Asuhan Keperawatan Malnutrisi Pada Anak

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki
berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual
UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak
langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang kurang
mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi “biasa” dan
dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat bahwa
anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit cacingan.
Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan

yang

mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang
diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya penyakit,
terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh
tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Malnutrisi?
2. Etiologi dari Malnutrisi?
3. Patofisiologi dari Malnutrisi?
4. Bagaimana pathway hingga terjadi Malnutrisi ?
5. Apa klasifikasi dari Malnutrisi ?
6. Apa manifestasi klinis dari Malnutrisi?
7. Bagaimana komplikasi dari malnutrisi?
8. Baagaimana pencegahan dari malnutrisi ?
9. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi penderita Malnutrisi?
10. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Malnutrisi ?

1

1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1

Tujuan umum

Untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak yang berupa makalah tentang malnutrisi.
1.3.2


Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengertian dari Malnutrisi.
2. Untuk mengetahui penyebab dari Malnutrisi.
3. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Malnutrisi.
4. Untuk mengetahui pathway dari malnutrisi
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari Malnutrisi
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Malnutrisi.
7. Untuk mengetahui komplikasi akibat Malnutrisi.
8. Untuk mengetahui pencegahan dari Malnutrisi.
9. Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada Malnutrisi.
10. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Malnutrisi
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi institusi : Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan
2. Bagi pembaca : Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian,

penyebab,

patofisiologi, tanda gejala, serta tatalaksana dari Malnutrisi tersebut.

3. Bagi penulis :Terpenuhinya tugas keperawatan anak yang berupa makalah Malnutrisi.

BAB II
2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Malnutrisi energy-protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Malnutrisi adalah keadaan terang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam keadaan sehari-hari sehingga tidak memenuhi dalam angka kecukupan gizi.
(Depkes RI, 1999).
2.2 Etiologi
2.2.1 Penyebab langsung:
a. Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh
kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan
cara pemberian makanan yang salah.
b. Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan
penggunaan nutrien oleh tubuh.
Infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi, malnutrisi walaupun masih ringan mempunyai

pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi.
2.2.2. Penyebab tidak langsung:
a. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau
mendapatkan makanan. Penyakit kemiskinan malnutrisi merupakan problem bagi golongan
bawah masyarakat tersebut.
b. Kualitas perawatan ibu dan anak.
c. Buruknya pelayanan kesehatan.
d. Sanitasi lingkungan yang kurang.
e. Faktor Keadaan Penduduk
Dalam World Food Conference di Roma dikemukakan bahwa kepadatan jumlah penduduk
yang cepat tanpa diimbangi dengan tambahnya persediaan bahan makanan setempat yang
memadai merupakan sebab utama krisis pangan. Ms. Lorent memperkirakan bahwa marasmus
terdapat dalam jumlah yang banyak jika suatu daerah terlalu padat daerahnya dengan hygiene
yang buruk.(Iskandar, 2002)

3

2.3.

Patofisiologi

Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-

faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman
penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan
penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-pergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25
jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.
Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh
sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh
akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian.

2.4 Pathway


4

2.5 Klasifikasi
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari



segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan
kekurangan asam amino essensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme
terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, makin berkurangnya asam amino dalam serum
menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering
karena depigmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A.
Kekurangan mineral khususnya besi, kalsium dan seng
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekuranga kalori dan protein.



Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama lapisan subkutan dan badan tampak
kurus seperti orang tua.

2.6 Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikut:


Kelelahan dan kekurangan energy



Pusing



Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk
melawan infeksi)



Kulit yang kering dan bersisik




Gusi bengkak dan berdarah



Gigi yang membusuk



Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat



Berat badan kurang
5



Pertumbuhan yang lambat




Kelemahan pada otot



Perut kembung



Tulang yang mudah patah



Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh

2.7 Komplikasi



Kwashiorkor; diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemi dan
hipernatremi.



Marasmus; infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronik, gangguan tumbuh
kembang.

2.8 Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:
1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak
mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan
tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori
yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati
apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan
hal itu ke dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola

dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.

6

5) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi
dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah
sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula
suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil
yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi
kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

2.9 Penatalaksanaan




Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan vitamin
Pemberian terapi cairan dan elektrolit
Penanganan diare bila ada; cairan, antidiare, dan antibiotic

2.10 Pemeriksaan Penunjang



Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht, transferin

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian


Riwayat Keluhan Utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat

badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.


Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan

yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji
dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan
kalori dalam waktu relatif lama).
7

Riwayat Kesehatan Keluarga



Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.
Pengkajian Fisik



Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda dan
gejala yang mungkin didapatkan adalah:


Penurunan ukuran antropometri



Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)



Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra



Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)



Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.



Edema tungkai



Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari
kaki, paha dan lipat paha)

Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht, transferin

8

3.2 Diagnosa Keperawatan


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan yang tidak adekuat,
anoreksia dan diare.



Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan
akibat diare.



Gangguan integritas kulit b/d tidak adanya kandungan makanan yang cukup



Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak
adekuat dan proses penyakit kwashiokor dan marasmus.



Kurangnya pengetahuan b/d tidak tahu memberikan intake nutrisi yang adekuat pada
anak

3.3 Intervensi Keperawatan
No
1

NDX
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan b/d
asupan yang tidak adekuat,
anoreksia dan diare.

NOC
NIC
 Nutritional Status :
Nutrition Management
 Nutritional status : food  Kaji adanya alergi makanan
and fluid intake
 Kolaborasi dengan ahli gizi
 Nutritional
status
:
untuk menentukan jumlah
nutrient intake
kalori dan nutrisi yang
Definisi : asupan nutrisi tidak  Weight control
dibutuhkan pasien
cukup
untuk
memenuhi Kriteria Hasil :
 Berikan substansi gula
 Adanya peningkatan BB  Ajarkan pasien bagaimana
kebutuhan metabolik
sesuai dengan tujuan
membuat catatan makanan
 BB ideal sesuai dengan
harian
tinggi badan
 Onitor jumlah nutrisi dan
 Mampu
kandungan kalori
mengidentifikasi
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda – tanda Nutrition Monitoring
malnutrisi
9

 Menunjukkan
peningkatan

fungsi

pengecapan

dari

menelan
 Tidak terjadi penurunan
BB yang berarti

2

Kekurangan volume cairan b/d  Fluid balance
penurunan asupan peroral dan  Hydration
peningkatan kehilangan akibat  Nutritional status : food
and fluid intake
diare.
Kriteria Hasil
Definisi : penurunan cairan  Mempertahankan urine
intravaskuler, intersitial, dan/
output sesuai dengan
atau intraseluler. Ini mengacu
usia dan BB, BJ urine
pada dehidrasi, kehilangan
normal, HTT normal
cairan saa tanpa perubahan  TD, nadi, SB dalam
batas normal
natrium
 Tidak ada tanda – tanda
dehidrasi,
elastisitas
turgorkulit
baik,
membrane
mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan

3

Gangguan
integritas
kulit  Tissue Integrity : skin
berhubungan dengan tidak
dan Mucous Membranes
adanya kandungan makanan  Hemodyalis akses
yang cukup
Kriteria Hasil :
 Integritas kulit yang baik
Definisi : Perubahan / gangguan
bisa
dipertahankan
epidermis dan/ atau dermis
( sensasi, elastisitas,

 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya penurunan
BB
 Monitor tie dan jumlah
aktivitas
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Fluid Management
 Timbang popok / pembalut
jika diperlukan
 Pertahankan catatatn intake
dan output yang akurat
 Monitor status hidrasi
 Monitor vital sign
 Monitor masukan makanan /
cairan dan itung intake kalori
harian
 Kolaborasikan
pembarian
cairan IV
 Monitor status nutrisi
 Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
 Dorong masukan oral
 Dorong
keluarga
untuk
membatu pasien makan
 Kolaborasi dengan dokter
 Atur kemungkinan transfuse
 Monitor tingkat Hb dan
hematoktrit
 Monitor BB
Pressure Management
 Anjurkan
pasien
menggunakan pakaian yang
longgar
 Hindari kerutan pada tempat
tidur
 Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan tetap kering
10

4

Keterlambatan
pertumbuhan
dan perkembangan b/d asupan
kalori dan protein yang tidak
adekuat dan proses penyakit
kwashiokor dan marasmus.
Definisi : penyimpangan /
kelainan dari aturan kelompok
usia

temperature,
hidrasi,  Mobilisasi pasien
 Monitor kulit akan adanya
pigmentasi)
 Tidak ada luka / lesi
kemerahan
 Oleskan lotion atau minyak /
pada kulit
 Perfusi jaringan baik
baby oil pada daerah yang
 Menunjukkan
tertekan
pemahaman
dalam  Mandikan pasien dengan
proses perbaikan kulit
sabun dan air hangat
dan mencegah terjadinya
sedera berulang
 Mampu melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
 Growth
and Peningkatan
perkembangan
anak dan remaja
development, delayed
 Nutrition imbalance less  Kaji
faktor
penyebab
than body requirements :
gangguan
perkembangan
Kriteria Hasil :
anak

Identifikasi dan gunakan
 Anak berfungsi optimal
sumber pendidikan untuk
sesuai tingkatannya
 Keluarga
dan
anak
memfasilitasi perkembangan
anak yang optimal
mampu menggunakan
komunikasi
koping
terhadap  Tingkatkan
verbal dan stimulasi taktil
tantangan karena adanya
 Berikan instruksi berulang
ketidakmampuan.
 Keluarga
mampu
dan sederhana

Dorong anak melakukan
mendapatkan sumber –
sosialisasi dengan kelompok
sumber
sarana
 Berikan reinforcement positif
komunitas
atas hasil yang dicapai anak
 Kematangan fisik :
wanita : perubahan fisik Nutritional Management :
normal pada wanita  Kaji keadekuatan asupan
nutrisi
yang terjadi dengan
transisi dari masa kanak  Tentukan makanan yang
disukai anak
– kanak ke dewasa
kecenderungan
 Kematangan fisik : pria :  Pantau
kenaikan dan penurunan BB
perubahan fisik normal
anak
pria yang terjadi dengan
transisi dari masa kanak
– kanak ke dewasa
11

5

 Status nutrisi seimbang
Kurangnya pengetahuan b/d  Knowledge : disease Teaching : disease process
tidak tahu memberikan intake
 Berikan penilaian tentang
process
nutrisi yang adekuat pada anak  Knowledge : health
tingkat pengetahuan pasien
behavior
tentang proses penyakit yang
Definisi
:
keadaan
atau
spesifik
 Jelaskan patofisiologi dari
defisiensi informasi kognitif
yang berkaitan dengan topic
penyakit dan bagaimana hal
tertentu
ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan
cara yang tepat
 Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada
penyakit dengan cara yang
tepat
 Gambarkan proses penyakit
dengan cara yang tepat
 Sediakan informasi pada
pasien
tentang
kondisi,
dengan cara yang tepat
 Sediakan
bagi
keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
 Diskusikan perubahan gaya
hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan
datang
 Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan

12

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan










Dapat disimpulkan bahwa Malnutrisi merupakan suatu keadaan di mana tubuh
mengalami gangguan terhadap absorbsi, pencernaan, dan penggunaan zat gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas.
Penyebab Malnutrisi secara langsung ialah karena kurangnya asupan makanan:
Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan
yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian
makanan yang salah. Serta karena adanya penyakit infeksi.
Sedangkan penyebab yang tidak langsung ialah kurangnya ketahanan pangan keluarga,
kualitas perawatan ibu dan anak, sanitasi lingkungan yang kurang, buruknya pelayanan
kesehatan
Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan
mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami
komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di
rumah sakit.
Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan
shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan
13

mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat,
gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat
menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan.
4.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga parapembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Suriadi,S.Kp dan Yuliani Rita,S.Kp. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak (edisi 1). Jakarta :
CV. Sagung Seto
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC (jilid 2). Yogyakarta : Media Action Publishing
http://www.infogizi.com/94/pencegahan-dan-pengobatan-gizi-buruk-pada-anak.html
elisa.ugm.ac.id/asuhan-keperawatan-malnutrisi-pada-anak.html

14

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65