2.Kebijakan Pungutan Daerah25
1) Berupa pajak dan retribusi daerah, yang
pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut
dengan Perda.
2) Pemerintahan daerah dilarang melakukan
pungutan atau dengan sebutan lain di
luar yang telah ditetapkan undangundang.
Page 2
Sebagai instrumen untuk menghimpun
dana dari masyarakat untuk berbagai
kepentingan pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah.
Sebagai instrumen utk mencapai
tujuan tertentu, antara lain, dengan
mempengaruhi tingkat konsumsi
barang dan jasa tertentu.
Page 3
Mengubah kewenangan
pemungutan pajak dan
retribusi daerah menjadi
”close list”.
Memperluas objek pajak
daerah dan retribusi
daerah
Menambah jenis pajak
daerah dan retribusi
daerah
Memberikan diskresi
penetapan tarif pajak dan
tinjauan tarif retribusi
Menaikkan tarif maksimum
utk beberapa jenis pajak
Bagi Hasil Pajak Provinsi
Earmarking
Insentif Pemungutan
Mengubah sistem
pengawasan
Mengenakan sanksi bagi
Daerah yang melanggar
Page 4
UU
34/2000
Open-List:
1.
2.
Provinsi boleh
menambah jenis
retribusi daerah,
sepanjang
memenuhi
kriteria yang
ditetapkan
dalam UU.
Kabupaten/Kota
boleh
menambah jenis
pajak dan
retribusi daerah,
sepanjang
memenuhi
kriteria yang
ditetapkan dlm
UU.
UU
28/2009
Closed List:
1.
2.
Daerah tidak
boleh memungut
pajak dan
retribusi daerah
selain yang
ditetapkan dalam
UU.
Khusus untuk
retribusi
dimungkinkan
adanya tambahan
jenis retribusi
yang ditetapkan
dengan PP.
Page 5
Page 6
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Retribusi Tera / Tera Ulang
Retribusi Pelayanan
Pendidikan
Retribusi Pengendalian
Menara Telekomunikasi
Retribusi Izin Usaha
Perikanan
Page 7
(Selain Yang Ditetapkan Dalam UU 28/2009)
Masih ada peluang untuk menambah jenis retribusi
sepanjang memenuhi kriteria retribusi yang ditetapkan
dalam UU 28/2009;
Mengantisipasi penyerahan fungsi pelayanan dan
perizinan dari Pemerintah kepada Daerah;
Daerah dapat mengusulkan jenis retribusi
tambahan kepada Pemerintah
Penambahan jenis retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Page 8
1
.
2.
3.
4.
Page 9
Ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun
sekali;
Peninjauan dilakukan dengan
mempertimbangkan Indeks harga yang
dinamis serta perkembangan
perekonomian;
Perubahan tarif retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah
Page 10
5. Tarif
No.
Pajak Propinsi
Maksimum
1
Pajak Kendaraan Bermotor
KB Pribadi (Pertama)
KB Pribadi (Kedua, Dst)
KB Umum
Pem/TNI/POLRI
Alat Berat/Alat Besar
UU 34/2000
UU
PP
65/2001
UU 28/2009
5%
DEFINITIF
10%
1% - 2%
2% - 10%
0,5% - 1%
0,5% - 1%
0,1% - 0,2%
1,5%
1,5%
1%
0%
0,5%
2
Bea Balik Nama Kend
Bermotor
Penyerahan Pertama
Penyerahan Kedua, Dst
Alat Berat (Penyerahan I)
Alat Berat (Penyerahan
II, dst)
10%
DEFINITI
F
10%
1%
3%
0,3%
20%
20%
1%
0,75%
0,075%
3
Pajak Bahan Bakar Kend araan
Bermotor
5%
DEFINITIF
5%
10%
4
Pajak Air Permukaan
20%
DEFINITIF
10%
10%
5
Pajak Rokok
*) Tidak berlaku untuk Kendaraan milik Pemerintah/TNI/POLRI
**) Tarif PBB-KB yang ditetapkan dalam Perda dapat diubah dengan Perpres
Definitif
10%
(dalam jangka waktu 3 tahun)
Page 11
5. Tarif
Maksimum
Pajak Kabupaten/Kota
UU 34/2000
UU
28/2009
1.
Pajak Hotel
10%
10%
2.
Pajak Restoran
10%
3.
Pajak Hiburan
35%
4.
Pajak Reklame
25%
10%
75
75%
%
25%
5.
Pajak Penerangan Jalan
10%
6.
Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan
20%
10%
25%
25%
7.
Pajak Parkir
20%
30%
30%
8.
Pajak Air Tanah
20%
20%
9.
Pajak Sarang Burung
Walet
-
10%
10. BPHTB
-
5%
11. PBB Pedesaan &
Perkotaan
-
0,3%
Page 12
6. Bagi Hasil Pajak
Provinsi
UU 34/2000
UU 28/2009
Jenis Pajak
Provinsi
Kab/Kota
Provinsi
Kab/Kota
1. PKB
70%
30%
70%
30%
2. BBN-KB
70%
30%
70%
30%
3. PBB-KB
30%
70%
30%
70%
4. Pajak Rokok
-
-
30%
70%
5. Pajak Air
Permukaan
30%
70%
50%
20% *)
50%
80% *)
*) untuk air permukaan yang berada hanya pada 1 kabupaten/kota.
Page 13
Jenis pajak yang penerimaannya wajib
“Earmark”
Pajak
Porsi
Peruntukan
1. PKB
Minimal
10%
Pembangunan dan/atau
pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana
transportasi umum.
2. Pajak
Rokok
Minimal
50%
Pelayanan kesehatan masyarakat
dan penegakan hukum thd
peredaran rokok ilegal.
3. Pajak
Peneranga
n Jalan
Sebagian
Penyediaan penerangan jalan.
Page 14
UU
34/2000
No.
PP 65/2001
UU 28/2009
1.
--
Biaya
-Pemungutan Pajak
Daerah
maksimum 5%
2.
--
--
1. Insentif Pemungutan
diberikan kepada instansi
yang mempunyai tupoksi
yang salah satunya adalah
melakukan pemungutan
PDRD.
2. Pemberian insentif
didasarkan atas kinerja
tertentu.
3. Ditetapkan dalam APBD.
4. Diatur lebih lanjut dalam
PP.
Page 15
Pengawas
an
Perda Pajak dan
Retribusi
No
.
UU 34/2000
UU 28/2009
1.
Pengawasan bersifat :
REPRESIF
Pengawasan bersifat :
- PREVENTIF, dan
- KOREKTIF
2.
Pembatalan oleh Mendagri
dengan pertimbangan Menkeu.
Pembatalan oleh Presiden,
diusulkan oleh Mendagri
berdasarkan rekomendasi
Menkeu.
Page 16
UU 34/2000
Tidak ditetapkan
sanksi.
UU 28/2009
Mengatur sanksi, berupa:
Penundaan DAU dan/atau DBH;
Pemotongan DAU dan/atau DBH;
Restitusi.
Tatacara Pengenaan Sanksi
PMK Nomor 11 /PMK.07/2010 tanggal 25 Januari 2010
PELANGGARAN
SANKSI
1. Administratif
Penundaan 10% DAU atau DBH PPh
2. Substantif
Pemotongan DAU dan/atau DBH PPh
sebesar pungutan daerah (pajak atau
retribusi) yang dipungut tanpa dasar
hukum yang kuat.
(Prosedur penetapan
Raperda PDRD menjadi
Perda)
(Pemungutan pajak atau
retribusi tanpa dasar
hukum yang kuat)
Page 17
Pemberlakuan
Jenis Pungutan
No.
Jenis Pungutan
Tgl. Berlaku
Keteranga
n
1.
BPHTB
01-01-2011
Definitif
2.
PBB Perdesaan &
Perkotaan
01-01-2014
Paling
lama
3.
Pajak Rokok
01-01-2014
Definitif
4.
Jenis Pajak selain
angka 1 s.d. 3 dan
Jenis Retribusi
Daerah
01-01-2010
Definitif
Masa
Transisi
1. Perda Provinsi/ Kabupaten/ Kota ttg jenis pajak dan
retribusi yang sudah berlaku dan masih sejalan dengan
UU 28/2009 tetap berlaku paling lama 2 (dua) tahun
untuk dilakukan penyesuaian dan/atau penggantian.
2. Perda Provinsi ttg Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan tetap berlaku paling lama
1 (satu) tahun sepanjang belum
diberlakukannya Perda
Pajak Air Tanah.
3. Perda tentang Pajak dan Retribusi
Daerah selain yg ditetapkan dlm UU
28/2009 dinyatakan masih berlaku
paling lama 1 (satu) tahun sejak
Page 18
Penyiapan Produk Hukum Daerah Dibidang Pungutan
Dlm Rangka Pelaksanaan UU 28/2009
Diprioritaskan perubahan dan/atau penyusunan Raperda
tentang Pajak Daerah, mengingat dlm UU 28/2009 terjadi
perubahan materi perpajakan dan jenis pajak yg signifikan;
Perubahan dan/atau penyusunan Raperda tentang Retribusi
Daerah dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang BPHTB harus
ditetapkan pada Tahun 2010;
Perda Kabupaten/Kota tentang Pajak Air Tanah sudah harus
ditetapkan paling lambat Tahun 2010;
Perda tentang jenis pajak dan retribusi daerah yang baru (selain
PBB, BPHTB, dan Pajak Rokok) dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang PBB Perdesaan &
Perkotaan harus ditetapkan paling lambat pada Tahun 2013;
Peraturan Daerah Provinsi tentang Pajak Rokok harus ditetapkan
pada Tahun 2013;
Page 19
Peraturan
Pelaksanaan
(UU Nomor 28 Tahun 2009)
No.
Produk
Hukum
1.
PP
Jenis Pajak Daerah yang dipungut secara
official assessment dan self assessment.
2010
2.
PP
Tatacara pemberian insentif pemungutan PDRD
2010
3.
PMK
2010
4.
PMK
5.
PMK
6.
PMK
Tatacara pemungutan dan penyetoran Pajak
Rokok
Badan atau perwakilan internasional yang
dikecualikan sebagai subjek PBB Perdesaan dan
Perkotaan
Badan atau perwakilan internasional yang
dikecualikan sebagai subjek BPHTB
Tatacara pelaksanaan sanksi pelanggaran
ketentuan PDRD
7.
Permendagri
Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)
Setiap tahun
8.
PB Menkeu &
Mendagri
Tahapan pengalihan PBB Perdesaan &
Perkotaan dan BPHTB menjadi pajak daerah
2010
Tentang
Keterangan
2010
2010
PMK Nomor
11/PMK.07/2010
Page 20
Kepastian Hukum
- Semua pungutan Daerah (PDRD) harus
ditetapkan dengan Perda;
- Perda menjadi instrumen/legal basis bagi wajib
pajak dan wajib pungut;
- Perda merupakan alat kontrol dlm pengelolaan,
transparansi, dan akuntabilitas pungutan daerah.
Penerimaan Daerah
Profil Data
- Adanya penguatan (taxing
power) dlm mendukung
peningkatan PAD;
- Penguatan PAD tercermin
dlm bentuk pengalihan PBB
dan BPHTB, serta
penambahan jenis dan
Pelayanan Publik perluasan objek
- Meningkatnya PAD pajak/retribusi
diharapkan dpttertentu.
memperbaiki
kualitas pelayanan publik
- Perbaikan fungsi pelayanan melalui
pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan
sarana yg disediakan oleh Daerah
Daya Saing dan Kerjasama
Antar Daerah
- Mendorong Pemda dlm
melakukan kerjasama dengan
Pihak Ketiga dengan prinsip
saling menguntungkan;
- Menciptakan iklim investasi yang
Page 21
kondusif di Daerah;
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Provinsi
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
Triliun Rp.
UU 28/2009
UU 34/2000
Tahun Anggaran
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Page 22
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Provinsi
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
UU No. 34 Tahun 2000
UU No. 28 Tahun 2009
Pajak
Triliun
Rp.
Pajak
Retribusi
Retribusi
Tahun
Anggaran
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Page 23
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Kabupaten/Kota
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
Triliun Rp.
UU 28/2009
UU 34/2000
Tahun Anggaran
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Page 24
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Kabupaten/Kota
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
UU No. 34 Tahun 2000
UU No. 28 Tahun 2009
Triliun
Rp.
Pajak
Retribusi
Retribusi
Pajak
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Tahun
Anggaran
Page 25
pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut
dengan Perda.
2) Pemerintahan daerah dilarang melakukan
pungutan atau dengan sebutan lain di
luar yang telah ditetapkan undangundang.
Page 2
Sebagai instrumen untuk menghimpun
dana dari masyarakat untuk berbagai
kepentingan pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah.
Sebagai instrumen utk mencapai
tujuan tertentu, antara lain, dengan
mempengaruhi tingkat konsumsi
barang dan jasa tertentu.
Page 3
Mengubah kewenangan
pemungutan pajak dan
retribusi daerah menjadi
”close list”.
Memperluas objek pajak
daerah dan retribusi
daerah
Menambah jenis pajak
daerah dan retribusi
daerah
Memberikan diskresi
penetapan tarif pajak dan
tinjauan tarif retribusi
Menaikkan tarif maksimum
utk beberapa jenis pajak
Bagi Hasil Pajak Provinsi
Earmarking
Insentif Pemungutan
Mengubah sistem
pengawasan
Mengenakan sanksi bagi
Daerah yang melanggar
Page 4
UU
34/2000
Open-List:
1.
2.
Provinsi boleh
menambah jenis
retribusi daerah,
sepanjang
memenuhi
kriteria yang
ditetapkan
dalam UU.
Kabupaten/Kota
boleh
menambah jenis
pajak dan
retribusi daerah,
sepanjang
memenuhi
kriteria yang
ditetapkan dlm
UU.
UU
28/2009
Closed List:
1.
2.
Daerah tidak
boleh memungut
pajak dan
retribusi daerah
selain yang
ditetapkan dalam
UU.
Khusus untuk
retribusi
dimungkinkan
adanya tambahan
jenis retribusi
yang ditetapkan
dengan PP.
Page 5
Page 6
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Retribusi Tera / Tera Ulang
Retribusi Pelayanan
Pendidikan
Retribusi Pengendalian
Menara Telekomunikasi
Retribusi Izin Usaha
Perikanan
Page 7
(Selain Yang Ditetapkan Dalam UU 28/2009)
Masih ada peluang untuk menambah jenis retribusi
sepanjang memenuhi kriteria retribusi yang ditetapkan
dalam UU 28/2009;
Mengantisipasi penyerahan fungsi pelayanan dan
perizinan dari Pemerintah kepada Daerah;
Daerah dapat mengusulkan jenis retribusi
tambahan kepada Pemerintah
Penambahan jenis retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Page 8
1
.
2.
3.
4.
Page 9
Ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun
sekali;
Peninjauan dilakukan dengan
mempertimbangkan Indeks harga yang
dinamis serta perkembangan
perekonomian;
Perubahan tarif retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah
Page 10
5. Tarif
No.
Pajak Propinsi
Maksimum
1
Pajak Kendaraan Bermotor
KB Pribadi (Pertama)
KB Pribadi (Kedua, Dst)
KB Umum
Pem/TNI/POLRI
Alat Berat/Alat Besar
UU 34/2000
UU
PP
65/2001
UU 28/2009
5%
DEFINITIF
10%
1% - 2%
2% - 10%
0,5% - 1%
0,5% - 1%
0,1% - 0,2%
1,5%
1,5%
1%
0%
0,5%
2
Bea Balik Nama Kend
Bermotor
Penyerahan Pertama
Penyerahan Kedua, Dst
Alat Berat (Penyerahan I)
Alat Berat (Penyerahan
II, dst)
10%
DEFINITI
F
10%
1%
3%
0,3%
20%
20%
1%
0,75%
0,075%
3
Pajak Bahan Bakar Kend araan
Bermotor
5%
DEFINITIF
5%
10%
4
Pajak Air Permukaan
20%
DEFINITIF
10%
10%
5
Pajak Rokok
*) Tidak berlaku untuk Kendaraan milik Pemerintah/TNI/POLRI
**) Tarif PBB-KB yang ditetapkan dalam Perda dapat diubah dengan Perpres
Definitif
10%
(dalam jangka waktu 3 tahun)
Page 11
5. Tarif
Maksimum
Pajak Kabupaten/Kota
UU 34/2000
UU
28/2009
1.
Pajak Hotel
10%
10%
2.
Pajak Restoran
10%
3.
Pajak Hiburan
35%
4.
Pajak Reklame
25%
10%
75
75%
%
25%
5.
Pajak Penerangan Jalan
10%
6.
Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan
20%
10%
25%
25%
7.
Pajak Parkir
20%
30%
30%
8.
Pajak Air Tanah
20%
20%
9.
Pajak Sarang Burung
Walet
-
10%
10. BPHTB
-
5%
11. PBB Pedesaan &
Perkotaan
-
0,3%
Page 12
6. Bagi Hasil Pajak
Provinsi
UU 34/2000
UU 28/2009
Jenis Pajak
Provinsi
Kab/Kota
Provinsi
Kab/Kota
1. PKB
70%
30%
70%
30%
2. BBN-KB
70%
30%
70%
30%
3. PBB-KB
30%
70%
30%
70%
4. Pajak Rokok
-
-
30%
70%
5. Pajak Air
Permukaan
30%
70%
50%
20% *)
50%
80% *)
*) untuk air permukaan yang berada hanya pada 1 kabupaten/kota.
Page 13
Jenis pajak yang penerimaannya wajib
“Earmark”
Pajak
Porsi
Peruntukan
1. PKB
Minimal
10%
Pembangunan dan/atau
pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana
transportasi umum.
2. Pajak
Rokok
Minimal
50%
Pelayanan kesehatan masyarakat
dan penegakan hukum thd
peredaran rokok ilegal.
3. Pajak
Peneranga
n Jalan
Sebagian
Penyediaan penerangan jalan.
Page 14
UU
34/2000
No.
PP 65/2001
UU 28/2009
1.
--
Biaya
-Pemungutan Pajak
Daerah
maksimum 5%
2.
--
--
1. Insentif Pemungutan
diberikan kepada instansi
yang mempunyai tupoksi
yang salah satunya adalah
melakukan pemungutan
PDRD.
2. Pemberian insentif
didasarkan atas kinerja
tertentu.
3. Ditetapkan dalam APBD.
4. Diatur lebih lanjut dalam
PP.
Page 15
Pengawas
an
Perda Pajak dan
Retribusi
No
.
UU 34/2000
UU 28/2009
1.
Pengawasan bersifat :
REPRESIF
Pengawasan bersifat :
- PREVENTIF, dan
- KOREKTIF
2.
Pembatalan oleh Mendagri
dengan pertimbangan Menkeu.
Pembatalan oleh Presiden,
diusulkan oleh Mendagri
berdasarkan rekomendasi
Menkeu.
Page 16
UU 34/2000
Tidak ditetapkan
sanksi.
UU 28/2009
Mengatur sanksi, berupa:
Penundaan DAU dan/atau DBH;
Pemotongan DAU dan/atau DBH;
Restitusi.
Tatacara Pengenaan Sanksi
PMK Nomor 11 /PMK.07/2010 tanggal 25 Januari 2010
PELANGGARAN
SANKSI
1. Administratif
Penundaan 10% DAU atau DBH PPh
2. Substantif
Pemotongan DAU dan/atau DBH PPh
sebesar pungutan daerah (pajak atau
retribusi) yang dipungut tanpa dasar
hukum yang kuat.
(Prosedur penetapan
Raperda PDRD menjadi
Perda)
(Pemungutan pajak atau
retribusi tanpa dasar
hukum yang kuat)
Page 17
Pemberlakuan
Jenis Pungutan
No.
Jenis Pungutan
Tgl. Berlaku
Keteranga
n
1.
BPHTB
01-01-2011
Definitif
2.
PBB Perdesaan &
Perkotaan
01-01-2014
Paling
lama
3.
Pajak Rokok
01-01-2014
Definitif
4.
Jenis Pajak selain
angka 1 s.d. 3 dan
Jenis Retribusi
Daerah
01-01-2010
Definitif
Masa
Transisi
1. Perda Provinsi/ Kabupaten/ Kota ttg jenis pajak dan
retribusi yang sudah berlaku dan masih sejalan dengan
UU 28/2009 tetap berlaku paling lama 2 (dua) tahun
untuk dilakukan penyesuaian dan/atau penggantian.
2. Perda Provinsi ttg Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan tetap berlaku paling lama
1 (satu) tahun sepanjang belum
diberlakukannya Perda
Pajak Air Tanah.
3. Perda tentang Pajak dan Retribusi
Daerah selain yg ditetapkan dlm UU
28/2009 dinyatakan masih berlaku
paling lama 1 (satu) tahun sejak
Page 18
Penyiapan Produk Hukum Daerah Dibidang Pungutan
Dlm Rangka Pelaksanaan UU 28/2009
Diprioritaskan perubahan dan/atau penyusunan Raperda
tentang Pajak Daerah, mengingat dlm UU 28/2009 terjadi
perubahan materi perpajakan dan jenis pajak yg signifikan;
Perubahan dan/atau penyusunan Raperda tentang Retribusi
Daerah dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang BPHTB harus
ditetapkan pada Tahun 2010;
Perda Kabupaten/Kota tentang Pajak Air Tanah sudah harus
ditetapkan paling lambat Tahun 2010;
Perda tentang jenis pajak dan retribusi daerah yang baru (selain
PBB, BPHTB, dan Pajak Rokok) dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang PBB Perdesaan &
Perkotaan harus ditetapkan paling lambat pada Tahun 2013;
Peraturan Daerah Provinsi tentang Pajak Rokok harus ditetapkan
pada Tahun 2013;
Page 19
Peraturan
Pelaksanaan
(UU Nomor 28 Tahun 2009)
No.
Produk
Hukum
1.
PP
Jenis Pajak Daerah yang dipungut secara
official assessment dan self assessment.
2010
2.
PP
Tatacara pemberian insentif pemungutan PDRD
2010
3.
PMK
2010
4.
PMK
5.
PMK
6.
PMK
Tatacara pemungutan dan penyetoran Pajak
Rokok
Badan atau perwakilan internasional yang
dikecualikan sebagai subjek PBB Perdesaan dan
Perkotaan
Badan atau perwakilan internasional yang
dikecualikan sebagai subjek BPHTB
Tatacara pelaksanaan sanksi pelanggaran
ketentuan PDRD
7.
Permendagri
Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)
Setiap tahun
8.
PB Menkeu &
Mendagri
Tahapan pengalihan PBB Perdesaan &
Perkotaan dan BPHTB menjadi pajak daerah
2010
Tentang
Keterangan
2010
2010
PMK Nomor
11/PMK.07/2010
Page 20
Kepastian Hukum
- Semua pungutan Daerah (PDRD) harus
ditetapkan dengan Perda;
- Perda menjadi instrumen/legal basis bagi wajib
pajak dan wajib pungut;
- Perda merupakan alat kontrol dlm pengelolaan,
transparansi, dan akuntabilitas pungutan daerah.
Penerimaan Daerah
Profil Data
- Adanya penguatan (taxing
power) dlm mendukung
peningkatan PAD;
- Penguatan PAD tercermin
dlm bentuk pengalihan PBB
dan BPHTB, serta
penambahan jenis dan
Pelayanan Publik perluasan objek
- Meningkatnya PAD pajak/retribusi
diharapkan dpttertentu.
memperbaiki
kualitas pelayanan publik
- Perbaikan fungsi pelayanan melalui
pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan
sarana yg disediakan oleh Daerah
Daya Saing dan Kerjasama
Antar Daerah
- Mendorong Pemda dlm
melakukan kerjasama dengan
Pihak Ketiga dengan prinsip
saling menguntungkan;
- Menciptakan iklim investasi yang
Page 21
kondusif di Daerah;
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Provinsi
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
Triliun Rp.
UU 28/2009
UU 34/2000
Tahun Anggaran
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Page 22
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Provinsi
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
UU No. 34 Tahun 2000
UU No. 28 Tahun 2009
Pajak
Triliun
Rp.
Pajak
Retribusi
Retribusi
Tahun
Anggaran
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Page 23
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Kabupaten/Kota
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
Triliun Rp.
UU 28/2009
UU 34/2000
Tahun Anggaran
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Page 24
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Kabupaten/Kota
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
UU No. 34 Tahun 2000
UU No. 28 Tahun 2009
Triliun
Rp.
Pajak
Retribusi
Retribusi
Pajak
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per
tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
maksimum
Tahun
Anggaran
Page 25