Analisis Peran Lembaga Keuangan dalam Pengembangan UMKM di Kabupaten Gayo Lues

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Perekonomian dunia diramalkan tidak akan tumbuh terlalu baik hingga tahun

depan. Chief Economist Moody’s Analystics Mark Zandi yakin kini ekonomi dunia
tengah menghadapi dua ancaman besar. Dua ancaman yang bisa mengguncang
stabilitas ekonomi global yang dimaksud Zandi adalah kenaikkan suku bunga bank
sentral AS (The Fed) dan perlambatan ekonomi China. Guncangan di sektor industri
China diprediksi dapat mengganggu perekonomian yang mulai stabil belakangan ini.
Sementara itu, AS sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia mengalami
kontraksi dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Perlambatan ekonomi yang terjadi di
AS disebabkan, hujan salju yang cukup besar sebelumnya.
Meski begitu, sebagian besar ekonom memprediksi ekonomi AS akan segera
membaik. Indeks manajer pembelian AS pekan ini juga bergerak positif menunjukkan
perbaikan di ekonomi AS. Para ekonom yakin, AS berhasil menyerap 225 ribu tenaga
kerja kategori non-farm sepanjang mei yang membuat The Fed dapat menaikkan suku
bunganya akhir tahun ini. (Liputan6.com, 1 Juni 2015)

Sementara itu ekonomi dunia membutuhkan dorongan pertumbuhan yang
lebih segar, sebagai tanda bahwa pemulihan tengah melemah. Jika tidak, risiko
kecelakaan keuangan baru semakin besar. Situasi ini terlihat dari langkah Bank
Rakyat China (PboC) yang menurunkan tingkat suku bunga menjadi 4,35% usai rilis
pertumbuhan ekonomi pada kuartal III yang melambat menjadi sebesar 6,9%.
1
Universitas Sumatera Utara

Pengamat ekonomi memandang, angka resmi China tidak sebanding dengan kertas
yang mereka tulis. Fakta bahwa suku bunga dipotong empat hari setelah data
pertumbuhan dirilis menggaris bawahi situasi sebenarnya. (sindonews.com, 25
oktober 2015).
Sedangkan di Indonesia Bank Indonesia (BI) menilai penundaan kenaikan
suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed) merupakan gambaran kondisi ekonomi
dunia sedang tidak baik dari yang diperkirakan atau cenderung lebih buruk dari
pertumbuhan ekonomi dunia tahun lalu. Meski demikian, secara umum Indonesia
masih memiliki fundamental baik. Dimana inflasi terus terkendali di akhir tahun 2015
akan menuju target 4% sampai 1%. (sindonews.com, 18 september 215 ).
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia, yaitu setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia

yang besar tersebut, tidak diimbangi dengan jumlah wirausahawan. Jumlah penduduk
Indonesia mencapai 238 juta jiwa, sedangkan jumlah wirausahawan hanya mencapai
0,24% saja dari jumlah penduduk tersebut. Jika kita bandingkan dengan jumlah
wirausahawan Amerika Serikat mencapai 11% dari jumlah penduduknya. Jumlah
wirausahawan di Singapura mencapai 7%, dan Malaysia mencapai 5%, maka dapat
dipastikan

bahwa

untuk

memperkuat

perekonomian

bermunculannya

para

wirausahawan muda. (Kompas, 21 September 2011)

Pemerintah Indonesia terus memberikan perhatian serius terhadap eksistensi
UMKM. Perhatian ini diberikan dalam bermacam bentuk fasilitas seperti
penyederhanaan

pengurusan

perizinan,

kenyamanan

dan

kepastian

hukum,
2

Universitas Sumatera Utara

pendidikan dan pelatihan, informasi pemasaran dan sebagainya. Bahkan lebih jauh

dari itu, pemerintah sangat fokus membantu dan memfasilitasi pengusaha UMKM
dari aspek permodalan dan pembiayaan. Misalnya, Kementrian Koperasi dan UMKM
pada 23 Februari 2015 menyatakan menurunkan suku bunga Lembaga Pembiayaan
Dana Bergulir Kredit Usaha Kecil Menengah (LPDB KUKM) dan berlaku mulai
Maret 2015. Penurunan ini salah satunya bertujuan untuk mencapai target penyaluran
dana pembiayaan bagi pengusaha UMKM sebesar Rp 2,65 triliun (Bisnis.com 13
Maret 2015). Kebijakan pemerintah ini akan membantu seluruh pengusaha UMKM di
Indonesia termasuk pengusaha-pengusana UMKM di Nanggroe Aceh Darussalam.
Kebijakan pengembangan UMKM secara nasional harus sejalan dengan
adanya keselarasan kebijakan pengembangan UMKM diberbagai daerah sehingga
memberikan kontribusi positif yang paling maksimal. Tugas ini merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan semua pihak yang
terkait. Semua pihak harus bekerja sama dan saling membantu sehingga sasaran dan
tujuan pengembangan UMKM yakni meningkatkan kesejahteraan ekonomi agar
tercapai dengan efektif. Dalam hal pembiayaan misalnya, kerjasama dan kemitraan
antara bank dan lembaga keuangan lainnya dengan para pengusaha UMKM harus
terbina dan berjalan dinamis, sinergis, saling menguntungkan dan lain-lain sebagai
mana maksud penetapan PP No. 44 tahun 1997 tentang Kemitraan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh DEPKOP, di indonesia UMKM memegang
peranan yang cukup signifikan dalam perekonomian, pada tahun 2013 UMKM di

Indonesia berjumlah 57.895.721 unit, memberi sekitar 99% kontribusi kedalam
3
Universitas Sumatera Utara

sejumlah badan usaha di Indonesia dan mampu menyerap sebanyak 114.144.082
orang tenaga kerja atau sebesar 96,99% (depkop.go.id). Dari sisi jumlah unit usaha
dan tenaga kerja yang mampu diserap maka UMKM jauh lebih besar dari usaha
besar. Di sisi lain, dalam hal penciptaan nilai tambah bagi PDB maka usaha besar
lebih besar dari UMKM.
Di lain hal data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan pertama
2015 tentang pertumbuhan ekonomi Aceh yang hanya sebesar 1,65%, pertumbuhan
Aceh dengan migas menurun -2.83%, sedangkan dengan migas turun -0,52%
dibandingkan triwulan keempat 2014. Pertumbuhan ekonomi Aceh merupakan yang
terendah di seluruh provinsi di Indonesia menyusul Kalimantan Timur di urutan
kedua. Pertumbuhan ekonomi tertinggi diraih Sulawesi Barat dengan tingkat
pertumbuhan 8,73%. Secara nasional pertumbuhan ekonomi juga mengalami
penurunan yaitu hanya sebesar 4,7% atau menurun dibandingkan periode sebelumnya
pada 2014 yaitu mencapai 5,14%. Pertumbuhan yang rendah bahkan terendah di
seluruh provinsi di Indonesia bagi sekalangan orang mungkin hal biasa terjadi di
Aceh, walau sebenarnya tidak pantas terjadi di tengah kekayaan sumber daya alam

dan tambahan dana otsus yang cukup besar. Menurunnya pertumbuhan ekonomi
Aceh merupakan gambaran lemahnya kinerja pemerintahan.
Pengalaman pahit ini hendaknya menjadi pelajaran bagi pemerintah Aceh ke
depan. Jika kinerja yang buruk tidak menjadi pengambil kebijakan merasa malu,
maka lihatlah masyarakat Aceh yang akan menanggung penderitaan akibat rendahnya
pertumbuhan ekonomi tersebut. Dampak dari menurunnya pertumbuhan ekonomi
4
Universitas Sumatera Utara

Aceh

tersebut

bagi

masyarakat,

tingkat

pengangguran


meningkat

0,98%

dibandingkan periode yang sama 2014, yaitu mencapai 7,73%. Jika tidak terlalu
tersentuh oleh catatan angka-angka, maka dapatlah kita bayangkan, sekitar 175 ribu
orang penduduk Aceh yang menganggur dan menjadi tanggungan bagi keluarganya.
Kemungkinan jumlah pengangguran akan terus meningkat akibat menurunnya
aktivitas ekonomi, penyediaan lapangan kerja yang lambannya stimulus dari
pemerintah. Kondisi ini diperkirakan akan berdampak pada angka kemiskinan yang
diprediksikan akan mengalami peningkatan pada 2015 ini.
Memasuki triwulan kedua 2015, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih
belum meningkat signifikan. Walaupun diperkirakan meningkat positif, namun
peningkatannya relatif kecil. Hal yang mungkin mendorong pertumbuhan ekonomi
adalah tetap pada konsumsi rumah tangga yang terlihat meningkat dalam minggu
terakhir, terutama disebabkan oleh pencairan rapel gaji/honor PNS. Penyerapan
Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) belum terlalu bisa diharapkan karena
diprediksikan hingga bulan Juni 2015 penyerapan tersebut masih jauh di bawah target
50%. Pertumbuhan ekonomi Aceh akan meningkat pada triwulan ketiga dan keempat

2015. Hal ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat
menjelang puasa dan perayaan lebaran, serta didorong oleh mulai efektifnya
penyerapan APBA hingga akhir tahun. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Aceh
sepanjang 2015 tidak terlalu meningkat signifikan, bahkan terjadi kecenderungan
stagnasi.

5
Universitas Sumatera Utara

Hal ini disebabkan oleh semakin menurunnya kontribusi migas, menurunnya
kinerja ekspor di Aceh akibat pasar global yang lesu, dan menurunnya kontribusi
ekspor non migas yang disebabkan masih rendahnya produktivitas disektor ini,
diperburuk dengan menurunnya rata-rata harga komoditas global. Kontribusi
konsumsi rumah tangga dan pemerintah diperkirakan meningkat positif, namun tidak
cukup

untuk

mendorong


laju

peningkatan

pertumbuhan

ekonomi.

(aceh.tribunnews.com 26 Mei 2015)
Kabupaten Gayo Lues merupakan bagian dari Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dengan ibukota Blangkejeren, Kabupaten ini terdiri dari 11 Kecamatan,
di Kabupaten ini terdapat 790 unit usaha yang terdaftar di BPS, sedangkan jumlah
lembaga keuangan yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues yaitu sebanyak 7 unit,
yang terdiri dari 4 Bank BRI, 2 Bank BPD Aceh dan 1 Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah UMKM yang ada.
(Gayo Lues dalam angka, 2014).
Kondisi makro ekonomi Kabupaten Gayo Lues menunjukan bahwa sektor
pertanian mempunyai kontribusi terbesar dalam perekonomian kabupaten yaitu di
atas 60%, meskipun empat tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang
menurun. Sedangkan sektor lain mempunyai kontribusi di bawah 10%. Dengan

demikian kebijakan pengembangan dan peningkatan produktivitas sektor pertanian
menjadi agenda utama kebijakan perekonomian pemerintah Kabupaten Gayo Lues.
Perlu upaya pengguliran program penanggulangan kemiskinan dan program
kesejahteraan sosial di Kabupaten Gayo Lues dengan tujuan untuk menjamin standar
6
Universitas Sumatera Utara

hidup bagi penyandang masalah sosial, yang selanjutnya menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Penyandang masalah sosial seperti fakir miskin, wanita
rawan ekonomi, anak terlantar dan lanjut usia terlantar menunjukkan bahwa masalah
penyandang sosial sangat berkaitan erat dengan tingkat kemiskinan. Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan basis penghasilan bagi masyarakat,
sehingga perlu adanya keterlibatan dari pemerintah Kabupaten Gayo Lues dalam
membantu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM seperti rendahnya akses
permodalan, kesinambungan pasokan bahan baku, lemahnya posisi tawar sehingga
menekan harga jual, kualitas produk rendah, rendahnya akses informasi pasar, dan
rendahnya daya saing. (Gayo Lues dalam angka, 2014)
Tanaman sereh wangi salah satu komoditas andalan masyarakat di Kabupaten
Gayo Lues, karena di daerah itu kini terdapat tanaman bahan baku minyak atsiri
seluas 30 ribu hektare. 20 ribu hektare di antaranya sudah produksi yang tersebar di

11 kecamatan. Dari sebelas kecamatan tersebut, Kecamatan Terangun yang terluas,
kemudian Kecamatan Tripe Jaya, Kecamatan Kuta Panjang, Blang Kejeren, Dabun
Gelang, Blang Jerengo, Rikit Gaib, Panta Cuaca, Blang Pegayon, Pining dan
Kecamatan Putri Betung. Pemkab Gayo Lues melalui Dishutbun akan terus berupaya
membantu sarana dan prasarana untuk masyarakat dalam membudidayakan tanaman
sereh di kabupaten asal tari saman tersebut. Program budidaya yang sedang
digalakkan oleh Pemkab Gayo Lues, selain untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani setempat juga sebagai upaya menjaga kelestarian hutan dari

7
Universitas Sumatera Utara

bencana longsor. Upaya lain sudah banyak dilakukan oleh pemerintah, bantuan yang
diberikan, mulai dari peralatan teknologi, pondok penyulingan, alat panen sereh
sampai jaringan pemasaran difasilitasi oleh pemkab. Pemkab Gayo Lues telah
melakukan pembinaan terhadap petani mulai dari kelembagaan sampai dengan
pembinan kelompok. untuk jaringan pemasaran, pemerintah memfasilitasi petani
dalam melakukan penjualan minyak atsiri tersebut, baik dalam negeri maupun luar
negeri. Kabupaten Gayo Lues dikenal dengan sebutan negeri seribu bukit, karena
wilayahnya terletak di antara gugusan pengunungan Bukit Barisan di Provinsi Aceh.
Sebagian wilayah di kabupaten tersebut merupakan areal Taman Nasional Gunung
Lauser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. (antaraaceh.com, 14 Juni
2015).
Sebagian besar UMKM bergerak di bidang perdagangan. Semakin besar
modal yang dimiliki pelaku usaha, maka kesempatan untuk meningkatkan usahanya
juga semakin besar. Persoalannya, baru sekitar 70% UMKM yang memiliki akses
terhadap lembaga keuangan formal. Usaha keuangan formal memiliki aturan dan
batasan yang ketat, terutama terkait prinsip kehati-hatian. Prinsip itu diterapkan pada
semua hal, termasuk pinjaman atau kredit. Ada syarat tertentu yang harus dipenuhi
calon peminjam dana, antara lain jaminan dan laporan keuangan. Syarat ini umumnya
tidak bisa dipenuhi usaha mikro, yang biasanya menjalankan bisnis dengan
sederhana. Dengan permodalan yang semakin kuat, maka kesempatan usaha mikro
untuk berkembang semakin terbuka. Bahkan, peluang untuk naik kelas menjadi usaha
kecil dan menengah, juga terbuka (Kompas.com, 13 maret 2015)
8
Universitas Sumatera Utara

Dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian

yang

berjudul

“Analisis

Peran

Lembaga

Keuangan

Dalam

Pengembangan UMKM di Kabupaten Gayo Lues”.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul, maka yang menjadi permasalahan

adalah:
1. Bagaimana peran lembaga keuangan dalam pengembangan UMKM di
Kabupaten Gayo Lues?
2. Apakah terdapat peningkatan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang
diperoleh pelaku UMKM di Kabupaten Gayo Lues sesudah menerima kredit?
3. Apa faktor yang paling mendorong pengusaha UMKM dalam mengambil
kredit?
1.3.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peran lembaga keuangan dalam pengembangan UMKM di
Kabupaten Gayo lues.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap
jumlah pendapatan yang diperoleh pelaku UMKM di Kabupaten Gayo Lues
sesudah menerima kredit
3. Untuk mengetahui apa faktor yang paling mendorong pengusaha UMKM
dalam mengambil kredit

9
Universitas Sumatera Utara

1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yakni sebagai alat dan bahan
pertimbangan dalam menetapkan dan menjalankan kebijakan khususnya yang
berkaitan dengan pengembangan UMKM.
2. Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya, yakni sebagai alat dan bahan
pertimbangan dalam menetapkan kebijakan peningkatan dan perluasan
layanan bagi masyarakat khususnya para pengusaha UMKM.
3. Pengusaha UMKM, yakni sebagai data dan informasi kearah introspeksi dan
pengembangan diri dan usaha yang lebih baik serta kontributif.
4. Dunia Akademik, yakni sebagai data, informasi, bahan acuan, bahan
perbandingan dan lain-lain terutama bagi mahasiswa, dosen, dan civitas
akademik lainnya.
5. Masyarakat Umum, yakni sebagai sumber informasi ilmiah dalam
menentukan keputusan dan kegiatan terutama yang berkaitan dengan bisnis
dan perbankan.

10
Universitas Sumatera Utara