Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan : studi kasus kantor perbendaharaan dan kas negara Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi silih berganti dengan arah yang tidak

  menentu dan kompleksitas tinggi yang sulit dipahami, telah menciptakan kegalauan yang membahayakan kelestarian hidup banyak organisasi bisnis.

  Munculnya kegalauan lingkungan bisnis telah mengubah pemikiran para ahli tentang faktor yang menjadi kunci penentu kesuksesan organisasi atau perusahaan.

  Di dalam perusahaan, sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam seluruh aktivitas perusahaan, terutama dalam peningkatan produktivitas. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia agar mempunyai kualitas yang baik, sehingga produktivitas meningkat.

  Sumber daya manusia dalam perusahaan sangat besar pengaruhnya dalam menenetukan kelangsungan hidup perusahaan. Betapapun baiknya suatu rencana organisasi atau perusahaan serta adanya dana yang melimpah dan teknologi yang canggih tidak akan ada artinya tanpa sumber daya yang mampu memberikan nilai lebih kepada sumber daya yang lainnya.

  Dalam usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia, diperlukan program-program yang didalamnya mengacu pada pengembangan sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin dalam memimpin karyawannya. Pemimpin dan karyawan harus mampu bekerjasama untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Kepemimpinan saat ini semuanya tentang melibatkan, memberi konsultasi dan mendorong orang lain.

  Kepemimpinan itu non hierarkis, memerlukan integritas tingkat tinggi, kejujuran dan keadilan yang model kepemimpinannya dalam gaya yang sangat nyata.

  Berbicara mengenai kepemimpinan, sumber daya manusia tidak terlepas dari pemimpin itu sendiri dan juga faktor penentu keberhasilannya dalam memimpin yang disebut gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dan tujuan individul.

  Perubahan lingkungan yang begitu cepatnya sangat berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Diperlukan seorang pemimpin yang mampu mengemban visi dan misi perusahaan untuk mengikuti perubahan lingkungan. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan tersebut adalah gaya kepemimpinan transformasional, dimana seorang pemimpin harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan untuk mengikuti perubahan lingkungan perusahaan.

  Begitu besar peran seorang pemimpin, sehingga nilai-nilai yang dianut serta gaya kepemimpinan sangat penting untuk menentukan keputusan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  harus dapat memberikan dorongan positif bagi bawahannya sehingga bawahan dapat bertingkah laku ke arah yang diharapkan perusahaan. Apabila gaya kepemimpinan tidak sesuai, maka akan berpengaruh terhadap karyawan itu sendiri.

  Seseorang akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik apabila dia merasa nyaman dan senang menjalankan pekerjaannya dalam organisasi tersebut. Dan dia merasa puas dengan segala peraturan serta gaya kepemimpinan yang berlaku di organisasi atau perusahaan tersebut, secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja.

  Kepemimpinan tidak muncul begitu saja, namun ada faktor yang harus dipenuhi yaitu ada pemimpin, orang yang dipimpin dan situasi.

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan

  Terhadap Motivasi Kerja Karyawan” studi kasus pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukaan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Gaya kepemimpinan apakah yang diterapkan oleh pemimpin pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Yogyakarta?

  2. Apakah ada pengaruh positif antara gaya kepemimpinan dengan motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C. Batasan Masalah

  Pada umumnya gaya kepemimpinan bermacam-macam, tetapi penulis hanya membatasi pada tiga gaya kepemimpian yaitu: gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratik, dan gaya kepemimpinan lazier faire.

  Motivasi kerja, ruang lingkup penelitiannya dibatasi pada sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. (As’ad, 2000 : 45) Dimana dapat diidentifikasikan dengan: (Anoraga dan Suyati, 1995 : 53)

  1. Uang

  2. Pujian

  3. Perhatian

  4. Persaingan

  5. Kebanggaan

  6. Pelimpahan tanggung jawab

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Yogyakarta.

  2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi penulis Dari penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah dan dapat menerapkan teori-teori yang pernah diperoleh dalam perkuliahan.

  2. Bagi perusahaan Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pemimpin dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat, guna meningkatkan kinerja perusahaan.

  3. Bagi pembaca Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.

  4. Bagi akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti lainnya dan Universitas Sanata Dharma khususnya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.

  F. Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB II LANDASAN TEORI Berdasarkan uraian pada Bab I, maka pada Bab II ini berisi tentang landasan teori yang menunjang masalah yang diteliti. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini diuraikan tentang jenis-jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, sumber data, teknis pengumpulan data dan teknis data.

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi tentang sejarah singkat tentang berdirinya perusahaan, lokasi, perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi, personalia, kegiatan produksi dan pemasaran hasil produksi.

  BAB V ANALISIS DAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis data yang telah dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggunakan alat analisis yang telah ditentukan.

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil pembahasan dan analisa, serta saran yang dianggap perlu bagi perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Pengertian manajemen dari beberapa ahli, adalah sebagai berikut:

  1. Luther Gulick (Handoko, 1999 : 7)

  Manajemen adalah suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi perusahaan.

  2. A.F. Stoner (Sirait, 1996 : 8)

  Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

  Pengertian manajemen sumber daya manusia dari beberapa ahli sebagai berikut:

  1. Ranupandojo dan Husnan (1997 : 15)

  Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaag kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.

  2. Flippo (1994 : 5)

  Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan kompensasi, integrasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Kepemimpinan

  1. Pengertian kepemimpinan Arti kepemimpinan adalah tentang menciptakan dan mengatasi perubahan. Kepemimpinan melibatkan seting arah, mengembangkan visi ke dalam tindakan atau aksi di dunia nyata. Suatu perusahaan tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa seorang pemimpin yang mampu membawa organisasi atau perusahaan mencapai tujuan yang direncanakan. (Maccoby, 1999 : 1) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian tujuan satu atau beberapa tujuan. (Tannenbaum, 1961) Menurut Fred Fieder dan Martin M. (dalam Wahjosumidjo, 1987 : 21) definisi kepemimpinan adalah sebagai berikut: a. Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan.

  b. Kepemimpinan adalah langkah yang pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan program-program yang saling berkaitan.

  c. Kepemimpinan adalah sautu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan penciptaan tujuan.

  2. Definisi gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  orang lain seperti yang ia lihat (Thoha, 1985 : 52). Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan (1984 : 191) gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan.

  Sedangkan gaya kepemimpinan menurut Edwin B. Flippo (1984 : 122) adalah sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk memadukan kepentingan organisasi dan personalia guna mengejar beberapa saran.

  3. Macam-macam gaya kepemimpinan Menurut studi kepemimpinan Universitas Iowa, Ronald Lippit dan K. White (Sutarto, 1986 : 72) ada tiga gaya kepemimpinan yaitu: a. Gaya kepemimpinan otokratik

  Definisi kepemimpinan otokratik adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pemimpin (Sutarto, 1986 : 73). Dalam gaya kepemimpinan otokratik, pemimpin atau manajer bersikap sebagai pengusaha dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai, sehingga pemimpin memegang kekuasaan mutlak. Hal ini mengakibatkan kreativitas karyawan terkunci dan segala kegiatan tergantung pemimpin. Gaya kepemimpinan otokratik sangat cocok digunakan dalam situasi-situasi kritis dimana ada masalah yang menuntut penyelesaian dengan tegas dan tepat. Menurut gaya kepemimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tersebut tinggal menerima tugas dan pekerjaan dari pemimpin mereka, karyawan hanya melaksanakannya saja. (Mangunhardjana, 1994 : 28) Ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratik sebagai berikut: 1) Wewenang mutlak berpusat pada manajer, 2) Keputusan dibuat oleh manajer, 3) Kebijaksanaan dibuat oleh manajer, 4) Komunikasi berjalan searah, 5) Pengawasan terhadap tingkah laku karyawan diawasi dengan ketat, 6) Tangung jawab keberhasilan perusahaan dipikul oleh manajer, 7) Kasar dalam bertindak dan kaku dalam bersikap, 8) Prakarsa harus selalu dari manajer, 9) Karyawan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan ide, pendapat, pertimbangan, dan saran, 10) Tugas bagi karyawan diberikan secara instruksi, 11) Lebih banyak kritik daripada tujuan, 12) Manajer menuntut kesetiaan karyawan secara mutlak, 13) Manajer menuntut prestasi sempurna dari karyawan tanpa syarat, 14) Cenderung ada paksaan, ancaman dan hukuman.

  Adapun kelebihan gaya kepempinan otokratik ini adalah pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat dan tegas.

  Sedangkan kekurangannya adalah suasana menjadi tampak tegang dan kaku, menimbulkan ketidakpuasan karyawan karena dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang diambil manajer terkadang bagi karyawan dirasa sebagai suatu hal yang dipaksakan, selain itu bisa juga merusak moral karyawan, meniadakan inisiatif, sering menimbulkan permusuhan dan keluhan.

  b. Gaya kepemimpinan demokratik Gaya kepemimpinan demokratik adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara manajemen dan karyawan. Dalam gaya kepemimpinan demokratik ini manajer berusaha membawa karyawannya sejajar dengan manajer sehingga karyawan dapat menyumbangkan ide dan pendapat, pertimbangan dan saran yang dimilikinya. Gaya kepemimpinan demokratik ini sangat cocok untuk diterapkan jika perusahaan tersebut menghadapi masalah yang membutuhkan pemikiran yang banyak dan keterlibatan tinggi dari karyawan dalam pelaksanaannya. Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratik ini adalah sebagai berikut: 1) Wewenang manajer tidak mutlak, 2) Manajer bersedia melimpahkan sebagian tanggungjawabnya kepada karyawannya, 3) Keputusan dibuat bersama antara manajer dan karyawan, 4) Kebijaksanaan dibuat bersama antara manajer dan karyawan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6) Tugas manajer bersifat permintaan, 7) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku dan kegiatan bersifat wajar, 8) Pujian dan kritikan seimbang, 9) Terdapat saling percaya, saling menghormati dan menghargai, 10) Banyak kesempatan bagi karyawan untuk menyampaikan ide, pendapat, pertimbangan dan saran, 11) Manajer mendorong prestasi sempurna dari karyawan, 12) Prakarsa datang dari manajer maupun karyawan, 13) Manajer memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak.

  Kelebihan gaya kepemimpinan demokratik ini adalah tumbuhnya rasa ikut memiliki, karena manajer selalu berusaha melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan selian itu juga akan tercipta moral yang tinggi. Sedangkan kekurangannya keputusan dan tindakan kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuatpun bukan merupakan keputusan yang baik.

  c. Gaya kepemimpinan Lazier Faire Gaya kepemimpinan laizer faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagi kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan pada bawahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ciri-ciri kepemimpinan laizer faire adalah: 1) Manajer melakukan peranannya secara pasif, 2) Manajer memberikan kebebasan penuh kepada karyawan, 3) Manajer mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada karyawan dengan tidak lengkap, 4) Karyawan dituntut untuk memiliki keahlian tinggi, 5) Manajer tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan, 6) Kontak antara manajer dengan karyawan sedikit sekali, 7) Manajer menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada karyawan dalam artian menginginkan agar karyawan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam menyelesiakan pekerjaannya.

  Kelebihan dari gaya kepemimpinan laizer faire ini karyawan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya, dan kekurangannya berupa kekacauan karena setiap pejabat bekerja menurut selera masing-masing. (Sutarto, 1986 : 79)

D. Motivasi

  1. Pengertian motivasi Motif seringkali diartikan dengan dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Sehingga motif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  untuk bertingkah laku dan di dalam pembuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Motif adalah yang melatarbelakangi individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. (As’ad, 2000 : 45)

  2. Motivasi kerja Motivasi merupakan bagian integral dari kegiatan organisasi di dlaam proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja manusia dalam suatu organisasi. Jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu motivasi kerja dalam psikologi karya disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya. (Anoraga dan Sayuti, 1995 : 43)

  3. Indikator motivasi kerja Indikator-indikator motivasi kerja adalah: (Anoraga dan Sayuti, 1995 : 53)

  a. Uang Kita semua mengetahui bahwa kebutuhan akan uang tidak bisa diabaikan begitu saja. Dalam arti, ekonomi sangat penting dan uang dianggap sebagai lambang prestasi dan prestise.

  Uang dapat digunakan untuk mempertahankan bawahan agar tidak pindah ke perusahaan alin. Dengan kata lain, uang merupakan daya tarik agar bawahan merasa senang untuk bekerja. Uang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penghasilan yang didapat seseorang, maka semakin tinggi pula jabatan yang didudukinya.

  Uang juga merupakan lambang prestasi. Semakin tinggi penghasilan seseorang, maka semakin tinggi prestasi yang dihasilkannya.

  b. Pujian Pujian seringkali diremehkan banyak orang. Perlu diketahui bahwa pada umumnya orang, secara naluriah akan senang menerima pengakuan apabila yang bersangkutan bekerja secara baik. Pujian yang diberikan atasan, justru akan mendorong bawahan untuk bekerja lebih baik lagi.

  c. Perhatian Perhatian yang sungguh-sungguh merupakan alat yang ampuh untuk menumbuhkan suasana suasana informal yang akrab. Dengan mempersempit jarak antara pimpinan dan bawahan, maka akan tercipta suasana yang akrab.

  d. Persaingan Sebagian orang suka akan persaingan dan siapa saja akan melakukannya bila memiliki kesempatan untuk menang. Memberikan kesempatan kepada semua bawahan dengan porsi yang sama besar agar masing-masing pegawai mendapat kesempatan yang sama untuk menang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  e. Kebanggan Ada dua macam kebanggaan yang perlu ditumbuhkan, yakni kebanggaan terhadap pribadi dan kebanggaan terhadap organisasi.

  Kebanggaan terhadap pribadi yang ditumbuhkan dengan mengupayakan agar bawahan sadar tugasnya adalah sangat penting dan menentukan bagi organisasi. Sedangkan kebanggaan berorganisasi dapat diciptakan dengan sesuatu hal yang menonjol yang dihasilkan perusahaan.

  f. Pelimpahan tanggung jawab Pelimpahan tanggung jawab kepada bawahan dalam hal-hal tertentu, akan menimbulkan perasaan dipercaya. Hal ini dengan catatan bahwa pelimpahan tanggung jawab ini sebagai alat motivasi hanya boleh diberikan kepada bawahannya yang kemampuannya tidak diragukan lagi.

E. Hipotesis

  Kesimpulan sementara yang dapat diambil oleh penulis adalah:

  1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Yogykarta adalah Gaya Kepemimpinan Demokratik.

  2. Ada pengaruh positif dari gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yang merupakan

  suatu jenis penelitian mengenai gaya kepemimpinan untuk memperoleh kesimpulan dan hasil penelitian yang hanya berlaku bagi perusahaan yang bersangkutan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.

  Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di lingkungan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Jalan Kusumanegara Yogyakarta.

2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada Bulan Desember tahun 2006.

C. Subjek dan Objek Penelitian

  1. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah pegawai pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Yogyakarta.

2. Objek penelitian

  Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti yaitu gaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang akan diteliti yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap ( Igbal Hasan, 2002 : 58 ). Terdapat 73 orang pegawai dalam Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.

  Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu ( Igbal Hasan, 2002 : 58 ).

  Diambil 50 orang sebagai sampel dari total keseluruhan sebanyak 73 orang.

  E. Metode Pengambilan Sampel

  Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Convenience Sampling dimana tidak semua populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi calon responden atau sampel (http://library.gunadarma.ac.id/s2, 2004 ).

  F. Variabel Penelitian

  Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2000 : 2) Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu: 1.

  Variabel bebas (independent variable) Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Variabel terikat (dependent variable)

  Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja.

G. Pengukuran Variabel

  Dalam penelitian ini ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas berupa gaya kepemimpinan yang diuraikan menjadi: cara manajer dalam mengambil keputusan, hubungan manajer dengan karyawan, cara manajer memperlakukan karyawan, dan cara pimpinan menghadapi masalah dalam perusahaan. Yang kedua yaitu variabel terikat, yaitu motivasi kerja karyawan.

1. Gaya kepemimpinan

  Yang dimaksud gaya kepemimpinan adalah perilaku seseorang pimpinan untuk menggerakkan para bawahan agar bawahan bersedia bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang dipakai yaitu gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratik, dan gaya kepemimpinan laize faire, maka aspek gaya kepemimpinan diuraikan menjadi: a. Cara pemimpin mengambil keputusan, b.

  Hubungan pemimpin dengan karyawan,

  c. Cara pemimpin memperlakukan karyawan, d.

  Cara menghadapi masalah dalam perusahaan. Untuk menelit gaya kepemimpinan yang diterapkan, mengunakan analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Motivasi kerja karyawan

  Diartikan sebagai dorongan kerja dalam diri karyawan karena terdorong untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhannya dalam hal ini dapat dibagi menjadi:

  a. Uang b.

  Pujian c. Perhatian

  d. Persaingan e.

  Kebanggaan

  f. Pelimpahan tanggung jawab H.

   Jenis Data

  1. Data primer, yaitu data yang diperlukan subjek penelitian dengan cara kuesioner dan observasi.

  2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber bacaan lain, seperti buku, literatur, jurnal yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

I. Teknik Pengumpulan Data 1.

  Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pernyataan secara tertulis kepada responden, tiap responden diminta untuk memilih alternatif jawaban yang disediakan. Kuesioner terdiri dari 24 butir pernyataan untuk gaya kepemimpinan dan 18 butir pernyataan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  responden akan dikuantitatifkan terlebih dahulu dengan memberikan skor sesuai dengan skala Likert, yang mana untuk pernyataan-pernyataan yang sifatnya positif:

  Jawaban Selalu mendapat skor 5 Jawaban Sering mendapat skor 4 Jawaban Kadang-kadang mendapat skor 3 Jawaban Jarang mendapat skor 2 Jawaban Tidak Pernah mendapat skor 1 Sedangkan untuk pernyataan-pernyataan yang sifatnya negatif, adalah sebaliknya.

  2. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung dan mencatat apa yang penulis ketahui tentang objek yang diteliti.

  3. Data-data sekunder atau riset perpustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan melalui studi kepustakaan yang maksudnya adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dapat diperoleh dari catatan, literatur, kuliah.

  J. Teknik Pengujian Kuesioner 1.

  Uji validitas Tujuan dari pengujian validitas adalah untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurannya. Untuk pengujian validitas suatu kuesioner dapat digunakan teknik Korelasi Momen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  N xyx y ( )( ) ∑ ∑ ∑

  r xy : 2 2 2 2 ⎡ ⎤

  N xx N yy ( ) ( )

  

{ } { }

∑ ∑ ∑ ∑

  ⎢⎣ ⎥⎦ Keterangan : r xy : koefisien korelasi product moment x : nilai dari variabel y : nilai dari total variabel xy : jumlah hasil kali antara x dan y N : banyaknya sampel uji coba

  Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut: Jika r hitung tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut

  ≥ r dinyatakan valid.

  Jika r hitung tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut ≤ r dinyatakan tidak valid.

2. Uji reliabilitas

  Tujuan dari pengujian reliabilitas ini adalah untuk menguji apakah kuesioner yang dibagikan karyawan benar-benar dapat diandalkan sebagai alat pengukur. Pengujian ini hanya pada butir-butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid. Dalam penelitian ini hanya butir-butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alpha dari Cronbach. (Hadi, 1991)

  ⎛ v

  M

x

r rr =

  1 − ⎜⎜ ⎟⎟

  M

  1 x t ⎝ ⎠

  Keterangan : r tt = reliabilitas M = jumlah butir v x = varians butir v = varian nilai total

  t

  Semakin tinggi tingkat reliabilitas suatu alat ukur, semakin stabil dan semakin dapat diandalkan alat ukur tersebut dalam mengukur suatu gejala.

  Perhitungan tingkat reliabilitas yang mempunyai nilai r tt lebih besar dari nilai r tabel (r tt > r tabel ).

  K. Teknik Analisis Data

  1. Untuk meneliti gaya kepemimpinan yang diterapkan, menggunakan analisis Skala likert. Untuk interval kelas dari tiga gaya kepemimpinan yang diteliti, maka dicari dengan rumus Sturges ( Nugroho Budiyuwono, 1993 : 37 )

   C1 = Range K

  Keterangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  K = Banyaknya kelas Karena terdapat 24 pernyataan, maka jumlah skor terbesar untuk kuesinoer Gaya Kepemimpinan adalah 24 x 5 = 120, sedangkan jumlah skor terendah adalah 24 x 1 = 24.

  Jadi dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini, C1 = Range

  K C1 = 120 – 24

  3 C1 = 32 Dengan interval 32, maka garis skala gaya kepemimpinan dapat digambarkan sebagai berikut :

  24 Laizer Faire 55,99 56 Demokratik 87,99 88 Otokratik 120

  2. Untuk meneliti gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan, maka dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Untuk menganalisis apakah gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan menggunakan analisis Regresi Linear Sederhana. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

  Y = a + bX

  Keterangan : Y = motivasi kerja X = gaya kepemimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b.

  Dari persamaan regresi yang telah diperoleh, peneliti melakukan uji signifikansi yang disebut uji stat t atau t-test, yang berguna untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara individu dalam menerangkan variasi variabel terikat.

  r n

  2 t = 2 1 − r Keterangan : r = koefisien korelasi antara x dan y

  2

  r = koefisien determinasi n = jumlah responden t hitung = nilai t hitung yang dicari setelah t diperoleh lalu dibandingkan dengan t . Kriteria yang

  hitung tabel

  digunakan untuk mencari t tabel adalah derajat kebebasan df = n-2, dan tingkat signifikansi atau tingkat kepercayaan 5%.

  c.

  Merumuskan hipotesis H : b

  ≤ 0, artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.

  H A : b > 0, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhdap motivasi kerja karyawan.

  d.

  Mengambil keputusan tentang penerimaan atau penolakan hipotesis Hipotesis nol (H ) ditolak dan hipotesis alternatif (H A ) diterima bila t > t . Ini dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

  hitung tabel berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hipotesis nol (H ) diterima atau hipotesis alternatif (H

  A

  ) ditolak thitung ≤ t

  

tabel . Ini dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan tidak

berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.

  Gambar III.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dan Ha

  H diterima H a diterima H a ditolak H ditolak T tabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB IV

GAMBARAN UMUM

KANTOR PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA

YOGYAKARTA

Sejarah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Terbentuknya Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen PBN) tidak terlepas

  dari konsekuensi pelaksanaan reformasi penyempurnaan manajemen keuangan Negara di Indonesia. Ketika semangat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) digulirkan, Pemerintah Pusat menempuh langkah perubahan melalui reformasi hukum dan reformasi organisasi. Secara paralel, reformasi hukum yang ditandai dengan lahirnya Paket Undang-Undang Bidang Keuangan Negara diiringi dengan perubahan organisasional di tubuh Departemen Keuangan guna menyelaraskan perangkat organisasi dengan penegasan fungsi Departemen Keuangan selaku institusi Pengelola Fiskal.

  Selaku institusi Pengelola Fiskal, Departemen Keuangan membagi pemisahan kewenangan, yang antara lain adalah fungsi-fungsi pengkajian, penganggaran, dan perbendaharaan. Inilah alasan kuat terjadinya penyempurnaan organisasi (reorganisasi) dengan "terbentuknya" 3 (tiga) organisasi dengan nomenklatur baru, yaitu Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan (Ditjen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerjasama Internasional (BAPEKKI). Suatu Perubahan organisasi yang ditandai dengan memisahkan fungsi-fungsi yang berbeda namun berada dalam satu naungan organisasi, serta menyatukan fungsi- fungsi yang sama namun tersebar di berbagai unit.

  Ditjen PBN sendiri bukanlah organisasi yang sama sekali baru. "Core

  

function" nya tersebar di berbagai unit Eselon I dengan fungsi paling dominan,

  yaitu fungsi pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas Negara, pengelolaan barang milik kekayaan Negara, dan pengelolaan hutang luar negeri berada di bawah unit Eselon I Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Sementera itu, fungsi perbendaharaan lainnya tersebar di beberapa unit Eselon I dan II yaitu fungsi pengelolaan hutang dalam negeri pada Pusat Manajemen Obligasi Negara (PMON), pengelolaan penerusan pinjaman dan pengelolaaan kasnya pada Ditjen Lembaga Keuangan (Ditjen LK), dan penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), serta fungsi pengolahan data pada Kantor Pengelolahan Data Informasi Keuangan Regional (KPDIKR) BINTEK.

  Selanjutnya, dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 35, 36, dan 37 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK/2004 dan Nomor 303/KMK/2004, secara hukum meleburlah unit-unit pengelola fungsi perbendaharaan tersebut menjadi satu Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pelantikan Direktur Jenderal Perbendaharaan dan seluruh pejabat Eselon II pada bulan Oktober 2004 pun merupakan titik awal sinergi organisasi baru tersebut.

  Hingga kini, telah terjadi beberapa kali pergantian pejabat Eselon II dan jajaran di bawahnya.

  Sejarah Direktorat Jenderal Anggaran

  (Sumber: Direktorat Jenderal Anggaran dari Masa ke Masa ( 1966-1999) Direktorat Jenderal Anggaran yang merupakan embrio paling dominan dari fungsi perbendaraan telah memiliki sejarah panjang Cikal bakal DJA dimulai pada tahun 1945 dengan dibentuknya Pejabatan Keuangan sebagai salah satu unit di bawah Kementrian Keuangan yang bertugas melaksanakan urusan anggaran negara, perbendaharaan, dan kas negara. Selanjutnya Pejabatan Keuangan diubah namanya menjadi Thesauri Negara pada tahun 1948. Perjalanan terus berlanjut dengan dibentuknya Departemen Urusan Anggaran Negara yang memegang tugas perencanaan dan penyusunan anggaran negara, dan Departemen Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan yang mempunyai tugas melaksanakan perbendaharaan dan kas negara di bawah Kompartemen Keuangan pada tahun 1962. Pada kurun ini dibentuk Inspektorat Perbendaharaan Negara dan Kantor Bendahara Negara.

  Pada awal masa pemerintahan Orde Baru dibentuklah sebuah unit eselon I di bawah Departemen Keuangan yang bernama Deputi Bidang Anggaran sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pembayaran pengeluaran negara. Dengan demikian, fungsi perbendaharaan kembali tergabung menjadi satu dengan fungsi anggaran, setelah sempat bernaung di bawah satu atap pada kurun waktu sebelumnya. Nama Direktorat Jenderal Anggaran sendiri ada berdasarkan Keppres nomor 170 tahun 1966 sebagai pengganti dari Deputy Bidang Anggaran. Direktur Jenderal Anggaran waktu itu adalah Piet Haryono, yang memegang jabatan sebagi Dirjen Anggaran pertama sampai dengan tahun 1976. Berturut-turut nama Dirjen Anggaran setelahnya yaitu Jusuf Ramli, Benjamin Parwoto, Darsjah, A. Anshari Ritonga, dan Achmad Rochjadi.

  Rencana Strategis

A. BIDANG BELANJA NEGARA

  1. Menetapkan tingkat bunga dan subsidi bunga Kredit Program yang memberikan insentif yang cukup/wajar bagi bank pelaksana maupun petani/usaha mikro dan kecil.

  2. Meningkatkan akuntabilitas penyaluran Kredit Program dengan sedapat mungkin menetapkan bank pelaksana bertindak sebagai executing bank yang menanggung sepenuhnya risiko kredit.

  3. Menciptakan skim baru dan menggali sumber pendanaan untuk pemberian kredit dalam rangka pengembangan usaha mikro dan kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. BIDANG PEMBIAYAAN ANGGARAN

  1. Menyempurnakan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan pinjaman dan hibah luar negeri.

  2. Melaksanakan monitoring disbursement dan mempercepat effectiveness pinjaman luar negeri baik pinjaman program maupun pinjaman proyek.

  3. Melakukan pembayaran bunga dan pokok tepat waktu.

  4. Menerbitkan SUN dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.

  5. Melakukan Pembelian kembali obligasi negara (buy back).

  6. Melakukan pertukaran (Debt switching) SUN.

  7. Mengembangkan instrumen SUN.

  8. Meningkatkan koordinasi antara otoritas fiskal dan moneter.

  9. Menyusun dan menerbitkan harga acuan (benchmark) -- Bersama Bapepam.

  10. Mengembangkan pasar repo -- Bersama Bapepam.

  11. Memperluas basis investor.

  12. Meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem kliring, setelmen dan registrasi.

  13. Menyempurnakan perangkat peraturan dan dokumen hukum yang berkaitan dengan pengelolaan SUN.

  14. Mengembangkan SDM pengelola utang.

  15. Mengembangkan akses informasi pasar keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18. Mengembangkan sistem informasi terpadu.

  19. Meningkatkan kapasitas server DPSUN sampai siap transaksi on-line.

  20. Meningkatkan kualitas SDM dan sistem informasi pendukung.

  21. Menyempurnakan kerangka peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan

  22. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.

  23. Melakukan seleksi thd proyek-proyek yang akan dibiayai pinjaman luar negeri dan sesuai dengan pioritas pembangunan nasional.

  24. Menyempurnakan sistem pengadministrasian pinjaman yang efektif dan efisien.

C. BIDANG KEKAYAAN NEGARA ( NANTINYA KE DJPKN )

  1. Menyusun dan menyempurnakan ketentuan-ketentuan tentang pengelolaan Investasi Pemerintah.

  2. Menyelenggarakan Penatausahaan Penyertaan Modal Negara pada BUMN.

  3. Menyelenggarakan pengusulan penambahan atau pengurangan Penyertaan Modal Negara pada BUMN.

  4. Menyelenggarakan pengelolaan Investasi Pemerintah lainnya.

  5. Mempercepat proses pengelolaan piutang pemerintah yang berasal dari pinjaman dalam dan luar negeri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Menyempurnakan mengenai mekanisme penyaluran dan pengelolaan pinjaman.

  9. Mencari dan menawarkan skim TSL kepada BUMN Perbankan yang sehat dan mempunyai jaringan sesuai dengan kebutuhan TSL yang bersangkutan.

D. BIDANG PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA 1. Menerapkan Treasury Single Account (TSA).

  2. Menyempurnakan pedoman penyusunan LPJ APP.

  3. Menyempurnakan peraturan tentang penelaahan DIPA.

  4. Melakukan perbaikan ketentuan tentang mekanisme pembayaran.

  5. Mengembangkan sistem perbendaharaan dan anggaran negara (SPAN).

  6. Mewujudkan PP SAP berbasis kas menuju akrual.

  7. Menyiapkan SAP dan PP SAP berbasis akrual.

  8. Memperbaharui rumusan business process perbendaharaan dan akuntansi yang baru.

  9. Mengembangkan sistem aplikasi dan program perbendaharaan yang baru (SPAN).

  10. Mengimplementasikan PP SAP dan SiAPP.

  11. Menyiapkan SDM yang andal di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14. Mengembangkan sistem penyajian informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan mudah dipahami di setiap jenjang instansi.

  15. Mengembangkan data statistik unit-unit yang memberi kontribusi fiskal dan makro ekonomi negara.

  16. Menyajikan informasi statistik keuangan negara sesuai standar internasional.

  17. Mewujudkan pemberian informasi pengelolaan keuangan negara.

  18. Memberi dukungan teknis akuntansi dalam sistem perbendaharaan negara.

  19. Mendukung perwujudan pengelolaan perbendaharaan yang baik.

  20. Mewujudkan PP tentang jabatan fungsional perbendaharaan.

  21. Mewujudkan sistem IT yang mendukung operasi dan pemberian informasi perbendaharaan.

  22. Menyempurnakan mekanisme pembuatan ?flash report? realisasi APBN yang berasal dari Laporan Kas Posisi KPPN dan Laporan Realisasi BUN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  E. VISI DAN MISI

  VISI

Menjadi Pengelola Perbendaharaan Negara yang Profesional, Transparan dan

Akuntabel dalam Proses Mewujudkan Bangsa yang Mandiri dan Sejahtera MISI

  • Mewujudkan Pelaksanaan Anggaran yang Berbasis Kinerja
  • >Mewujudkan Pengelolaan Kas Negara yang Transparan dan Akunt
  • • Mewujudkan Tertib Administrasi Pengelolaan Barang Milik Kekayaan

  Negara

  • Mengoptimalkan Surat Utang Negara sebagai sumber pembiayaan APBN
  • Mengelola Pinjaman dan Hibah Luar Negeri sesuai kebutuhan APBN
  • Menghasilkan Pelayanan di bidang Perbendaharaan dan Informasi Keuangan yang cepat, tepat dan akurat
  • Mewujudkan Pengelolaan Piutang Pemerintah dan Kredit Program yang berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan

  F. ORGANISASI

  Landasan hukum Organisasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah Keputusan Presiden Nomor 35, 36, dan 37 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dengan terbitnya peraturan tersebut, secara hukum meleburlah unit-unit pengelola fungsi perbendaharaan tersebut menjadi satu Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang terdiri dari 1 Sekretariat Ditjen dan 7 Direktorat teknis pada kantor pusat serta 30 Kantor Wilayah Ditjen PBN dan sejumlah KPPN pada kantor instansi vertikal.

  Struktur Organisasi

  Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari :

  1. Sekretariat Direktorat Jenderal

  2. Direktorat Pelaksanaan Anggaran

  3. Direktorat Pengelolaan Kas Negara

  4. Direktorat Pengelolaan Dana Investasi

  5. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

  6. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

  7. Direktorat Sistem Perbendaharaan

  Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan Negara.

  2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perbendaharaan Negara

  4. Pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran

  5. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan Negara

  6. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara serta pengelolaan aset dan kewajiban pemerintah

  7. Verifikasi dan akuntansi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (APP)

  8. Pelaksanaan akuntansi pusat dan penyusunan laporan keuangan pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

  9. Pengembangan sistem informasi perbendaharaan negara; pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal

  Sekretariat Direktorat Jenderal :

  1. Koordinasi dan penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan pelaporan Direktorat Jenderal

  2. Pelaksanaan urusan kepegawaian Direktorat Jenderal

  3. Pelaksanaan urusan keuangan Direktorat Jenderal

  4. Pelaksanaan urusan perlengkapan Direktorat Jenderal

  5. Pelaksanaan penataan organisasi, tatalaksana, dan pemantauan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat

  7. Pelaksanaan tata usaha dan kearsipan Direktorat Jenderal

  8. Pengelolaan rumah tangga Kantor Pusat Direktorat Jenderal

  Direktorat Pelaksanaan Anggaran :

  1. Penyiapan perumusan kebijakan, standardisasi, dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran

  2. Penyiapan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan anggaran

  3. Penyiapan dan penyelesaian pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran

  4. Pelaksanaan verifikasi dan akuntansi APP

  5. Evaluasi dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat

  Direktorat Pengelolaan Kas Negara :

  1. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan kas

  2. Penyusunan petunjuk teknis di bidang penerimaan dan pengeluaran kas

  3. Pemberian petunjuk teknis pencairan dana pinjaman dan hibah luar negeri

  4. Pemantauan dan verifikasi pelaksanaan pembayaran, penagihan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Pemberian petunjuk teknis tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi dan kompensasi utang kepada negara

  6. Pembinaan kebendaharaan

  7. Pengelolaan kas negara

  8. Pelaksanaan pembayaran kewajiban pemerintah atas beban rekening Bendahara Umum Negara, rekening Kas Negara dan rekening Pemerintah Lainnya

  9. Penatausahaan rekening Bendahara Umum Negara, rekening Kas Negara, Rekening Khusus dan Rekening Pemerintah Lainnya

  10. verifikasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan kas dan program pensiun 11. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat

  Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara :

  1. Penyiapan rumusan kebijakan dan standardisasi di bidang pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara

  2. Penyusunan sistem dan prosedur pengadaan, pengamanan, pemanfaatan dan status penguasaan Barang Milik Negara

  3. Penyiapan rumusan kebijakan dan tindak lanjut keputusan perubahan status Barang Milik Negara sesuai dengan peraturan perundangan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Penatausahaan dan pelaporan serta penyusunan daftar Barang Milik/Kekayaan Negara

  5. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara

  6. Pengusulan Peraturan Pemerintah dan penatausahaan penyertaan modal negara dan investasi pemerintah beserta perubahannya

  7. Penatausahaan Barang Milik/Kekayaan Negara yang dimanfaatkan oleh badan-badan yang status asetnya bukan kekayaan negara yang dipisahkan

  8. Penatausahaan dan pengamanan Barang Milik/Kekayaan Negara hasil likuidasi Kementerian Negara/Lembaga, perusahaan negara, dan badan- badan lainnya

  9. Pemberian bimbingan teknis di bidang pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara

Dokumen yang terkait

Pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan politeknik negeri Lhokseumawe

0 33 131

Pengaruh komitmen organisasi, motivasi kerja gaya kepemimpinan dan locus of control terhadap kepuasan kerja auditor : studi empiris pada kantor akutansi publik di jakarta

0 7 159

Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja: studi kasus pada kantor Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang.

4 76 124

Pengaruh penilaian prestasi kerja islami terhadap motivasi pegawai : Studi kasus pada pt. bang negara indonesia (persero) tbk, kantor cabang syari'ah jakarta selatan

0 4 93

Pengaruh gaya kepemimpinan, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai: studi kasus kada PT. Cursor Media

1 10 141

Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja

6 68 155

Pnegaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

3 13 180

Pengaruh gaya kepemimpinan transaksional, lingkungan kerja, dan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan (studi kasus karyawan PT. Sri Rejeki Fertilizer)

3 29 177

Prosedur pengelolaan gaji pegawai dan perhitungan PPh Pasal 21 terhadap pegawai negeri sipil pada kantor perbendaharaan dan kas negara Bandung : laporan kerja praktek

0 2 1

Latar Belakang - Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan terhadap kinerja karyawan pada pt perusahaan perdagangan indonesia (persero) cabang makasar - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 1 7