Penerapan Metode Scramble Untuk Meningka

Penerapan Metode Scramble Untuk Meningkatkan
Motivasi dan
Hasil Belajar IPA Pada Siswa SD Autis Se-Kodya Malang
Wilyati Agustina
Program Studi Pendidikan Biologi IKIP Budi Utomo
Jalan Simpang Arjuno 14-B Malang
wilyanti_b@yahoo.com
Suhartatik
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Budi Utomo
Jalan Simpang Arjuno 14-B Malang
tatik_sihhanto@yahoo.com
Abstract:

Generally needed great effort to improve Autism education since there is no
sistimaticall means in our country. Improvement of education service is expected to
accomodate more autistic children and minimizes their learning problem. The
efforts of improving done (by teacher) to attain well learning outcome is to pay
attention to students, cmprehend subject matter and select the exact methods.
There are three principal reasons necessarily solved in this study: 1) what’s
kinds of method applied in autism elementary school at kodya Malang? 2)Is any
differen motivation learning improvement after scramble method being applied to

Elementary school of autism at kodya Malang?, 3) Is any differen learning outcome
of IPA improvement after being Scramble method applied at kodya Malang?
This research uses two kinds of studies: firstly, it uses survey research with
the aims of describing and picturing learning methods. As the survey characteristic,
reseacher condusct directly in the field to analyze. Secondary, it uses preexperiment by using couple T test analysis. Group is given pre tes before being
given treatment. After finishing treatment, motivation questionaire and final test
given to the alteration of motivationand learning outcome. This study uses 30
students as the sample.
Result of research 1) method frequently used is speech method, structured
exercise method and answer-question, 2) there is learning motivation improvement
after being Scramble applied on Elementary students of Autism (Inclusive
Elementary school) at Kodya Malang, 3) There is learning IPA outcome after being
Scramble method applied on Elementary Student of Autism (Inclusive Elementary
school)at kodya Malang
Keywords: Application, Scramble method, motivation, learning outcome, elementary school
Autism

PENDAHULUAN

kerap terhambat oleh keterbatasan

sarana pendidikan yang dimiliki
oleh sekolah umum mulai dari
taman
kanakkanak
sampai
sekolah lanjutan atas. Mengingat di
Negara kita belum ada upaya yang
sistematis untuk menanggulangi

Pada
tahun
2005
terjadi
peningkatan
jumlah
anak
berkesulitan
belajar,
terutama
penyandang

Autisme.
Tapi
sayangnya
pendidikan
mereka
1

kesulitan belajar anak autisme,
maka diperlukan upaya untuk
meningkatkan
pelayanan
pendidikan
secara
umum.
Peningkatan pelayanan pendidikan
itu diharapkan dapat menampung
anak autis lebih banyak serta
meminimalkan problem
belajar
terutama pada anak- anak autism

(learning problem). Salah satu
upaya peningkatan kualitas dan
kuantitas
pelayanan
dan
pendidikan anak autism diperlukan
pendidikan
integrasi
dan
implementasinya dalam bentuk
group/kelas (sekolah), induvidu
(one on one) serta pembelajaran
individual
melalui
modifikasi
perilaku.

dan guru kurang merangsang
pemikiran
siswa,

sehingga
mengakibatkan semangat belajar
siswa
menjadi
rendah.
Yang
mengakibatkan
rendahnya
motivasi siswa. Salah satu metode
pembelajaran
yang
melibatkan
secara
aktif
adalah
metode
pembelajaran kooperatif. Menurut
Suherman, dkk ( dalam Arini,
2010:2)”Cooperatif
Learning”

adalah suatu kelompok belajar
kecil dimana siswa yang bekerja
sebagai
sebuah
tim
untuk
menyelesaikan sebuah masalah,
menyelesaikan suatu tugas atau
mengerjakan
sesuatu
untuk
mencapai tujuan.
Menurut Stahl (dalam Arini
2010:2),
model
pembelajaran
kooperatif
merupakan
model
pembelajaran yang sangat efektif

dalam
meningkatkan
dan
mengembangan
proses
belajar
mengajar dalam pendidikan social
serta
membantu
dalam
meningkatkan
kegairahan
dan
prestasi
belajar
siswa.
Model
pembelajaran
ini
mempunyai

kekhasan
tertentu
dalam
hubungannya dengan pendidikan
social,
karena
disamping
berpengaruh terhadap peningkatan
prestasi
belajar
siswa,
juga
memungkinkan
siswa
untuk
mengembangkan
dan
melatih
berbagai sikap, nilai, moral, dan
berbagai ketrampilan social untuk

diaplikasikan
dalam
kehidupan
masyarakat.

Usaha yang dilakukan oleh guru
untuk mencapai hasil pembelajaran
yang
baik
adalah
dengan
memperhatikan siswa, menguasi
materi pelajaran dan memilih
metode pembelajaran yang tepat.
Salah satu kunci utama untuk
meningkatkan mutu pendidikan
adalah peran guru dalam proses
belajar. Guru secara langsung
mempengaruhi, membimbing dan
mengembangkan

kemampuan
peserta
didik
agar
menjadi
manusia yang cerdas, terampil,
mandiri
dan
bermoral
tinggi.
Peningkatan mutu pendidikan di
sekolah dapat dilakukan dengan
menerapkan strategi, metode dan
media yang tepat dan bervariasi
pada setiap konsep pembelajaran.
Meskipun
demikian,
pada
kenyataannya tidak semua guru
menerapkan strategi, metode dan

media yang tepat dan bervariasi.
Pembelajaran yang diterapkan oleh
guru didominasi model ceramah

Metode
pembelajaran
yang
dianggap
peneliti
memenuhi
criteria ini dan mampu mengatasi
kepasifan
adalah
model
2

pembelajaran
kooperatif
menggunakan metode Scramble,
yaitu metode pembelajaran dengan
membagikan lembar kerja siswa
yang
diisi
siswa
secara
berkelompok
dimana
siswa
mengerjakan
soalsoal
yang
diberikan oleh guru- berupa kartu
soal disertai kartu jawaban pada
lembar kerja kelompok ( Dalam
Azizah 2010:3).

menganalisis. Yang kedua
penelitian Preexperiment dengan
menggunakan analisis Uji T
berpasangan. Kelompok diberikan
tes awal dan angket motivasi
sebelum perlakuan eksperimental.
Setelah treament selesai, angket
motivasi dan tes akhir diberikan
untuk melihat perubahan motivasi
dan hasil belajar.
Sampel penelitian diambil diambil
dari seluruh jumlah populasi, yaitu
30 siswa dari empat Sekolah Dasar
(Sekolah Dasar Inklusi) sehingga
penelitian ini merupakan penelitian
populasi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah format angket untuk
melihat metode yang diterapkan di
sekolah, angket motivasi siswa
serta hasil pembelajaran yang
berupa tes.

Berdasarkan
latar belakang
masalah, ada tiga masalah
pokok yang perlu dipecahkan
dalam penelitian ini, untuk itu
peneliti
merumuskan
masalahnya, sebagai berikut:
1. Metodemetode
pembelajaran apa saja yang
telah diterapkan di Sekolah
Dasar
Autis
SeKodya
Malang.?
2. Apakah
terdapat
peningkatan motivasi belajar
setelah diterapkan Metode
Scramble
pada siswa SD
Autis (SD Inklusi) Se-Kodya
Malang?
3. Apakah
terdapat
peningkatan hasil belajar IPA
setelah diterapkan Metode
Scramble
pada siswa SD
Autis (SD Inklusi) Se-Kodya
Malang?

Hasil Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah yang pertama didapatkan
temuan penelitian sebagai berikut:
Kurikulum
Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai, tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan hasil angket dengan
guru mata pelajaran IPA diketahui
bahwa kurikulum yang digunakan
adalah KTSP. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang
disusun mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP) hal ini
dimaksudkan untuk menjamin

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
dua jenis penelitian, yang pertama
penelitian survey, di mana
bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menggambarkan metodemetode pembelajaran.
Sebagaimana karakteristik
penelitian survey, maka peneliti
terjun langsung lapangan untuk
3

tujuan pendidikan nasional.
Dengan mengacu dari delapan
standar nasional pendidikan antara
lain : 1. Standar Isi, 2. Standar
proses, 3. Standar Kompetensi
lulusan, 4. Standar tenaga
kependidikan, 5. Standar sarana
dan prasarana, 6. Standar
Pengelolaan, 7.Standar
pembiayaan, 8. Standar penilaian
pendidikan
Dari delapan standar
nasional pendidikan yang dipakai
sebagai acuan utama
pengembangan kurikulum adalah
standar isi dan standar kompetensi
lulusan. Undang-undang Republik
Indonesia No 20 tahun 2003 (UU
No.20/2003) tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SPN) dan
Peraturan Pemerintahan No 19
tahun 2005 (PP No 19/2005)
tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) mengamanatkan
kurikulum pada KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah
disusun oleh satuan pendidikn
dengan mengacu pada SI dan SKL
serta berpedoman pada paduan
yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Selain
itu, penyusunan KTSP juga harus
mengikuti ketentuan lain yang
menyangkut kurikulum dalam UU
20/2003 dan PP/2005.
Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil angket dan
wawancara bahwa guru sebelum
memimpin proses belajar mengajar
adalah menyusun rencara program
pembelajaran. Menurutnya,
perencanaan pembelajaran yang
berkaitan dengan tujuan
pembelajaran yang berpatokan
pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang tercantum

dalam kurikulum, kemudian
mengembangkan indicator
pembelajaran yang kemudian
dijadikan sebagai tujuan
pembelajaran. Tujuan
pembelajaran berlaku bagi semua
siswa.
Khusus bagi siswa yang
berkebutuhan khusus yang
mengalami kesulitan dengan
pemahaman belajarnya, guru tidak
memberi materi khusus. Guru
hanya menyiapkan materi
pembelajaran yang sama untuk
semua siswa sesuai dengan urutan
kurikulum yang ada. Hanya saja,
bagi siswa yang berkebutuhan
khusus, materinya yang diberikan
biasanya sedikit lebih mudah
(bahasa) daripada siswa yang lain.
Metode Pembelajaran
Metode yang paling sering
digunakan adalah ceramah, latihan
terstruktur, dan Tanya jawab.
Menurut
pertimbangan
yang
mendasari pengambilan metode
tersebut disebabkan karena :
1. Metode Ceramah
Yang bertujuan memberikan
uraian dengan memperjelas
materi atau penjelasan kepada
sejumlah murid pada waktu
dan tempat tertentu. Dengan
kata lain metode ini adalah
sebuah
metode
mengajar
dengan
menyampaikan
informasi dan pengetahuan
secara lisan.
2. Metode Latihan Terstruktur
Latihan
terstruktur
adalah
latihan yang diberikan secara
teratur dan terus menerus.
(Nasution 1996:50). Dalam
proses belajar mengajar agar
4

berhasil dengan baik guru
hendaknya
memberikan
rangsangan
dan
motivasi
kepada siswa agar mereka
dapat meningkatkan prestasi
belajar
mereka
dengan
memberikan
latihan
terstruktur, guru memandu
siswa
untuk
melakukan
umpakan
latihan-latihan.
Peran guru yang penting
adalah memberikan umpan
balik terhadap respon siswa
yang benar dan mengoreksi
respon siswa yang salah.
Pemberian latihan dilakukan
setelah siswa memperoleh
konsep yang akan dilatihkan.
Soal-soal
yang
diberikan
kepada siswa dimulai dari
soal-soal yang sederhana ke
soal-soal yang lebih kompleks.
Hal ini dilakukan dengan
bimbingan dari guru, dimana
guru
terlebih
dahulu
memberikan
contoh
cara
menyelesaikan soal secara
terstruktur
dengan
baik.
Selanjutnya
siswa
diperintahkan
untuk
menyelesaikan soal-soal yang
sejenis dengan soal yang telah
diselesaikan
oleh
guru.
Dengan latihan terstruktur,
para siswa akan merasa
terbimbing secara baik dan
dapat menyelesaikan soal-soal
yang diberikan guru dengan
benar.
Dalam
kaitannya
dengan
metode mengajar, Slameto
(2003:12)
mengungkapkan
bahwa latihan terstruktur ini
merupakan kombinasi dari
metode latihan dan metode
pemecahan masalah. Hal ini

3.

dimaksudkan
agar
siswa
memiliki kecakapan mental
dalam memecahkan setiap
permasalahan
yang
akan
dihadapinya melalui latihan
yang
dibuat
secara
terstruktur, sehingga siswa
terlatih untuk berpikir secara
sistematis, logis, teliti, dan
teratur.
Metode Tanya Jawab
Dengan pertanyaan seseorang
dapat mengetahui tentang
segala sesuatu hal yang ingin
diketahui. Dengan pertanyaan
seseorang dapat berubah dari
tidak
tahu
menjadi
tahu
tentang segala hal. Sebuah
pembelajaran yang produktif,
kegiatan bertanya berguna
untuk :
1. Menggali
informasi,
baik
adminitrasi
maupun
akademis.
2. Mengecek pemahaman
3. Menbangkitkan respon
siswa
4. Mengetahui
sejauh
mana keingintahuan siswa
5. Mengetahui
hal-hal
yang sudah diketahui siswa
6. Memfokuskan
perhatian siswa pada sesuatu
yang diketahui guru
7. Untuk membangkitkan
lebih
banyak
lagi
lagi
pertanyaan dari siswa dan
8. Untuk
menyegarkan
kembali pengetahuan siswa
Kegiatan belajar mengajar
pertanyaan
yang
baik
bergantung
pada
cara
seseorang
atau
guru
bertanya pada para siswanya
mengenai
hal
pelajaran,

5

sikap
seorang
guru
mengajukan
pertanyaan
adalah sikap edukatif dan
cara member giliran dalam
menjawab
pertanyaan
mengacu pada asa keadilan
dan dekorasi. Cara seseorang
mengajukan
pertanyaan
dengan :

meningkat dengan
metode Scramble.

a. Memberikan
pengarahan ulang
b. Ada
yang
membimbing untuk
memberikan
jawaban
Pada
pertanyaan
bentuk pengarahan
ulang
terdapat
proses
penggalian
jawaban
dari
seseorang terhadap
peserta
didik
lainnya.

menerapkan

Grafik. 1.1 Peningkatan motivasi
belajar
Hasil Belajar
Analisis statistik inferensial Uji t
digunakan untuk menguji hipotesis
yang diajukan dalam penelitian. ”
ada perbedaan peningkatan hasil
belajar IPA setelah diterapkan
Metode Scramble pada siswa SD
Autis (SD Inklusi) Se-Kodya Malang.
Dari hasil analisis statistik
inferensial Uji t diperoleh motivasi
belajar siswa SD Autis (Sekolah
Dasar Inklusi) meningkat dengan
menerapkan metode Scramble.

Menjawab
pertanyaan
penelitian yang kedua dan ketiga
dilakukan
eksperimen
pembelajaran dengan menerapkan
metode Scramble pada siswa
Sekolah Dasar Autis (Sekolah dasar
Inklusi) untuk melihat peningkatan
motivasi dan hasil belajar IPA.
Motivasi belajar
Analisis statistik inferensial
Uji t digunakan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam
penelitian.

ada
perbedaan
peningkatan
motivasi
belajar
setelah
diterapkan
Metode
Scramble pada siswa SD Autis (SD
Inklusi) Se-Kodya Malang. Dari hasil
analisis statistik inferensial Uji t
diperoleh motivasi belajar siswa SD
Autis
(Sekolah
Dasar
Inklusi)
6

sistematis, logis, teliti, dan
teratur.
c. Metode Tanya Jawab: a)
Menggali
informasi,
baik
adminitrasi
maupun
akademis,
b)Mengecek
pemahaman,
c)
Membangkitkan
respon
siswa, d) Mengetahui sejauh
mana keingintahuan siswa,
e)Mengetahui hal-hal yang
sudah diketahui siswa, f)
Memfokuskan
perhatian
siswa pada sesuatu yang
diketahui guru, g) Untuk
membangkitkan lebih banyak
lagi lagi pertanyaan dari
siswa
dan,
h)
Untuk
menyegarkan
kembali
pengetahuan siswa.
2. Terdapat
peningkatan
motivasi
belajar
dengan
menerapkan
metode
Scramble
untuk
siswa
sekolah dasar Autis ( Sekolah
Dasar Inklusi).
3. Terdapat peningkatan hasil
belajar
IPA
dengan
menerapkan
metode
Scramble
untuk
siswa
sekolah dasar Autis ( Sekolah
Dasar Inklusi).

Grafik 1.2. Hasil Belajar
SIMPULAN DAN SARAN
1. Metode-metode
Yang
diterapkan
di
Sekolah
Dasar Autis
a. Metode
Ceramah
yang
bertujuan memberikan uraian

dengan memperjelas materi atau
penjelasan kepada sejumlah
murid pada waktu dan tempat
tertentu.
Dengan
kata
lain
metode ini
adalah sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan
informasi
dan
pengetahuan
secara lisan.

b. Metode Latihan terstruktur
merupakan kombinasi dari
metode latihan dan metode
pemecahan masalah. Hal ini
dimaksudkan
agar
siswa
memiliki kecakapan mental
dalam memecahkan setiap
permasalahan
yang
akan
dihadapinya melalui latihan
yang
dibuat
secara
terstruktur, sehingga siswa
terlatih untuk berpikir secara

Saran
1. Melaksanakan
metode
pembelajaran bagi siswa yang
berkebutuhan
khusus
memerlukan persiapan yang
cukup matang, yaitu sebelum
mengadakan
kegiatan
pembelajaran, guru harus lebih
dulu
menyusun
persiapan
mengajar.
2. Diharapkan
guru
dapat
mengidentifikasi
dan
menggunakan
metode
7

pembelajaran
yang
sesuai
dengan karateristik siswa dan
materi
pelajaran,
sehingga
proses belajar mengajar dapat
berlangsung
secara
aktif,
efektif, dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Pembelajaran. Jakarta. PT.
Bumi Aksara
Lie, Anita. 2002. Mempraktikan
Cooperative
Learning Diruang – ruang
kelas. Jakarta : PT. gramedia
Widiasarana Indonesia.
Nasution,S.1992. Diktatik AsasAzizah.
2010.
Implementasi Asas Me
Cooperatif
ngajar. Bandung. Jemmars
Learning dengan Metode
Nasution,S.1996. Metode Penelitian
Scramble sebagai usaha untuk Na
meningkatkan Motivasi Belajar
turalistik-Kualitatif. Bandung
siswa
dalam
Pembelajaran :Tarsito
Matematika (PTK kelas VII AlNurhadi dkk. 2004. Pembelajaran
Islam 1 Surakarta tahun ajaran
Kontekstual ( Contextual
2009/2010).
Skripsi
tidak
Teaching and Learning/CTL dan
diterbitkan.
Surakarta:
Penerapannya dalam KBK. Malang :
Universitas
Muhammadiyah
Penerbit Universitas Negeri Malang.
Surakarta.
Rimland,
Arikunto,
Suharsimi.
1996.
(1964).Perkembangan_Penelitian_
Pengelolaan
Autisme. download.
Kelas dan Siswa. Jakarta : PT.
Slameto. 2003. Belajar Dan FaktorRajagrafindo.
faktor
Ayres,
J.A.
(1972),
Sensory
yang memperngaruhinya.
Integration and
Jakarta. PT.
Learning Disorders, Western
Rineka Cipta.
Psychological Service, LA.
Wahyuningsih,
Merry.
(Sekolah
Barret, Susan. (2004). Children on
umum
the
harus siap tampung anak
borderlands of autism.
berkebutuhan khusus, detik
autism © 2004
health) http://www.autis.info.
SAGEPublications and The
Diakses tanggal 16
National
Agustus 2012.
Autistic Society Vol 8(1) 61–
Winkle. 2005. Psikologi Pengajaran.
87;
Yogjakarta : Media Abadi.
040640
1362Wing, L . (1997) ‘Syndromes of
13(200403)8:1.
Autism and
Haryanto, Agus tri. Penanganan
Atypical Development’, in
masalah
D. J.
belajar anak autism melalui
COHEN & F.R. VOLKMAR
pendidikan intergrasi.
(eds)
(http://www.autis.info) diakes
Handbook of Autism and
tanggal 16 September 2011
Pervasive
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum
Developmental Disorders,
Dan
2nd edn,
8

pp. 148–70. New York:Wiley.
Di kelas (http :// www.
Yayasan
Autisma Autism.or.id) di
Indonesia.Mengatasi
akses tanggal 16 September
Kesulitan Siswa autistik Saat 2012.
belajar

9