Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses
karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki
kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus
memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Harris
dalam Suryana (2010:5) wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka
yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan
dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta
tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan.
Drucker (Julita, 2013:96) mengatakan, pengetahuan merupakan informasi
yang dapat merubah sesuatu atau seseorang, seiring dengan itu juga dapat
mengarahkan kepada tindakan, atau sesuatu yang dapat membuat seorang
individu/ suatu lembaga mampun melakukan suatu tindakan secara lebih efektif.

Pengertian lain dari pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang
menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan
pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman
mengenai kausalitas (sebabakibat) yang hakiki dan universal (Ginting, 2006:4).

6

Universitas Sumatera Utara

Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah
dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha serta
pengetahuan tidak langsung yang diperolehnya dari berbagai pihak sebelum
maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha.
Pengetahuan didefinisikan oleh Oxford Kamus Inggris (Kuntowicaksono,
2012:47-48) sebagai (a) keahlian, dan keterampilan yang diperoleh oleh seseorang
oleh pengalaman atau pendidikan; pemahaman teoritis atau praktis dari suatu
subjek, (b) apa yang dikenal dalam bidang tertentu atau secara total; fakta dan
informasi; atau (c) kesadaran atau keakraban diperoleh pengalaman fakta atau
situasi.
Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang

yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu
yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut
tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis,
kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai 8
kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam
menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan
proyek dengan baik (Ranto, 2007:21).
Menurut Hendro (2011:5) kewirausahaan (entrepreneurship) bukan
merupakan ilmu yang ajaib yang mendatangkan uang dalam sekejap waktu,
melainkan sebuah ilmu, seni dan keterampilan untuk mengelola semua
keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan
hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir.

7

Universitas Sumatera Utara

Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk
mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih

menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan
memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi
tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai
permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.
Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui
tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif
berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan
keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu
usaha (Ranto, 2007:22).
Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari
sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang
wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,
dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan
tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya,
menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak
disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.
Menurut Suryana (2010:4) Terdapat beberapa bentuk pengetahuan tentang
kewirausahaan yang harus dimiliki wirausaha, yaitu:
a. Pengetahuan mengenai usaha yang dirintis dan pengetahuan akan lingkungan
usaha disekitarnya yang akan mempengaruhi kegiatan wirausaha.

b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

8

Universitas Sumatera Utara

c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
2.1.1.1 Dimensi Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Suryana (2010:4) Terdapat beberapa bentuk pengetahuan tentang
kewirausahaan yang harus dimiliki wirausaha, yaitu:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis
Menurut Pratama (2011) pengetahuan kewirausahaan adalah segala
sesuatu yang perlu diketahuimengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumbersumber informasi. Dengan dimensi sebagai berikut:
1. Pengetahuan langsung (pengalaman sendiri),
2. Pengetahuan tidak langsung (pengalaman orang lain)
3. Tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi.

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukkan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha (Suryana, 2006:88).
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan
berkreasi dan berinovasi. Ia memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Ia kreatif dan inovatif. Kemampuan itu tercermin di saat memulai
usaha baru dengan mengerjakan sesuatu yang baru, memiliki kemauan dan

9

Universitas Sumatera Utara

kemampuan untuk mencari peluang, mampu dan berani menanggung resiko, dan
mampu mengembangkan ide serta memanfaatkan sumber daya (Saban, 2013:46).
Terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki wirausaha yaitu:
a. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan atau
ditekuni.
b. Imagination, memiliki imajinasi, ide dan perspektf serta tidak mengandalkan

kesuksesan masa lalu.
c. Partical knowledge,memiliki pengetahuan praktis , misalnya pengetahuan
teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
d. Search skill,kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi.
e. Foresight, berpandangan jauh kedepan.
f. Communication skill, kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan
dengan orang lain (Sudaryono dkk , 2011:64)
Kompetensi yang harus dimiliki wirausaha yaitu:
a. Knowing your business, harus mengetahui segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha atau bisnis yang akan dijalankan.
b. Knowing the basic business management, mengetahui dasar- dasar pengelolaan
bisnis seperti merancang usaha mengorganisasi dan mengendalikan perusahaan,
termasuk

memperhitungkan,

memprediksi,

mengadministrasikan,


dan

membukukan kegiatan usaha.
c. Having the proper attitude , memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang
dilakukannnya.

10

Universitas Sumatera Utara

d. Having adequate capital, memiliki modal yang cukup, tidak hanya berbentuk
materi, tetapi uga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama
dalam usaha.
e. Managing finances effectively, mampu mengatur /mengelola keuangan secara
efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta
mengendalikan secara akurat.
f. Managing time effectively, mampu mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhan.
g.


Managing

people,

mampu

merencanakan,

mengatur,

mengarahkan,

menggerakkan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan
perusahaan.
h. Satisfying customer by providing high quality product, member kepuasan
kepada pelanggan dengan menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan
bermanfaat.
i. Knowing to compete, mengetahui strategi/cara bersaing. Wirausaha harus
dapatmelakukan Analisis SWOT terhadap usahanya sendiri dan pesaing
j. Copyng with regulations and paperwork, membuat aturan/pedoman yang jelas

(tersurat, tidak tersirat) (Saban, 2013:46 ).

2.1.2 Lingkungan Eksternal
Faktor lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor dari luar individu
yang mempengaruhi individu dan merupakan faktor yang tidak dapat
dikendalikan (Mahanani 2014:38). Supriyono (2000) menyatakan bahwa
lingkungan eksternal merujuk pada faktor-faktor dan kekuatan yang berada di luar

11

Universitas Sumatera Utara

organisasi namun mempengaruhi kinerja organisasi. Dalam konsep ini bisnis
sebagai suatu sistem organisasi yang menjadi satu kesatuan dengan sistem lain
yaitu lingkungan yang melingkupinya. Lingkungan eksternal adalah segala
sesuatu yang berasal dari luar organisasi itu sendiri yang mempunyai pengaruh
terhadap organisasi.
Lingkungan eksternal didefenisikan juga oleh Duncan dalam Ferdianto
dan Zulaikha (2000) sebagai keterkaitan faktor fisik dan sosial di luar organisasi
yang


menjadi

pertimbangan

sebuah

organisasi

dalam

mengambil

keputusan.Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang
dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan sosial ataupun faktorfaktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri) organisasi.
Lingkungan eksternal mempunyai dua komponen: lingkungan spesifik dan
lingkungan generik.
1.

Lingkungan Spesifik.

Lingkungan spesifik meliputi kekuatan eksternal secara langsung

mempengaruhi keputusan dan tindakan para manajer, dan secara langsung relevan
dengan pencapaian sasaran organisasi. Lingkungan spesifik sebuah organisasi
bersifat khas bagi organisasi itu sendiri. Kekuatan utama yang membentuk
lingkungan spesifik adalah pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok
kepentingan dalam masyarakat.
a. Pelanggan (costumer)
Pelanggan adalah masyarakat yang secara langsung memanfaatkan,
menggunakan, dan mengajukan permintaan atas barang atau jasa yang
ditawarkan oleh organisasi. Sebuah organisasi ada untuk melayani
12

Universitas Sumatera Utara

kebutuhan para pelanggan yang menggunakan output organisasi tersebut.
Para pelanggan merupakan salah satu sumber ketidakpastiaan bagi
organisasi, karena selera mereka dapat berubah atau dapat merasa tidak
puas dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.
a. Pemasok (supplier)
Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari
sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan
produksi barang jadi dari berbagai jenis bahan baku. Pemasok dalam hal
ini akan menyiapkan bahan mentah maupun bahan baku yang akan diolah
oleh perusahaan menjadi barang-barang ekonomi. Karenanya perlu
diperhatikan kualitas dan ketersediaan bahan mentah maupun bahan baku
agar produk yang dihasilkan juga berkualitas dan berdaya saing tinggi.
b. Pesaing (competitor)
Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama
dengan organisasi yang kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama,
maka pesaing merupakan tantangan sekaligus ancaman yang dihadapi
organisasi dalam meraih pelanggan.
2.

Lingkungan Umum atau Lingkungan Generik
Lingkungan generik adalah kondisi eksternal yang lebih luas yang dapat

mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Lingkungan generik meliputi kondisikondisi ekonomi, politik/hukum, sosial-budaya, demografis, teknologi, dan global
secara luas. Lingkungan umum tidak hanya mempengaruhi kinerja perusahaan
saja, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai unsur yang termasuk dalam
lingkungan khusus, Duncan dalam Ferdianto dan Zulaikha (2000) .

13

Universitas Sumatera Utara

Menurut Wulandari (2009) Lingkungan eksternal perusahaan adalah
semua keadaan dan kekuatan di luar perusahaan yang berhubungan dengan
konsumen, pemasok, dan aliansi serta pengaruh ketiganya dalam meningkatkan
efektivitas rantai pemasok (supply chain), mempengaruhi pilihan (opsi) strategik
yang dilakukan oleh perusahaan dan menentukan situasi persaingannya. Semakin
tinggi kemampuan perusahaan untuk mengelola lingkungan eksternal, maka
perusahaan cenderung akan semakin proaktif dalam mencari peluang-peluang
baru, akan lebih inovatif dan kreatif daripada pesaingnya, merespon perubahan
yang terjadi pada lingkungan eksternal dengan baik, berani mengambil risiko dan
memiliki otoritas untuk menjalankan keputusan perusahaan. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengelola
lingkungan eksternalnya, semakin tinggi pula orientasi wirausaha yang dimiliki
perusahaan tersebut.
Pada beberapa penelitian, lingkungan eksternal diasosiasikan dengan
faktor lingkungan (environtmental factor) sedangkan lingkungan internal
diasosiasikan dengan faktor organisasional (organizational factor). Chow (2006)
menyatakan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi hubungan antara
orientasi wirausaha dan kinerja perusahaan adalah ketidakpastian lingkungan dan
prospek bisnis. Dimensi yang digunakan oleh Lumpkin & Dess (1996) sebagai
karakteristik dari faktor lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Dynamisme
Dinamisme lingkungan mewakili kondisi perubahan lingkungan yang tidak
dapat diprediksi. Lingkungan yang dinamis dikarakterisasikan oleh lingkungan
yang berubah cepat dan diskontinu dalam hal permintaan, pesaing, teknologi, dan

14

Universitas Sumatera Utara

peraturan seperti informasi yang tidak akurat, tidak tersedia, dan ketinggalan
jaman. Dinamisme lingkungan mengukur tingkat produk dan jasa dalam proses,
dan tingkat perubahan selera, serta preferensi konsumen (Anatan, 2005).
2. Munificence
Munificence merupakan tingkat dukungan lingkungan terhadap pertumbuhan
organisasi yang ada didalamnya. Munificence seringkali diukur dengan tiga skala
yang secara konseptual yaitu biaya melakukan produksi, ketersediaan tenaga
kerja, dan tingkat persaingan (Anatan, 2005).
3. Kompleksitas Lingkungan
Kompleksitas lingkungan merupakan fokus yang lebih relevan untuk strategi
perusahaan daripada pada level analiasis unit bisnis. Penyebab ketidakpastian dan
turbulensi lingkungan bisnis terkait dengan kebutuhan, selera konsumen,
peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan isu sosial ekonomi (Braglia dan
Petroni, 2000).

2.1.2.1. Dimensi Lingkungan Eksternal
Dalam lingkungan eksternal banyak dipengaruhi oleh beberapa dimensidimensi yang mempengaruhinya. Menurut Ferdianto dan Zulaikha (2000)
memberikan dimensi lingkungan eksternal ke dalam tiga bagian :
1. Kompleksitas lingkungan eksternal
Dimensi ini mengacu pada banyaknya jumlah dan heterogenitas dari
elemen-elemen lingkungan yang harus dihadapi dan dipertimbangkan
dalam proses pembuatan keputusan.

15

Universitas Sumatera Utara

2. Dinamika lingkungan eksternal
Dimensi ini mengacu pada instabilitas dan volatilitas lingkungan dan
menunjukkan perubahan lingkungan yang sulit diprediksi atau tidak
terduga. Menurut Clark, et al (2002) dinamika lingkungan eksternal dapat
diartikan sebagai tingkatan perubahan sektor-sektor lingkungan eksternal
yang dapat mempengaruhi kinerja usaha sehingga harus dikenali oleh para
pembuat keputusan.
3. Daya dukung lingkungan eksternal
Dimensi ini mengacu pada jumlah sumber daya yang disediakan oleh
lingkungan eksternal dalam mendukung pertumbuhan eksternal dalam
mendukung pertumbuhan organisai dan memberikan “organizational
slack”. Setiap organisasi, baik itu besar maupun kecil, senantiasa mencari
lingkungan yang mencari dukungan dan pertumbuhan dan stabilitas,
karena pertumbuhan dan stabilitas memungkinkan organisasi menciptakan
sumber daya yang berlebih menurut Dess dan Origer dalam Dicky (2002).
2.1.3 Keberhasilan Usaha
Keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil
seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan
bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah.
Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan,
serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan
atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha
jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas

16

Universitas Sumatera Utara

lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang
fasilitas Ranto (2007:20).
Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan
anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Hutagalung (2008:50),
sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba
dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan
kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran
nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.
Noor (2007:397) mengemukakan bahwa, Keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis
dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang
melakukan

bisnis.

Menurut

Primiana

(2009:49)

mengemukakan

bahwa

Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang
produktif dan tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Luk (1996) berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan usaha
industri kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko. Keberhasilan
usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap
pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil
menurut cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan),
pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang
pengusaha. Menurut Algifari (2003:118) keberhasilan usaha dapat dilihat dari
efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis

17

Universitas Sumatera Utara

dan efisiensi secara ekonomis. Sedangkan Jane (1997:22) mengatakan bahwa
penilaian tentang kemampuan dapat diukur dengan menggunakan beberapa
dimensi yaitu efektivitas, efisiensi dan equitas/kewajaran harga.
2.1.3.1 Faktor-faktor keberhasilan usaha
Faktor-faktor keberhasilan usaha menurut (Suryana, 2006:67):
1. Kemampuan dan kemauan.
Orang yang memiliki kemampuan dan kemauan merupakan orang yang akan
menjadi wirausaha yang sukses, tetapi orang yang hanya memiliki kemauan
saja tetapi tidak memiliki kemampuan tidak akan menjadi seorang wirausaha
yang sukses.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras
Memiliki tekad yang kuat dan mau bekerja keras merupakan orang yang akan
berhasil dalam menjalankan usahanya, tetapi orang yang tidak memiliki tekad
yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi
tidak memiliki tekad yang kuat tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
3. Mengenal peluang yang sudah ada dan berusaha meraihnya ketika ada
kesempatan.
2.1.3.1 Dimensi Keberhasilan Usaha
Dimensi keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut :
1. (Laba/Profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara
pendapatan dengan biaya.

18

Universitas Sumatera Utara

2. Produktivitas
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya
produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya
menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya
laba yang diperoleh.
3. Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut
perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila
dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi
pesaing.
4. Kompetensi
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat
menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external.
Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam
perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya
dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah,
maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.
Dimensi keberhasilan usaha lain menurut (Ratno dan Sri, 2010).
adalah sebagai berikut :

19

Universitas Sumatera Utara

1. Kuantitatif
Adalah ukuran yang didasarkan pada data empiris dan hasil angka yang
mengkarakteristikkan kinerja dalam bentuk fisik atau bentuk lain. Dimensi
kuantitatif menjelaskan berupa capaian-capaian keuangan, produksi
(jumlah barang terjual), pemasaran (jumlah pelanggan), jumlah tenaga
kerja. Pertumbuhan dari jumlah pelanggan ataupun dari sektor lain di
dalam bisnis termasuk kedalam dimensi kuantitatif. Menurut Wiklund
(1999) melihat pertumbuhan terutama dipicu oleh naiknya permintaan
akan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, yang berarti
naiknya penjualan. Indikator untuk melihat keberhasilan perusahaan dapat
dilihat dari meningkatnya capaian-capaian pangsa pasar, keuangan,
produksi, jumlah tenaga kerja (Ratno dan Sri, 2010).
2. Kualitatif
Adalah ukuran yang didasarkan pada penilaian pandangan persepsi
seseorang berdasarkan pengamatan dan penilaianya terhadap sesuatu.
Ukuran kinerja kualitatif berupa kedisiplinan, kualitas pencapaian tujuan,
perilaku individual dalam organisasi, dan efektifitas. Dimensi Kualitatif
menjadi penting karena focus pada manusia itu sendiri sebagai pelaku
kegiatan akan menjadi sangat kuat (Ratno dan Sri, 2010).
2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan
jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan
sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang

20

Universitas Sumatera Utara

tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja
atau lebih digolongkan sebagai usaha besar (Wismiarsi, 2008:6).
Sementara menurut Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa
usaha kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun
berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp.
200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp.
1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri.
2.1.5 Kriteria UMKM
Adapun kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UKM
berdasarkan aset dan omset adalah sebagai berikut:
-

Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal
Rp. 300 juta per tahun.

-

Usaha Kecil memiliki aset maksimal > Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan
omset maksimal > Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun.

-

Usaha Menengah memiliki aset maksimal > Rp. 500 juta- Rp. 10
Milyar dan omset maksimal > Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun.

21

Universitas Sumatera Utara

2.2 Penelitian Terdahulu

Nama
Peneliti dan
Tahun
Penelitian

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian

AnalisisFaktorFaktorYang
MendorongKeber
hasilanUsaha Baru
(Studi Kasus
padaCrispoAccess
Georgia Ulina
oriesGrandPalladi
(2008)
um dan QtaAccessories Sun
PlazaMedan

Puspita Sri
Rejeki
Tarigan
(2009)

Khairul Syah
Alam
Nasution
(2011)

Muhammad
Reza Azmi

1. Rencana
pemasaran
2. Rencana
produksi
3. Rencana
organisasi
dan
manajemen
4. Rencana
keuangan

Analisis Faktor –
1. Faktor
Faktor Yang
kewirausaha
Mendorong
an
Keberhasilan
2. Faktor
Usaha Pada Usaha
strategi
Optik di Jalan
pemasaran
Djamin Ginting,
3. Faktor
P. Bulan Medan
manajemen
permodalan
4. Faktor
keuangan

Pengaruh
Pengetahuan
Kewirausahaan
dan Manajemen
Permodalan
Terhadap
Keberhasilan
Usaha Pada
Rumah Makan
Ayam Penyet
Pujakesuma
Square.
Pengaruh
Entrepreneurial

Jenis
Hasil Penelitian
penelitian
&
Teknik
Analisis
Deskriptif, faktor-faktor
Kualitatif yang mendorong
keberhasilan
usaha baru
adalah
penerapan yang
diikuti
pengimplementa
sian keempat
faktor dari
rencana usaha
(business plan)
Deskriptif,
Kualitatif

1. Pengatahuan Deskriptif,
kewirausahaa Kualitatif
n
2. Manajemen
permodalan
3. Keberhasilan
usaha

1. Entrepreneur Asosiatif,
ial
Regresi

Faktor – faktor
yang mendorong
keberhasilan
usahaoptik
adalah faktor
pengetahuan
kewirausahaan,
faktor strategi
pemasaran dan
faktor
manajemen
permodalan dan
keuangan
Faktor-faktor
yang mendorong
keberhasilan
usaha pada
usaha rumah
makan yaitu
pengetahuan
kewirausahaan,
dan manajemen
permodalan

variabel
entrepreneurial

22

Universitas Sumatera Utara

(2015)

Networking dan
Lingkungan
Bisnis Eksternal
Terhadap Kinerja
UMKM (Studi
Kasus Pada
UMKM di Bidang
Kuliner di
Sekitaran Kampus
USU dan Jalan
Halat Medan )

Yessi Giovani PengaruhPengetah
Tarigan
uan
(2015)
Kewirausahaan
dan Kemandirian
Pribadi terhadap
KinerjaUsaha
Pada Pengusaha
Toko Emas dan
Permata di Pusat
Pasar Medan
Analisis Faktor –
Lies
Faktor Yang
Indriyatni
Berpengaruh
(2013)
Terhadap
keberhasilan
Usaha Mikro dan
Kecil

Ana
Wulandari
(2009)

Pengaruh
Lingkungan
Eksternal dan
Lingkungan
Internal Terhadap
Orientasi
Wirausaha Dalam
Meningkatkan
Kinerja Usaha

Networking
2. Lingkungan
Bisnis
Eksternal
3. Kinerja
UMKM

Linier
Berganda

networking dan
lingkungan
bisnis eksternal
secara
individual atau
secara parsial
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
usaha UMKM.

1. Pengetahuan
Kewirausaha
an
2. Kemandirian
Pribadi
3. KinerjaUsah
a

Asosiatif,
Regresi
Linier
Berganda

kinerja usaha
dipengaruhi
cukup erat
oleh
pengetahuan
kewirausahaan
dan kemandirian
pribadi

1. Modal Kerja
2. Kemampuan/
Skill
3. Lokasi
Usaha

Explanato
ry
research
Regresi
Linier
Berganda

1. Lingkungan
Eksternal
2. Lingkungan
Internal
3. Orientasi
Kewirausaha
an
4. Kinerja
Usaha

Faktor modal
kerja,
pemampuan,
dan lokasi usaha
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keberhasilan
usaha
Asosiatif, Penelitian
Analisis
membuktikan
regresi dan bahwa
analisis
lingkungan
korelasi
eksternal
dan lingkungan
internal
memiliki
pengaruh
positif terhadap
orientasi
wirausaha

23

Universitas Sumatera Utara

Rj Taormina
dan Kin Mei
Lao s (2007)

Measuring
Chinese
Entrepreneurial
Motivation:
Personality and
Environmental
Influence

Kevin Hindle Exploring The
dan Kim
RelationShip
Klyver (2006) Between Media
Coverage and
Participation in
Entrepreneurship:
Initial Global
Evidence and
Research
Implication

1. Social
Networking
2. Optimism
3. Achievment
Striving
4. Perceived
importance
of a
favorable
business
environmen
t
5. Demograph
ic
6. Motivation
to start
business
1. Networking
2. Alertness
3. Competence
4. Riskwillingness
5. Uniform
living
standards
6. Status
perception
7. Opportunity
search
activity
8. Young
business
activity

Asosiatif,
Analisis
regresi
Berganda

Karakteristik
psikologi
berpengaruh
kuat pada
kemampuan
pengusaha dan
lingkungan
bisnis
mempengaruhi
kesuksesan
usaha

Asosiatif,
Multiple
linear
regresi

Sejumlah orang
yang
mempunyai
keahlian dan
pengetahuan
untuk memulai
segala bisnis
berhubungan
secara signifikan
dengan seluruh
variable
dependen

2.3 Kerangka Konseptual
Pengetahuan kewirausahaan adalah salah satu faktor penting yang
mendukung keberhasilan usaha. Pengusaha hendaknya menambah pengetahuan
tentang berwirausaha baik melalui pendidikan dan pelatihan sebagai bekal
pengusaha untuk mencapai tujuan atau sasaran yang lebih baik. Seorang
wirausaha yang berbekal pengetahuan dan keterampilan akan selalu mencari
peluang dan terobosan baru untuk meningkatkan kinerja usahanya. Semakin
24

Universitas Sumatera Utara

seorang pengusaha memiliki pengetahuan kewirausahaan semakin mampu pula
pengusaha menampilkan kualitas kinerjanya yang berati semakin tinggi
pengetahuan kewirausahaan maka semakin tinggi pula kinerja dalam menjalankan
usaha baik dari segi pengembangan maupun sasarannya. (Tarigan, 2015).
Menurut Indriyatni (2013) pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan
apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses
dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha
sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis.
Dimensi dari pengetahuan kewirausahaan yang pertama adalah pengetahuan
langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seorang wirausahawan
sebelum ia menjadi seorang wirausaha, serta pengetahuan tidak langsung yang
diperolehnya dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang
wirausaha. Dimensi lainnya adalah tingkat pendidikan yaitu tingkat kepentingan
pendidikan formal dan non formal dalam menjalankan sebuah usaha. Dan yang
terakhir adalah perkembangan teknologi, yakni seorang wirausaha menyadari dan
mengikuti perkembangan teknologi baik informasi maupun teknologi untuk
produksi (Tarigan, 2015).
Menurut

Manalu

(2010:2)

penerapan

pengetahuan

kewirausahaan

merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha. Pengetahuan
kewirausahaan berpengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap keberhasilan
usaha (Rahmadanita, 2016:37).
Setiap wirausaha harus memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan layak
sebelum memasuki dunia usaha dan memulai usahanya, karena hal itu
berpengaruh langsung pada hasil, dimana akan menentukan titik keberhasilan

25

Universitas Sumatera Utara

pada usaha yang dirintis. Dengan pengetahuan yang cukup para pelaku usaha
dapat menerapkannya pada usaha yang akan dijalankan sehingga mereka dapat
mencapai keberhasilan usaha sesuai target yang mereka inginkan.
Menurut Noor (2007:397) suatu bisnis dikatakan berhasil, bila dapat
mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.
Penelitian Wulandari (2009) menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan
keberhasilan usaha, terlebih dahulu para pengusaha perlu meningkatkan orientasi
wirausaha yang dimilikinya melalui peningkatan adaptasi terhadap lingkungan
eksternal dan pembenahan lingkungan internal perusahaan. Hal ini perlu
dilakukan mengingat lingkungan eksternal dan lingkungan internal berpengaruh
positif terhadap orientasi wirausaha dimana orientasi wirausaha itu sendiri
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Supriyono (2000) menyatakan
bahwa lingkungan eksternal merujuk pada faktor-faktor dan kekuatan yang berada
di luar organisasi namun mempengaruhi kinerja organisasi. Dalam konsep ini
bisnis sebagai suatu sistem organisasi yang menjadi satu kesatuan dengan sistem
lain yaitu lingkungan yang melingkupinya.
Dalam lingkungan eksternal banyak dipengaruhi oleh beberapa dimensidimensi yang mempengaruhinya. Menurut Ferdianto dan Zulaikha (2000)
memberikan dimensi lingkungan eksternal ke dalam tiga bagian yaitu,
Kompleksitas lingkungan eksternal, dimensi ini mengacu pada banyaknya jumlah
dan heterogenitas dari elemen-elemen lingkungan yang harus dihadapi dan
dipertimbangkan dalam proses pembuatan keputusan. Dinamika lingkungan
eksternal, dimensi ini mengacu pada instabilitas dan volatilitas lingkungan dan
menunjukkan perubahan lingkungan yang sulit diprediksi atau tidak terduga.

26

Universitas Sumatera Utara

Menurut Clark, et al (2002) dinamika lingkungan eksternal dapat diartikan
sebagai tingkatan perubahan sektor-sektor lingkungan eksternal yang dapat
mempengaruhi kinerja usaha sehingga harus dikenali oleh para pembuat
keputusan.
Daya dukung lingkungan eksternal, dimensi ini mengacu pada jumlah
sumber daya yang disediakan oleh lingkungan eksternal dalam mendukung
pertumbuhan

eksternal

dalam

mendukung

pertumbuhan

organisai

dan

memberikan “organizational slack”. Setiap organisasi, baik itu besar maupun
kecil, senantiasa mencari lingkungan yang mencari dukungan dan pertumbuhan
dan stabilitas, karena pertumbuhan dan stabilitas memungkinkan organisasi
menciptakan sumber daya yang berlebih menurut Dess dan Origer dalam Dicky
(2002).
Keberhasilan usaha adalah adanya peningkatan kegiatan usaha yang
diharapkan dan dicapai oleh para pengusaha industri kecil. Dimensi dari
keberhasilan usaha terdiri dari kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif adalah ukuran
yang didasarkan pada data empiris dan hasil angka yang mengkarakteristikkan
kinerja dalam bentuk fisik atau bentuk lain. Dimensi kuantitatif menjelaskan
berupa capaian-capaian keuangan, produksi (jumlah barang terjual), pemasaran
(jumlah pelanggan), jumlah tenaga kerja. Kualitatif adalah ukuran yang
didasarkan pada penilaian pandangan persepsi seseorang berdasarkan pengamatan
dan penilaianya terhadap sesuatu. Ukuran keberhasilan kualitatif berupa
kedisiplinan, kualitas pencapaian tujuan, perilaku individual dalam organisasi, dan
efektifitas.

27

Universitas Sumatera Utara

Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan
yang dimiliki pelaku usaha dan pemahaman terhadap lingkungan eksternal
mempengaruhi keberhasilan usaha. Dengan demikian masing-masing variabel
tersebut (pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan eksternal) memiliki
pengaruh pada keberhasilan usaha.

Pengetahuan
Kewirausahan ( �1 )

Keberhasilan
Usaha (Y)

LingkunganEkstern
al (�2 )

Gambar 2 . 1
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan.Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2009:96).
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah :
Pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan eksternal berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

28

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal, Pemilihan Lokasi dan Pengetahuan yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Mobil Data di Sepanjang Jalan Dr. Mansyur Medan

5 80 78

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 4 97

Pengaruh Modal, Pemilihan Lokasi dan Pengetahuan yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Mobil Data di Sepanjang Jalan Dr. Mansyur Medan

0 0 9

Pengaruh Modal, Pemilihan Lokasi dan Pengetahuan yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Mobil Data di Sepanjang Jalan Dr. Mansyur Medan

0 0 2

Pengaruh Modal, Pemilihan Lokasi dan Pengetahuan yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Mobil Data di Sepanjang Jalan Dr. Mansyur Medan

0 0 5

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 0 5

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 1 3

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Burger di sepanjang Jalan Dr Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan)

0 0 10