HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN KALAM KUDUS TAHUN PELAJARAN 20102011

  

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN KALAM

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh:

  Nuning Suprapti NIM: 071134021

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN KALAM

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh:

  Nuning Suprapti NIM: 071134021

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

® Bapak dan Simbokku, Petrus Subarno dan Cicilia Legiyem.

  

Terima kasih atas dukunganmu hingga sekarang aku beranjak

dewasa.

  ® Kakak-kakakku, Ch. Sumarniyanti, Markus Sumaryadi, Y.

Sumaryanto, dan FX. Hariyadi. Jadilah keluarga terbaik buat

keluarga dan sesama kita.

  ® Masterina Setyatiti. Terima kasih, sahabat. Kita berhasil melewatinya.

  ® Seluruh pembaca skripsi ini.

  MOTTO JIKA DIA BISA, KENAPA AKU TIDAK!

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN KALAM KUDUS

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nuning Suprapti

  

Universitas Sanata Dharma

2011

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini digunakan untuk mencari tahu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus; (2) mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus; (3) mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus; (4) mengetahui besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus.

  Subyek penelitian ini berjumlah 65 siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah motivasi belajar sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Alat pengumpulan data adalah kuesioner motivasi belajar siswa dan dokumentasi. Kuesioner digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dan dokumentasi berupa nilai rapor semester I digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi serial dengan taraf signifikansi 1%.

  Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) motivasi belajar siswa rendah sebesar 3,08%, motivasi belajar sedang sebesar 15,38%, dan motivasi belajar tinggi sebesar 81,54%; (2) prestasi belajar siswa rendah sebesar 6,15%, prestasi belajar sedang sebesar 61,54%, sedangkan prestasi belajar tinggi sebesar 32,31%; (3) motivasi belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,439 dan signifikan pada taraf signifikansi 1%; dan (4) motivasi belajar memberikan sumbangan bagi prestasi belajar siswa sebesar 43,9%.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, motivasi belajar memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu, guru dan orang tua diharapkan dapat menciptakan suasana yang memotivasi anak agar belajar lebih giat. Dengan motivasi belajar yang tinggi, prestasi belajar anak diharapkan juga meningkat.

  Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar siswa

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND

LEARNING ACHIEVEMENT OF FIFTH GRADES OF KALAM KUDUS

CHRISTIAN ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2010/2011

Nuning Suprapti

  Sanata Dharma University 2011

  This research was a correlation-phased descriptive research. This research intended to discover the relation between variables. The aims of the research were (1) to find out the learning motivation of the fifth grade students of Kalam Kudus Christian Eleme ntary School; (2) to find out the students’ achievement of fifth grade students of Kalam Kudus Christian Elementary School; (3) to find out the relation between the learning motivation and students’ achievement of fifth grade of Kalam Kudus Christian Elementary School; (4) to find out the influence of learning motivation on the fifth grade students of Kalam Kudus Christian Elementary School.

  The research participants were 65 fifth grade students of Kalam Kudus Christian Elementary School Academic Year 2010/2011. The variables of research consisted of independent variable and dependent variable. Learning motivation was the independent variable, while the achievement was the dependent variable. The research instrument was questionnaire on students’ learning motivation and documentation. The questionnaire was used to measure the students’ learning motivation and the documentation was in form of semester I report used to find out the students’ achievement. The data gathering technique applied serial correlation technique with the significant of 1%.

  The research result showed: (1) low students’ learning motivation was 3,08%, medium students’ learning motivation was 15,38%, and high students’ learning motivation was 81,54%; (2) low students’ achievement was 6,15%, medium students’ achievement was 61,54%, while high students’ achievement was 32,31%; (3) the learning motivation had positive relation and significant in students’ achievement, with value r = 0,439 and the standard of significance of 1%; and (4) the learning motivation contributed in the students achievement as high as 43,9%.

  It turned out that the learning motivation had positive relation and significant in the students’ achievement of fifth grade of Kalam Kudus Christian Elementary School 2010/2011. It showed that the learning motivation gave influence of the students’ achievement. Therefore, both teacher and parents are expected to create atmosphere that motivates students to study more actively. With high learning motivation, students’ achievement is expected to be higher.

  Keywords: learning motivation, learning achievement

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kasih dan berkah-Nya selalu mendampingi penulis dalam mengerjakan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik. Bimbingan-Nya telah membantu penulis untuk selalu menghadapi masalah yang muncul dengan jalan yang beragam.

Skripsi ini berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011”

  Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bantuan sampai penyusunan skripsi ini selesai.

  3. Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia memberikan bimbingan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

  4. Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus yang telah terbuka dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  5. Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta yang telah terbuka dan memberikan ijin untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas soal.

  6. Bapak Petrus Subarno dan Cicilia Legiyem selaku orang tua yang selalu memberikan dorongan moral maupun materi kepada penulis sehingga

  

DAFTAR ISI

  7 1. Pengertian Motivasi Belajar .........................................

  37

  36 BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

  33 D.

  28 C. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa ...................................................................................

  26 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa .............................................................................

  26 1. Pengertian Prestasi Belajar ...........................................

  24 B. Prestasi Belajar Siswa..........................................................

  20 5. Pentingnya Motivasi dalam Belajar ..............................

  15 4. Teknik-teknik Motivasi Belajar ....................................

  13 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa .............................................................................

  7 2. Jenis-jenis Motivasi Belajar Siswa ...............................

  7 A. Motivasi Belajar .................................................................

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv MOTTO .................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  6 BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................

  5 E. Manfaat Penelitian ..............................................................

  5 D. Tujuan Penelitian ................................................................

  4 2. Batasan Variabel ..........................................................

  4 1. Batasan Istilah .............................................................

  3 C. Batasan Istilah dan Variabel ...............................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................

  KATA PENGANTAR ............................................................................... x DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

  

ABSTRACT ................................................................................................. ix

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................... vii ABSTRAK ................................................................................................. viii

Hipotesis ............................................................................

  C.

  39 Variabel Penelitian .............................................................

  D.

  39 Tempat Penelitian ...............................................................

  E.

  39 Jadwal Penelitian ................................................................

  F.

  40 Alat Ukur/Instrumen Penelitian .......................................... ` 1.

  40 Alat Pengumpulan Data ................................................

  2.

  50 Uji Coba Instrumen ...................................................... ` G.

  59 Teknik Analisis Data ..........................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................

  64 A.

  64 Hasil Penelitian ....................................................................

  1. Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus ............................................................................

  64 2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus ............................................................................

  70 3. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus ........

  76 4. Besar Sumbangan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus ........

  88 B.

  89 Pembahasan .........................................................................

  BAB V PENUTUP .................................................................................

  93 A.

  93 Kesimpulan ..........................................................................

  B.

  94 Saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

  96 LAMPIRAN ............................................................................................... 100

  

DAFTAR TABEL

  64 Tabel 4.2 Klasifikasi Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus ...........................................................................

  83 Tabel 4.10 Tabel Kerja untuk Menghitung Koefisien Korelasi Serial ......

  83 Tabel 4.9 Nilai Ordinat ............................................................................

  82 Tabel 4.8 Mean (Rata-rata) Setiap Kelompok Motivasi Belajar .............

  82 Tabel 4.7 Proporsi Individu Setiap Kelompok ........................................

  78 Tabel 4.6 Jumlah Subyek Tiap Kelompok ..............................................

  72 Tabel 4.5 Skor Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ..................

  71 Tabel 4.4 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011 .......................

  65 Tabel 4.3 Kriteria Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ..............................

  62 Tabel 4.1 Jarak Skor Motivasi Tiap Kelompok ......................................

  Halaman Tabel 3.1 Subyek Penelitian ....................................................................

  60 Tabel 3.10 Pedoman Pemberian Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ...................................................................................

  59 Tabel 3.9 Jarak Skor Motivasi Tiap Kelompok ......................................

  59 Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas Hasil Penelitian ....................................

  57 Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Uji Coba Penelitian ..............................

  54 Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas .............................

  48 Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal untuk Mencari Validitas Item ...........................

  44 Tabel 3.4 Sebaran Item Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ....

  40 Tabel 3.3 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Motivasi Belajar Siswa .........

  38 Tabel 3.2 Jadwal Penelitian .....................................................................

  84

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Skema 2.1 Kaitan antara Cita-cita/Aspirasi Siswa, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar .........................................................

  16 Skema 2.2 Kaitan antara Kemampuan Siswa, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar ................................................................

  17 Skema 2.3 Kaitan antara Kondisi Siswa, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar ................................................................

  18 Skema 2.4 Kaitan antara Kondisi Lingkungan Belajar, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar ...........................................

  19 Skema 2.5 Kaitan antara Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dengan Motivasi, dan Perolehan Belajar ............................

  19 Skema 2.6 Kaitan antara Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa Belajar dengan Motivasi, dan Perolehan Belajar ...............

  20 Skema 2.7 Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ...................................................................................

  36 Diagram 4.1 Persentase Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011 .........................

  70 Diagram 4.2 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011 .......................

  76

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba Penelitian Motivasi Belajar Siswa .. 100 Lampiran 2 Tabel Skoring (4, 3, 2, 1) Hasil Kuesioner Uji Coba

  Motivasi Belajar Kelas VA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ........................... 106

  Lampiran 3 Tabel Persiapan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Kelas

  VA SD Kanisis Kalasan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ......................................................................... 110

  Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Kelas VA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 .......................... 116

  Lampiran 5 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2010/2011 ......................................................................... 118

  Lampiran 6 Tabel Revisi Item Soal Kuesioner Tiap Indikator ........... 120 Lampiran 7 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi

  Belajar Siswa Kelas VA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ........................... 122

  Lampiran 8 Tabel Revisi Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Motivasi Belajar Siswa .................................................................... 124

  Lampiran 9 Tabel Revisi Kisi-kisi Penyusunan Kuesioner Penelitian Motivasi Belajar Siswa .................................................... 127

  Lampiran 10 Kuesioner Penelitian Motivasi Belajar Siswa .................. 128 Lampiran 11 Skor Hasil Penelitian Kuesioner Motivasi Belajar

  Siswa SD Kristen Kalam Kudus ...................................... 133 Lampiran 12 Tabulasi Skor Hasil Kuesioner Penelitian Motivasi

  Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus Tahun

  Pelajaran 2010/2011 ......................................................... 138

  Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus Tahun

  Pelajaran 2010/2011 ......................................................... 143 Lampiran 14 Daftar Nilai Rapor Kelas V Semester I SD Kristen Kalam Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011 ...................... 145 Lampiran 15 Tabel Nilai r Product Moment dari Pearson .................... 147 Lampiran 16 Tabel Ordinat pada Kurva Normal ................................... 148 Lampiran 17 Tabel Hubungan Antar Kelompok Motivasi Belajar dengan Kelompok Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Kalam Kudus ....................................................... 150

  Lampiran 18 Surat Pengantar Uji Validitas dan Reliabilitas Soal di SD Kanisius Kalasan ........................................................ 152

  Lampiran 19 Surat Pengantar Penelitian di SD Kristen Kalam Kudus . 153 Lampiran 20 Surat Keterangan Penelitian ............................................. 154 Lampiran 21 Foto-Foto Uji Coba Kuesioner dan Penelitian Motivasi

  Belajar Siswa .................................................................... 155

  sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Sehingga mampu bersaing dalam perkembangan jaman. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang No. 2 tahun 2003, Bab I Pasal 1 No. 1 tentang sistem Pendidikan Nasional berbunyi:

  “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”

  Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat (Purwanto, 1995:10). Pimpinan dimaksudkan sebagai suatu pertolongan yang mampu membimbing anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan pendidikan, anak diharapkan dapat mengembangkan potensi yang ia miliki secara positif sehingga dapat berguna bagi diri sendiri dan lingkungannya.

  Berlangsungnya pendidikan didukung oleh keberadaan siswa dan tenaga pengajar (guru). Guru memegang kendali dalam melaksanakan dilaksanakan oleh guru, nantinya dapat dihasilkan siswa (output) yang berkualitas. Dengan kata lain, siswa dan guru sangat menentukan mutu pendidikan.

  Ngalim Purwanto (1990:102-106) berpendapat bahwa berhasil tidaknya belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor tersebut adalah faktor yang ada di dalam diri siswa dan faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor yang ada di dalam diri siswa meliputi faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

  Sedangkan faktor yang ada di luar diri siswa meliputi keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, keadaan lingkungan, dan kesempatan yang tersedia. Faktor tersebut menjadi pemicu bagi keberhasilan pendidikan yang akan dicapai. Apabila faktor

  • –faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pendidikan dapat diatasi, maka pencapaian tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik.

  Siswa sebagai subyek belajar memiliki andil yang besar bagi keberhasilan tujuan pendidikan. Perbuatan yang ia lakukan di dalam kegiatan pembelajaran akan berdampak pada prestasi belajar yang ia peroleh dalam pembelajaran. Sikap dan perbuatan belajar yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi pendidikan. Sebaliknya, jika sikap dan perbuatan belajar rendah, keberhasilan pendidikan akan sulit tercapai.

  Motivasi belajar adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi faktor internal (dari dalam diri siswa) dalam proses pembelajaran. Guru dan orang tua harus memberikan dorongan yang baik pada diri siswa atau anaknya. Jika hal tersebut dilakukan, maka akan muncul hasrat belajar yang tinggi pada diri siswa. Pemberian motivasi yang tinggi dapat membantu siswa/anak memahami dan menyadari manfaat belajar bagi dirinya di kemudian hari.

  Motivasi belajar diharapkan dapat memacu semangat belajar siswa bahkan pada siswa yang malas belajar sekalipun. Timbulnya motivasi belajar yang tinggi dapat membentuk perilaku/kebiasaan belajar yang baik dalam diri siswa. Motivasi belajar yang tinggi dan kebiasaan belajar yang baik akan berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi, prestasi belajar pun diharapkan juga tinggi.

  Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011. Prestasi belajar meliputi nilai siswa pada lima mata pelajaran inti, seperti Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam

  2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011?

  3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011?

  4. Seberapa besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011?

C. Batasan Istilah Dan Variabel

  1. Batasan Istilah

  a. Motivasi belajar adalah daya penggerak atau dorongan dari eksternal maupun internal sehingga terjadi kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku pada siswa serta memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

  b. Prestasi belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran inti (Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial), lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

  2. Batasan Variabel

  a. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik eksternal maupun internal dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai suatu tujuan, serta diukur dengan kuesioner dan ditunjuk dengan skor yang diperoleh siswa.

  b. Prestasi belajar siswa mencakup penguasaan siswa terhadap mata pelajaran, meliputi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika (MTK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang telah diperoleh dari tes belajar siswa dan diukur dengan tes buatan guru serta ditunjuk oleh skor yang diperoleh siswa dan diaktualisasikan ke dalam rapor.

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

  1. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011.

  2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011.

  3. Mengetahui adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran

  4. Mengetahui besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kristen Kalam Kudus tahun pelajaran 2010/2011.

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut

  1. Secara teoretis Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan tambahan informasi bagi penelitian ilmiah, khususnya di bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar tentang hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

  2. Secara praktis Secara praktis, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi orang tua maupun pihak sekolah dalam mengetahui motivasi anak dalam belajar. Orang tua dan pihak sekolah dapat terus memberikan dukungan yang positif kepada anak. Sehingga anak memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar

  1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu motivasi dan belajar.

  Masing-masing memiliki arti yang berbeda satu sama lainnya. Berikut ini merupakan pengertian dari motivasi dan belajar.

  a. Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang berarti seluruh aktivitas mental yang dirasakan/dialami dan memberikan kondisi hingga terjadinya perilaku (Isbandi Rukminto Adi, 1994: 154). Motif dapat berupa rangsangan, dorongan maupun pembangkit tenaga untuk memunculkan perilaku tertentu. Motif tidak dapat dilihat secara langsung namun ditunjukkan melalui tingkah laku seseorang dalam melakukan sesuatu. Motivasi merupakan daya gerak dari dalam diri manusia itu sendiri.

  Pendapat tersebut hampir sama dengan yang dikatakan oleh Fudyartanto (2002: 258) yang mengatakan bahwa motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan.

  Robert C. Beck (1978: 24) mendefinisikan

  ”motivation is

  choice (direction), persistence, and vigor of goal-directed behavior”. Hal tersebut berarti, motivasi secara luas berkaitan

  dengan waktu penentuan pilihan (arah), ketekunan, dan semangat perilaku dalam mencapai tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Jadi, motivasi menurut Beck berarti sesuatu yang berkaitan dengan arah, ketekunan, dan semangat seseorang dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai.

  Winkel (2004: 169) membedakan antara motif dan motivasi. Motif adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Motif merupakan suatu kondisi internal atau disposisi internal (kesiapsiagaan). Sedangkan motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu. Misalkan saja, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) yang ingin menang dalam lomba cerdas cermat Matematika. Siswa itu di dalam kesiapsiagaannya (motif) berusaha untuk menguasai materi yang akan diujikan dalam lomba tersebut. Kesiapsiagaan itu baru menjadi nyata dan aktif pada saat siswa tersebut mengerjakan latihan soal dan berpartisipasi penuh dalam lomba tersebut.

  Seolah-olah siswa tersebut dibangunkan dari tidurnya (motif) dan mulai berbuat sesuatu yang relevan untuk meraih kemenangan yang diinginkan (motivasi).

  Di dalam bukunya, Uno (2007: 3) merumuskan bahwa motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

  Jadi, motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku demi mencapai tujuan.

  b. Belajar Syah (2003: 68) mendefinisikan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

  Perubahan tingkah laku individu yang timbul akibat dari adanya proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh bukan merupakan proses belajar.

  “Learning is a relatively permanent change in behavior or behavioral potentiality that comes from experience and cannot be attributed to temporary body states such as illness, fatigue, or drugs (Hergenhahn dan Oslon, 1997: 12)

  .” Belajar adalah

  perubahan yang bersifat menetap pada perilaku atau kemampuan yang berasal dari pengalaman. Belajar tidak dapat dikaitkan dengan keadaan tubuh yang sementara seperti rasa sakit, kelelahan, atau obat-obatan.

  Hudojo (1979: 107), menyatakan belajar sebagai suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.

  Howard L. Kingsley (dalam Ahmadi dan Supriyono, 1991:120) mendefinisikan bahwa learning is the process by

  which behavior (in the boarder sense) is originated or changed through practice or training . Belajar adalah proses di mana

  tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

  Dalam buku Encyclopaedia of Psychology of Education (Paul Monroe, 2002: 287):

  “Learning is the process whereby experiences are gained

  which function effectively in meeting new situations. This process may take many different forms, and what is popularly called learning is usually complex process involving many of these forms.

  

  Berdasarkan kalimat di atas, dapat diartikan bahwa belajar adalah proses di mana pengalaman diperoleh yang berfungsi secara efektif ketika bertemu situasi baru. Proses ini dapat terjadi pada berbagai keadaan/kondisi kompleks yang melibatkan banyak keadaan. Belajar berarti proses yang melibatkan berbagai keadaan atau situasi sehingga menghasilkan suatu pengalaman yang baru.

  Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan belajar adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dari proses belajar tentunya adalah perilaku yang positif menuju kemajuan yang baik dari seorang individu.

  Perilaku yang negatif tidak dapat disebut sebagai proses belajar, misalkan malas, mencuri, membolos, mabuk, dan sebagainya.

  Motivasi belajar (Winkel, 2004:169) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar penting dalam memberikan semangat belajar dan penentu arah bagi siswa. Siswa yang memiliki motivasi kuat memiliki semangat yang besar dalam belajar. Begitu pula sebaliknya, siswa yang motivasinya lemah akan memiliki hasrat belajar yang rendah. Siswa memiliki peran dalam menentukan motivasi yang kuat ataupun lemah, yang memberikan arah maupun tidak memiliki tujuan.

  Di dalam bukunya, Sardiman (1986: 75) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.

  Peranannya adalah menumbuhkan gairah, rasa senang, dan semangat energi yang besar untuk melakukan kegiatan belajar itu. Meskipun siswa tidak memiliki intelegensi yang tinggi, gairah belajarnya pun akan besar bila ia memiliki motivasi yang besar dalam suatu pelajaran.

  Motivasi belajar adalah pendorong atau pemberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik (Fudyartanto, 2002: 258).

  Uno (2007:23) mengatakan, motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Adapun indikator tersebut adalah:

  a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

  b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, c. Adanya penghargaan dalam belajar,

  d. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar serta

  e. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

  Dari beberapa pengertian tentang motivasi, belajar, dan motivasi belajar, peneliti merumuskan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak atau dorongan dari eksternal maupun internal sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku pada siswa serta memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

  2. Jenis-jenis Motivasi Belajar Siswa Ada dua jenis yang motivasi siswa dalam belajar, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik).

  a. Motivasi Intrinsik Menurut Thornburgh (1984) dalam Prayitno (1989: 10-

  11), motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu.

  Seseorang yang melakukan suatu tindakan berdasarkan motivasi intrinsik akan merasa puas jika kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil sesuai dengan tujuannya.

  Sama dengan Thornburgh, Santrock (2007: 514) juga mengemukakan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Siswa yang melakukan kegiatan karena didasari oleh motivasi intrinsik akan melakukan sesuatu karena kesadaran akan pentingnya mencapai tujuan tersebut. Misalkan saja, seorang siswa belajar setiap hari dikarenakan ia ingin memperoleh lebih banyak ilmu dengan belajar. Ia tidak didorong kesadaran akan pentingnya belajarlah yang mampu memotivasi dia untuk belajar sungguh-sungguh.

  Motivasi yang seharusnya dimiliki oleh siswa adalah motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik lebih murni dan langgeng (bertahan lama) karena berasal dari dalam siswa serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh dari orang lain.

  Dorongan untuk mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk masa depan berpengaruh kuat dan lebih lama dibandingkan dengan dorongan dari pujian ataupun hadiah.

  Sardiman (1986: 89) berpendapat bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, dan ahli dalam bidang studi tertentu. Hal itu dikarenakan motivasi intrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial (mendasar), bukan sekedar simbol dan seremonial.

  b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar (Syah, 2003: 153). Pujian, hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, teladan orangtua, guru, dan lain- lain merupakan contoh konkret dari motivasi ekstrinsik yang menolong siswa untuk belajar.

  Sebagai contoh, seorang siswa belajar dengan giat ketika akan menghadapi ujian akhir semester agar naik kelas dan mendapat hadiah sepeda seperti yang dijanjikan orang tuanya. Dari contoh di atas, siswa tersebut melakukan sesuatu karena memiliki tujuan lain yang berasal dari luar dirinya.

  3. Faktor

  • – faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Tinggi-rendahnya motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar menurut Ali Imron (1996: 99- 106):

  a. Cita-cita atau aspirasi siswa Setiap manusia memiliki cita-cita. Siswa yang bersekolah pun memiliki aspirasi di dalam hidupnya. Ia senantiasa memperjuangkan aspirasi tersebut agar dapat ia raih sesuai dengan keinginannya. Hambatan yang dialami malah menjadi tantangan dalam mewujudkan cita-citanya. Seseorang akan berusaha semaksimal mungkin dengan daya dan usaha yang ia miliki. Hal inilah yang mempengaruhi perolehan belajar seseorang. Dari upaya yang dilakukannya dengan maksimal, ia berarti memiliki motivasi yang tinggi untuk mengejar cita- citanya.

  Lain halnya dengan orang yang tidak memiliki cita-cita yang jelas. Usaha yang ia lakukan belum tentu maksimal.

  Hambatan yang datang hanya akan menjadi rintangan baginya. Karena usaha yang ia curahkan hanya setengah-setengah, hasil yang ia peroleh pun tidak maksimal. Agar lebih jelas, berikut ini gambaran mengenai hubungan antara cita-cita/aspirasi belajar, motivasi belajar, dan perolehan belajar.

  Skema 2.1 Kaitan antara Cita-cita/Aspirasi Siswa, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar

  Cita-Cita / Motivasi Belajar Perolehan Belajar Aspirasi Siswa Siswa Siswa

  b. Kemampuan siwa Kemampuan antara siswa yang satu dengan yang lainnya tentu berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, ada juga yang kemampuan belajarnya rendah. Motivasi belajar siswa dapat menjadi rendah bila ia merasa memiliki kemampuan yang rendah dalam bidang tertentu.

  Karena perasaan memiliki kemampuan yang rendah tadi, motivasi siswa menjadi berkurang. Dengan motivasi belajar yang rendah inilah, hasil yang diperoleh menjadi kurang baik. Untuk itu kemampuan setiap siswa harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar ia memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.

  Skema 2.2 Kaitan antara Kemampuan Siswa, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar

  Kemampuan Motivasi Belajar Perolehan Belajar Siswa Siswa Siswa

  c. Kondisi siswa Kondisi siswa dibedakan menjadi dua, yaitu kondisi fisik dan kondisi psikisnya. Kedua kondisi ini saling mempengaruhi satu sama lain. Ada pepatah yang mengatakan, ”di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat (men sana in corpore

  sano

  )”. Pepatah tersebut benar adanya. Seseorang yang kondisi psikologinya sehat, berpengaruh pada ketahanan dan kesehatan fisiknya.

  Kondisi fisik yang lelah berpengaruh pada motivasi belajar siswa yang cenderung menurun. Rasa lelah pada tubuhnya menjadikan ia malas untuk beraktivitas dengan psikisnya. Otaknya tidak mampu berpikir dengan jernih bila kondisi fisiknya sedang sakit. Sebaliknya, kondisi fisik yang sehat bugar, bisa berpengaruh pada peningkatan motivasi belajar siswa. Siswa bisa konsentrasi dengan baik jika keadaan fisiknya baik pula. Hubungan antara ketiganya digambarkan sebagai berikut:

  Skema 2.3 Kaitan antara Kondisi Siswa, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar

  Motivasi Belajar Perolehan Belajar Kondisi Siswa

  Siswa Siswa

  d. Kondisi lingkungan belajar Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana siswa belajar. Tempat yang nyaman akan memiliki pengaruh berbeda pada tempat yang tidak nyaman. Tempat belajar yang tenang, teratur, tertata rapi menimbulkan gairah belajar. Semangat belajar siswa akan timbul jika ia belajar di tempat tersebut. Lain halnya dngan tempat belajar yang berantakan, bising, dan kotor. Konsentrasi belajar siswa akan mudah terganggu karena kegaduhan yang timbul.

  Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Lingkungan sosial berupa lingkungan sepermainan, lingkungan sebaya, dan kelompok belajar. Lingkungan ini menentukan motivasi belajar siswa.

  Sebagai contoh, jika dalam lingkungan sosial siswa tidak terbiasa dengan aktivitas belajar, maka bukan aktivitas belajar yang akan diperoleh dari siswa tersebut, melainkan aktivitas lain.

  Sebaliknya, jika siswa berada dalam lingkungan yang untuk ikut berkompetisi dengan lingkungannya. Secara sadar atau tidak, ia akan terekayasa untuk belajar juga. Dengan demikian, jelaslah bahwa kondisi lingkungan belajar berpengaruh pada motivasi belajar siswa.

  Skema 2.4 Kaitan antara Kondisi Lingkungan Belajar, Motivasi Belajar, dan Perolehan Belajar

  Kondisi Perolehan Belajar

  Motivasi Belajar Lingkungan

  Siswa Siswa

  Belajar

  e. Unsur

  • – unsur dinamis belajar / pembelajaran Unsur-unsur dinamis pembelajaran meliputi:

  1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar. 2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya. 3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya. 4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya. 5)

  Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan, serta peneguhannya.

  Unsur dinamis perlu diperhatikan karena menunjang belajar siswa itu sendiri. Siswa akan memiliki motivasi tinggi bila kebutuhan penunjang belajarnya terpenuhi. Berikut ini hubungan antara unsur dinamis belajar dan pembelajaran, motivasi belajar, dan perolehan belajar siswa.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN VERBAL (BAHASA) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN KEBONSARI 03 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 5 76

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 18 52

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 17 67

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS XI SMA NUSANTARA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 69

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

0 3 76

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 085115 SIBOLGA.

0 2 25

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA 20102011

0 2 158

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR WAKTU LUANG DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR WAKTU LUANG DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KEDUNG WADUK 4 KECAMATA

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA SHALOM BENGKAYANG.

0 0 1

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 0 172