Analisis persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan : studi kasus pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang.

(1)

xiv

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN

TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN Studi Kasus di KPP Pratama Sintang

Nicadona NIM : 102114087 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

Jenis penelitian adalah studi kasus di KPP Pratama Sintang. Metode untuk mendapatkan data dengan cara dokumentasi dan kuesioner. Sampel dari penelitian ini adalah kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Sintang. Responden penelitian ini sebanyak 90 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh wajib pajak orang pribadi maka pemahaman terhadap pelaksanaan self assessment sytem dalam melaksanakan kewajiban perpajakan akan semakin baik. Ada perbedaan persepsi terhadap self assessment system pajak penghasilan antara wajib pajak orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja dan wajib pajak orang pribadi yang bekerja sebagai wiraswasta.


(2)

xv

ABSTRACT

ANALYSIS OF INDIVIDUAL TAXPAYERS’ PERCEPTION ON SELF ASSESSMENT SYSTEM OF INCOME TAX BASED ON TAX PAYERS’

EDUCATION AND JOBS A Case Study at KPP Pratama Sintang

Nicadona NIM : 102114087 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

The purpose of this study is to determine the difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax based on their education and jobs.

The type of this research is a case study at KPP Pratama Sintang. Data collection methods were documentations and questionnaires. Sample of this study were individual tax payers registered at KPP Pratama Sintang consisted of 90 respondents. The data analysis technique used was the Chi-Square analysis.

The results showed that there was difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax both based on the education and jobs. The higher education taken by an individual taxpayer, the better the understanding of the implementation of self assessment system tax obligations. There was a difference perception of self assessment system of income tax between individual tax payers as employees and those as entrepreneurs.


(3)

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN

TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN

Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Progam Studi Akuntansi

Oleh: Nicadona NIM : 102114087

PROGAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANTA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN

TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN

Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Progam Studi Akuntansi

Oleh: Nicadona NIM : 102114087

PROGAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANTA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dalam ratusan kebaikan di kehidupan manusia,

Berbakti adalah hal yang paling utama

(No Name)

Perbuatan burukmu akan tetap bersamamu,

Perbuatan baikmu akan kembali padamu

(No Name)

Ku Persembahkan untuk:

Papa dan Mama ku tercinta

Lim Liat Sin dan Bong Kui Djin

Cece ku tercinta

Lim Lu Mi dan Lim Lu Chin

Koko ku tercinta

Lim Ban Fo (Alm), Lim Ban Kong dan Lim Ban Diong

Soso ku tercinta

Bun Po Cu

Glasel ku tercinta

Robert Aries, S.E

Keponakan ku tercinta

Fongni, Aphin, Soni, Keni, Potung, Sona, Wewe, Ajun, Fungni, Livy, Sonva (Alm), Walen, Alvin dan William.

Paman dan Bibi ku tercinta

Daniel Setiawan dan Elysabeth Hartati (Alm)

Serta teman-teman ku tercinta

Marisa, Mega, Siaufun, Akhiun, Akiau, Frisca, Chika, Mayang, Riska, Devi, Yuli, Tari


(8)

(9)

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan srkripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pda Progam Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. Selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu.

2. M. Trisnawati Rahayu , S.E., M.Si., Akt., QIA. Selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Papa dan Mamaku yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi, semangat serta dorongan dari awal hingga proses penyelesaian skripsi ini. 4. Cece, koko dan sosoku, yang telah menyayangi dan menyemangati saya. 5. Glaselku, Robert Aries, S.E yang telah memberikan kasih sayang, semangat,

motivasi dan menemani dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN` A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasa Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak ... 7

1. Definisi Pajak ... 7

2. Unsur-unsur Perpajakan ... 7

3. Fungsi Pajak ... 8

4. Penggolongan Pajak ... 9

5. Pemungutan Pajak ... 11

6. Pajak Penghasilan ... 16

B. Persepsi ... 18

1. Pengertian Persepsi ... 18

2. Fator-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi ... 18

C. Sikap Dan Perilaku Manusia ... 19

1. Sikap Manusia ... 20

2. Perilaku Manusia... 24

D. Peneliti Terdahulu ... 25

E. Rerangka Konseptual ... 27

F. Pengembangan Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31


(13)

x

D. Populasi dan Sampel Peneltian ... 31

E. Data Penelitian ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Pengujian Data ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Tugas dan Fungsi ... 42

B. Mandat yang Diberikan Kepada KPP Pratama Sintang .. 43

C. Peranan Strategis KPP Pratama Sintang ... 43

D. Kekuatan Berbagai Sumber daya yang ada dan Bagan Organisasi ... 44

E. Deskripsi Pekerjaan KPP Pratama Sintang ... 45

F. Visi dan Misi KPP Pratama Sintang ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 50

B. Pengujian Data ... 53

C. Analisis Data ... 57

D. Pembahasan ... 61

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 65

C. Penutup ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional ... 36

Tabel 3.2 Skor Penilaian Jawaban Kuesioner ... 37

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 50

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 52

Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Sebagai Wiraswasta ... 53

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Pada Pemberi Kerja ... 54

Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Sebagai Wiraswasta ... 55

Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Pada Pemberi Kerja ... 55

Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Sebagai Wiraswasta ... 56

Tabel .10 Hasil Uji Normalitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Pada Pemberi Kerja ... 57

Tabel 5.11 Tabel Perhitungan Data Kuesioner Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

Tabel 5.12 Tabel Hasil Out put Uji Chi-Square Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

Tabel 5.13 Tabel Perhitungan Data Kuesioner Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 59

Tabel 5.14 Tabel Hasil Output Uji Chi-Square Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 60


(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sistem, Cara, Asas, dan Syarat Pemunguutan Pajak ... 11

Gambar 2.2 Bagan Sikap... 24

Gambar 2.3 Rerangka Konseptual ... 27


(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 69

Lampiran 2 Rekapitulasi Karakteristik Responden ... 73

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Kuesioner Data Kuesioner Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan .. 76

Lampiran 4 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan ... 82

Lampiran 5 Uji Validitas ... 84

Lampiran 6 Uji Reliabilitas ... 92

Lampiran 7 Uji Normalitas ... 101

Lampiran 8 Hasil Uji Chi-Square Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 103

Lampiran 9 Hasil Uji Chi-Square Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 105


(17)

xiv

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN

TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN Studi Kasus di KPP Pratama Sintang

Nicadona NIM : 102114087 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

Jenis penelitian adalah studi kasus di KPP Pratama Sintang. Metode untuk mendapatkan data dengan cara dokumentasi dan kuesioner. Sampel dari penelitian ini adalah kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Sintang. Responden penelitian ini sebanyak 90 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh wajib pajak orang pribadi maka pemahaman terhadap pelaksanaan self assessment sytem dalam melaksanakan kewajiban perpajakan akan semakin baik. Ada perbedaan persepsi terhadap self assessment system pajak penghasilan antara wajib pajak orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja dan wajib pajak orang pribadi yang bekerja sebagai wiraswasta.


(18)

xv

ABSTRACT

ANALYSIS OF INDIVIDUAL TAXPAYERS’ PERCEPTION ON SELF ASSESSMENT SYSTEM OF INCOME TAX BASED ON TAX PAYERS’

EDUCATION AND JOBS A Case Study at KPP Pratama Sintang

Nicadona NIM : 102114087 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

The purpose of this study is to determine the difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax based on their education and jobs.

The type of this research is a case study at KPP Pratama Sintang. Data collection methods were documentations and questionnaires. Sample of this study were individual tax payers registered at KPP Pratama Sintang consisted of 90 respondents. The data analysis technique used was the Chi-Square analysis.

The results showed that there was difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax both based on the education and jobs. The higher education taken by an individual taxpayer, the better the understanding of the implementation of self assessment system tax obligations. There was a difference perception of self assessment system of income tax between individual tax payers as employees and those as entrepreneurs.


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang memegang peranan penting, serta sekarang ini pajak merupakan komponen terbesar dan sumber utama penerimaan negara. Kontribusi pajak digunakan untuk membiayai penyelenggaraan dan pembangunaan negara yang berguna untuk kepentingan rakyat.

Pemerintah menempuh langkah-langkah strategis dalam melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada akhir tahun 1983 untuk meningkatkan penerimaan pajak. Reformasi dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan hak dan kewajiban Wajib Pajak, memberikan keadilan dan kepastian hukum, memperluas dasar pengenaan pajak, menciptakan keterbukaan, dan memperbaiki administrasi dalam perpajakan.

Sistem pemungutan pajak di Indonesia telah mengalami perubahan yang semula official assessment system menjadi self assessment system yaitu Wajib Pajak diberikan kepercayaan dan Wajib Pajak harus aktif untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku. Self assessment bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman masyarakat Indonesia mengenai perpajakan terutama pajak penghasilan (PPh) telah dapat dikatakan baik.


(20)

Tingkat pendidikan yang ditempuh dan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh Wajib Pajak dapat mempengaruhi persepsi Wajib Pajak dan kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban Wajib Pajak. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, perbuatan, cara mendidik. Pedidikan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Dengan adanya pendidikan Wajib Pajak dapat mengetahui pengetahuan mengenai perpajakan.Tingkat pendidikan dan pemahaman yang rendah mengenai perpajakan, sedangkan tingkat pendidikan dan pemahaman yang tinggi mengenai perpajakan.

Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu Komponen kognitif (komponen perseptual), berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Komponen afektif (komponen emosional), berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component), berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap (Walgito, 2003). Pandangan Wajib Pajak yang baik terhadap perpajakan dapat mempengaruhi sikap Wajib Pajak yang baik terhadap Pajak dan sebaliknya. Wajib Pajak yang bekerja pada pemberi kerja memiliki NPWP dan kewajiban perpajakannya telah dipotong oleh lembaga, sedangkan wajib


(21)

pajak yang bekerja sebagai wiraswasta cenderung tidak melaporkan kewajiban perpajakannya sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Pengetahuan dan pemahaman Wajib Pajak yang baik mengenai self assessment dapat mencerminkan pemahaman Wajib Pajak terhadap Perpajakan terutama Pajak Penghasilan (PPh). Dengan adanya latar belakang yang telah diuraikan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “Analisis Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi

Terhadendidikaap Self Assessment System Pajak Penghasilan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan? 2. Apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self

assessment system pajak penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini membahas self assessment system yang ditinjau dari fungsi menghitung, fungsi membayar dan fungsi melapor. Faktor persepsi yang dgunakan hanya perhatian, minat, pengalaman dan ingatan. Faktor


(22)

pengalaman dan ingatan berhubungan dengan tingkat pendidikan dan faktor perhatian dan minat berhubungan dengan Jenis Pekerjaan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan.

E. Manfaat Penelitian

1. Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran, informasi, dan menjadi masukkan kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan pajak yang memadai melalui self assessment system.

2. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan digunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat akan topik ini.


(23)

3. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis, serta sebagai pembanding antara teori yang dipelajari dari perkuliahan dan buku-buku acuan dengan penerapannya dalam praktik.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini terdiri dari: Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini akan diuraikan penjelasan mengenai teori-teori pendukung yang berkaitan dengan topik yang penelitian dan sebagai dasar untuk mengolah data serta perumusan hipotesis penelitian. Bab III Metodelogi Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, data penelitian dan teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, pengukuran data, analisis validitas dan reliabillitas, dan teknik analisis data.


(24)

Dalam bab ini akan diuraikan secara singkat gambaran umum tentang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sintang.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, analisis data mengenai langkah-langkah dalam melakukan pengujian, dan pembahasan mengenai hasil pengujian yang didasarkan pada teori yang telah dikemukakan.

Bab VI Penutup

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data penelitian, keterbatasan penelitian dan saran penelitian.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pajak

1. Definisi Pajak

a. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

b. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H yang dikutip oleh Mardiasmo (Mardiasmo, 2009:1), “pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

2. Unsur-unsur Perpajakan

Menurut Mardiasmo (2009: 1), pajak memiliki 4 unsur-unsur, yaitu: a. Iuran dari rakyat kepada Negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).


(26)

b. Berdasarkan Undang-Undang

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan ketentuan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya.

c. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

3. Fungsi Pajak

The Four R adalah istilah popular yang mengacu pada fungsi pajak yang dipungut oleh negara,yaitu (Purwono 2010: 8-10) :

a. Revenue (Penerimaan)

Fungsi penerimaan atau dikenal pula dengan istilah Fungsi Budgetir (Anggaran) adalah fungsi utama dari pemungutan pajak. Partisipasi dominan pajak sebagai penyokong pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan yang meliputi belanja rutin pemerintah, belanja pembangunan, belanja untuk keperluan legislasi dan yudikasi, serta pembiayaan lainnya.

b. Redistribution (Pemerataan)

Pajak yang dipunggut oleh negara selanjutnya akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan fasilitas publik diseluruh wilayah negara.


(27)

c. Repricing (Pegaturan Harga)

Fungsi ini sama pengertiannya dengan Fungsi Regulerent

(Mengatur) yang lebih sering digunakan dalam literatur perpajakan. Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau mencapai tujuan tertentu di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.

d. Representation (Legalitas Pemerintahan)

Slogan revolusioner di Inggris yang menyatakan “no taxation

without representation”, mengimplikasikan bahwa pemerintah

membebani pajak atas Warga Negara, dan Warga Negara meminta akuntabilitas dari pemerintah sebagai bagian dari kesepakatan (pengenaan pajak tidak diputuskan secara sepihak oleh penguasa tetapi merupakan kesepakatan bersama dengan rakyat melalui perwakilan di parlemen).

4. Penggolongan Pajak

Menurut Purwono (2010:10-11) terdapat tiga penggolongan pajak, yaitu:

a. Berdasarkan Wewenang Pemungutan

1) Pajak Negara (Pusat) adalah pajak yang wewenang pemunggutannya dimiliki oleh pemerintah pusat.

2) Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya dimiliki oleh pemerintah daerah.


(28)

b. Berdasarkan Administrasi dan Pembebanan

1) Pajak Langsung, yang dapat dibagi menurut pengertian secara: a) Administrasi : berkohir (surat ketetapan pajak) dan

dikenakan secara berkala (berulang pada waktu tertentu misalnya setiap tahun).

b) Ekonomis : beban pajak harus ditanggung sendiri dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Penghasilan.

2) Pajak Tidak Langsung, yang dapat dibagi menurut pengertian secara:

a) Administrasi : tanpa berdasar kohir (surat ketetapan pajak) dan dikenakan hanya bila terjadi hal atau peristiwa yang dikenakan pajak.

b) Ekonomis : beban pajak dapat dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Berdasarkan Sasaran

1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang memperhatikan pertama-tama keadaan diri Wajib Pajak, seperti Pajak Penghasilan.

2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang memperhatikan pertama-tama pada objek (benda, peristiwa, perbuatan, atau keadaan) yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak, seperti


(29)

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

5. Pemungutan Pajak

Menurut Purwono (2010: 12-14), peran pajak yang kian dominan untuk menopang penerimaan suatu Negara telah membuatnya menjadi primadona sumber penggalangan dana, sehingga dalam pemungutan pajak diperlukan penerapan tentang sistem, asas, dan syarat pemungutan pajak yang telah disepakati bersama antara rakyat selaku penanggung pajak melalui perwakilannya di parlemen dan pemerintah selaku pemungut pajak (fiskus).

Sumber: Purwono (2010 : 12-14)

Gambar 2.1 Sistem, Cara, Asas, dan Syarat Pemungutan Pajak

Pemungutan Pajak

Asas

1. Domisili 2. Sumber 3. Kebangsaan 1. Keadilan 2. Yuridis 3. Ekonomis 4. Finansial 5. Sederhana Syarat

Sistem

1. Self Assessment System 2. Official Assessment System 3. With Holding System

Cara

1. Stelsel Riil 2. Stelsel Fiktif 3. Stelsel Campuran


(30)

a. Sistem Pemungutan Pajak

Hingga saat ini terdapat tiga sistem yang diaplikasikan dalam pemungutan pajak.

1) Official Assessment system

Melalui sistem ini besarnya pajak ditentukan oleh fiskus dengan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP Rampung). Jadi, dapat dikatakan Wajib Pajak bersifat pasif. Tahapan-tahapan dalam menghitung dan memperhitungkan pajak yang terutang ditetapkan oleh fiskus yang tertuang dalam SKP. Selanjutnya Wajib Pajak baru aktif ketika melakukan penyetoran pajak terutang berdasarkan ketetapan SKP tersebut.

2) Self Assessment System

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1984 dinyatakan bahwa anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (self assessment), sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana dan mudah dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak serta Wajib Pajak melaporkan secara teratur jumlah yang terutang dan yang telah dibayar


(31)

sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

Menurut tony (2005: 9), Ciri dan corak dari sistem pemungutan

self assessment system, yaitu:

a) Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

b) Tanggungjawab atas kewajiban pelaksanaan pajak sebagai pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya, berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian, dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

c) Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan pembangunan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, dan membayar pajak sendiri.


(32)

3) With Holding System

Dalam sitem ini pemungutan dan pemotongan pajak dilakukan melalui pihak ketiga. Untuk waktu sekarang, sistem ini tercermin pada pelaksanaan pengenaan Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai.

b. Asas Pemungutan Pajak

1) Asas Domisili, yaitu bahwa pajak dibebankan pada pihak yang tinggal dan berada di wilayah suatu negara tanpa memperhatikan sumber atau asal objek pajak yang diperoleh atau diterima Wajib Pajak.

2) Asas Sumber, yaitu bahwa pembebanan pajak oleh negara hanya terhadap objek pajak yang bersumber atau berasal dari wilayah teritorialnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. 3) Asas Kebangssan, yaitu bahwa status kewarganegaraan

seseorang menentukan pembebanan pajak terhadapnya. Perlakuan perpajakan antara Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing itu berbeda.

c. Cara Pemungutan Pajak

1) Stelsel Riil atau Nyata (Riele Stelsel) merupakan cara pegenaan pajak yang didasarkan pada objek pajak yang sesungguhnya, yang benar-benar ada, dan dapat ditunjuk.


(33)

2) Stelsel Fiktif (Fictieve Stelsel) merupakan cara pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang dilegalkan oleh undang-undang.

3) Stelsel Campuran merupakan gabungan dari dua stelsel yang ada yaitu stelsel riil dan stelsel fiktif. Pada awalnya tahun pajak menggunakan stelsel fiktif dan akhir tahun menggunakan stelsel riil.

d. Syarat Pemungutan Pajak

1) Syarat Keadilan, yaitu pemungutan pajak dilaksanakan secara adil baik dalam peraturan maupun realisasi pelaksanaannya. 2) Syarat Yuridis, yaitu pemungutan pajak harus berdasarkan

undang-undang yang ditujukan untuk menjamin adanya hukum yang menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk negara maupun untuk warganya.

3) Syarat Ekonomis, merupakan pemungutan pajak tidak boleh menghambat ekonomi rakyat, artinya pajak tidak boleh dipungut apabila justru menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. 4) Syarat Finansial, yaitu pemungutan pajak dilaksanakan dengan pedoman bahwa biaya pemungutan tidak boleh melebihi hasil pemungutan.

5) Syarat sederhana, yaitu sistem pemungutan pajak yang harus dirancang sederhana mungkin untuk memudahkan pelaksanaan hak dan kewajiban Wajib Pajak.


(34)

6. Pajak Penghasilan

a. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

1) Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam satu tahun pajak (Resmi siti, 2003: 74).

2) Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang disingkat PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Tahun 2008 (Direktorat Jenderal Pajak).

b. Subjek Pajak Penghasilan

Yang menjadi subjek pajak menurut Djuanda dan Lubis (2004: 4-6) adalah:

1) Wajib Pajak Orang Pribadi

Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia. Termasuk mereka yang mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Keberadaan orang pribadi diperhitungkan apabila orang tersebut lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak kedatangannya ke Indonesia.


(35)

2) Wajib Pajak badan

Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), firma dan bentuk badan usaha apapun yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.

3) Bentuk usaha tetap

Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. c. Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak berdasarkan Undang-Undang perpajakan Tahun 2008 yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan mana dan dalam bentuk apa pun.


(36)

B. Persepsi

Menurut Walgito (2010: 99-101), sejak individu dilahirkan, sejak saat itu individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu pula individu secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan persepsi.

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui indera atau juga disebut proses sensoris. Stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek (Branca, 1964).

2. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi

a. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi yaitu :

1) Fisiologis, informasi masuk melalui alat indera. Selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberi arti terhadap lingkungan sekitarnya.

2) Perhatian, individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau menfokuskan pada bentuk fisik atau fasilitas mental yang ada pada suatu objek.


(37)

3) Minat, persepsi tehadap suatu objek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi yang digerakkan untuk mempersepsi. 4) Pengalaman dan ingatan, pengalaman dapat dikatakan

tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

5) Suasana hati, keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang. b. Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu :

1) Ukuran dan penempatan dari objek, faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu objek maka semakin mudah untuk dipahami.

2) Warna dari objek-objek, objek yang mempunyai cahaya yang lebih banyak akan lebih mudah dipahami.

3) Motion atau gerakan, individu akan memberikan perhatian terhadap objek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan objek yang diam.

4) Intensitas, stimulus dari luar akan memberikan makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat.


(38)

C. Sikap Dan Perilaku Manusia 1. Sikap Manusia

a. Defini Sikap Manusia

Dalam buku Azwar (1995: 4-5) terdapat beberapa definisi sikap manusia, yaitu:

1) Menurut Chave (1928), Borgadus (1931), LaPierre (1934), Mead (1934), dan Grdon Allport (1935), sikap adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.

2) Menurut LaPierre (1934) dalam Allen, Guy dan Edgley (1980), sikap adalah suatu pola perilaku, terdensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

b. Struktur Sikap

Menurut Walgito (2003: 111), sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:

1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap


(39)

objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

3) Komponen konatif (komponen perilaku atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menujukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

c. Determinan Sikap

Menurut Walgito (2003: 112-113), terdapat beberapa determinan sikap yang dianggap penting, yaitu:

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap seseorang. Berkaitan dengan ini ialah faktor umur dan kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal daripada sikap orang yang lebih tua, sedangkan pada orang yang lebih dewasa sikapnya lebih moderat.

2) Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap

Sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan objek sikap tersebut.


(40)

3) Faktor kerangka acuan

Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek sikap. Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.

4) Faktor komunikasi sosial

Faktor komunikasi sosial sangat jelas menjadi determinan sikap seseorang, dan faktor ini yang banyak diteliti. Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan.

d. Ciri-Ciri Sikap

Menurut Walgito (2003: 113-115), terdapat lima cirri-ciri sikap, yaitu:

1) Sikap itu tidak dibawa sejak lahir

Ini berarti manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu terhadap sesuatu objek. Karena sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan, ini berarti bahwa sikap itu terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan.


(41)

2) Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut.

3) Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek

Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana orang tersebut bergabung di dalamnya.

4) Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar

Suatu sikap yang terbentuk dan telah merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah, dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama, dan sebaliknya.

5) Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

Ini berarti sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikuti perasaan tertentu yang dapat bersifat positif, tetapi juga dapat bersifat negatif terhadap objek tersebut.

e. Pembentukan Sikap

Menurut Walgito (2003: 115-116), sikap yang ada pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor


(42)

fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semua ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.

Sumber : Walgito (2003 : 115-116)

Gambar 2.2 Bagan Sikap

2. Perilaku Manusia

a. Jenis Perilaku

Menurut Walgito (2010: 12-13), perilaku manusia dapat dibedakan antara perilaku yang reflektif dan perilaku yang non-reflektif. Perilaku yang reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Reaksi atau perilaku reflektif adalah perilaku yang terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Perilaku non-reflektif dikendalikan atau

Objek sikap Sikap

Faktor Eksternal - Pengalaman - Situasi

- Norma-norma - Hambatan - Pendorong

Reaksi Faktor Internal

- Fisiologis - psikologis


(43)

diatur oleh pusat kesadaran otak. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis.

b. Pembentukan Perilaku

1) Cara pembentukan perilaku dengan konsisioning atau kebiasaan Membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.

2) Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)

Cara pembentukan ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar disertai dengan pengertian.

3) Pembentukan perilaku dengan menggunakan model

Cara pembentukkan ini berdasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).

D. Penelitian Tedahulu

Penelitian mengenai persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini sebagai berikut : 1. Ningrum (2012), dengan judul penelitian “Analisis persepsi Wajib Pajak

Orang Pribadi terhadap Self Assessment System Pajak Penghasilan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan” memperoleh hasil

bahwa terdapat perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap


(44)

pendidikan maupun jenis pekerjaan. Penelitian ini menggunakan analisis

Chi-Square dengan menghitung terlebih dahulu skor intervalnya.

2. Efriandi (2011), dengan judul penelitian “Analisis Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Self Assessment System” memperoleh hasil

penelitian bahwa responden berdasarkan tingkat usia, tingkat pendidikan dan masa kerja mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap self assessment system. penelitian ini dalam menarik kesimpulan menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN).


(45)

E. Rerangka Konseptual

Gambar 2.3 Rerangka Konseptual Kantor Pajak Pratama

Wajib Pajak Orang Pribadi

Persepsi

Tingkat Pendidikan (Pengalaman dan Ingatan)

Self Assessment System

Jenis Pekerjaan (Perhatian dan Minat)


(46)

F. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan rerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Hubungan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self

assessment system Pajak Penghasilan berdasarkan tingkat

pendidikan

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997: 232) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, perbuatan, cara mendidik. Pedidikan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir seseorang.

Tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi terhadap self assessment system. Tingkat pendidikan yang rendah diduga memiliki pengetahuan mengenai perpajakan yang sangat rendah sehingga akan mempengaruhi persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap kewajiban perpajakannya dan sebaliknya Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki tingkat pendidikan yang dapat dikatakan cukup tinggi diduga mempunyai persepsi tentang kewajiban perpajakan yang dapat dikatakan baik.

Ho : tidak ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap

self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan


(47)

Ha : ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self

assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan

2. Hubungan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system Pajak Penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan

Menurut Walgito (2003: 111), sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu Komponen kognitif (komponen perseptual), komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Komponen afektif (komponen emosional), komponen ini berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component), komponen ini berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Jenis pekerjaan mempengaruhi persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system, khususnya untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang diduga memiliki pekerjaan bebas (wiraswasta) memiliki persepsi yang negatif mengenai kewajiban perpajakan. Hal ini terlihat


(48)

dari kurangnya partisipasi dari Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai wiraswasta dalam menyampaikan SPT Tahunan dan kurang terbuka dalam melaporkan penghasilannya. Lain halnya dengan Wajib pajak Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, Wajib Pajak ini di duga memiliki persepsi yang positif tehadap kewajiban perpajakan. Hal ini terlihat dari kepemilikan NPWP dan kewajban perpajakannya di potong oleh pemberi kerja.

Ho : tidak ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap

self assessment system pajak penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan Ha : ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self

assessment system pajak penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan.


(49)

31

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan ini adalah Studi Kasus. Studi kasus adalah metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Patama Sintang yang beralamat di Jl. Apang Semangai No. 61 Sintang 78611 Kalimantan Barat. Telp (0565) 21201. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Februari 2014.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang

2. Objek penelitian adalah perbedaan persepsi Wajib pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010 : 90), Populasi adalah “wilayah generalisasi


(50)

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Populasi pada penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sintang yang berjumlah 33.518 Orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu:

Keterangan :

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

e= Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel.

Kesalahan yang ditolerir dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan sebesar 10%.

Dari rumus tersebut di atas, maka dapat dihitung sebagai berikut:

n =


(51)

Penentuan sampel dilakukan dengan metode insidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

E. Data Penelitian

Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh sebagaimana yang ditanyakan oleh Arikunto (2010:171). Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Di dalam penelitian ini data yang digunakan dibagi 2 bagian. yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penulis secara langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen KPP Patama Sintang, seperti gambaran KPP Pratama Sintang dan struktur organisasi.


(52)

3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka dalam penelitian ini menggunakan variabel self assessment system. Indikator self assessment system yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Fungsi Menghitung b. Fungsi Membayar c. Fungsi Melapor

Untuk memperoleh data mengenai persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system menggunakan kuesioner yang berisi sejumlah pernyataan mengenai self assessment system. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya (Ningrum : 2010), namun terdapat beberapa perubahan dalam kuesioner. Perubahan kuesioner yang dilakukan adalah menggabungkan pernyataan mengenai fungsi menghitung, fungsi membayar dan fungsi melapor serta penggabungan pernyataan mengenai self assessment system untuk semua kelompok Wajib Pajak Orang Pribadi baik yang bekerja sebagai wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha maupun Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, sehingga jumlah pernyataan


(53)

penelitian ini hanya terdapat 16 pernyataan. Rerangka kuesioner pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagian I bersisi tentang karakteristik responden. Karakteristik kuesioner pada penelitian ini meliputi : 1) Nama responden

2) Umur yang terdiri dari 20-30 tahun, 31-40 tahun, dan di atas 40 tahun.

3) Jenis kelamin yang terdiri dari laki-laki dan perempuan

4) Pendidikan terakhir yang terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK), Diploma/S1/S2/S3. Pendidikan Diploma/S1/S2/S3 dijadikan satu dikarenakan untuk menghemat waktu dalam mengolah data dan disesuaikan dengan kondisi tempat penelitian yang hanya sedikit masyarakat yang menempuh pendidikan hingga S2 dan S3.

5) Jenis pekerjaan terdiri dari bekerja sebagai wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha, bekerja pada pemberi kerja dan bekerja sebagai wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha dan bekerja pada pemberi kerja. Penelitian ini hanya meninjau Wajib Pajak dari dua jenis pekerjaan yaitu bekerja sebagai wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha atau memiliki kegiatan usaha dan bekerja pada pemberi kerja, sedangkan jenis pekerjaa penggabungan antara bekerja sebagai


(54)

wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha atau memiliki kegiatan usaha dan bekerja pada pemberi kerja tidak ditinjau.

b. Bagian II berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan self assessment yang terdiri dari lima belas butir pertanyaan yang terdiri dari : 1) Pernyataan nomor satu sampai dengan nomor enam merupakan

pernyataan mengenai indikator fungsi menghitung.

2) Pernyataan nomor tujuh sampai dengan nomor dua belas merupakan pernyataan mengenai indikator fungsi membayar.

3) Pernyataan nomor tiga belas sampai dengan nomor enam merupakan pernyataan mengenai indikator fungsi melapor.

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional

Variabel Intervening

Indikator

Persepsi Definisi Operasional

Nomor Kuesioner Tingkat Pendidikan Pengalaman dan Ingatan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang penah mendapatkan pengetahunan mengenai pajak akan mempunyai pengalaman secara teori mengenai peraturan perpajakan dan dapat mengingat cara untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

7, 8, 9, 10, 11

Jenis Pekerjaan

Perhatian Adanya perhatian Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap pajak dapat mendorong Wajib Pajak untuk memahami aturan-aturan pajak yang yang berlaku.

1, 2, 3, 4, 5, 12, 13, 15, 16

Minat Apabila Wajib Pajak telah memiliki suatu perhatian terhadap perpajakan maka akan timbul minat terhadap perpajakan dalam diri Wajib Pajak.


(55)

4. Pengujuran Data

Dalam penelitian ini digunakan skala likert untuk mengukur respons subjek ke dalam lima poin skala dengan interval yang sama (Jogiyanto, 2004: 66).

Tabel 3.2 Skor Penilaian Jawaban Kuesioner

Alternatif Jawaban Skor Penilaian

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Jogiyanto (2004 : 66)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner (Angket)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2002:135). Metode ini dilakukan dengan memberi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pesepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tehadap Self Assessment System. 2. Dokumentasi

Metode ini berkaitan dengan obyek dan subyek penelitian melalui pencatatan dokumen-dokumen atau berkas-berkas dari pihak yang terkait dengan penelitian.


(56)

G. Pengujian Data 1. Uji Validitas

Uji validitas diperlukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing- masing item pertanyaan terhadap skor total (corrected item total correlation)dan dibandingkan nilai r-tabel.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur konsisten atau memiliki kemantapan dalam penggunaannya baik ditinjau dari waktu ke waktu maupun dari kondisi satu dengan yang lain. Pengujian test terhadap responden penelitian dengan menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha. Jika Cronbach’s Alpha mempunyai nilai diatas 0,60 untuk semua pertanyaan, maka semua butir pertanyaan dapat dikatakan sudah reliabel.

3. Uji Normalitas

Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas. Pengujian normalitas diperlukan untuk menentukan hipotesis yang akan digunakan, apakah hasil pengujian itu menunjukkan data berdistibusi normal atau tidak berdistribusi normal. Pengujian ini dibuktikan dengan pengujian satu sampel Kolmogrov Smirnov dua sisi yaitu dengan membandingkan taraf signifikansi ( dan probabilitas, apabila


(57)

hasil penelitian menunjukkan probabilitas > taraf signifikansi, maka sebaran data penelitian adalah normal dan jika probabilitas < taraf signifikansi, maka sebaran data tidak normal.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi-Square. Analisis Chi-Square merupakan salah satu tes statistik non parametik atau tes bebas distribusi, perhitungannya didasarkan pada data hitung atau rangking. Langkah-langkah analisis Chi-Square adalah sebagai berikut:

1. Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Tingkat Pendidikan a. Memasukkan Data Kuesioner ke Dalam Tabel Rekapitulasi

Kuesioner yang telah kembali direkapitulasi berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Tingkat pendidikan terbagi menjadi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK), dan Diploma/S1/S2/S3. Hasil rekapitulasi dapat dilihat di lampiran 3. b. Menghitung data Kuesioner menggunakan perhitungan manual

Rekapitulasi data kuesioner yang telah selesai selanjutnya dihitung dengan menggunakan perhitungan manual. Perhitungan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui jumlah tanggapan dari Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai self assessment system.


(58)

c. Menghitung Chi-Square Menggunakan Progam SPSS

Perhitungan data kuesioner yang telah selesai selanjutnya diolah dengan Progam SPSS dengan menggunakan analisis Chi-Square

dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis Chi-Square dapat dilihat dilampiran 7.

d. Menarik Kesimpulan:

Jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel , maka H0 ditolak

Jika Chi-Square hitung < Chi-Square tabel , maka H0 diterima

2. Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Jenis Pekerjaan

a. Memasukkan Data Kuesioner ke Dalam Tabel Rekapitulasi

Kuesioner yang telah kembali direkapitulasi berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan terbagi menjadi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Bekerja sebagai wirswasta atau memiliki kegiatan usaha dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja pada pemberi kerja. Hasil rekapitulasi dapat dilihat di lampiran 3.

b. Menghitung data Kuesioner menggunakan perhitungan manual Rekapitulasi data kuesioner yang telah selesai selanjutnya dihitung dengan menggunakan perhitungan manual. Perhitungan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui jumlah tanggapan dari Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai self assessment system.


(59)

c. Menghitung Chi-Square Menggunakan Progam SPSS

Perhitungan data kuesioner yang telah selesai selanjutnya diolah dengan Progam SPSS dengan menggunakan analisis Chi-Square

dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis Chi-Square dapat dilihat dilampiran 8.

d. Menarik Kesimpulan :

Jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel , maka H0 ditolak


(60)

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tugas dan Fungsi

Sebagaimana diatur dengan peraturan Menteri Keuangan RI No. 132/PMK.01/2006, KPP sebagai unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak di bidang pelayanan pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah, KPP Pratama Sintang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak tidak Langsung lainnya dalam daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.

Sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan tersebut diatas, Kantor Pelayanan Pajak Pratama melaksanakan fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pembinaan potensi perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak.

2. Pendataan obyek dan subyek pajak dan penilaian obyek PBB.

3. Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat Pemberitahuan Masa serta berkas Wajib Pajak.

4. Penelitian, pemeriksaan, penetapan sanksi perpajakan, penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, serta restitusi dan kompensasi. 5. Penyelesaian keberatan, uraian banding pengurangan dan verifikasi atas


(61)

6. Pengurusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian dan keuangan.

B. Mandat yang diberikan kepada KPP Pratama Sintang

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang mempunyai wilayah kerja Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Kapuas Hulu dan diberi tugas mengamankan dan menghimpun penerimaan Negara dari sektor pajak dan membuat laporan pertanggungjawaban kinerjanya kepada kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Barat.

C. Peranan Strategis KPP Pratama Sintang

Dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan ada beberapa peran yang sangat strategis yaitu :

1. Menyusun rencana kerja tahunan secara berkelanjutan.

2. Mengamankan dan meningkatkan penerimaan Negara dari sektor pajak sesuai peraturan perundangan yang berlaku sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, guna membiayai pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM). 4. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kinerja.


(62)

D. Kekuatan Berbagai Sumber Daya yang Ada dan Bagan Organisasi

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang Kepala Kantor Subbagian Umum KP2K P Nanga Pinoh Seksi pengaw asan dan konsult asi I Seksi pengol ahan data dan inform si Seksi pelaya nan Seksi penagi han Seksi pemeriks aan Seksi ekstensif ikasi perpajak an Seksi pengaw asan dan konsult asi II KP2K P Putus Sibau Kelompok Jabatan Fungsional


(63)

E. Deskripsi Pekerjaan KPP Pratama Sintang

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari departemen-departemen yang terdapat pada struktur organisasi KPP Pratama sintang ini adalah sebagai berikut:

1. Subbagian Umum, mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga.

2. Seksi Pengolahan Data dan informasi mempunyai tugas melakukan penggumpulan, pencarian dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.

3. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.

4. Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.


(64)

5. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

6. Seksi Ekstensifikasi perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.

7. Seksi Pengawasan dan konsultasi I, seksi pengawasan dan konsultasi II masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan pajak bumi dan bangunan serta bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan dan melakukan evaluasi hasil banding. 8. KP2KP mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan, penyuluhan, dan

konsultasi perpajakan kepada masyarakat serta membantu Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.

9. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(65)

F. Visi dan Misi KPP Pratama Sintang

1. Visi KPP Pratama Sintang

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Kemudian pada awal tahun 2013, visi ini diubah menjadi “menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak Negara yang terbaik di wilayah Asia

Tenggara “.

Dari pernyataan visi tersebut terkandung 3 cita-cita utama yang ingin dituju yaitu :

a. Cita-cita untuk menjadi contoh pelayanan masyarakat bagi unit-unit instansi pemerintah lainnya.

b. Cita-cita untuk mencapai tingkatan standar dunia atau standar internasional baik untuk kualitas pegawai maupun kualitas kinerja dan hasil-hasilnya.

c. Cita-cita untuk mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat, dan mampu memenuhi harapan masyarakat serta memiliki citra yang baik dan bersih.


(66)

2. Misi KPP Pratama Sintang

Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Pada awal tahun 2013 misi Direktorat Jenderal

Pajak berubah menjadi “menyelenggarakan fungsi administrasi

perpajakan dengan menerapkan undang-undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan Negara demi kemakmuran

rakyat.” Dari pernyataan misi tersebut kantor pelayanan pajak Pratama

Sintang mempunyai kewajiban untuk menjabarkan mengenai tujuan keberadaan (eksistensi), tugas, fungsi, peranan, dan tanggung jawab dalam melaksanakan aktifitas dan berinteriaksi, baik dengan lingkungan internal maupun eksternal yaitu sebagai berikut :

a. Menghimpun penerimaan Negara dari sektor pajak yang mampu mendukung atau menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah daerah berdasarkan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang di dukung

kuantitas yang proporsional dalam menyelesaikan pekerjaan. c. Penyempurnaan sarana dan prasarana bekerja.

d. Menjalin hubungan yang Koordinatif, Integrasi, Sinergis dan Simplikatif (KISS) secara internal atau eksternal dengan Wajib Pajak dan Instansi terkait, dimana dalam interaksi ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hak dan kewajiban


(67)

perpajakan, memberikan kepastian hukum, kemudahan dan sistem dan prosedur yang pada akhirnya menimbulkan rasa adil dan kenyamanan bagi masyarakat dalam menjalankan hak dan kewajiban perpajakan, sehingga terciptanya masyarakat yang sadar perpajakan, dengan ciri-ciri antara lain :

1) Tingkat tax ratio, coverage ratio dan compliance ratio yang tinggi.

2) Pajak mampu berperan utama dan menjadi primadona dalam APBN.

3) Kebijaksanaan perpajakan netral dan non distortion.

4) Mampu mendukung kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi, sosial dan politik.

5) Cost of collection dan cost of compliance yang rendah.

Keberhasilan misi ini sangat bergantung dengan misi pendukung lainnya seperti kualitas dan kuantitas SDM, sistem dan prosedur kerja organisasi, sarana dan prasarana yang cukup memadai realistis.


(68)

50

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskipsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tanggapan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pajak Pratama Sintang. Kuesioner didistribusikan kepada 100 responden, dari 100 kuesioner yang dibagikan, hanya 90% kuesioner yang dikembalikan kepada penulis. Seluruh kuesioner yang kembali dapat diolah karena telah diisi dengan benar dan lengkap. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi terdapat karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

Berikut ini karakteristik responden yang digunakan untuk memperkuat dan melengkapi analisa, yaitu :

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur (Tahun)

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid > 40 18 20.0 20.0 20.0

20 – 30 30 33.3 33.3 53.3

31 – 40 42 46.7 46.7 100.0 Total 90 100.0 100.0


(69)

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden berumur 20 – 30 tahun sebanyak 30 orang atau 33,3%, responden berumur 31 – 40 tahun sebanyak 42 orang atau 46,7% dan responden berumur diatas 40 tahun sebanyak 18 orang atau 20%.

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Laki-laki 42 46.7 46.7 46.7

Perempuan 48 53.3 53.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Data diolah tahun 2014

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden pria sebanyak 42 orang atau 46,7% dan responden wanita sebanyak 48 orang atau 53,3%.

3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada Tabel 5.3 berikut ini :


(70)

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Diploma/S1/

S2/S3 47 52.2 52.2 52.2

SD 10 11.1 11.1 63.3

SMA/SMK 18 20.0 20.0 83.3

SMP 15 16.7 16.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber : data diolah tahun 2014

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 10 orang atau 11,1%, responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 15 orang atau 16,7% dan berumur responden dengan tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 18 orang atau 20% dan responden dengan tingkat pendidikan Diploma/S1/S2/S3 sebanyak 47 orang atau 52,2%.

4. Jenis Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat di lihat pada Tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid WPOP Bekerja Sebagai

Wiraswasta 39 43.3 43.3 43.3

WPOP Bekerja Pada

Pemberi Kerja 51 56.7 56.7 100.0

Total 90 100.0 100.0


(71)

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden dengan jenis pekerjaan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 39 orang atau 43,3%, dan responden dengan jenis pekerjaan bekerja pada pemberi kerja sebanyak 51 orang atau 56,7%.

B. Pengujian Data 1. Uji validitas

Uji validitas diperlukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja sebagai Wiraswasta

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation R-Tabel

Ket

1 0,588 0,316 Valid

2 0,595 0,316 Valid

3 0,529 0,316 Valid

4 0,711 0,316 Valid

5 0,646 0,316 Valid

6 0,494 0,316 Valid

7 0,609 0,316 Valid

8 0,632 0,316 Valid

9 0,662 0,316 Valid

10 0,748 0,316 Valid

11 0,673 0,316 Valid

12 0,603 0,316 Valid

13 0,510 0,316 Valid

14 0,595 0,316 Valid

15 0,529 0,316 Valid

16 0,711 0,316 Valid

Sumber : data diolah tahun 2014

Tabel 5.5 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel


(72)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel self assessment system yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja pada Pemberi Kerja

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation R-Tabel Ket

1 0,526 0,2759 Valid

2 0,620 0,2759 Valid

3 0,708 0,2759 Valid

4 0,624 0,2759 Valid

5 0,679 0,2759 Valid

6 0,634 0,2759 Valid

7 0,690 0,2759 Valid

8 0,651 0,2759 Valid

9 0,704 0,2759 Valid

10 0,520 0,2759 Valid

11 0,635 0,2759 Valid

12 0,654 0,2759 Valid

13 0,553 0,2759 Valid

14 0,620 0,2759 Valid

15 0,708 0,2759 Valid

Sumber : data diolah tahun 2014

Tabel 5.6 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel

self assessment system memiliki nilai yang lebih besar dari 0,2759. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel self assessment system yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur konsisten atau memiliki kemantapan dalam penggunaannya baik ditinjau dari waktu ke waktu maupun dari kondisi satu dengan yang lain.


(73)

Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja sebagai Wiraswasta

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.890 .892 16

Sumber : data diolah tahun 2014

Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja pada Pemberi Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.894 .895 15

Sumber : data diolah tahun 2014

Tabel 5.7 dan tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s alpha sudah memenuhi koefisien kehandalan lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dalam arti jika pertanyaan tersebut diajukan lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban pertama, sehingga dapat disimpulkan bahwa item atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian tersebut adalah handal dan reliabel.


(74)

3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas diperlukan untuk menentukan hipotesis yang akan digunakan, apakah hasil pengujian itu menunjukkan data berdistibusi normal atau tidak berdistribusi normal. Pengujian normalitas ini menggunakan Kolmogrov Smirnov. Apabila hasil penelitian menunjukkan probabilitas > taraf signifikansi, maka sebaran data penelitian adalah normal dan jika probabilitas < taraf signifikansi, maka sebaran data tidak normal. Apabila data normal menggunakan statistik parametrik dan apabila data tidak normal menggunakan statistik nonparametrik.

Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja sebagai Wiraswasta

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total

N 39

Normal Parametersa Mean 56.1026

Std. Deviation 7.25765

Most Extreme Differences Absolute .135

Positive .113

Negative -.135

Kolmogorov-Smirnov Z .845

Asymp. Sig. (2-tailed) .042

a. Test distribution is Normal.

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu sebesar 0,042. Hal ini berarti sebaran data tidak berdistribusi dengan normal.


(75)

Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja pada Pemberi Kerja

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001

N 51

Normal Parametersa Mean 58.6078

Std. Deviation 7.43795

Most Extreme Differences Absolute .182

Positive .110

Negative -.182

Kolmogorov-Smirnov Z 1.300

Asymp. Sig. (2-tailed) .047

a. Test distribution is Normal.

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu sebesar 0,047. Hal ini berarti sebaran data tidak berdistribusi dengan normal.

C. Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi-Square. Langkah-langkah analisis Chi-Square adalah sebagai berikut:

1. Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Tingkat Pendidikan


(76)

Tabel 5.11 Tabel perhitungan Data Kuesioner Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Jawaban Wajib Pajak Orang Pribadi

Jumlah

SS S N TS STS

SD 1 6 2 0 0 10

SMP 3 8 4 1 0 15

SMA/SMK 4 9 5 0 0 18

Diploma/S1/S2/S3 9 25 10 3 0 47

Total 17 48 21 4 0 90

Sumber : data diolah tahun 2014

Perhitungan manual data kuesioner berdasarkan tingkat pendidikan menujukkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang memberikan jawaban Sangat Setuju (SS) berjumlah 17 responden, jawaban Setuju (S) 48 responden, jawaban Netral (N) berjumlah 21 responden, jawaban Tidak Setuju (TS) berjumlah 4 responden dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) berjumlah 0.

b. Menghitung Chi-Square Menggunakan Progam SPSS 16.0 dengan taraf signifikansi 5%

Tabel 5.12 Tabel Hasil Output Uji Chi-Square Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Test Statistics

Pendapat Jumlah

Chi-Square 45.556a 45.556a

Df 3 3

Asymp. Sig. .000 .000

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 22.5.


(77)

Dari output uji Chi-Square memperoleh nilai pearson Chi-Square

sebesar 45,556 dengan df 3. c. Kesimpulan:

Nilai Chi-Square (X2) hitung sebesar 45,556 dan X2 tabel pada taraf signifikansi 5% dan df 3 adalah sebesar 7,82, maka X2 hitung lebih besar dibandingkan dengan X2 tabel (45,556 > 7,82). Dengan demikian H0 ditolak yang berarti ada perbedaan persepsi Wajib

Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system Pajak Penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan.

2. Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Jenis Pekerjan

a. Menghitung data Kuesioner menggunakan perhitungan manual

Tabel 5.13 Tabel perhitungan Data Kuesioner Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan

Jawaban Wajib Pajak Orang Pribadi

Jumlah

SS S N TS STS

Bekerja sebagai

Wiraswasta 5 21 10 3 0 39

Bekerja pada pemberi

kerja 11 27 11 2 0 51

Total 16 48 21 5 0 90

Sumber : data diolah tahun 2014

Perhitungan manual data kuesioner berdasarkan jenis pekerjaan menujukkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang memberikan jawaban Sangat Setuju (SS) berjumlah 16 responden, jawaban Setuju (S) 48 responden, jawaban Netral (N)berjumlah 21 responden, jawaban Tidak Setuju (TS) berjumlah 5 responden dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) berjumlah 0.


(78)

b. Menghitung Chi-Square Menggunakan Progam SPSS 16.0 dengan taraf signifikansi 5%

Tabel 5.14 Tabel Hasil Output Uji Chi-Square Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Test Statistics

Pendapat Jumlah

Chi-Square 44.489a 44.489a

Df 3 3

Asymp. Sig. .000 .000

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 22.5.

Sumber : data diolah tahun 2014

Dari output uji Chi-Square memperoleh nilai pearson Chi-Square

sebsar 44,489 dengan df 3. c. Kesimpulan :

Nilai Chi-Square (X2) hitung sebesar 44,489 dan X2 tabel pada taraf signifikansi 5% dan df 3 adalah sebesar 7,82, maka X2 hitung lebih besar dibandingkan dengan X2 tabel (44,489 > 7,82). Dengan demikian H0 ditolak yang berarti ada perbedaan persepsi Wajib

Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system Pajak Penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan.


(1)

WPOP Bekerja pada Pemberi Kerja

NPar Tests

[DataSet2]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum VAR00001

51 58.6078 7.43795 38.00 68.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001

N 51

Normal Parametersa Mean 58.6078

Std. Deviation 7.43795

Most Extreme Differences Absolute .182

Positive .110

Negative -.182

Kolmogorov-Smirnov Z 1.300

Asymp. Sig. (2-tailed) .047


(2)

Lampiran 8

Hasil Uji Chi-Square Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NPar Tests

[DataSet1] E:\MY_SKRIPSI\Olah Data\data chi TP.sav

Chi-Square Test

Test Statistics

Pendapat Jumlah

Chi-Square 45.556a 45.556a

df 3 3

Asymp. Sig.

.000 .000

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 22.5.

Frequencies

Pendapat

Observed N Expected N Residual

Tidak Setuju 4 22.5 -18.5

Netral 21 22.5 -1.5

Setuju 48 22.5 25.5

Sangat Setuju 17 22.5 -5.5


(3)

Jumlah

Observed N Expected N Residual

4 4 22.5 -18.5

17 17 22.5 -5.5

21 21 22.5 -1.5

48 48 22.5 25.5


(4)

Lampiran 9

Hasil Uji Chi-Square Berdasarkan Jenis Pekerjaan

NPar Tests

[DataSet1] E:\MY_SKRIPSI\Olah Data\Data Chi JP.sav

Chi-Square Test

Test Statistics

Pendapat Jumlah

Chi-Square 44.489a 44.489a

df 3 3

Asymp. Sig. .000 .000

a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 22.5.

Frequencies

Pendapat

Observed N Expected N Residual

Tidak Setuju 5 22.5 -17.5

Netral 21 22.5 -1.5

Setuju 48 22.5 25.5

Sangat Setuju 16 22.5 -6.5


(5)

Jumlah

Observed N Expected N Residual

5 5 22.5 -17.5

16 16 22.5 -6.5

21 21 22.5 -1.5

48 48 22.5 25.5


(6)

Lampiran 10 Surat Penelitian


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 13 43

Pengaruh Self Assessment System dan Account Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang)

7 67 68

Pengaruh Tingkat Moral Pajak dan Pelaksanaan Self Assessment System Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survey pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon)

5 28 71

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPA

2 7 15

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kualitas Pelayanan Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

0 0 12

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Pelaksanaan Self Assessment System (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 33

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assesment System Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega).

0 0 48

Analisis perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan : studi kasus pada wajib pajak orang pribadi yang bekerja di Biro Organisasi Setda Provinsi Daerah Istimewa Yogyak

0 1 89

Self assessment system wajib pajak orang pribadi melalui e-spt di kantor pelayanan pajak pratama Surakarta COVER

0 0 15

ANALISIS PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

0 2 94