Enterpreneurial Government dalam Persepsi Pejabat Birokrasi Pemerintah (Studi kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara) - Universitas Terbuka Repository
42702.pdf
TU GAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
ENTERPRENEURIAL GOVERNMENTDALAM PERSEPSI
PEJABAT BIROKRASI PEMERINTAH (STUDI KASUS
PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MALUKU TENGGARA)
TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Manajemen
Disusun Oleh :
FATMA TALAOHU
NIM. 016755948
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2014
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
ABSTRACT
Entrepreneurial Government in Perception of Officials Bureaucracy Government
(Studies in the case of regency administration Southeast Maluku)
Fatma Talaohu
Open University
jissyprins@yahoo.com
Keywords: Officer Competence, socialization, Entrepreneurial Government
This research was conducted to determine the effect of officials competence
on Entrepreneurial Government, to determine the effect of socialization on
Entrepreneurial Government and to determine the effect of bureaucracy culture on
Entrepreneurial Government in District Southeast Maluku.
This research is was a field experimental research and was conducted to
answer three main hypotheses as follows : 1) the officials competence have positively
influence on the Entrepreneurial Government , 2) socialization have positive effect
on Entrepreneurial Government , and 3) the bureaucracy culture have positive effect
on Entrepreneurial Government.
The research subjects were structurally officials echelons lib and III . The
research sample is an overall study population of as many as 119 people . Hypothesis
testing and analysis performed by multiple regression analysis , using the help of
statistical computer programs (SPSS 17).
The results of the analysis showed that the officials competence have positive
effect and significant on Entrepreneurial Government , where a significance value of
0,011 is less than a ( 0,05 ) ( p < 0,05 ). Then socialization have positive effect and
significant on Entrepreneurial Government, with a significant value of 0,048 is less
than a (0.05) (p < 0,05 ), and bureaucracy cultures have positive effect and significant
impact on entrepreneurial Government , where a significant value of 0,016 is less han
a ( 0,05 ) ( p < 0,05 ) .
This study proves that the competency of officials holding positions in
particular structural echelons
II and III positive and significant impact on
Entrepreneurial Government officials in Southeast Maluku. Socialization is followed
by an officer in particular structural positions echelons II and III positive and
significant impact on Entrepreneurial Government officials in Southeast Maluku .
Bureaucracy culture that is in the scope of government Southeast Maluku Regency
positive and significant effect on Entrepreneurial Government officials in Southeast
Maluku.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
ABSTRAK
Enterpreneurial Government dalam Persepsi Pejabat Birokrasi Pemerintah
(Studi kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara)
Fatma Talaohu
Universitas Terbuka
jissyprins@yahoo.com
Kata Kunci: Kompetensi Pejabat, Sosialisasi, Entrepreneurial Government
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi pejabat
terhadap Entrepreneurial Government, pengaruh Sosialisasi terhadap Entrepreneurial
Government dan pengaruh Budaya Birokrasi terhadap Entrepreneurial Government
pada Kabupaten Maluku Tenggara.
Penelitian ini adalah penelitian keperilakuan dalam bentuk survei yang
dilakukan untuk menjawab tiga hipotesis utama, yaitu: 1) kompetensi pejabat
berpengaruh secara positif terhadap Entrepreneurial Government, 2) Sosialisasi
berpengaruh positif terhadap Entrepreneurial Government, dan 3) Budaya birokrasi
berpengaruh positif terhadap Entrepreneurial Government.
Subjek penelitian adalah pejabat struktural eselon II dan eselon III. Sampel
penelitian merupakan keseluruhan populasi penelitian yaitu sebanyak 119 orang.
Pengujian dan analisis hipotesis dilakukan dengan metode regresi berganda, dengan
mempergunakan bantuan program statistik di komputer.
Hasil analisis menunjukan bahwa kompetensi pejabat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Entrepreneurial Government, dimana nilai signifikansi 0,011
lebih kecil dari a (0,05) (p 0,05), oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa residual telah terdistribusi
normal (syarat normalitas terpenuhi jika nilai sig > 0,05). Hal ini juga
dapat dilihat pada grafik normal P-Plot yaitu dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan
keputusannya:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normal.
2) Jika data tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normal.
Hasil pengujian normalitas ditunjukkan dengan grafik sebagai berikut.
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot hasil pengujian normalitas
ｄ･ｰｮ､ｴｖ｡ｲｩ｢ｾＺｹ＠
0.
.a
f
E o.
D.
:J
CJ
"O
CD
ts
!
0.4
0
ｯＮｮＭｴＱｭｌｲＧ｟［Ｌｾ＠
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
0.8
1.0
42702.pdf
84
Berdasarkan gambar terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histograrnnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya gejala heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini
menggunakan metode melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi yaitu
dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value
(ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya).
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
85
Gambar 4.2 Gambar basil pengujian heterokedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: y
0
0
0
00
I 0 maka terjadi multikolinearritas. Sebaliknya apabila VIF
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
86
< 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Dalam penelitian ini diperoleh VIF
seperti pada tabel 4.12, di mana diperoleh nilai VIF untuk masing-masing
variabel sebagai berikut.
Tabel 4.15
Variance Inflation Factor (VIF)
Collinearity Statistics
Tolerance
Model
1
VJF
(Constant)
XI
0,728
1,374
X2
0,853
1,173
X3
0,662
1,511
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah
lolos dari uji multikolinearitas berdasarkan nilai VIF lebih kecil dari 10.
d. U ji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu periode t-1 (sebelurnnya). Nilai Durbin-Watson (dW) harus dihitung
terlebih dahulu. Setelah itu diperbandingkan dengan nilai batas atas (dU) dan nilai
batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n (jumlah sampel) dank (jumlah variabel
bebas) yang ada di dalam tabel Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Bila angka DW diantara -2 s.d +2 berarti tidak terdapat
autokorelasi
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
87
2) Bila angka DW di bawah -2 dan di atas +2 berarti terdapat
autokorelasi
Tabel 4.16 Hasil Analisis Autokorelasi
Model
R
R Square Durbin-Watson
0,517a
1
0,268
1,574
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Nilai Durbin Watson diperoleh sebesar 1,574, yang artinya angka
DW diantara -2 s.d +2 berarti tidak terdapat autokorelasi
5.
Kompetensi
Pejabat
Birokrasi
Kabupaten
Maluku
Tenggara,
Sosialisasi Pejabat Birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara, serta
Budaya Birokrasi Pejabat Birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara
Berpengaruh terhadap Ide Enterpreneurial Government
a. Uji Hipotesis Parsial /Uji t
Tujuan uji hipotesis adalah untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Parsial
Model
Sig.
T
XI
2,575
0,011
X2
2,004
0,048
X3
2,455
0,016
Surnber : Hasil Olahan SPSS
1) Ha 1 : Kompetensi pejabat birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
88
berpengaruh terhadap ide Enterpreneurial Government
Berdasarkan tabel uji hipotesis parsial (tabel 4.14), diperoleh nilai
signifikasi 0,011. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka secara
parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. yang artinya secara parsial, kompetensi
pejabat birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara berpengaruh terhadap
ide enterpreneurial government atau Ha 1 diterima karena nilai
signifikansi 0,011
TU GAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
ENTERPRENEURIAL GOVERNMENTDALAM PERSEPSI
PEJABAT BIROKRASI PEMERINTAH (STUDI KASUS
PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MALUKU TENGGARA)
TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Manajemen
Disusun Oleh :
FATMA TALAOHU
NIM. 016755948
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2014
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
ABSTRACT
Entrepreneurial Government in Perception of Officials Bureaucracy Government
(Studies in the case of regency administration Southeast Maluku)
Fatma Talaohu
Open University
jissyprins@yahoo.com
Keywords: Officer Competence, socialization, Entrepreneurial Government
This research was conducted to determine the effect of officials competence
on Entrepreneurial Government, to determine the effect of socialization on
Entrepreneurial Government and to determine the effect of bureaucracy culture on
Entrepreneurial Government in District Southeast Maluku.
This research is was a field experimental research and was conducted to
answer three main hypotheses as follows : 1) the officials competence have positively
influence on the Entrepreneurial Government , 2) socialization have positive effect
on Entrepreneurial Government , and 3) the bureaucracy culture have positive effect
on Entrepreneurial Government.
The research subjects were structurally officials echelons lib and III . The
research sample is an overall study population of as many as 119 people . Hypothesis
testing and analysis performed by multiple regression analysis , using the help of
statistical computer programs (SPSS 17).
The results of the analysis showed that the officials competence have positive
effect and significant on Entrepreneurial Government , where a significance value of
0,011 is less than a ( 0,05 ) ( p < 0,05 ). Then socialization have positive effect and
significant on Entrepreneurial Government, with a significant value of 0,048 is less
than a (0.05) (p < 0,05 ), and bureaucracy cultures have positive effect and significant
impact on entrepreneurial Government , where a significant value of 0,016 is less han
a ( 0,05 ) ( p < 0,05 ) .
This study proves that the competency of officials holding positions in
particular structural echelons
II and III positive and significant impact on
Entrepreneurial Government officials in Southeast Maluku. Socialization is followed
by an officer in particular structural positions echelons II and III positive and
significant impact on Entrepreneurial Government officials in Southeast Maluku .
Bureaucracy culture that is in the scope of government Southeast Maluku Regency
positive and significant effect on Entrepreneurial Government officials in Southeast
Maluku.
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
ABSTRAK
Enterpreneurial Government dalam Persepsi Pejabat Birokrasi Pemerintah
(Studi kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara)
Fatma Talaohu
Universitas Terbuka
jissyprins@yahoo.com
Kata Kunci: Kompetensi Pejabat, Sosialisasi, Entrepreneurial Government
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi pejabat
terhadap Entrepreneurial Government, pengaruh Sosialisasi terhadap Entrepreneurial
Government dan pengaruh Budaya Birokrasi terhadap Entrepreneurial Government
pada Kabupaten Maluku Tenggara.
Penelitian ini adalah penelitian keperilakuan dalam bentuk survei yang
dilakukan untuk menjawab tiga hipotesis utama, yaitu: 1) kompetensi pejabat
berpengaruh secara positif terhadap Entrepreneurial Government, 2) Sosialisasi
berpengaruh positif terhadap Entrepreneurial Government, dan 3) Budaya birokrasi
berpengaruh positif terhadap Entrepreneurial Government.
Subjek penelitian adalah pejabat struktural eselon II dan eselon III. Sampel
penelitian merupakan keseluruhan populasi penelitian yaitu sebanyak 119 orang.
Pengujian dan analisis hipotesis dilakukan dengan metode regresi berganda, dengan
mempergunakan bantuan program statistik di komputer.
Hasil analisis menunjukan bahwa kompetensi pejabat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Entrepreneurial Government, dimana nilai signifikansi 0,011
lebih kecil dari a (0,05) (p 0,05), oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa residual telah terdistribusi
normal (syarat normalitas terpenuhi jika nilai sig > 0,05). Hal ini juga
dapat dilihat pada grafik normal P-Plot yaitu dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan
keputusannya:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normal.
2) Jika data tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normal.
Hasil pengujian normalitas ditunjukkan dengan grafik sebagai berikut.
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot hasil pengujian normalitas
ｄ･ｰｮ､ｴｖ｡ｲｩ｢ｾＺｹ＠
0.
.a
f
E o.
D.
:J
CJ
"O
CD
ts
!
0.4
0
ｯＮｮＭｴＱｭｌｲＧ｟［Ｌｾ＠
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
0.8
1.0
42702.pdf
84
Berdasarkan gambar terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histograrnnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya gejala heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini
menggunakan metode melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi yaitu
dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value
(ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya).
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
85
Gambar 4.2 Gambar basil pengujian heterokedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: y
0
0
0
00
I 0 maka terjadi multikolinearritas. Sebaliknya apabila VIF
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
86
< 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Dalam penelitian ini diperoleh VIF
seperti pada tabel 4.12, di mana diperoleh nilai VIF untuk masing-masing
variabel sebagai berikut.
Tabel 4.15
Variance Inflation Factor (VIF)
Collinearity Statistics
Tolerance
Model
1
VJF
(Constant)
XI
0,728
1,374
X2
0,853
1,173
X3
0,662
1,511
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah
lolos dari uji multikolinearitas berdasarkan nilai VIF lebih kecil dari 10.
d. U ji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu periode t-1 (sebelurnnya). Nilai Durbin-Watson (dW) harus dihitung
terlebih dahulu. Setelah itu diperbandingkan dengan nilai batas atas (dU) dan nilai
batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n (jumlah sampel) dank (jumlah variabel
bebas) yang ada di dalam tabel Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Bila angka DW diantara -2 s.d +2 berarti tidak terdapat
autokorelasi
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
87
2) Bila angka DW di bawah -2 dan di atas +2 berarti terdapat
autokorelasi
Tabel 4.16 Hasil Analisis Autokorelasi
Model
R
R Square Durbin-Watson
0,517a
1
0,268
1,574
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Nilai Durbin Watson diperoleh sebesar 1,574, yang artinya angka
DW diantara -2 s.d +2 berarti tidak terdapat autokorelasi
5.
Kompetensi
Pejabat
Birokrasi
Kabupaten
Maluku
Tenggara,
Sosialisasi Pejabat Birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara, serta
Budaya Birokrasi Pejabat Birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara
Berpengaruh terhadap Ide Enterpreneurial Government
a. Uji Hipotesis Parsial /Uji t
Tujuan uji hipotesis adalah untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Parsial
Model
Sig.
T
XI
2,575
0,011
X2
2,004
0,048
X3
2,455
0,016
Surnber : Hasil Olahan SPSS
1) Ha 1 : Kompetensi pejabat birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
42702.pdf
88
berpengaruh terhadap ide Enterpreneurial Government
Berdasarkan tabel uji hipotesis parsial (tabel 4.14), diperoleh nilai
signifikasi 0,011. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka secara
parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. yang artinya secara parsial, kompetensi
pejabat birokrasi Kabupaten Maluku Tenggara berpengaruh terhadap
ide enterpreneurial government atau Ha 1 diterima karena nilai
signifikansi 0,011