Analisis perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan : studi kasus pada wajib pajak orang pribadi yang bekerja di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyak

  

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM

BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT

PENGHASILAN

Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja

di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi

  

Oleh :

Heri Tri Haryanto

NIM : 062114088

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM

BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT

PENGHASILAN

Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja

di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi

  

Oleh :

Heri Tri Haryanto

NIM : 062114088

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika

memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal

yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui

masa depan jika Anda menunggu-nunggu.

  

(William Feather)

Jangan patah semangat walau apapun yang

terjadi, jika kita menyerah, maka habislah sudah

  

(Top)

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-

perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui

orang lain.

  

(William Wordsworth)

  Skripsi ini kupersembakan untuk:  Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria  Kedua Orang Tuaku (Soeharto dan Purwaningsih), abangku (Mas Heru) serta kakakku (Mbak Lina)  Keluarga besar di Pontianak dan Delanggu  Albertus Langgeng Triyono, Wisnu Ari Prasetyo, Stefanus Wahyu Pratama, Wasis Wardoyo, Rory Efriandi, Theodosius Yanuar, Satriadhi Prabowo, Yohanes Ari Chandra, Angelus Arie, Agung Nugraha, Piuz Rezky, Isa Diandra, Sigit Canipora, Azhari.

  UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

  • – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Analisis Perbedaan Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Self

  

Assessment System Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Penghasilan

  (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Dengan ini saya menyatakan dengan segala sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

  Yogyakarta, 30 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Heri Tri Haryanto Nomor Mahasiswa : 062114088

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Perbedaan Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Self Assessment System Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Penghasilan. Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

  Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 Agustus 2013 Yang menyatakan Heri Tri Haryanto

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. Mulyono, MM., selaku Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah

  Istimewa Yogyakarta dan seluruh staf atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Bapak Soeharto, Ibu Purwaningsih, Mas Heru, Mbak Lina sebagai orang tua, abang, kakak yang selalu mendorong, memberikan semangat dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai.

  6. Sahabatku: Albertus Langgeng Triyono, Wisnu Ari Prasetyo, Stephanus Wahyu Pratama, Aloysius Wasis Wardoyo, Rory Efriandi, Pius Rezky, Satriadi, Waskito, Yohanes Arie Chandra, Agung Nugraha, Theodosius Yanuar, Antonius Adhi Irawan, Padam Prahara, Angelus Arie, Isa Diandra, Gregorius Agung, Azhari, Diooz Kaldera, Ari Yuwono, Sigit Canipora, Ricky, Kangdi, Wawan atas doa, semangat dan dukungan dari kalian semua.

  7. Teman-teman Bimbingan: Langgeng, Agung, Padam, Chandra, Billy, Eska, Adji, Yudha, Adhi, Erwin.

  8. Teman-teman akuntansi angkatan 2006 atas kebersamaan belajar selama ini.

  9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas segala dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca yang berminat dan dapat juga sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan manfaat bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 30 Agustus 2013

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vii HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xiii ABSTRAK .................................................................................................... xiv ABSTRACT .................................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................

  1 B. Rumusan Masalah ................................................................

  4 C. Batasan Masalah ...................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian .................................................................

  5 E. Manfaat Penelitian ...............................................................

  5 F. Sistematika Penulisan ..........................................................

  6 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................

  7 A. Pajak .....................................................................................

  7 B. Sistem Pemungutan Pajak ....................................................

  10 C. Pajak Penghasilan .................................................................

  11 D. Sikap Manusia ......................................................................

  17 E.

  19

  Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Self Assessment System ..................................................................................

  41 A. Deskripsi Data ......................................................................

  56 LAMPIRAN ..................................................................................................

  55 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  55 C. Saran .....................................................................................

  55 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................

  55 A. Kesimpulan ..........................................................................

  51 BAB V PENUTUP ..................................................................................

  46 D. Pembahasan ..........................................................................

  44 C. Analisis Data ........................................................................

  41 B. Pengujian Data .....................................................................

  33 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...............................

  26 H. Hubungan antara Tingkat Penghasilan dengan Persepsi

  32 H. Teknik Analisis Data ............................................................

  31 G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................

  30 F. Teknik Pengukuran Data ......................................................

  30 E. Variabel Penelitian ...............................................................

  29 D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................

  29 C. Subyek dan Objek Penelitian ...............................................

  29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................

  29 A. Jenis Penelitian .....................................................................

  27 BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................

  Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Self Assessment System ..................................................................................

  58

  

DAFTAR TABEL

  38 Tabel 3.9 Perhitungan fh Variabel Tingkat Penghasilan .......................

  45 Tabel 4.6 Skor Kategori Persepsi Self Assessment System ....................

  44 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas .................................................................

  43 Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ..............

  42 Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...............

  42 Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................

  39 Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Umur .....................................

  39 Tabel 3.10 Perhitungan Chi-square Variabel Tingkat Penghasilan ........

  38 Tabel 3.8 Frekuensi Skor Persepsi Wajib Pajak Berdasarkan Tingkat Penghasilan ..............................................................

  Halaman Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan .........................................................

  37 Tabel 3.7 Rekapitulasi Data Kuesioner Berdasarkan Tingkat Penghasilan ............................................................................

  36 Tabel 3.6 Perhitungan Chi-square Variabel Tingkat Pendidikan ..........

  36 Tabel 3.5 Perhitungan fh Variabel Tingkat Pendidikan ........................

  35 Tabel 3.4 Frekuensi Skor Persepsi Wajib Pajak Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................................

  34 Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Kuesioner Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................................................................

  31 Tabel 3.2 Tingkatan Skor Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi ............

  10 Tabel 3.1 Skor Penilaian ........................................................................

  47

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1 Konsepsi Skematik Mengenai Sikap ................................

  18

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Kuesioner ..........................................................................

  59 Lampiran 2. Frekuensi Skor Persepsi Wajib Pajak Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...........................................................

  65 Lampiran 3. Frekuensi Skor Persepsi Wajib Pajak Berdasarkan Tingkat Penghasilan ..........................................................

  68 Lampiran 4. Surat Keterangan/Ijin Penelitian .......................................

  71

  

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM BERDASARKAN TINGKAT

PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGHASILAN

Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja

di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  

Heri Tri Haryanto

NIM: 062114088

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai ada atau tidaknya perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menanggapi self

  

assessment system berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

  

Lembaga pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sikap dikarenakan meletakkan dasar pengertian dan konsep moral

dalam diri individu . Tingkat penghasilan pada dasarnya menentukan kelas sosial

  seseorang. Dalam kelompok kelas sosial tertentu, seorang wajib pajak akan dipengaruhi oleh sikap anggota kelompok yang lain. Munculnya persepsi wajib pajak dapat ditentukan oleh tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

  Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli tahun 2013. Subyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang bekerja di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Obyek dalam penelitian ini adalah perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan metode Chi-

  square .

  Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

  

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE DIFFERENT PERCEPTION OF INDIVIDUAL

TAX PAYERS ABOUT SELF ASSESSMENT SYSTEM BASED ON

EDUCATION AND INCOME LEVEL

A Case Study of Individual Tax Payers Working at the Office of Biro

Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  

Heri Tri Haryanto

NIM: 062114088

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

  

2013

  This study aims to find out of whether there is different perception among individual tax payers about self assessment system based on education and income level. Educational institutions, as a system, has an influence in the formation of attitudes and understanding, as well as in building the foundation of moral concepts within individuals. Income level basically determines one’s social class. In a particular social class group, a tax payer will be influenced by the attitude of other members. The perception of individual tax payer about self assessment system could be determined by education and income level.

  This study is a case study, undertaken during June until July 2013. The subjects of this study are individual tax payers working at the office of Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. The object of this study is the different perception of individual tax payers about self assessment system based on education and income level. Data was collected using the methods of documentation and questionare. Chi-square method was employed to analyze the data.

  The result of this study shows that there is no different perception between individual tax payers about self assessment system based on education and income level.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran masyarakat yang dikumpulkan dari segenap

  potensi sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara. Selain itu pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara yang memiliki kontribusi yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan. Menurut Soemitro (1990: 5) pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak, pemerintah mengadakan reformasi perpajakan tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 dan undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dengan reformasi perpajakan tersebut sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system. merupakan sistem pemungutan yang memberi

  Official assessment system

  wewenang kepada fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Sedangkan self assessment system merupakan suatu menentukan besarnya pajak terutang. Dalam sistem ini peran pemerintah (fiskus) hanya memberikan pengarahan, penerangan dan pengawasan.

  Dalam self assessment system, SPT (Surat Pemberitahuan) merupakan sarana yang paling penting bagi wajib pajak. SPT (Surat Pemberitahuan) adalah sarana yang paling mutlak bagi wajib pajak untuk melaporkan pajak terutangnya dengan benar semua hal tentang wajib pajak mulai dari identitas, kegiatan usaha atau gambaran pekerjaan hingga jumlah kekayaan (harta) yang semuanya berkaitan dengan perpajakan. Oleh karena itu perhatian secara penuh diberikan pada penyempurnaan SPT baik dalam masalah bentuk, isi dan susunannya sehingga SPT merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi tujuan perpajakan.

  Menurut Tarjo dan Kusumawati (2006), keuntungan self assessment

  

system adalah wajib pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah (fiskus)

  untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Kelemahan

  

self assessment system adalah memberikan kepercayaan kepada wajib

  pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak terutangnya. Dalam praktik pelaksanaan self assessment system sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena wajib pajak masih mengalami kebingungan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

  Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah dan banyaknya wajib pajak yang dengan sengaja tidak patuh dan kesadaran wajib pajak ini bisa terlihat dari sangat kecilnya jumlah mereka yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan cara wajib pajak yang melaporkan SPT tahunannya.

  Persepsi wajib pajak dapat dipengaruhi oleh latar belakang wajib pajak. Persepsi wajib pajak yang bersifat subyektif dapat menghasilkan penilaian yang sama atau berbeda, meskipun obyek yang dinilai sama. Munculnya persepsi wajib pajak dapat ditentukan oleh tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

  Menurut Purwantini dan Suratno (2004), Undang-undang pajak penghasilan Tahun 2000 pada kenyataannya tidak sesederhana seperti yang diidealkan dan tingkat pendidikan mayoritas masyarakat di Indonesia masih tergolong rendah. Jika pemahaman masyarakat Indonesia masih rendah maka dapat dipastikan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia tentang perpajakan pun rendah. Karena pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia tentang perpajakan masih rendah maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman wajib pajak terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan pun cenderung negatif.

  

Menurut Ningrum (2012), tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi terhadap

self assessment system . Wajib pajak dengan tingkat pendidikan yang rendah

diduga akan mempunyai persepsi tidak setuju terhadap pemenuhan kewajiban

perpajakan. Sebaliknya, wajib pajak dengan tingkat pendidikan yang tinggi

diduga akan mempunyai persepsi setuju terhadap pemenuhan kewajiban

  Menurut pendapat Engels sebagaimana dikutip oleh Shiddiq (2011), kepala keluarga yang berpendapatan rendah, tingkat kesadaran membayar PBB menjadi rendah karena banyak dari pendapatan mereka untuk konsumsi sehari-hari, sehingga tidak bisa menabung termasuk memenuhi pembayaran PBB. Sedangkan kepala keluarga yang berpendapatan tinggi, tingkat kesadaran juga tinggi dalam membayar PBB karena mereka mampu menabung dan bisa menyisihkan untuk keperluan lain termasuk membayar PBB. Berdasarkan hal tersebut, jika

  dihubungkan dengan self assessment system maka wajib pajak yang berpenghasilan rendah diduga akan mempunyai persepsi yang cenderung negatif terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan. Sedangkan wajib pajak yang berpenghasilan tinggi diduga akan mempunyai persepsi yang cenderung positif terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya.

B. Rumusan Masalah 1.

  Apakah ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self

  assessment system berdasarkan tingkat pendidikan? 2.

  Apakah ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self

  assessment system berdasarkan tingkat penghasilan? C.

   Batasan Masalah

  Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan tersebut, maka penelitian ini hanya dibatasi pada latar belakang wajib pajak, yaitu tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban mengenai ada atau tidaknya perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self

  

assessment system berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

  E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Wajib Pajak Hasil penelitian ini bermanfaat bagi wajib pajak untuk membantu memahami self assessment system dalam perpajakan khususnya pajak penghasilan.

  2. Bagi Pemerintah (Fiskus) Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai koreksi atas self assessment

  system , sehingga diharapkan sistem administrasi perpajakan yang efisien benar-benar terwujud.

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah bahan bacaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan sebagai referensi kepustakaan.

  4. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dalam menerapkan teori-teori dalam praktek yang sesungguhnya, sehingga hasilnya dapat menambah dan melengkapi pemahaman penulis terhadap teori sebelumnya.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Pada bab ini akan diuraikan penjelasan atas teori-teori pendukung berkaitan dengan topik penelitian dan digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembahasan.

  Bab III Metode Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian, teknik pengukuran data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.

  Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data yang diperoleh, hasil pengujian data dan teknik analisis data beserta pembahasannya.

  Bab V Penutup Pada bab ini akan disimpulkan hasil dari analisis data penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian

BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak 1. Pengertian Pajak Beberapa pengertian pajak menurut para ahli: a. Soemitro (1990: 5): Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-

  undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  b.

  Casavera (2009: 3): Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

  c.

  Mardiasmo (2009): Pajak adalah iuran yang diberikan kepada negara yang berdasarkan kepada undang-undang dengan tidak dapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk pembiayaan umum.

  Dari berbagai definisi pajak tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1)

  Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan ketentuan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2)

  Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan (kontraprestasi) secara langsung kepada individu oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak. 3)

  Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik secara rutin maupun pembangunan.

  2. Fungsi Pajak Ada dua fungsi pajak (Rahayu, 2010: 25), yaitu: a.

  Fungsi Budgetair Pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara yang dilakukan sistem pemungutan berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku.

  b.

  Fungsi Regulerend Pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu.

  3. Pengelompokkan Pajak Menurut Mardiasmo (2009: 5-6), terdapat tiga pengelompokkan pajak: a.

  Menurut golongannya 1)

  Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. 2)

  Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

  b.

  Menurut sifatnya 1)

  Pajak Subyektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. 2)

  Pajak Obyektif, yaitu pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

  c.

  Menurut lembaga pemungutnya 1)

  Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

  2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

4. Tarif Pajak

  Jumlah pajak yang harus dibayar berhubungan dengan tarif. Dalam berbagai literatur perpajakan dikenal 4 macam tarif (Rahayu, 2010: 86): a.

  Tarif Tetap Tarif pajak yang jumlah dalam satuan rupiahnya bersifat tetap

  Misalnya: Tarif Bea materai dengan nilai Rp6.000,00 sebagai tanda terima uang diatas Rp1.000.000,00.

  b.

  Tarif Proposional Tarif pajak yang persentasenya tetap walaupun jumlah obyek pajaknya berubah-ubah. Semakin besar jumlah yang dijadikan sebagai dasar, semakin besar pula jumlah utang pajak tetapi kenaikan ini diperoleh dengan persentase sama.

  Misalnya: Tarif PPN 10%, tarif PPh pasal 26, tarif PPh Badan 28%.

  c.

  Tarif Progresif Tarif pajak yang semakin tinggi obyek pajaknya semakin tinggi pula persentase tarif pajaknya.

  Misalnya: Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak

  Sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima 5 % (lima persen) puluh juta rupiah)

  Di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta 15% rupiah) sampai dengan Rp250.000.000,00 (lima belas persen) (dua ratus lima puluh juta rupiah) Di atas Rp250.000.000,00 (dua ratus lima 25% puluh juta rupiah) sampai dengan (dua puluh lima Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) persen)

  30% Di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (tiga puluh persen)

  Sumber : Undang-undang perpajakan No. 36 tahun 2008 B.

   Sistem Pemungutan Pajak

  Menurut Mardiasmo (2009: 7-8), ada tiga sistem pemungutan pajak di Indonesia, yaitu:

  1. Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

  2. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

  3. Self Assessment System Adalah suatu sistem pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

C. Pajak Penghasilan 1.

  Pengertian Pajak Penghasilan Ada beberapa pengertian pajak penghasilan (PPh) yang dikemukakan oleh beberapa penulis antara lain: a.

  Pajak panghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam satu tahun pajak (Resmi, 2003: 74).

  b.

  Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi yang disingkat PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Tahun 2008 (Direktorat Jenderal Pajak).

2. Subyek Pajak Penghasilan

  Yang termasuk subyek pajak menurut Undang-undang perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 adalah: a.

  Orang pribadi Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan orang pribadi Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

  b.

  Badan Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi perseoran terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara, firma dan bentuk badan usaha apapun yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.

  c.

  Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

  d.

  Bentuk usaha tetap pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluhtiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

  3. Yang tidak termasuk subyek pajak menurut Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008 adalah: a.

  Kantor perwakilan negara asing.

  b.

  Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan atau pejabat- pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama- sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberi perlakuan timbal balik.

  c.

  Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:

1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.

  2) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.

  d.

  Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan warga negara

  Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

4. Obyek Pajak Penghasilan

  Obyek pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008 yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan mana dan dalam bentuk apa pun. Penghasilan yang termasuk obyek pajak menurut Undang-undang perpajakan: a.

  Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, komisi, bonus, tunjangan, atau imbalan dalam bentuk lainnya, misalnya: uang lembur dan lain-lain.

  b.

  Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan atau penghargaan.

  c.

  Laba usaha.

  d.

  Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta.

  e.

  Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian utang.

  f.

  Deviden, merupakan bagian laba yang diperolah pemegang saham. dengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara berkala atau tidak, sebagai suatu imbalan.

  h.

  Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan harta. i.

  Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. j.

  Keuntungan karena pembebasan utang. k.

  Keuntungan karena selisih kurs. l.

  Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. m.

  Premi asuransi. n.

  Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan volume kegiatan usaha atau pekerjaan bebas anggotanya.

5. Yang Tidak Termasuk Obyek Pajak Penghasilan

  Penghasilan yang tidak termasuk obyek pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008 antara lain: a.

  Bantuan atau sumbangan atau harta hibah yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau pendidikan atau sosial atau pengusaha kecil koperasi yang ditetapkan Menteri Keuangan. Sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

  b.

  Warisan. kenikmatan.

  d.

  Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kecelakaan, kesehatan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa.

  e.

  Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.

  f.

  Bagian laba yang diterima anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi.

  g.

  Bunga obligasi yang diperoleh perusahaan reksa dana.

6. Penghasilan dan Pekerjaan Bebas a.

  Penghasilan Pengertian penghasilan menurut Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008:

  Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

  Pengelompokkan penghasilan berdasarkan aliran tambahan kemampuan ekonomis dibagi menjadi: bebas.

2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan.

  3) Penghasilan dari modal, yang berupa harta bergerak maupun harta tak bergerak.

  4) Penghasilan lain-lain, seperti hadiah, pembebasan hutang, keuntungan selisih kurs, selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap.

  b.

  Pekerjaan Bebas Pekerjaan bebas berdasarkan ketentuan umum dan tata cara perpajakan Undang-undang No. 28 tahun 2007 adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.

D. Sikap Manusia

  Menurut LaPierre sebagaimana dikutip oleh Azwar (1995: 5), sikap didefinisikan sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Menurut Berkowitz sebagaimana dikutip oleh Azwar (1995: 5), sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut.

  (1995: 7), sikap seseorang terhadap suatu obyek selalu berperanan sebagai perantara antara responsnya dan obyek yang bersangkutan.

  Respon diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu respons kognitif (respons perseptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respons afektif (respons syarat simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respons perilaku atau konatif (respons berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Sikap seseorang sudah dapat terlihat dengan melihat salah satu diantara ketiga bentuk respons tersebut, tetapi deskripsi lengkap mengenai sikap individu harus diperoleh dengan melihat ketiga macam respons tersebut secara lengkap.

  STIMULI (individu, situasi, isyu sosial, kelompok sosial, dan objek sikap lainnya)

  Respons syaraf simpatetik Pernyataan lisan tentang afek Respons perseptual Pernyataan lisan tentang keyakinan

  AFEK KOGNISI

  Tindakan yang tampak Pernyataan lisan mengenai perilaku

  PERILAKU SIKAP

Gambar 2.1 Konsepsi Skematik Mengenai Sikap

  (Azwar, 1995: 8)

E. Persepsi 1.

  Pengertian Persepsi Menurut Gibson (1989) persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun obyeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri (Panjaitan, 2013).

  Menurut Walgito (1993) persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubung antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan obyek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan (Mahalapie, 2012). seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan- masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

  Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 (Panjaitan, 2013), yaitu: a.

  Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor- faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain: 1)

  Fisiologis Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

  2) Perhatian

Dokumen yang terkait

Analisis persepsi wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan terhadap sunset policy : studi kasus pada KPP pratama Jakarta Kebayoran Lama

0 9 94

Pengaruh teknologi informasi, sanksi pajak dan self assessment system terhadap kepatuhan pajak : (survey terhadap wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

7 25 76

perilaku wajib pajak orang pribadi terhadap pelaksanaan self assessment system studi kasus UMKM kota semarang.

0 3 15

Analisis persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan : studi kasus pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang.

0 1 126

Analisis perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan : studi kasus pada wajib pajak orang pribadi yang bekerja di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyak

0 1 89

Analisis perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap Self Assessment System berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan Pegawai Negeri Sipil : studi kasus pada wajib orang pribadi yang bekerja di DPPKA Pemerintah Kota Yogyakarta.

0 0 128

Analisis sikap wajib pajak self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan terhadap wajib pajak pajak parkir di kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 100

Analisis hubungan pendidikan dan penghasilan dengan kriteria wajib pajak patuh : studi empiris pada wajib pajak orang pribadi di Kabupaten Sleman - USD Repository

0 0 84

Analisis persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system : studi kasus pada pegawai negeri di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu - USD Repository

0 0 109

Analisis perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap Self Assessment System berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan Pegawai Negeri Sipil : studi kasus pada wajib orang pribadi yang bekerja di DPPKA Pemerintah Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 126