Tugas Ekonomi Kota Critical Review Anali
(Ekonomi Kota)
ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI
TERHADAP PENGANGGURAN DI KOTA AMBON
DIMAS PANDJISETYA WIYANDHITA
3613100044
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2015
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Setiap kota selalu memiliki masalahnya masing – masing dan permasalahan
tersebut tergolong beragam. Permasalahan yang muncul terkadang tidak hanya sekedar
muncul
dan
memberikan
dampak
sesaat,
namun
juga
memberikan
dampak
permasalahan yang sering kali berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu
permasalahan yang terjadi adalah pengangguran. Dalam hal ini masalah pengangguran
berawal dari adanya inflasi dan tingginya biaya hidup pada kota tersebut. Masalah
pengangguran memberikan dampak bagi kota itu sendiri berupa peningkatan kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi yangtinggi dan berkelanjutan merupakan faktor pemicu
permasalahan pembangunan ekonomi dan peningkatan tenaga kerja. Pertumbuhan
ekonomi tanpa dibarengi dengan adanya penambahan kesempatan kerja akan
mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dan penambahan pendapatan tersebut
yang nantinya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan
peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2004)
Faktor penentu terhadap kemakmuran suatu masyarakar dapar dilihat dari
pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat
pengguanaan tenaga kerja penuh (full employment) dapat terwujud. Pengangguran akan
mennimbulkan efek mennngurangi pendapatan masyarakat, dan hal tersebut akan
mengurangi tingkat kemakmuran masayarakat. Semakain turunya tingkat kemakmuran
akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sungkirno ,2000).
Masalah pengangguran merupakan masalah yang kompleks dan bersifat
multidimensional. Permasalahan pengangguran yang tinggi berhubungan dengan adanya
faktor ekonomi, tingginya inflasi, serta bersaran upah yang berlaku. Apabila di suatu
negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, hal tersebut akan berpengaruh
pada penurunan jumlah pengangguran. Jika tingkat upah naik akan berpengaruh pada
penurunan jumlah pengangguran pula. Sedangkan tingkat inflasi yang tinggi akan
berpengaruh pada kenaikan jumlah pengangguran (Sukirno, 2008).
Berdasar uraian diatas penulis mengkaji permasalahan ekonomi terutama pada
pengangguran yang dipengaruhi oleh inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada kota Ambon.
Apakah sudah sesuai dengan teori ekonomi yang berlaku ataukah ada fenomena lain
yang mengubah pandangan dari teori tersebut
1
Bab II
Pembahasan
2.1 Metode
Dalam jurnal ini penulis menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuan
penulis menggunanakan metode regresi liner berganda adalah agar model yang
diestimasi dapat menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator),
perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model yang digunakan bersifat
robust, serta untuk melihat signifikansi dari model penelitian digunakan pengujian
statistik. Agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan model persamaan, penulis
mengunakan rumus:
Y = f(X1,X2)
Y= β0 + β1X1 + β2X2 + e
2.2 Landasan Teori
Pertumbuhan
ekonomi
diartikan
sebagai
perkembangan
kegiatan
dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2000). Sedangkan meurut
Menurut Arsyad (1999) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk
Domestik Bruto/ Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan
tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Salah satu teori perubahan struktural yang paling terkenal adalah Model-Dua-Sektor
Lewis yang dikemukakan oleh W. Arthur Lewis. Ia membagi perekonomian menjadi dua
sektor, yaitu : (1) Sektor Tradisional, yang menitikberatkan pada sektor pertanian yang
subsisten di pedesaan yang ditandai dengan produktivitas marginal sama dengan nol
sehingga menjadikan suatu kondisi yang surplus tenaga kerja (surplus labor). (2) Sektor
Industri perkotaan Modern, yang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat
penyerapan tenaga kerja dari sektor tradisional.
Dalam jurnal ini penulis menyatakan bawa inflasi merupakan suatu proses
meningkatnya harga – harga secara umum dan terus – menerus, atau inflasi merupakan
prodes menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Inflasi di angap terjadi apabila
proses kenaikan harga berlangsung secara terus – menerus dan saling pengaruh –
mempengaruhi.
2
Penulis menyatakan Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika
seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif
dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan. Pengangguran dapat terjadi
apabila tidak adanya keseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang
diminta.Menurut (Sukirno 1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi
belum dapat memperolehnya.
Penulis nyimpulkan bahwa pengangguran memiliki hubungan yang erat diantara
tingkat pendapatan nasional yang dicapai (GDP) dengan penggunaan tenga kerja yang
dilakukan; semakin tinggi pendapatan nasional (GDP), semakin banyak penggunaan
tenaga kerja dalam perekonomian. Meurut Sukirno, 1994 pengangguran berdasarkan
sebab dibagi menjadi empat kelompok yaitu:
a. Pengangguran Normal atau Friksional
Apabila dalam suatu perekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau
tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah dipandang sebagai
mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran dengan jumlah dua atau tiga
persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional.
b. Pengangguran SIklikal
Kemerosotan
perusahaan
permintaan
mengurangi
pekerja
agregat
atau
ini
mengakibatkan
menutup
perusahaan-
perusahaanya,
sehingga
pengangguran akan bertambah.
c. Pengangguran Struktural
Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:
wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan
ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu
bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan
yang lebih serius dari Negara - negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan
kegiatan produksi dalam industry tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa
diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan
sebagai pengangguran struktural.
d. Pengangguran Teknologi
Pengangguran jenis ini merupakan penggantian tenaga manusia oleh mesinmesin dan bahan kimia.
3
Berdasarkan cirinya pengangguran di bagi menjadi empat kelompok (Sadono Sukirno,
1994)
a. Pengangguran Terbuka
b. Pengangguran Tersembunyi
c. Pengangguran Bermusim
d. Setengah menganggur
Pengangguran itu sendiri muncul dalam suatu perekonomian disebabkan oleh tiga hal:
a. Proses Mencari Kerja
b. Kekakuan Upah
c. Ifisiensi Upah
2.2.3 Review
Penulis mengunakan metode dari hasil analisis berganda dengan mengunakan
software EViews 6.0 dengan hasil sebagai berikut:
Y
=
82.11127 + 8.925618X1 - 28.12675X2
(1.146211) (3.820879) (-2.342730)
F-hit =
28.67863
R2
=
0.830428
R2
=
0.819448
DW
=
2.047115
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengunakan uji Asumsi Klasik dan juga
mengunakan pengujian statistik. Dalam pengujian Asumsi Klasik peneliti juga mengambil
pengujian
Heteroskedastisitas,
pengujian
Autokerlasi
dan
juga
pengujian
Multrikolinearitas. Untuk lebih jelasnya mengenasi hasil dari penelitian sebagai berikut
a. Uji Heteroskedastisitas
Table 2.1 Uji Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
9.579213
Prob. F(5,5)
Obs*R-squared
9.960225 Prob. Chi-Square(5)
Scaled explained SS
3.666502 Prob. Chi-Square(5)
Sumber: Hasil Pengolahan Data
0.0134
0.0764
0.5984
Dari hasil pengujian di atas pada table 2.1 maka dapat di peroleh
informasi bahwa data yang digunakan atau model yang dibangun tidak
menghadapi maslah heteroskedastisitas, dengan indikator Obs*R-squared
4
yang tidak signifikan secara statistik atau nilai probabilitas chi-square untuk
Obs*R-squared adalah sebesar 0.0764> 0,05 (α=5%).
b. Uji Autokerlasi
Guna mendetekni masalah autokorelasi peneliti mengunakan metode
Breusch-Godfrey Serial Correplattion LM Test. Apabila nilai probabilitas
Obs*R-squared dari metode tersebut sigifikan secara statistic pada tingkat
signifikansi
maka
dapat
dikatakan
bawha
model
regresi
mengandung maslaah autokorelasi. Dari hasil penelitan Autokorelasi dapat
dilihat pada table 2.2
Tabel 2.2 Uji Autokorelasi Metode Breusch-Godfrey Serial
Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.286997
Prob.
0.960441
Prob. Chi-Square(2)
Sumber: Hasil Pengolahan Data
F(2,6)
0.6186
Dapat dilihat pada table 2.2 bahwa indikator Obs*Rsquared memiliki
nilai probabilitas sebesar 0,6186> 0,05 (α=5%), yang berarti menolak Ha
atau menyatakan bahwa model regresi yang di gunakan tidak mengandung
maslah autokorelasi.
c. Multrikolineartitas
Dalam mendeteksi masalah multrikolineartitas peneliti mengunakan
cara penelitian dari Gujarti (2003), yaitu dengan cara melihat matrik korelasi
(korelasi dan variabel bebas). Apabila korelassi antar variable melebihi 0,80
diduga terdapat gejala multikolimeritas. Untuk hasil dari penelitian
mengunakan uji multrikolineartitas dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Matriks Korelasi
VARIABEL BEBAS
I
I
1000000
PE
-0.628546
Sumber: Hasil Pengolahan Data
PE
-0.628546
1000000
Dari table di atas menjelaskan bawha hubungan (variable) antara
variabel inflasi (I) dan pertumbuhan ekonomi (PE) sebesar -0.628546. Nilai
korelasi sebesar -0.628546< 0,80 sehingga disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan.
5
Peneliti tidak hanya melakukan uji Analisa Klasi tatapi juga dengan pengujian
statistik. Dalam pengujian statistik peneliti melakukan pengujian T, f dan goodness of fit
(R2). Berikut adalah hasil uji t table 2.4
Tabel 2.4 Uji - t
Variabel
I
PE
C
t hitung
3.820879
-2.342730
1.146211
Propabilitas
0.0007
0.0322
0.0006
t tabel α =5%
1.770933
- 1.770933
1.770933
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran di kota
ambon dipengaruhi oleh tingkat inflasi, apabila inflasi itu naik sebesar 1% maka jumlah
pengangguran meninhkat sebesar 8,925618. Tingkat pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi memiliki hubungan yang berkebalikan apabila ekonomi itu naik maka tinngkat
pengangguran akan turun dan sebaliknya.
2.2.4 Critical Review
Regesi linier merupakan alat statistik yang dipergunakan dalam membentuk model
hubungan antara variable terikat (dependen; respon;Y) dengan saty atau belib variable
bebas (independen, predictor, X). Secara umum regresi linier terdiri dari dua, yaitu regresi
linier sederana yaitu dengan mengunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat;
dan regresi liner berganda dengan mengunakan beberapa variabel bebas dan satu
variabel terkait
Penggunaan regesi linierini memiliki kelemahan dalam hal pembatasan –
pembatasan persoalan dan kejelasan titik – titik temu dan keilmuan yang digunakan
sebagai bingkai pandangan. Terkadang juga sangat sulit menginterpretasikan koefisien
intercept, dan bila tidak berhati – hati akan mengakibatkan interpretasi yang tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
Regresi linier berganda hanya dapat digunakan apabila terdapat lebih dari satu
varibabel bebas. Apabila banyak variabel bebas hanya ada satu maka harus
mengunakan regersi linier sederhana.
Secara keseluruhan dari metode maupun teknik yang digunakan dalam penelitian
ini sudah benar. Dalam jurnal ini peneliti mengunakan data dengan periode 2000 hingga
2012 hal tersebut dapat micu dari hasil yang akan didapatkan dari penelitian tersebut.
Peneliti juga mengunakan metode OLS (Ordinary Least Square) guna meminimalkan
jumlah kesalahan (eror) kuadrat.
6
Bab III
Penutup
3.1 Lesson Learned
Inflasi merupakan masalah utama pemicu timbulnya masalah pengangguran
multidimensional.
Masalah
pengangguran
merupakan
masalah
yang
kompleks
dan
bersifat
Perlu adanya perhatian pemerintah dalam menpengendalian petumbuhan ekonomi
7
Daftar Pustaka
(n.d.). Retrieved from Konsultan Statistik: http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/regresilinear.html
Kurniawan, D. (2008). Regresi Linier.
sangadji, m. (2014). ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP
PENGANGGURAN DI KOTA AMBON. Jurnal Ekonomi, volume VIII, Nomor 1.
8
ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI
TERHADAP PENGANGGURAN DI KOTA AMBON
DIMAS PANDJISETYA WIYANDHITA
3613100044
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2015
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Setiap kota selalu memiliki masalahnya masing – masing dan permasalahan
tersebut tergolong beragam. Permasalahan yang muncul terkadang tidak hanya sekedar
muncul
dan
memberikan
dampak
sesaat,
namun
juga
memberikan
dampak
permasalahan yang sering kali berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu
permasalahan yang terjadi adalah pengangguran. Dalam hal ini masalah pengangguran
berawal dari adanya inflasi dan tingginya biaya hidup pada kota tersebut. Masalah
pengangguran memberikan dampak bagi kota itu sendiri berupa peningkatan kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi yangtinggi dan berkelanjutan merupakan faktor pemicu
permasalahan pembangunan ekonomi dan peningkatan tenaga kerja. Pertumbuhan
ekonomi tanpa dibarengi dengan adanya penambahan kesempatan kerja akan
mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dan penambahan pendapatan tersebut
yang nantinya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan
peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2004)
Faktor penentu terhadap kemakmuran suatu masyarakar dapar dilihat dari
pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat
pengguanaan tenaga kerja penuh (full employment) dapat terwujud. Pengangguran akan
mennimbulkan efek mennngurangi pendapatan masyarakat, dan hal tersebut akan
mengurangi tingkat kemakmuran masayarakat. Semakain turunya tingkat kemakmuran
akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sungkirno ,2000).
Masalah pengangguran merupakan masalah yang kompleks dan bersifat
multidimensional. Permasalahan pengangguran yang tinggi berhubungan dengan adanya
faktor ekonomi, tingginya inflasi, serta bersaran upah yang berlaku. Apabila di suatu
negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, hal tersebut akan berpengaruh
pada penurunan jumlah pengangguran. Jika tingkat upah naik akan berpengaruh pada
penurunan jumlah pengangguran pula. Sedangkan tingkat inflasi yang tinggi akan
berpengaruh pada kenaikan jumlah pengangguran (Sukirno, 2008).
Berdasar uraian diatas penulis mengkaji permasalahan ekonomi terutama pada
pengangguran yang dipengaruhi oleh inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada kota Ambon.
Apakah sudah sesuai dengan teori ekonomi yang berlaku ataukah ada fenomena lain
yang mengubah pandangan dari teori tersebut
1
Bab II
Pembahasan
2.1 Metode
Dalam jurnal ini penulis menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuan
penulis menggunanakan metode regresi liner berganda adalah agar model yang
diestimasi dapat menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator),
perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model yang digunakan bersifat
robust, serta untuk melihat signifikansi dari model penelitian digunakan pengujian
statistik. Agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan model persamaan, penulis
mengunakan rumus:
Y = f(X1,X2)
Y= β0 + β1X1 + β2X2 + e
2.2 Landasan Teori
Pertumbuhan
ekonomi
diartikan
sebagai
perkembangan
kegiatan
dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2000). Sedangkan meurut
Menurut Arsyad (1999) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk
Domestik Bruto/ Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan
tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Salah satu teori perubahan struktural yang paling terkenal adalah Model-Dua-Sektor
Lewis yang dikemukakan oleh W. Arthur Lewis. Ia membagi perekonomian menjadi dua
sektor, yaitu : (1) Sektor Tradisional, yang menitikberatkan pada sektor pertanian yang
subsisten di pedesaan yang ditandai dengan produktivitas marginal sama dengan nol
sehingga menjadikan suatu kondisi yang surplus tenaga kerja (surplus labor). (2) Sektor
Industri perkotaan Modern, yang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat
penyerapan tenaga kerja dari sektor tradisional.
Dalam jurnal ini penulis menyatakan bawa inflasi merupakan suatu proses
meningkatnya harga – harga secara umum dan terus – menerus, atau inflasi merupakan
prodes menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Inflasi di angap terjadi apabila
proses kenaikan harga berlangsung secara terus – menerus dan saling pengaruh –
mempengaruhi.
2
Penulis menyatakan Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika
seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif
dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan. Pengangguran dapat terjadi
apabila tidak adanya keseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang
diminta.Menurut (Sukirno 1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi
belum dapat memperolehnya.
Penulis nyimpulkan bahwa pengangguran memiliki hubungan yang erat diantara
tingkat pendapatan nasional yang dicapai (GDP) dengan penggunaan tenga kerja yang
dilakukan; semakin tinggi pendapatan nasional (GDP), semakin banyak penggunaan
tenaga kerja dalam perekonomian. Meurut Sukirno, 1994 pengangguran berdasarkan
sebab dibagi menjadi empat kelompok yaitu:
a. Pengangguran Normal atau Friksional
Apabila dalam suatu perekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau
tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah dipandang sebagai
mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran dengan jumlah dua atau tiga
persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional.
b. Pengangguran SIklikal
Kemerosotan
perusahaan
permintaan
mengurangi
pekerja
agregat
atau
ini
mengakibatkan
menutup
perusahaan-
perusahaanya,
sehingga
pengangguran akan bertambah.
c. Pengangguran Struktural
Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:
wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan
ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu
bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan
yang lebih serius dari Negara - negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan
kegiatan produksi dalam industry tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa
diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan
sebagai pengangguran struktural.
d. Pengangguran Teknologi
Pengangguran jenis ini merupakan penggantian tenaga manusia oleh mesinmesin dan bahan kimia.
3
Berdasarkan cirinya pengangguran di bagi menjadi empat kelompok (Sadono Sukirno,
1994)
a. Pengangguran Terbuka
b. Pengangguran Tersembunyi
c. Pengangguran Bermusim
d. Setengah menganggur
Pengangguran itu sendiri muncul dalam suatu perekonomian disebabkan oleh tiga hal:
a. Proses Mencari Kerja
b. Kekakuan Upah
c. Ifisiensi Upah
2.2.3 Review
Penulis mengunakan metode dari hasil analisis berganda dengan mengunakan
software EViews 6.0 dengan hasil sebagai berikut:
Y
=
82.11127 + 8.925618X1 - 28.12675X2
(1.146211) (3.820879) (-2.342730)
F-hit =
28.67863
R2
=
0.830428
R2
=
0.819448
DW
=
2.047115
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengunakan uji Asumsi Klasik dan juga
mengunakan pengujian statistik. Dalam pengujian Asumsi Klasik peneliti juga mengambil
pengujian
Heteroskedastisitas,
pengujian
Autokerlasi
dan
juga
pengujian
Multrikolinearitas. Untuk lebih jelasnya mengenasi hasil dari penelitian sebagai berikut
a. Uji Heteroskedastisitas
Table 2.1 Uji Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
9.579213
Prob. F(5,5)
Obs*R-squared
9.960225 Prob. Chi-Square(5)
Scaled explained SS
3.666502 Prob. Chi-Square(5)
Sumber: Hasil Pengolahan Data
0.0134
0.0764
0.5984
Dari hasil pengujian di atas pada table 2.1 maka dapat di peroleh
informasi bahwa data yang digunakan atau model yang dibangun tidak
menghadapi maslah heteroskedastisitas, dengan indikator Obs*R-squared
4
yang tidak signifikan secara statistik atau nilai probabilitas chi-square untuk
Obs*R-squared adalah sebesar 0.0764> 0,05 (α=5%).
b. Uji Autokerlasi
Guna mendetekni masalah autokorelasi peneliti mengunakan metode
Breusch-Godfrey Serial Correplattion LM Test. Apabila nilai probabilitas
Obs*R-squared dari metode tersebut sigifikan secara statistic pada tingkat
signifikansi
maka
dapat
dikatakan
bawha
model
regresi
mengandung maslaah autokorelasi. Dari hasil penelitan Autokorelasi dapat
dilihat pada table 2.2
Tabel 2.2 Uji Autokorelasi Metode Breusch-Godfrey Serial
Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.286997
Prob.
0.960441
Prob. Chi-Square(2)
Sumber: Hasil Pengolahan Data
F(2,6)
0.6186
Dapat dilihat pada table 2.2 bahwa indikator Obs*Rsquared memiliki
nilai probabilitas sebesar 0,6186> 0,05 (α=5%), yang berarti menolak Ha
atau menyatakan bahwa model regresi yang di gunakan tidak mengandung
maslah autokorelasi.
c. Multrikolineartitas
Dalam mendeteksi masalah multrikolineartitas peneliti mengunakan
cara penelitian dari Gujarti (2003), yaitu dengan cara melihat matrik korelasi
(korelasi dan variabel bebas). Apabila korelassi antar variable melebihi 0,80
diduga terdapat gejala multikolimeritas. Untuk hasil dari penelitian
mengunakan uji multrikolineartitas dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Matriks Korelasi
VARIABEL BEBAS
I
I
1000000
PE
-0.628546
Sumber: Hasil Pengolahan Data
PE
-0.628546
1000000
Dari table di atas menjelaskan bawha hubungan (variable) antara
variabel inflasi (I) dan pertumbuhan ekonomi (PE) sebesar -0.628546. Nilai
korelasi sebesar -0.628546< 0,80 sehingga disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan.
5
Peneliti tidak hanya melakukan uji Analisa Klasi tatapi juga dengan pengujian
statistik. Dalam pengujian statistik peneliti melakukan pengujian T, f dan goodness of fit
(R2). Berikut adalah hasil uji t table 2.4
Tabel 2.4 Uji - t
Variabel
I
PE
C
t hitung
3.820879
-2.342730
1.146211
Propabilitas
0.0007
0.0322
0.0006
t tabel α =5%
1.770933
- 1.770933
1.770933
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran di kota
ambon dipengaruhi oleh tingkat inflasi, apabila inflasi itu naik sebesar 1% maka jumlah
pengangguran meninhkat sebesar 8,925618. Tingkat pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi memiliki hubungan yang berkebalikan apabila ekonomi itu naik maka tinngkat
pengangguran akan turun dan sebaliknya.
2.2.4 Critical Review
Regesi linier merupakan alat statistik yang dipergunakan dalam membentuk model
hubungan antara variable terikat (dependen; respon;Y) dengan saty atau belib variable
bebas (independen, predictor, X). Secara umum regresi linier terdiri dari dua, yaitu regresi
linier sederana yaitu dengan mengunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat;
dan regresi liner berganda dengan mengunakan beberapa variabel bebas dan satu
variabel terkait
Penggunaan regesi linierini memiliki kelemahan dalam hal pembatasan –
pembatasan persoalan dan kejelasan titik – titik temu dan keilmuan yang digunakan
sebagai bingkai pandangan. Terkadang juga sangat sulit menginterpretasikan koefisien
intercept, dan bila tidak berhati – hati akan mengakibatkan interpretasi yang tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
Regresi linier berganda hanya dapat digunakan apabila terdapat lebih dari satu
varibabel bebas. Apabila banyak variabel bebas hanya ada satu maka harus
mengunakan regersi linier sederhana.
Secara keseluruhan dari metode maupun teknik yang digunakan dalam penelitian
ini sudah benar. Dalam jurnal ini peneliti mengunakan data dengan periode 2000 hingga
2012 hal tersebut dapat micu dari hasil yang akan didapatkan dari penelitian tersebut.
Peneliti juga mengunakan metode OLS (Ordinary Least Square) guna meminimalkan
jumlah kesalahan (eror) kuadrat.
6
Bab III
Penutup
3.1 Lesson Learned
Inflasi merupakan masalah utama pemicu timbulnya masalah pengangguran
multidimensional.
Masalah
pengangguran
merupakan
masalah
yang
kompleks
dan
bersifat
Perlu adanya perhatian pemerintah dalam menpengendalian petumbuhan ekonomi
7
Daftar Pustaka
(n.d.). Retrieved from Konsultan Statistik: http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/regresilinear.html
Kurniawan, D. (2008). Regresi Linier.
sangadji, m. (2014). ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP
PENGANGGURAN DI KOTA AMBON. Jurnal Ekonomi, volume VIII, Nomor 1.
8