Meningkatkan kemampuan bertanya siswa melalui kegiatan observasi terhadap keadaan alam sekitar untuk memahami konsep tentang cuaca : penerapan model pembelajaran interaktif di SD - USD Repository

  MENINGK KATKAN K KEMAMP PUAN BER RTANYA S

ISWA MELA ALUI KEGI

  I TERHAD DAP KEAD DAAN ALA AM SEK KITAR UNT TUK MEM MAHAMI K KONSEP T TENTANG G CUACA : PEN NERAPAN N MODEL P PEMBELA AJARAN IN NTERAKT TIF DI SD

  SKRIP PSI Dia ajukan Untu uk Memenu uhi Salah Sa atu Syarat

  Memperol eh Gelar Sa arjana Pendi idikan Program m Studi Pen ndidikan Fis ika

  Oleh :

  Maria Kad darsih NIM : 0514 N 424018

  PR ROGAM S TUDI PEN NDIDIKAN FISIKA JURUSAN J PENIDIKA AN MATEM MATIKA D DAN ILMU PENGETA AHUAN AL LAM FAKUL LTAS KEGU URUAN DA AN ILMU P PENDIDIK KAN UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA

  MENINGK KATKAN K KEMAMP PUAN BER RTANYA S

ISWA MELA ALUI KEGI

  I TERHAD DAP KEAD DAAN ALA AM SEK KITAR UNT TUK MEM MAHAMI K KONSEP T TENTANG G CUACA : PEN NERAPAN N MODEL P PEMBELA AJARAN IN NTERAKT TIF DI SD

  SKRIP PSI Dia ajukan Untu uk Memenu uhi Salah Sa atu Syarat

  Memperol eh Gelar Sa arjana Pendi idikan Program m Studi Pen ndidikan Fis ika

  Oleh :

  Maria Kad darsih N NIM : 0514 424018

  PR ROGAM S TUDI PEN NDIDIKAN FISIKA JURUSAN J PENIDIKA AN MATEM MATIKA D DAN ILMU PENGETA AHUAN AL LAM FAKUL LTAS KEGU URUAN DA AN ILMU P PENDIDIK KAN

  “Kesuksesan adalah pengoptimalan suatu kelebihan dan kegagalan adalah akumulasi dari segala kekurangan.” “Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.

  Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.”

  • Ernest Newman

  Karya  ini kupersembahkan teruntuk:  Jesus Christ Bunda Maria Bapak & Mamak Terkasih Adek-adekku Elysabet Dwi Kadarti & Lucia Tri Avelia

  

ABSTRAK

Kadarsih, Maria. 2009. Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa melalui

Kegiatan Observasi Terhadap Keadaan Alam Sekitar untuk Memahami Konsep

Tentang Cuaca: Penerapan Model Pembelajaran Interaktif di SD. Skripsi.

  

Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan observasi langsung dapat membantu meningkatkan kemampuan bertanya siswa dalam proses pembelajaran interaktif, mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa tentang cuaca sesudah proses pembelajaran interaktif, juga untuk mengetahui kinerja belajar siswa selama proses pembelajaran.

  Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Negeri Timbul Harjo, Yogyakarta pada tanggal 1 April 2009 - 15 Mei 2009. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Peningkatan kemampuan bertanya siswa dilihat dengan menganalisis jumlah siswa yang bertanya dan jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom pada setiap pertemuannya. Peningkatan pemahaman siswa diukur dengan menggunakan tes tertulis berupa mutliple choise. Sedangkan, kinerja belajar siswa diukur melalui pengamatan selama proses pembelajaran interaktif yang berpedoman pada lembar observasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i) pembelajaran interaktif yang diawali dengan kegiatan observasi dapat membantu meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa selama pembelajaran interaktif adalah pertanyaan pengetahuan (pertemuan I), pertanyaan pengetahuan dan analisis(pertemuan II), dan pertanyaan pengetahuan dan aplikasi (pertemuan

  III). persentase jumlah siswa yang bertanya selama tiga kali pertemuan berturut- turut sebesar 47.22 %, 58.33 %, dan 72.22 %. (ii) pemahaman siswa mengalami peningkatan dari tingkat pemahaman cukup menjadi tingkat pemahaman tinggi; (iii) Kinerja belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya selama proses pembelajaran interaktif. Pada pertemuan I, II, dan III, kriteria kinerja belajar siswa berturut-turut adalah cukup, cukup, dan tinggi. Kata Kunci : Deskriptif kualitatif dan kuantitatif, Observasi langsung, Pembelajaran Interaktif, kemampuan bertanya.

  

ABSTRACT

Kadarsih, Maria. 2009. Improving Students’ Asking Ability through

observation activity to Environment situations to understand Concepts about

Weather: Aplication of Interactive Teaching and Learning Model at the

Elementary School. Thesis. Physics Education Study Program, Mathematic

and Science Educations Department, Teachers Training and Education

Faculty, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

  This Research aimed to know what direct observation activity can help improving students’ asking ability in the interactive teaching and learning process, to know students’ understanding of the concept about weather after the interactive teaching and learning process, and to know students’ learning performance during teaching and learning proces.

  The Research was conducted in the third grade at SD Negeri Timbul

  st th Harjo, Yogyakarta, on April 1 to May 15 , 2009.

  This Research is descriptive – qualitative and quantitative research. Improving students’ asking ability was investigated by analyzing amount of students who asked and kinds of question according to Taksonomi Bloom in every meeting. Improving students’ understanding was measured by using formative test e.i. multiple choise. Further, students’ learning performance was measured by observing during teaching and learning proces guided by observation sheets.

  The results of the research show that: (i) the interactive teaching and learning begun doing observation activities can improve students’ asking ability. The students’ questions presented by students during the interactive teaching and learning process are knowledge questions (first meeting), knowledge and analysis questions (second meeting), and knowledge and aplication questions (third meeting). The percentage of students who asked during three meetings is 47.22 %, 58.33 %, dan 72.22 %. (ii) students’ understanding improved from enough level of understanding to high level of understanding; (iii) students’ learning performance improved in every meeting during the interactive teaching and learning process. In the first, second, and third meeting, students’ learning performances are enough, enough, and high. Key Words : Descriptive – Qualitative and Quantitative, Direct Observation interactive teaching and learning, and Student’s Asking Ability.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaian penulisan skripsi dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa

  

melalui Kegiatan Observasi Terhadap Keadaan Alam Sekitar untuk

Memahami Konsep Tentang Cuaca: Penerapan Model Pembelajaran

Interaktif di SD”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

  Selain atas berkat, kasih, dan bimbingan dari Tuhan Yang Maha Esa, penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang besar kepada:

  1. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan hingga terselesainya penulisan skripsi ini.

  2. Para dosen penguji skripsi atas saran guna penyempurnaan penulisan skripsi ini.

  3. Bapak Muh. Thoyib, S. Pd. Selaku kepala sekolah di SD Negeri Timbul Harjo yang memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian skripsi ini.

  4. Bapak Daimul Ihsan, A. Ma. Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Timbul

  5. Para siswa Kelas III SD negeri Timbul Harjo yang bersedia bekerja sama selama penelitian skripsi berlangsung.

  6. Semua staf laboratorium Fisika yang bersedia meminjamkan alat guna kelancaran penelitian skripsi ini.

  7. Yohana Weni Kurniasari yang telah membantu mengambil gambar dan video selama penelitian skripsi ini.

  8. Bapak (Heribertus Supomo) dan Mamak (Kristina Supinah) atas segala dukungan dan semangat yang tak pernah berhenti.

  9. Yohanes Heru C.K atas semua bentuk perhatian dan kasih yang mampu menjadi pemulih ketika semangat dan kekuatan mulai down.

  10. Elysabeth Dwi Kadarti yang selalu mendengarkan keluh kesah setiap hari.

  11. Lucia Tri Avelia yang selalu me-refresh penat yang ada.

  12. Rias, Melly, Weni yang selalu ada bagiku dan tempat berbagi cerita.

  13. Teman-teman P.Fisika ’05 (Yosi, Nuning, Maya, Ira, Ika, Khoti, Dini, Rita, Nita kris, Nita Cicil, Pepi, Eni, Feri, Wido, Melly, Era, Wisnu, Wega, Nori, Tutik, Arun, Dinar, Agus, Helen, Irene, Cici) yang menjadi motivator dan selalu bersama-sama mengukir kisah di Universitas Sanata Dharma.

  14. Teman-teman kos Flamboyan 217 yang jadi penghilang stress.

  15. Teman-teman KMPKS, terutama KMPKS voice yang memberi tahu makna sebuah persahabatan.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACK ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5 D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ....................................................... 7 B. Pembelajaran Sains ................................................................................ 11

  1. Hakekat Pembelajaran Sains ......................................................... 11

  2. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains ....... 13

  C. Pertanyaan .............................................................................................. 18

  1. Pengertian Pertanyaan ................................................................... 18

  2. Jenis-jenis Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom ..................... 20

  3. Teknik Bertanya ............................................................................ 24

  4. Pentingnya Pertanyaan dalam Pembelajaran ................................ 26

  D. Model Pembelajaran Interaktif ............................................................... 30

  E. Observasi ................................................................................................ 31

  F. Kinerja Belajar ....................................................................................... 36

  G. Pemahaman Konsep ............................................................................... 39

  H. Cuaca ...................................................................................................... 42

  1. Pengertian Cuaca ........................................................................... 42

  2. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Cuaca ..................................... 42

  BAB III METODOLOGI A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 48 B. Subyek Penelitian ................................................................................. 48 C. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 49

  F. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 52

  G. Instrumen .............................................................................................. 53

  H. Pengujian Validitas Instrumen .............................................................. 57

  I. Metode Analisis Data ........................................................................... 58

  BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 67 B. Data dan Analisis .................................................................................. 72 C. Pembahasan .......................................................................................... 87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 106 B. Saran ................................................................................................... 107 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109 LAMPIRAN ........................................................................................................ 112 BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 155

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Lembar Transkrip Kemampuan Bertanya Siswa .................................... 53 Tabel 2. Kisi-kisi dan Distribusi Soal Pretest dan Posttest .................................. 55 Tabel 3. Tabel Pengamatan Kinerja Belajar Siswa ............................................... 56 Tabel 4. Identifikasi Pertanyaan Siswa Secara Kualitatif .................................... 59 Tabel 5. Klasifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Skor ................................... 60 Tabel 6. Tabel Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan ............. 61 Tabel 7. Skala Skor Kinerja Belajar Siswa ........................................................... 63 Tabel 8. Tabel Kriteria Kinerja Belajar Siswa Secara Individu ............................ 63 Tabel 9. Tabel Kriteria Tingkat Kinerja Siswa Secara Keseluruhan ................... 64 Tabel 10. Jumlah dan Frekuensi Siswa yang Bertanya ......................................... 74 Tabel 11. Pertanyaan dan Frekuensi Pertanyaan Berkaitan dengan Konsep Cuaca .......................................................................... 76 Tabel 12. Pertanyaan dan Frekuensi Pertanyaan

  Berupa Pertanyaan Invitasi ................................................................... 77 Tabel 13. Skor Hasil Pretest Siswa Secara Individu............................................ 79 Tabel 14. Tingkat Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan

  Berdasarkan Hasil Pretest ................................................................... 80 Tabel 15. Skor Hasil Posttest Siswa secara Individu ........................................... 81 Tabel 16. Tingkat Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan

  Berdasarkan Hasil Posttest ................................................................... 82 Tabel 17. Kinerja Belajar Siswa Secara Individu pada Setiap Pertemuan .......... 84

  Tabel 19. Persentase Kriteria Kinerja Belajar Siswa secara Keseluruhan ............ 85 Tabel 20. Jumlah Siswa yang bertanya Setiap Pertemuan .................................... 88 Tabel 21. Perbandingan Jumlah Siswa untuk masing-masing krieteria tingkat

  Pemahaman pada saat Pretest dan Postest ......................................... 100 Tabel 22. Persentase Kinerja Belajar Siswa Secara Keseluruhan ....................... 104 Tabel 23. Kriteria Kinerja Belajar Siswa Secara Keseluruhan ........................... 104 Tabel 24. Skor Hasil Pretest Siswa ..................................................................... 127 Tabel 25. Skor Hasil Posttest Siswa ................................................................... 129

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Sebab Terjadinya Awan ...................................................................... 44 Gambar 2. Awan Sirus .......................................................................................... 45 Gambar 3. Awan Kumulus .................................................................................... 46 Gambar 4. Awan Stratus ....................................................................................... 46 Gambar 5. Beberapa simbol kondisi cuaca ........................................................... 47 Gambar 6. Bagan Rancangan Penelitian ............................................................... 50 Gambar 7. Diagram Batang yang Menunjukkan Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Bertanya Setiap Pertemuan ............... 75 Gambar 8. Para siswa sedang mengerjakan soal Pretest .................................... 153 Gambar 9. Peneliti menjelaskan penggunaan termometer kepada para siswa pada Pertemuan I ............................................................ 153 Gambar 10. Para Siswa Melakukan Observasi terhadap Awan .......................... 153 Gambar 11. Para Siswa Bertanya kepada Peneliti siswa .................................... 153 Gambar 12. Suasana Pembelajaran pada Pertemuan II ....................................... 154 Gambar 13. Seorang Siswa Mengajukan Pertanyaan di Kelas ........................... 154 Gambar 14 Suasana Pembelajaran pada Pertemuan III. ..................................... 154 Gambar 15. Sekelompok Siswa sedang Melakukan Pengukuran Suhu

  Menggunakan Termometer .............................................................. 154 Gambar 16. Para siswa mengerjakan Soal posttest ............................................ 154 Gambar 17. Seorang Siswa Mengerjakan Soal Posttest ..................................... 154

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 113 Lampiran 2. SOAL PRETEST ............................................................................ 122 Lampiran 3. SOAL POSTEST ............................................................................ 124 Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest......................................... 126 Lampiran 5. Skor Hasil Pretest dan Postest Siswa ............................................. 127 Lampiran 6.Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................. 131 Lampiran 7. Pedoman Observasi ........................................................................ 134 Lampiran 8. Lembar Observasi Kinerja Belajar Siswa ....................................... 136 Lampiran 9. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ................................................. 142 Lampiran 10. Contoh Lembar Hasil Pretest dan Posttest Siswa ........................ 145 Lampiran 11. Contoh Lembar Kerja Siswa(LKS) .............................................. 149 Lampiran 12. Surat Izin Penelitian Di SD Negeri Timbul Harjo ........................ 152 Lampiran 13. Foto-Foto Penelitian ..................................................................... 153

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Kadarsih Nomor Mahasiswa : 051424018 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

  

Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa melalui Kegiatan Observasi

Terhadap Keadaan Alam Sekitar untuk Memahami Konsep Tentang Cuaca:

Penerapan Model Pembelajaran Interaktif di SD beserta perangkat yang

  diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alam semesta terdiri dari semua materi, termasuk tenaga dan radiasi, yang

  ditemukan manusia, dan juga segala hal lainnya yang diketahui atau dipercayai manusia bahwa itu ada di dalam antariksa. Alam semesta tidak dapat diukur.

  Batas-batasnya tak diketahui. Tata surya, tempat terdapatnya Bumi, hanyalah sebagian kecil dari alam semesta. Bumi terdiri dari daratan dan air, yang sebaran pada permukaannya sangat tidak seimbang.

  Meskipun begitu misteriusnya alam sekitar, di dalamnya menyediakan berbagai informasi dan fenomena mengenai banyak hal dan fenomena ini mempengaruhi keadaan yang lain, misalnya hujan, suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, awan, dan angin terjadi dalam atmosfer yang mengelilingi bumi mempengaruhi keadaan cuaca. Keadaan cuaca seperti itu mempengaruhi diri dan cara hidup kita.

  Melalui panca indera yang dimiliki, kita mampu menangkap informasi dan fenomena yang disampaikan oleh alam sekitar. Banyak penyelidikan ilmiah dilakukan terhadap alam dan banyak ilmu pengetahuan pun ada dan berkembang lewat pengamatan yang mendetail terhadap alam sekitar kita, misalnya Badan wilayah tersebut. Dari sinilah kita menyadari bahwa alam menyimpan berbagai misteri dan sering mengundang pertanyaan-pertanyaan karena adanya rasa ingin tahu.

  Bagi anak, rasa ketidaktahuannya akan sesuatu yang dilihat dan dialaminya akan memunculkan pertanyaan. Itulah sebabnya, mengapa anak dikenal sebagai makhluk yang sering bertanya. Menurut Isaacs (Rohandi, 2001), Ada beberapa persoalan yang mendorong anak melontarkan pertanyaan, diantaranya bila dalam diri (pengetahuan) anak terdapat kesenjangan antara pengalaman yang pernah dialami dengan pengalaman yang saat itu dialaminya. Selain itu, bila anak mengalami sesuatu peristiwa/pengalaman yang bertentangan dengan yang ia harapkan, tidak diharapkan sama sekali, menimbulkan kebingungan atau bahkan mengalami kesulitan untuk memperkirakan kejadian selanjutnya. Kebiasaan anak memunculkan suatu pertanyaan melatih anak untuk berani mengungkapkan pergolakan yang terjadi di dalam alam pikirannya dan dengan bertanya ia berharap akan memperoleh sebuah jawaban atas pergolakan tersebut. Oleh karena itu, kebiasan ini perlu untuk senantiasa dipertahankan.

  Akan tetapi, ketika anak memasuki dunia pendidikan formal, kebiasaan anak untuk bertanya ini menjadi perlahan-lahan menghilang. Seolah-olah ditelan tembok sekolah. Pada saat pembelajaran, anak-anak lebih banyak bungkam dan duduk manis di kursinya. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh bagaimana cara guru mengajar dan strategi pembelajaran yang digunakan. Sebagian guru, terutama melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Penekanan dalam proses pembelajaran bukanlah siswa melainkan guru. Padahal proses pembelajaran yang baik harus mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.

  Dalam pembelajaran, guru hanya bersikap sebagai pelaksana tugas dalam pembelajaran, bukan memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswanya. Guru pun jarang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, terlebih pembelajaran sains dengan pengamatan langsung, percobaan, ataupun simulasi. Akibatnya, sains dianggap sebagai pelajaran hafalan. Padahal, pembelajaran sains dapat menjadi wahana bagi siswa untuk berlatih menjadi ilmuwan, mengembangkan menumbuhkan motivasi, inovasi, dan kreativitas sehingga siswa mampu menghadapi masa depan yang penuh tantangan melalui penguasaan sains. Berdasarkan hal tersebut di atas, penerapan model pembelajaran interaktif menjadi salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Keaktifan tersebut dapat dilihat dari bagaimana kinerja belajar siswa dalam pembelajaran, terutama memunculkan pertanyaan.

  Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang melibatkan interaksi- interaksi baik antar siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan atau bahan pembelajaran lainnya. Interaksi adalah elemen substansial dari suatu aktivitas pembelajaran. Interaksi, khususnya bagi siswa, harus diciptakan dan diberi peluang seluas-luasnya sehingga tujuan pembelajaran yang dikehendaki dilakukan oleh siswa sendiri dan dengan memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang ingin ia ketahui sehingga siswa memperoleh sendiri pemahaman mengenai suatu konsep.

  Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Suprayekti, 2009). Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar dengan melakukan pengamatan(observasi) terlebih dahulu sehingga ada sesuatu yang ingin ia ketahui, mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri. Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi kritis dan aktif belajar.

B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

  1. Apakah kegiatan observasi langsung dapat membantu meningkatkan kemampuan bertanya siswa dalam proses pembelajaran interaktif?

  2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa tentang cuaca sesudah proses pembelajaran interaktif?

  3. Bagaimana kinerja belajar siswa dalam pembelajaran dengan

  C. Pembatasan Masalah

  Penelitian ini dibatasi pada:

  1. Siswa yang diupayakan mengalami peningkatan kemampuan bertanya adalah siswa kelas III SD, semester II tahun ajaran 2008/2009.

  2. Observasi cuaca terutama observasi terhadap keadaan awan dan suhu udara dilaksanakan di sekitar sekolah yang dijadikan tempat penelitian.

  3. Pertanyaan dalam pembelajaran interaktif adalah pertanyaan yang berkaitan dengan konsep cuaca, terutama awan dan suhu yang mempengaruhi cuaca.

  4. Jenis pertanyaan berdasarkan klasifikasi Taksonomi Bloom yang diajukan oleh siswa yang ingin ditingkatkan melalui pembelajaran interaktif ini adalah dari pertanyaan pengetahuan ke pertanyaan aplikasi dan analisis.

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

  1. Mengetahui apakah kegiatan observasi langsung dapat membantu meningkatkan kemampuan bertanya siswa dalam proses pembelajaran interaktif.

  2. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa tentang cuaca sesudah proses pembelajaran interaktif.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1.

   Siswa

  Pembelajaran interaktif memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan seluruh potensi yang ada dalam dirinya sehingga keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. Selain itu, melalui penelitian ini siswa dapat meningkatkan keberaniannya mengungkapkan gagasan dan rasa ingin tahunya lewat pertanyaan, terlatih untuk dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah, dan siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran. Kegiatan observasi langsung terhadap alam sekitar membuat siswa memiliki pengalaman langsung akan pengetahuan dan pemahamannya mengenai suatu konsep.

2. Guru dan Calon Guru

  Pembelajaran interaktif lewat observasi dan pertanyaan siswa menjadi alternatif pembelajaran sains untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa mengenai konsep tertentu dan nantinya prestasi siswa pun meningkat. Guru atau calon guru senantiasa lebih kreatif menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi, karakteristik

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”, Mustaqim

  (2008:33-34) mencoba mengumpulkan beberapa pendapat mengenai pengertian belajar. Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand berpendapat bahwa “Learning as a relatifly permanent change in behaviour traceable to

  experience and practice .” (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang

  relatif tetap yang dikibatkan oleh pengalaman dan latihan.) Clifford T. Morgan menyatakan bahwa

  “Learning is any relatifly permanent change in behavior that is a

  result of past experience.” (Belajar adalah perubahan tingkah laku

  yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu.) Sedangkan Guilford mengungkapkan bahwa

  “Learning is any change in behavior resulting from stimulation.” (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan.) Dari pendapat-pendapat itu Mustaqim menyimpulkan, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci, belajar adalah b. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.

  c. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai yang inhabisi serta lain-lain fungsi jiwa(perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).

  d. Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.

  Pendapat yang sama dikemukakan oleh Hilgard yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang potensial terhadap situasi tertentu yang diperoleh dari pengalaman yang dilakukan secara berulang-ulang. (Asnaldi, 2008:1)

  Menurut Wittig, proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu :

  a. Acquasistion (tahap perolehan informasi), pada tahap ini si belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap acquasistion merupakan tahapan yang paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan siswa tidak dibantu maka ia akan mengalami kesulitan untuk menghadapi tahap selanjutnya.

  b. Storage (penyimpanan informasi), pemahaman dan perilaku baru yang diterima siswa secara otomatis akan disimpan dalam memorinya yang c. Retrieval (mendapatkan kembali informasi), apabila seorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Tahap retrieval merupakan peristiwa mental dalam rangka mengungkapkan kembali informasi, pemahaman, pengalaman yang telah diperolehnya. (Muhibbin dalam Whandie, 2007)

  Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktivitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.

  Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi, dalam pembelajaran yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Dengan demikian, aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur

  ‐unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Tujuan-tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru di sini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut.

  Davies (dalam Whandie, 2007:1) mengatakan bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnya prinsip-prinsip berikut: a. Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif; b. Setiap siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;

  c. Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila memperoleh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi;

  d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti; dan e. Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tangung jawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya.

B. Pembelajaran Sains 1. Hakekat Pembelajaran Sains

  Badan Standar Nasional Pendidikan (2006 : 484) menyatakan bahwa Ilmu pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

  Menurut Sulaeman (2009:1), berdasarkan Kurikulum Sains SD, sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman sekolah, siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan.

  Hakekat pembelajaran sains adalah memberdayakan siswa seoptimal mungkin untuk memahami atau mengeksplorasi alam sekitarnya guna mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Untuk dapat memberdayakan siswa dalam pembelajaran sains perlu diperhatikan beberapa aspek antara lain:

  a. Pentingnya menyadari bahwa pada dasarnya siswa memiliki “primordial konsepsi” tentang materi yang akan dibahas. Walaupun mungkin konsepsi tersebut salah, guru sebaiknya tidak terlalu cepat menyalahkan dan mengabaikan begitu saja. Tetapi justru menggunakan ide atau pengetahuan awal siswa tersebut sebagai titik tolak untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya berikanlah kesempatan seluas-luasnya siswa untuk mengemukakan ide atau konsepsinya secara bebas.

  b. Menempatkan kegiatan bertanya sebagai faktor utama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, doronglah dan ciptakan kondisi agar siswa terpancing untuk bertanya. Melalui kegiatan bertanya secara otomatis siswa akan berlatih untuk berkomunikasi atau menyampaikan gagasan sebagai respon atas masalah yang dibahas. Dengan seringnya siswa dipacu unuk bertanya akan terbangun keterampilan memberi penjelasan, sehingga siswa yang dapat menyusun atau membuat pertanyaan yang terarah pada pokok permasalahan nantinya akan mampu memberikan penjelasan terhadap suatu masalah dengan baik.

  c. Dalam menyampaikan permasalahan atau pertanyaan, pilihlah pertanyaan yang bersifat open-ended. Untuk itu, pertanyaan yang tipenya “Mengapa” merupakan pertanyaan yang fundamental dalam kegiatan pembelajaran sains. Untuk menjawab pertanyaan “mengapa” siswa akan mengembangkan kemampuan berpikir lebih komprehensif. Oleh karena itu, doronglah siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber.

  d. Memberi porsi yang cukup untuk kegiatan atau bekerja dalam kelompok. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa akan tergugah kesadarannya bahwa suatu masalah adalah tanggung jawab bersama, sehingga nantinya mereka tidak bersikap apatis terhadap masalah yang ada. Di samping itu, bekerja dalam kelompok memungkinkan siswa menyadari kekurangan dirinya dan melihat adanya kelebihan dari orang lain, sehingga akan terbangun sikap ilmiah terbuka atau menghargai orang lain. (Asy’ari, 2006: 34 - 35)

2. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains

  kehidupan sehari-hari. Memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep

  IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di laboratorium, dengan demikian IPA tidak saja sebagai produk tetapi juga sebagai proses. Dalam mempelajari IPA yang banyak menerapkan konsep dasar dan prinsip dasar, siswa dituntut untuk berpikir secara ilmiah dan memiliki sifat ilmiah, oleh karena itu penggunaan pendekatan keterampilan proses sangat tepat dilakukan.

  Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Lebih lanjut, Funk mengungkapkan bahwa:

  a. Pendekatan keterampilan proses memberi siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

  b. Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengar tentang ilmu pengetahuan. Di sisi lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak c. Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Abruscato (1995: 38 - 49 ) dalam bukunya yang berjudul ‘Teaching

  Children Science ’, menyatakan bahwa ada berbagai jenis keterampilan

  proses. Keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan proses dasar (Basic processes) dan keterampilan proses terintegrasi (integrated processes). Keterampilan proses dasar terdiri dari enam keterampilan, yaitu: mengobservasi, menggunakan hubungan ruang/waktu, menggunakan angka, mengklasifikasi, mengukur, memprediksi, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan proses terintegrasi terdiri dari: mengontrol variabel, interpretasi data, merumuskan hipotesa, mendefinisikan mendefinisikan variabel secara operasional, dan melaksanakan eksperimen.

  Sejumlah keterampilan proses tersebut di atas dalam kurikulum SD, dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan proses. Adapun tujuh keterampilan proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan. Penjelasan dari tiap-tiap keterampilan proses, akan diuraikan sebagai berikut.

  a. Mengobservasi kita peroleh, dapat menuntun keinginan tahu, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Mengamati memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi. Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.

  b. Mengklasifikasi Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai objek dan/atau peristiwa berdasarkan sifat- sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek dan/atau peristiwa yang dimaksud.

  c. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, dan/atau suara visual. Contoh kegiatan sejenis. Komunikasi efektif yang jelas, tepat, dan tidak samar-samar menggunakan keterampilan-keterampilan yang perlu dalam komunikasi, hendaknya dilatih dan dikembangkan pada diri siswa.

  d. Mengukur Mengukur dapat diartikan sebagai kegiatan membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

  e. Meramal/Memprediksi Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waku mendatang berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau keterhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

  f. Menyimpulkan Menyimpulkan dapat diartikan sebagai keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.

  g. Merancang penelitian Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna, maka diperlukan pentingnya rancangan penelitian itu sendiri, maka keterampilan merancang penelitian perlu diberikan sejak dini. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendekripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolkannya variabel, hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, secara hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.

  h. Bereksperimen Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang sering kali dilaksanakan seseorang tanpa disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.

C. Pertanyaan 1. Pengertian Pertanyaan

  Pengertian “Pertanyaan” tidak lepas dari kata dasar yang membangunnya, yaitu “tanya” juga “bertanya”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), “tanya” berarti Permintaan keterangan. Sedangkan “bertanya” diartikan sebagai (1)meminta keterangan atau penjelasan; dan (2) meminta supaya diberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, Pertanyaan sesuatu yang ditanyakan atau soal, baik oleh siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.

  Pertanyaan yang baik dapat meningkatkan fungsi pertanyaan. B erikut

  adalah fungsi pertanyaan menurut

  Moedjiono, dkk (dalam NN : http://www.laboratoriumum.sch.id/files/BAB%20VIII%20STRATEGI%20 PEMBELAJARAN%20DENGAN%20BERTANYA.pdf

  ) .

  a. Untuk menguji prestasi belajar siswa.

  b. Untuk membantu siswa mengaitkan pengalaman-pengalamannya yang tepat dengan pelajarannya.

  c. Untuk menstimulasi minat siswa. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan minat intelektual.

  d. Untuk mendorong berpikir karena pertanyaan yang baik membantu siswa untuk menemukan jawaban yang baik pula.

  e. Untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan menilai.

  f. Untuk menjamin pengorganisasian dan pemahaman materi secara tepat.

  g. Untuk mengarahkan perhatian siswa pada unsur-unsur penting dalam pelajaran.

  Agar pertanyaan yang diungkapkan dapat meningkatkan fungsi pertanyaan yang diinginkan, maka perlu diketahui berbagai jenis pertanyaan.

2. Jenis-jenis Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom

  Menurut Taksonomi Bloom ada enam tingkatan pertanyaan untuk menuntun kemampuan merespon secara spesifik. (Hasibuan dalam Pawanti, 2007:13-17) Keenam tingkat pertanyaan tersebut adalah: a.

   Pertanyaan Pengetahuan Pertanyaan pengetahuan adalah pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa telah dipelajari.

  Pertanyaan pengetahuan bertujuan untuk melacak daya ingat seseorang terhadap informasi yang pernah diterima. Informasi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep, dalil, rumus, metode dan lain-lain. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan ini biasanya : definisikan, kapan, di mana, apa, siapa, ke mana, berapa. Contoh : Apa yang dimaksud dengan cuaca? b.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep sumber daya alam melalui penerapan model pembelajaran cooperative tipe STAD

0 6 134

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh penggunaan media pembelajaran cd interaktif terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa

1 16 0

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 8 230

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 0 223

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 1 225

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas viii mts negeri kisaran t.a 2016 2017 - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 198

Meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa madrasah tsanawiyah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

0 0 8

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII melalui penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis kontekstual

1 0 6

Pengaruh penerapan model pembelajaran brain-based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

0 1 8