Lomba Karya Tulis Ilmiah (1)

Lomba Karya Tulis Ilmiah
Temu Kreatifitas Pramuka Penegak (TKPP) VI

UPAYA PELESTARIAN KESENIAN RANDAI MINANGKABAU
MELALUI KEGIATAN PENTAS SENI PRAMUKA

Diusulkan oleh :
Alfaridzi Akmil

NIA: 0303010058

Annisa Fitri Nasia

NIA: 0303010057

Vadhila Refi Wulandari

NIA: 0303010056

001/002 dan Imam Bonjol
Kabupaten Sijunjung

2016

ABSTRAK

Alfaridzi Akmil. Annisa Fitri Nasia. Vadhila Refi Wulandari. 2016. Upaya Pelestarian
Kesenian Randai Minangkabau melalui Pentas Seni Pramuka.
Penulisan ini mendeskripsikan tentang bagaimana upaya pelestarian kesenian randai
Minangkabau melalui pentas seni pramuka.
Kajian teori yang digunakan dalam pembahasan ini, (1) definisi randai (2) pentas seni, dan
(3) pramuka. Penulisan ini berasal dari kajian pustaka dengan berbagai literatur yang
berhubungan, dengan teknik analisis bersifat deskriptif argumentatif.
Hasil pembahasan menunjukkan, randai adalah teater tradisional minangkabau yang memiliki
unsur seperti cerita, vokal, musik, dan kostum. Pentas seni adalah ajang untuk
mengaktualisasikan suatu kesenian. Pentas seni pramuka dengan menampilkan kesenian
randai dapat melestarikan kesenian randai tersebut.
Kata kunci: randai, pentas seni, pramuka.

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN......................................................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR ORISNALITAS KARYA TULIS............................Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK...............................................................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR...............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN........................................................Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang................................................................Error! Bookmark not defined.
1.2. Rumusan Masalah...........................................................Error! Bookmark not defined.
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................Error! Bookmark not defined.
1.4. Manfaat Penulisan...........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................................3
2.1. Randai...............................................................................................................................3
2.2. Pentas Seni........................................................................................................................3
2.3. Pramuka..........................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENULISAN..............................................................................................5
3.1. Sumber dan Jenis Data......................................................................................................5
3.2. Pengumpulan Data............................................................................................................5
3.3. Analisis Data.....................................................................................................................5
3.4. Penarikan Kesimpulan......................................................................................................5

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................6
4.1. Randai...............................................................................................................................6
4.2. Unsur-unsur Randai..........................................................................................................6
4.3. Eksistensi Randai..............................................................................................................9
4.4. Pentas Seni Pramuka dalam Melestarikan Randai..........................................................10
BAB V PENUTUP...................................................................................................................11
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
5.2. Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Kartu Tanda Anggota

Lamipran Daftar Riwayat Hidup

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi adalah salah satu sifat alamiah yang dimiliki manusia terutama kaum muda,
sehingga senantiasa mencari dan berkenalan dengan orang lain. Tidak hanya dengan
orang yang memiliki wilayah yang sama dengannya, tetapi juga dengan orang yang
memiliki wilayah yang berbeda. Sebab, berkenalan dengan orang lain yang memiliki

wilayah yang berbeda menyebabkan seorang manusia dapat mengetahui hal-hal baru
yang belum pernah diketahui seperti adat, budaya, maupun tradisi.
Sifat alamiah ini mendorong manusia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan berkelompok
yang menyebabkan mereka dapat mengenal orang lain dan memijakkan kaki di daerah
yang baru, salah satunya adalah pramuka. Menurut Lord Baden-Powell, pramuka adalah
suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan ankanak pergi bersama-sama, mengadakan penegmbaraan, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk member pertolongan bagi yang
membutuhkan.
Selain pramuka, keinginan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan banyak orang
secara mudah dapat diwujudkan melalui teknologi yang kian berkembang. Saat ini,
seseorang dapat berkomunikasi dengan orang yang berbeda wilayah provinsi, bahkan
berbeda Negara. Teknologi membuat dunia seakan tanpa batas. Namun, berkembangnya
teknologi menyebabkan terjadi perubahan pola pikir dan hilangnya nilai-nilai luhur
sebagai bangsa Indonesia terutama dalam hal budaya pada diri kaum muda. teknologi
media komunikasi baik media massa maupun elektronik tidak mampu lagi memberikan
motivasi kepada kaum muda untuk lebih memperhatikan kesenian sendiri, khususnya
kesenian tradisional seperti randai.
Randai adalah suatu bentuk teater arena tradisional minangkabau yang mengandung
unsure seni drama, seni suara, dan seni tari yang digelar di sasaran, suatu lapangan
terbuka atau dipekarangan. Randai memiliki unsure esensial seperti cerita yang

dimainkan, adanya dendang, gerak tari yang bersumber dari gerakan silat minangkabau,
serta dialog dan acting atau lakukan dari pemain-pemain yang memerankan tokoh-tokoh
tertentu.
1

Di Sumatera Barat khususnya di Kabupaten Sijunjung, generasi muda tidak lagi
berminat untuk bermain randai. Terbukti dengan sedikitnya anak-anak muda di
kabupaten sijunjung yang bergabung dalam komunitas atau grup randai di kabupaten
sijunjung. Eksistensi randai yang semakin menurun di dalam masyarakat mendatangkan
sebuah ironi tersendiri bagi kita semua. Padahal randai merupakan kekayaan kesenian
Minangkabau yang perlu dilestarikan oleh generasi muda agar dapat mempertahankan
keasliannya.

Oleh sebab itu, penulis mencoba memaparkan cara pelestarian kesenian randai
minangkabau dengan memadupadankannya dengan kegiatan pramuka melalui karya tulis
ilmiah yang berjudul “Upaya pelestarian kesenian randai Minangkabau melalui kegiatan
pentas seni pramuka” untuk mengajak masyarakat terutama kaum muda agar dapat
melestarikan kesenian randai minangkbau.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara melestarikan kesenian randai Minangkabau melalui kegiatan pentas seni
pramuka?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara melestarikan kesenian randai
Minangkabau melalui kegiatan pentas seni pramuka.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1

Bagi Pemerintah
2

Mengajak pemerintah agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat
khususnya kaum muda bahwa kaum muda dapat turut aktif melestarikan
randai melalui kegiatan pentas seni dalam kegiatan pramuka yang diikutinya.


1.4.2

Bagi Masyarakat
Dapat ikut serta dalam upaya pelestarian kesenian randai melalui kegiatan
pramuka.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Randai
Randai adalah teater tradisional rakyat Minangkabau yang tumbuh, hidup dan
berkembang di lingkungan masyarakat nagari-nagari dalam wilayah Minangkabau.
Randai sebagai teater rakyat yang hidup dari rakyat untuk rakyat.
Mursal Ensten dalam Edy Sedyawati (1986:111), mengungkapkan bahwa randai
adalalah suatu bentuk keseniaan tradisional yang hidup bersama tradisi yang berlaku
dalam masyarakat minangkabau. Ia hadir bersama upacara-upacara dan acara-acara yang
ada dalam masyarakat tradisional Minangkabau.
Di masyarakat Minangkabau beragam pendapat tentang asal kata randai. Salah satu
pendapat mengenai randai, kata randai berasal dari kata rantai, melihat formasi pemain
yang terbentuk dalam pertunjukannya. Waktu penampilan randai pemain-pemainnya
selalu dalam posisi melingkar bagaikan merantai, satu sama lain saling berhubungan atau

terkait dalam melakukan gerakan (A. Kasim Achmad, et al.: 38).
Sumber lain mengatakan randai berasal dari bahasa Arab yaitu rayan-li-da-I yang
sangat dekat dengan kata da-i atau ahli dakwah dari gerakan tarekat Naqsyabandiyah
(Umar Kayam, 1984: 57).

2.2 Pentas Seni

3

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, pentas berarti lantai yang agak tinggi di
gedung pertunjukkan tempat memainkan sandiwara dan sebagainya, sedangkan seni
berarti halus dan lembut.
Pentas seni merupakan suatu bentuk apresiasi seni yang diaktualisasikan dalam
pertunjukkan dengan dikemas dalam bentuk bentuk suatu acara. Pentas Seni biasanya
dilakukan pada saat suatu acara yang diadakan oleh suatu instansi, lembaga, atau lainnya.
Pentas seni diadakan dengan tujuan untuk mewadahi kreativitas seseorang atau para
siswa dalam bidang seni agar bakat dan kemampuannya bisa tersalurkan dengan baik.
(Dyastriningrum, 2009)

2.3

3.3 Pramuka
Menurut

Lord Baden-Powell di dalam buku Ragam Latih Pramuka yaitu ;

“Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula
merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Kepramukaaan
adalah suatu permainana yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan
anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberikan pertolongan bagi yang
membutuhkannya (Andri Bob Sunardi, 2001:2-3)
Gerakan pramuka adalah sebuah organisasi sebagai wadah proses pendidikan
kepramukaan yang ada.

4

BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data-data yang dipergunakan dalam penyusunna karya tulis ini berasal dari berbagai
literature kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Jenis referensi
utama yang digunakan adalah jurnal ilmiah dan buku sumber dengan membandingkan isi
satu sama lain.

3.2 Pengumpulan Data

Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan
disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan
saling terkait satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.

3.3 Analisis Data

Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian. Kemudian
dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis
dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif argumentatif.

3.4 Penarikan Kesimpulan


5

Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan penulisan,
serta pembahasan. Simpulan yang ditarik mempresentasikan pokok bahasan karya tulis,
serta didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi selanjutnya.

6

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1

Randai
Mursal Ensten dalam Edy Sedyawati (1986:111), mengungkapkan bahwa :“Randai
adalalah suatu bentuk keseniaan tradisional yang hidup bersama tradisi yang berlaku
dalam masyarakat minangkabau. Ia hadir bersama upacara-upacara dan acara-acara
yang ada dalam masyarakat tradisional Minangkabau”.
Di masyarakat Minangkabau beragam pendapat tentang asal kata randai. Salah satu
pendapat mengenai randai, kata randai berasal dari kata rantai, melihat formasi
pemain yang terbentuk dalam pertunjukannya. Waktu penampilan randai pemainpemainnya selalu dalam posisi melingkar bagaikan merantai, satu sama lain saling
berhubungan atau terkait dalam melakukan gerakan (A. Kasim Achmad, et al.: 38).
Menurut Indrayuda (2009: 19) bahwa Randai merupakan implementasi dari aspek
pencak silat, yang bergerak dalam lingkaran yang diberi penokohan, sehingga setiap
legaran atau pergerakan dalam konfigurasi lingkaran selalu menggunakan gerak yang
berakar dari pencak silat. Sebab itu, kesenian Randai merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari budaya pencak silat di Minangkabau. Karena itu, setiap Randai
beragam gaya tampilan pencak silatnya karena mengikuti gaya atau aliran dari
masing-masing sasaran yang menaungi pencak silat tersebut. Artinya setiap nagari
memiliki gaya tampilan gerak silat yang berbeda dalam Randai dimaksud.

4.2 Unsur-unsur Randai
4.2.1 Unsur Pokok Kesenian Randai
Randai yang berbentuk taeter rakyat Minangkabau mempunyai dua unsur
pokok yaitu ; galombangan dan gurindam. Unsur gurindam pada randai terdiri
dari cerita, dialog, acting dan dendang sedangkan galombangan yang
merupakan gerakan-gerakan tari yang bersumber dari gerak silat tradisional
Minangkabau yang dilakukan dalam formasi melingkar. Kedua unsur pokok
tersebut boleh dikembangkan, tetapi tidak boleh ditiadakan. Salah satu saja

7

diantara unsur pokok tersebut ditiadakan, maka tidak dapat dikatakan kesenian
randai lagi (Umar Kayam, 1984:57)
4.2.1.1 Cerita (Kaba)
Cerita dalam kesenian randai adalah cerita Minangkabau. Cerita yang
disampaikan itu biasanya berupa kaba. Sifat dari kabaitu berupa
rangkaian peristiwa dari perilaku yang khas dari masing-masing tokoh
pada cerita yang dibawakan (Gustini, :6)
4.2.1.2 Pemeranan (Dialog dan Akting)
Dalam unsur pemeranan ini, penyampaian dialog didukung dengan
volume suara yang tepat. Tokoh yang akan diperankan harus
disesuaikan terlebih dahulu dengan pemerannya dalam cerita atau kaba
yang akan dibawakan dalam kesenian randai tersebut . Jika seorang
perempuan membawakan cerita sedih dalam cerita randai, janganlah
berakting menangis

secara meraung-raung, sebab perempuan

Minangkabaujika ia bersedih ia tak pernah menampakkan pada orang
lain.
(Gustini, :7)
4.2.1.3 Vokal (Dendang / Gurindam)
Dendang yang mengiringi kesenian randai harus beasal dari
Minangkabau. Dendang yang dinyanyikan dalam gurindam itu harus
berupa urutan cerita sendiri. Sifat gurindam yang digunakan dalam
kesenian Randai harus sambung-menyambung. (Gustini, :8)
4.2.1.4 Gerak (Galombang)
Dalam penyajian gelombang seluruh pemain melakukan gerakangerakan yang sama atau serentak dibawah pimpinan pembawa
gelombang yang dinamakan dengan gore. Pendendang dianjurkan
harus berdiri agar suaranya keluar bebas. Pendendang dalam kesenian
randai boleh didalam formasi lingkaran pemain randai ataupun
diluarnya. Gore atau pemimpin galombang randai bertugas untuk
mengarahkan dan menentukan gerakan-gerkan gelombang. Gerakan
randai yang dibawakan berdasarakan gerakan silat. Anggota grup
randai disarankan terlebih dahulu untuk mempelajari pencak silat yang
akan dilakukan pemain gelombang.

Oleh karena itu, baik atau

buruknya penampilan gelombang dituntut keahlian gore. (Gustini, :8).
4.2.2

Unsur Pendukung Kesenian Randai
4.2.2.1 Lawak / Komedi
8

Dalam randai perlu adegan lawak, tetapi tidak boleh terlihat seperti
seakan-akan dibuat-buat. Untuk pemeran ini pilihlah anggota yang bisa
melawak secara spontan sesuai dnegan cerita yang dimainkan
(Gustini, :9)
4.2.2.2 Pacakaan
Didalam unsur ini diperlukan gerakan-gerakan silat. Permainan silatnya
boleh menggunakan alat seperti pisau, pedang, dan lain sebagainya
(Gustini, :9)
4.2.2.3 Musik
Musik pengiring yang digunakan dalam kesenian randai adalah alat
musik tradisional yang terdiri dari satu set talempong pacik, tambur,
dol, gendang, katindik, serunai dan alat pendukung lainnya seperti tasa
dan sebagainya. Alat musik pengiringnya itu berasal dari Minangkabau.
(Gustini, :10).
4.2.2.4 Kostum / Busana
Busana atau kostum pemain randai yang digunakan adalah busana
tradisional Minangkabau seperti bundo kanduang di Minangkabau
menggunakan baju kuruang. Biasanya busana ini tidak dipakai secara
lengkap atau utuh, kecuali busana ninik mamak, bundo kanduang dan
perempuan biasa karena pemeran tokoh-tokoh itu tidak diikutkan
sebagai pemain gelombang (Gustini, :10).
Pemain gelombang biasanya memakai celana khusus randai yang
disebut celana galembong. Celana ini dengan model khusus yang
mempunyai pisak yang dalam untuk menghasilkan bunyi sempurna
sewaktu ditepuk.
Dalam menentukan busana pemain randai ada yang perlu diperhatikan
sebagai berikut :
a. Sesuaikan dengan sifat dan tokoh yang akan berperan
b. Pakaian dan tata rias sesuai dengan falsafah adat Minangkabau.
4.3

Eksistensi Randai
Randai sebagai teater tradisional khas Minangkabau kurang diminati lagi oleh kaum
muda khususnya di Kabupaten Sijunjung. Terbukti dengan sedikitnya kaum muda
yang ikut bergabung ke dalam komunitas-komunitas randai yang tersebar di delapan
9

kecamatan. Dari 59 grup randai yang terdapat di Kabupaten Sijunjung, setiap grup
randai pada umumnya beranggotakan para seniman yang telah berumur. Hal ini
menunjukkan kurangnya minat para kaum muda untuk bergabung dalam grup randai
tersebut. Padahal, genarasi muda sangat diperlukan perananya dalam melestarikan
randai yang menjadi kesenian khas minangkabau.
Salah satu penyebab berkurangnya minat kaum muda akan kesenian tradisional adalah
teknologi yang kian berkembang. Teknologi berasal dari kata “techne” yang berarti
cara dan “logos” yang berarti pengetahuan atau ilmu. Jadi teknologi dapat diartikan
sebagai pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri adalah cara melakukan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat secara
efektif dan efisien. Definisi teknologi yang lain diberikan oleh Ahli Sosiologi Manuel
Castells yang mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur
yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu.
Berkembanya teknolgi menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap
memudarnya nilai-nilai budaya asli bangsa kita, terutama bagi kaum muda yang
memiliki peran penting dalam berkembangnya teknologi saat ini. Anak muda
utamanya lebih senang menghabiskan waktuya untuk mengakses internet daripada
mempelajari kebudayaan atau kesenian tradisional seperti tarian, alat musik, maupun
teater tradisional. Saat ini, kaum muda lebih bangga jika bisa meniru gaya atau
kebudayaan orang barat dan menganggap kebudayaan dan kesenian tradisional
sebagai suatu hal yang kuno dan ketinggalan.
4.4

Pentas Seni Pramuka dalam Melestarikan Randai
Pentas seni merupakan suatu bentuk apresiasi seni yang diaktualisasikan dalam
pertunjukkan dengan dikemas dalam bentuk bentuk suatu acara. Pentas Seni biasanya
dilakukan pada saat suatu acara yang diadakan oleh suatu instansi, lembaga, atau
lainnya. Pentas seni diadakan dengan tujuan untuk mewadahi kreativitas seseorang
atau para siswa dalam bidang seni agar bakat dan kemampuannya bisa tersalurkan
dengan baik. (Dyastriningrum, 2009)
Dalam kegiatan pramuka, pentas seni bertujuan untuk menampilkan kreasi seni
budaya para anggota pramuka. Pentas seni dapat menjadi ajang memperkenalkan dan
tukar budaya dari satu daerah ke daerah lainnya. Dengan demikian, ketika
menampilkan suatu kesenian atau tradisi di pentas seni, kita turut serta dalam
melestarikan budaya tersebut. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika pada pentas seni
10

pramuka diisi dengan menampilakn kesenian randai yang saat ini kurang diminati
oleh kaum muda yang apabila dibiarkan dapat menyebabkan kepunahan pada
kesenian randai.
Randai yang ditampilkan dalam pentas seni pramuka dapat meningkatkan kecintaan
kaum muda akan kesenian tersebut. Pasalnya, mereka akan turut serta berperan dalam
memainkan randai itu. Kesenian randai juga mengajarkan kekompakan antar
pemainnya dan juga dapat menjadi penghilang lelah karena cerita yang dimainkan
dalam randai berisi lawakan atau komedi. Dengan demikian sifat alamiah manusia
terutama kaum muda untuk berinteraksi dapat tercapai dan juga kesenian tradisional
di daerahnya dapat dilestarikan.

11

BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
5.1.1. Randai adalah teater tradisional minangkabau yang memiliki unsur pokok
seperti cerita, pemeranan, vocal, dan gerak. Serta unsure pendukung seperti
lawak, pecakaan, music, dan kostum
5.1.2. Pentas seni adalah ajang untuk mengaktualisasikan atau menampilakn suatu
kesenian sehingga dapat mengenalkan dan turut serta melestarikan kesenian
itu.
5.1.3. Pentas seni yang diadakan dalam kegiatan pramuka dengan menampilakan
kesenian randai dapat meningkatkan kecintaan dan pengetahuan kaum muda
akan randai, sehingga randai dapat dilestarikan dan dikenal oleh kaum muda.
5.2.
Saran
5.2.1. Kepada peserta kegiatan pramuka, hendaknya menampilkan kesenian randai
minangkabau dalam kegiatan pentas seni pramuka.
5.2.2. Kepada penyelenggara kegiatan pramuka terutama di Sumatera Barat untuk
dapat menyelenggarakan festival randai dalam kegiatan pramuka selanjutnya.

12

DAFTAR PUSTAKA
A.Kasim Achmad, et. al. Ungkapan beberapa kesenian: Teater, Wayang, dan Tari. Jakarta:
Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian
Gustini. Tanpa tahun. Petunjuk Teknis Kesenian yang Terstandar secara Tradisi. Sijunjung:
Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung
Indrayuda. 2009. Randai dan Implementasi Nilai-nilai Pendidikan. Hasil penelitian tidak
diterbitkan. Padang: Lemlit UNP
Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta: PT Djaya Pinusa
Sedyawati, Edy, 1986.Seni dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sjafnir. 2006. Sirih Pinang Adat Minangkabau Pengetahuan adat Minangkabau Tematis.
Padang: Sentra Budaya

Lampiran Kartu Tanda Anggota

Lamipran Daftar Riwayat Hidup
1. Ketua Tim
a. Nama Lengkap
b. Tempat/Tanggal Lahir
c. Alamat Rumah
d. Alamat e-mail
e. No. HP
2. Anggota Tim
 Anggota 1
a. Nama Lengkap
b. Tempat/Tanggal Lahir
c. Alamat Rumah
d. Alamat e-mail
e. No. HP
 Anggota 2
a. Nama Lengkap
b. Tempat/Tanggal Lahir
c. Alamat Rumah
d. Alamat e-mail
e. No. HP

: Alfaridzi Akmil
: Balai Tangah/13 April 1999
: Perumnas Salasah Indah Blok B/13 Sijunjung
: Alfaridzispartacks@gmail.com
: 0822-8459-3668
: Annisa Fitri Nasia
: Dumai/15 Februari 1999
: Perumnas Salasah Indah Blok Q/7 Sijunjung
: annisafitrinasia@yahoo.co.id
: 0853-7418-3802
: Vadhila Refi Wulandari
: Padang Sibusuk/14 Agustus 1999
:
: vadhila69@gmail.com
: