Bundelan Pengantar Teknologi Pertanian. doc

1

LAPORAN TETAP
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

Oleh:
ANIDA HUMAIRAH
05031281320009

TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

2

LAPORAN TETAP
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
FIELDTRIP PAGAR ALAM


Oleh:
ANIDA HUMAIRAH
05031281320009

TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

3

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

Oleh:
ANIDA HUMAIRAH
05031281320009

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus

mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

4

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

OLEH :
ANIDA HUMAIRAH
05031281320009

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam
praktikum Pengantar Teknologi Pertanian.

Indralaya, 17 November 2014
Koordinator Asisten

Rahmat Shaleh Firdaus
NIM. 05111002041

5

DAFTAR NAMA ASISTEN
3x4

Nama

: Anida Humairah

NIM

: 05031281320009

Jurusan


: Teknologi Pertanian

Prodi

: Teknologi Hasil Pertanian

No

NAMA

NIM

1

RAHMAT SHALEH.F

05111002041

2


RIZKI MARTA.F

05111002014

3

SHERIYANTI EKA.A

05121002038

4

JAMALUDDIN PURBA

05121002032

5

MARTIEN LIANDO


05121403016

6

MARDINI AYU.F

05121403004

7

ANTON LESMANA

05121402013

8

YHOGA RAMASUTRA

05121402027


KRITIK DAN SARAN

Tanda Tangan

6

RAHMAT SHALEH Kritik : Cukup baik dalam memberikan penjelasan materi.
Saran : Efesiensikan waktu praktikum sebaik mungkin.
RIZKI MARTA.F

 Kritik : Kurang baik dalam menjalankan amanah sebagai
asisten. Sering tidak dating dan menghilang tiba-tiba.
Saran : Jalankan amanah sebaik mungkin.

SHERIYANTI EKA  Kritik : Cukup baik dalam memberikan penjelasan materi.
Saran : Efesiensikan waktu praktikum sebaik mungkin.
JAMALUDDIN P

 Kritik : Cukup baik dalam memberikan penjelasan materi.

Saran : Efesiensikan waktu praktikum sebaik mungkin.

MARTIEN LIANDO  Kritik : Cukup baik dalam memberikan penjelasan materi.
Saran : Efesiensikan waktu praktikum sebaik mungkin.
MARDINI AYU.F

 Kritik : Cukup baik dalam memberikan penjelasan materi.
Saran : Efesiensikan waktu praktikum sebaik mungkin.

ANTON LESMANA  Kritik : Kurang baik dalam menjalankan amanah,
sebelumnya saya hanya tau kakak tetapi tidak mengenal
kakak. Jadi bingung apa yang mau dikritik.
Saran : Tingkatkan lagi komunikasinya dengan praktikan.
YHOGA RAMASU  Kritik : Kurang baik dalam menjalankan amanah,
sebelumnya saya hanya tau kakak tetapi tidak mengenal
kakak. Jadi bingung apa yang mau dikritik.
Saran : Tingkatkan lagi komunikasinya dengan praktikan.

KATA PENGANTAR


7

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Teknologi Pertanian. Teknologi pertanian merupakan penerapan prinsipprinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara
ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pengantar
Teknologi Pertanian, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Sriewijaya. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing dan asisten dosen saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Indralaya, 17 November 2014

Anida Humairah
050312813200009
RIWAYAT HIDUP

8

Nama

: Anida Humairah

NIM

: 05031281320009

Jurusan


: Teknologi Pertanian

Prodi

: Teknologi Hasil Pertanian

Penulis merupakan mahasiswa semester 3 Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Penulis dilahirkan di kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada
tanggal 18 Mei 1995 dari ayah yang bernama Purwansyah dan ibu bernama Mei Zeni
Sukrilah. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Abadi Perkasa Lampung Utara pada
tahun 2001 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Abadi Perkasa Lampung Utara dan tamat pada tahun 2010. Penulis melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2013.
Setelah tamat SMA, penulis hijrah ke propinsi Sumatera Selatan dan diterima di
Fakultas Pertanian Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sriwijaya.

DAFTAR ISI…………………………………………….………………………........3

9

KATA PENGANTAR…………………………………..……………………………1
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………..…........2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………...4
1.2. Tujuan……...…………………………………………………………………….4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah PTPN VII Pagar Alam…………………………………………………..5
2.2. Teh…………………………………………………………………………….....6
2.2.1. Teh Hitam……………………………………………………………...7
2.2.2. Teh Hijau………………………………………………………………8
2.3. Kopi……………………………………………………………………………....8
BAB III
METODELOGI
3.1. Tempat…………………………………………………………………………...9
3.2. Waktu…………………………………………………………………………….9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil.……………………………………………………………………………10
4.2. Pembahasan……………………………………………………………………..10
4.2.1. Pengolahan Teh……………………………………………………….10
4.2.2. Pengolahan Kopi……………………………………………………...13
BAB V
KESIMPULAN……………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…...15

BAB I
PENDAHULUAN

10

1.1. Latar belakang
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapang yang dikenal sebagai perjalanan
langsung ke lapang. Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh sekelompok
orang ke tempat yang jauh dari lingkungan yang normal mereka. Tujuan perjalanan
biasanya pengamatan untuk penelitian pendidikan, non-eksperimental atau untuk
menyediakan

mahasiswa

dengan

pengalaman

luar

kegiatan

sehari-hari.

Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya
hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.
Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Sektor pertanian di
Indonesia pada umumnya merupakan pertanian secara luas yang diartikan sebagai
kegiatan bercocok tanam dengan tujuan mendapatkan produksi dan keuntungan yang
tinggi, serta hal yang terpenting adalah dapat memenuhi kebutuhan setiap orang.
Salah satu organisasi pertanian di Indonesia yang sudah ada sejak jaman kolonoal
Belanda dan memberikan devisa bagi negara yaitu perkebunan. Perkebunan
merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Nasional. Sektor ini berperan
cukup besar dalam memberi konstribusi penyediaan lapangan kerja dan sumber
devisa. Bidang usaha perkebunan terdiri dari usaha budidaya perkebunan dan usaha
industri perkebunan. Perkebunan banyak dikembangkan di Indonesia, dengan
berbagai varietas antara lain kelapa sawit, teh dan kopi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembutan laporan ini adalah sebagai berikut yaitu:
1. Mengetahui secara umum sejarah perkembangan, Lokasi dan aspek
ketenagakerjaan perusahaan
2. Mengetahui dan mempelajari alat dan mesin yang digunakan oleh perusahaan
3. Mengetahui dan mempelajari Budidaya dan pasca panen

4. Memenuhi tugas akhir Mata kuliah Pengantar Terknologi Pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

11

2.1. Sejarah PTPN VII Pagar Alam
Perkebunan teh Pagaralam yang kini menjadi salah satu unit usaha PTPN VII
merupakan peninggalan Belanda (NV Lanbouw Maatchapij) yang berdiri pada 1929.
Pada tahun 1942 sampai 1945 dikuasai Jepang dan pada 1945 sampai dengan 1949
berada di bawah Departemen Pertanian RI. Pada masa clash kedua dengan Belanda
tahun 1949-1951, kebun dan pabrik teh Gunung Dempo dibumihanguskan. Tahun
1951-1958 dibangun kembali oleh perusahaan Belanda Cultuur NV Soerabaja. Pada
1958 dinasionalisasikan dan dikelola PPN Baru Sumatera Selatan. Tahun 1963-1968
dikelola PPN Antan VII Bandung, 19968-1980 diserahkan kepada PNP X, kemudian
pada 1980-1996 di bawah PT Perkebunan X (Persero), dan sejak 1996 bergabung
dengan PTPN VII(Persero). Puskesbun terbentuk seiring dengan terbentuknya PTPN
VII yang berfungsi sebagai jaminan kesehatan bagi para pekerja. PT perkebunan
nusantara VII perkomitmen untuk terus meningkatkan produk teh
yang dihasilkan. Ptpn VIJ yakin produknya dengan merk gunung
dempo, mampu bersaing karena memiliki banyak kelebihan. Teh
gunung

dempo

memiliki

cirri

berbeda

dibandingkan

teh-teh

pabrikan yang banyak beredear luas dipasaran Indonesia. Warna
coklat mengingat,. Aromah yang tajam dan rasa yang lebih sepat
adalah cirri teh asal gunung dempo, kota pagar alam , sumatera
selatan, dibandingkan dengan teh yang beredar luas di pasaran
Indonesia. Posisi tanaman teh yang berada di lereng timur gunung,
sehingga mendapat sinar matahari langsung, membuat rasa teh
gunung dempo sangat has. Teh gunung dempo diproduksi dikota
pagar alam, sumatera selatan. Selain itu teh yang diproduksi oleh
PTPN VII ini berkualitas tinggi. Pengolahannya dilakukan secara
higenis, tanpa bahan pengawet serta tanpa bahan pewarna. Selain
itu, posisi ketinggian teh gunung dempo juga paling sesuai, yaitu
berkisar antara 1000 sampai 1200 m dpl. Jika terlalu tinggi, warna
teh akan pekat. Jika terlalu rendah rasa dan aromanya akan
berkurang. Luas perkebunan teh dilereng gunung tertinggi di
Sumatera Selatan mencapai 1.478 hektar. Perkebunan tersebut

12

dikelolah oleh PTPN VII unit pagar alam. Produksi daun teh rata-rata
menghasilkan 40 ton teh pucuk basah stiap hari dan cenderung
meningkat dalam setahun, produk teh gunung dempo rata-rata
mencapai 14000-17000 ton teh pucuk basah atau setara 36004250 ton teh kering. Namun, teh itu tidak bisa sembarang
dinikmati. 90% produksi teh gunung dempo diperuntukan bagi
pasar ekspor, hususnya ke india dan eropa. Bahkan, sejumlah teh
merk luar negri juga menggunakan bahan baku dari teh gunung
dempo.

Sisahnya, 10% dan sebagian besar berkualitas rendah

diperuntukan bagi pasar local dan nasional. Untuk pasar nasional
umumnya dijual sebagai bahan baku teh pabrikan sehingga
citarasa

teh

gunung

dempo

sudah

tidak

utuh.

Suliytnya

,menemukan teh gunung dempo diluar pagar alam karena belum
adanya jaringan distribusi yang luas. Selain itu format produksi teh
pagar

alam

adalah

sebagai

industry

hulu

sehingga

hasil

produksinya memang ditunjukan untuk bahan baku teh kemasan
dan bukan dijual secara langsung.
2.2. Teh
Seperti yang kita tahu, teh merupakan salah satu jenis komoditas non migas yang
dimiliki oleh Indonesia. Tanaman teh ini biasa diolah menjadi produk minuman segar
dengan berbagai inovasi, baik untuk kemasannya maupun rasa teh itu sendiri. Mulai
dari teh dalam kemasan celup, botol hingga karton. Dari teh dengan rasa original
hingga teh rasa buah. Permintaan pasar untuk produk teh ini juga besar, terbukti
dengan semakin maraknya produk-produk olahan teh yang beredar di masyarakat.
Teh (Camelia sinensis) dapat tumbuh didaerah pegunungan atau puncak dengan
ketinggian topografi sangat bervariasi antara 700-1000 meter diatas permukaan laut.
Teh merupakan minuman yang sudah dikenal diberbagai kalangan masyarakat. Teh
merupakan salah satu dari komoditas perkebunan Indonesia, dimana suatu
manajemen produksi yang baik akan mempengaruhi peningkatan produksinya baik
dalam tahap proses awal sampai tahap proses akhir pengolahan teh. Indonesia

13

merupakan negara yang menempati posisi kelima dalam hal ekspor teh terbesar
setelah Srilanka, India, Cina dan Kenya. Seharusnya Indonesia dapat menempati
urutan pertama Negara pengekspor teh dengan keberadaan perkebunan teh yang
cukup luas dan tersebar diberbagai wilayah. Kendala yang dihadapi saat ini adalah
perusahaan teh milik rakyat yang ada jarang yang berorientasi untuk ekspor. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya penguasaan teknologi atau dari aspek kualitas sumber
daya manusianya sehingga merasa cukup puas dengan hasil yang telah dicapai
selama ini. Teh merupakan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak
dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia dikarenakan teh
mempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu teh juga dipercaya mempunyai
khasiat bagi kesehatan diantaranya mencegah kegemukkan, kanker dan kolesterol.
Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi maka pada saat sekarang ini
banyak sekali kita temui industri pengolahan teh dengan menghasilkan berbagai
macam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh dalam
kemasan botol yang mana kesemuanya dapat memberikan kemudahan bagi kita
untuk mengkonsumsinya secara praktis. Berdasarkan proses pengolahannya, teh
diklasifikasikan kedalam tiga jenis yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi
fermentasi (teh olong) dan teh tanpa fermentasi (teh hijau). Kandungan teh secara
umum adalah kafein, tanin, dan minyak esensial. Unsur kafein memberikan rasa
segar dan mendorong kerja jantung manusia, tidak berbahaya jika dikonsumsi tidak
melebihi 300mg/hari. Unsur tanin adalah sumber energi yang berasal dari sari teh
tersebut. Sedangkan minyak esensial memberikan rasa dan bau harum yang
merupakan faktor-faktor pokok dalam menentukan nilai dalam setiap cangkir teh
yang dijual atau diperdagangkan. (Spillane, 1992).
2.2.1. Teh Hitam
Teh hitam adalah jenis teh yang diproduksi oleh PTPN VII. Untuk memenuhi
tuntutan masyarakat akan teh yaitu tidak hanya sebagai obat juga bisa dikonsumsi
sebagai minuman dengan tidak mengurangi fungsinya sebagai obat. Teh hitam
dempo pagar alam telah memenuhi kebutuhan akan teh untuk daerah sumatera
selatan dan sebagian telah dieksport keluar negeri. Teh hitam telah dikenal sebagai
obat di negara Cina sejak 4735 tahun yang lalu. Teh hitam selain berkhasiat sebagai

14

obat juga dimanfaatkan sebagai soft drink, karena memiliki rasa segar dan nikmat
bila dinikmati dibandingkan teh hijau. Sistem pengolahan di teh hitam di Indonesia
dikenal dengan dua, yaitu sistem orthodox (orthodox murni dan orthodox rotorvane)
yang sering digunakan, dan sistem CTC yang relatif baru.
2.2.2. Teh Hijau
Teh hijau telah dikenal di negeri Cina pada tahun 4375 SM sebagai obat untuk
mengatasi penyakit jantung, antioksidan, kolesterol, darah tinggi dan lain-lain yang
pada waktu itu banyak dikonsumsi oleh para bangsawan. Dimana pada proses
pembuatan teh hijau ini tidak mengalami fermentasi sehingga pengolahan teh hijau
ini cukup sederhana.
2.3. Kopi
Kopi merupakan bahan minuman tidak saja terkenal di Indonesia tapi juga terkenal
di seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena kopi baik yang bentuk bubuk maupun
seduhannya memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman
lainnya. Pada mulanya orang memanfaatkan sari dari daun muda dan buah segar
sebagai bahan minuman yang diseduh dengan air panas. Kegemaran minum kopi
cepat meluas ke seluruh dunia setelah ditemukan cara-cara penggunaan dan
pengolahan yang lebih sempurna, yaitu dengan menggunakan kopi yang sudah
masak, terlebih dahulu dikeringkan dan kemudian bijinya disangrai lalu dijadikan
bubuk sebagai bahan minuman. Bagi Bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu
mata dagangan yang mempunyai arti yang cukup tinggi. Pada tahun 1981
menghasilkan devisa sebesar $ 347.8 juta dari ekspor kopi sebesar 210.8 ribu ton.
Nilai ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebelum kopi dipergunakan sebagai
bahan minuman, maka terlebih dahulu dilakukan proses roasting. "flavor" kopi yang
dihasilkan selama proses roasting tergantung dari jenis kopi hijua yang
dipergunakan, cara pengolahan biji kopi, penyangraian, penggilingan, penyimpanan
dan metoda penyeduhannya. Cita rasa kopi akan ditentukan akhirnya oler cara
pengolahan di pabrikpabrik. Penyangraian biji kopi akan mengubah secara kimiawi
kandungan-kandungan dalam biji kopi, disertai susut bobotnya, bertambah besarnya
ukuranbiji kopi dan perubahan warna bijinya. Kopi biji setelah disangrai akan

15

mengalami perubahan kimia yang merupakan unsur cita rasa yang lezat. Pembahasan
lebih lanjut dalam paper ini meliputi pengolahan kopi dilakukan dua cara yaitu
pengolahan secara kering dan basah. Diversifikasi produksi kopi seperti kopi
dekafein, kopi instan dan kopi bubuk.

BAB III
III. METODOLOGI
3.1.

Tempat

Tempat pelaksanaan fieldtrip ini adalah di Kota Pagar Alam dengan rincian
perjalanan sebagai berikut :
PTPN VII di Gunung Dempo
3.2.

Waktu
Fieldtrip ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2014 hingga 16 November

2014 dengan agenda Kunjungan ke PTPN VII.

16

BAB IV
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang didapat setelah melakukan kunjungan lapangan adalah sebagai
berikut:
1. Pengolahan pucuk daun teh merupakan proses mengubah komposisi kimia
pucuk daun teh segar menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan sifat-sifat yang
dikehendaki pada air seduhannya, yaitu warna, rasa dan aroma. Kriteria ini dapat
dicapai dengan bahan mentah dan cara pengolahan yang baik yaitu sesuai dengan
kondisi yang dipersyaratkan dan didukung oleh kondisi peralatan dan mesin yang
baik.
2. Jenis-jenis teh hasil produksi PTPN VII terbagi menjadi 2 jenis, yaitu teh
hitam dan teh hijau yang dibuat dengan beberapa tahapan yaitu penyediaan pucuk
daun segar, pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi dan
pengemasan.
3. Pada pengolahan kopi dilakukan dengan tiga proses setelah selesai di
jemur/dikeringjan secara manual yaitu Penyanggraian ( pengurangan kadar air). Yaitu
dengan menggunakan mesin pada suhu 100 0C dalam waktu 1 jam. Penggilingan
yaitu dilakukan 2 kali dengan menggunakan mesin yaitu yang pertama masih
kasardan yang kedua sampai halus menjadi siap dikemas. Pengemasan yaitu
menggunakan plastik dan alumanium foil.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengolahan Teh
Pemetikan

17

Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta
daunnya yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi produk teh kering yang
merupakan komoditi perdagangan. Ada dua macam ranting daun yang dipetik dan
digunakan dalam pengolahan teh, yaitu ranting peko dan ranting burung. Jika
dianalisa maka ranting peko akan menghasilkan teh hijau dengan kualitas lebih baik
daripada rantai burung.
Jenis Pemetikan
Pemetikan menurut waktunya ada tiga jenis, yaitu:
a. Petikan Jendangan
Petikan jendangan merupakan petikan yang dilakukan sekitar 1 bulan setelah
tanaman dipangkas.
b. Petikan Biasa
Setelah 2-2,5 bulan dilakukan petikan jendangan, akan tumbuh tunas tersier dan
bentuk tanaman rata. Kemudian dilakukan petikan biasa dimana giliran petik
dilakukan antara 10-11 hari dan berlangsung sampai dilakukan pemangkasan
berikutnya, yaitu 3 tahun.
c. Petikan Gandesan
Tanaman yang terus-menerus dipetik akan semakin menurun produksinya. Untuk
mempertahankannya, dilakukan pemangkasan. Pemangkasan ini berjarak 3 tahun
setelah pemangkasan pertama
Pengangkutan Pucuk
Pengangkutan pucuk merupakan kegiatan mengangkut pucuk dari kebun ke pabrik.
Sebelum melaksanakan proses pengolahan, pucuk teh harus dalam keadaan baik,
artinya keadaannya tidak mengalami perubahan selama pemetikan sampai ke lokasi
pengolahan. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan teh yang bermutu tinggi.
Oleh karena itu, proses pengangkutan memiliki peranan yang sangat penting.
Penerimaan Pucuk
Pucuk yang sudah sampai di pabrik harus segera diturunkan dari truk untuk
menghindari kerusakan pucuk, selanjutnya pucuk akan segera ditimbang dan
diangkut ke whitering through untuk dilayukan.
Proses Pengolahan Teh

18

Tahapan pengolahan teh hijau terdiri dari pelayuan, penggulungan, pengeringan
pertama, pengeringan kedua, sortasi kering, serta pengemasan.
a. Pelayuan
Pelayuan pada teh hijau bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase
dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur dan mudah
digulung. Proses pelayuan dilakukan sampai pada tahap layu tertentu, yang sifat
pelayuannya berbeda dibanding dengan cara pelayuan teh local. Pelayuan
dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan
kedalam alat pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu pelayuan
80-100°C.
b. Penggulungan
Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk mutu secara fisik,
karena selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk menjadi gulungan-gulungan
kecil dan terjadi pemotongan. Proses ini harus segera dilakukan setelah pucuk layu
keluar mesin Rotary Panner.
c. Pengeringan
Pengeringan pada teh hijau bertujuan untuk menurunkan kadar air dari pucuk yang
digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan sel yang menempel di permukaan daun
sampai berbentuk seperti perekat, dan memperbaiki bentuk gulungan teh jadi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan dua tahap pengeringan, masing-masing
menggunakan mesin yang berbeda. Mesin pengering pertama disebut ECP (Endless
Chain Pressure) Dryer. Maksud pengeringan kedua adalah untuk menurunkan kadar
air sampai 3-4% serta memperbaiki bentuk gulung teh keringnya
d. Sortasi Kering
Teh yang berasal dari pengeringan masih heterogen atau masih bercampur baur, baik
bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh masih mengandung debu, tangkai daun dan
kotoran lain yang berpengaruh terhadap mutu teh nantinya.
e. Penyimpanan dan Pengemasan
Penyimpanan dan pengemasan mutlak dilakukan mengingat teh yang baru dihasilkan
belum bisa langsung di pasarkan. Selain jumlahnya masih sedikit, teh yang baru

19

disortasi masih perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa terkontrol. Proses ini
terutama hanya untuk menjaga aroma teh yang harum.

4.2.2. Pengolahan Kopi
Kopi merupakan bahan minuman tidak saja terkenal di Indonesia tapi juga terkenal
di seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena kopi baik yang bentuk bubuk maupun
seduhannya memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman
lainnya. Pada mulanya orang memanfaatkan sari dari daun muda dan buah segar
sebagai bahan minuman yang diseduh dengan air panas. Kegemaran minum kopi
cepat meluas ke seluruh dunia setelah ditemukan cara-cara penggunaan dan
pengolahan yang lebih sempurna, yaitu dengan menggunakan kopi yang sudah
masak, terlebih dahulu dikeringkan dan kemudian bijinya disangrai lalu dijadikan
bubuk sebagai bahan minuman. Bagi Bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu
mata dagangan yang mempunyai arti yang cukup tinggi. Pada tahun 1981
menghasilkan devisa sebesar $ 347.8 juta dari ekspor kopi sebesar 210.8 ribu ton.
Nilai ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat Pada tahun 1988 sudah
mampu menghasilkan devisa sebesar $ 818.4 juta dan menduduki peringkat pertama
diantara komoditi ekspor sub sector perkebunan. Sebelum kopi dipergunakan sebagai
bahan minuman, maka terlebih dahulu dilakukan proses roasting. "flavor" kopi yang
dihasilkan selama proses roasting tergantung dari jenis kopi hijua yang
dipergunakan, cara pengolahan biji kopi, penyangraian, penggilingan, penyimpanan
dan metoda penyeduhannya. Cita rasa kopi akan ditentukan akhirnya oler cara
pengolahan di pabrikpabrik. Penyangraian biji kopi akan mengubah secara kimiawi
kandungan-kandungan dalam biji kopi, disertai susut bobotnya, bertambah besarnya
ukuranbiji kopi dan perubahan warna bijinya. Kopi biji setelah disangrai akan
mengalami perubahan kimia yang merupakan unsur cita rasa yang lezat. Pembahasan
lebih lanjut dalam paper ini meliputi pengolahan kopi dilakukan dua cara yaitu
pengolahan secara kering dan basah. Diversifikasi produksi kopi seperti kopi
dekafein, kopi instan dan kopi bubuk.

20

BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan kunjungan ke PTPN VII Pagar Alam adalah :
1. Proses pemetikan pucuk daun teh akan berpengaruh pada mutu dan hasil teh
yang baik.
2. Pemetikan daun

teh dengan menggunakan mesin pemotong lebih

mengehemat tenaga kerja.
3. Pemetikan daun teh dengan menggunakan mesin pemotong membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk waktu pemetikan kembali apabila dibandingkan
dengan metode pemetikan secara manual.
4. Kualitas suatu kopi juga tergantung terhadap kadar air kopi tersebut. Karena
akan mempengaruhi pada proses penggilingan.
5. Tanaman teh hidup pada dataran rendah dengan ketinggian 1000 m dari
permukaan laut.
6. Keamanan dan kesterilan sumber mata air yang digunakan dalam pembuatan
air minum dalam kemasan adalah hal yang paling berpengaruh dalam
pembuatan produk ini.
7. Proses pemetikan pucuk daun teh akan berpengaruh pada mutu dan hasil teh
yang baik.
8. Sistem pengolahan kopi Pagar Alam adalah merupakan pengolahan kopi
secara basah.
9. Kualitas suatu kopi juga tergantung terhadap kadar air kopi tersebut. Karena
akan mempengaruhi pada proses penggilingan.
10. Pembajakan sawah menggunakan hand tractor.
11. Tanaman yang akan dipangkas harus dalam kondisi sehat. Pemangkasan di
perkebunan tambi dilakukan secara manual dan menggunakan mesin

21

pemangkasan. Pemangkasan pada dasarnya dilakukan dengan system selalu
naik,saat pangkasan kondisi tanaman harus sehat. Pemangkasan dapat
mempengaruhi hasil produksi tanaman teh.

DAFTAR PUSTAKA
Ciptadi, W. dan Nasution, M.Z. 1985. Pengolahan Kopi. Fakultas Teknologi Institut
Pertanian Bogor.
Nia Kurniawati Triny S.K dan Ruskandar Ade 2011.BB Padi Sukamandi.Bandung.
Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor.
Rasahan, C.A. 1996. Perspektif Strategi Ketenagakerjaan Pertanian Dalam Rangka
Meningkatkan Produktivitas Pertanian.
Penelitian Laboratorium Teknologi dan Manajemen lingkungan, IPB, Kompas, 26
April 2003.
Sulistyawati, Dwi, Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat
Produsen di Kota Semarang, tidak diplubikasikan, 2003.

22

A. Lampiran Kopi

Biji Kopi

Penyangraian

Biji Kopi siap Giling

Penggilingan

Kopi yang sudah dikemas

LAMPIRAN TEH

23

Pelayuan

Pengeringan

Pengayakan

Sample tea testing

Oksidasi enzimatis

Penggudangan