STRATEGI COPING WASIT NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONFLIK INTRAPERSONAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer
dimuka bumi saat ini, sepak bola dimainkan oleh berjuta-juta manusia baik lelaki,
wanita, tua, muda maupun anak-anak. Sepakbola merupakan suatu cabang
olahraga yang sederhana dan menyenangkan untuk dimainkan maka hampir
semua orang ingin memainkannya. Tidak dibutuhkan peralatan yang komplit
untuk dapat memainkan sepakbola. Perkembangan sepakbola di Indonesia saat
ini sudah menuju kearah yang lebih baik bila dibandingkan dengan
perkembangan ditahun-tahun sebelumnya, dimana sepakbola sekarang ini
memiliki liga yang cukup profesional dan sangat digemari diseluruh nusantara
yaitu Indonesia Super Liga (ISL), dalam liga tersebut berbagai tim besar dari
beberapa daerah yang tersebar dinusantara ini bersaing memperebutkan tahta
juara untuk menjadi pemenang. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya kita sudah bisa melihat sedikit kedewasaan dari para pendukung
masing-masing tim kesayangannya, hal ini dapat dilihat dari animo pecinta
sepakbola Indonesia baik itu orangtua maupun anak-anak yang tidak lagi merasa
takut jika ingin


menonton tim kebanggaannya

main

distadion.(Warta

Warga,2010).
Dengan semakin profesionalnya persepakbolaan Indonesia, maka
dibentuklah suatu organisasi induk yang mengatur kegiatan sepakbola di
Indonesia yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI resmi
didirikan pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga
Seluruh Indonesia dan di Ketuai

oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo. PSSI

bergabung dengan FIFA pada tahun 1952, kemudian dengan AFC pada tahun
1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun
2005, diadakan pula Piala Indonesia. PSSI membawai semua club sepakbola baik
dari tingkat yunior, amatir dan professional yang berlaga memperebutkan juara,


1

2

dan mengatur berjalannya kompetisi yang sesuai dengan standart FIFA (Federasi
International Foodball Asociation).
Menurut Zein (2009), dengan banyaknya club yang dibawahi oleh PSSI
maka banyak pulah pertandingan yang diselenggarakan, baik dalam bentuk
kompetisi

prestasi

maupun

kompetisi

pembinaan.

kompetisi


yang

diselenggarakan akan memunculkan pemain-pemain berbakat yang dapat
memperkuat tim merah putih dipentas internasional. Pertandingan sepakbola
yang diselenggarakan PSSI melibatkan banyak unsur didalamnya salah satunnya
adalah seorang wasit yang bertugas sebagai pemimpin jalannya suatu
pertandingan dari awal hingga akhir. Peran wasit sangat besar dalam setiap
pertandingan sepakbola, bahkan dapat dikatakan bahwa wasit mempunyai
peranan yang sangat vital dalam suatu pertandingan sepakbola. Tanpa adannya
wasit pertandingan tidak akan bisa dilaksanakan, karena wasit merupakan
pengadil yang menerapkan peraturan permainan. Sedangkan kompetisi yang
professional sekarang ini membutuhkan wasit yang professional yang
menerapkan peraturan permainan sesuai dengan laws of the game.
Wasit dalam suatu pertandingan dibantu oleh suatu tim yaitu 2 orang
asisten wasit, seorang wasit cadangan dan seorang pengawas pertandingan, Tim
Wasit dituntut harus memiliki kualitas sebagai pemimpin pertandingan yang
baik,sportif, dan adil, mereka tidak cuma harus menguasai peraturan permainan
sehingga cakap saat memimpin setiap pertandingan, tetapi lebih dari itu mereka
dituntut harus mampu mengatasi tekanan atau intervensi dari dalam maupun dari
luar lapangan, khususnya fanatisme dari penonton terhadap tim-tim yang mereka

dukung. Selain cakap dan terampil seorang wasit juga harus memiliki emosi yang
stabil sehingga tidak gampang terombang-ambingkan suasana serta senantiasa
fokus pada tugas-tugas memimpin pertandingan.
Keberadaan wasit tetap dibutuhkan untuk mengatur permainan agar tetap
menjunjung tinggi sportivitas, enak ditonton dan menghibur. Tetapi dalam
kondisi tertentu keberadaan wasit ini menjadi momok yang menakutkan ketika
keputusan-keputusannya

kontroversial.

Mendukung

salah

satu

tim

dan


memojokkan tim satunya lagi, dinamika wasit akan terus berlangsung selama
dinamika sepak bola itu ada, karena wasit mempunyai wewenang dan kekuasaan

3

dalam pertandingan sepakbola. Wewenang wasit dalam mengambil keputusan
bersifat mutlak dalam menegakkan peraturan permainan pada pertandingan
dimana wasit ditugaskan, karena tugas wasit adalah menegakkan peraturan
permainan sesuai dengan peraturan laws of the game.
Dengan adannya wewenang dan kekuasaan yang dimiliki tim wasit
tersebut di dalam memimpin suatu pertandingan, sering kali wasit mendapat
tekanan dari pihak luar seperti yang terjadi pada pertandingan solo melawan
gresik yang diselenggarakan dikota Solo. Menurut ketua komisi disiplin PSSI
yaitu Hinca Panjaitan, menetapkan bahwa hasil pertandingan laga Persis Solo
versus Gresik United (GU), pada Kamis (12/2) di Stadion Sriwedari, Solo “itu
tidak sah”. Karena dalam pertandingan tersebut terdapat intervensi dari pihak luar
yang berlebihan, dalam hal ini polisi wilayah Jawa Tengah. Ia mengatakan,
pihaknya memberikan peringatan keras kepada Panitia Pelaksana (Panpel) Persis
karena tidak berani menolak intervensi pihak luar. Komdis menilai Wasit dan PP
serta Panpel seharusnya mampu menolak intervensi dari luar karena sudah ada

aturan yang berlaku di sepak bola untuk mengatur hal-hal itu. Dalam kasus
Persis, dua pemain ditangkap saat sedang berkejaran. Tidak diketahui, apa
penyebab mereka berkejaran. Tiba-tiba saja, oleh polisi, kedua pemain ditangkap.
Padahal, saat wasit Made menghentikan pertandingan, ia sedang fokus dengan
Javier Roca (Gresik United) yang sedang keram. Tak ada yang memastikan,
mengapa Nova Zaenal (Persis) dan Bernard Mamadou (GU), tiba-tiba saling
berkejaran," katanya. Meski diduga ada pemukulan yang dilakukan Bernard
terhadap Nova saat keduanya tengah berebut bola, Saat ini Nova dan Bernard
masih ditahan, dan para wasit dan perangkat pertandingan diamankan kekantor
polisi untuk memberi keterangan.
Kewenangan dan tugas wasit dengan jelas dan tegas bahwa kewenangan
wasit dalam menegakkan peraturan permainan pada pertandingan yang
dipimpinnya hukumnya adalah mutlak, dan dimulai dari saat wasit tiba di area
lapangan pertandingan dan berlanjut sampai wasit meninggalkan area lapangan
setelah pertandingan usai. Kewenangan wasit diperpanjang saat bola sedang tidak
dimainkan, untuk penundaan sementara, saat istirahat setengah pertandingan, dan
untuk babak tambahan atau tendangan dari titik pinalti sesuai peraturan

4


kompetisi, dengan demikian wasit dapat

menghukum pemain

selama

kekuasaannya memimpin pertandingan belum berakhir (Zein,2009).
Kekuasaan yang dimiliki oleh wasit menyebabkan banyak club yang
sengaja meminta bantuan kepada wasit dengan cara mempengaruhi wasit, seperti
yang terjadi belakangan ini adanya percobaan untuk mempengaruhi wasit dengan
berbagai cara pada wasit Pra Porprov Jawa Timur dimana club gresik mencoba
untuk mempengaruhi wasit dengan iming-iming sejumlah uang dalam
pertandingan Pra Ponprov grup F, Gresik lawan Ngajuk dimana pertandingan
tersebut dimenangkan oleh club Gresik dengan skor 7-1, sehingga Gresik
menjadi juara grub dan lolos keputaran selanjutnya. Dengan wewenang yang
dimiliki wasit saat ini hal tersebut sebenarnya sangat mudah dilakukan oleh
seorang wasit, dan secara tidak langsung hal itu sudah menjadi suatu masalah di
dalam diri wasit sendiri dan didalam kelompok tim wasit tersebut, apakah wasit
mau menerima tawaran itu atau tidak. Ataukah dari suatu tim tersebut, ada salah
satu yang mau menerima tawaran itu dan ada juga yang tidak mau. (JawaPos,

Rabu 6 april 2011).
Dengan fenomena yang sering terjadi peneliti melakukan wawancara
awal terhadap salah satu wasit Divisi Utama yang mengemukakan bahwa
kejadian

yang seperti

fenomena diatas sangat sering terjadi didunia

persepakbolaan. Wasit sering kali mendapat iming-iming dan tekanan dari tim
yang mempunyai kepentingan, dengan cara menakut-nakuti wasit dengan
mendatangkan beberapa orang untuk memperolok, dan mengancam wasit baik
sebelum pertandingan dimulai ataupun ketika berlangsungnya pertandingan,
menggedor pintu ruang wasit dan yang parahnya lagi wasit sering kali diancam
didalam ruang ganti wasit. Hal itu dapat mempengaruhi kondisi psikologis dari
seorang wasit dalam memimpin pertandingan, dan akan berdampak pada kinerja
wasit dalam membuat keputusan dilapangan.
Keinginan untuk menerima atau tidak tawaran dari tim menimbulkan
konflil individu yang muncul dalam diri wasit itu sendiri karena adanya
pertentangan antara tujuan yang ingin dicapai wasit yaitu memimpin

pertandingan sesuai dengan peraturan permaianan tanpa membelah salah satu
tim, dengan kenyataan yang harus membantu salah satu tim dilapangan.

5

Dari hasil pengamatan peneliti terhadap wasit sebagian besaar kejadian
konflik seperti ini sering kali dilatar belakangi oleh banyak faktor antara lain
faktor ekonomi wasit yang berbeda-beda. Dimana setiap wasit mempunyai latar
belakang pekerjaan yang tidak sama, dan mempunyai kebutuhan ekonomi yang
berbeda, misalnya wasit yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS, TNI, Polri,
tidak sama kebutuhannya dengan wasit yang mempunyai pekerjaan pedagang dan
karyawan. Latar belakang tersebut sering kali mempengaruhi psikologis para
wasit dalam menghadapi tekanan yang ada. Misalnya ketika wasit dihadapkan
dengan iming-iming berupa hadiah tertentu yang menurut aturan sebagai wasit,
itu tidak diperbolehkan, tetapi disisi lain wasit juga membutuhkannya.
Masalah yang sering dihadapi wasit tersebut merupakan suatu konflik di
dalam diri wasit sendiri, meskipun konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa
dihadapkan dan bergelut dengan konflik di dalam diri sendiri, di dalam
kelompok, maupun di dalam suatu organisasi besar demikian halnya dengan

kehidupan sebagai wasit yang berperan penting di dalam suatu pertandingan
sepakbola. Sehingga dampak dari konflik tersebut mengakibatkan kinerja wasit
dalam memimpin pertandingan tidak sesuai dengan peraturan permainan, karena
adanya tekanan-tekanan dan kepentingan yang mempengaruhi keputusan wasit
dilapangan.
Sedangkan menurut Wijono (2010), jenis konflik dibedakan menjadi dua
yaitu konflik intrapersonal yang merupakan konflik antara individu dengan
dirinya sendiri dan konflik interpersonal yang merupakan konflik antara individu
dengan lingkungan dalam organisasi. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan
penelitiannya pada konflik intrapersonal sesuai dengan judul yang diangkat oleh
peneliti.
Konflik intrapersonal menurut Luthans (1981) konflik intraindividual
yaitu terjadi pada diri individu karena adanya pertentangan dalam tujuan yang
ingin dicapai (goal conflict) atau pertentangan dalam peran yang harus dijalani
(role conflict).

6

Menurut Wijono (2010) sebab-sebab konflik intrapersonal adalah konflik


yang timbul karena adanya suatu pertentangan antara perasaan-persaan senang
dan frustasi, gagal dan berhasil, berharap dan putus asa. Munculnya perasaan
tersebut karena adanya kepentingan atau kekuatan yang bergerak kearah tertentu
dalam waktu yang bersamaan.
Meskipun masalah tersebut tidaklah penting tetapi bagaimanapun juga hal
tersebut bisa mengganggu kinerja wasit dalam menjunjung sportifitas dan
keadilan apabila antara tujuan dan keinginan sama-sama menjadi penting untuk
segera dilakukan. Sikap wasit disinilah yang menentukan bagaimana sportifitas
dan keadilan bisa benar-benar dijunjung saat pertandingan, bagaimana pula
strategi coping wasit dalam mengahadapi fenomena konflik yang terjadi pada
dirinnya.
Cara penyelesaian konflik setiap wasit berbeda-beda, sehingga peneliti ingin
mengetahui bagaimana para perangkat pertandingan (wasit) dalam mengatasi
problemmatika yang dihadapi sekarang ini, salah satunya yaitu dengan Strategi
Coping terhadap wasit. Sehingga menurut Smet (1994), tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu agar tercipta keseimbangan ini mengurangi, atau
meminimalkan dampak kejadian yang menimbulkan stres khususnya didalam
lingkungan kerja dapat diistilahkan sebagai strategi coping.
Strategi Coping merupakan strategi untuk memenejemen tingkah laku
terhadap pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk
membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan coping
merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi,
dan tahan terhadap tuntutan (Lazarus, dalam Triantoro,2009).
Dari uraian latar belakang diatas, dimana adanya konflik intrapersonal dalam
diri wasit disebabkan oleh adanya tekanan dari pihak luar yang merupakan tim tuan
rumah ataupun tim lawan yang mempunyai kepentingan tertentu untuk
memenangkan timnya. Dengan adanya tekanan yang berupa iming-iming hadiah,
dan ancaman yang dapat mempengaruhi psikologis dari wasit itu sendiri, sehingga
akan dapat menggoda wasit untuk menerimanya dengan senang maupun tidak,
sehingga wasit akan terpengaruh dan akan pula kehilangan konsentrasi dalam

7

memimpin pertandingan. Sehingga dalam mengatasi konflik tersebut digunakanlah
strategi coping untuk mengatasi persoalan atau konflik yang dihadapi oleh wasit.

Berkaitan uraian dan fenomena yang dikemukakan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Strategi
Coping Wasit Nasional Dalam Menghadapi Konflik Intrapersonal”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
gambaran Strategi Coping Wasit Nasional Dalam Menghadapi Konflik
Intrapersonal.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi
Coping Wasit Nasional Dalam Menghadapi Konflik Intrapersonal

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
kemajuan ilmu pengetahuan psikologi, terutama dalam disiplin ilmu Psikologi
Industri dan Organisasi pada umumnya dan Psikologi klinis.
2. Secara Praktis
Hasil ini dapat menjadi bahan masukan bagi Bidang Komisi
Perwasitan Malang, dan wasit untuk mengembangkan kinerja wasit secara
optimal.

STRATEGI COPING WASIT NASIONAL DALAM MENGHADAPI
KONFLIK INTRAPERSONAL

SKRIPSI

Oleh :
JHONIE
06810059

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

STRATEGI COPING WASIT NASIONAL DALAM MENGHADAPI
KONFLIK INTRAPERSONAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

JHONIE
06810059

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Strategi Coping Wasit Nasional Dalam Menghadapi Konflik
Intrapersonal”. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Djudiyah, M.Si dan Zakarija A, S.Psi M.Si selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
3. Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi
pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Kedua orang tuaku yang tersayang, Ayahanda Heri dan Ibunda Sulastri yang telah
membesarkan dan menyekolahkan saya hingga akhir, dan selama ini tak hentihentinya selalu memberikan perhatian, petuah-petuah, bimbingan, semangat,
motivasi, doa, serta semua cinta kasihnya yang tulus pada saya. Saya tidak akan
pernah bisa membalas itu semua. Sekali lagi terima kasih banyak “BAPAK &
IBU”.
5. Pakde Bunali, Paklek Edi, Bulek Lika, Mas Epen, Mba idah, Mba Rous, Mas
Ikbal, Mas Rully dan Adikku Candra yang selama ini telah banyak membantuku
dalam segala hal mulai dari awal masuk bangku perkuliahan hingga akhir
menyelesaikan perkuliahan, terimakasih waktu yang telah diluangkan untuk ku,
terima kasih atas rasa kebersamaan yang sudah di berikan kepada ku, sekali lagi
terima kasih banyak semuanya.
6. Untuk adek-adek sepupu ku Edo, Resa, Rafi, Ella, Roni, Edvin, Vio, Bhekham,
Didin n Rehan yang selalu menemani ku dengan kelucuan, keceriaan dan
kepolosan kalian.

7. Untuk “Keindahan JE” yang telah banyak membantu, menemani, dan menghiburku
dari awal sampai akhir penyelesaian skripsi ini dan juga perhatiannya yang tulus
setiap hari yang diberikan tanpa mampu aku membalas itu semuanya.
8. Teman-teman terbaikku mulai dari awal masuk kuliah hingga akhir kuliah Wulan,
Dewi, Fifit, Nidiyah, Ritwan M, Lutfi, Tyo n Sauki yang telah banyak membantu,
menghiburku, dan selalu memberiku semangat. Semoga kita akan tetap menjadi
teman baik dan takkan terlupakan. Juga buat teman-teman Psikologi angkatan
2006, khususnya anak-anak Psikologi kelas B, terimakasih atas motivasinya
selama ini. Tetap kompak selalu dan terus menjalin silahturahmi dengan baik untuk
selamanya.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamuallaikum Wr. Wb

Malang, 22 Agustus 2011
Penulis,

Jhonie

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

i

INTISARI ...................................................................................................

iii

DAFTAR ISI...............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................

vi

DAFTAR DIAGRAM ................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

viii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Rumusan Masalah ................................................................

7

C. Tujuan Penelitian .................................................................

7

D. Manfaat Penelitian ...............................................................

7

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konflik
1. Definisi Konflik………………………………………..

8

2. Jenis Konflik…………………………………………...

8

3. Difinisi Konflik Intrapersonal………………………….

9

4. Bentuk-bentuk Konflik Intrapersonal………………….

10

5. Sebab-sebab terjadinya Konflik Intrapersonal…………

10

6. Tipe Konflik Intrapersonal……………………………..

13

7. Strategi mengelola Konflik Intrapersonal………………

13

8. Akibat terjadinya Konflik Intrapersonal………………..

15

B. Wasit
1. Pengertian Wasit……………………………………….

16

2. Kekuasaan dan Tugas Wasit…………………………...

17

3. Wewenang Wasit………………………………………

18

4. Keputusan Wasit……………………………………….

18

C. Strategi Coping
1. Definisi Coping………………………………………...

18

2. Fungsi dan jenis Coping………………………………..

19

3. Factor-faktor yang mempengaruhi Strategi Coping……

22

4. Proses terjadinya Coping……………………………….

23

D. Strategi Coping Wasit Dalam Menghadapi Konflik Intrapersonal 25
E. Kerangka Pemikiran .............................................................

27

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...........................................................

28

B. Batasan Istilah ......................................................................

29

C. Populasi dan Sampel ............................................................

30

D. Lokasi Penelitian ..................................................................

31

E. Metode Pengumpulan Data ..................................................

31

F. Prosedur Penelitian ...............................................................

33

G. Validitas dan Reliabilitas .....................................................

34

H. Metode Analisa Data ............................................................

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V

A. Deskripsi Data ......................................................................

39

B. Analisa Data Penelitian ........................................................

40

C. Pembahasan ..........................................................................

45

PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................

55

B. Saran .....................................................................................

56

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

57

LAMPIRAN ..............................................................................................

59

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Strategi Coping ..........................................................

33

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Item Strategi Coping ....................................

35

Tabel 3. Hasil Perhitungan Reliabilitas Strategi Coping ..........................

37

Tabel 4. Responden Berdasarkan Usia ......................................................

39

Tabel 5. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....................................

39

Tabel 6. Responden Berdasarkan Pendidikan ...........................................

40

Tabel 7. Responden Berdasarkan Lama Karir ...........................................

40

Tabel 8. Jumlah Respoden Berdasarkan Kecenderungan Strategi Coping

41

Tabel 9. Indikator Keseluruhan Responden Berdasarkan Strategi Coping

44

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.

Berdasarkan karakteristik usia .............................................

42

Diagram 2.

Berdasarkan karakteristik pekerjaan ...................................

43

Diagram 3.

Berdasarkan pekerjaan .........................................................

43

Diagram 4.

Berdasarkan lama karir.........................................................

44

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner untuk penelitian ............................................

59

Lampiran 2

Data penelitian ...............................................................

66

Lampiran 3

Hasil Validitas dan Reliabilitas......................................

67

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, M.G. (1999). Applied industrial/Organization psychology, Third Edition .
International Thomsan Publishing Company.
Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Pres
Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bird. Melville (1994). Families and Intimate relationships. United States of America
FIFA. (2010). Laws of the Game Peraturan Permainan 2010-2011.Jakarta : PSSI
Hellriegel, Slocum, and Woodman. (1998). Organization behaviour. Ohio : Southwestern college publishing.
Hodge, B.J & Anthony, W.P (1998). Organization theory. Massachussetts : Allyn
Bacon Inc.
Jawa Pos,(2011, 6 April) Bukti suap semakin kuat
Kerlinger, F. (2006). Azas-azas penelitian behavioral. Yogyakarta : Gajahmada
University Press.
Luthans, Fred. (1981). Organization behaviour. USA. MC Graw-Hill
Nimran, U. (2002). Manajemen konflik. Bandung : Majalah Sespim POLRI
SANYATA.
Ni Matuzahroh (2005). Problematika dan Strategi Coping Remaja Panti Asuhan.
Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.
Reksohadiprojo dan Handoko. (1994) Organisasi perusahaan : Teori Struktur dan
Perilaku. Yogyakarta : BPFE.
Robbins, Stephen P. (1995). Perilaku organisasi : konsep control versi, aplikasi. Jilid
I. Jakarta : Prenhallindo
Poerwanti, E.(1998) Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang : UMM Press.
Safaria, T, dan Saputr. N. E. (2009). Manajemen emosi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Singarimbun, M. Effendi, S.(1989) Metode penelitian survai. Jakarta : LP3ES.
Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta : PT Grasindo
Ubaydillah,
AN,
(2007).
Bahaya
konflik
diri.
Jakarta.
//www.opsikologi.com/epsi/artikel-detail. Asp ? id=323

http

:

Wijono, S (2010). Psikologi industri & organisasi. Jakarta : Prenada Media Group
Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan edisi revisi.
Malang : UMM Press.
Zein, A. (2009). Sepakbola Indonesia bermain dalam aturan. Jakarta : PSSI
http://www.warta warga.com