Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengant

MAKALAH

Sist e m Polit ik K a pit a lis,
Sist e m Polit ik Sosia lis K om unis
da n Sist e m Polit ik I sla m
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Politik dan Pemerintahan

Di Susun Oleh :
RI CK Y PERM AN A

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA
KOSGORO 1957 (IBI-K57)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan rahmat
serta hidayah-Nya, tak lupa salawat dan salam kita sampaikan
keharibaan baginda alam Nabi kita semua Muhammad SAW sehingga
penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa saran, kritik,
bimbingan maupun bantuan lainnya. Penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Isteri dan Anak ku Yeyen Herliana, S.H dan Muhammad Abiza
Agnar Abiel yang selalu support dalam segala hal.
2. Adik ku tersayang Tetanisa Zaniana yang telah membantu penulis
dalam peyusunan.
3. Teman-teman yang telah bertukar pendapat dalam penulisan
makalah ini.
4. Bapak Aris Fatoni yang selalu membimbing kita dalam setiap
pembelajaran didalam kelas.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi
serta bimbingan kepada penulis.
Pada penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak
keterbatasan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi peningkatan
wawasan penulis dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat pada semua pihak.


Jakarta, 7 Desember 2013
Ricky Permana

I.

Sistem Politik Kapitalis
A. Latar belakang
Kapitalis atau Kapatilisme atau Kapital adalah suatu paham yang
menyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut,
maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna
keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara
besar-besaran untuk kepentingan pribadi. Walaupun demikian
kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi secara universal yang
dapat diterima secara luas. 1
Kapitalisme semula merupakan paham ekonomi yang disandarkan
pada filsafat naturalisme, indivualisme, liberalisme, materialism dan
demokrasi. Namun untuk mewujudkan cita-citanya ia harus menguasai
politik, maka munculah paham nasionalisme dan demokrasi ala
kapitalisme dalam politik. Dan, pada perkembangan terakhir ideologi ini

memasuki segala wilayah kehidupan; budaya, keamanan, seni, dll. 2
Pemikiran kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat
sosial dan politiknya didasarkan kepada azas perkembangan hak milik
pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan paham kebebasan.
Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia tetapi
ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan caampur tangan politis
sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia. 3
Kapitalisme tidak memiliki suatu definisi universal yang bisa diterima
secara luas, namun secara umum kapatalisme adalah suatu system
ekonomi mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan
jasa. 4
Kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya. Adapun kapitalisme merupakan cara produksi,
secara luas dapat dijelaskan bahwa kapitalisme sebagai: “suatu cara
perekonomian yang berhubungan dengan produksi-produksi apa saja

1

Wikipedia, “Kapitalisme”, terdapat dalam situs http://www.id.wikipedia.org/>

Arief Sugianto, “Makalah Tentang Kapitalisme Sosial”, Juli 2011, terdapal dalam situs

3
Blog.re.or.id/kapitalisme.htm
4
Sakauhendro, “Pengertian Kapitalisme”, terdapat dalam situs

2

2|

yang dapat diselenggarakan dalam suatu perusahaan atau stelsel
pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan
kaum buruh dari alat-alat produksi. Kapitalisme juga merupakan
sistem ekonomi yang filsafat social dan politiknya didasarkan kepada
perkembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan
paham kebebasan. 5

B. Sejarah kapitalisme
Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah system

yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke- 16 hingga abad 19, yaitu
pada masa perbankan komersial Eropa dimana sekelompok individu
maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang
dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal seperti tanah dan manusia guna proses
perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku
dan mesin terlebih dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan
juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut. 6
Kapitalisme memiliki sejarah yang sangat panjang, mulai dari Eropa
pernah diperintah oleh kerajaan Romawi yang telah mewariskan
system feodalistik. Dalam rentang waktu antara abad ke-14 sampai
abad ke-16muncul apa yang disebut kelas bourgeois mengiring tahap
feudal dimana keduanya saling mengisi. Kemudian sejak awal abad
ke- 16 secara bertahap fase bourgeois disusul dengan fase
kapitalisme. Maka yang pertama kali muncul ialah seruan kebebasan
menyusul seruan-seruan nasionalisme sekuler dan penciatan dominasi
spiritual Paus. Di Perancis kemudian muncul aliran bebas pada
pertengahan abad ke- 18 yang melahirkan kaum naturalis. 7
Ada pula yang mengatakan yaitu sejak ditemukannya system

perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal
dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini,
kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup

5

Arfen, “Liberalism Kapitalisme dan Sosialisme”, Oktober 2012, terdapat dalam situs

6
Ibid,hlm.2.
7
Ibid.hlm.2.

3|

yang menginginkan keutungann belaka. 8 Peleburan kapitalisme
dengan sosialisme menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua
atau tiga abad yang laiu. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu
bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah
satu factor yang menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi,

bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga
ideology lain yang ingin melenyapkanya, seperti komunisme.

C. Tokoh Kapitalis
Tokoh-tokohnya antara lain seperti John Locke (naturalis), Adam Smith
(ekonomi klasik) yang terkenal dengan teori supply and demand, David
Ricardo (Ekonom Moralis) yang terkenal dengan teori hokum
pengurangan penghasilan, Robert Malthus (Ekonom Pesismistis) yang
terkenal dengan teori kependudukan, Lord Keynes yang terkenal
dengan teori pengangguran dan lapangan kerja, dan David Hume
penemu teori Pragmatisme. 9
Francois Quesnay ia lebih mengutamakan bidang Ekonomi dan
mendirikan aliran lesphisiocrates. Pada tahun 1758 ia menerbitakan
table ekonomi yang disebut La Tableau Economique, tentang tabel
tersebut Mirabeau berkata “Di dunia ini terdapat tiga penemuan besar
yaitu tulisan mata uang dan tabel ekonomi”. Jonh Locke meramu teori
naturalism liberal, ia berkat “Hak milik pribadi adalah salah satu hak
alam dan insting yang tumbuh bersama pertumbuhan manusia. Karena
itu tak ada seorang pun yang mengingkari insting ini”. Adam Smith
adalah penganut aliran klasik terkenal. Tahun 1776 ia menerbitkan

penelitian alam dan sebab-sebab kekayaan manusia. Buku inilah yang
dikatakan kritikus Edmund Burke sebagai karya tulis teragung yang
pernah ditulis manusia. David Ricardo yang membahas hokum
pembagian hasil percapita dalam ekonomi kapitalisme. Hal ini
didasarkan kepada ucapannya “segala perbuatan dipandang
menghilangkan moral jika bukan keluar dari perasaan cinta kepada
orang lain”. Robert Malthus seorang Ekonom Inggris Klasik yang
dikenal pesimistis, ia penemu teori kependudukan bahwa jumlah
penduduk berkembang menurut deret ukur sedangkan produksi
pertanian berkembang menurut deret hitung. John Stuart Mill yang
8
9

Ibid.hlm.3.
Ibid,hlm.2.

4|

dipandang sebagai penghubung aliran individualism dengan aliran
sosialisme, ia menerbitkan buku yang berjudul Prinsip-prinsip Ekonomi

Politik. Lord Keynes teorinya berkisar tentang pengangguran dan
lapangan kerja, dialah yang berjasa dalam menciptakan lapangan
kerja secara utuh bagi suatu kekuatan aktif di masyarakat kapitalis.
David Hume penemu teori Pragmatisme yang integratis, ia
mengatakan “Hak milik khusus adalah tradisi yang dianut masyarakat
yang harus diikuti. Sebab disanalah manfaat mereka”. 10

II.

Sistem Politik Sosialis / Komunis
A. Latar Belakang
Sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang
berhubungan dengan ideologi, atau kelompok ideologi, system
ekonomi, dan Negara. 11 Menurut penganut marxisme, terutama
Friedrich Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke
awal sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai mahluk social.
Sosialisme adalah system ekonomi diamana alat-alat produksi yang
umum atau yang biasa dimiliki dan dikendalikan kooperatif atau fisafat
politik, sosialisme didasarkan pada co-operatif hubungan social dan
self manajemen. 12

Sebagai gerakan politik, sosialisme mencangkup beragam filsafat
politik mulai dari reformism eke sosialisme revolusioner. Negara
sosialis arus advokat sosialisme untuk nasionalisasi alat-alat produksi,
distribusi dan pertukaran sebagai strategi untuk menerapkan
sosialisme, sedangkan democrat social advokat control public modal
dalam kerangka ekonomi pasar. Sosialis libertarian dan anarkis
menolak menggunakan Negara untuk membangun sosialisme. 13

10

ibid,hlm.2.
Wikipedia, “Sosialisme” 17 Agustus 2013, terdapat dalam situs

12
Shovoong.com “Pengertian Sosialisme” 15 Agustus 2011 terdapat dalam situs

13
ibid
11


5|

Sosialisme atau dikenal juga dengn istilah sosialis adalah yang
berhubungan erat dengan ideologi atau suatu kelompok yang
mempunyai pemahaman atau pemikiran ideology, baik itu dalam
system kenegaraan maupun pola-pola pengembangan kebijakan
ekonomi. Jika dirunut dalam system ekonomi, pemahaman sosialisme
merupakan paham yang menganggap bahwa pelayanan terhadap
masyarakat banyak lebih penting daripada segelintir elite. 14
Secara etimologi, sosialisme berasal dari bahasa Prancis, yaitu social,
yang mempunyai pengertian kemasyarakatan. Pada saat itu,
masyarakat mempunyai pemikiran, bahwa masing-masing masyarakat
hendaknya mengupayakan dan mewujudkan terciptanya iklim terhadap
alat-alat produksi yang dikuasai oleh pengusaha-pengusaha demi
terwujudnya pelayanan yang baik demi masyarakat. 15 Sehingga
berdasarkan pengertian tersebut membuat sosialisme dibedakan
menjadi empat kategori aliran yang dinamakan dengan istilah
sosialisme yaitu; Sinkalisme, Sosial Demokrat, Anarkisme serta
komunisme.
Sosialisme sebagai ideology politik merupakan keyakinan atau
kepercayaan yang menganggap pembenaran akan halnya tatanan
maupun system politik yang mengupayakan tercipta dan
terwujudnyamasyarakat yang sejahtera secara merata. Kesejahteraan
secara merata ini didapat melalui berbagai jalan maupun cara-cara
yang tanpa kekerasan, mengagungkan maksud melalui produk
konstitusional-parlementer, bersifat persuasi, serta gerakan yang
didasarkan pada capaian pelaksanaan evolusi. 16
Sosialisme sebagai ideology ekonomi merupakan paham kaum sosialis
tentang keberlangsungan dari sitem ekonomi yag mengatur segala
sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi dan penguasaan
terhadap alat-alat produksi untuk kemakmuran bersama secara
kolektif.
Sosialisme secara etimologi berasal dari bahasa Prancis social yang
berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di
Prancis sekitar tahun 1830. Umumnya sebutan itu dikenalkan bagi
aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang
14

Anneahira.com “Sosialisme sebagai ideology politik dan ideology ekonomi”, terdapat dalam
situs
15
ibid
16
Ibid

6|

berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan
maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang
atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba
tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. 17
Istilah “social” atau Negara social democrat digunakan untuk menunjuk
Negara yang menganut faham sosialisme “moderat” yang dilawankan
dengan sosialisme “radikal” untuk sebutan lain bagi “Komunisme”.
Perbadaan yang paling menonjol antara social-demokrat dan
komunisme (Marxisme-Leninisme) adalah social democrat yang
melaksanakan cita-citanya melalui jalan evolusi, persuasi,
konstitusional-parlementer, dan tanpa kekerasan. Sebaliknya
Marxisme-Lennisme melalui revolusi. 18
Sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup)tertentu
yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagiaan
hasil produksi secara merata (W. Surya Indra, 1979:309). Dalam
sosialisme tidak dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Lennisme
karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru berkembang
setelah lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik Komunis (1848).
Marx memakai istilah “komunis” sebagai ganti “sosialisme” agar
Nampak bersifat lebih revolusioner (Sutarjo Adisusilo, 1991:127). 19

B. Sejarah
Bermula dari eropa menyelesaikan ‘perang’ antara kapitalisme dengan
feudal. Sebelumnya sejarah eropa
lebih didominasi oleh kaum
bangsawan dan feudal. Kelas masyarakat inilah yang telah lama
menancapkan kuku penjajahannya pada masyarakat bawah. Namun
setelah sekian lama tertindas akhirnya lahirlah kekuatan baru bernama
kaum kapitalis yang berusaha meruntuhkan otoritarianisme kaum
feodal. Hal ini ditandai dengan lahirnya Renaisance di eropa. Era ini
menandai lepasnya masyarakat eropa dari ‘zaman kegelapan’ yang
lebih didominasi oleh kaum feodal. 20 Ketika revolusi indutri terjadi,
selanjutnya diikuti dengan revolusi social, salah satunya adalah
17

Drs. Sri Agus, M.Pd “Sosialisme sebagai ideology Politik” 18 April 2009, terdapat dalam situs
.
18
ibid
19
ibid
20
Jumal Ahmad “Sistem Ekonomi Sosialis”, terdapat dalam situs
.

7|

revolusi Prancis. Penindasan terhadap kaum buruh oleh kaum borjuis
inilah yang mampu mendorong para pemikir untuk berupayamelahirkan
sistem baru yang mampu mengankat keterpurukan kaum ploretarian
dari penindasan kaum kapital. 21 Salah satu tokoh yang pada saat itu
peduli dengan nasib kaaum buruh adalah Karl marx yang menawarkan
konsep system ekonomi sosialis.
Sejarah telah menceritakan kepada kita, bahwa perjuangan ini ketika
itu selalu berakhir dengan satu bentuk, yaitu menangnya kelas yang
lebih dominan jumlahnya dan lebih jelek kondisinya atas kelas orangorang kaya dan kelas yang jumlahnya lebih sedikit. Inilah yang
kemudian disebut dengan hokum yang dialetika social. Dimana, hokum
ini masih bisa berlaku untuk masa-masa mendatang, sebagaimana
hukum ini sebelumnya pernah terjadi.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai
konteksyang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hamper
semua sepakat bahwa istilah ini berakhir dari pergolakan kaum buruh
industry dan buruh tani pada abad ke- 19 hingga awal abad ke-20
berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat
egalitarian yang dengan system ekonomimenurut mereka dapat
melayani masyarakat banyak dari pada hanya segelintir elite. 22
Sejak abad ke 19, sosialisme telah berkembang kebanyak aliran yang
berbedam : Anarkisme, Komunisme, Marhaenisme, Marxisme, dan
Sindikalisme. Ekonomi sosialis didasarkan pada produksi untuk
digunakan dan alokasi langsung masukan ekonomi untuk memenuhi
tuntutan ekonomi dan kebutuhan manusia (nilai guna). 23
Dalam perkembangannya, Lennin dan Stalin berhasil mendirikan
Negara “Komunis”. Istilah “sosialis” lebih disukai dari pada “Komunis”
karena dirasa lebih terhormat dan tidak menimbukan kecurigaan,
mereka menyebut masa transisi dari Negara kapitalis kearah Negara
komunis atau “masyarakat tidak berkelas” sebagai masyarakat sosialis
dan masa transisi itu terjadi dengan dibentuknya Negara sosialis,
kendati istilah resmi yang mereka pakai adalah “negara demokrasi
rakyat”. Di pihak lain Negara diluar “Negara sosialis” yaitu Negara yang
diperintah oleh partsi komunis, tetap memakai sebutan komunisme
21

Ibid, hlm.7.
Ibid, hlm.5.
23
Ibid, hlm.5.
22

8|

untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara barat
memakai sebutan “sosialis democrat” (Meriam Budiarjo, 1984:5). 24
Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal
ini mungkin karena kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat
keyakinan dan doktrin tertentu. Apalagi sosialisme telah berkembang di
berbagai begara dengan tradisi nasionalnya sendiri dan tidak pernah
adaotoritas pusat yang menentukan garis kebijakan partai sosialis
dapat disimak dari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai
sosialis. 25

C. Tokoh
Para Tokoh dari filsafat sosialis diantaranya adalah; Sosialis utopis
seperti Robert Owen (1771-1858), mencoba untuk menemukan
mandiri komune dengan memisahkan diri dari mayarakat kapitalis.
Henri de Saint Simon (1760-18250), yang menciptakan istilah
sosialisme, teknokrasi menganjurkan dan perencanaan industri. Saint
Simon, Friedrich Engels dan Karl Marx menganjurkan terciptanya
masyarakat yang memungkinkan untuk aplikasi luas dari teknologi
modern
untuk
merasionalisasi
kegiatan
ekonomi
dengan
menghilangkan anarki produksi kapitalis yang menghasilkan
ketidakstabilan dan krisis siklus over produksi. Sosialis terinspirasi oleh
model soviet pembangunan ekonomi, seperti Marxis-Leninis, yang
telah menganjurkan penciptaan pusat ekonomi terencana diarahkan
oleh Negara partai tungggal yang memiliki alat produksi. 26
Tokoh gerakan social di Inggris berasal dari kelompok intelektual
diantaranya George Bernard Shaw, Lord Passfiled, Beatrice Webb,
Graham Wallas dan GDH Cole (Ali Mudhofir, 1988:90) 27

24

Ibid, hlm.7.
Ibid, hlm.7.
26
Ibid, hlm.5.
27
Ibid, hlm.7.
25

9|

III.

Sistem Politik Islam
A. Latar Belakang
Politik Islam adalah politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan
bahasa siyasah. Berarti secara singkat maksud politik islam adalah
manajemen atas segalaurusan seluruh umat Islam. Islam merupakan
agama yang paling kaya dengan pemikiran politik. Pemikiran politik
Islam mulai dari masalah etika politik, filsafat politik, agama, hukum,
hingga pengaturan kenegaraan. Tapi keragaman khazanah pemikiran
politik Islam itu bisa dikatakan dimulai pada pemikiran tentang
hubungan agama dan Negara. 28
Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat
dengan seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan
dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan manusia.
(Salim Ali al-Bahnasawi, WawasanSistem Politik Islam [Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, Cet. I]).
Politik Islam ialah aktivitas politik sebagian umat Islam yang
menjadikan Islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas
berkelompok. Pendukung perpolitikan ini belum tentu seluruh umat
Islam (pemeluk agama Islam). Karena itu, mereka dalam kategori
politik dapat disebut sebagai kelompok politik Islam, juga menekankan
simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti menggunakan
perlambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan dasar
organisasi, khittah perjuangan, serta wacana politik. 29
Politik Islam dihadapkan pada beberapa pilihan strategis yang masingmasing mengandung konsekuensi dalam dirinya. Pertama, strategi
akomodatif justifikatif terhadap kekuasaan negara yang sering tidak
mencerminkan idealisme Islam dengan konsekuensi menerima
penghujatan dari kalangan "garis keras" umat Islam. Kedua, strategi
isolatif-oposisional, yaitu menolak dan memisahkan diri dari kekuasaan
negara untuk membangun kekuatan sendiri, dengan konsekuensi
kehilangan faktor pendukungnya, yaitu kekuatan negara itu sendiri,
yang kemudian dikuasai dan dimanfaatkan oleh pihak lain. Ketiga,
strategi integratif-kritis, yaitu mengintegrasikan diri ke dalam
kekuasaan negara, tetapi tetap kritis terhadap penyelewengan

28

Wikipedia, “Politik Islam”, terdapat dalam situs
M. Rozi TB, “Politik Islam Indonesia di masa-masa yang akan datang, prospek dan
tantangannya” terdapat dalam situs

29

10 |

kekuasaan dalam suatu perjuangan dari dalam. Namun, strategi ini
sering berhadapan dengan hegemoni negara itu sendiri, sehingga
efektifitas perjuangannya dipertanyakan. 30
Pada masa modern sekarang ini sumber-sumber kekuatan politik tidak
hanyabertumpu pada masa (M-1), tetapi juga pada materi (M-2), ide (I1), dan informasi (I-2). Kelompok politik Islam mungkin mempunyai
kekuatan pada M-1 atau I-1, tetapi kurang pada M-2 dan I-2. Dua yang
terakhir justru dimiliki oleh kelompokkelompok kepentingan politik lain.
Situasi dilematis politik Islam sering diperburuk oleh ketidakmampuan
untuk keluar dari dilema itu sendiri. Hal ini antara lain disebabkan oleh
kurang adanya pemaduan antara semangat politik dan pengetahuan
politik. Politik Islam juga menghadapi problema yang berkembang dari
adanya kemajemukan dikalangan kelompok Islam itu sendiri. Pada
suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok politik
Islam bukanlah merupakan suatu kelompok kepentingan tunggal. Hal
ini ditandai oleh banyaknya partai-partai yang bermunculan di
kalangan kelompok Islam, baik yang berdasarkan diri pada idiologi dan
simbol keislaman maupun yang berbasis dukungan umat Islam. 31
Politik adalah 'ilmu pemerintahan' atau 'ilmu siyasah', yaitu 'ilmu tata
negara'. Pengertian dan konsep politik atau siyasah dalam Islam
sangat berbeda dengan pengertian dan konsep yang digunakan oleh
orang-orang yang bukan Islam. Politik dalam Islam mengarahkan
kegiatan ummah kepada upaya untuk mendukung dan melaksanakan
syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan. 32
Istilah politik dalam bahasa Arab adalah siyasah. Istilah
siyasahmerupakan bentuk isim mashdar (kata benda dasar), ia berasal
dari kata kerja dasar saasa – yasuusu – siyaasah. Makna dasarnya
adalah mengurus sesuatu dengan hal yang membawa kebaikan
baginya. Dalam bahasa Arab, istilah siyasah memiliki banyak
penunjukan, arahan dan kandungan makna. Siyasah adalah
memperbaiki dan mempertahankan kebaikan, dengan beragam sarana
seperti arahan, pengajaran adab, penataan akhlak, perintah dan

30

Ibid, hlm.10.
Ibid, hlm.10.
32
Irwandi Halik, “Sistem Politik Islam”, Juni 2011, terdapat dalam situs

31

11 |

larangan, melalui sebuah kemampuan yang bersandar kepada
kekuasaan dan kepemimpinan. 33
Lafal siyaasah atau pecahan katanya tidak disebutkan di dalam AlQur’an. A-Qur’an menggunakan lafal ishlaah, amr (perintah,
memerintahkan), nahy (larangan, melarang), amrun bil ma’ruf,nahyu
‘an al-munkar, al-hukmu (memerintah, memutuskan perkara) dan lafallafal lain yang mewakili pengertian siyaasah. Lafal siyaasah hanya
disebutkan di dalam hadits (as-sunnah). Di antaranya dalam hadits
shahih: “Adalah dahulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap kali
seorang nabi mereka meninggal, niscaya ia digantikan oleh nabi
lainnya. Adapun setelah aku meninggal tidak akan ada seorang nabi
pun, namun akan ada para khalifah dan jumlah mereka banyak.”
(HR.Bukhari no. 3455 dan Muslim no. 1842 dari Abu Hurairah). 34

B. Sejarah
Pendidikan Islam berarti menumbuhkan dan mengembangkan potensi
fitrah tersebut dan mewujudkannya dalam system budaya manusiawi
yang Islami. Adapun budaya manusia yang telah berkembang yang
menyimpang dari potensi dari ditrah manusiawi dan bertentangan
dengan prinsip-prindsip budaya islam, Islam menolaknya dan
menggantinya dengan budaya baru yang Islami.
Dalam hal berijtihad kemudian berkembang 2 pola yaitu Ahl al Hadis
dan Ahl Al-Ra’yu. Ahl al Hadis dalam memberikan ketetapan hukum
sangat bergantung pada hadis-hadis Rosulullah saw sehingga
bagaimanapun, mereka berusaha mendapatkan hadis-hadis tersebut
dari sahabat-sahabat lain. Ahl al Ra’yu lebih mengutamakan
penggunaan ra’yu (fikir) dalam berijtihad karena keterbatasan hadis
yang sampai kepada mereka dan terdapatnya banyak hadis-hadis
palsu, hanya menerima hadis-hadis yang sahih. Dari dua pola umum
ijtihad tersebut kemudian berkembang menjadi berbagai aliran dalam
Fiqh yang masing-masing mengembangkan hukum-hukum Fiqhnya. 35

33

Muhib Al-Majdi, “Pengantar Sistem Politik Islam (bagian 1)”, terdapat dalam situs

34
Ibid.
35
Rachmad Widodo, “Makalah Sistem Politik Islam” 6 Agustus 2013, terdapat dalam situs


12 |

Islam sebagai gerakan politik memiliki sebuah fitur beraneka yang
pada berbagai waktu menginkorporasikan elemen-elemen banyak
gerakan politik lain, sementara pada waktu yang sama menggunakan
pandangan-pandangan keagamaan fundamentalisme Islam, terutama
pandangan Islam sebagai agama politik.
Suatu tema yang umum pada abad ke-20 adalah pertentangan
terhadap perselisihan kaum, kolonialisme dan imperialisme, dalam
pembentukan Kekaisaran Turki Ottoman dan Kerajaan Inggris
(meskipun Kekaisaran Ottoman itu sendiri adalah gerakan politik
Islam). Akhirnya sosialisme sebagai suatu viable alternative dengan
akhirnya Uni Soviet dan Perang Dingin telah menambahkan appeal
gerakan revolusi Islam, terutama dalam konteks rezim tidak-demokrasi
dan korupsi sepanjang dunia Islam. Islamisme tumbuh sebagai reaksi
pada tren-tren ini, dan sebagai suatu desire/landasan untuk
membentuk sebuah pemerintah berbasis rukun-rukun Islam. 36
Berbicara tentang perkembangan situasi politik dalam negeri menurut
perspektif Islam, kita mengenal setidaknya dua periode yang secara
signifikan memberikan pengaruh yang berbeda, yakni periode pra dan
pasca 90-an. Yang pertama adalah periode beku yang ditandai dengan
ketegangan hubungan antara umat Islam dengan pemerintah,
sedangkan yang kedua adalah pencairan dari yang pertama, yakni
ketika pemerintah beruabah haluan dalam menatap umat Islam dalam
setting pembangunan nasional. Situasi pra 90-an diakui sarat dengan
isu politik yang mempertentangkan umat Islam dengan pemerintah.
Peristiwa Tanjung Priok, Aceh, Lampung, Komando Jihad, peledakan
Borobudur, dan yang lainnya telah memanaskan situasi. Peristiwaperistiwa tersebut, sejak Orde Baru berdiri, mengukuhkan citra
pertentangan antara umat Islam dengan pemerintah. Situasi ini pada
gilirannya menjadikan organisasi Islam tidak berani "tampil" secara
lantang menyuarakan aspirasinya.
Tetapi, situasi tersebut berangsur berubah pada pasca 90-an. Angin
segar seakan bertiup sejuk ke tubuh umat Islam. ICMI terbentuk,
Soeharto naik haji, jilbab dilegalisasi di sekolah menengah, lolosnya
peradilan agama dan pendidikan nasional yang dinilai menguntungkan,
pencabutan SDSB, pendirian BMI, serta suasana keberislaman
kalangan birokrasi yang semakin kental, dan lain-lain yang menandai
era baru: politik akomodasi, umat Islam yang selama ini dianggap
36

Ibid,hlm.10.

13 |

sebagai rival kini tidak lagi. Tumbuh di kalangan pemerintah dan juga
ABRI (pada waktu itu), bahwa pembangunan Indonesia tidak akan
berhasil tanpa menyertakan umat Islam yang mayoritas, umat Islam
harus dianggap sebagai mitra. Di era reformasi sampai saat ini umat
Islam dalam berpolitik sudah terpecah-pecah, itu suatu kenyataan riil
yang kita lihat. Pada era reformasi dewasa ini terdapat banyak partai
Islam atau partai yang berbasis dukungan umat Islam, seperti Partai
Persatuan Pembangnunan (PPP), Partai Syarikat Islam Indonesia
(PSII), Partai Umat Islam (PUI), Partai Masyumi Baru, Partai Bulan
Bintang (PBB), Partai Keadilan (PK), Partai Nahdhatul Ummat (PNU),
Partai Amanat Nasional (PAN), PartaiKebangkitan Bangsa (PKB), dan
yang lainnya. Fenomena maraknya partai Islam dan partai berbasis
dukungan umat Islam merupakan refleksi dari kemajemukan umat
Islam dan keragaman kepentingan kelompok Islam. 37

C. Tokoh
System politik dan kepemimpinan ini mengalami perubahan-perubahan
pada masa-masa berikutnya dan berakhir dengan berhasilnya
Mu’awiyah merebut kekuasaan dan memutuskan bahwa kekhalifahan
adalah jabatan turun temurun. System inilah yang kemudian berlaku
walau mendapat tantangan dari Masalah yang pertama-tama yang
dihadapi oleh para sahabat begitu Rosulullah saw wafat adalah
masalah penganti mengantikannya. Berbagai pandangan berkembang
di kalangan sahabat tentang siapa yang berhak mangantikan Nabi
Muhammad saw sebagai pemegang kekuasan tertinggi. Sementara Ali
bin Abi Tholib merasa berhak atas dasar dekatnya kekerabatan dan
sebagai pewaris dari Nabi untuk memegang kepemimpinan tertinggi.
Kemudian berdasarkan hasil musyawarah beberapa tokoh dari
kalangan sahabat menunjukkan Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti
Rosulullah SAW. Pengangkatannya dilaksanakan dengan jalan ba’iat
dari kaum muslimn pada waktu itu. Sejak masa itu jabatan khalifah dan
system kepemimpinan dari kalangan Islam. Penjelasan yang otentik
adalah hadis atau sunnah Rosulullah. 38

37
38

Ibid,hlm.10.
Ibid,hlm.12.

14 |

KESIMPULAN

I.

Sistem Politik Kapitalis

Terbentuk dari sebuah kekejaman feodalisme Bourgeoisme sampai
kepada kaum kapitalis yang segala sesuatu hanya dilakukan oleh kaum
bangsawan saja yang akhirnya timbul pemikiran dan kelompok-kelompok
yang sering bertukaran pemikiran hingga masuk keranah dewan pada
pengambil keputusan untuk menghentikan kekuasaan kaum feodal. Ide
pokok pada ideology dari paham kapitalis ini yaitu: 1) Pemilik modal lebih
utama daripada kaum pekerja, 2) Meraup keuntungan yang sebesarbesarnya, 3) Unsur material berada pada kalangan swasta atau Indivudu,
4) perekonomian secara liberal tanpa ada proteksi dari pemerintah, 5)
Berkompetisi untuk kemajuan ekonomi serta mengikuti logika pasar.
Kekuasaan yang sudah ada diperluas dan diperkuat dengan cara pemilik
modalah yang memiliki kewenangan.

II.

Sistem Politik Sosialis / Komunis

Terbentuk dari sebuah ketidak adilan oleh rezim atau kaum Kapitalis
terhadap kaum buruh dan pekerja yang terjadi kesenjangaqn social
diberbagai macam bidang dan akibat dari revolusi Industri. Bahwa
sosiaisme itu sendiri adalah suatu pandangan hidup dan ajaran
masyarakat tertentu, yang menginginkan bahwa sarana-sarana produksi
dimiliki oleh setiap orang dengan pembagian hasil yang merata untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui jalan evolusi, persuasi,
parlementer-Konstitusional dan tanpa kekerasan.
Unsur-unsur yang ada dalam gerakan sosialis secara umum yaitu: 1)
Agama, 2) Idealisme, 3) Empirisme Fabian, dan 4) Liberalisme.

III.

Sistem Politik Islam

Bahwa dasar-dasarnya dari system politik islam adalah Al-Qur’an dan
Sunah (Hadist) Nabi Muhammad SAW. Memiliki cirri-ciri dalam
pelaksanaannya yaitu: 1) Musyawarah. 2) Pembahasan bersama. 3)
Tujuan bersama yakni untuk mencapai suatu keputusan. 4) Keputusan itu

15 |

merupakan solusi dari suatu masalah yang di hadapi bersama. 5)
Keadilan. Tanpa melanggar aqidah dan syareat umat islam.
Islam sebagai ajaran yang paling lengkap karena islam itu sendiri
mencangkup segala persoalan spiritual dan politik yang telah banyak
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan politik di
Indonesia dari sejak proses kemerdekaan Republik Indonesia hingga
pada saat ini.
Dan tidak bisa kita pungkiri bahwa Sistem Politik Islam adalah suatu
keharusan yang timbul dalam komunitas islam yang majemuk, Dan
terkadang ada trik-trik, strategi, dilemma dll, dalam perjuangan politik
Islam demi terwujudnya kepentingan kelompok-kelompok islam yang
majemuk. Jelasnya, lingkup politik Islam adalah sangatlah lebar itu melalui
apa-apa jenis gerakan revolusi atau partai di setiap negara Islam. Itu
berarti bahwa ia menyampurkan sekali seperti berbagai gerakan
nasionalis, Marxis dan rasisme yang ia tidak ada lagi kandungan ideologi
yang benar. Jadi, ia mungkin adalah suatu benda yang bahaya dari
pemandangan Islam bahwa seorang mengaplaikan Islam untuk
mendapatkan keuntungan politik.

16 |

Referensi :
1. Wikipedia,
“Kapitalisme”,
terdapat
dalam
situs
http://www.id.wikipedia.org/>
2. Arief Sugianto, “Makalah Tentang Kapitalisme Sosial”, Juli 2011,
terdapal dalam situs http://www. ariefsugianto503.blogspot.com/
3. Sakauhendro, “Pengertian Kapitalisme”, terdapat dalam situs
http://www.sakauhendro.wordpress.com/
4. Arfen, “Liberalism Kapitalisme dan Sosialisme”, Oktober 2012,
terdapat dalam situs http://www.Arfen-media.blogspot.com/
5. Wikipedia, “Sosialisme” 17 Agustus 2013, terdapat dalam situs
http://www.id.wikipedia.org/wiki/sosialisme
6. Shovoong.com “Pengertian Sosialisme” 15 Agustus 2011 terdapat
dalam
situs
http://www.id.shvoong.com/law-andpolitics/politics/2200355-pengertian –sosialisme
7. Anneahira.com “Sosialisme sebagai ideology politik dan ideology
ekonomi”, terdapat dalam situs http://www.anneahira.com
8. Drs. Sri Agus, M.Pd “Sosialisme sebagai ideology Politik” 18 April
2009, terdapat dalam situs http://www.serbasejarah.wordpress.com
9. Jumal Ahmad “Sistem Ekonomi Sosialis”, terdapat dalam situs
http://www.fimadani.com/sistem-ekonomi-sosialis
10. Wikipedia,
“Politik
Islam”,
terdapat
dalam
situs
http://www.ms.wikipedia.org/wiki/
11. M. Rozi TB, “Politik Islam Indonesia di masa-masa yang akan
datang, prospek dan tantangannya” terdapat dalam situs
http://alislamu.com/
12. Irwandi Halik, “Sistem Politik Islam”, Juni 2011, terdapat dalam situs
http://www.irwandihalik.blogspot.com/
13. Muhib Al-Majdi, “Pengantar Sistem Politik Islam (bagian 1)”,
terdapat dalam situs http://www.arrahmah.com/kajian-islam/
14. Rachmad Widodo, “Makalah Sistem Politik Islam” 6 Agustus 2013,
terdapat dalam situs http://www.garissinggung.blogspot.com

17 |