (2015) bahwa

dengan hasil penelitian yang ada.

pekerjaan terbanyak didapatkan pada

dikatakan

Hasil penelitian ini diperoleh

pekerjaan wiraswasta sebesar 22% dari

bahwa jenis kelamin pasien sama antara

100

yaitu pria dan wanita. Muhammad

menyatakan

(2015) memperoleh hasil wawancara

mempengaruhi

dengan pasien peserta JKN dengan jenis

mempersepsikan harapan dan kepuasan

kelamin terbanyak pada wanita sebesar

responden akan pelayanan kesehatan.

65% dari 100 responden. Berbeda

Pasien yang bekerja dengan tingkat

dengan hasil penelitian yang dilakukan

pendidikan

oleh

terhadap wawasan dan pola pemanfaatan

Yuniarta (2011) bahwa jenis

responden.

Yuniarta
bahwa

pekerjaan

responden

menengah,

(2011)

dalam

berpengaruh

kelamin terbanyak didapatkan pada laki-

pelayanan

laki sebesar 72% dari 97 responden.

mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan

Yuniarta (2011), mengungkapkan bahwa

perilaku responden terhadap kesehatan

laki-laki dan wanita tidak mempunyai

dan kebutuhan serta keinginan akan

perbedaan secara signifikan mengenai

pelayanan kesehatan yang bermutu.

respon

kepuasan

Pendapatan mencerminkan tingkat sosial

kunjungan pasien peserta JKN di rumah

ekonomi seorang responden. Hal ini

sakit. Masih diragukan pula bahwa jenis

sangat berpengaruh terhadap daya beli

mereka

terhadap

32

kesehatan,

juga

seseorang responden. Daya beli pasien

sebesar 55% dari total 100 responden

akan berpengaruh terhadap persepsi

dalam penelitian tersebut menilai baik

pasien akan harapan atau keinginannya

pada tampilan bukti fisik di Puskesmas

dan kepuasannya terhadap pelayanan

Sukmajaya

kesehatan.

penelitian yang dilakukan oleh Fithri

Hasil penelitian ini diperoleh

Depok.

Sejalan

dengan

(2010) dengan menggunakan metode

bahwa pendidikan pasien yang tertinggi

eksploratory

didapatkan

atau

pendekatan cross sectional study di

Penelitian

Pelayanan Antenatal Care RSU Dr.

pada

tamatan

studi

sejalan

dengan

penyelesaian
Diploma.

Muhammad

(2015)

Pirngadi

dengan

research

Medan

pada

tahun

2010

diperoleh pendidikan terbanyak pada

menemukan bahwa dari 133 responden

akhir studi SMU 47,0% dari 100

ternyata yang berpartisipasi sebanyak 68

responden. Hatibie (2015) juga meneliti

responden menilai baik terhadap bukti

yang sama bahwa tingkat pendidikan

fisik lebih banyak.

yang tertinggi didapatkan pada akhir

Hasil

penelitian

variabel

studi SMU sebesar 45,8% atau sebanyak

kehandalan menunjukkan bahwa dari 88

44

responden.

responden pasien BPJS, sebesar 90,91%

Yuniarta (2011) menyatakan bahwa

responden berpendapat kehandalan baik

umur, pendidikan, dan pekerjaan serta

dan sebesar 9,09% responden menjawab

pendapatan sangat berkaitan erat dengan

kehandalan tidak baik. Hasil penelitian

kebutuhan

pelayanan

Harcahyani (2010) bahwa dari total 76

kesehatan yang terkait dengan persepsi

responden yang menjawab kehandalan

pasien terhadap kualitas pelayanan dan

baik sebesar 63%. Sejalan dengan

hubungan antara pasien dengan petugas

penelitian yang dilakukan oleh Ginting

kesehatan.

(2012) diperoleh hasil bahwa dari 90

responden

dari

96

pencarian

responden kebanyak yang menjawab
Gambaran Faktor Kepuasan Pasien

kehandalan di rumah sakit baik sebesar

BPJS

74%. Penelitian oleh Rattoe (2013) juga

Hasil penelitian variabel bukti fisik

memperoleh dari 93 responden juga

menunjukkan bahwa dari 88 responden

kebanyakan memilih kehandalan baik

pasien BPJS, sebesar 71,59% responden

sebesar 81,2%.

berpendapat bukti fisik baik dan sebesar

Hasil penelitian variabel daya

28,41% responden menjawab bukti fisik

tanggap menunjukkan bahwa dari 88

tidak baik. Penelitian yang dilakukan

responden pasien BPJS, sebesar 47,73%

Trimurthy (2008) menunjukkan bahwa

responden berpendapat baik dan sebesar

33

daya

tidak baik. Hasil penelitian ini sejalan

tanggap tidak baik. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Hatibie (2015)

Wibawani

menemukan bahwa variabel perhatian

52,27%

responden

Y.

menjawab

M,

et

al,

(2013)

menunjukkan bahwa 63.6% responden

pada

menyatakan tidak puas terhadap petugas

perhatian baik diperoleh sebanyak 54

rumah sakit yang tidak tepat waktu, hal

responden (56,3%), sedangkan yang

ini dikarenakan mereka merasa tidak

menjawab tidak baik sebanyak 42

puas terhadap perawat yang tidak siap di

responden (43,8%). Rondonuwu, dkk.,

ruang perawatan dalam waktu 24 jam,

(2014) mendapatkan bahwa variabel

begitu juga dengan dokter yang kadang

penelitian berhubungan erat dengan

tidak

terciptanya pelayanan yang bermutu.

meluangkan

waktu

untuk

responden

Pelayanan

menanggapi kebutuhan pasien.
Hasil penelitian variabel jaminan

yang

yang

menjawab

bermutu

dapat

memberikan pengalaman yang baik bagi

menunjukkan bahwa dari 88 responden

pelanggan

pasien BPJS, sebesar 85,23% responden

mereka untuk datang kembali dan

berpendapat jaminan baik dan sebesar

menjadi pelanggan yang loyal. Hal

14,77% responden menjawab bahwa

tersebut

jaminan tidak baik. Penelitian yang

penelitian dari 86 responden diperoleh

dilakukan

(2015),

sebanyak 58 responden lebih memilih

menyimpulkan bahwa dari 96 responden

perhatian baik. Penelitian Fithri (2010)

memilih jaminan aman sebanyak 51

juga menyimpulkan hasil yang sama

responden. Penelitian lain juga didukung

yaitu dari 133 responden yang diteliti

oleh

diperoleh sebanyak 76 responden lebih

oleh

Karyati

Hatibie

(2006),

variabel jaminan

memperoleh

merupakan

paling

dan

akan

dibuktikan

mengundang

dengan

hasil

memilih perhatian baik atas pelayanan

aman sebesar 72% dari 92 responden

di rumah sakit.

yang diteliti, dan penelitian Asnawi

Hasil penelitian variabel kepuasan

(2009), menyimpulkan penelitian yang

menunjukkan bahwa dari 88 responden

sama juga yaitu dari 87 responden yang

pasien BPJS, sebesar 95,45% responden

diteliti

merasa

diperoleh

sebesar

66,3%

responden lebih memilih jaminan aman.

puas

dan

sebesar

4,55%

responden merasa tidak puas. Penelitian

Hasil penelitian variabel perhatian

yang dilakukan oleh Muhammad (2015)

menunjukkan bahwa dari 88 responden

bahwa dari 100 responden yang diteliti

pasien BPJS, sebesar 94,23% responden

diperoleh sebesar 67% responden lebih

berpendapat baik dan sebesar 5,68%

memilih

responden menjawab bahwa perhatian

Puskesmas

34

puas

akan

Siko

pelayanan
Kota

di

Ternate.

Penelitian lain dilakukan Lamiri (2008)

kelengkapan obat-obatan, staf rumah

juga menyimpulkan bahwa dari 97

sakit yang memadai dan pengaturan alur

responden lebih memilih pelayanan

yang jelas dalam pelayanan.
Penelitian

terhadap pasien puas sebesar 77%; dan

Trimurthy

penelitian Asnawi (2009) diperoleh juga

bahwa ditemukan

bahwa sebesar 65% dari 87 responden

bukti fisik terhadap kepuasan pasien,

memilih

dimana hal ini dibuktikan dengan nilai

pelayanan

di

Puskesmas

adanya

(2008),

variabel

pengaruh

Sukmajaya Kota Depok merasa lebih

signifikansi

bukti

fisik

puas.

diperoleh < 0,05 (p=0,000). Penelitian
yang dilakukan oleh Fithri (2010) di
Berhubungan

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, dengan

Dengan Kepuasan Pasien BPJS di

metode eksploratory research dengan

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

pendektanan cross sectional study di

TNI

Pelayanan Antenatal Care menemukan

Faktor-faktor

AU

Yang

Lanud

Sam

Ratulangi

Manado

bahwa

Hubungan antara Variabel Bukti

bermakna antara bukti fisik dengan

Fisik

kepuasan pasien dengan nilai p=0,000

dengan

Tingkat

Kepuasan

terdapat

hubungan

Pasien BPJS

(p