Perancangan Keseimbangan Lintasan Perakitan Produk Sterilizer Door pada PT. ATMINDO

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Efisien dalam dunia industri berarti memanfaatkan sumber daya sedemikian

rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat
menghasilkan output sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang ditargetkan.
Dalam dunia industri, khususnya industri perakitan, dikenal suatu istilah
yaitu Line Efficiency (LE) atau efisiensi lintasan. Suatu lini perakitan dikatakan
mempunyai keseimbangan sempurna apabila Line Efficiency mencapai 100%.
Namun hal ini bersifat teoritis dan sangat sulit untuk direalisasikan. Beberapa pelaku
industri skala besar mampu mencapai Line Efficiency dalam persentase yang cukup
tinggi, tapi bukan berarti pelaku industri skala terbatas harus pesimis mengenai hal
ini. Memperbaiki atau meningkatkan Line Efficiency menjadi kewajiban bagi semua
pelaku industri agar mampu mewujudkan kinerja produksi yang efisien. Bagi pelaku
industri skala terbatas, masalah mengenai efisiensi lintasan menjadi salah satu hal
yang harus dibenahi terlebih dahulu sebelum menetapkan target untuk berekspansi
usaha di masa yang akan datang demi kemajuan industrinya.

Line

Efficiency

biasanya

selalu

berkaitan

dengan

masalah-masalah

pengalokasian task/pekerjaan/tugas kedalam sejumlah Work Station (WS) atau
stasiun kerja dengan mempertimbangkan selisih waktu antar WS agar tidak terlalu

Universitas Sumatera Utara

besar dimana alokasi ini harus mengikuti aturan-aturan tertentu yang mengikat seperti

precedence constraints, limit waktu maksimum yang diperbolehkan untuk tiap Work
Station, dan sebagainya.
Pengalokasian task

yang tidak seimbang untuk tiap Work Station

menyebabkan nilai Line Efficiency rendah. Di samping itu juga terjadi
ketidakselarasan antar pekerja di mana pekerja yang menangani Work Station dengan
beban kerja ringan dapat bekerja lebih santai dan cepat selesai dibandingkan pekerja
yang menangani Work Station dengan beban kerja berat.
Konsep line balancing bertujuan untuk meminimalkan total idle dalam proses
produksi (Biegel, 1981). Dalam konsep ini, elemen-elemen operasi akan digabungkan
menjadi beberapa Work Station. Tujuan

umum

penggabungan

ini


untuk

mendapatkan rasio delay/idle yang serendah mungkin (Bedworth,1997).
PT. ATMINDO merupakan salah satu perusahaan penghasil boiler dan
sterilizer door. Proses produksi di PT. ATMINDO kebanyakan dilakukan secara
semi otomatis dan manual. Perusahaan ini bersifat make to order yaitu berproduksi
pada saat ada pesanan dari konsumen. Produk sterilizer door yang diproduksi
perusahaan berdiameter 2100 mm dan 2700 mm.
Berdasarkan hasil pengamatan awal ke PT. ATMINDO dan wawancara
dengan pihak perusahaan, proses produksi yang terjadi pada lintasan perakitan
belum terlaksana secara optimal. Hal ini terlihat dengan adanya operator yang
memiliki pekerjaan yang sedikit dan mampu diselesaikan dalam waktu yang lebih
singkat dibandingkan dengan operator lainnya yang yang memiliki pekerjaan yang

Universitas Sumatera Utara

lebih banyak dan memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga akan terjadi
penumpukan material pada operator yang memiliki waktu pekerjaan yang lebih
lama, seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Waktu Proses Pembuatan Sterilizer Door

No

Work Station

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pengukuran/Pemotongan
Pengerolan
Pershing
Pengelasan
X-Ray

Penyesuaian
Pembubutan
Penggerindaan
Pengeboran
Perakitan

Waktu Kerja
(menit)
550
512
225
670
600
390
695
1300
350
285

Sumber: PT. ATMINDO


Berdasarkan tabel di atas, semua work center memiliki waktu stasiun kerja
yang tidak seimbang dan beberapa work center memiliki waktu di bawah waktu
siklus idealnya, sehingga waktu menganggur dari setiap work center cukup tinggi.
Dari tabel juga diperoleh perhitungan balance delay aktual sebesar 58,52% berarti
rendahnya keseimbangan lintasan pada produk sterilizer door.
Dengan adanya ketidakseimbangan lintasan ini mengakibatkan kapasitas
produksi tidak dapat terpenuhi secara optimal. Akibatnya perusahaan sering
menambah jam kerja lembur bagi karyawan untuk mencapai target produksi yang
sudah ditetapkan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hal ini tentu saja tidak
efisien dan akan mengurangi keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian Joseph Bukchin, dkk (2001) yang berjudul “Mixed Model
Assembly Line Design In Make To Order Environment” menyimpulkan perancangan
jalur perakitan model campuran dapat diterapkan untuk produksi yang sifatnya make
to order dimana kedatangan pesanan didistribusikan secara random berdasarkan
proporsi permintaan. Karakteristik dari jalur perakitan yang sifatnya make to order
yaitu stasiun kerja jumlahnya kecil dan tenaga kerja memiliki keahlian yang tinggi.

Dalam jurnal yang dipublikasikan Springer-Verlag London, penulis Hamed
Fazlollahtabar dengan judul “ A Heuristic Methodology for Assembly Line Balancing
Considering

Stochastis

Time

and

Validity

Testing”

menuliskan

lintasan

keseimbangan perakitan menjadi perhatian penting dalam industri dan dalam hal ini
keseimbangan lintasan digunakan pada waktu yang sifatnya stokastik. Dalam jurnal

ini, banyak metode heuristrik yang bisa digunakan dalam menghitung efisiensi
lintasan dan balance delay

serta efisiensi lintasan, salah satunya dengan

menggunakan metode Rank Positional Weight (RPW). Selain itu, N Manavizadah,
dkk (2011) dalam jurnal yang berjudul “Mixed Model Assembly Line Sequencing in
MTO System With Available to Promise Consideration” menyatakan dengan adanya
model campuran ini maka total utilititas semakin rendah serta dapat mengurangi
biaya yang paling besar yaitu dengan cara memprioritaskan konsumen dan melihat
perbedaan due date pekerjaannya serta penjadwalan yang tepat untuk pengerjaan task
yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Dengan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merasa tertarik membuat
penelitian dengan judul “Perancangan Keseimbangan Lintasan Perakitan Produk
Sterilizer Door di PT. ATMINDO”.

1.2


Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka maka

permasalahan penelitian ini adalah menyeimbangkan beban kerja work station
sehingga balance delay dapat dikurangi dan efisiensi lintasan semakin tinggi serta
Smoothness Index semakin kecil .

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini ialah merancang keseimbangan lintasan

perakitan produk sterilizer door, sedangkan tujuan khusus penelitian ini, yaitu:
1. Menetapkan pengalokasian elemen kerja yang memberikan waktu siklus
yang seimbang.
2. Menganalis balance delay, efisiensi lintasan dan Smoothness Index dari
hasil kelompok-kelompok elemen kerja yang telah dirancang.
3. Mengevaluasi rencana capaian utilitas stasiun kerja.


1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan/rekomendasi, acuan,
pertimbangan dan usulan yang akan memberikan kontribusi yang positif
bagi perusahaan didalam meningkatkan penerapan lintasan keseimbangan
khususnya produk sterilizer door di perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sebagai tambahan literatur ilmiah yang mendukung pada
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan memberi pengalaman
yang

berharga,

pengetahuan


dan

keterampilan

khusus

dalam

mengimplementasikan ilmu teoritis yang didapat dari bangku kuliah pada
masalah nyata di perusahaan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan referensi bagi peneliti dalam bidang keseimbangan
lintasan sehingga memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

1.5

Batasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, dilakukan batasan masalah yaitu:
1.

Penelitian hanya dilakukan pada produk sterilizer door.

2.

Pengambilan data adalah data tahun 2011.

Universitas Sumatera Utara

1.6

Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
1. Keadaan perlengkapan serta mesin yang digunakan dalam kondisi baik.
2. Material yang digunakan dalam proses produksi dianggap tersedia.
3. Tidak ada perubahan cara dalam proses produksi sterilizer door.
4. Operator yang bertugas sudah terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
5. Kondisi perusahaan PT. ATMINDO dianggap stabil.

Universitas Sumatera Utara