STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF
STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU
MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh:
Nama :VINCENTIUS AWAN HANANTO NIM : 019114005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
STUDI DESKRIPTIF
STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPIMASALAH
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Nama : Vincentius Awan Hananto NIM : 019114005
Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal 12 Februari 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Nama Lengkap Tanda Tangan Penguji I A.Tanti Arini, S.Psi., M.Si.
Penguji II Dr. Ch. Siwi Handayani, S.Psi., M.Si. Penguji III MM. Nimas Eki Suprawati, S.Psi., M.Si.
Yogyakarta, 22 April 2009 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan, P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tetapkanlah satu pilihan terbaik
dari sekian banyak alternatif pilihan
dan
bertanggung jawablah atas pilihan mu itu.
When money is lost,
nothing is lost
When health is lost,
something is lost
When character is lost,
every thing is lost
….…..
KUPERSEM BA HKA N KA RYA SED ERHA NA KU IN I UN TUK :
Kemuliaan-Nya, Semua yang kucinta dan mencintaiku, Bapak, Ibu, yang
kusayangi, semua sahabat-sahabat terkasihku, dan kau yang begitu sempurna
di hatiku. Terima kasih untuk semua yang indah ini.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, skripsi yang telah saya susun ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Februari 2009 Penulis
Vincentius Awan Hananto
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Vincentius Awan Hananto Nomor Mahasiswa : 019114005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
STUDI DESKRIPTIF
STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN
BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 22 April 2009 Yang menyatakan,( Vincentius Awan Hananto )
A DESCRIPTIVE STUDY OF COPING STRATEGY STUDENT FORMER
LIQUOR IN FACING PROBLEM GENERATING STRESS
Vincentius Awan Hananto
University Sanata Dharma Yogyakarta
2008
This research done based on phenomenon that student former liquor has strongdesire to take to alcohol when facing problem generating stress, and the situation will
make former the liquor does various business to master, assuages, or eliminates various
pressures experienced by its the which in this research conceived of coping strategy.
Basically coping strategy is behaviour or effort for individual to face problem and is
specific response to situation that full of pressure.This research applies qualitative research with study diskriptif. Purpose of this
research is to know strategy coping applied by student former liquor, and how coping
strategy process. Responder in this research is 4 ( four) student former liquor which has
experienced minimum dependency during 3 year and having age between 24-27 years.
To explain behavior and identifies subject problem, this research applies interview
method. Data analysis done with (1) Does interview transcript, (2) Does coding data, that
is by using tables to facilitate comprehends data. (3) Makes conclusion from data which
has collected.From data analysed obtained result that, strategy coping experienced by by
student former liquor can emerge in the form of strategy coping without consuming
alcohol, that is PFC (Problem Focused Coping) : actif coping, planning, seeking social
support instrumental for of reasons, suppresion of competing, restraint coping and EFC
(Emotion Focused Coping): positive reinterpretation and growth, acceptance, bounces
disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for emotional
reasons and turning to religionThat student former liquor is not annoyed with problem generating stres especially faces
desire to return to beverage alcohol, hence student former liquor need support from area,
good of family and public Keywords : alcoholic addict, strategy coping
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN
PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH
Vincentius Awan Hananto Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008 Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena bahwa mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol mempunyai keinginan yang kuat untuk lari ke alkohol ketika menghadapi masalah, dan keadaan tersebut akan membuat mantan pecandu minuman beralkohol tersebut melakukan berbagai usaha untuk menghadapi masalah yang dialaminya yang dalam penelitian ini disebut sebagai strategi coping. Pada dasarnya strategi coping adalah tingkah laku atau usaha individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang spesifik terhadap situasi yang penuh tekanan.
Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi diskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi coping yang digunakan oleh mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol. Subjek dalam studi diskriptif ini adalah 4 (empat) mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol yang telah mengalami ketergantungan minimal selama 3 tahun dan berusia antara 24-27 tahun. Untuk menjelaskan perilaku dan mengidentifikasikan masalah subjek, penelitian ini menggunakan metode wawancara. Analisis data dilakukan dengan (1) Melakukan transkrip wawancara, (2) Melakukan coding data, yaitu dengan menggunakan tabel untuk memudahkan memahami data. (3) Membuat kesimpulan dari data yang sudah terkumpul.
Dari data yang dianalisis diperoleh hasil bahwa, strategi coping mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol bisa muncul dalam bentuk PFC (Problem Focused Coping) actif coping, planning, seeking social support for
instrumental reasons, suppresion of competing, restraint coping dan EFC
(Emotion Focused Coping) positive reinterpretation and growth, acceptance,
mental disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for
emotional reasons dan turning to religion. Agar mahasiswa mantan pecandu
minuman beralkohol tidak terganggu dengan masalah yang menimbulkan stres terutama menghadapi keinginan untuk kembali ke minuman beralkohol, maka mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol membutuhkan dukungan dari lingkungan, baik keluarga dan masyarakat.
Kata kunci : alkoholik, strategi coping
KATA PENGANTAR
Puji syukur kuucapkan pada Jesus Kristus, atas berkat, perlindungan, dan
bimbinganNya yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Banyak halangan dan hambatan untuk menyelesaikan skripsi ini, sehingga
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.Ucap syukur dan terima kasih kepada :
1. Ibu Tanti Arini, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberi bimbingan, petunjuk, dan saran-saran hingga penulisan skripsi ini selesai. Terima kasih juga karena waktunya yang begitu sibuk.
2. Ibu dan Bapakku tercinta yang telah dengan tulus dan sabar mendoakan, menjadi
sarana dan memberi kesempatan untukku ada di dunia ini.
3. Mas Rendra, mba Lusy, mas Yo dan keluarga besar yang telah banyak memberikan
dukungan serta doa.
4. myEve yang telah banyak memberikan dukungan berupa waktu, tenaga, dan pikiran
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas kepercayaan serta kesabaran yang telah diberikan kepadaku.
5. Management, staff, dan crew serta para mitra usaha Chicken and Shake. Let’s Shake
Totally.
6. Poncowati Group yang selalu member motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Finnaly I’m done brother.
7. Prof. Sugeng yang telah banyak member input materi dalam skripsi ini
8. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gik, Mas Muji dan semua Sadhar crews, Thanks for the support!!
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis, Vincentius Awan Hananto
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………..………………………………………….................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………................... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………...…….……………….................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………................... iv
HALAMAN MOTTO…………………………...…………………………................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………...………………………................ vi
ABSTRAK...........………………………………………………………….................. viii
ABSTRACT…………………………..…………………………………...................... ix
KATA PENGANTAR……………………................................................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………………………….......................... x
DAFTAR TABEL…………...……………………………………………................... xv
DAFTAR GAMBAR………..……...………………………………............................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………...……………………………............................... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………................. 1 B. Rumusan Masalah……….........……………………………………................. 9 C. Tujuan Penelitian…...........…………………………………………................ 9 D. Manfaat Penelitian.........……………………………………………................ 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Minuman Beralkohol..........…………………………………………............. 10
1. Pengertian Minuman Beralkohol.............................................................. 10
2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol.............................................................. 11
3. Efek Minuman Beralkohol........................................................................ 12
d. Pendekatan-Pendekatan Stress............................................................. 21
F. Pertanyaan Penelitian.................................................................................. 37
D. Masalah-Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Mantan Pecandu Alkohol............................................................................................................. 35 E. Strategi Coping Mantan Pecandu Alkohol Dalam Menghadapi Masaslah….. 35
C. Mahasiswa........................................................................................................ 33
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping........................................ 32
a. Pengertian Coping................................................................................ 24
2. Coping.…………………………………………………………………. . 24
e. Gejala Stress......................................................................................... 22
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress........................................... 20
4. Pecandu Alkohol....................................................................................... 12
b. Sumber Stress....................................................................................... 18
a. Pengertian Stress.................................................................................. 18
1. Stress.......................................................................................................... 18
B. Stress dan Coping……….........……………………………………................ 18
7. Organisasi-Organisasi yang Peduli Terhadap Alkohol.............................. 16
6. Mantan Pecandu Alkohol........................................................................... 16
5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pecandu Minuman Beralkohol.................................................................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian........................................................................................... 38 B. Subjek Penelitian…................................................................................... 39 C. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 40
D. Keabsahan Data Penelitian......................................................................... 42
2. Hasil Analisis Per Subjek…..………………...................................... 52
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 67
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 2 dan Strategi Copingnya…………………………………………… 62 c. Subjek 3…………………………………………………………. 67
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 59
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 1 dan Strategi Copingnya…………………………….………… 56 b. Subjek 2…………………………………………………………. 59
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 52
a. Subjek 1…………………………………………………………. 52
1. Data Demografi Subjek…................................................................... 51
1. Kredibilitas.......................................................................................... 42
B. Hasil Penelitian........................................................................................... 51
3. Proses Penelitian.................................................................................. 48
2. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 47
1. Persiapan Penelitian............................................................................ 47
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian.............................................................................. 47
E. Metode Analisis Data................................................................................ 45
2. Konfirmabilitas................................................................................... 44
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 3 dan Strategi Copingnya……………………………………… 69 d. Subjek 4…………………………………………………………. 72
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 72
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 4
dan Strategi Copingnya…………………….………………… 74
3. Hasil Analisis 4 Subjek…………………………………………………. 78
C. Pembahasan………………………………………………………………… 83
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................. 96 B. Saran............................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 100
LAMPIRAN.............................................................................................................. 103
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Demografi Responden............................................................... 51Tabel 2. Penyebab Subjek 1 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 55 Tabel 3. Masalah yang Dihadapi Subjek 1 dan Strategi Copingnya………... 58
Tabel 4. Penyebab Subjek 2 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 62 Tabel 5. Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………... 64Tabel 6. Penyebab Subjek 3 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 69 Tabel 7. Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………... 70
Tabel 8. Penyebab Subjek 4 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 74 Tabel 9. Masalah yang Dihadapi Subjek 4 dan Strategi Copingnya………... 76Tabel 10. Kategorisasi Penyebab Subjek Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu, dan
Berhenti Mengkonsumsi Alkohol………………………………….. 78
Tabel 11. Kategorisasi Bentuk EFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah
Menjadi Mantan Pecandu……… ………………………………….. 80Tabel 12. Kategorisasi Bentuk PFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah
Menjadi Mantan Pecandu……… ………………………………….. 81
DAFTAR GAMBAR
Skema I. Kerangka Konseptual Penelitian Strategi Coping Pecandu Alkohol Sampai Menjadi Mantan Pecandu Alkohol................................................................................ 36DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Persetujuan Subjek………………………………………………………. 103 Verbatim dan Koding.............................................................................................. 107
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman keras telah menjadi masalah dunia. Negara Afrika, Amerika Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Australia maupun di mana saja manusia
hidup, bahkan di antara suku-suku bangsa primitif di pulau-pulau terpencil di Indonesia kecanduan alkohol telah menjadi salah satu persoalan hidup manusia yang utama. Kecanduan alkohol menghancurkan kehidupan keluarga, pekerjaan, merusak tubuh, dan menjadi sebab utama dari segala macam perbuatan kriminal. Sedikit sekali tempat di bumi ini yang terbebas dari pengaruh yang merusak ini (Garry, 2000).
Terjadinya perubahan hidup di Indonesia, globalisasi, industrialisasi disertai cepatnya arus informasi berpengaruh terhadap perubahan drastis meningkatnya pemakaian minuman beralkohol tinggi atau sering disebut minuman keras (miras) di kalangan anak muda. Peningkatan penyalahgunaan NAPZA dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Data Penyalahgunaan NAPZA Indonesia 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Narkotika 1.907 2.040 9.929 3 .874 8 .171 9 .422 29.343 Psikotropika 1.648 1.632 2 .590 3 .887 6 .733 5 .658 22.148 Bahan Adiktif
62 79 6 21 6 48 1 .348 2 .275 5.033 Jumlah Total 3.617 3.751 7.140 8.409 16.252 17.355 56.524
- Kenaikan (%) 3,7 90,3 17,8 93,3 6,8 205
Sumber: Dit IV/Narkoba, Desember 2006 Masalah kenakalan remaja seputar pecandu alkohol yang terjadi di kota-kota besar dinilai banyak pihak sudah sampai pada tataran yang memprihatinkan, karena gaya hidup seperti itu cenderung diimitasi kalangan generasi muda di segala lapisan masyarakat bahkan sampai di pelosok-pelosok desa. Jumlah pengkonsumsi alkohol belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, di tempat-tempat tontonan dan tempat-tempat kongkow di pinggir jalan pasti dijumpai orang-orang berbau ”naga”, istilah bagi orang yang menengak miras. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, perbuatan menenggak miras belakangan ini sudah dianggap hal biasa yang dapat dilakukan secara bebas oleh para peminum alkohol.
Peminum alkohol adalah orang yang mengkonsumsi minuman keras, yaitu minuman beralkohol yang mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya. Hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung (dependent) kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum minuman keras dalam takaran yang makin tinggi. Mulai dari pemakaian coba-coba, penyalahgunaan berkala, kebiasaan, pergaulan, sampai pemakaian rutin dan kecanduan.
Joewana (1989) menjelaskan bahwa perilaku minum minuman keras atau alkohol memiliki beberapa tahap yaitu : tahap coba-coba, merupakan tahap awal pengenalan terhadap obat-obatan dan alkohol, tahap ini dapat menyebabkan seseorang menjadi pemakai secara kadang-kadang atau justru berhenti sama telah menjadi pemakai tetap obat-obatan dan alkohol, pada tahap ini telah ada gangguan fisik, sosial pada pemakai.
Subandi (1995) menyebutkan bahwa tahapan/tingkatan penyalahgunaan NAPZA sebagai berikut : (1) Tahap coba-coba atau perkenalan, di mana orang sekedar ingin tahu dan merasakan barang tersebut tetapi juga ada yang terpaksa menggunakan karena mendapat tekanan teman-temannya. (2) Tahap rekreasional atau setelah seseorang mencoba sekali atau dua kali, mungkin dia akan berhenti atau semakin sering memakai karena merasakan adanya kenikmatan. (3) Tahap reguler, seseorang menggunakan secara tetap, meskipun tidak ada acara yang khusus. Tahap ini sudah ada perubahan fisik dan perilaku, gejala ketagihan mulai muncul, sehingga tindak kriminalpun sering terjadi. (4) Tahap kompulsif, seseorang sudah sangat tergantung, perubahan fisik dan perilaku semakin menonjol, biasanya darahnyapun sudah mengandung narkotik, kalau dalam waktu tertentu tidak mendapat narkoba akan timbul gejala ketagihan dan yang paling parah bisa mengalami psikosa bahkan ada yang meninggal dunia.
Seorang peminum alkohol yang telah sampai pada tahap kompulsif akan sulit sekali menghentikan kebiasaan minum alkohol. Masyarakat awam menyebut seseorang yang telah sampai pada tahap kompulsif ini dengan sebutan pecandu alkohol.
Menurut Hawari (2003) ada tiga kelompok penyalahgunaan NAPZA yaitu kelompok ketergantungan pertama yang dapat ditandai dengan kepribadian yang tidak stabil, cemas, depresi. Kelompok ketergantungan kedua yang ditandai kelompok ini terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan kelompok sebaya.
Menurut DepKes RI (2000) bahwa penyalahgunaan NAPZA mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut medis, psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun psikososial. Penyalahgunaan NAPZA adalah penyakit kronik yang berulangkali kambuh, yang hingga sekarang belum ditemukan upaya penanggulangan secara universal baik dari sudut prevensi, terapi, maupun rehabilitasi.
Efek penggunaan NAPZA berbeda pada setiap orang tergantung berapa banyak digunakan, cara pemakaian, seberapa sering digunakan, dan bagaimana kondisi badan yang bersangkutan. Pengaruh yang bisa ditimbulkan menurut panduan NAPZA DinKes DIY (2002) sebagai berikut:
1. Jangka pendek : Kenikmatan sesaat: menghilangkan stress, perasaan gembira dan bebas yang terus menerus, menghilangkan rasa sakit-lapar serta menimbulkan gairah bercinta. Penurunan fungsi tubuh: sulit bernafas, tekanan darah dan jantung melemah, pupil mata mengecil, mengantuk, pemakai merasa hangat, berat.
Dosis yang tinggi menyebabkan mabuk dan muntah. Dosis yang berlebihan menyebabkan pernafasan menjadi lemah, suhu tubuh menurun dan denyut jantung menjadi tidak teratur. Ketika napas menjadi lemah akan menghentikan fungsi alat tubuh sehingga kematianpun terjadi.
2. Jangka panjang Dapat menyebabkan impotensi, kekebalan tubuh menurun, masa bodoh, lamban, gangguan haid, dan mengganggu janin jika hamil. Alkohol menyebabkan gangguan lambung, kanker, saluran pencernaan, gangguan syaraf tepi.
Efek lain dari pecandu alkohol adalah pecandu akan tergantung secara fisik dan psikologis (kejiwaan) karena alkohol merupakan anti depresan yang memperlambat kegiatan-kegiatan bagian otak dan sistem syaraf. Hal ini tidak saja mengganggu pecandu sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya, khususnya keluarga dekat ( Joyce, 1999) .
Pestonjee (1992) menyatakan bahwa para pecandu alkohol sering tidak kuasa menghadapi efek ketergantungan dari alkohol dan mereka merasa kesulitan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol. Hal ini menjadi masalah bagi mereka, karena efek ketergantungan terhadap alkohol tersebut sangat menganggu aktivitas sehari-hari. Tidak jarang pecandu alkohol merasa tertekan, mengalami konflik internal maupun eksternal, bahkan menjadi frustasi akibat dari ketergantungan terhadap alkohol. Para pecandu mempunyai harapan untuk dapat mengendalikan emosi yang bergejolak dalam dirinya ketika menghadapi ketergantungannya terhadap alkohol. Keadaan tersebut akan membuat seseorang melakukan berbagai usaha untuk menguasai, meredakan, atau menghilangkan berbagai tekanan yang dialaminya. Individu yang menghadapi masalah akan berusaha untuk atau usaha individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang spesifik terhadap situasi yang penuh tekanan. Menurut Parry (1992) berbagai usaha yang dilakukan tersebut dikenal dengan strategi mengatasi masalah.
Mengenai proses kesembuhan dari ketergantungan alkohol, para ahli percaya bahwa perkembangan yang dicapai dalam proses penyembuhan ketergantungan biasanya lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar mengambil keputusan untuk berhenti minum. Terkadang keluarganya mengambil keputusan untuk tidak lagi melindungi peminum itu sampai orang itu sendiri melihat akibat-akibat yang parah dari tingkah lakunya. Perubahan tidak pernah benar-benar terjadi sebelum peminum membentur garis yang terbawah, mengalami akibat yang begitu menyedihkan dari perbuatannya, dan mengakui bahwa dirinya tak dapat dikendalikan lagi. Apabila seseorang telah memutuskan untuk benar-benar tidak mengkonsumsi alkohol maka orang tersebut disebut mantan pecandu alkohol (Garry, 2000 ).
Mantan pecandu alkohol adalah orang yang merasakan alkohol sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk apapun. Mereka menjalankan hidup bersih dari alkohol (Joyce,1999).
Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan sebagai coping mechanism atau strategi mengatasi masalah, yang mana individu dalam menghadapi tekanan-tekanan atau stress akan memberikan reaksi yang berbeda dalam menghadapinya.
Lazarus (dalam Stone & Neale, 1984) mengemukakan pendapat bahwa strategi coping adalah tingkah laku yang mengarah pada pemecahan masalah untuk membebaskan diri dari bahaya yang nyata atau tidak nyata. Tingkah laku tersebut melibatkan pikiran yang secara sadar digunakan untuk mengatasi dan mengontrol perasaan dan pengalaman seseorang yang ditimbulkan oleh situasi yang menekan.
Permasalahan yang sering dihadapi para mantan pecandu alkohol adalah jika mereka mengalami stres atau tekanan maka ada keinginan untuk lari ke alkohol. Menurut Heriadyi Willy (2005) salah satu problema terberat bagi mantan pecandu adalah mendapatkan kepercayaan dari orang lain, sehingga mereka merasa diasingkan. Sering ketika seorang pecandu yang telah berhenti, kemudian tidak dipercayai, maka ia merasa tidak kuat dan akhirnya kembali lagi menggunakan alkohol. Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana strategi coping para mantan pecandu alkohol dalam menghadapi masalah.
Strategi coping yang digunakan berfungsi untuk mengurangi masalah dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Penggunaan strategi tersebut lebih memiliki kecenderungan untuk individu yang mengalami stress dan mengalami keyakinan dapat mengubah situasi. Fungsi strategi coping dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif.
Individu bila dihadapkan dengan kondisi ketidakmampuan untuk mengubah kondisi yang penuh dengan stress maka individu yang bersangkutan akan cenderung untuk mengakui emosinya.
Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa. Secara sosiologis mahasiswa merupakan kelas lanjutan dari kelompok masyarakat yang merupakan generasi penerus bangsa. Disamping sarat dengan prestise dan kebanggan, mahasiswa juga penuh dengan beban moral dan tanggung jawab sosial (Bactiar, 2002 : 16). Adanya beban moral dan tanggung jawab sosial ini menjadikan tekanan psikologis bagi mahasiswa, yang merupakan sumber stress.
Adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa menyebabkan beberapa mahasiswa lari ke alkohol untuk sekedar melupakan permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Heriadi Willy (2005 : 48), yang merangkum opini yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 2 September 2003, di daerah Sleman banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, banyak sekolah dan kampus, banyak pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi “pasar” peredaran gelap dan penyalahgunaan alkohol. Selama ini yang menjadi sasaran para pengedar dan bandar adalah pelajar dan mahasiswa. Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian serius maka dimungkinkan beberapa tahun kedepan akan lahir ratusan bahkan ribuan peminum alkohol baru dari kalangan mahasiswa, yang tentu saja akan membawa dampak dengan masa depan bangsa ini (Murdoko, 2005).
Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana strategi coping para mantan pecandu alkohol dalam menghadapi masalah.
B. Rumusan Masalah
Apa strategi coping yang digunakan mantan pecandu alkohol?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui strategi coping mantan pecandu minuman beralkohol dalam menghadapi masalah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan wawasan bagi perkembangan ilmu psikologi klinis, khususnya mengenai strategi coping pecandu alkohol dalam menghadapi masalah.
2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai adanya strategi dalam menyelesaikan masalah bagi pecandu alkohol
BAB II LANDASAN TEORI A. Minuman Beralkohol
1. Pengertian Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya. Beragam jenis minuman beralkohol: bir, anggur, brandy, arak, . whisky, berem, tuak, dan lain-lain (Joyce,1999)
Hawari (2003) menyatakan minuman beralkohol adalah jenis minuman keras yang mengandung alkohol dan termasuk zat adiktif. Minuman beralkohol (miras) menurut Ferko (1990) adalah obat tertua yang digunakan oleh manusia dimasa lalu untuk pengobatan dan untuk kepentingan sosial, namun minuman keras biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang disalahgunakan karena pemberian minuman keras secara berulang-ulang selama periode tertentu akan berakibat terjadinya toleransi dan ketergantungan fisik terhadap minuman keras meningkat.
Dollery (1991) menyatakan bahwa minuman keras dalam pengertian umum adalah etanol, etil alkohol atau hidroksi etana, terdapat didalam sejumlah minuman dan sediaan obat; alkohol adalah cairan tidak berwarna dengan bau harum, rasanya pahit dan membakar; alkohol diperoleh melalui fermentasi pati atau gula pada minuman keras, sedang alkohol untuk industri hidroksi etilen pada temperatur tinggi, membentuk azeotrop dengan air selama proses destilasi,sehingga konsentrasi maksimal alkohol yang terdestilasi adalah 94,9%.
2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol :
Menurut Permenkes RI no.86/Men.Kes/IV/97 minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan obat, yang meliputi : minuman keras golongan A, golongan B dan golongan C.
a. Golongan A adalah minuman keras dengan kadar etanol (C1H5OH) dari 1–5 persen, yang antara lain : Bintang Baru Bir, Champindo Anggur Buas,
San Miquel , Jinro (Korean Gingseng Wine), Tigerlarger Beer, Anker Bir, Bali Hai Bir, dan Baby Breem.
b. Golongan B adalah minuman keras etanol 5-20 persen, yang antara lain : Anggur Malaga, Anggur Kolesom cap 39, Whisky, Anggur Beras Kencur, Mc.Donald (arak kolesom), dan Anggur Orang Tua.
c. Golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol lebih dari 20 persen hingga 55 persen, yang antara lain meliputi : Kuda Mas Brendi,
Mansion House, Mc. Donald Brandy , Orang Tua Arak, dan Kuda Pacu
Ronodikoro dan Prakosa (1992) menyatakan bahwa pemakaian zat-zat berbahaya ini telah mempunyai sejarah yang panjang; Anggur, bir dan liqua telah mulai dikonsumsi oleh manusia sejak tahun 8000 sebelum masehi
3. Efek Minuman Beralkohol
Menurut Joyce (1999) Efek minuman beralkohol adalah sebagai berikut : a. Mengkonsumsi minunam beralkohol secara terus menerus dalam jangka panjang dapat merusak sistem di tubuh.
b. Alkohol akan merusak fungsi otak dan sistem saraf secara permanen.
Hati merupakan organ yang berfungsi memecahkan dan mengeluarkan alkohol dari darah. Organ vital ini akan mengalami radang hati (hepatitis),
sirosis dan kanker hati.
c. Konsumsi alkohol secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan stroke.
d. Jumlah alkohol yang berlebihan akan mengiritasi lambung sehingga timbul gastritis.
e. Alkohol mengandung efek diuretik (meningkatkan jumlah urin), sehingga jika berlebihan akan menimbulkan kerusakan ginjal.
f. Alkohol dapat meningkatkan gairah seksual, namun, bila berlebihan malah dapat menimbulkan impotensi.
4. Pecandu Alkohol
Bila seseorang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, zat tersebut diserap oleh lambung, masuk ke aliran darah dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh, yang mengakibatkan terganggunya semua sistem yang ada di dalam tubuh. Akibat alkohol tergantung pada berbagai faktor, antara lain berat tubuh, usia, gender, dan sudah tentu frekuensi dan jumlah alkohol yang dikonsumsi. ( Joyce,1999) Sebenarnya, hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum- minuman keras dalam takaran yang tinggi (Garry, 2000 : 177).
Alkoholisme adalah penyakit menahun yang ditandai dengan kecenderungan untuk meminum lebih daripada yang direncanakan, kegagalan usaha untuk menghentikan minum minuman keras dan terus meminum minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang merugikan Semua orang dari semua kelompok umur bisa terkena. Makin banyak anak-anak dan orang dewasa memiliki masalah alkohol dengan konsekuensi yang mengerikan. Alkoholisme biasanya mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bersosialisasi dan untuk bekerja dan menyebabkan banyak kerusakan perilaku lain ( Garry,2000).
Kalau seseorang membiasakan diri dengan minum-minuman keras, dengan sendirinya tubuh menjadi terbiasa dengan rangsangan-rangsangan alkohol tersebut. Untuk mencapai perasaan puas seringkali dosis minuman keras itu harus ditambah, sampai suatu saat tubuh menjadi begitu bergantung kepada minuman keras tersebut supaya dapat memberi reaksi yang menyenangkan perasaan. Kemudian, si peminum itu menjadi kecanduan secara jasmani ataupun kimiawi, sehingga sulit sekali untuk dapat diubah
5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pecandu
Minuman BeralkoholPenyebab seseorang menjadi pecandu alkohol belum diketahui secara pasti, namun penggunaan alkohol bukan satu satunya faktor penyebab. Dari orang-orang yang meminum alkohol, sekitar 10% menjadi pecandu. Pengkonsumsi alkohol memiliki angka kejadian yang lebih tinggi dibandingkan pecandu zat lainnya. Hal ini dikarenakan minuman keras sangat mudah didapatkan dan mempunyai sifat adiktif (Putu.B,2002).
Alkoholisme lebih sering diderita para anak-anak pecandu dari pada anak-anak yang diadopsi, yang memperlihatkan bahwa alkoholisme melibatkan kelainan genetik atau biokimia. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa orang yang beresiko menjadi alkoholik tidak mudah mengalami keracunan, karena itu otak mereka kurang sensitif terhadap efek yang ditimbulkan oleh alkohol. Selain kemungkinan kelainan genetik, latar belakang dan kepribadian tertentu dapat menjadi faktor pendukung seseorang menjadi pecandu. Pecandu sering berasal dari keluarga yang pecah dan dari mereka yang hubungan dengan orang tuanya kurang harmonis. Pecandu alkohol cenderung merasa terisolasi, sendiri, malu, depresi atau bermusuhan.