MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA IND

MAKALAH
EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI
Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah “Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi”
Dosen Pengampu: Nugraheti Sismulyasih Sb, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Laila Fatimah An Nadhiroh

(1401415168)

2. Arvi Okta Berliana

(1401415174)

3. Danang Febtiansyah

(1401415369)

4. Ainun Jariyah


(1401415388)
Rombel 011

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar. Sebagai suatu komponen, maka evaluasi tidak dapat dipisahkan dari
komponen-kompenen yang lain. Guru sebagai pengelola program kegiatan
belajar mengajar sangat berkepentingan dengan hal ini. Karena melalui
kegiatan evaluasi, guru tidak hanya sekedar dapat mengetahui seberapa jauh
hasil belajar yang dapat dicapai siswa, melainkan juga mengetahui berbagai
kendala dan kesulitan yang dihadap siswa dalam proses belajarnya.
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih

dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar tetapi
juga perlu penilaian terhadap input, output, maupun kualitas proses
pembelajaran itu sendiri. Manfaat utama dari evaluasi adalah meningkatkan
kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas
pendidikan. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh
keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan
menjadi lebih baik, maka dari itu makalah ini membahas “Evaluasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi.”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi?
2. Apakah pengertian evaluasi proses dan evaluasi hasil?
3. Apa sajakah macam-macam evaluasi Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana contoh rubrik penilaian tes ketrampilan menulis?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi.
2. Untuk mengetahui pengertian evaluasi proses dan evaluasi hasil
3. Untuk mengetahui macam-macam evaluasi Bahasa Indonesia.
4. Untuk mengetahui contoh rubrik penilaian tes ketrampilan menulis.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation, yang artinya menilai,
penilaian, atau penaksiran. Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan
penilaian. Pengukuran adalah proses membandingkan sesuatu dengan kriteria
baku tertentu. Sementara penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil
pengukuran menjadi sebuah nilai. Sehingga secara umum evaluasi adalah suatu
proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi,
pengenalan masalah serta pemberian solusi atas masalah yang ditemukan serta
bersifat analitik dan kooperatif.
Semua guru tentunya ingin berhasil dalam proses belajar yang tercermin
pada keberhasilan yang diraih peserta didik baik dilihat dari aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Evaluasi atau penilaian dalam pengajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan.
Seorang guru harus mengetahui sejauhmana siswa telah mengerti bahan yang
telah diajarkan atau sejauhmana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran
yang dikelola dapat dicapai.
Berdasarkan tujuannya, ada dua macam evaluasi dalam pengajaran, yaitu
evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif adalah upaya menilai
manfaat program dan mengambil keputusan, sementara evaluasi formatif

dinyatakan sebagai sebuah upaya untuk memperoleh perbaikan suatu program
atau kegiatan. Ada beberapa tujuan penilaian dalam suatu pengajaran di
sekolah, yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dapat
tercapai dalam kegiatan pembelajaran.

2. Untuk memberikan obyektifitas pengamatan terhadap hasil belajar siswa.
3. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang/ kompetensi/
kemampuan tertentu.
4. Untuk menentukan kelayakan kelanjutan studi siswa.
5. Untuk memberikan umpan balik sebagai upaya meningkatkan kualitas
pendidikan.
Selain itu, evaluasi memiliki tiga fungsi yaitu :
a) Fungsi diagnostik, yaitu evaluasi yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor
penyebabnya, serta menetapkan cara mengatasi kesulitan tersebut.
b) Fungsi penempatan, yaitu evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan
penempatan agar setiap orang mampu mengikuti jenjang pendidikan sesuat
minat, bakat, dan kemampuannya.
c) Fungsi seleksi, yaitu evaluasi yang dilaksanakan untuk menyeleksi calon

peserta suatu lembaga pendidikan atau lainnya berdasarkan suatu kriteria
tertentu.
B. Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan sasaran yang dituju, kegiatan evaluasi dalam pengajaran bahasa
dapat dipilah menjadi dua macam, yaitu :
1. Penilaian proses belajar
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas
kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Untuk melihat apakah suatu kegiatan belajar mengajar efektif atau tidak,
dapat dikembalikan pada tujuan pengajaran pengajaran yang ingin dicapai.
Kegiatan pencapaian setiap jenis tujuan pengajaran ditentukan oleh sifat
atau karakteristik tujuan pengajaran yang akan dicapainya. Misalnya,
pencapaian tujuan pengajaran yang berkaitan dengan keterampilan menulis
akan berbeda dengan pencapaian tujuan pengajaran yang berkaitan dengan
keterampilan berbicara.
2. Penilaian hasil atau produk belajar

Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat
penguasaan peserta didik terhadap apa yang telah dipelajarinya. Terdapat
perbedaan mendasar antara penilaian proses dan penilaian hasil belajar.

Pada penilaian proses belajar pusat perhatiannya adalah tingkat efektivitas
proses kegiatan belajar, sedangkan penilaian hasil belajar pusat
perhatiannya adalah tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
dipelajarinya. Sementara itu, kesamaan pada kedua penilaian ini terletak
pada upaya mengetahui keberhasilan suatu pengajaran.
C. Macam-macam Evaluasi Bahasa Indonesia
Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan melalui berbagai
cara, yaitu tes tertulis (paper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa
melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk.
Berikut ini dikemukakan penjelasan penilaian pada masing-masing cara
penilaian.
1.

Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam
kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis yakni alat penilaian
jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang
hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat
(pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai
kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai

kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi
cenderung hanya menerka jawaban yang benar.

2.

Penilaian Kinerja (Performance)
Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan
penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian
dilakukan terhadap kinerja, tingkah laku, atau interaksi siwa. Cara
penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai
lebih mencerminkan kemampuan sisiwa yang sebenarnya semakin sering
guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin terpercaya hasil penilaian
kemampuan siswa. Penilaian kinerja, memerlukan alat penilaian. Alat ini

harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat benar-benar menjaring
kinerja yang dilakukan siswa. Berikut ini disajikan contoh alat penilaian
kinerja berpidato.

3.


Penilaian Produk (hasil kerja)
Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa
dalam mengontrol proses dan memanfaatkan/ menggunakan bahan untuk
menghasilkan sesuatu kerja praktik yang dikerjakan siswa. Untuk
pembelajaran bahasa, bentuk penilaian produk ini diantaranya membuat
puisi, cerpen, dan sewaktu-waktu siswa harus membuat kelengkapan
bermain peran, baju, topeng, atau properti lainnya. Atau siswa harus
membuat alat peraga untuk pembelajaran membaca permulaan.

4.

Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil karya (hasil kerja) seorang
siswa dalam satu periode tertentu. Kumpulan karya ini menggambarkan
tarap kemampuan /kompetensi yang telah dicapai seorang siswa. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan
belajar siswa. Karya yang dikumpulkan bisa berupa gambar, karangan,
puisi, dan sebagainya. Kumpulan karya tersebut dapat dipakai sebagai
dasar untuk menelaah usaha, perbaikan, proses, dan pencapaian
kemampuan siswa. Melalui refleksi terhadap koleksi-koleksi karya siswa,

guru dan siswa dapat bekerjasama untuk menentukan kekuatan-kekuatan
dan kemajuan-kemajuan siswa. Karya puisi, cerpen, ilustrasi puisi, kliping
puisi atau cerpen, atau tulisan tegak bersambung siswa kelas rendah dapat
dijadikan portofolio.
Evaluasi aspek-aspek bahasa maupun apresiasi sastra dapat dikemas

dalam evaluasi keterampilan berbahasa, yaitu:
1.

Penilaian Kemampuan Mendengarkan/Menyimak
Sesuai

dengan

namanya

yaitu

penilaian


kemampuan

mendengarkan/menyimak, atau lebih tepatnya komprehensi lisan, bahan
tes yang diujikan disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui

sarana

pendengaran.

Kemampuan

menyimak

diartikan

sebagai

kemampuan menangkap dan memahami bahasa lisan. Oleh karena itulah,
bahan yang sesuai tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana
pastilah memuat informasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam menentukan bahan (wacana) yang digunakan untuk bahan tes
menyimak, yaitu sebagai berikut:
a) Tingkat kesulitan wacaana,
Tingkat kesulitan wacana terutama untuk tes dapat dilihat dari faktor
kosa kata dan struktur kalimat yang dipergunakan.
b) Isi cakupan wacana, dan
Isi dan cakupan wacana biasanya mempengaruhi tingkat kesulitan
wacana. Jika isi dan cakupan itu sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa atau sesuai dengan bidang yang dipelajari, hal itu akan
mempermudah wacana yang bersangkutan.
c) Jenis-jenis wacana.
Bentuk wacana yang sering dipergunakan dalam tes adalah pertanyaan
atau pernyataan singkat, dialog, ceramah.
Berikut ini beberapa bentuk tes menyimak:
a) Menuliskan kata baku yang disimakkan,
b) Menuliskan kata yang mirip bunyi dan berbeda maknanya dalam
kalimat
c) Pemahaman pernyataan atau pertanyaan, dan
d) Pemahaman wacana.
2.

Penilaian Kemampuan Berbicara
Keterampilan berbicara mempunyai banyak kesamaan dengan
keterampilan mengarang. Keduanya merupakan keterampilan produktif
yang bersifat terpadu. Produktif, artinya pada waktu berbicara orang
menggunakan bahasa untuk menghasilakan suatu (pembicaraan). Disebut
terpadu artinya, pembicaraan itu terjadi karena penggabungan sejumlah
kemampuan yang menjadi komponen keterampilan berbicara. Komponenkomponen keterampilan berbicara yaitu:

a) Penggunaan bahasa lisan, yang berfungsi sebagai media pembicaraan,
meliputi kosakata, struktur bahasa, lafal dan intonasi, ragam bahasa,
dan kesantunan bahasa, keruntutan, dan sebagainya.
b) Penggunaan isi pembicaraan, yang tergantung pada apa yang menjadi
topik pembicaraan.
c) Penguasaan teknik dan penampilan berbicara, yang disesuaikan
dengan situasi dan jenis pembicaraan, seperti bercakap-cakap,
berpidato, berceritera dan sebagainya.
Beberapa contoh bentuk tes berbicara menurut Nurgiantoro (1988)
dapat dilakukan melalui bentuk sebagai berikut:
a) Pembicaraan Berdasarkan Gambar
b) Wawancara
c) Bercerita,
d) Berpidato,
e) Berdiskusi.
f) Penilaian
3.

Kemampuan Membaca
Jenis membaca yang sering digunakan dalam pengajaran Bahasa
Indonesia yaitu tes kecepatan efektif membaca. Kecepatan efektif
membaca (KEM) menurut Ahmad Slamet H. (1997) adalah kecepatan
yang dicapai pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata dibagi
panjangnya

waktu

yang diperoleh. Tes

yang
membaca

diperlukan
harus

dan

menyangkut

perosentase
kelancaran

skor
dan

pemahaman sistem lambang bunyi dan pemahaman apa yang dibaca.
Artinya, menilai membaca harus menyangkut proses membaca dan
pemahaman. Penilaian yang berfokus pada proses (pada waktu siswa
membaca) menyangkut hal-hal sebagai berikut.
a.

Tingkah laku dalam membaca misalya membaca kata demi kata,
membaca cepat tanpa memperhatikan tanda baca, membaca
menggunakan telunjuk, dll.

b.

Kesulitan mengnalisis kata, misalnya sulit mengucapkan kata, salah
mengucapkan huruf, sulit membedakan vokal, sulit mengingat kata,
dll

c.

Kesulitan pemahaman, dapat berupa tidak dapat mengingat detail isi,
tidak dapat mengurutkan isi bacaan, tidak dapat meramalkan akhir
bacaan, sulit menceritakan kembali, sulit menyimpulkan yang
dibacanya, sulit mengidentifikasi ide pokok, dll.

4.

Penilaian Kemampuan Menulis
Untuk menilai kemampuan menulis yang paling langsung tentu
dengan menyuruh siswa menulis, dalam arti kata bahwa kepada mereka
diberikan tugas menulis sebuah karangan. Unsur-unsur yang menjadi
bahan penilaian pengajaran menulis adalah sebagaimana yang ditulis oleh
Suhendar, dkk (1997:17) sebagai berikut:
a.

Isu karangan, merupakan gagasan atau ide pengarang yang dituangkan
dalam keseluruhan karangan. Yang menjadi penilaian adalah sejauh
mana topik atau tema merupakan bahan permasalahan yang menarik.

b.

Bentuk karangan, berupa surat, laporan, iklan, pengumuman,
petunjuk, dan lain-lain.

c.

Gramatika, perangkat kebahasaan yang harus sesuai dengan kaidah
yang berlaku, serta memenuhi syarat sebagai bahasa tulis.

d.

Ejaan, merupakan perngkat sistem yang mengatur mekanisme
pemindahan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis. Ketepatan ejaan
meliputi cara penulisan huruf, cara penulisan kata, cara penulisan
unsur serapan, pemakaian tanda baca. Selain unsur yang sudah
dijelaskan biasanya di sekolah dasar ditambah satu unsur yang umum,
yaitu kerapian tulisan. Hal ini penting karena siswa sering menulis
dengan keadaan kurang bersih, sering dihapus atau keretas tidak
bersih.

D. Contoh Rubrik Tes Keterampilan Menulis
1. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang berisi deskripsi atau gambaran
suatu objek atau kejadian (peristiwa) sehingga pembaca seolah-olah

melihat, mendengar, merasakan atau mengalami objek atau kejadian
(peristiwa) yang dideskripsikan oleh penulisnya. Untuk membuat sebuah
rubrik penilaian tentang paragraf deskriptif yang ditulis siswa, guru
tentunya harus mengingat kembali apa saja karakteristik paragraf
deskriptif itu, serta bagaimana bentuk ideal sebuah paragraf deskriptif
dalam sebuah karangan. Berangkat dari karakteristik-karakteristik paragraf
deskriptif itulah guru dapat membuat rubrik penilaiannya. Karakteristik
atau ciri-ciri sebuah paragraf deskriptif dalam sebuah karangan adalah:
a. Dimulai dengan kalimat utama tentang objek yang ingin dijelaskan
detailnya.
b. Kalimat-kalimat penyusun paragrafnya merupakan kalimat yang
lengkap.
c. Paragraf berisi kalimat-kalimat yang konsisten mendeskripsikan objek.
d. Kalimat-kalimat yang mendeskripsikan objek tersusun dalam urutan
yang logis.
e. Menutup paragraf dengan kalimat yang mengesankan pembaca bahwa
objek tersebut unik, spesial, atau istimewa sehingga menarik pembaca.
f. Ejaan dan tanda baca dituliskan dengan benar
Bedasarkan ciri-ciri di atas maka kita dengan mudah dapat menyusun
sebuah rubrik penilaian karangan paragraf deskriptif dengan baik. Ini
contohnya:
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Aspek Paragraf Deskriptif
Dimulai dengan kalimat utama tentang objek yang ingin

Terpenuhi

Tida
k

1

0

1

0

1

0

1

0

Menutup paragraf dengan kalimat yang mengesankan pembaca 1

0

dijelaskan detailnya
Kalimat-kalimat penyusun paragrafnya merupakan kalimat yang
lengkap.
Paragraf berisi kalimat-kalimat yang konsisten mendeskripsikan
objek.
Kalimat-kalimat yang mendeskripsikan objek tersusun dalam
urutan yang logis

bahwa objek,tersebut unik, spesial, atau istimewa sehingga
menarik pembaca.
6.

Ejaan dan tanda baca dituliskan dengan benar.

1

0

Total Skor
2. Salah satu ragam tes menulis adalah tes membuat/menulis surat. Surat
adalah alat komunikasi yang dibuat secara tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi

dari

seseorang/lembaga/instansi

kepada

seseorang/lembaga/instansi dengan mengikuti aturan dan bentuk tertentu.
Pada umunya, surat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu surat dinas/resmi dan
surat pribadi. Surat dinas/resmi adalah alat komunikasi tertulis untuk
menyampaikan berita/informasi yang berisi hal-hal yang berhubungan
dengan kedinasan/kegiatan dinas sebuah instansi pemerintah. Pada
umumnya, surat ini menggunakan bahasa yang baku/resmi dan
mencantumkan kop/kepala surat. Sedangkan surat pribadi adalah alat
komunikasi

tertulis

untuk

menyampaikan

berita/informasi

yang

dibuat/dikirim oleh seseorang sebagai pribadi, baik kepada perorangan
yang tidak bersifat kedinasan, maupun kepada organisasi/lembaga. Pada
umumnya, surat pribadi bersifat personal/tidak resmi, bebas, menggunakan
bahasa sehari-hari, dan berisi masalah-masalah pribadi.
Unsur-unsur/sistematika surat pribadi pada umumnya terdiri atas bagian
pendahuluan, isi, dan penutup. Adapun sistematika tersebut sebagai
berikut.
a. Tempat dan tanggal pembuatan surat,
Contoh: Jakarta, 12 April 2011
b. Tujuan/alamat surat,
Contoh: Jumpa Sahabatku Amanda di Kota Kembang
c. Salam pembuka,
Assalamu’alaikum Wr.Wb.,
Salam manis,
Salam kangen
d. Pembuka surat/paragraf pembuka,
Contoh: Hai, bagaimana keadaanmu sekarang? ...

e. Isi surat/paragraf isi,
Contoh: Ternyata sudah tiga bulan aku pindah ke Jakarta. ...
f. Penutup surat/paragraf penutup,
Contoh: Nay, suratku sampai di sini dulu, ya. ...
g. Salam penutup,
Contoh: Wassalamu’alaikum Wr.Wb., salam manis selalu, salam
h. Nama pengirim dan tanda tangan
Contoh:Sahabatmu,
Aisyah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat
pribadi, yaitu.
a.

Dalam menulis tanggal surat, harus mencantumkan nama kota tempat
menulis surat, tanggal, bulan, dan tahun menulis surat. Penulisan
tempat dan tanggal surat ini diletakkan di sudut kanan atas.

b.

Dalam menulis alamat surat, harus mencantumkan nama orang yang
kamu tuju. Dapat juga diikuti nama kota tempat tinggalnya atau
sebutan untuk kota tempat tinggalnya.

c.

Dalam

menulis

pembuka

surat/paragraf

pembuka,

dapat

menggunakan kata sapaan khusus, seperti halo, hai, temanku yang
imut, kakakku yang ganteng.
d.

Dalam menulis isi surat, dapat menggunakan bahasa yang sesuai
dengan keinginanmu, tetapi tetap memperhatikan etika dan santun
berbahasa kepada orang yang dikirimi surat.

Contoh penulisan surat pribadi
Mataram, 15-5-11
Aliando
Jalan Sukapura No. 12
Surabaya
Udin sahabatku,
halo, bagaimana kabar kamu Al? Aku harap kamu baek-baek aja dan

sehat selalu, ya! soalnya aku di sini sehat-sehat dan baek-baek aja.
Eh, bulan depan aku mau ke rumah kakekku yang ada di surabaya
jadi, aku bisa sekalian mampir ke rumah kamu. Boleh kan, kalau aku main
ke rumah kamu? Harus boleh lho. oya, kamu masih memelihara kucing,
tidak? Berapa sekarang jumlahnya? pasti udah tambah banyak. Mereka pasti
lucu-lucu dan dan menggemaskan, ya.
al, cukup sampai di sini dulu ya, surat dari aku. Jangan lupa dibalas,
ya. Al, aku tunggu, lho.
Dari temanmu,
Selena Gomez
Contoh rubrik untuk menilai penulisan surat pribadi diatas

Kriteria

1

Bahasa yang digunakan
Ejaan dan tanda baca
Kelengkapan unsur-unsur
Ketepatan penulisan surat

Skor
2
3





Total Skor

Skor yang
4

diperoleh
3
1
3
2
9

Kriteria penilaian :
Aspek yang
dinilai
Bahasa yang
digunakan

Ejaan dan
tanda baca

Indikator Penilaian
1. Menggunakan ragam bahasa tidak
baku.
2. Menggunakan
bahasa
yang
komunikatif.
3. Menggunakan
kalimat
yang
sederhana (tidak bertele-tele).
4. Menggunakan bahasa yang sopan,
beretika, dan tidak menyinggung
perasaan penerima surat.
1. Penggunaan huruf kapital tepat.

Keterangan
- Skor 1 jika 1
indikatormuncul
- Skor 2 jika 2
indikatormuncul
- Skor 3 jika 3
indikatormuncul
- Skor 4 jika 4
indikatormuncul

- Skor 1 jika 1
indikatormuncul
2. Penggunaan tanda baca tepat.
- Skor 2 jika 2
3. Pemenggalan kalimat menggunakan
indikatormuncul
- Skor 3 jika 3
tanda baca/kata yang tepat.
indikatormuncul

4. Penulisan surat sesuai EYD.
Kelengkapan
unsur-unsur

Ketepatan
penulisan
surat

1. Memenuhi semua unsur dalam
penulisan surat pribadi.
2. Hanya memenuhi 6 unsur dalam
penulisan surat pribadi
3. Hanya memenuhi 4 unsur dalam
penulisan surat pribadi.
4. Memenuhi kurang dari 4 atau tidak
sama sekali unsur-unsur dalam
penulisan surat pribadi.
1. Penulisan tanggal dan tempat
pembuatan surat tepat.
2. Penulisan nama dan tempat yang
dituju tepat.
3. Penulisan isi berita singkat, padat,
dan jelas.
4. Penulisan salam pembuka dan
penutup tepat.

BAB III
PENUTUP

- Skor 4 jika 4
indikatormuncul
- Skor 1 jika 1
indikatormuncul
- Skor 2 jika 2
indikatormuncul
- Skor 3 jika 3
indikatormuncul
- Skor 4 jika 4
indikatormuncul
- Skor 1 jika 1
indikatormuncul
- Skor 2 jika 2
indikatormuncul
- Skor 3 jika 3
indikatormuncul
- Skor 4 jika 4
indikatormuncul

A. Simpulan
 Evaluasi adalah suatu proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi, pengenalan masalah serta pemberian solusi atas
masalah yang ditemukan serta bersifat analitik dan kooperatif. Salah satu
tujuan adanya evaluasi yaitu untuk mengetahui sejauhmana siswa telah
mengerti bahan yang telah diajarkan. Sedangkan fungsi evaluasi meliputi
fungsi diagnostik, fungsi penempatan, dan fungsi seleksi.
 Berdasarkan sasaran yang dituju, kegiatan evaluasi dalam pengajaran bahasa
dapat dipilah menjadi dua macam, yaitu penilaian proses belajar dan
penilaian hasil belajar. Pada penilaian proses belajar, pusat perhatiannya
adalah tingkat efektivitas proses kegiatan belajar. Sedangkan penilaian hasil
belajar pusat perhatiannya adalah tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi yang dipelajarinya.
 Macam-macam evaluasi Bahasa Indonesia diantaranya :
1. Penilaian tertulis,
2. Penilaian kinerja,
3. Penilaian produk, dan
4. Penilaian portofolio

B. Saran
Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup
hanya dengan menggunakan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagai
produk dari sebuah proses pembelajaran. Evaluasi menjadi patokan yang
menentukan tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik atau tidak. Oleh
karena itu, seorang guru dan/atau calon guru perlu mengetahui cara
mengevaluasi pembelajaran bahasa Indonesia yang benar.

DAFTAR PUSTAKA
Rofi’udin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang
Khoirunnisa, Ella. 2014. Evaluasi Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi.
http://ellakhoirunnisa.blogspot.co.id/2014/12/evaluasi-bahasa-indonesia-dikelas.html (diunduh pada 31 Oktober 2017)
Hasanah,
Nove.
2016.
Contoh
Rubrik
Penilaian
Paragraf.
http://novehasanah.blogspot.co.id/2016/03/contoh-rubrik-penilaianparagraf.html (diunduh pada 31 Oktober 2017)