HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DAN KOMITMEN PADA WANITA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN DI YOGYAKARTA

  

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DAN KOMITMEN

PADA WANITA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN DI

YOGYAKARTA

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Jane Ginza Ayu Permatasari

  NIM : 099114102

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Semua yang dikerjakan atas nama Tuhan pasti akan indah tepat pada waktu yang telah ditentukan

  ~ Tak akan pernah ada rasa bahagia dan kesuksesan, tanpa usaha dan penderitaan di dalamnya.

  • – Nya.~ “ Jagalah aku, ya Allah, sebab pada- Mu aku berlindung, Aku berkata kepada Tuhan : Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau! ~ Mazmur 16 : 1-2 ~

  Kupersembahkan karya ilmiah yang sangat sederhana ini untuk :

  o Tuhan Yesus Kristus yang tak pernah lelah menjaga dan

  mendampingiku

  o Orangtua dan keluargaku terkasih o Kekasihku yang selalu mendukungku

  

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DAN KOMITMEN

PADA WANITA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN DI

YOGYAKARTA

Jane Ginza Ayu Permatasari

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan tidak aman dan

komitmen pada wanita dewasa awal yang berpacaran di Yogyakarta. Subjek penelitian adalah

wanita dewasa awal yang berpacaran dengan rentang usia 18 hingga 34 tahun sebanyak 203 orang.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara kelekatan tidak aman dan

komitmen. Semakin tinggi rasa tidak aman seseorang atau kelekatan tidak aman seseorang maka

semakin rendah komitmennya, begitu pula sebaliknya. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif korelasional. Sampling dalam penelitian ini menggunakan incidental

sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan skala. Alat

pengambilan data menggunakan dua skala, yaitu skala ECR

  • – R (Experiences in Close Relationship Questionnaire – Revised) dengan reliabilitas 0.880 dan skala komitmen dengan

  

reliabilitas 0.821. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment

dan didapatkan koefisien korelasi sebesar

Pearson – 0.552 dengan taraf signifikansi 0.000. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian, yang menyebutkan bahwa terdapat

korelasi negatif antara kelekatan tidak aman dan komitmen pada wanita dewasa awal yang

berpacaran di Yogyakarta, diterima.

  Kata kunci : kelekatan tidak aman, komitmen, wanita dewasa awal, berpacaran

  

THE CORRELATION BETWEEN INSECURE ATTACHMENT AND

COMMITMENT AMONG DATING EARLY ADULTHOOD WOMEN IN

YOGYAKARTA

Jane Ginza Ayu Permatasari

ABSTRACT

  This research aimed to know the relationship between insecure attachment and commitment

among dating eary adult women in Yogyakarta. Subjects in this study were dating early adult aged

between 18-34 years old as much as 203 people. The hypothesis in this research was that there is

negative correlation between insecure attachment and commitmnet. The higher person’s insecure

attachment, the lower of commitment, conversely. The type of the study was a correlational

quantitative research. The sampling method in this study using incidental sampling. The research

method used in this study is spread the scale. The instruments of this research used two

measurements which is a ECR

  • – R (Experiences in Close Relationship Questionnaire – Revised)

    scale with reliabilty coefficient is 0.880 and commitment scale with reliability coefficient is 0.821.

    the research data was analyzed using Product Moment’s Correlation be found coefficient

    correlations is
  • – 0.552 on significantly 0.000. The result showed that the hypothesis, there is a

    negative correlation between insecure attachment and commitment among dating eary adult

    women in Yogyakarta, acceptable. Keywords : insecure attachment, commitment, early adult woman, dating.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah, perlindungan, serta bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma. Penulis sadar bahwa banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Penulis memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan selama proses penulisan skripsi ini.

  Penulis memiliki banyak keterbatasan dalam menulis skripsi ini, sehingga dengan bantuan berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

  1. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M. Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

  2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. PSi. selaku Ketua Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Y. Heri Widodo, M. Psi. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing penulis.

  4. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M. Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama penulis kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  5. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, M. Psi dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho,

  6. Semua Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan pengetahuan dan ilmunya kepada penulis.

  7. Mas Muji dan Mas Doni yang selalu membantu penulis dalam kegiatan praktikum ataupun ketika menjadi asisten praktikum.

  8. Mas Gandung, Bu Nanik, dan Pak Gie yang sudah membantu penulis selama berada di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  9. Kedua orangtuaku yang tak hentinya mendoakanku sehingga aku bisa menyelesaikan semua ini. Makasih ma, pa, semoga aku bisa buat kalian sedikit merasa bangga.

  10. Eyang kakungku yang udah ada di surga. Maaf ya eyang belum bisa bikin eyang bahagia, semoga eyang bisa lihat dari surga dan tersenyum untukku.

  11. Budhe ku yang tak pernah lelah bekerja demi aku dan keluarga. Love u mami....

  12. Tanteku yang menemani ngerjain mesti sambil tertidur di kursi. Makasih mbak...

  13. Eyang putriku yang diam-diam selalu merapalkan namaku dalam doanya, pakdheku yang selalu memperhatikanku, terimakasih banyak.

  14. Kedua sepupuku yang menghiburku dan buat ku tersenyum ketika stress mengerjakan skripsi.

  15. Kekasihku yang tak pernah lelah antar kesana kemari, bantuin segala sesuatu, support dan dukung aku dengan kasih. Terimakasih banyak sayang.

  Berkat bantuan dan dukunganmu aku bisa kuat dan menyelesaikan semua

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

  

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

A. Dewasa Awal ............................................................................................. 10

  1. Pengertian Dewasa Awal ................................................................... 10

  2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal .................................................. 10

  3. Ciri-ciri Perkembangan Dewasa Awal ............................................... 12

  4. Pacaran .............................................................................................. 13

  B. Komitmen .................................................................................................. 13

  1. Pengertian Komitmen ......................................................................... 13

  2. Tipe Komitmen .................................................................................. 14

  3. Kriteria Komitmen ............................................................................. 15

  4. Faktor Penyebab Komitmen ............................................................... 16

  5. Dampak Komitmen ............................................................................ 19

  C. Kelekatan Tidak Aman .............................................................................. 20

  1. Pengertian Kelekatan Tidak Aman .................................................... 20

  2. Tipe Kelekatan ................................................................................... 25

  3. Dimensi Kelekatan ............................................................................. 27

  4. Faktor Penyebab Kelekatan ................................................................ 28

  5. Dampak Kelekatan ............................................................................. 30

  D. Dinamika Hubungan Kelekatan Tidak Aman dan Komitmen .................. 35

  E. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 40

  

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 41

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 41

  C. Definisi Operasional .................................................................................. 41

  2. Seleksi Aitem ..................................................................................... 48

  2. Uji Linearitas ...................................................................................... 56

  1. Uji Normalitas .................................................................................... 55

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 53

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 53 B. Data Demografis Subjek Penelitian .......................................................... 53 C. Uji Asumsi ................................................................................................. 55

  2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 52

  1. Uji Asumsi.......................................................................................... 51

  H. Metode Analisis Data ............................................................................... 51

  3. Reliabilitas .......................................................................................... 51

  1. Validitas ............................................................................................. 47

  1. Kelekatan Tidak Aman ...................................................................... 42

  G. Kredibilitas Alat Ukur ............................................................................... 47

  2. Alat Pengambilan Data....................................................................... 45

  1. Metode Pengambilan Data ................................................................. 43

  F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................................ 43

  E. Sampling Penelitian ................................................................................... 43

  D. Subjek Penelitian ....................................................................................... 43

  2. Komitmen .......................................................................................... 42

  D. Hasil Penelitian ......................................................................................... 57

  2. Statistik Deskriptif.............................................................................. 60

  E. Pembahasan .............................................................................................. 63

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 66

A. Kesimpulan ................................................................................................ 66 B. Saran .......................................................................................................... 66

  1. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 66

  2. Bagi Subjek Penelitian ....................................................................... 67

  3. Bagi Pasangan .................................................................................... 67

  4. Bagi Orangtua .................................................................................... 67

  

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69

LAMPIRAN ......................................................................................................... 73

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Penskoran Jawaban Skala ECR - R ........................................... 44Tabel 3.2 : Penskoran Jawaban Skala Komitmen ....................................... 45Tabel 3.3 : Blue Print Skala ECR

  • – R (Uji Coba) ........................................ 46

Tabel 3.4 : Blue Print Skala Komitmen (Uji Coba) .................................... 47Tabel 3.5 : Blue Print Skala ECR

  • – R (Setelah Uji Coba I) ....................... 49

Tabel 3.6 : Blue Print Skala ECR

  • – R (Setelah Uji Coba II) ...................... 50

Tabel 3.7 : Blue Print Skala Komitmen (Setelah Uji Coba) ....................... 50Tabel 4.1 : Data Usia Subjek Penelitian ....................................................... 54Tabel 4.2 : Data Lama Hubungan Subjek Penelitian.................................. 54Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas .................................................................... 55Tabel 4.5 : Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 56Tabel 4.6 : Hasil Korelasi Kelekatan tidak Aman dengan Komitmen ...... 58Tabel 4.7 : Hasil Korelasi Kelekatan Anxiety dengan Komitmen .............. 59Tabel 4.8 : Hasil Korelasi Kelekatan Avoidance dengan Komitmen ......... 60Tabel 4.9 : Mean Anxiety dan Mean Avoidance ........................................... 62Tabel 4.10 : Mean Teoritik dan Mean Empirik ............................................. 63

  

Daftar Bagan

Bagan 2.1 : Tipe Kelekatan Dewasa ............................................................... 27Bagan 2.2 : Dinamika Hubungan Kelekatan Tidak Aman dan Komitmen 39Bagan 4.1 : Scatter Plot .................................................................................... 57

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Laporan Survei Awal Penelitian ........................................... 74

Lampiran 2 : Data Statistik Jumlah Perceraian di DIY ............................. 81

Lampiran 3 : Skala Uji Coba ........................................................................ 88

Lampiran 4 : Reliabilitas dan Korelasi Aitem Total (Uji Coba) ............. 101

Lampiran 5 : Reliabilitas dan Korelasi Aitem Total (Setelah Uji Coba) 105

Lampiran 6 : Skala Penelitian ..................................................................... 111

Lampiran 7 : Uji Normalitas ....................................................................... 118

Lampiran 8 : Uji Linearitas ........................................................................ 121

Lampiran 9 : Uji Hipotesis .......................................................................... 123

Lampiran 10 : Hasil Statistik Deskriptif ...................................................... 126

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak pernah bisa

  dipisahkan dari orang lain. Mereka akan aktif dalam menjalin relasi dengan orang lain, baik sebagai teman, sebagai keluarga, sebagai teman kerja, sebagai pacar, dan lain sebagainya. Individu akan tinggal bersama orang lain, bermain dan bekerja bersama, saling menolong satu sama lain, maupun bahagia dan sukses bersama (Kassin, Fein, & Markus, 2010). Selain itu, individu memiliki motivasi untuk membangun hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain. Motivasi tersebut didorong karena adanya kebutuhan akan memiliki dan cinta (Maslow, 1968). Kebutuhan yang dimiliki individu berbeda-beda sesuai dengan tugas perkembangan yang berbeda pula pada setiap tahap perkembangannya (Erikson dalam Santrock, 2007). Pada masa dewasa awal, individu dihadapkan pada tugas perkembangan keintiman dan keterkucilan dalam menjalin relasi dengan sesama. Pada masa ini, individu dihadapkan untuk menjalin relasi intim dengan orang lain (Erikson dalam Santrock, 2007).

  Relasi merupakan suatu hubungan atau interaksi yang dibentuk antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam kehidupan biasa saja, seperti teman atau rekan kerja, hingga relasi yang utama, seperti relasi romantis antara satu dengan yang lain (Delamater & Daniel, 2011).

  Kegiatan sehari-hari yang dialami oleh manusia selalu melibatkan interaksi interpersonal dengan orang lain. Hal ini mengakibatkan relasi interpersonal menjadi penting (Dwyer, 2000).

  Relasi interpersonal yang sering dibangun ketika seseorang telah memasuki masa dewasa awal adalah relasi romantis atau cinta (Dwyer, 2000). Relasi romantis merupakan suatu hubungan antar manusia yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan relasi yang lain. Kompleksitas relasi romantis nampak dari adanya jenis emosi yang tidak terdapat dalam relasi lainnya. Emosi tersebut adalah gairah dan nafsu (Mikulincer & Gail, 2006). Sejalan dengan hal tersebut, Sternberg (dalam Santrock, 2007) menyatakan bahwa salah satu dimensi utama dalam cinta adalah gairah.

  Seseorang yang memiliki gairah dalam hubungannya akan mengalami cinta yang kuat dan dapat bertahan lama. Selain itu, cinta yang kuat dan bertahan lama juga dapat terbentuk karena adanya komitmen dalam hubungan tersebut.

  Komitmen merupakan penilaian kognitif yang dilakukan individu atas hubungan yang telah mereka jalin dan niat individu untuk dapat mempertahankan hubungan bahkan ketika hubungannya sedang dalam suatu masalah (Sternberg dalam Santrock, 2007). Dalam hal ini, komitmen membuat seseorang menjaga dan memelihara hubungannya secara terus komitmen juga menjadi salah satu ciri khas suatu hubungan romantis yang langgeng atau bertahan lama (Weigel, 2010). Hal ini sesuai dengan Shane (2008) yang menyatakan bahwa komitmen merupakan rasa saling memiliki ikatan psikologis dalam menjalin relasi antara satu orang dengan yang lain termasuk keinginan untuk mempertahankan relasi ketika relasi itu sedang dalam keadaan baik maupun ketika relasi itu sedang dalam keadaan buruk (Lopez, 2008). Selain itu, tokoh lain menyatakan bahwa komitmen merupakan hal yang terkait dengan masa depan dalam suatu hubungan. Masa depan yang dimaksud adalah keinginan dari masing- masing pasangan untuk membangun masa depan dengan pasangan mereka (dedikasi) dan hadirnya faktor-faktor yang memperkuat mereka untuk tetap bersama tanpa memperhatikan keinginan mereka (Rhoades, Scott, & Howard, 2010).

  Seseorang yang tidak dapat memegang erat komitmennya sangat mudah untuk mengkhianati pasangannya dengan berselingkuh.

  Perselingkuhan merupakan salah satu bentuk pengingkaran komitmen dalam hubungan yang menjadi alasan seseorang dalam mengakhiri hubungannya, baik pacaran maupun pernikahan (Egan & Angus, 2004). Penyebab dari perselingkuhan ini ada berbagai macam, diantaranya adalah adanya perasaan kesepian dalam diri pasangan, kebutuhan yang berlebih akan perhatian dari orang lain, ketidakpuasan dalam menjalin hubungan, melunturnya kesetiaan karena mulai bosan dengan pasangan, dan sedang

  Pada suatu situasi tertentu, seorang wanita dalam masa perkembangan dewasa awal memiliki kecenderungan berselingkuh lebih besar dibandingkan kaum pria. Salah satu penyebab wanita berselingkuh karena mereka membutuhkan perhatian yang lebih besar pula dibandingkan kaum pria (Subotnik & Harris, 2005). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kaum wanita banyak melakukan tindakan perselingkuhan dan lebih terbuka untuk mengeksplor perselingkuhan mereka ketika mereka berpisah jarak atau berada jauh dari pasangan mereka bila dibandingkan dengan kaum pria (Le, Korn, Crockett, & Loving, 2010). Penelitian lain menemukan bahwa lebih banyak wanita yang tidak setia dibandingkan dengan pria. Wanita lebih cenderung untuk memutuskan hubungannya setelah melakukan kebohongan dan menyatakan alasan mereka dalam berbohong adalah adanya tekanan dalam hubungan yang mereka jalin seperti merasa tidak bahagia dalam hubungan yang telah dijalin tersebut (Brand, Markey, Mills, & Hodges, 2007).

  Sejalan dengan penelitian tersebut, Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa pengajuan permohonan cerai lebih banyak diajukan oleh wanita daripada laki-laki. Pada tahun 2011, kasus perceraian yang diterima oleh Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 583 perkara, 429 perkara diajukan oleh perempuan dan 154 perkara diajukan oleh laki-laki. Pengadilan Agama Daerah diajukan oleh perempuan dan 125 perkara diajukan oleh laki-laki. Pada tahun 2012, kasus perceraian yang diterima oleh Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 593 perkara, 424 perkara diajukan oleh kaum perempuan dan 169 perkara diajukan oleh kaum laki-laki.

  Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta memutuskan sebanyak 539 perkara, 398 perkara diajukan oleh perempuan dan 141 perkara diajukan oleh laki-laki. Selain itu, penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa 53.4 % (35.9 % jarang berselingkuh, 12.6 % sering berselingkuh, dan 4.9 % sangat sering berselingkuh) dari 103 mahasiswi dari berbagai Perguruan Tinggi dan Universitas di Yogyakarta telah melakukan perselingkuhan dari pasangan mereka (Prawitasari, Viasti, Danastri, Permatasari, dan Nugrahaeni, 2013).

  Sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan yang melakukan tindak perselingkuhan akibat kondisi sulit yang mereka hadapi, seperti kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangannya ketika menjalin relasi intim (Goetz & Shackelford, 2009). Penelitian lain menyebutkan bahwa salah satu penyebab terbesar seorang wanita berselingkuh adalah adanya kekerasan seksual ketika mereka masih anak- anak (Whisman & Snyder, 2007). Selain itu, Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa faktor penyebab perceraian lebih banyak diakibatkan adanya kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan tersebut terkait dengan tidak adanya tanggung jawab dari pasangan, ekonomi. Pada tahun 2011, Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa sebanyak 216 dengan latar belakang kekerasan. Pada tahun 2012, Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa terdapat 217 kasus dengan kekerasan sebagai faktor penyebab perceraian.

  Komitmen dapat muncul karena adanya kesetiaan, keinginan untuk hidup bersama, dan memberikan upaya terbaik pada pasangan (Fehr dalam Baumgardner & Marie, 2008). Selain itu, kriteria dalam pembentukan komitmen antara lain, keinginan untuk mengakhiri hubungan dalam waktu dekat, durasi hubungan yang telah dibina, durasi hubungan yang mereka inginkan, komitmen dalam hubungan mereka, daya pikat dari pasangan, dan tingkat kelekatan (attachment) dalam hubungan mereka (Rusbult, 1980). Berdasarkan hasil penelitian pada LDR (Long Distance

  Relationship) dan GCR (Geographically Close Relationship), didapatkan

  bahwa kelekatan berkontribusi pada komitmen dari seseorang yang menjalin hubungan GCR. Seseorang yang memiliki kelekatan aman pada hubungan GCR yang dijalin akan memiliki komitmen yang tinggi dalam hubungannya (Pistole, Amber, & Jonathan, 2010). Penelitian lain menyatakan bahwa seseorang dengan tipe kelekatan aman memiliki level komitmen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan seseorang dengan tipe kelekatan tidak aman (Nosko, Tieu, Lawford, & Pratt, 2011).

  Kelekatan merupakan berbagai perilaku yang mengakibatkan dirinya yang akan berbeda antara satu orang dengan yang lain (Bowlby dalam Feeney & Noller, 1996). Tipe kelekatan seseorang mempengaruhi relasi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang memiliki tipe kelekatan tidak aman dengan pengasuh utama mereka sejak kecil akan menemui berbagai kesulitan ketika membangun keintiman di masa depan (Cassidy & Shaver, 2008). Kelekatan yang pernah dialami seseorang akan menunjukkan perbedaan perilaku interpersonal seseorang (misalnya mencari hubungan dekat atau menghindari hubungan intim), perbedaan sistem operasi dalam perilaku (misalnya caregiving, seks), serta memberikan kontribusi terhadap kualitas interaksi sosial dalam suatu hubungan yang umum maupun hubungan yang dekat (Mikulincer & Philip, 2007).

  Karakteristik individu dan sifat yang muncul dari relasi individu ketika menjalin hubungan dekat menjadi sangat penting untuk dilihat.

  Individu yang memiliki sejarah hubungan yang negatif atau memiliki kelekatan yang tidak aman akan menghalangi kemampuannya dalam mengatasi suatu permasalahan yang mengancam, namun level komitmen dari diri sendiri dan pasangan dapat menghindari adanya hasil yang negatif dari suatu hubungan serta membatasi kecenderungan berperilaku negatif maupun destruktif (Tran & Simpson, 2009). Seseorang yang memiliki tipe kelekatan aman akan memiliki komitmen yang besar serta kepuasan dalam berelasi. Seseorang yang memiliki tipe kelekatan tidak aman memiliki waktu, sehingga mereka mengakhiri hubungan dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari empat bulan (Adam & Jones, 1999).

  Hubungan antara kedua pasangan akan mempengaruhi komitmen yang mereka miliki. Komitmen yang tinggi terjadi ketika pasangan memiliki kelekatan aman dalam kehidupan relasinya karena adanya emosi dan perilaku positif dalam relasi mereka. Komitmen yang rendah merupakan efek dari kelekatan tidak aman, baik anxious attachment maupun avoidant attachment. Bila seseorang memiliki tipe attachment

  anxious dan avoidant, maka mereka memiliki sedikit perilaku yang

  konstruktif. Bila seseorang memiliki avoidant attachment, maka mereka akan berperilaku dengan lebih destruktif lagi (Tran & Simpson, 2009).

  Seorang dewasa awal yang memiliki tipe kelekatan aman dengan orangtuanya pada masa kanak-kanak akan mencari hubungan emosional yang aman juga ketika menjalin relasi romantis (Santrock, 2007).

  Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kaitan atau hubungan antara kelekatan tidak aman dengan komitmen pada wanita dewasa awal yang sedang berpacaran di Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kelekatan tidak aman dan komitmen pada wanita dewasa

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelekatan tidak aman dan komitmen pada wanita dewasa awal yang berpacaran.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi serta menambah pengetahuan dan informasi dalam disiplin ilmu Psikologi Klinis, khususnya terkait dengan konsep baru mengenai kelekatan tidak aman yang dapat mempengaruhi komitmen seseorang dalam menjalin relasi romantis.

  2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi dan evaluasi untuk para dewasa awal, khususnya wanita agar dapat membantu mereka mengembangkan relasi yang sehat dan matang. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada wanita dewasa awal mengenai kelekatan dengan pasangan, sehingga mereka dapat menciptakan komitmen yang baik pada hubungan yang dijalin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dewasa Awal

  1. Pengertian Dewasa Awal

  Dewasa berasal dari kata Latin adolescere yang berarti tumbuh atau untuk tumbuh matang (Hurlock, 1953). Masa dewasa awal merupakan masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Masa dewasa awal bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan berakhir pada usia tiga puluhan tahun. dengan kata lain, masa dewasa awal dimulai pada usia 18 hingga 22 tahun dan berakhir pada usia kira-kira 34 tahun (Santrock, 2007).

  2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal

  a. Teori Psikososial Erikson Pada masa dewasa awal, seseorang dihadapkan pada tugas perkembangan keintiman dan keterkucilan dalam menjalin relasi dengan sesama. Pada masa ini, individu dihadapkan untuk menjalin relasi intim dengan orang lain (Erikson dalam Santrock, 2007). Dewasa awal harus mengembangkan kapasitasnya untuk bersama dan peduli pada orang lain tanpa b. Kognitif K. Warner Schaie (1977) menyatakan bahwa seorang dewasa awal mengalami perubahan kognitif dari masa ke masa.

  Dewasa awal mengalami fase mencapai prestasi (achieving

  stage) yang merupakan fase yang melibatkan penerapan

  intelektual pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti dalam menentukan karier dan pengetahuan (Santrock, 2007).

  c. Sosio Emosi Seseorang yang mengalami masa dewasa awal dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus mandiri secara ekonomi dan mandiri dalam pembuatan keputusan. Mandiri secara ekonomi ditunjukkan ketika orang tersebut mendapatkan pekerjaan tetap untuk mencukupi kebutuhannya. Mandiri dalam pembuatan keputusan mencakup karier, nilai-nilai, keluarga dan hubungan, serta gaya hidup (Santrock, 2007).

  Seseorang dalam masa dewasa awal mengalami kejenuhan (burnout) dengan kegiatan yang mereka lakukan.

  Burnout ini banyak dialami oleh mahasiswa yang merupakan

  dewasa awal. Burnout merupakan suatu perasaan putus asa dan tidak berdaya yang diakibatkan stress berlarut-larut berkaitan dengan pekerjaan (Santrock, 2007).

3. Ciri - ciri Perkembangan Dewasa Awal

  Seseorang yang sedang mengalami masa perkembangan dewasa awal akan memiliki ciri-ciri sosio emosi (Santrock, 2007) antara lain :

  a. Menjalin hubungan intim Keintiman merupakan perasaan emosional yang dimiliki terhadap pasangan mengenai kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam suatu hubungan romantis

  b. Pernikahan dan keluarga Seorang dewasa awal akan meninggalkan rumah dan menbangun suatu kehidupan keluarga yang baru melalui sebuah pernikahan.

  c. Mandiri.

  Kemandirian merupakan kemampuan untuk berpikir untuk dirinya sendiri dan melakukan segala sesuatu tanpa selalu harus mengikuti apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain. Mandiri meliputi mandiri secara ekonomi dan mandiri dalam pengambilan keputusan.

  Selain itu, Havighurst (Hurlock, 1953), menyatakan ada beberapa ciri khas dalam masa perkembangan dewasa awal, antara lain :

  a. Memilih pasangan c. Memulai keluarga

  d. Memulai sebuah pekerjaan

  e. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan

4. Pacaran

  Pacaran merupakan suatu bentuk hubungan intim atau dekat antara laki-laki dan perempuan (Ardhianita & Andayani, 2005).

  Selain itu, Papalian dan Olds (dalam Nisa & Sedjo, 2010) menyatakan bahwa pacaran merupakan proses membentuk dan membangun hubungan personal dengan lawan jenis. Hubungan ini biasanya dimulai pada masa perkembangan dewasa awal.

B. Komitmen

1. Pengertian Komitmen

  Komitmen merupakan penilaian kognitif yang dilakukan individu atas hubungan yang telah mereka jalin dan niat individu untuk dapat mempertahankan hubungan bahkan ketika hubungannya

  sedang dalam suatu masalah (Sternberg dalam Santrock, 2007). Selain itu, komitmen juga diartikan sebagai rasa saling memiliki ikatan psikologis dalam menjalin relasi antara satu orang dengan yang lain termasuk keinginan untuk mempertahankan relasi ketika relasi sedang dalam keadaan baik maupun ketika relasi itu sedang dalam keadaan buruk (Lopez, 2008). Pengertian lain menyebutkan bahwa komitmen merupakan hubungan yang dibangun (Le & Agnew, 2003). Hal ini sesuai dengan Le, Korn, Crockett, dan Loving (2010) yang menyatakan bahwa komitmen merupakan kelekatan psikologis terhadap pasangan, orientasi jangka panjang terhadap hubungan, dan suatu tujuan untuk bertahan dalam relasi yang dibangun.

  Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komitmen merupakan keinginan untuk dapat mempertahankan suatu hubungan, tetap memiliki kelekatan secara psikologis terhadap pasangan, dan memiliki orientasi jangka panjang dalam menjalin suatu hubungan.

2. Tipe Komitmen

  Menurut Johnson (1991) dalam (Johnson, Caughlin, & Huston, 1999) komitmen terbagi atas tiga tipe, yaitu:

  a. Personal Komitmen Personal komitmen merupakan suatu pilihan dari internal atau dari dalam diri pribadi itu sendiri untuk ada atau tidak dalam sebuah hubungan. Personal komitmen ini terdiri dari tiga komponen, yaitu daya tarik terhadap pasangan (cinta), daya tarik terhadap hubungan (kepuasan relasi), dan status pasangan.

  b. Moral Komitmen Komitmen moral mengacu pada sebuah rasa tanggung jawab bahwa untuk masih ada dalam suatu hubungan dan komponen, yaitu kewajiban dalam hubungan, kewajiban moral pribadi, dan nilai konsistensi dalam suatu hubungan.

  c. Struktural Komitmen Komitmen struktural merupakan komitmen yang sudah melibatkan tekanan sosial dalam melanjutkan hubungan.

  Komitmen ini lebih menekankan pada kerugian atau dampak negatif yang muncul dalam suatu hubungan bila harus dilanjutkan. Komitmen struktural terdiri dari empat komponen, yaitu alternatif dalam hubungan, tekanan sosial, prosedur dalam mengakhiri hubungan, dan investasi yang tidak dapat diperoleh dari pihak lain.

3. Kriteria Komitmen

  Rusbult (1980), menyatakan terdapat enam kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat komitmen seseorang, yaitu :

  a. Keinginan seseorang untuk mengakhiri hubungannya di waktu dekat b. Kemungkinan durasi hubungan yang telah mereka bentuk

  c. Durasi hubungan yang mereka inginkan

  d. Komitmen dalam hubungan mereka

  e. Daya pikat dari pasangan

  f. Tingkat kelekatan (attachment) dalam hubungan

4. Faktor Penyebab Komitmen

  Komitmen dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

  a. Kepuasan Kepuasan dalam menjalin relasi merupakan salah satu faktor dalam membangun komitmen. Kepuasan merupakan efek positif versus negatif dalam suatu hubungan (Rusbult, 1980). Kepuasan dipengaruhi oleh tingkat masing-masing pasangan dalam memenuhi kebutuhan yang paling penting (Rusbult, Martz, Agnew, 1998). Pasangan yang memiliki kepuasan tinggi akan merasa bahagia sehingga memiliki nilai komitmen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pasangan yang tidak bahagia atau tidak puas dalam menjalin relasi (Rusbult & Buunk, 1993).

  b. Nilai dari suatu hubungan Nilai dari suatu hubungan ini terkait dengan nilai hadiah dari suatu hubungan dan nilai kerugian dari suatu hubungan.

  Nilai ini berhubungan dengan kepercayaan orang terhadap hubungan yang dibangunnya. Nilai hadiah dilihat dari sejauh mana seseorang percaya bahwa hubungan mereka memiliki atribut-atribut yang bernilai atau baik dan sifat-sifat positif yang dimiliki oleh pasangannya. Nilai ini dapat dilihat dari penilaian daya tarik fisik terhadap pasangan, pemenuhan kebutuhan, kecerdasan, rasa humor, kemampuan untuk mengkoordinasi kegiatan, dan kepuasan seksual. Hal-hal tersebut dapat dipergunakan untuk melihat sejauh mana hubungan mereka bermanfaat dan menguntungkan bagi mereka. Nilai kerugian merupakan sejauh mana seseorang percaya bahwa hubungan yang mereka miliki memiliki atribut-atribut yang buruk dan pasangan meraka memiliki sifat serta kualitas yang negatif. Nilai ini dapat dilihat dari sikap menyerah untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, kerugian dalam hubungan, kendala waktu, perilaku yang memalukan, kepribadian pasangan yang tidak menarik, keras kepala, mengingkari perjanjian, adanya konflik, dan kurangnya kesetiaan. Nilai-nilai tersebut dapat memperkirakan sejauh mana seseorang akan mempertahankan hubungan mereka (Rusbult, 1980).

  c. Pilihan Alternatif dari suatu hubungan Pilihan alternatif dari suatu hubungan merupakan kualitas alternatif terbaik yang tersedia untuk memulai hubungan dengan orang lain, kencan dengan beberapa orang lain, atau menghabiskan waktu sendirian. Nilai ini dapat dilihat dari menilai daya tarik fisik dari beberapa pilihan, sulit untuk menggantikan seseorang, kencan yang menarik dari beberapa orang, pentingnya hubungan romantis, dan kebahagiaan yang kualitas pilihan yang baik akan memilih teman kencan yang cerdas, menarik sacara fisik, lucu, memiliki kepribadian yang baik, akan memiliki hubungan yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan individu yang memiliki nilai pilihan yang lebih rendah (Rusbult, 1980).

  d. Ukuran investasi dari suatu hubungan Ukuran investasi dapat dilihat dari sejauh mana pasangan telah menampatkan segala sesuatu dalam hubungan mereka atau adanya benda / peristiwa / orang / kegiatan yang berkaitan dengan hubungan mereka. Tiga dasar dari ukuran investasi adalah durasi hubungan, rata-rata jumlah jam setiap minggu yang dihabiskan bersama, dan jumlah anak yang lahir dari hubungan mereka. Nilai ini dapat dilihat dengan tingkat keekslusifan dari hubungan mereka, teman yang dimiliki bersama, kenangan bersama, investasi, berbagi harta benda, kegiatan yang berhubungan dengan pasangan, investasi emosional, dan pengungkapan diri (Rusbult, 1980).

  Ukuran investasi dalam suatu hubungan merupakan salah satu alasan bagi pasangan untuk menjaga komitmennya. Ukuran investasi ini merupakan segala sumber daya yang melekat pada hubungan yang akan menghilang ketika hubungan yang dijalin tersebut berakhir. Sumber daya intrinsik dalam suatu hubungan informasi pribadi, dan identitas seseorang dari hubungan yang telah dibangun. Sumber daya ekstrinsik dari suatu hubungan antara lain hubungan sosial, status sosial, dan harta atau materi dalam hubungan tersebut (Le & Agnew, 2003).

  e. Kelekatan (attachment) Kelekatan merupakan salah satu faktor dalam pembentukan komitmen. Seseorang yang memiliki kelekatan aman akan memiliki komitmen yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kelekatan tidak aman (Tran & Simpsom, 2009).

5. Dampak Komitmen

  a. Pemeliharaan Hubungan Komitmen yang tinggi akan membuat seseorang menjaga hubungan mereka secara terus menerus atau memelihara hubungan mereka, misalnya dengan bersedia berkorban untuk pasangan. Selain itu, komitmen juga membuat seseorang berperilaku lebih konstruktif (Tran & Simpson, 2009).

  b. Dukungan dan Kepercayaan dari pasangan Komitmen yang tinggi mengakibatkan adanya dukungan yang baik dan kepercayaan yang tinggi terhadap pasangan.

  Selain itu, seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi akan melakukan tindakan nyata dalam kehidupannya, seperti ditunjukkan dengan memberikan segala informasi dengan sikap murah hati dan sikap memberi untuk pasangan (Wieselquist, Rusbult, Foster, & Agnew, 1999).