1. SILABUS PLB A.rar 45. PEND. INKLUSIF
S I LA B I
PENDIDIKAN INKLUSIF
(LB 341)
204
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
DESKRIPSI MATA KULIAH
MKPP. LB. 341 PENDIDIKAN INKLUSIF: S 1, 2 SKS, SMT 3
Mata kuliah ini merupakan kelompok mata kuliah perluasan pendalaman. Setelah
menempuh mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memahami ideologi pendidikan
inklusif dan memiliki sikap mendukung implementasi pendidikan inklusif. Mata kuliah
ini membahas tentang pengertian pendidikan inklusif dan sekolah ramah anak, sejarah
pendidikan inklusif, landasan filosofis pendidikan inklusif, dokumen-dokumen kebijakan
internasional dan nasional sebagai landasan pendidikan inklusif, konsep anak
berkebutuhan khusus dan pendidikan kebutuhan khusus, aksesibilitas kurikulum dan
lingkungan belajar, strategi pembelajaran dalam setting kelas inklusif, prosedur asesmen
dan evaluasi hasil belajar siswa dalam setting kelas inklusif, sistem pendukung
pendidikan inklusif, dan manajemen sekolah inklusif. Untuk melengkapi kajian teoretik,
mahasiswa diberi kesempatan untuk secara berkelompok mengadakan observasi lapangan
untuk melihat realita implementasi pendidikan inklusif di beberapa sekolah. Pendekatan:
Eklektik, Metode: Ceramah, tanya/jawab, diskusi, Tugas: Makalah, Internet search
Media: Powerpoint/LCD; handout Tahapan penguasaan mahasiswa melalaui evaluasi
UTS (bobot 35%), UAS (bobot 35%), Tugas (bobot 20%), Kehadiran dan keaktifan
(bobot 10%). Khusus untuk kehadiran minimal mahasiswa adalah 80% dari 16 kali
rencana pertemuan selama satu semester. Buku utama: Ainscow (2003). Developing
inclusive education systems. Paper to be presented at conference ‘Inclusive Education:
A Framework for Reform’ in Hong Kong, December 2003. Disability - ICF User Guide.
Overview of the ICF. Permendiknas nomor 70/2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau
Bakat Istimewa. Ripley (1997). Collaboration between General and Special Education
Teachers. ERIC Digest. Stubbs (2002). Pendidikan Inklusif Ketika Hanya Ada Sedikit
Sumber (terjemahan). IDP Norway. Tarsidi (2001). Program Pendidikan Yang
Diindividualisasikan. Makalah. Tidak diterbitkan. The Council for Exceptional Children
(1998). Mengajar Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Umum dalam Setting
Inklusi. Saduran. UNESCO (1990). World Declaration on Education for All. UNESCO
(1994). The Salamanca Statement and Framework for Action on Special Needs
Education. UNESCO (2001). Welcoming School (video). United Nations (1993).
Standard Rules for the Equalization of Opportunities for Persons with Disabilities.
United Nations (2006). Convention on the Rights of Persons with Disabilities. UU
nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU nomor 4/1997 tentang
Penyandang Cacat
205
S I LA B I
A. IDENTITAS MATA KULIAH
1.
Nama Mata Kuliah
: Pendidikan Inklusif
2.
Kode Mata Kuliah
: LB 341
3.
Bobot
: 2 SKS
4.
Jenjang Program
: Strata I
5.
Semester
: Ganjil/III
6.
Kelompok Mata Kuliah : MKPP (Mata Kuliah Perluasan Pendalaman)
7.
Jumlah Pertemuan
8.
Jurusan
: 16 x Pertemuan
: Pendidikan Luar Biasa
B. TUJUAN MATA KULIAH
Setelah menempuh mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memahami ideologi
pendidikan inklusif dan memiliki sikap mendukung implementasi pendidikan
inklusif.
C. DESKRIPSI ISI
Mata kuliah ini membahas tentang pengertian pendidikan inklusif dan sekolah ramah
anak, sejarah pendidikan inklusif, landasan filosofis pendidikan inklusif, dokumendokumen kebijakan internasional dan nasional sebagai landasan pendidikan inklusif,
konsep anak berkebutuhan khusus dan pendidikan kebutuhan khusus, aksesibilitas
kurikulum dan lingkungan belajar, strategi pembelajaran dalam setting kelas inklusif,
prosedur asesmen dan evaluasi hasil belajar siswa dalam setting kelas inklusif, sistem
pendukung pendidikan inklusif, dan manajemen sekolah inklusif.
Untuk melengkapi kajian teoretik, mahasiswa diberi kesempatan untuk secara
berkelompok mengadakan observasi lapangan untuk melihat realita implementasi
pendidikan inklusif di beberapa sekolah.
D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Pendekatan :
Eklektik
2. Metode
:
Ceramah; tanya/jawab; diskusi
3. Tugas
:
Makalah; observasi lapangan
4. Media
:
PowerPoint/LCD; handout
206
E. KOMPONEN EVALUASI
1. UTS
2. UAS
3. Tugas
4. Partisipasi kelas
F. RINCIAN MATERI PERKULIAHAN TIAP PERTEMUAN
PERTEMUAN POKOK BAHASAN
1.
Pengertian pendidikan
inklusif
2.
Sejarah pendidikan
inklusif
3.
Landasan filosofis
pendidikan inklusif
4.
Dokumen-dokumen
kebijakan
207
SUBPOKOK BAHASAN
a. Definisi pendidikan inklusif:
Definisi Seminar Agra
Definisi Indeks Inklusi
Definisi UNESCO
Definisi Permendiknas 70/2009
b. Elemen-elemen pendidikan inklusif
Inklusi sebagai sebuah proses
Inklusi sebagai identifikasi dan
penghilangan hambatan
Inklusi sebagai kehadiran,
partisipasi dan pencapaian semua
siswa
Inklusi sebagai pemberian
perhatian khusus kepada kelompok
anak yang rentan marginalisasi
Inklusi vs. Integrasi
Perkembangan pendidikan inklsif
di dunia
Perkembangan pendidikan inklusif
di Indonesia
Pendidikan sebagai hak asasi anak
Anak sebagai individu yang unik
Keberagaman sebagai sesuatu
yang alami
Sekolah harus responsif terhadap
keunikan setiap anak
Sekolah harus memenuhi
kebutuhan khusus setiap anak
Inklusi sebagai alat yang efektif
untuk memerangi diskriminasi
Pendidikan inklusif meningkatkan
efisiensi pendidikan bagi semua
Pendidikan untuk Semua (Jomtien,
Thailand, 1980)
internasional sebagai
landasan pendidikan
inklusif
5
Dokumen-dokumen
kebijakan nasional
sebagai landasan
pendidikan inklusif
6.
Konsep anak
berkebutuhan khusus
dan pendidikan
kebutuhan khusus
7.
8.
9.
Konsep sekolah
ramah anak
UTS
Aksesibilitas
kurikulum dan
lingkungan belajar
10.
11.
Strategi pembelajaran
dalam setting kelas
inklusif
Asesmen dan evaluasi
hasil belajar siswa
208
Peraturan Standar PBB tentang
Persamaan Kesempatan bagi
Penyandang Disabilitas (PBB,
1993)
Pernyataan Salamanca
(Salamanca, Spanyol, 1994)
Konvensi Hak Penyandang
Disabilitas (PBB, 2006)
UU nomor 4/1997 tentang
Penyandang Cacat
UU nomor 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Permendiknas nomor 70/2009
tentang Pendidikan Inklusif bagi
Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa
Kebutuhan khusus permanen dan
temporer
Anak berkebutuhan khusus vs.
Anak luar biasa/berkelainan
Konsep disabilitas menurut ICF
Pendidikan kebutuhan khusus vs.
Pendidikan luar biasa
Karakteristik sekolah ramah anak
(Child-Friendly Schools)
Fleksibilitas kurikulum
Program keterampilan
kompensatoris (misalnya O&M)
Alat bantu khusus dan teknologi
adaptif (misalnya Braille)
Aksesibilitas lingkungan fisik
(misalnya ramp)
Individualisasi program
pendidikan (IEP)
Pengajaran kolaboratif (guru
reguler dan GPK)
Pembelajaran kooperatif
Prosedur asesmen dan evaluasi
hasil belajar siswa dalam setting
kelas inklusif.
12.
Sistem pendukung
pendidikan inklusif
13.
Manajemen sekolah
inklusif
14.
Presentasi hasil
ovservasi lapangan
15.
Presentasi hasil
observasi lapangan
16.
UAS
Peran resource center
Peran SLB sebagai resource center
Dukungan dari bermacam-macam
profesi terkait
Pengembangan staf demi
memenuhi kebutuhan khusus
semua siswa
Penyuluhan siswa untuk lebih
reseptif terhadap keberagaman
Realokasi sumber-sumber yang
ada demi memenuhi kebutuhan
semua siswa
Penyuluhan orangtua dan
masyarakat sekitar sekolah untuk
membangun sikap positif
Menjalin jaringan kerja dengan
berbagai pihak
Pengembangan sistem penerimaan
siswa baru yang non-diskriminatif
Pengembangan kebijakan dan
prosedur monitoring dan evaluasi
hasil belajar yang mengakomodasi
kebutuhan semua siswa
Presentasi hasil observasi dua
kelompok mahasiswa tentang
implementasi pendidikan inklusif
di SD
Presentasi hasil observasi dua
kelompok mahasiswa tentang
implementasi pendidikan inklusif
di sekolah menengah
G. SUMBER BACAAN
Ainscow (2003). Developing inclusive education systems. Paper to be presented
at conference ‘Inclusive Education: A Framework for Reform’ in
Hong Kong, December 2003
Disability - ICF User Guide. Overview of the ICF.
Permendiknas nomor 70/2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik
yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau
Bakat Istimewa
Ripley (1997). Collaboration between General and Special Education Teachers.
ERIC Digest.
209
Stubbs (2002). Pendidikan Inklusif Ketika Hanya Ada Sedikit Sumber
(terjemahan). IDP Norway.
Tarsidi (2001). Program Pendidikan Yang Diindividualisasikan. Makalah. Tidak
diterbitkan.
The Council for Exceptional Children (1998). Mengajar Siswa Berkebutuhan
Khusus di Sekolah Umum dalam Setting Inklusi. Saduran.
UNESCO (1990). World Declaration on Education for All.
UNESCO (1994). The Salamanca Statement and Framework for Action on
Special Needs Education.
UNESCO (2001). Welcoming School (video).
United Nations (1993). Standard Rules for the Equalization of Opportunities for
Persons with Disabilities.
United Nations (2006). Convention on the Rights of Persons with Disabilities.
UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU nomor 4/1997 tentang Penyandang Cacat
210
PENDIDIKAN INKLUSIF
(LB 341)
204
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
DESKRIPSI MATA KULIAH
MKPP. LB. 341 PENDIDIKAN INKLUSIF: S 1, 2 SKS, SMT 3
Mata kuliah ini merupakan kelompok mata kuliah perluasan pendalaman. Setelah
menempuh mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memahami ideologi pendidikan
inklusif dan memiliki sikap mendukung implementasi pendidikan inklusif. Mata kuliah
ini membahas tentang pengertian pendidikan inklusif dan sekolah ramah anak, sejarah
pendidikan inklusif, landasan filosofis pendidikan inklusif, dokumen-dokumen kebijakan
internasional dan nasional sebagai landasan pendidikan inklusif, konsep anak
berkebutuhan khusus dan pendidikan kebutuhan khusus, aksesibilitas kurikulum dan
lingkungan belajar, strategi pembelajaran dalam setting kelas inklusif, prosedur asesmen
dan evaluasi hasil belajar siswa dalam setting kelas inklusif, sistem pendukung
pendidikan inklusif, dan manajemen sekolah inklusif. Untuk melengkapi kajian teoretik,
mahasiswa diberi kesempatan untuk secara berkelompok mengadakan observasi lapangan
untuk melihat realita implementasi pendidikan inklusif di beberapa sekolah. Pendekatan:
Eklektik, Metode: Ceramah, tanya/jawab, diskusi, Tugas: Makalah, Internet search
Media: Powerpoint/LCD; handout Tahapan penguasaan mahasiswa melalaui evaluasi
UTS (bobot 35%), UAS (bobot 35%), Tugas (bobot 20%), Kehadiran dan keaktifan
(bobot 10%). Khusus untuk kehadiran minimal mahasiswa adalah 80% dari 16 kali
rencana pertemuan selama satu semester. Buku utama: Ainscow (2003). Developing
inclusive education systems. Paper to be presented at conference ‘Inclusive Education:
A Framework for Reform’ in Hong Kong, December 2003. Disability - ICF User Guide.
Overview of the ICF. Permendiknas nomor 70/2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau
Bakat Istimewa. Ripley (1997). Collaboration between General and Special Education
Teachers. ERIC Digest. Stubbs (2002). Pendidikan Inklusif Ketika Hanya Ada Sedikit
Sumber (terjemahan). IDP Norway. Tarsidi (2001). Program Pendidikan Yang
Diindividualisasikan. Makalah. Tidak diterbitkan. The Council for Exceptional Children
(1998). Mengajar Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Umum dalam Setting
Inklusi. Saduran. UNESCO (1990). World Declaration on Education for All. UNESCO
(1994). The Salamanca Statement and Framework for Action on Special Needs
Education. UNESCO (2001). Welcoming School (video). United Nations (1993).
Standard Rules for the Equalization of Opportunities for Persons with Disabilities.
United Nations (2006). Convention on the Rights of Persons with Disabilities. UU
nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU nomor 4/1997 tentang
Penyandang Cacat
205
S I LA B I
A. IDENTITAS MATA KULIAH
1.
Nama Mata Kuliah
: Pendidikan Inklusif
2.
Kode Mata Kuliah
: LB 341
3.
Bobot
: 2 SKS
4.
Jenjang Program
: Strata I
5.
Semester
: Ganjil/III
6.
Kelompok Mata Kuliah : MKPP (Mata Kuliah Perluasan Pendalaman)
7.
Jumlah Pertemuan
8.
Jurusan
: 16 x Pertemuan
: Pendidikan Luar Biasa
B. TUJUAN MATA KULIAH
Setelah menempuh mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memahami ideologi
pendidikan inklusif dan memiliki sikap mendukung implementasi pendidikan
inklusif.
C. DESKRIPSI ISI
Mata kuliah ini membahas tentang pengertian pendidikan inklusif dan sekolah ramah
anak, sejarah pendidikan inklusif, landasan filosofis pendidikan inklusif, dokumendokumen kebijakan internasional dan nasional sebagai landasan pendidikan inklusif,
konsep anak berkebutuhan khusus dan pendidikan kebutuhan khusus, aksesibilitas
kurikulum dan lingkungan belajar, strategi pembelajaran dalam setting kelas inklusif,
prosedur asesmen dan evaluasi hasil belajar siswa dalam setting kelas inklusif, sistem
pendukung pendidikan inklusif, dan manajemen sekolah inklusif.
Untuk melengkapi kajian teoretik, mahasiswa diberi kesempatan untuk secara
berkelompok mengadakan observasi lapangan untuk melihat realita implementasi
pendidikan inklusif di beberapa sekolah.
D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Pendekatan :
Eklektik
2. Metode
:
Ceramah; tanya/jawab; diskusi
3. Tugas
:
Makalah; observasi lapangan
4. Media
:
PowerPoint/LCD; handout
206
E. KOMPONEN EVALUASI
1. UTS
2. UAS
3. Tugas
4. Partisipasi kelas
F. RINCIAN MATERI PERKULIAHAN TIAP PERTEMUAN
PERTEMUAN POKOK BAHASAN
1.
Pengertian pendidikan
inklusif
2.
Sejarah pendidikan
inklusif
3.
Landasan filosofis
pendidikan inklusif
4.
Dokumen-dokumen
kebijakan
207
SUBPOKOK BAHASAN
a. Definisi pendidikan inklusif:
Definisi Seminar Agra
Definisi Indeks Inklusi
Definisi UNESCO
Definisi Permendiknas 70/2009
b. Elemen-elemen pendidikan inklusif
Inklusi sebagai sebuah proses
Inklusi sebagai identifikasi dan
penghilangan hambatan
Inklusi sebagai kehadiran,
partisipasi dan pencapaian semua
siswa
Inklusi sebagai pemberian
perhatian khusus kepada kelompok
anak yang rentan marginalisasi
Inklusi vs. Integrasi
Perkembangan pendidikan inklsif
di dunia
Perkembangan pendidikan inklusif
di Indonesia
Pendidikan sebagai hak asasi anak
Anak sebagai individu yang unik
Keberagaman sebagai sesuatu
yang alami
Sekolah harus responsif terhadap
keunikan setiap anak
Sekolah harus memenuhi
kebutuhan khusus setiap anak
Inklusi sebagai alat yang efektif
untuk memerangi diskriminasi
Pendidikan inklusif meningkatkan
efisiensi pendidikan bagi semua
Pendidikan untuk Semua (Jomtien,
Thailand, 1980)
internasional sebagai
landasan pendidikan
inklusif
5
Dokumen-dokumen
kebijakan nasional
sebagai landasan
pendidikan inklusif
6.
Konsep anak
berkebutuhan khusus
dan pendidikan
kebutuhan khusus
7.
8.
9.
Konsep sekolah
ramah anak
UTS
Aksesibilitas
kurikulum dan
lingkungan belajar
10.
11.
Strategi pembelajaran
dalam setting kelas
inklusif
Asesmen dan evaluasi
hasil belajar siswa
208
Peraturan Standar PBB tentang
Persamaan Kesempatan bagi
Penyandang Disabilitas (PBB,
1993)
Pernyataan Salamanca
(Salamanca, Spanyol, 1994)
Konvensi Hak Penyandang
Disabilitas (PBB, 2006)
UU nomor 4/1997 tentang
Penyandang Cacat
UU nomor 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Permendiknas nomor 70/2009
tentang Pendidikan Inklusif bagi
Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa
Kebutuhan khusus permanen dan
temporer
Anak berkebutuhan khusus vs.
Anak luar biasa/berkelainan
Konsep disabilitas menurut ICF
Pendidikan kebutuhan khusus vs.
Pendidikan luar biasa
Karakteristik sekolah ramah anak
(Child-Friendly Schools)
Fleksibilitas kurikulum
Program keterampilan
kompensatoris (misalnya O&M)
Alat bantu khusus dan teknologi
adaptif (misalnya Braille)
Aksesibilitas lingkungan fisik
(misalnya ramp)
Individualisasi program
pendidikan (IEP)
Pengajaran kolaboratif (guru
reguler dan GPK)
Pembelajaran kooperatif
Prosedur asesmen dan evaluasi
hasil belajar siswa dalam setting
kelas inklusif.
12.
Sistem pendukung
pendidikan inklusif
13.
Manajemen sekolah
inklusif
14.
Presentasi hasil
ovservasi lapangan
15.
Presentasi hasil
observasi lapangan
16.
UAS
Peran resource center
Peran SLB sebagai resource center
Dukungan dari bermacam-macam
profesi terkait
Pengembangan staf demi
memenuhi kebutuhan khusus
semua siswa
Penyuluhan siswa untuk lebih
reseptif terhadap keberagaman
Realokasi sumber-sumber yang
ada demi memenuhi kebutuhan
semua siswa
Penyuluhan orangtua dan
masyarakat sekitar sekolah untuk
membangun sikap positif
Menjalin jaringan kerja dengan
berbagai pihak
Pengembangan sistem penerimaan
siswa baru yang non-diskriminatif
Pengembangan kebijakan dan
prosedur monitoring dan evaluasi
hasil belajar yang mengakomodasi
kebutuhan semua siswa
Presentasi hasil observasi dua
kelompok mahasiswa tentang
implementasi pendidikan inklusif
di SD
Presentasi hasil observasi dua
kelompok mahasiswa tentang
implementasi pendidikan inklusif
di sekolah menengah
G. SUMBER BACAAN
Ainscow (2003). Developing inclusive education systems. Paper to be presented
at conference ‘Inclusive Education: A Framework for Reform’ in
Hong Kong, December 2003
Disability - ICF User Guide. Overview of the ICF.
Permendiknas nomor 70/2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik
yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau
Bakat Istimewa
Ripley (1997). Collaboration between General and Special Education Teachers.
ERIC Digest.
209
Stubbs (2002). Pendidikan Inklusif Ketika Hanya Ada Sedikit Sumber
(terjemahan). IDP Norway.
Tarsidi (2001). Program Pendidikan Yang Diindividualisasikan. Makalah. Tidak
diterbitkan.
The Council for Exceptional Children (1998). Mengajar Siswa Berkebutuhan
Khusus di Sekolah Umum dalam Setting Inklusi. Saduran.
UNESCO (1990). World Declaration on Education for All.
UNESCO (1994). The Salamanca Statement and Framework for Action on
Special Needs Education.
UNESCO (2001). Welcoming School (video).
United Nations (1993). Standard Rules for the Equalization of Opportunities for
Persons with Disabilities.
United Nations (2006). Convention on the Rights of Persons with Disabilities.
UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU nomor 4/1997 tentang Penyandang Cacat
210