Analisis Hukum terhadap Peranan dan Tanggung Jawab Komisaris Independen dalam Perseroan Terbuka (Studi pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk)
40
BAB II
PENGATURAN KOMISARIS INDEPENDEN DI DALAM HUKUM
PERUSAHAAN DI INDONESIA
A. Pengaturan Komisaris Independen dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas
Pengertian dari Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang
tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak
semata-mata untuk kepentingan perseroan.78 Hal ini sama artinya dengan apa yang
disebutkan dalam Penjelasan Pasal 120 ayat (2) Undang-undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 tahun 2007 yang menyatakan bahwa Komisaris Independen yang ada di
dalam pedoman tata kelola Perseroan yang baik (code of good corporate governance)
adalah “Komisaris dari pihak luar”.79
Status independen terfokus kepada tanggung jawab untuk melindungi
pemegang saham, khususnya pemegang saham independen dari praktik curang atau
melakukan tindak kejahatan pasar modal.
Dalam Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, telah
mengatur bahwa dalam anggaran dasar perseroan dapat menyatakan untuk
menempatkan minimal satu orang komisaris independen dan satu orang komisaris
78
79
Pedoman umum Good Corporate Governance, 2006.
Penjelasan Pasal 120 ayat (2) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
40
Universitas Sumatera Utara
41
utusan. Diharapkan dengan diangkatnya komisaris independen dapat bertindak
sebagai wasit. Selain itu komisaris independen dapat menghindari benturan
kepentingan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas.
Dalam suatu perseroan komisaris diharapkan menjadi penyeimbang terhadap
keputusan yang dibuat oleh pemegang saham mayoritas, jadi seperti mewakili
pemegang saham minoritas. Ini dimaksudkan agar kepentingan pemegang saham
minoritas tidak terabaikan.
Komisaris independen menurut Pasal 120 ayat (1) menyatakan bahwa
Anggaran dasar Perseroan dapat mengatur adanya 1 (satu) orang atau lebih Komisaris
Independen dan 1 (satu) orang Komisaris Utusan.80
Hal ini berarti bahwa keberadaan Komisaris Independen bergantung pada
Anggaran Dasar Perseroan. Apabila Anggaran Dasar perseroan mengatur bahwa
dalam Dewan Komisaris terdapat Komisaris Independen, maka keberadaan Komisaris
Independen tersebut menjadi suatu kewajiban.
Kemudian pada Pasal 120 ayat (2) menyatakan bahwa Komisaris independen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari
pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris lainnya.81
B. Pengaturan Komisaris Independen dalam Ketentuan Bursa Efek Indonesia
dan Bapepam
Saat ini pemerintah Indonesia mengharuskan penerapan Good Corporate
Governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang telah go
80
81
Pasal 120 ayat (1) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
Pasal 120 ayat (2) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
42
public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rangka perbaikan dan
peningkatan ekonomi.
Dengan Good Corporate Governance (GCG) diharapkan dapat meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika yang berlaku.
Menurut Susiana dan Arleen Herawaty, elemen-elemen yang terkandung
dalam pengukuran mekanisme corporate governance adalah:82
1. Persentase saham yang dimiliki oleh institusi
2. Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
3. Keberadaan komite audit dalam perusahaan
4. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan
Sesuai dengan perspektif seperti tersebut diatas terutama pada bagian 4, maka
didukung dengan adanya Peraturan Bapepam No. I-A tentang Ketentuan Umum
Pencatatan Efek bersifat ekuitas di bursa huruf C-1, dimana dalam rangka
penyelenggaraan pengelolaan yang baik (Good Corporate Governance). Perusahaan
tercatat wajib memiliki:83
1. Komisaris independen yang jumlahnya secara proporsional sebanding
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan Pemegang Saham Pengendali
82
Susiana dan Arleen Herawaty, Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate
Governance,dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan, Simposium Nasional
Akuntansi X.Unhas Makasar 26-28 Juli 2007
83
Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-339/BEJ/07-2001
Tanggal 20 Juli 2001 Perihal Perubahan ketentuan huruf C.1.
Universitas Sumatera Utara
43
dengan ketentuan jumlah Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30%
(tiga puluh persen) dari jumlah seluruh komisaris.
2. Komite Audit.
3. Sekretaris perusahaan.
Kemudian untuk Calon Perusahaan Tercatat sudah bisa mencatatkan Efeknya
di Bursa, apabila telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Bursa.
Adapun Persyaratan Pencatatan Saham Perusahaan Tercatat di Bursa Efek
Indonesia adalah sebagai berikut:84
1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Bapepam dan Lembaga
Keuangan telah menjadi efektif.
3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran
anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki
Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite
Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris Perusahaan.
4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.
5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh UndangUndang yang berlaku di Indonesia.
7. Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan,
memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan
dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus
memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan)
8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan
pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan
pencatatan.
Sesuai dengan persyaratan pencatatan saham seperti tersebut diatas terutama
pada bagian 3, maka hal ini telah menunjukkan bahwa adanya Komisaris Independen
menjadi persyaratan penting dalam Perseroan Terbuka.
84
Pencatatan di BEI,http://www.idx.co.id/Home/Information/ForCompany/HowToBeaListed
Company/tabid/177/language/id-ID/Default.aspx terakhir kali diakses tanggal 20 Juli 2012
Universitas Sumatera Utara
44
Keberadaan Komisaris Independen telah diatur Bursa Efek Indonesia melalui
peraturan BEI sejak tanggal 20 Juli 2001 mengenai beberapa kriteria tentang
Komisaris Independen adalah sebagai berikut:85
1. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang
saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling shareholders)
Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau
komisaris lainnya Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
3. Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan
lainnya yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
4. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal;
5. Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas
yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan controlling
shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Adapun Pengaturan Komisaris Independen dalam Bursa Efek Indonesia
tercantum dalam ketentuan Surat keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor:
Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan
Efek Bersifat Ekuitas yakni:
a. dalam Bab I angka 7 disebutkan bahwa Komisaris Independen adalah
sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan butir 1.c. Peraturan Bapepam
Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit.
b. dalam Bab III.1.4 disebutkan bahwa salah satu syarat Pencatatan Saham bagi
Calon Perusahaan Tercatat adalah Memiliki Komisaris Independen sekurang85
Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-339/BEJ/07-2001
Tanggal 20 Juli 2001 Perihal Perubahan ketentuan huruf C.2.e. Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A:
Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas Di Bursa).
Universitas Sumatera Utara
45
kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari jajaran anggota Dewan Komisaris
yang dapat dipilih terlebih dahulu melalui RUPS sebelum Pencatatan dan
mulai efektif bertindak sebagai Komisaris Independen setelah saham
perusahaan tersebut tercatat.
Dalam Surat Edaran Bursa Efek Jakarta No. SE-005/BEJ/09-2001 diatur
tentang Tata cara Pemilihan Komisaris Independen, yang menyebutkan bahwa
Perusahaan Tercatat wajib memiliki Komisaris Independen dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Tercatat yang pada saat berlakunya Peraturan tersebut di atas
telah memiliki komisaris yang memenuhi kualifikasi sebagai Komisaris
Independen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan huruf C.2 Peraturan
Pencatatan Efek Nomor I-A, maka Dewan Komisaris dapat menunjuk
komisaris yang bersangkutan menjadi Komisaris Independen;
2. Penunjukan Komisaris Independen sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di
atas, dilaporkan ke Bursa selambat-lambatnya 2 (dua) hari Bursa setelah
penunjukan tersebut, untuk diumumkan di Bursa;
3. Bagi Perusahaan Tercatat yang belum memiliki komisaris yang memenuhi
kualifikasi sebagai Komisaris Independen atau bagi Perusahaan Tercatat yang
bermaksud melakukan penggantian/penambahan Komisaris Independen, maka
penunjukan Komisaris Independen dinyatakan secara tegas dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan laporan hasil RUPS tersebut
Universitas Sumatera Utara
46
disampaikan ke Bursa dengan antara lain memuat nama komisaris yang
ditunjuk menjadi Komisaris Independen.
Kemudian, pengaturan Komisaris Independen dalam Peraturan Bapepam juga
dapat terlihat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004
yakni dalam Peraturan Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit yakni dalam bagian 1.b mengenai definisi Komisaris Independen
adalah anggota Komisaris yang:86
1. berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik;
2. tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten
atau Perusahaan Publik;
3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik,
Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan
Publik;
4. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
86
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 yakni dalam Peraturan
Nomor IX.I.5
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGATURAN KOMISARIS INDEPENDEN DI DALAM HUKUM
PERUSAHAAN DI INDONESIA
A. Pengaturan Komisaris Independen dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas
Pengertian dari Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang
tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak
semata-mata untuk kepentingan perseroan.78 Hal ini sama artinya dengan apa yang
disebutkan dalam Penjelasan Pasal 120 ayat (2) Undang-undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 tahun 2007 yang menyatakan bahwa Komisaris Independen yang ada di
dalam pedoman tata kelola Perseroan yang baik (code of good corporate governance)
adalah “Komisaris dari pihak luar”.79
Status independen terfokus kepada tanggung jawab untuk melindungi
pemegang saham, khususnya pemegang saham independen dari praktik curang atau
melakukan tindak kejahatan pasar modal.
Dalam Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, telah
mengatur bahwa dalam anggaran dasar perseroan dapat menyatakan untuk
menempatkan minimal satu orang komisaris independen dan satu orang komisaris
78
79
Pedoman umum Good Corporate Governance, 2006.
Penjelasan Pasal 120 ayat (2) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
40
Universitas Sumatera Utara
41
utusan. Diharapkan dengan diangkatnya komisaris independen dapat bertindak
sebagai wasit. Selain itu komisaris independen dapat menghindari benturan
kepentingan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas.
Dalam suatu perseroan komisaris diharapkan menjadi penyeimbang terhadap
keputusan yang dibuat oleh pemegang saham mayoritas, jadi seperti mewakili
pemegang saham minoritas. Ini dimaksudkan agar kepentingan pemegang saham
minoritas tidak terabaikan.
Komisaris independen menurut Pasal 120 ayat (1) menyatakan bahwa
Anggaran dasar Perseroan dapat mengatur adanya 1 (satu) orang atau lebih Komisaris
Independen dan 1 (satu) orang Komisaris Utusan.80
Hal ini berarti bahwa keberadaan Komisaris Independen bergantung pada
Anggaran Dasar Perseroan. Apabila Anggaran Dasar perseroan mengatur bahwa
dalam Dewan Komisaris terdapat Komisaris Independen, maka keberadaan Komisaris
Independen tersebut menjadi suatu kewajiban.
Kemudian pada Pasal 120 ayat (2) menyatakan bahwa Komisaris independen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari
pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris lainnya.81
B. Pengaturan Komisaris Independen dalam Ketentuan Bursa Efek Indonesia
dan Bapepam
Saat ini pemerintah Indonesia mengharuskan penerapan Good Corporate
Governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang telah go
80
81
Pasal 120 ayat (1) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
Pasal 120 ayat (2) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
42
public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rangka perbaikan dan
peningkatan ekonomi.
Dengan Good Corporate Governance (GCG) diharapkan dapat meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika yang berlaku.
Menurut Susiana dan Arleen Herawaty, elemen-elemen yang terkandung
dalam pengukuran mekanisme corporate governance adalah:82
1. Persentase saham yang dimiliki oleh institusi
2. Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
3. Keberadaan komite audit dalam perusahaan
4. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan
Sesuai dengan perspektif seperti tersebut diatas terutama pada bagian 4, maka
didukung dengan adanya Peraturan Bapepam No. I-A tentang Ketentuan Umum
Pencatatan Efek bersifat ekuitas di bursa huruf C-1, dimana dalam rangka
penyelenggaraan pengelolaan yang baik (Good Corporate Governance). Perusahaan
tercatat wajib memiliki:83
1. Komisaris independen yang jumlahnya secara proporsional sebanding
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan Pemegang Saham Pengendali
82
Susiana dan Arleen Herawaty, Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate
Governance,dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan, Simposium Nasional
Akuntansi X.Unhas Makasar 26-28 Juli 2007
83
Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-339/BEJ/07-2001
Tanggal 20 Juli 2001 Perihal Perubahan ketentuan huruf C.1.
Universitas Sumatera Utara
43
dengan ketentuan jumlah Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30%
(tiga puluh persen) dari jumlah seluruh komisaris.
2. Komite Audit.
3. Sekretaris perusahaan.
Kemudian untuk Calon Perusahaan Tercatat sudah bisa mencatatkan Efeknya
di Bursa, apabila telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Bursa.
Adapun Persyaratan Pencatatan Saham Perusahaan Tercatat di Bursa Efek
Indonesia adalah sebagai berikut:84
1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Bapepam dan Lembaga
Keuangan telah menjadi efektif.
3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran
anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki
Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite
Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris Perusahaan.
4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.
5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh UndangUndang yang berlaku di Indonesia.
7. Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan,
memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan
dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus
memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan)
8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan
pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan
pencatatan.
Sesuai dengan persyaratan pencatatan saham seperti tersebut diatas terutama
pada bagian 3, maka hal ini telah menunjukkan bahwa adanya Komisaris Independen
menjadi persyaratan penting dalam Perseroan Terbuka.
84
Pencatatan di BEI,http://www.idx.co.id/Home/Information/ForCompany/HowToBeaListed
Company/tabid/177/language/id-ID/Default.aspx terakhir kali diakses tanggal 20 Juli 2012
Universitas Sumatera Utara
44
Keberadaan Komisaris Independen telah diatur Bursa Efek Indonesia melalui
peraturan BEI sejak tanggal 20 Juli 2001 mengenai beberapa kriteria tentang
Komisaris Independen adalah sebagai berikut:85
1. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang
saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling shareholders)
Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau
komisaris lainnya Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
3. Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan
lainnya yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
4. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal;
5. Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas
yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan controlling
shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Adapun Pengaturan Komisaris Independen dalam Bursa Efek Indonesia
tercantum dalam ketentuan Surat keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor:
Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan
Efek Bersifat Ekuitas yakni:
a. dalam Bab I angka 7 disebutkan bahwa Komisaris Independen adalah
sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan butir 1.c. Peraturan Bapepam
Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit.
b. dalam Bab III.1.4 disebutkan bahwa salah satu syarat Pencatatan Saham bagi
Calon Perusahaan Tercatat adalah Memiliki Komisaris Independen sekurang85
Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-339/BEJ/07-2001
Tanggal 20 Juli 2001 Perihal Perubahan ketentuan huruf C.2.e. Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A:
Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas Di Bursa).
Universitas Sumatera Utara
45
kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari jajaran anggota Dewan Komisaris
yang dapat dipilih terlebih dahulu melalui RUPS sebelum Pencatatan dan
mulai efektif bertindak sebagai Komisaris Independen setelah saham
perusahaan tersebut tercatat.
Dalam Surat Edaran Bursa Efek Jakarta No. SE-005/BEJ/09-2001 diatur
tentang Tata cara Pemilihan Komisaris Independen, yang menyebutkan bahwa
Perusahaan Tercatat wajib memiliki Komisaris Independen dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Tercatat yang pada saat berlakunya Peraturan tersebut di atas
telah memiliki komisaris yang memenuhi kualifikasi sebagai Komisaris
Independen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan huruf C.2 Peraturan
Pencatatan Efek Nomor I-A, maka Dewan Komisaris dapat menunjuk
komisaris yang bersangkutan menjadi Komisaris Independen;
2. Penunjukan Komisaris Independen sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di
atas, dilaporkan ke Bursa selambat-lambatnya 2 (dua) hari Bursa setelah
penunjukan tersebut, untuk diumumkan di Bursa;
3. Bagi Perusahaan Tercatat yang belum memiliki komisaris yang memenuhi
kualifikasi sebagai Komisaris Independen atau bagi Perusahaan Tercatat yang
bermaksud melakukan penggantian/penambahan Komisaris Independen, maka
penunjukan Komisaris Independen dinyatakan secara tegas dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan laporan hasil RUPS tersebut
Universitas Sumatera Utara
46
disampaikan ke Bursa dengan antara lain memuat nama komisaris yang
ditunjuk menjadi Komisaris Independen.
Kemudian, pengaturan Komisaris Independen dalam Peraturan Bapepam juga
dapat terlihat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004
yakni dalam Peraturan Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit yakni dalam bagian 1.b mengenai definisi Komisaris Independen
adalah anggota Komisaris yang:86
1. berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik;
2. tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten
atau Perusahaan Publik;
3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik,
Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan
Publik;
4. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
86
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 yakni dalam Peraturan
Nomor IX.I.5
Universitas Sumatera Utara