Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit

serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga maupun masyarakat. Pemanfaatan
pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan kapan seseorang
memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh seseorang menempuh
pelayanan kesehatan (Azwar, 1996).
Gani (1981) menyatakan kemampuan seseorang atau keluarga dalam
mengakses/ mencapai pelayanan kesehatan adalah berbeda-beda. Bagi orang kaya
hal ini bukan merupakan masalah, mereka bisa memilih pelayanan kesehatan
sesuai keinginan, sedangkan bagi keluarga miskin akan menjadi masalah

tersendiri. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pemberian pelayanan kesehatan
antara lain masyarakat yang tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan yang
tersedia karena keterbatasan sarana dan prasarana, nilai sosial dan budaya
masyarakat, pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan/harapan,
kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang rendah, serta alokasi dan
penggunaan sumber daya untuk penyampaian pelayanan yang tidak memadai
(Handayani, 2014).

1

Universitas Sumatera Utara

2

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkanUndang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar

oleh Pemerintah.Namun, implementasinya sampai saat ini masih dalam tahap
persiapan menuju terwujudnya universal coverage seperti yang diamanatkan
tersebut (Kemenkes, 2014).
Menurut PMK No.28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program JKN, peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri atas
dua kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan
dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Peserta PBI jaminan kesehatan adalah
fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan PBI jaminan kesehatan adalah
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah
dan anggota keluarganya, serta bukan pekerja dan anggota keluarganya
(Kemenkes, 2015).
Perkembangan kepesertaan JKN ternyata cukup baik. Sampai awal
September 2014, jumlah peserta telah mencapai 127.763.851 orang (105,1% dari
target). Sampai dengan Desember 2014 persentase kepersertaan program JKN di
Indonesia sebesar 52,5% dengan jumlah 133.423.653 peserta yang terdiri dari
peserta PBI yang berjumlah 95.167.229 dan peserta non PBI berjumlah
38.256.424 peserta. Peserta PBI terdiri dari peserta dengan iuran bersumber dari
APBN berjumlah 86.400.000 peserta dan yang bersumber dari ABPD berjumlah

Universitas Sumatera Utara


3

8.767.229 peserta.Sedangkan peserta non PBI terdiri atas pekerja penerima upah
berjumlah 24.327.149 peserta, pekerja bukan penerima upah berjumlah 9.052.859
peserta, dan bukan pekerja berjumlah 4.876.416 peserta. Indikator tercapainya
sasaran adalah jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran
(PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)
sebanyak 109,9 juta jiwa(Kemenkes, 2015).
Persentase penduduk yang telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) di Sumatera Utara sampai dengan Desember 2014 hanya sekitar
46,5% dengan jumlah peserta 6.741.192 orang yang terdiri dari peserta PBI
APBN sejumlah 4.192.296, PBI APBD sejumlah

534.496, peserta Non PBI

Pekerja Penerima Upah sejumlah 1.280.672, Pekerja Bukan Penerima Upah
sejumlah 494.926, dan Bukan Pekerja sejumlah 238.802 peserta. Kemudian,
untuk yang tidak memiliki jaminan kesehatan sebesar 53,5% dengan jumlah
peserta 7.769.476 orang, dimana jumlah penduduk di Sumatera Utara sebanyak

14.510.668 (Kemenkes, 2015).
Kepesertaan JKN di Kota Medan sampai denganDesember 2015
berjumlah 1.097.765 peserta yang terdiri dari peserta PBI yang berjumlah 739.781
danpeserta non PBI 357.984 peserta. Peserta PBI terdiri dari peserta dengan iuran
bersumber dari APBD berjumlah 287.600 peserta dan bersumber dari APBN
berjumlah 452.181 peserta.Peserta Non PBI terdiri dari peserta dengan iuran yang
bersumber dari Mandiri sejumlah 312.290 dan peserta dengan iuran yang
bersumber dari Badan Usaha sebanyak 45.694(Dinkes, 2015).
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan untuk peserta JKN.Saat ini.jumlah puskesmas yang

Universitas Sumatera Utara

4

tersedia di Indonesia berdasarkan data pada Desember 2014 sebanyak 9.731
Puskesmas, dimana di Sumatera Utara sebanyak 570 Puskesmas (Kemenkes,
2015).Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, memiliki puskesmas sebanyak 39
unit yang terdiri dari 26 puskesmas rawat jalan dan 13 puskesmas rawat inap
(Dinkes, 2015).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Medan 2015, terdapat 10
puskesmas dengan persentase jumlah kunjungan terendah oleh peserta JKN yaitu,
Puskesmas Martubung (3,15%), Titipapan (3,15%), Padang Bulan Selayang II
(3,14%), Bromo (3,09%), Polonia (3,08%), Medan Deli (2,98%), Medan Labuhan
(2,86%), Belawan (2,61%), Desa Terjun (2,48%), Desa Binjai (1,49%). Dari ke10 puskesmas tersebut, Puskesmas Desa Binjai merupakan puskesmas dengan
jumlah kunjungan pasien terendah yaitu sebesar 1,49 % perbulan nya, sedangkan
puskesmas Tuntungan (9,4%) adalah puskesmas dengan persentase jumlah
kunjungan tertinggi oleh peserta JKN di Kota Medan.
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kota Medan diketahui
jumlah peserta JKN di wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai sampai dengan
Desember 2015 sebanyak 16.259 peserta yang terdiri PBI APBD 3.852 peserta,
PBI APBN 10.335 peserta, Mandiri 1.711 peserta, dan Badan Usaha 361 peserta.
Peserta JKN yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai tersebar di 20
lingkungan ini, baru mencapai 35,9% dengan jumlah penduduk di wilayah kerja
puskesmas ini adalah 45.240 jiwa dan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di
juga tergolong rendah.
Komponen yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah
(1) faktor predisposisi (predisposing, seperti demografi, struktur sosial dan

Universitas Sumatera Utara


5

keyakinan), (2) faktor pemungkin (enabling, seperti sumber daya keluarga,
sumber komunitas/masyarakat), dan (3) komponen tingkatan kesakitan (illnes
level, seperti tingkat rasa sakit) (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan penelitian Kawatu, dkk.(2013) tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas Kema,
Kecamatan Kema,Kabupaten Minahasa Utara didapatkan bahwa ada hubungan
tingkat persepsi masyarakat dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kema.
Berdasarkan dalam penelitian Handayani (2014) tentang Determinan
pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta jamkesmas di puskesmas Medan
Helvetiamenunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, persepsi, jarak dan kepemilikan
jaminan kesehatanada hubungan terhadap pelayanan kesehatan oleh peserta
Jamkesmas.
Hasil penelitian Su’udi (2010) menyatakanpengetahuan, pendidikan,
sikap, adanya penyakit, dan biaya transportasi merupakan faktor yang
berhubungan dengan pemanfataan pelayanan kesehatan di Puskesmas.Menurut
Ambarita (2015) menyatakan rendahnya pemanfaatan pelayanan karena

masyarakat kurang paham dalam menggunakan kartu PBI ke Puskesmas serta
kurangnya

informasi

mengenai

prosedur

penggunaan

kartu

PBI

di

Puskesmas.pengetahuan, informasi, keterjangkauan, dan kondisi kesehatan
berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta PBI.
Berdasarkan survey pendahuluan yang penulis lakukan pemanfaatan

puskesmas oleh peserta JKN masih belum masksimal. Hal ini dapat di lihat dari
jumlah kunjungan peserta JKN ke puskesmas Desa Binjai sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

6

Tabel 1.1 Jumlah kunjungan peserta JKN ke Puskesmas Desa Binjai Tahun
2015
Jumlah Kunjungan
Persentase
Jumlah Peserta
(Berobat)
Pemanfaatan(%)
Bulan
PBI Non PBI Jumlah PBI
Non PBI
PBI Non PBI
Januari
10405

1499
14311 123
63
1.18
4.20
Februari
13846
1572
15418 116
54
0.84
3.44
Maret
13836
1655
15491 110
120
0.80
7.25
April

14323
1679
16002 135
67
0.94
3.99
Mei
14311
1756
16067 111
102
0.78
5.81
Juni
14286
1832
16118 115
122
0.80
6.66

Juli
14189
1847
16036
96
100
0.68
5.41
Agustus
14182
1877
16059 125
127
0.88
6.77
September 14180
1941
16121 131
155
0.92
7.99
Oktober
14180
1972
16152 122
164
0.86
8.32
November 14177
2014
16191 132
144
0.93
7.15
Desember 14187
2072
16259 141
170
0.99
8.20
Berdasarkan tabel di atas maka dapat di lihat puskesmas lebih banyak
dimanfaatkan oleh peserta Non PBI, terlihat bahwa perbandingan antara
pemanfaatan oleh PBI dan Non PBI sangat jauh.Pemanfaatan puskesmas paling
tinggi oleh peserta PBI pada bulan Januari dan pemanfaatan paling tinggi oleh
peserta Non PBI pada bulan Oktober.Berdasarkan wawancara yang dilakukan
kepada beberapa peserta JKN, rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan di
puskesmas Desa Binjai berhubungan dengan jarak Puskesmas yang terlalu jauh,
pengetahuan masyarakat yang kurang memahami akan haknya atas pelayanan
kesehatan dalammemanfaatkan kartu BPJS atau KIS yang telah di terimanya.
Kemudianfaktor kondisi kesehatan dan sikap dari peserta JKN untuk
menggunakan Puskesmas sebagai fasilitaspelayanan kesehatan tingkat pertama
juga berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data yang dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Determinan pemanfaatan pelayanan

Universitas Sumatera Utara

7

kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diPuskesmas Desa
Binjai Kota Medan Tahun 2016”.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apa saja determinan
pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016”.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan

pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di
Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016.
1.3.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,
sikap) apakahmemengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan
Tahun 2016.
2. Untuk mengetahui faktor pemungkin (keterjangkauan dan penghasilan)
apakahmemengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun
2016.

Universitas Sumatera Utara

8

3. Untuk mengetahui faktor kebutuhan (kondisi kesehatan) apakahmemengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016.
1.4

Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta
keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pemanfaatan
pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Desa Binjai mengenai
determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan
ilmu promosi kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dalam menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Desa Binjai.

Universitas Sumatera Utara